Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
LAPSUS-K1B123007-Novia Desi Deria.pptx
1. GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)
LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KASUS BESAR
JANUARI 2024
Oleh:
Novia Desi Deria / K1B123007
Pembimbing:
dr. Edy Husnul Mujahid, Sp. KJ
LABORATORIUM KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
2. IDENTITAS PASIEN
NAMA PASIEN : Tn. J
No. Status / No. registrasi : 07 XX XX
Masuk RS : 19 Januari 2024
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 09/07/1979
Usia : 44 Tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Muna
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Salesman Farmasi
Alamat : Kendari
Dokter yang Mengobati : dr. Edy Husnul Mujahid, Sp.KJ
3. A. Keluhan Utama
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan cemas sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain yang
dirasakan adalah rasa berdebar, pusing, dan perut yang kembung. Pasien merasa
gelisah dan kaki yang terasa dingin ketika memikirkan masalah yang dihadapinya.
Pasien baru pertama kali datang berobat ke poliklinik jiwa Rumah Sakit Jiwa Kota
Kendari. Saat merasa cemas, pasien merasa pusing berputar serta perut yang kembung
sehingga pasien berobat ke RSUD dan diberikan obat ranitidine dan betahistin. Masalah
lain seperti sulit tidur, sulit konsentrasi, mendengar bisikan ataupun melihat sesuatu
serta penurunan nafsu makan disangkal oleh pasien. Pasien mengaku mengisi waktu
kosongnya dengan beribadah.
Pasien mengaku cemas karena memikirkan masalah dengan temannya. Masalah
tersebut dikarenakan teman pasien membeli HP iPhone yang kredit menggunakan data
pasien. Setelah melakukan hal tersebut teman pasien menghilang yang mengakibatkan
segala cicilan HP tersebut dibayarkan oleh pasien.
Cemas, pusing, berdebar, dan perut kembung
1. Keluhan dan Gejala
4. C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
1. Penyakit medis : Riwayat sakit lambung (Ranitidin
dan betahistin)
2. Riwayat penggunaan NAPZA : Tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya :
Tidak ada.
Genogram
D. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke-5 dari 5 bersaudara.
Hubungan pasien dengan saudaranya baik.
Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Saat ini
pasien tinggal bersama orang tua adan 1 saudara
pasien. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga
tidak ada.
5. E. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat prenatal dan
perinatal
Pasien lahir di Kendari, 09 Juli 1979. Kehamilan cukup bulan, pasien
lahir normal dan dibantu oleh dukun bersalin, persalinan dilakukan di
rumah orang tua pasien, tidak ada penyulit dan cacat bawaan.
Riwayat masa kanak
awal (usia 1-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya, pasien
tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Perkembangan pada usia 1-3 tahun dimulai dari
merangkak, berjalan, hingga berbicara semua dalam batas normal.
Tidak terdapat riwayat kejang demam dan trauma pada usia ini
Riwayat masa kanak
pertengahan (usia 4-11
tahun)
Pada periode ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan saudara-
saudara kandungnya. Pada usia 6 tahun dia masuk Sekolah Dasar
(SD). Sewaktu sekolah pasien selalu naik kelas dan prestasi di
sekolah biasa-biasa saja. Tidak ada kejadian traumatik pada masa ini.
Riwayat masa kanak
akhir remeja (usia 11-18
tahun)
Pada masa ini pasien telah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dengan baik. Tidak
ada kejadian traumatik pada masa ini.
6. F. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat masa dewasa • Riwayat Pendidikan: Pasien menyelesaikan pendidikannya sampai
jenjang Sekolah Menengah Atas. Namun pada masa ini karena
keadaan ekonomi pasien tidak dapat melanjutkan pendidikan ke
tahap selanjutnya yaitu kuliah
• Riwayat Pekerjaan: Salesman Farmasi
• Riwayat Pernikahan: Belum menikah
• Riwayat Kehidupan Spiritual: Berdasarkan anamnesis kepada
pasien didapatkan bahwa pasien rajin beribadah sholat 5 waktu.
• Riwayat hukum: Tidak ada
Riwayat kehidupan
sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama orangtua dan satu saudaranya.
Presepsi pasien tentang
diri dan kehidupannya
Pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan mengetahui faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya dan membutuhkan pengobatan
untuk kesembuhannya
7. II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• Penampilan umum :
Laki-laki tampak sesuai dengan usianya, perawakan tubuh pendek
dan agak kurus, kulit berwarna sawo matang, menggunakan baju kaos
berwarna hijau, menggunakan celana panjang jeans, serta menggunakan
alas kaki. Perawatan diri nampak baik .
• Kesadaran : Compos Mentis
• Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien duduk di hadapan pemeriksa
dengan tenang dan menjawab baik selama wawancara berlangsung.
• Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa
• Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif
A. Deskripsi Umum :
8. 1. Mood : Eutimia
2. Ekspresi afektif : Cemas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat diraba
rasakan
B. Keadaan Afektif
(Mood),perasaan, dan Empati
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum,
dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikan
2. Orientasi (waktu, tempat, dan orang):
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat :
a. Panjang : Baik
b. Sedang : Baik
c. Pendek : Baik
4. Daya konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri :
Baik
D. Gangguan Presepsi :
1. Halusinasi : Tidak Ada
2. Ilusi : Tidak Ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
9. 1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada
3. Pengendalian Impuls : Baik
E. Proses Berpikir F. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma sosial : Baik
2. Uji daya nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Baik
4. Tilikan : Derajat 6, Pasien sadar bahwa
dirinya sedang sakit, mengetahui faktor
yang berhubungan dengan penyakitnya
dan memiliki motivasi untuk mencapai
perbaikan.
G. Taraf Dapat Dipercaya
Pasien dapat dipercaya
10. II. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS
Antropometri
TB : 159 cm
BB : 61 kg
IMT : 22.1 kg/m2 (Normal)
Suhu : 36,7 °C
Pernapasan : 21x/menit
Nadi : 89 x/menit
TD : 132/87 mmHg
A. Status Internus B. Status Neurologis
• GCS : E4M6V5
• Refleks fisiologis dbn
• Refleks patologis
tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Fisik-biologis : Tidak
dilakukan
• Psikometri : Tidak
dilakukan
11. IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Laki-laki, 44 tahun, keluhan cemas sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan lain yang
dirasakan adalah rasa berdebar, pusing, dan perut yang kembung. Pasien merasa
gelisah dan kaki yang sering dingin ketika memikirkan masalah yang dihadapinya.
Saat merasa cemas, pasien merasa pusing berputar dan perut yang kembung
sehingga pasien berobat ke RSUD dan diberikan obat ranitidine dan betahistin.
Masalah lain seperti sulit tidur, sulit konsentrasi, mendengar bisikan ataupun melihat
sesuatu serta penurunan nafsu makan disangkal oleh pasien. Pasien mengaku
mengisi waktu kosongnya dengan beribadah. Pasien mengaku cemas karena
memikirkan masalah dengan temannya. Masalah tersebut dikarenakan teman
pasien membeli HP iPhone yang kredit menggunakan data pasien. Setelah
melakukan hal tersebut teman pasien menghilang yang mengakibatkan segala
cicilan HP tersebut dibayarkan oleh pasien.
12. IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran compos mentis, tenang,
pembicaraan spontan, kooperatif, mood eutimia, afek cemas, keserasian serasi,
empati dapat diraba rasakan. Tidak ada gangguan fungsi intelektual dan proses
berpikir. Tidak ditemukan adanya halusinasi, ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi.
Nilai tilikan pasien adalah derajat 6 karena pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit
dan mengetahui faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak
menerapkan dalam perilaku praktisnya. Taraf dapat dipercaya adalah pasien dapat
dipercaya
13. V. EVALUSASI MULTIAKSIAL
Berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan status mental ditemukan tanda dan
gejala yang secara klinis bermakna berupa cemas dimana hal ini menyebabkan timbulnya suatu
distress (penderitaan) dan disability (hendaya) sehingga pasien dapat digolongkan mengalami
Gangguan Jiwa.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental tidak ditemukan adanya
hendaya berat dalam menilai realitas sehingga pasien ini digolongkan dalam Gangguan Jiwa
Non Psikotik.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didapatkan riwayat penyakit fisik
ataupun sistemik yang bermakna sebelumnya serta tidak didapatkan riwayat penggunaan
NAPZA sehingga kemungkinan gangguan ini disebabkan oleh Penyalahgunaan NAPZA dapat
disingkirkan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status mental. Pada pasien ditemukan
tanda-tanda adanya rasa cemas dan gelisah, ketegangan motorik seperti sakit kepala berputar
dan hiperaktivitas otonom seperti jantung berdebar-debar sehingga pasien ini dikatakan
mengalami gangguan anxietas. Keluhan ini tidak dirasakan terus-menerus dan tidak memenuhi
kriteria pedoman diagnostik gangguan cemas menyeluruh, gangguan campuran anxietas-
depresi, gangguan anxietas campuran dan gangguan anxietas lainnya sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita Gangguan Anxietas YTT (F.41.9).
14. V. EVALUSASI MULTIAKSIAL
2. Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas
3. Aksis III : Masalah system pencernaan (dyspepsia)
4. Aksis IV : Faktor stressor : teman pasien
5. Aksis V : GAF Scale saat ini 90-81 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi secara umum masih baik).
VI. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, namun diduga
terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga membutuhkan
psikofarmaka
2. Psikologik : Terdapat gangguan dengan tingkat kecemasan dan depresi pada
pasien sehingga membutuhkan psikoterapi
3. Sosiologik : Ditemukan adanya faktor stressor psikososial dari teman pasien
sehingga membutuhkan sosioterapi .
15. VII. PROGNOSIS
• Kemauan pasien untuk sembuh
dan berobat
• Pasien sadar bahwa dirinya sakit
• Tidak ada riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga
• Pasien memiliki BPJS untuk
pembiayaan kesehatan
• Tilikan baik
Faktor pendukung
Faktor penghambat
• Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang gangguan jiwa
• Faktor stressor yang masih berlanjut
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad
bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad
bonam
16. VIII. DIAGNOSIS BANDING
• Gangguan panik (anxietas
paroksismal episodik) (F41.0)
• Gangguan cemas menyeluruh
(F41.1)
• Gangguan campuran anxietas dan
depresi (F41.2
IX. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka
Amitriptilin 1x25 mg
Clofritis 1x10 mg
b.Psikoterapi
• Memberikan dukungan kepada pasien dan
membantu dalam memahami penyakitnya.
Memberi penjelasan mengenai
penyakitnya, manfaat pengobatan, cara
pengobatan, efek samping yang mungkin
dapat timbul selama pengobatan.
• Meminta pasien untuk meminum obat
secara teratur
c. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarga pasien tentang keadaan
pasien agar dapat memberikan dukungan
sosial sehingga tercipta lingkungan kondusif
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Fisik-biologis : Tidak dilakukan
pemeriksaan
b. Psikometri : Tidak dilakukan
pemeriksaan
17. XI. DISKUSI/PEMBAHASAN
Gangguan anxietas merupakan perasaan kekhawatiran yang tidak jelas,
berkaitan dengan respon emosional terhadap sesuatu. Anxiety (cemas)
merupakan ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, tidak matang, dan
kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan
dan tekanan kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan, seperti perasaan tidak enak, perasaan kacau, was-was dan
ditandai dengan istilah kekhawatiran keprihatinan, dan rasa takut yang kadang
dialami dalam tingkat dan situasi yang berbeda-beda
18. XI. DISKUSI/PEMBAHASAN
Pada pasien tersebut ditemukan gejala-gejala anxietas namun tidak memenuhi
untuk gangguan cemas menyeluruh, gangguan campuran anxietas-depresi,
gangguan anxietas campuran, dan gangguan anxietas lainnya maka diagnosis
pasien menurut PPDGJ III digolongkan sebagai Gangguan Anxietas YTT
(F41.9)
19. XI. DISKUSI/PEMBAHASAN
• farmakoterapi dapat diberikan golongan Benzodiazepin yang merupakan
pilihan obat pertama
• Jenis obat-obat golongan benzodiazepine ini adalah diazepam, prazepam,
lorazepam, klobazam, bromazepam, oksazolam, alprazolam
• Obat lain yang diberikan pada pasien tersebut adalah amitriptyline.
Amitriptyline berada dalam klasifikasi obat antidepresan trisiklik (TCA)
20. Penatalaksanaan
TERAPI
Amitriptyline Clofritis (Clobazam)
Golongan : Antidepressan
Cara kerja : menghalangi pengambilan
kembali neurotransmiter serotonin dan
norepinefrin
Dosis : 25 mg per hari sebelum tidur
Golongan : Benzodiazepin
Cara kerja : cara mengikat situs
spesifik pada reseptor GABA
Dosis : 1 x 10 mg per hari
21. 2. Psikoterapi
• Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan)
pasien terhadap stres. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan
pengendalian diri dan memberikan motivasi hidup.
• Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga untuk
mendukung kesembuhan pasien dengan mengawasi pasien untuk minum obat
teratur.
• Psikoterapi rekonstruktif bertujuan membangun kembali kepercayaan diri pasien,
menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki semangat hidup dan
keinginan kuat untuk melihat anak pasien bahagia. Menolak semua pikiran negatif.
3. Edukasi
Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien,
jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira,
kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor. Berdiskusi terhadap pentingnya
pasien untuk minum obat teratur dan kontrol lagi.