SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
DETEKSI DINI MASALAH
KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS
mhGAP Intervention Guide WHO
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Pembelajaran Umum :
– Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu
melakukan deteksi dini kasus gangguan jiwa yang lazim
ditemui.
• Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
– Menjelaskan pentingnya deteksi dini gangguan jiwa dan
pendekatan strategis untuk mendeteksi gangguan jiwa
– Melakukan pemeriksaan awal untuk mendeteksi adanya
gangguan jiwa
– Melakukan tindakan selanjutnya setelah terdeteksi adanya
gangguan jiwa
Topik Bahasan
1. Prinsip umum layanan kesehatan jiwa
2. Pengenalan deteksi dini masalah kesehatan
jiwa
3. Cara melakukan deteksi dini dan tindak lanjut
I. Prinsip Umum Layanan Keswa
1. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
(carers)
2. Pemeriksaan (assessment)
3. Tatalaksana dan monitoring
4. Penggerakan dan penyediaan dukungan
sosial
5. Perlindungan terhadap hak asasi
6. Perhatikan kesehatan secara umum
1. Komunikasi dengan pasien dan keluarga/carers
• Komunikasi jelas, empatik
• Bersikap ramah, menghargai, tidak menghakimi.
• Memberi perhatian sepenuhnya.
• Berikan respons terhadap keterbukaan informasi dari pasien
yang bersifat pribadi dan sulit diungkapkan dengan sensitif
dan sesuai.
• Berikan informasi tentang status kesehatannya dalam bahasa
yang mereka pahami. Tanyakan pemahaman orang tersebut
terhadap kondisinya.
2. Penilaian/pemeriksaan (assessment)
• Riwayat medis, riwayat keluhan saat ini, riwayat
dahulu, dan riwayat keluarga yang relevan.
• Lakukan penilaian fisik umum.
• Nilai, tatalaksana atau rujuk, yang untuk semua kondisi
medis yang menyertai.
• Nilai problem psikososial, masa lalu dan yang saat ini
terjadi
3. Tatalaksana dan Monitoring
• Jelaskan pentingnya terapi, serta kesiapan pasien dan
keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan.
• Jelaskan tujuan terapi dan buat rencana terapi dengan
menghargai pilihan mereka dalam terapi
• Pikirkan rencana untuk keberlanjutan terapi dan
lakukan pemantauan melalui komunikasi.
• Informasikan lama terapi yang diharapkan,
kemungkinan efek samping dari intervensi, pilihan
tatalaksana alternatif lainnya, pentingnya kepatuhan
terhadap terapi, dan kemungkinan prognosis.
Lanjutan tatalaksana dan monitoring
• Jawab pertanyaan dan kekhawatiran tentang terapi,
komunikasikan harapan yang realistik, misalnya untuk
fungsi yang lebih baik dan pemulihan.
• Monitor hasil terapi, interaksi obat, efek samping
• Fasilitasi rujukan ke spesialis, bila tersedia dan
dibutuhkan.
• Usahakan untuk menghubungkan orang tersebut ke
dukungan masyarakat, bila ada
• Dalam pemantauan, nilai kembali pemahaman pasien
terhadap penyakitnya, terapi, dan kepatuhan terhadap
terapi, koreksi jika ada kesalahpahaman.
Lanjutan tatalaksana dan monitoring
• Ajarkan kepada pasien dan keluarga untuk memantau
gejala-gejala dan terangkan kapan mereka harus mencari
bantuan secepatnya.
• Catat aspek penting interaksi pasien dengan keluarga
maupun orang lain.
• Gunakan sumber daya di keluarga dan masyarakat untuk
pasien yang tidak patuh terhadap terapi.
• Pemantauan lebih sering dilakukan untuk ibu hamil dan
menyusui, serta pada orang dengan usia lanjut
• Pastikan bahwa mereka diberikan tatalaksana secara
menyeluruh, fisik dan jiwa.
4. Penggerakan dan Penyediaan Dukungan Sosial
• Libatkan keluarga atau pelaku rawat lainnya dalam
melakukan perawatan.
• Dorong keterlibatan keluarga dalam kelompok
swabantu dan dukungan keluarga, bila tersedia.
• Identifikasi dan gerakkan sumber daya sosial dan
dukungan sosial yang mungkin di area lokal
5. Perlindungan terhadap hak asasi
• Berikan layanan dengan menghargai martabat, sensitif,
sesuai dengan kultur, bebas dari diskriminasi.
• Beri perhatian khusus pada isu kerahasiaan dan privasi
• Pastikan pasien memahami tatalaksana yang diusulkan
dan memberikan persetujuan terhadap tatalaksana
tersebut.
• Libatkan anak-anak dan remaja dalam pengambilan
keputusan sesuai kapasitas perkembangan mereka,
beri mereka kesempatan untuk mendiskusikan secara
pribadi hal-hal yang menjadi kekhawatiran.
6. Perhatikan kesehatan secara umum
• Beri saran tentang aktivitas fisik dan pemeliharaan berat
badan yang sehat.
• Dorong penghentian penggunaan tembakau dan zat lainnya.
• Edukasi tentang bahaya penggunaan alkohol.
• Sediakan pendidikan tentang perilaku berisiko lainnya
(contoh: seks bebas).
• Adakan pemeriksaan kesehatan fisik secara reguler.
• Persiapkan orang dengan perubahan perkembangan hidup,
seperti pubertas /menopause, berikan dukungan yang
diperlukan.
• Diskusikan perencanaan untuk hamil dan metode
kontrasepsi dengan perempuan di usia reproduksi.
Gangguan Jiwa
APAKAH GANGGUAN JIWA
MERUPAKAN MASALAH
KESEHATAN MASYRAKAT?
YA
• Prevalensi tinggi
• Beban besar
• Saling mempengaruhi
dengan penyakit fisik
Riskesdas 2013
• Gangguan jiwa
berat (psikosis/
skizofrenia) 1.7
per mil
• Gangguan mental
emosional
(depresi &
anxietas) 6%
• TB paru 0.4%
• Pneumonia 4.5%
• Asma 4.5%
• DM 1.5%
• Hipertiroid 0.4%
• Kanker 1.4 permil
• Malaria 6%
II. Pengenalan Deteksi Dini
Masalah Kesehatan Jiwa
• Deteksi Dini:
– tahap awal dari rangkaian proses penatalaksanaan
penyakit/gangguan
– langkah sebelum dilakukannya proses diagnosis
– menjamin terlaksananya pengobatan atau
penatalaksanaan penyakit sedini mungkin sehingga
mencegah terjadinya konsekuensi yang lebih buruk,
seperti bertambah parahnya penyakit, terjadinya
penyulit dan kecacatan.
– Idealnya setiap pasien yang datang dilakukan pendekatan
dengan prinsip holistik, baik fisik maupun jiwa.
Kelompok Pasien Berisiko Tinggi
• Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan
penapisan/pemeriksaan psikiatrik pada seluruh pasien, maka
perhatian terutama harus ditujukan kepada beberapa
kelompok pasien yang berisiko tinggi, yaitu:
1. Pasien dengan penyakit fisik kronis (infeksi & non-infeksi)
2. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada
hubungannya dengan masalah kejiwaan (keluhan fisik
timbul/memberat jika ada masalah psikis)
3. Keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti, gangguan
fisik/kelainan organik (-)
4. Pasien yang mengalami pengalaman hidup yang ekstrem
(trauma psikologis, stress yang berat, kehilangan)
5. Pasien dengan disabilitas
Catatan:
• Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter dapat
dilakukan juga oleh perawat, bahkan deteksi dapat
dilakukan oleh kader kesehatan jiwa.
• Sedangkan diagnosis medik, intervensi farmakologis,
rujukan dilakukan oleh dokter.
• Intervensi psikososial dapat dilakukan oleh dokter
dan/atau perawat.
III. Cara Melakukan Deteksi Dini
dan Tindak Lanjut
• Biasanya deteksi dapat dilakukan oleh awam, kader
kesehatan/kesehatan jiwa, perawat dan dokter.
Bedanya, setelah terdeteksi dokter dapat langsung
melanjutkan ke proses pemeriksaan dan diagnosis.
• Untuk memudahkan mengingat, dapat digunakan
Tabel Utama mhGAP-IG yang menyediakan informasi
tentang presentasi yang umum dari beberapa
gangguan jiwa.
• Merasa murung, mudah sedih
• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan
• Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan
fisik lain yang berkepanjangan
• Gangguan tidur
DEPRESI
•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya
MENYAKITI
DIRI/USAHA
BUNUH DIRI
• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan
• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain seperti
pusing, mual
ANSIETAS
• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham)
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi)
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
mudah tersinggung)
PSIKOSIS
MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS UNTUK PENAPISAN
STRATEGINYA:
SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS
PADA
PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
KENDALA UNTUK PEMERIKSAAN
PSIKIATRIK DI KLINIK/PUSKESMAS:
• JUMLAH PASIEN BANYAK
• WAKTU DAN TENAGA TERBATAS
Diagram Alur Pemeriksaan Masalah Keswa di Poli Umum
Keluhan Utama
KU Fisik KU Mental-Emosional
KU Fisik Murni KU Fisik Terindikasi ME
• Keluhan Psikosomatik
• Hipertensi
• Rheumatoid Arthtritis
• Tirotoksikosis
• Ulkus Peptikum
• Kolitis Ulserativa
• Asma Bronkial
• Neurodermatitis
Keluhan berhubungan
dengan perasaan,
pikiran & perilaku:
• Gangguan tidur
• Gangguan perilaku
• Gangguan emosi
• Gangguan pikiran
Pemeriksaan Fisik
• Diagnosis Banding
• DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Status Mental
• Pemeriksaan Fisik
• Keluhan fisik
banyak dan
berganti-ganti
• Penyakit kronis
(infeksi dan non-
infeksi)
• Pengalaman hidup
yang ekstrem
• Disabilitas
SKRINING
MASTER
CHART
Pertanyaan Penyaring
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau
rasa senang terhadap hal-hal yang dulunya
dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya
berkurang atau lelah sepanjang waktu?
Perasaan apa yang paling banyak Bapak/Ibu rasakan selama
dua minggu terakhir, apakah senang/gembira, sedih,
cemas/kawatir, takut, atau marah?
Jembatan/Peralihan
• Untuk membuat perpindahan topik
lebih halus. Terutama perpindahan ke
topik yang sangat berbeda dari
sebelumnya.
– Misalnya:
• Setelah mendiskusikan masalah fisik dan
hendak beralih memeriksa status mental
• Untuk mengintroduksi topik yang
sensitif
Contoh Jembatan/Peralihan
• Sekarang saya perlu memeriksa apa yang dialami dan
perasaan ibu/bapak/saudara. Bagaimana perasaan
ibu/bapak/saudara selama dua minggu terakhir?
• Apakah keluhan-keluhan yang baru kita bicarakan
tadi berhubungan dengan kondisi perasaan
ibu/bapak/saudara? Bagaimana …….
• Pada banyak orang, keluhan-keluhan seperti yang
ibu/bapak/saudara alami ini terkait erat dengan
suasana pikiran dan perasaan. Bagaimana ……
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?
CEMAS/KAWATIR/WAS-WAS
Proses diagnosis untuk Gangguan Cemas
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan
Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang
terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau lelah
sepanjang waktu?
Pertanyaan 1: SEDIH/MURUNG
ATAU
2 dari 3 pertanyaan penyaring positif
Proses diagnosis untuk Gangguan Depresi
Diagnosis Gangguan Jiwa – ICD 10 PC
1. F00# Gangguan Mental Organik
Demensia (F00#)
Delirium (F05)
2. F10# Gangguan Penggunaan
NAPZA
Gangguan penggunaan alkohol (F10)
Gangguan penggunaan zat (F11#)
Gangguan penggunaan tembakau
(F17.1)
3. F20# Skizofrenia dan Gangguan
Psikotik Kronik Lain
4. F23 Gangguan Psikotik Akut
5. F31 Gangguan Bipolar
6. F32# Gangguan Depresi
7. F40# Gangguan Neurotik (ansietas)
Gangguan fobik (F40), Gangguan panik
(F41.0), Gangguan ansietas menyeluruh
(F41.1), Gangguan campuran ansietas &
depresi ( F41.2), Gangguan obsesif
kompulsif (F42), Gangguan penyesuaian
(F43.2), Gangguan somatoform ( F45)
8. F70 Retardasi Mental
9. F80-90# Gangguan kesehatan jiwa
anak dan remaja
Gangguan perkembangan pervasif
(F84), Gangguan hiperkinetik (F90)
10. G40# Epilepsi
Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes Primer
• Gangguan psikotik (kompetensi 3A)
• Gangguan campuran ansietas dan depresi
(kompetensi 3A)
• Insomnia (kompetensi 4 A)
• Demensia (kompetensi 3 A)
Tindak Lanjut
• Setelah terdeteksi kemungkinan adanya masalah
kesehatan jiwa, maka selanjutnya dilakukan proses
diagnosis melalui wawancara psikiatrik dan
pemeriksaan lain, mengacu pada kriteria diagnostik
dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) atau
International Classification of Diseases (ICD) untuk
masing-masing penyakit/gangguan jiwa.
TERIMA KASIH
Albert Maramis
Email : almarams@indo.net.id
amaramis@indosat.net.id
HP : 08158959009
BB : 2A6FB7B2

More Related Content

What's hot

KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia LanjutKB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia LanjutUwes Chaeruman
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )Lutfi Imansari
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasJoni Iswanto
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
Woc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayantiWoc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayantititis trijayanti
 
Gangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminGangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminwidyawira3
 
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaMengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaLautan Jiwa
 
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryKp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryAhmad Muhtar
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaJoni Iswanto
 
Presentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialPresentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialfrangky hilala
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontikTumiur Sormin
 

What's hot (20)

bullying.ppt
bullying.pptbullying.ppt
bullying.ppt
 
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia LanjutKB 3 Perawatan Paliatif  Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
KB 3 Perawatan Paliatif Pada Anak dan Pasien Usia Lanjut
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Woc stroke
Woc strokeWoc stroke
Woc stroke
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietas
 
makalah Askep lansia
makalah Askep lansiamakalah Askep lansia
makalah Askep lansia
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Woc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayantiWoc cardiac arrest titis trijayanti
Woc cardiac arrest titis trijayanti
 
Kekerasan anak
Kekerasan anakKekerasan anak
Kekerasan anak
 
Gangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelaminGangguan identitas jenis kelamin
Gangguan identitas jenis kelamin
 
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan JiwaMengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
Mengenal Lebih Dalam Masalah dan Gangguan Jiwa
 
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatryKp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
Kp 3.1.40 consultation liaison psychiatry
 
Askep waham
Askep wahamAskep waham
Askep waham
 
terapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwaterapi gangguan jiwa
terapi gangguan jiwa
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Presentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosialPresentation isolasi sosial
Presentation isolasi sosial
 
Keperawatan gerontik
Keperawatan gerontikKeperawatan gerontik
Keperawatan gerontik
 

Similar to DETEKSI DINI

Perawatan paliatif 123456789123456789123
Perawatan paliatif 123456789123456789123Perawatan paliatif 123456789123456789123
Perawatan paliatif 123456789123456789123ssuser9df8d0
 
PERAWATAN PALIATIF Oleh Purwaningsih
PERAWATAN PALIATIF Oleh PurwaningsihPERAWATAN PALIATIF Oleh Purwaningsih
PERAWATAN PALIATIF Oleh PurwaningsihDnr Creatives
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjangnurrahman
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxtsabitamumtaza
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologisdhina wida
 
Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt
Kegawat daruratan-Psikiatrik.pptKegawat daruratan-Psikiatrik.ppt
Kegawat daruratan-Psikiatrik.pptakhmadrizkysubki
 
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.pptIsiptabalongFebruari
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Idayu Buntoro
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)effarahman
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifVicky Thio
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptSuharnoUsman1
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptSuharnoUsman1
 
Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021dedysuryairawan
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxFadhliKusuma
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Febri Budianto
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)Uwes Chaeruman
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptxvania717081
 

Similar to DETEKSI DINI (20)

Perawatan paliatif 123456789123456789123
Perawatan paliatif 123456789123456789123Perawatan paliatif 123456789123456789123
Perawatan paliatif 123456789123456789123
 
PERAWATAN PALIATIF Oleh Purwaningsih
PERAWATAN PALIATIF Oleh PurwaningsihPERAWATAN PALIATIF Oleh Purwaningsih
PERAWATAN PALIATIF Oleh Purwaningsih
 
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmasUjang Nurrahman Ilmu kesmas
Ujang Nurrahman Ilmu kesmas
 
perdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptxperdokhi-yan fitri.pptx
perdokhi-yan fitri.pptx
 
05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis05 pengkajian fisik&psikologis
05 pengkajian fisik&psikologis
 
Perawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHAPerawatan paliatif pada ODHA
Perawatan paliatif pada ODHA
 
ABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.pptABAT HIV AIDS.ppt
ABAT HIV AIDS.ppt
 
Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt
Kegawat daruratan-Psikiatrik.pptKegawat daruratan-Psikiatrik.ppt
Kegawat daruratan-Psikiatrik.ppt
 
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt
(8). Kegawatdaruratan Psikiatrik.ppt
 
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)Abat(repro napza-porno-hiv aids)
Abat(repro napza-porno-hiv aids)
 
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
MENTAL DISORDER (KECELARUAN MENTAL)
 
pp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptxpp jiwa puskesmas.pptx
pp jiwa puskesmas.pptx
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021Antropologi, sehat sakit 2021
Antropologi, sehat sakit 2021
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
Psikologi Lintas Budaya "Budaya dan kesehatan"
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
 
380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx380314071-Geriatri-ppt.pptx
380314071-Geriatri-ppt.pptx
 

DETEKSI DINI

  • 1. DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN JIWA DI PUSKESMAS mhGAP Intervention Guide WHO
  • 2. Tujuan Pembelajaran • Tujuan Pembelajaran Umum : – Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu melakukan deteksi dini kasus gangguan jiwa yang lazim ditemui. • Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu: – Menjelaskan pentingnya deteksi dini gangguan jiwa dan pendekatan strategis untuk mendeteksi gangguan jiwa – Melakukan pemeriksaan awal untuk mendeteksi adanya gangguan jiwa – Melakukan tindakan selanjutnya setelah terdeteksi adanya gangguan jiwa
  • 3. Topik Bahasan 1. Prinsip umum layanan kesehatan jiwa 2. Pengenalan deteksi dini masalah kesehatan jiwa 3. Cara melakukan deteksi dini dan tindak lanjut
  • 4.
  • 5. I. Prinsip Umum Layanan Keswa 1. Komunikasi dengan pasien dan keluarga (carers) 2. Pemeriksaan (assessment) 3. Tatalaksana dan monitoring 4. Penggerakan dan penyediaan dukungan sosial 5. Perlindungan terhadap hak asasi 6. Perhatikan kesehatan secara umum
  • 6. 1. Komunikasi dengan pasien dan keluarga/carers • Komunikasi jelas, empatik • Bersikap ramah, menghargai, tidak menghakimi. • Memberi perhatian sepenuhnya. • Berikan respons terhadap keterbukaan informasi dari pasien yang bersifat pribadi dan sulit diungkapkan dengan sensitif dan sesuai. • Berikan informasi tentang status kesehatannya dalam bahasa yang mereka pahami. Tanyakan pemahaman orang tersebut terhadap kondisinya.
  • 7. 2. Penilaian/pemeriksaan (assessment) • Riwayat medis, riwayat keluhan saat ini, riwayat dahulu, dan riwayat keluarga yang relevan. • Lakukan penilaian fisik umum. • Nilai, tatalaksana atau rujuk, yang untuk semua kondisi medis yang menyertai. • Nilai problem psikososial, masa lalu dan yang saat ini terjadi
  • 8. 3. Tatalaksana dan Monitoring • Jelaskan pentingnya terapi, serta kesiapan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan. • Jelaskan tujuan terapi dan buat rencana terapi dengan menghargai pilihan mereka dalam terapi • Pikirkan rencana untuk keberlanjutan terapi dan lakukan pemantauan melalui komunikasi. • Informasikan lama terapi yang diharapkan, kemungkinan efek samping dari intervensi, pilihan tatalaksana alternatif lainnya, pentingnya kepatuhan terhadap terapi, dan kemungkinan prognosis.
  • 9. Lanjutan tatalaksana dan monitoring • Jawab pertanyaan dan kekhawatiran tentang terapi, komunikasikan harapan yang realistik, misalnya untuk fungsi yang lebih baik dan pemulihan. • Monitor hasil terapi, interaksi obat, efek samping • Fasilitasi rujukan ke spesialis, bila tersedia dan dibutuhkan. • Usahakan untuk menghubungkan orang tersebut ke dukungan masyarakat, bila ada • Dalam pemantauan, nilai kembali pemahaman pasien terhadap penyakitnya, terapi, dan kepatuhan terhadap terapi, koreksi jika ada kesalahpahaman.
  • 10. Lanjutan tatalaksana dan monitoring • Ajarkan kepada pasien dan keluarga untuk memantau gejala-gejala dan terangkan kapan mereka harus mencari bantuan secepatnya. • Catat aspek penting interaksi pasien dengan keluarga maupun orang lain. • Gunakan sumber daya di keluarga dan masyarakat untuk pasien yang tidak patuh terhadap terapi. • Pemantauan lebih sering dilakukan untuk ibu hamil dan menyusui, serta pada orang dengan usia lanjut • Pastikan bahwa mereka diberikan tatalaksana secara menyeluruh, fisik dan jiwa.
  • 11. 4. Penggerakan dan Penyediaan Dukungan Sosial • Libatkan keluarga atau pelaku rawat lainnya dalam melakukan perawatan. • Dorong keterlibatan keluarga dalam kelompok swabantu dan dukungan keluarga, bila tersedia. • Identifikasi dan gerakkan sumber daya sosial dan dukungan sosial yang mungkin di area lokal
  • 12. 5. Perlindungan terhadap hak asasi • Berikan layanan dengan menghargai martabat, sensitif, sesuai dengan kultur, bebas dari diskriminasi. • Beri perhatian khusus pada isu kerahasiaan dan privasi • Pastikan pasien memahami tatalaksana yang diusulkan dan memberikan persetujuan terhadap tatalaksana tersebut. • Libatkan anak-anak dan remaja dalam pengambilan keputusan sesuai kapasitas perkembangan mereka, beri mereka kesempatan untuk mendiskusikan secara pribadi hal-hal yang menjadi kekhawatiran.
  • 13. 6. Perhatikan kesehatan secara umum • Beri saran tentang aktivitas fisik dan pemeliharaan berat badan yang sehat. • Dorong penghentian penggunaan tembakau dan zat lainnya. • Edukasi tentang bahaya penggunaan alkohol. • Sediakan pendidikan tentang perilaku berisiko lainnya (contoh: seks bebas). • Adakan pemeriksaan kesehatan fisik secara reguler. • Persiapkan orang dengan perubahan perkembangan hidup, seperti pubertas /menopause, berikan dukungan yang diperlukan. • Diskusikan perencanaan untuk hamil dan metode kontrasepsi dengan perempuan di usia reproduksi.
  • 14. Gangguan Jiwa APAKAH GANGGUAN JIWA MERUPAKAN MASALAH KESEHATAN MASYRAKAT? YA • Prevalensi tinggi • Beban besar • Saling mempengaruhi dengan penyakit fisik
  • 15. Riskesdas 2013 • Gangguan jiwa berat (psikosis/ skizofrenia) 1.7 per mil • Gangguan mental emosional (depresi & anxietas) 6% • TB paru 0.4% • Pneumonia 4.5% • Asma 4.5% • DM 1.5% • Hipertiroid 0.4% • Kanker 1.4 permil • Malaria 6%
  • 16. II. Pengenalan Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa • Deteksi Dini: – tahap awal dari rangkaian proses penatalaksanaan penyakit/gangguan – langkah sebelum dilakukannya proses diagnosis – menjamin terlaksananya pengobatan atau penatalaksanaan penyakit sedini mungkin sehingga mencegah terjadinya konsekuensi yang lebih buruk, seperti bertambah parahnya penyakit, terjadinya penyulit dan kecacatan. – Idealnya setiap pasien yang datang dilakukan pendekatan dengan prinsip holistik, baik fisik maupun jiwa.
  • 17. Kelompok Pasien Berisiko Tinggi • Apabila tidak memungkinkan untuk melakukan penapisan/pemeriksaan psikiatrik pada seluruh pasien, maka perhatian terutama harus ditujukan kepada beberapa kelompok pasien yang berisiko tinggi, yaitu: 1. Pasien dengan penyakit fisik kronis (infeksi & non-infeksi) 2. Pasien dengan keluhan fisik yang diduga ada hubungannya dengan masalah kejiwaan (keluhan fisik timbul/memberat jika ada masalah psikis) 3. Keluhan fisik beraneka ragam/berganti-ganti, gangguan fisik/kelainan organik (-) 4. Pasien yang mengalami pengalaman hidup yang ekstrem (trauma psikologis, stress yang berat, kehilangan) 5. Pasien dengan disabilitas
  • 18. Catatan: • Penapisan/deteksi dini selain oleh dokter dapat dilakukan juga oleh perawat, bahkan deteksi dapat dilakukan oleh kader kesehatan jiwa. • Sedangkan diagnosis medik, intervensi farmakologis, rujukan dilakukan oleh dokter. • Intervensi psikososial dapat dilakukan oleh dokter dan/atau perawat.
  • 19. III. Cara Melakukan Deteksi Dini dan Tindak Lanjut • Biasanya deteksi dapat dilakukan oleh awam, kader kesehatan/kesehatan jiwa, perawat dan dokter. Bedanya, setelah terdeteksi dokter dapat langsung melanjutkan ke proses pemeriksaan dan diagnosis. • Untuk memudahkan mengingat, dapat digunakan Tabel Utama mhGAP-IG yang menyediakan informasi tentang presentasi yang umum dari beberapa gangguan jiwa.
  • 20. • Merasa murung, mudah sedih • Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan • Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan fisik lain yang berkepanjangan • Gangguan tidur DEPRESI •Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya MENYAKITI DIRI/USAHA BUNUH DIRI • Merasa kuatir atau takut yang berlebihan • Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang • Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain seperti pusing, mual ANSIETAS • Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal (merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang membicarakan dirinya) – (waham) • Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi) • Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara, mudah tersinggung) PSIKOSIS MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS UNTUK PENAPISAN
  • 21. STRATEGINYA: SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS PADA PASIEN DENGAN KONDISI YANG MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI KENDALA UNTUK PEMERIKSAAN PSIKIATRIK DI KLINIK/PUSKESMAS: • JUMLAH PASIEN BANYAK • WAKTU DAN TENAGA TERBATAS
  • 22. Diagram Alur Pemeriksaan Masalah Keswa di Poli Umum Keluhan Utama KU Fisik KU Mental-Emosional KU Fisik Murni KU Fisik Terindikasi ME • Keluhan Psikosomatik • Hipertensi • Rheumatoid Arthtritis • Tirotoksikosis • Ulkus Peptikum • Kolitis Ulserativa • Asma Bronkial • Neurodermatitis Keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran & perilaku: • Gangguan tidur • Gangguan perilaku • Gangguan emosi • Gangguan pikiran Pemeriksaan Fisik • Diagnosis Banding • DIAGNOSIS • Pemeriksaan Status Mental • Pemeriksaan Fisik • Keluhan fisik banyak dan berganti-ganti • Penyakit kronis (infeksi dan non- infeksi) • Pengalaman hidup yang ekstrem • Disabilitas SKRINING MASTER CHART
  • 23. Pertanyaan Penyaring 1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan Bapak/Ibu? 2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati? 3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau lelah sepanjang waktu? Perasaan apa yang paling banyak Bapak/Ibu rasakan selama dua minggu terakhir, apakah senang/gembira, sedih, cemas/kawatir, takut, atau marah?
  • 24. Jembatan/Peralihan • Untuk membuat perpindahan topik lebih halus. Terutama perpindahan ke topik yang sangat berbeda dari sebelumnya. – Misalnya: • Setelah mendiskusikan masalah fisik dan hendak beralih memeriksa status mental • Untuk mengintroduksi topik yang sensitif
  • 25. Contoh Jembatan/Peralihan • Sekarang saya perlu memeriksa apa yang dialami dan perasaan ibu/bapak/saudara. Bagaimana perasaan ibu/bapak/saudara selama dua minggu terakhir? • Apakah keluhan-keluhan yang baru kita bicarakan tadi berhubungan dengan kondisi perasaan ibu/bapak/saudara? Bagaimana ……. • Pada banyak orang, keluhan-keluhan seperti yang ibu/bapak/saudara alami ini terkait erat dengan suasana pikiran dan perasaan. Bagaimana ……
  • 26. 1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan Bapak/Ibu? CEMAS/KAWATIR/WAS-WAS Proses diagnosis untuk Gangguan Cemas
  • 27. 1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan Bapak/Ibu? 2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati? 3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau lelah sepanjang waktu? Pertanyaan 1: SEDIH/MURUNG ATAU 2 dari 3 pertanyaan penyaring positif Proses diagnosis untuk Gangguan Depresi
  • 28. Diagnosis Gangguan Jiwa – ICD 10 PC 1. F00# Gangguan Mental Organik Demensia (F00#) Delirium (F05) 2. F10# Gangguan Penggunaan NAPZA Gangguan penggunaan alkohol (F10) Gangguan penggunaan zat (F11#) Gangguan penggunaan tembakau (F17.1) 3. F20# Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Kronik Lain 4. F23 Gangguan Psikotik Akut 5. F31 Gangguan Bipolar 6. F32# Gangguan Depresi 7. F40# Gangguan Neurotik (ansietas) Gangguan fobik (F40), Gangguan panik (F41.0), Gangguan ansietas menyeluruh (F41.1), Gangguan campuran ansietas & depresi ( F41.2), Gangguan obsesif kompulsif (F42), Gangguan penyesuaian (F43.2), Gangguan somatoform ( F45) 8. F70 Retardasi Mental 9. F80-90# Gangguan kesehatan jiwa anak dan remaja Gangguan perkembangan pervasif (F84), Gangguan hiperkinetik (F90) 10. G40# Epilepsi
  • 29. Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes Primer • Gangguan psikotik (kompetensi 3A) • Gangguan campuran ansietas dan depresi (kompetensi 3A) • Insomnia (kompetensi 4 A) • Demensia (kompetensi 3 A)
  • 30. Tindak Lanjut • Setelah terdeteksi kemungkinan adanya masalah kesehatan jiwa, maka selanjutnya dilakukan proses diagnosis melalui wawancara psikiatrik dan pemeriksaan lain, mengacu pada kriteria diagnostik dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) atau International Classification of Diseases (ICD) untuk masing-masing penyakit/gangguan jiwa.
  • 31. TERIMA KASIH Albert Maramis Email : almarams@indo.net.id amaramis@indosat.net.id HP : 08158959009 BB : 2A6FB7B2

Editor's Notes

  1. Skrining dilakukan terhadap pasien yang termasuk dalam kelompok berisiko. Master Chart digunakan sebagai pengingat