1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Peran ilmu sejarah peradaban kedokteran islamaufia w
Ilmu Farmasi adalah ilmu yang menyatukan materi biologi dan kimia dalam penyajian, pembuatan, penyimpanan obat-obatan. Dalam pelajaran yang menyatukan biologi dan kimia yang merupakan ilmu yang menguak kekuasaan Allah, dengan rahasia-rahasia yang tak dapat dicakup dalam jangkauan pikiran manusia.
Pelajaran Sejarah Peradaan Kedokteran Islam (SPKI) disini berperan bagi mahasiswi farmasi untuk memberikan dasar-dasar pemikiran atas kekuasaan Allah dengan menguak sejarah-sejarah lampau , berdasarkan kontribusi umat islam yang juga memiliki peran penting pada ilmu farmasi ini, utamanya ilmu farmasi umat islam menjadi perintis berdirinya ilmu farmasi.
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Setiap tumbuhan yang memiliki warna disebabkan karena tumbuhan itu mengandung pigmen warna didalamnya sehingga tumbuhan-tumbuhan memiliki perbedaan warna yang beragam karena adanya pigmen yang beragam. Dalam satu tumbuhan bunga ataupun daunnya pun tidak dipastikan hanya memiliki satu jenis pigmen warna, dalam satu jenis tumbuhan dapat diperkirakan terdiri dari beberapa komponen pigmen berwarna.
Untuk menganalisis secara kualitatif komponen pigmen apa saja yang terdapat dalam tumbuhan kita dapat menguunakan metode kromatografi kertas yang cukup mudah sehingga kita juga dapat mengisolasi komponen-komponen pigmen dalam suatu bagian tumbuhan yang diinginkan. Dengan konsep yang tidak berbeda dengan pemisahan zat pewarna pada spidol seperti yang telah kita lakukan dipraktikum sebelumnya.
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
Pada kesempatan praktilkum kali ini telah dapat dilakukan pemisahan pigmen warna pada bunga kamboja, daun kamboja, buinga kertas dan daun bunga kertas menggunakan kromatografi kertas, pada bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu kuinon dengan Rf 0,16 dan xanthofil dengan Rf 0,83, pada daun bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu karotenoid dengan Rf 0,5 dan klorophil A dnegan Rf 0,45.
Pada bunga kertas didapatkan tiga komponen warna yaitu antosianin dengan Rf 0,13, xanthofil dengan Rf 0,73 dan klorophil A dengan Rf 0,98. Dan pada daun bunga kertas didapatkan dua komponen pigmen yaitu xanthofil dengan Rf 0,45 dan klorophil A dengan Rf 0,96.
Pengujian obat-batuk-dengan-spektrofotometer-uv-visaufia w
PENGUJIAN OBAT BATUK DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
RIZA AMALIA
RIZQI FAJRI
ROHMAH MADYA
WAFA AUFIA
YULIAN CATUR
YULISA RARASDWI
Untuk menentukan kadar parasetamol pada obat influenza dalam obat konvensional procold menggunakan spektrofotometri Uv-Vis dengan perbandingan 5 konsentrasi larutan standar yaitu 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm.
Digunakan 5 konsentrasi untuk membentuk kurva kalibrasi sehingga dapat diketahui kadar larutan obat konvensional lewat perbandingan tersebut.
Pengenceran larutan standart
Digunakan 2 panjang gelombang maksimum pada praktikum kali ini, yaitu λ 305,8 nm dan λ 257 nm.
Pada λ 305,8 nm
1ppm -0,018 procold 0,007
2ppm -0.013
3ppm -0,012
4ppm 0,003
5ppm - 0,006
Pada λ 257 nm
1ppm 0,242
2ppm 0,354
3ppm 0,452
4ppm 0,565
5ppm 0,691
procold 2,741
Faktor kesalahan
Larutan standar terlalu pekat, karena dibuat larutan standar 300 ppm
300 ppm = 30 mg/ 100 ml (0,03g)
= 300 mg / 1000 ml
3 ppm = 0,3 mg/ 100 ml (0,0003 g)
= 3 mg/1000 ml
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh (FI ed.IV hal 1 6).
Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau mengandung tidak lebih dari dua molekul hidrat, tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 87,4 % teofilin anhidrat.
Amiofilin adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit pernafasan seperti asma, bronkitis, emfisema dan penyakit paru-paru kronis. Selain itu amnofilin termasuk obat golongan bronkodilator dengan mekanisme kerja membuka saluran pernafasan di dalam paru-paru, sehingga udara dapat mengalir dengan lancar.
RANCANGAN FORMULA
Suppositoria mengandung :
Aminofilin 500 mg / 3 g suppositoria
PEG (Basis Suppositoria) 1000 (75%) dan PEG 4000 (25%)
2. Basis suppositoria (PEG)
Pemerian: serbuk hablur putih, bau manis yang samar/sedikit.
Titik lebur: 56 - 610C
Titik beku: 4 – 8 0C
Fungsi: Pengikat tablet; lubrikan
Kelarutan: Larut dalam air, aseton, diklorometana, etanol dan metanol. Agak sukar larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter. Tidak larut dalam lemak, fixed oil, dan minyak mineral. Semua PEG dapat bercampur dengan polietilen glikol (setelah dipanaskan, jika diperlukan). Polietilen glikol yang cair larut dalam aseton, alkohol, benzene, gliserin dan glikol. Polietilen glikol yang wujudnya padat larut dalam aseton, diklorometan, etanol (95%).
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimedaufia w
L- Asam Askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi Asam L- Dehidro askorbat.
L- Asam Askorbat dan asam L- Dehidroaskorbat masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C
Asam L- Dehirdoaskorbat bersifat sangat labil dan dapat mengalami perubahan menjadi L-Diketogulonat.
L-Diketogulonat yang terbentuk sudah tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi
ISOMER OPTIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Isomer optik = senyawa yang memilki atom C asimetrik dengan sifat fisika kimia yang sama namun berbeda pada kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi atau berbeda rotasi optiknya dengan sudut pemutaran yang sama
Perbedaan ini mengakibatkan aktivitas biologi yang berbeda karena interaksi dengan reseptor berbeda
STRUKTUR KIMIA VITAMIN C
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. 1
PERCOBAAN II
PENENTUAN KANDUNGAN KLORIDA
MENGGUNAKAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat larutan standar AgNO3 dengan tepat
2. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi larutan standar AgNO3
3. Mahasiswa dapat menentukan kandungan klorida dengan titrasi
argentometri
II. Dasar Teori
Titrasi Argentometri termasuk dari analisis Volumetri yang dikenal
titrasi pengendapan yaitu metode analisa yang didasarkan pada reaksi
yang menghasilkan senyawa ionik dengan kelarutan rendah,
merupakan teknik analisis tertua dalam sejarah analisis kimiadengan
menggunakan perak nitrat (AgNO3) sebagai reagen pengendap, yang
digunakan untuk analisis halogen, anion-anion mirip halogen (SCN-,
CN-, CNO-), merkaptan, asam lemak dan beberapa anion anorganik
divalen (Didik,dkk.,2009)
Titrasi Argentometri memilik empat metode yaitu (Eka,dkk.,2014):
1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)
Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3
dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator, titrasi mohr dari
klorida dengan ion perak yang dalam hal ini ion kromat digunakan
sebagai indikator yang kemerah-merahan dianggap sebagai titik
akhir titrasi (anonim), titrasi mohr terbatas pada larutan-larutan
dengan harga pH 6-10
2. Metode Volhard (penentu zat warna yang mudah larut)
2. 2
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br- dan I- dengan
penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah
Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menetralkan kadar garam perak
dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih.
3. Metode K.Fajans (indikator Absorbsi)
Titrasi argentometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada
cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang
digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah
indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut anion
yang diendapkan oleh Ag+
4. Metode turbiditas/ metode liebig (memperkeruh larutan)
Munculnya kekeruhan larutan ini dapat digunakan untuk menandai
akhir dari suatu reaksi seperti pada penentuan sianida, pada metode
ini suatu larutan NaCl dititrasi dengan larutan perak nitrat atau
sebaliknya, pada kondisi tertentu indikator tidak perlu
ditambahkankarena munculnya kekeruhan yang disebabakan oleh
penambahan sejumlah kecil larutan tertentu ke dalam larutan lain
yang dapat menandai titik akhir titrasi.
Perak adalah logam putih dapat ditempa dan liat. Rapatnya tinggi (10,5
g ml-1) dan ia melebur pada 960,5oC ia tak larut dalam asam
klorida,asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Perak
nitrat mudah larut dalam air, perak asetat, perak nitrit, dan perak sulfat
kurang larut, sedang semua senyawa-senyawa perak lainnya praktis
tidak larut. Tetapi kompleks-kompleks perak, larut (Didik,dkk.,2009)
III. Alat
1. Pipet tetes
2. Gelas arloji
3. Gelas piala 100 ml
4. Gelas piala 250 ml
5. Labu takar 100ml
3. 3
6. Corong
7. Statif dan Klem
8. Spatula
9. Botol semprot
10. Botol gelap
IV. Bahan
1. AgNO3
2. NaCl
3. Larutan K2CrO7 0,1 M
4. Sampel garam dapur
5. Akuades
V. Prosedur Kerja
Pembuatan larutan standar AgNO3 0,1 N
1700 mg AgNO3
Dilarutkan dengan ± 25
ml H2O
Ditera hingga 100 ml
H2O
Larutan AgNO3 0,1 N
4. 4
Standarisasi larutan AgNO3 0,1 N
87,75 mg NaCl
Dilarutkan dengan 25 ml
H2O
Ditambah 2 ml indikator
K2CrO7 0,1 M
Dititrasi dengan larutan
AgNO3
Endapan kuning (akhir
titrasi)
5. 5
Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur
100 mg sampel garam
Dilarutkan dengan 25 ml
H2O
Ditambah 2 ml indikator
K2CrO7 0,1 M
Dititrasi dengan larutan
AgNO3
Endapan kuning (akhir
titrasi)
6. 6
VI. Data Pengamatan
Pembuatan larutan standar AgNO3 0,1 N
Massa kristal AgNO3 : 1700 mg
Volume larutan : 100 ml
Standarisasi larutan AgNO3 0,1 N
m NaCl V H2O V K2CrO20,1 M V AgNO3 Pengamatan
87,75 mg 25 ml 2 ml 6 ml Endapan Putih
87,75 mg 25 ml 2 ml 4,5 ml Endapan Putih
87,75 mg 25 ml 2 ml 3,2 ml Endapan Putih
Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur
m Sampel V H2O V K2CrO20,1 M V AgNO3 Pengamatan
100 mg 25 ml 2 ml 19,5 ml Endapan Merah
100 mg 25 ml 2 ml 18 ml Endapan Putih
100 mg 25 ml 2 ml 15,9 ml Endapan Putih
VII. Analisis data
Pembuatan larutan standar AgNO3 0,1 N
Konsentrasi larutan AgNO3 : 0,1 N
Volume larutan : 100 ml
Grek AgNO3 = 0,1 N × 100 ml = 10 mgrek
Mol AgNO3 = 10 mmol
Massa AgNO3 =
170 ×0,1N
1000 100⁄
= 10 mgrek
1,7 g × 1000 = 1700
Jadi massa AgNO3 yang harus ditimbang adalah 1700 mg
7. 7
Data pengamatan yang diperoleh adalah
Massa kristal AgNO3 : 1700 mg
Volume larutan : 100 ml
Mol AgNO3 = 0,1 𝑁
Maka konsentrasi secara teoritis adalah 0,1 N
Standarisasi larutan AgNO3 0,1 N
Reaksi : AgNO3+ NaCl AgCl ↓ putih + NaNO3
2 AgNO3+ K2CrO7 Ag2CrO4 ↓kuning + 2KNO4
Saat titik kesetaraan gram ekuivalen AgNO3 ≈ gram ekuivalen NaCl
Titrasi 1
m NaCl : 87,75 mg
V AgNO3 : 6 ml = 0,006 L
BM NaCl : 23+35= 58
Mol NaCl =
0,877𝑔
58𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,015 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek NaCl = 0,015 mmol × 1mgrek/mmol = 0,015 mgrek
grek NaCl ≈ grek AgNO3
BM AgNO3= 108 + 14 + (16×3) = 170
m AgNO3 =
MNaCl × VNaCl
𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
𝑚 𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
0,877 g× 0,025 l
0,006 𝑙
= 3,654 𝑔
Mol AgNO3=
3,654𝑔
170𝑔 /𝑚𝑜𝑙
= 0,021 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek AgNO3 = 0,021 mmol × 1mgrek/mmol = 0,021 mgrek
N AgNO3 =
0,021 𝑚𝑚𝑜𝑙
0,025 𝑙
= 0,85 𝑁
9. 9
Penentuan kandungan klorida dalam garam dapur
Reaksi : AgNO3+ NaCl AgCl ↓ putih + NaNO3
2 AgNO3+ K2CrO7 Ag2CrO4 ↓kuning + 2KNO4
Saat titik kesetaraan gram ekuivalen AgNO3 ≈ gram ekuivalen NaCl
Titrasi 1
m garam : 100 mg / 1 g
V AgNO3 : 19,5 ml = 0,019 L
BM NaCl : 23+35= 58
Mol NaCl =
1𝑔
58𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,017 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek NaCl = 0,017 mmol × 1mgrek/mmol = 0,017 mgrek
grek NaCl ≈ grek AgNO3
BM AgNO3= 108 + 14 + (16×3) = 170
𝑚 𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
1 g× 0,025 l
0,019 𝑙
= 1,315 𝑔
Mol AgNO3=
1,315𝑔
170𝑔 /𝑚𝑜𝑙
= 0,007 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek AgNO3 = 0,007 mmol × 1mgrek/mmol = 0,007 mgrek
Titrasi 2
m garam : 100 mg / 1 g
V AgNO3 : 18 ml = 0,018 L
BM NaCl : 23+35= 58
Mol NaCl =
1𝑔
58𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,017 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek NaCl = 0,017 mmol × 1mgrek/mmol = 0,017 mgrek
grek NaCl ≈ grek AgNO3
BM AgNO3= 108 + 14 + (16×3) = 170
𝑚 𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
1 g× 0,025 l
0,018 𝑙
= 1,389 𝑔
Mol AgNO3=
1,389𝑔
170𝑔 /𝑚𝑜𝑙
= 0,008 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek AgNO3 = 0,008 mmol × 1mgrek/mmol = 0,008 mgrek
10. 10
Titrasi 3
m garam : 100 mg / 1 g
V AgNO3 : 15,9 ml = 0,016 l
BM NaCl : 23+35= 58
Mol NaCl =
1𝑔
58𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,017 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek NaCl = 0,017 mmol × 1mgrek/mmol = 0,017 mgrek
grek NaCl ≈ grek AgNO3
BM AgNO3= 108 + 14 + (16×3) = 170
𝑚 𝐴𝑔𝑁𝑂3 =
1 g× 0,025 l
0,016 𝑙
= 1,562 𝑔
Mol AgNO3=
1,562𝑔
170𝑔 /𝑚𝑜𝑙
= 0,009 𝑚𝑚𝑜𝑙
Grek AgNO3 = 0,009 mmol × 1mgrek/mmol = 0,009 mgrek
Kadar klorida dalam garam dapur:
NaCl =
100
1000
× 0,017 = 0,0017 × 58 = 0,0986 𝑔
𝑏
𝑣
% =
0,0986
0,025
× 100% = 3,944%
VIII. Pembahasan
Dalam titrasi pengendapan (argentometri) didasarkan pada
penggunaan larutan baku yaitu perak nitrat (AgNO3). Zat yang
ditentukan bereaksi dengan indikator akan membentuk senyawa yang
sukar larut dalam air, sehingga kesepakatan zat yang ditentukan
berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan
itu diamati dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator K2CrO7.
Sebagai indikator digunakan K2CrO7 yang dengan ion perak akan
membentuk endapan putih kekuningan dalam keadaan akhir titrasipada
percobaan yang telah dilakukan menggunakan metode Mohr dalam
menentukan tercapainya titik ekivalen, dengan pengikatan Cl- oleh Ag+
memebentuk AgCl dengan persamaan reaksi Ag+ + Cl- AgCl yang
akan membentuk endapan merah maka pada titrasi pertama garam
11. 11
dapur dengan AgNO3 19,5 ml yang membuktikan telah terikatnya Cl-
oleh Ag+ sedangkan pada hasil endapan putih karena rekasi yang
sesuai dengan NO3 yang ada dengan persamaan rekasi AgNO3+ NaCl
AgCl ↓ putih + NaNO3 = 2 AgNO3+ K2CrO7 Ag2CrO4
↓kuning + 2KNO4.
Pada standarisasi AgNO3 dengan menggunakan NaCl dapat
diperoleh normalitas AgNO3 sebesar 1,273 N dengan volume AgNO3
6ml pada titrasi pertama 4,5 ml pada titrasi kedua dan 3,2 ml pada
titrasi ketiga dengan adanya endapan putih pada hasil akhir titrasi
dapat membuktikan adanya pengikatan ion dan reaksi yang terjadi.
Namun pada penentuan kadar asam kurangnya ketelitian dalam
penitrasian garam dapur pada titrasi pertama, dengan berangsurnya
aliran AgNO3 secara cepat dan tidak perlahan maka didapatkan hasil
akhir titrasi dengan endapan berwarna merah bata karena konsentrasi
yang terlalu tinggi dengan tereaksi 19,5 ml AgNO3 pada larutan garam
dapur sedangkan pada hasil kedua dan ketiga dihasilkan endapan putih
dengan 18 ml pada titrasi kedua dan 15,9 ml pada titrasi ketiga,
endapan putih ini membuktikan kestabilan reaksi dan konsentrasi pada
titik akhir titrasi, dengan titrasi argentometri yang telah praktikan
lakukan saat berlangsungnya praktikum dipeloreh kandungan klorida
pada garam dapur 3,94 %.
IX. Kesimpulan
1. Larutan standar AgNO3 0,1 N dapat dibuat dengan menimbang
1700 mg dilarutkan dalam 100 ml air
2. Konsentrasi larutan standar AgNO3 yang telah distandarisasi
dengan larutan standar NaCl adalah 1,273 N
3. Kandungan klorida dalam sampel garam dapur yang ditentukan
dengan titrasi argentometri adalah 3,944%
12. 12
Daftar Pustaka
Noviana,Eka.,Ilma,Masfufatul.,Afria,Nina.,2014 Titrasi Argentometri dengan cara
Mohr, jurnal kimia analitik 02, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah,Jakarta.
Fatih,Ahmad,2008, Kamus Lengkap Kimia,Panji Pustaka,Yogyakarta
Setyo,Didi.,Hastuti,Rum.,Gunawan.,2009,Buku Ajar Analisis Kuantitatif ,
Universitas Diponegoro,Semarang.
Maryani,2012,Modul Menerapkan Dasar-Dasar Kerja di Laboratorium Resep
dan Kimia,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gontor putri 1, 15 mei 2015
Disetujui oleh
Dosen Pengampu,
(Himyatul Hidayah,S.Si,Apt)
Diperiksa oleh
Asisten,
( )
Dibuat oleh
Praktikan,
(Wafa Aufia)