Dokumen ini membahas tentang problematika lingkungan sosial dan budaya yang dihadapi masyarakat. Lingkungan sosial terdiri atas pranata seperti kekerabatan, ekonomi, pendidikan, agama, dan kekuasaan, sedangkan masalah-masalah sosial dapat timbul dari faktor ekonomi, biologis, psikologis, dan budaya seperti kemiskinan, penyakit, bunuh diri, dan perceraian.
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi dalam ruang (spasial) yang memengaruhi kehidupan manusia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Peran ilmu sejarah peradaban kedokteran islamaufia w
Ilmu Farmasi adalah ilmu yang menyatukan materi biologi dan kimia dalam penyajian, pembuatan, penyimpanan obat-obatan. Dalam pelajaran yang menyatukan biologi dan kimia yang merupakan ilmu yang menguak kekuasaan Allah, dengan rahasia-rahasia yang tak dapat dicakup dalam jangkauan pikiran manusia.
Pelajaran Sejarah Peradaan Kedokteran Islam (SPKI) disini berperan bagi mahasiswi farmasi untuk memberikan dasar-dasar pemikiran atas kekuasaan Allah dengan menguak sejarah-sejarah lampau , berdasarkan kontribusi umat islam yang juga memiliki peran penting pada ilmu farmasi ini, utamanya ilmu farmasi umat islam menjadi perintis berdirinya ilmu farmasi.
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Setiap tumbuhan yang memiliki warna disebabkan karena tumbuhan itu mengandung pigmen warna didalamnya sehingga tumbuhan-tumbuhan memiliki perbedaan warna yang beragam karena adanya pigmen yang beragam. Dalam satu tumbuhan bunga ataupun daunnya pun tidak dipastikan hanya memiliki satu jenis pigmen warna, dalam satu jenis tumbuhan dapat diperkirakan terdiri dari beberapa komponen pigmen berwarna.
Untuk menganalisis secara kualitatif komponen pigmen apa saja yang terdapat dalam tumbuhan kita dapat menguunakan metode kromatografi kertas yang cukup mudah sehingga kita juga dapat mengisolasi komponen-komponen pigmen dalam suatu bagian tumbuhan yang diinginkan. Dengan konsep yang tidak berbeda dengan pemisahan zat pewarna pada spidol seperti yang telah kita lakukan dipraktikum sebelumnya.
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
Pada kesempatan praktilkum kali ini telah dapat dilakukan pemisahan pigmen warna pada bunga kamboja, daun kamboja, buinga kertas dan daun bunga kertas menggunakan kromatografi kertas, pada bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu kuinon dengan Rf 0,16 dan xanthofil dengan Rf 0,83, pada daun bunga kamboja didapatkan dua komponen pigmen yaitu karotenoid dengan Rf 0,5 dan klorophil A dnegan Rf 0,45.
Pada bunga kertas didapatkan tiga komponen warna yaitu antosianin dengan Rf 0,13, xanthofil dengan Rf 0,73 dan klorophil A dengan Rf 0,98. Dan pada daun bunga kertas didapatkan dua komponen pigmen yaitu xanthofil dengan Rf 0,45 dan klorophil A dengan Rf 0,96.
Pengujian obat-batuk-dengan-spektrofotometer-uv-visaufia w
PENGUJIAN OBAT BATUK DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
RIZA AMALIA
RIZQI FAJRI
ROHMAH MADYA
WAFA AUFIA
YULIAN CATUR
YULISA RARASDWI
Untuk menentukan kadar parasetamol pada obat influenza dalam obat konvensional procold menggunakan spektrofotometri Uv-Vis dengan perbandingan 5 konsentrasi larutan standar yaitu 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm.
Digunakan 5 konsentrasi untuk membentuk kurva kalibrasi sehingga dapat diketahui kadar larutan obat konvensional lewat perbandingan tersebut.
Pengenceran larutan standart
Digunakan 2 panjang gelombang maksimum pada praktikum kali ini, yaitu λ 305,8 nm dan λ 257 nm.
Pada λ 305,8 nm
1ppm -0,018 procold 0,007
2ppm -0.013
3ppm -0,012
4ppm 0,003
5ppm - 0,006
Pada λ 257 nm
1ppm 0,242
2ppm 0,354
3ppm 0,452
4ppm 0,565
5ppm 0,691
procold 2,741
Faktor kesalahan
Larutan standar terlalu pekat, karena dibuat larutan standar 300 ppm
300 ppm = 30 mg/ 100 ml (0,03g)
= 300 mg / 1000 ml
3 ppm = 0,3 mg/ 100 ml (0,0003 g)
= 3 mg/1000 ml
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh (FI ed.IV hal 1 6).
Aminofilin adalah senyawa anhidrat atau mengandung tidak lebih dari dua molekul hidrat, tidak kurang dari 84,0% dan tidak lebih dari 87,4 % teofilin anhidrat.
Amiofilin adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit pernafasan seperti asma, bronkitis, emfisema dan penyakit paru-paru kronis. Selain itu amnofilin termasuk obat golongan bronkodilator dengan mekanisme kerja membuka saluran pernafasan di dalam paru-paru, sehingga udara dapat mengalir dengan lancar.
RANCANGAN FORMULA
Suppositoria mengandung :
Aminofilin 500 mg / 3 g suppositoria
PEG (Basis Suppositoria) 1000 (75%) dan PEG 4000 (25%)
2. Basis suppositoria (PEG)
Pemerian: serbuk hablur putih, bau manis yang samar/sedikit.
Titik lebur: 56 - 610C
Titik beku: 4 – 8 0C
Fungsi: Pengikat tablet; lubrikan
Kelarutan: Larut dalam air, aseton, diklorometana, etanol dan metanol. Agak sukar larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter. Tidak larut dalam lemak, fixed oil, dan minyak mineral. Semua PEG dapat bercampur dengan polietilen glikol (setelah dipanaskan, jika diperlukan). Polietilen glikol yang cair larut dalam aseton, alkohol, benzene, gliserin dan glikol. Polietilen glikol yang wujudnya padat larut dalam aseton, diklorometan, etanol (95%).
Hubungan struktur-struktur-kimia-dan-aktivitas-biologi-kimedaufia w
L- Asam Askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi Asam L- Dehidro askorbat.
L- Asam Askorbat dan asam L- Dehidroaskorbat masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C
Asam L- Dehirdoaskorbat bersifat sangat labil dan dapat mengalami perubahan menjadi L-Diketogulonat.
L-Diketogulonat yang terbentuk sudah tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi
ISOMER OPTIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Isomer optik = senyawa yang memilki atom C asimetrik dengan sifat fisika kimia yang sama namun berbeda pada kemampuan memutar bidang cahaya terpolarisasi atau berbeda rotasi optiknya dengan sudut pemutaran yang sama
Perbedaan ini mengakibatkan aktivitas biologi yang berbeda karena interaksi dengan reseptor berbeda
STRUKTUR KIMIA VITAMIN C
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Ilmu Sosial dan Budaya
PROBLEMATIKA
LINGKUNGAN SOSIAL
BUDAYA YANG DIHADAPI
MASYARAKAT
Oleh Kelompok 6
Rahmah Madya Ayu Fitriani
Wafa Aufia
Yulian Catur Rini
Yulisa Raras Dewi
Zainab Az Zahra
2. A. PENDAHULUAN
Manusia mendapatkan unsur-unsur yang
diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan.
Makin tinggi kebudayaan manusia, makin
beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin
besar jumlah kebutuhan hidupnya berarti
makin besar perhatian manusia terhadap
lingkungannya.
Perhatian dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan makin meningkat pada zaman
teknologi maju. Masa ini manusia mengubah
lingkungan hidup alami menjadi lingkungan
hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam
makin meningkat untuk memenuhi bahan
dasar industri. Sebaliknya hasil industri
berupa asap dan limbah mulai menurunkan
3. B. PEMBAHASAN
1. Lingkungan Hidup Manusia
Dalam lingkungan alamnya,
manusia hidup dalam sebuah
ekosistem yakni suatu unit atau
satuan fungsional dari mahluk-mahluk
hidup dengan lingkungannya. Dalam
ekosistem terdapat komponen biotik
dan abiotik.
4. Komponen biotik merupakan faktor lingkungan
yang mempengaruhi mahluk-mahluk hidup :
1) Tanah, yang merupakan tempat tumbuh bagi
tumbuh-tumbuhan dan tempat tinggal bagi
manusia dan hewan-hewan.
2) Udara, oksigennya diperlukan untuk bernafas,
gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan
untuk proses fotosintesis.
3) Air, baik sebagai tempat tinggal mahluk-mahluk
hidup yang tinggal di dalam air, maupun air yang
berbentuk sebagai uap yang menentukan
kelembapan dari udara, yang besar
pengaruhnya bagi mahluk hidup yang tinggal di
darat.
4) Cahaya, terutama cahaya matahari.
5) Suhu atau temperatur, tiap mahluk hidup
mempunyai batas-batas pada suhu dimana
mereka dapat tetap hidup.
5. komponen biotik diantaranya :
1) Produsen, kelompok inilah yang
merupakan mahluk hidup yang dapat
menghasilkan makanan dari zat-zat
anorganik, umumnya proses
fotosintesis.
2) Konsumen, merupakan kelompok
mahluk hidup yang menggunakan atau
makan zat-zat organik atau makanan
yang dibuat oleh produsen.
3) Pengurai, mahluk hidup atau organisme
yang menguraikan sisa-sisa atau
mahluk hidup yang sudah mati.
6. Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-
faktor yang berhubungan dengan lingkungan
hidup manusia adalah sebagai berikut:
1) Rantai makanan, yakni siklus makananantara
produsen, konsumen, dan pengurai baik di
darat, laut, maupun udara.
2) Habitat, di mana setiap jenis mahluk hidup
memiliki tempat hidup tertentu, dan keadaan
tertentu.
3) Populasi, menurut batasan dalam ekologi
populasi adalah jumlah seluruh individu dari
jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau
daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu.
4) Komunitas, semua populasi dari semua jenis
mahluk hidup yang saling berinteraksi di suatu
daerah.
5) Biosfer, komunitas bersama-sama dengan
faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk
7. II. Pranata dalam Lingkungan
Sosial
Pranata adalah suatu sistem norma khusus
yang menata rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi keperluan yang
khusus dalam kehidupan masyarakat. Sistem
norma khusus adalah sistem aturan khusus.
Pranata sendiri dalam bahasa inggris disebut
institution yang berarti adat kebiasaan. Adat
kebiasaan ini bersifat khusus karena adat
kebiasaan yang ada dalam satu masyarakat
belum tentu ada di masyarakat yang lain.
Misalnya adat kebiasaan masyarakat Jawa
yang menggunakan hitungan-hitungan jawa
atau biasa disebut weton untuk penetuan
pernikahan atau acara-acara lainnya, sedang
di masyarakat luar jawa tidak mementingkan
hitungan-hitungan itu. Makin besar dan
kompleks kehidupan masyarakat makin
8. Beberapa ragam pranata tersebut menurut Koentjaraningrat
sebagai berikut:
◦ Pranata untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan.
Contohnya: perkawinan, pengasuhan anak dan lain-lain
◦ Pranata ekonomi. Contohnya: pertanian, peternakan dan
industri
◦ Pranata pendidikan. Contoh: model pendidikan, pers dan lain-
lain
◦ Pranata ilmiah. Contohnya: metodologi ilmiah, penelitian dan
pengukuran
◦ Pranata untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan dan
seni. Contohnya: olahraga, berbagai kesenian dan
kesusastraan
◦ Pranata keagamaan sebagai kebutuhan manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan atau yang gaib. Contohnya:
upacara, semedi, bertapa dan lain-lain
◦ Pranata untuk menjaga dan mengatur kekuasaan di
masyarakat
9. Perbedaan antara Pranata sosial dengan
Lembaga sosial.
Pranata Sosial adalah sistem norma
atau aturan yang menyangkut suatu
aktivitas masyarakat yang bersifat
khusus. Sedang pengertian lembaga
sosial adalah badan atau organisasi
yang melaksanakannya.
Fungsi-fungsi Lembaga Sosial:
a) Memberi pedoman pada anggota
masyarakat bagaimana mereka harus
bertingkah laku dalam menghadapi
masyarakat
b) Menjaga keutuhan masyarakat yang
bersangkutan
c) Memberi pegangan terhadap masyarakat
10. III. Problema dalam kehidupan social
Problema-problema social timbul dari
kekurangan dalam diri manusia atau
kelompok manusia yang bersumber dari
factor ekonomi, biologis, biopsikologis,
dan kebudayaan. Setiap masyarakat
memiliki sejumlah norma-norma yang
menyangkut kesejahteraan, kebendaan,
kesehatan, dan penyesuaian terhadap
lingkungan social.
Penyimpangan terhadap norma-norma
tersebut memunculkan gejala abnormal
yang mengarah terhadap terciptanya
problema social.
11. Problema social di klasifikasikan
berdasarkan factor-faktor penyebabnya
sebagai berikut:
Problema social karena factor
ekonomi, seperti kemiskinan,
kelaparan, dan pengangguran
Problema social karena factor biologis,
seperti wabah penyakit
Problema social karena factor
psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa
Problema social karena factor
kebudayaan, seperti perceraian,
kejahatan, konflik ras
12. Semua penyebab itu tak lain adalah ulah
manusia seperti dalam firman Allah
surat Al-baqarah ayat 12
“Ingatlah, sesungguhnya mereka-
merekalah yang berbuat kerusakan,
tetapi mereka tidak menyadari.”
13. Kriteria penentuan suatu masalah dapat
dikatakan problema social:
Tidak adanya persesuaian antara ukuran atau
nilai social dengan kenyataan serta tindakan
social yang terjadi.
Sumber- sumber social dari problema social
Pihak – pihak yang menetapkan apakah suatu
kepincangan merupakan problema social
Manifest social problems dari latent social
problems.
Perhatian masyarakat terhadap problema
social.
Hidup manusia dalam lingkungan sosialnya,
pada
dasarnya menginginkan terciptanya lingkungan
social
14. PENUTUP
Dari berbagai macam problematika
yang ada di lingkungan social kita
hanya kita yang dapat membentuk
keserasian dan keharmonisan sekitar
kita sehingga setiap masyarakat harus
memiliki kepedulian pada lingkungan
sekitarnya agar terciptanya lingkungan
yang harmonis dan memiliki keserasian
masyarakat.
Editor's Notes
Manifest social problems merupakan problema social yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan dalam masyarakat karena tidak sesuainya tindakan dengan norma atau nilai dimasyarakat dan diyakini dapat diperbaiki dan di batasibahkan dihilangkan, latent social problems merupakan problema social yang juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, tetapi diterima juga, dan sulit diatasi