Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Ringkasan proses penentuan kadar protein berdasarkan metode Kjeldahl adalah sebagai berikut:
(1) sampel dioksidasi dengan asam sulfat untuk menghasilkan amonia, (2) amonia didistilasi dan ditampung dalam larutan asam atau borat, (3) kadar nitrogen ditentukan dengan metode titrasi.
Metode penetapan kadar kalsium karbonat (CaCO3) melalui proses pendapan ion kalsium (Ca2+) menjadi kalsium oksalat (CaC2O4) dengan pereaksi amonium oksalat dalam kondisi pH sedikit basa. Sisa pijar CaO selanjutnya diubah menjadi CaSO4 yang lebih stabil dengan asam sulfat.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
Dokumen ini menjelaskan metode penetapan kadar soda abu (Na2CO3) dengan titrasi asidimetri menggunakan larutan HCl yang telah distandarisasi. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan sampel, standarisasi HCl, dan titrasi sampel dengan HCl. Hasilnya adalah normalitas HCl rata-rata 0,0902 N dan kadar Na2CO3 rata-rata 41,33213%.
Ringkasan proses penentuan kadar protein berdasarkan metode Kjeldahl adalah sebagai berikut:
(1) sampel dioksidasi dengan asam sulfat untuk menghasilkan amonia, (2) amonia didistilasi dan ditampung dalam larutan asam atau borat, (3) kadar nitrogen ditentukan dengan metode titrasi.
Metode penetapan kadar kalsium karbonat (CaCO3) melalui proses pendapan ion kalsium (Ca2+) menjadi kalsium oksalat (CaC2O4) dengan pereaksi amonium oksalat dalam kondisi pH sedikit basa. Sisa pijar CaO selanjutnya diubah menjadi CaSO4 yang lebih stabil dengan asam sulfat.
Penetapan Kadar Fe dalam Tawas Ferri Amonium Sulfat SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Garam besi (III) diendapkan dari larutan tawas ferri amonium sulfat menggunakan basa lemah NH4OH, membentuk endapan berwarna merah kecoklatan berbentuk selai yang merupakan Fe(OH)3. Kadar Fe dihitung setelah endapan dipijarkan menjadi Fe2O3. Suhu diperlukan untuk menghasilkan endapan yang baik.
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Penetapan kadar gula dalam suatu sampel menggunakan metode Luff-Schrool dimana sampel dihidrolisis dengan asam untuk membentuk monosakarida pereduksi yang kemudian direaksikan dengan larutan Luff berlebih menghasilkan endapan Cu2O merah dan CuI2 yang diukur dengan titrasi Na2S2O3 untuk menentukan kadar gula sebelum dan sesudah inversi, yang digunakan untuk menghitung kadar gula total se
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Prosedur penetapan kadar kalsium dalam sampel menggunakan metode gravimetri meliputi pelarutan sampel dengan asam, pengendapan kalsium oksalat, dan pemanasan sisa endapan.
2. Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat dengan menambahkan larutan amonium oksalat pada larutan sampel yang telah dicampur dengan asam klorida.
3. Hasil akhir ber
Dokumen tersebut membahas beberapa metode analisis volumetri yaitu yodometri untuk menentukan kadar zat oksidator seperti besi dan tembaga dengan cara memanfaatkan reaksi oksidasi-reduksi antara zat tersebut dengan larutan kalium iodida yang menghasilkan iod bebas yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat. Metode lain seperti penggunaan kalium kromat, kalium iodat, dan larutan iod stand
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur analisis kuantitatif untuk menentukan kadar besi pada sampel garam tunjung (FeSO4.7H2O) dengan cara mengoksidasi besi (II) menjadi besi (III) yang lebih stabil, kemudian diendapkan sebagai besi (III) hidroksida dan dipijarkan menjadi besi (III) oksida untuk ditimbang.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Penetapan kadar gula dalam suatu sampel menggunakan metode Luff-Schrool dimana sampel dihidrolisis dengan asam untuk membentuk monosakarida pereduksi yang kemudian direaksikan dengan larutan Luff berlebih menghasilkan endapan Cu2O merah dan CuI2 yang diukur dengan titrasi Na2S2O3 untuk menentukan kadar gula sebelum dan sesudah inversi, yang digunakan untuk menghitung kadar gula total se
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan kadar MnO2 dalam batu kawi menggunakan metode titrasi redoks permanganatometri. Batu kawi direaksikan dengan asam oksalat berlebih untuk mengoksidasi MnO2, kemudian larutan di-titrasi kembali dengan KMnO4 untuk menentukan kelebihan asam oksalat. Rumus perhitungan digunakan untuk menghitung kadar MnO2 dalam batu kawi berdasarkan
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Laporan praktikum organik II tentang sintesis asam oksalat dari gula pasir. Tujuannya adalah mensintesis dan menentukan titik leleh serta rendemen asam oksalat. Asam oksalat disintesis dengan mengoksidasi gula pasir menggunakan asam nitrat sebagai oksidator. Hasil reaksi kemudian direkristalisasi untuk menghasilkan kristal asam oksalat.
Penetapan kadar kalsium dalam kalsium karbonat dilakukan dengan mengendapkan ion kalsium menjadi kalsium oksalat dalam kondisi sedikit basa menggunakan amonium oksalat. Kalsium oksalat kemudian dipanaskan menjadi kalsium oksida yang tidak stabil sehingga dikonversi menjadi kalsium sulfat yang lebih stabil dengan menambahkan asam sulfat. Kalsium sulfat akhirnya ditimbang untuk menentukan kad
Praktikum analisis kimia lingkungan argentometriDwi Karyani
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan ini membahas tentang penentuan kadar klorida dalam limbah bekas cucian piring rumah tangga menggunakan titrasi argentometri metode Mohr. Dilakukan persiapan larutan NaCl 0,0141 N, larutan indikator K2CrO4 5%, dan larutan AgNO3 0,1 M yang digunakan sebagai titran. Prosedur titrasi dilakukan sampai terbentuknya endapan
1. Argentometri adalah titrasi pengendapan yang melibatkan reaksi antara ion halida dengan ion perak untuk membentuk endapan perak halida. Metode Mohr, Volhard, dan Fajans digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur dan klorida dalam air laut.
2. Metode Mohr menggunakan kromat sebagai indikator, Volhard menggunakan tiosianat untuk menitrasi sisa perak, sedangkan Fajans menggunakan fluor
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang kopi instan. Terdapat definisi kopi instan, syarat mutunya, cara pengambilan contoh, cara pengujian kadar air, abu, kafein, gula dan lainnya. Dokumen ini memberikan pedoman lengkap tentang spesifikasi dan metode pengujian kualitas kopi instan.
Similar to PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN (15)
Dokumen ini merupakan laporan analisis total kandungan semen 2 yang meliputi kadar Al2O3, CaO, dan MgO menggunakan metode kompleksometri. Dilakukan preparasi larutan induk, penetapan kadar Al2O3 dengan kompleksometri pada pH 5-6 menggunakan EDTA dan indikator xylenol orange, penetapan kadar CaO pada pH 11 dengan indikator murexid, dan penetapan kadar MgO dengan mengendapkan CaO terlebih
Dokumen tersebut membahas tentang perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Dijelaskan hukum-hukum yang melandasi ketiga proses perpindahan kalor tersebut beserta contoh soalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep impuls dan momentum, termasuk rumus, contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan soal latihan. Konsep kunci yang dijelaskan adalah hubungan antara impuls dan perubahan momentum, serta hukum kekekalan momentum.
Microwaves are electromagnetic waves with wavelengths between 1 mm and 1 m and frequencies between 300 MHz and 300 GHz. They were discovered in the 1940s when researchers found that shorter radio wavelengths could transmit signals over longer distances without interference. Percy Spencer is considered the inventor of the microwave oven after discovering that microwaves could be used to cook food. Common applications of microwaves now include radar systems, wireless networks, cell phones, and microwave ovens which use magnetrons to generate microwaves that heat food through molecular excitation.
Fiber optic uses light to transmit data between two points. It consists of thin glass or plastic threads called optical fibers that carry light signals. Lasers or LEDs are used as the light source that transmits information along the fiber. Fiber optic has many applications such as internet, telephone, cable TV, endoscopy, and local networks due to its high bandwidth, large data capacity, small size, and immunity to electromagnetic interference. It has become vital infrastructure for data transmission in various areas of life.
Gamma rays are a form of electromagnetic radiation emitted from radioactive substances. They have the highest energy and shortest wavelength of the three main types of nuclear radiation. Gamma rays are often used in medical applications like radiosurgery to destroy tumors without surgery. They are generated within atomic nuclei during radioactive decay. Notable scientists in gamma ray history include Antoine Henri Becquerel who discovered natural radioactivity in uranium in 1896, and Paul Villard who discovered gamma rays in 1900 while studying radiation emitted from radium.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi tentang venturimeter dan tabung Pitot yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran cairan dan gas dengan memanfaatkan hukum Bernoulli.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
4. Penetapan kadar abu dalam kopi metode
Pemanasan Langsung
DASAR
Abu merupakan logam atau mineral yang
tertinggal bila suatu contoh dipijarkan . Dengan
penimbangan hingga bobot tetap kadar abu
dapat di tentukan. Pada saat pengabuan suhu
harus dijaga agar tidak ada elemen abu yang
menguap.
5. # BAGAN KERJA
Cawan porselen
dipanaskan dengan
teklu (api kecil) ±5
menit (tidak
menyentuh
Api dibesarkan
hingga menyentuh
cawan (±5 menit)
Cawan dipijarkan
dengan tanur (±15
menit)
Didinginkan
di dalam
desikator
Di timbang sebagai
bobot bobot cawan
kosong
±2 gram
Kopi
Dipanaskan,diperara
ng dan dipijarkan (di
tanur)
Didinginkan
di dalam
desikator
6. # BAGAN KERJA
Ditimbang bobot
cawan+ abu
Dilakukan penimbangan
sampai didapatkan bobot
tetap (selisih <0,0005 gr)
7. PERHITUNGAN
% Abu = bobot abu x 100 %
bobot sampel
Tabel parameter SNI No. 01-3542-2004
PARAMETER STANDAR HASIL
KADAR ABU DALAM
KOPI
< 5%
8. #TITIK KRITIS
• temperatur pengabuan yang harus di perhatikan karena banyak
elemen abu yang menguap pada suhu tinggi,sehingga dapat
menyebabkan kesalahan negatif
• pada saat penimbangan harus diperhatikan tidak ada abu selain
dari sampel agar tidak terjadi kesalahan positif
• pengabuan di mulai dari proses pemanasan dengan api kecil
supaya cawan porselen tidak pecah
• Waktu pemijaran dan pendinginan harus sama antara pemijaran
ke 1 dan selanjutnya agar di dapatkan bobot tetap
9. Penetapan kadar abu dalam Ikan asin metode
Pemanasan bertingkat
DASAR
Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran air
suatu bahan organik dan mineral, karena kadar NaCl
dalam sampel relatif tinggi maka dilakukan proses
pengabuan bertingkat setelah pengabuan pertama.
NaCl dilarutkan dengan air panas agar kabon terlepas
kemudian dilakukan pemijaran kedua, kadar abu di
peroleh dari bobot tetap saat pemijaran.
10. # BAGAN KERJA
Cawan porselen
dipanaskan dengan
teklu (api kecil) ±5
menit (tidak
menyentuh
Api dibesarkan
hingga menyentuh
cawa (±5 menit)
Cawan dipijarkan
dengan tanur (±15
menit)
Didinginkan
di dalam
desikator
Di timbang sebagai
bobot bobot cawan
kosong
±2 gram
ikan asin
Dipanaskan,diperara
ng dan dipijarkan (di
tanur)
Didinginkan di
udara terbuka
11. # BAGAN KERJA
±5 mL air
panas
Dipanaskan
sampai kering
(teklu)
Dipijarkan ±15
menit (di tanur)
Didinginkan di
dalam desikator
Ditimbang bobot
cawan + ikan asin
Dilakukan penimbangan
sampai didapatkan bobot
tetap (selisih <0,0005 gr)
12. PERHITUNGAN
% Abu = bobot abu x 100 %
bobot sampel
Tabel parameter SNI No. 05291-41-1981
PARAMETER STANDAR HASIL
KADAR ABU DALAM
IKAN ASIN
MAKSIMAL 35% -
13. #TITIK KRITIS
• Kurang baiknya proses pengolahan ikan asin dalam pemanasannya. Yang
terdapat pengotor berupa logam mineral,kotoran,dan SiO2.
• Temperatur pengabuan harus di perhatikan dengan baik. Karena ada
elemen abu yang menguap pada suhu tinggi sehingga menyebabkan
kesalahan negatif.
• Kesalahan dapat terjadi apabila cawan yang di timbang masih dalam
keadaan panas.
• Kadar yang melampaui batas dapat menyebabkan bahaya pada kesehatan
manusia karena mengandung oksida logam.
• Logam berat seperti Zn,Cu dan Pt.
14. Penetapan Kadar NaCl dalam sampel ikan asin
cara Argentometri
Bila ion Cl- dititar dengan larutan AgNO3 dalam
suasana netral,maka dapat membentuk endapan AgCl
yang berwarna putih.Untuk mendapatkan TA
digunakan indikator K2CrO4 sehingga kelebihan Ag+
bereaksi dengan K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4
yang berwarna merah bata.Seluruh endapan AgCl akan
mengendap lebih dahulu karena ksp AgCl< Ksp Ag2CrO4
DASAR
15. Reaksi
NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3
2 AgNO3 +K2CrO4 → Ag2CrO4 +2KNO3
Putih
Merah bata
16. # BAGAN KERJA
Cawan porselen
dipanaskan dengan
teklu (api kecil) ±5
menit (tidak
menyentuh
Api dibesarkan
hingga menyentuh
cawa (±5 menit)
Cawan dipijarkan
dengan tanur (±15
menit)
Didinginkan
di dalam
desikator
Di timbang sebagai
bobot bobot cawan
kosong
±2 gram
ikan asin
Dipanaskan,diperara
ng dan dipijarkan (di
tanur)
Didinginkan di
udara terbuka
17. # BAGAN KERJA
+ 100 ml
Air Suling
Disaring dengan
Kertas saring
berabu
+ 10,00 ml
Filtrat
+ 50 ml Air suling
+ 1 ml K2CrO 4
AgNO3 0,1 N
TA :Endapan Merah bata
18. # BAGAN KERJA BLANKO
± 100 ml Air suling
+ 1 ml K2CrO 4
AgNO3 0,1 N
TA :Endapan Merah bata
20. #TITIK KRITIS
Penetapan ini menggunakan metode Argentometri,yang berarti
menggunakan penitar AgNO3 yang bersifat mudah rusak oleh cahaya
dan harga nya yang cukup mahal,oleh karena itu wadah untuk AgNO3
perlu untuk dilapisi dengan koran.
Preparasi sampel dilakukan dengan proses pengabuan dan
pemijaran,pada tahap ini rentan terjadi kesalahan seperti pengaturan
suhu yang kurang baik yang dapar mengakibatkan pecahnya cawan
porselen.
Pengamatan titik akhir pada saat penitaran perlu diperhatikan.
Penggunaan air yang bebas klorida.
Pada saat memindahkan abu ikan asin dari cawan porselen ke dalam
labu ukur,perlu digunakan corong yang besar karena dikhawatirkan ada
bongkahan abu yang menyumbat tangkai corong apabila
menggunakan corong dengan tangkai yang kecil.
21. Penetapan kadar NaCl dalam Margarin
Dasar
Dalam suasana netral, ion Cl- dititar dengan
larutan AgNO3 maka akan terbentuk endapan AgCl
yang berwarna putih. Sebagai indikator digunakan
K2CrO4 yang bila bereaksi dengan kelebihan 1
tetes Ag+ membentukk endapan
Perak khromat yang berwarna merah bata. Titik
Akhir larutan kuning dan endapan merah bata.
AgCl lebih dulu terbentuk karna ksp AgCl lebih kecil
dari kspAg2CrO4
23. • Bagan Kerja
• Bagan kerja blanko
+ 2 gram
Margarin
+air panas sampai
larut sempurna
+lakmus merah
+MgO sampai netral
+K2CrO4 5% 1 ml
AgNO3 0.1 N
TA endapan
merah bata
+air
+K2CrO4 5% 1 ml
AgNO3 0.1 N
TA endapan
merah bata
24. • Bagan kerja standarisasi
+air
+K2CrO4 5% 1 ml
+ 0.25 gram NaCl
p.a + 100 ml air
10 ml
AgNO3 0.1 N
TA larutan kuning,
endapan merah bata
25. • Perhitungan
% NaCl =
𝑉𝑝−𝑉𝑏 𝑥 𝑁𝑝 𝑥 𝑏𝑠𝑡 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
x 100%
• Tabel SNI No. 01-3641-2002
PARAMETER STANDAR HASIL
KADAR NaCl DALAM
MARGARIN
<4%
26. Tiitik Kritis
Penetapan ini menggunakan menggunakan
penitar AgNO3 yang bersifat mudah rusak oleh
cahaya dan harga nya yang cukup mahal,oleh
karena itu wadah untuk AgNO3 perlu untuk
dilapisi dengan koran.
Penggunaan air yang panas saat melarutkan
Usahakan suasana netral
Pengamatan titik akhir pada saat penitaran perlu
diperhatikan karna warna dari larutan pada saat
titik akhir tidak begitu jelas.