1. PERENCANAAN BENGKEL PENGUKURAN UNTUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perawatan Mesin
yang dibina oleh Drs. Yoto, S.T, M.Pd, M.T
Oleh:
Bayu Ady Pratama (130511616267)
Cepi Yazirin (130511616288)
Dewi Izzatus Tsamroh (130511616269)
M. Ilman Nur Sasongko (130511616252)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
September 2014
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perencanaan
Bengkel Pengukuran untuk Praktikum Pengukuran di Sekolah Menengah
Kejuruan”.
Makalah ini berisikan informasi tentang bagaimana cara merencanakan,
mendesain, dan membuat bengkel khususnya bengkel pengukuran di sekolah
menengah kejuruan. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
pembaca tentang bagaimana mengelola bengkel yang baik dan benar. Ketika
penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta
memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi
sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun
sampaikan kepada Bapak Yoto atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, September 2014
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan Penyusunan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Perencanaan............................................................... 3
2.2 Manfaat Perencanaan............................................................. 3
2.3 Peralatan Bengkel ................................................................. 4
2.4 Standar Bengkel Pengukuran................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................. 9
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 10
LAMPIRAN …………....................................................................................... 11
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan tentunya tidak hanya mengajarkan mengenai
teori saja, akan tetapi para peserta didik tentunya juga dibekali dengan praktik
dari teori-teori yang telah diajarkan. Khususnya dalam pendidikan menengah
kejuruan yang mengedepankan praktik bagi peserta didiknya agar peserta
didik memiliki keterampilan sehingga siap kerja setelah ia menyelesaikan
studinya di pendidikan menengah kejuruan.
Dalam pelaksanaan praktik di sekolah menengah kejuruan tentunya
didukung dengan adanya bengkel sebagai sarana belajar dan mengasah
keterampilan. Pembuatan bengkel juga tidak sembarangan, bengkel dalam
dunia pendidikan memiliki standar sesuai yang diberikan oleh permendiknas
40/2008. Hal ini harusnya diberlakukan di seluruh instansi sekolah untuk
membiasakan peserta didik agar selalu bekerja sesuai dengan SOP (Standart
Operational Procedur) bengkel praktikum di sekolah menengah kejuruan
yang telah berlaku. Hal ini dilakukan tentunya memiliki tujuan dan manfaat
bagi peserta didik serta peralatan bengkel yang digunakan dalam bengkel.
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji
pengelolaan perencanaan bengkel pengukuran. Baik bagaimana
perencanaannya dan cara pelaksanaannya dengan judul “Perencanaan
Bengkel Pengukuran untuk Praktikum Pengukuran di Sekolah Menengah
Kejuruan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah tujuan perencanaan bengkel?
5. 2
2. Apakah manfaat perencanaan bengkel?
3. Peralatan bengkel apa saja yang diperlukan dalam bengkel
pengukuran?
4. Bagaimana standar bengkel pengukuran menurut Permendiknas
40/2008?
1.3 Tujuan Penyusunan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan
penyusunan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tujuan perencanaan bengkel
2. Untuk mengetahui manfaat perencanaan bengkel
3. Untuk mengetahui peralatan bengkel yang diperlukan dalam bengkel
pengukuran
4. Untuk mengetahui standar bengkel pengukuran berdasarkan
permendiknas 40/2008.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Perencanaan Bengkel Pengukuran
Dalam merencanakan pembuatan suatu bengkel, tentunya memiliki
tujuan. Untuk merencanakan pembuatan bengkel pengukuran harus memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Dapat menentukan budget yang diperlukan dalam pembuatan
bengkel, baik untuk pembangunan bengkelnya maupun fasilitas
atau peralatan yang dibutuhkan dalam bengkel yang akan dibuat.
2. Dapat menentukan lokasi, sehingga dapat dibuat tata letak bengkel
yang menunjang proses produksi secara optimal. Selain itu dapat
juga menentukan tipe bangunan yang akan dibuat sesuai dengan
bengkel terebut.
2.2 Manfaat Perencanaan Bengkel
Manfaat dari perencanaan bengkel ini sendiri adalah sebagai berikut.
1. Dapat menekan cost serendah mungkin, akan tetapi kualitas harus
tetap diperhatikan. Di sini terdapat aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu kekuatan modal (Acquisition Of Capital) yaitu jumlah modal
yang diperlukan pada awal produksi akan dimulai,
2. Dapat menentukan denah dan tata letak yang tepat sesuai dengan
ketentuan dari permendiknas 40/2008.
Selain itu, rancangan produk (product design) menurut Yoto
(2014:50) merupakan dasar utama dalam proses perencanaan tata letak
suatu industri atau bengkel. Karena macam dan bentuk serta jumlah
suatu produk yang akan dibuat menyangkut dengan macam, jumlah
mesin serta fasilitas pendukung lain yang dibutuhkan.
7. 4
2.3 Peralatan Bengkel
Peralatan bengkel yang diperlukan dalam pembuatan bengkel
pengukuran, tentunya yang dapat menunjang proses produksi secara
maksimal. Tidak hanya peralatan yang mendukung adanya proses produksi
yang maksimal, akan tetapi fisik bengkel juga harus diperhatikan. Adapun
persyaratan umum fisik bengkel adalah sebagai berikut.
1. Luas, dihitung berdasarkan jumlah siswa 36 orang dan ditambah
dengan luas jalan atau bidang gerak ± 100% dari luas seluruh
bidang kerja.
2. Jenis lantai, dipersyaratkan yang sesuai dengan K3 baik untuk
orang yang bekerja maupun untuk alat yang digunakan.
3. Tinggi langit-langit, diperhitungkan dengan ukuran yang
sebaiknya lebih tinggi, dan apabila udara dikondisikan dengan AC
maka tinggi langit-langit harus disesuaikan dengan kemampuan
AC yang tersedia.
4. Penerangan, dalam hal ini penerangan merupakan penerangan
alamiah
5. Ventilasi, diperhitungkan jendela, pintu dan kisi-kisi. Tinggi
jendela dari lantai dipersyaratkan 1-1,5 m, dengan maksud cahaya
masuk dapat optimal.
6. Utilitas
Setelah persyaratan fisik bengkel terpenuhi, maka kebutuhan
peralatan/mesin hendaknya juga dipenuhi. Jenis serta jumlah peralatn yang
akan digunakan hendaknya direncanakan dengan baik. Penentuan jenis dan
jumlah peralatn berkaitan dengan kapasitas ruang bengkel dan jenis kegiatan
bengkel yang dipilih (Sumarsono dalam Yoto, 2014:66). Peralatan-peralatan
tersebut juga memiliki persyaratan yang meliputi dua faktor sebagai berikut:
pertama, berapa lama waktu yang ditentukan dalam penggunaan ruang
bengkel untuk kegiatan belajar mengajar; kedua, tingkat kegunaan dalam
kegiatan belajar.
8. 5
Menurut Barker dalam Yoto (2014), bahan-bahan yang digunakan dan
habis pakai di dalam praktikum selalu dikategorikan sebagi bahan (material).
Dalam penyediaan bahan, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut, jumlah praktikan, jenis praktikum, keuangan, serta tempat
penyimpanan. Terdapat banyak macam peralatan di dalam mesin produksi
yang mana dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Alat tangan (hand tool)
b. Alat bertenaga (power tool)
c. Alat ukur (measuring tool) dan mesin uji (testing machine)
d. Mesin ringan (light machine)
e. Mesin berat (heavy machine)
f. Alat bantu mengajar (teaching aid)
g. Perlengkapan umum (general equipment).
Berikut peralatan yang dibutuhkan dalam bengkel pengukuran.
No Nama Alat/Bahan Jumlah
1 Mistar geser (veniercaliper) 18
2 Mistar geser roda gigi (gearvernier calipeir) 6
3 Mikrometer luar (outside micrometer) 18
4 Mikrometer dalam (inside micrometer) 6
5 Mikrometer kedalaman (depth micrometer) 6
6 Mikrometer roda gigi (gear micrometer) 6
7 Mikrometer ulir (thread micrometer) 6
8 Spirit level 6
9 Pengukur tinggi (height gauge) 6
10 Pengukur sudut (bevel protactor) 6
11 Blok ukur (gauge block) 2
12 Blok ukur sudut (angle gauge block) 2
13 Batang sinus 6
14 Senter sinus 6
15 Pengukur lubang kecil (small hole gauge) 6
16 Caliber T 6
17 Mikrometer tiga kaki 6
9. 6
18 Proyektor profil 2
19 Height master 1
20 Square master 1
21 Mesin uji kekerasan permukaan 1
22 Mesin pengukur kebulatan (roundness tester) 1
23 Mesin pengukur ulir 1
24 Mikrometer bangku 1
25 Mesin pengukur koordinat 1
26 Macam-macam kaliber batas 1 set
27 Bola baja presisi 2 set
28 Rol baja presisi 2 set
29 Kawat baja presisi 1 set
30 Auto collimator 1
31 Dial indicator 6
32 Pengkalibrasi jam ukur 1
33 V block 6
Yoto (2014: 75-76)
Sedangkan daftar bahan yang digunakan dalam setahun praktik
adalah sebagai berikut.
No Jenis Praktik
Nama
Bahan/Deskripsi
Satuan Jumlah
1
Pengukuran
a. Macam-macam
pengukuran
a. Paslin putih
b. Wash bensin
Yoto (2014: 83)
Daftar perabotan bengkel pengukuran.
No Nama Perabot Jumlah
1
a. Lemari job sheet
b. Lemari alat
c. Meja mesin
d. Meja kerja
1
2
Sesuai jumlah mesin
12
10. 7
e. Kursi 37
Yoto (2014: 84)
2.4 Standar Bengkel Pengukuran
Dalam PERMENDIKNAS RI No. 40 tahun 2008, standar sarana dan
prasarana untuk sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum
prasarana. Sebuah SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang
dikelompokkan dalam ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, dan
ruang pembelajaran khusus dimana dalam hal ini laboratorium merupakan
sarana dan prasarana pokok yang dijelaskan sebagai persyaratan utama dalam
pembelajaran di SMK.
Berikut merupakan persyaratan bengkel pengukuran.
a. Luas = 130 m2
b. Jenis lantai = Lantai lunak (kayu atau karpet)
c. Ventilasi = ± 20% dari luas lantai ± 25 m2
d. Tinggi langit-langit = ± 3-4 m
e. Penerangan = Cahaya alam dengan luas kaca/tembus
cahaya ±25% dari luas lantai dan cahaya listrik ±500 lux.
f. Utilitas = Supply daya 1 phase, dilengkapi AC,
dilengkapi pencatat kelembaban udara, dan dilengkapi kelem.8
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot
1.1 Meja kerja 1 set/area Untuk minimum 8 peserta didik
pada pekerjaan pengukuran dan
pengujian logam/bahan.
1.2 Kursi kerja/stool
1.3 Lemari simpan alat dan bahan
2 Peralatan
2.1 Peralatan untuk pekerjaan
pengukuran.
1 set/area Untuk minimum 8 peserta didik
pada pekerjaan pengukuran dan
pengujian logam/bahan.
3 Media pendidikan
3.1 Papan tulis 1 buah/area Untuk mendukung minimum 8
peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teori pengantar praktik.
4 Perlengkapan lain
11. 8
4.1 Kotak kontak Minimum 1
buah/area.
Untuk mendukung operasionalisasi
peralatan yang memerlukan daya
listrik.
4.2 Tempat sampah Minimum 1
buah/area.
Sumber: Lampiran Permendiknas 40/8
Luas Area Bengkel
No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Area kerja bangku 8 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.
Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
2 Area kerja bubut dan
las
8 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.
Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
3 Area kerja
pengukuran
4 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.
Luas minimum adalah 32 m².
Lebar minimum adalah 4 m.
4 Area kerja perawatan
dan perbaikan/
penggantian
komponen
8 m²/peserta didik Kapasitas untuk 8 peserta didik.
Luas minimum adalah 64 m².
Lebar minimum adalah 8 m.
5 Ruang penyimpanan
dan instruktur
4 m²/instruktur Luas minimum adalah 48 m².
Lebar minimum adalah 6 m.
Sumber: Lampiran Permendiknas 40/8
12. 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dunia pendidikan harusnya dapat menghubungkan antara praktik dan
teori, khususnya pada sekolah menengah kejuruan, sehingga diperlukan akan
adanya bengkel sebagai sarana pelatihan peserta didik dalam mengasah
keterampilan. Adapun bengkel yang ada di sekolah menengah kejuruan
hendaknya dibuat berdasarkan standar permen 40/2008. Oleh karena itu
perencanaan bengkel sangatlah penting.
Dalam merencanakan pembuatan bengkel, maka akan diketahui
beberapa tujuan serta didapatkan beberapa manfaat, antara lain adalah sebagai
berikut, pengetahuan mengenai budget sebagai modal awal dalam pembuatan
bengkel, persyaratan umum mengenai keadaan fisik bengkel, peralatan serta
fasilitas yang digunakan dalam pembuatan bengkel.
Persyaratan seperti luas bengkel, tinggi langit-langit, penerangan,
ventilasi dan lain-lain hendaknya diketahui. Oleh karena itu pentingnya
perencanaan sebelum pembuatan bengkel.