Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
1.
2. PENILAIAN
Penilaian kompetensi mahasiswa berdasarkan nilai
tugas/kuis individu maupun kelompok, nilai UTS, nilai
UAS dan praktikum. Selain itu, kehadiran mahasiswa
di kelas juga menentukan hasil akhir mahasiswa.
Penilaiannya adalah:
4. TUGAS MANDIRI:
Mahasiswa membuat portofolio
sesuai tema yang telah ditentukan
PRAKTIKUM LAB.:
Mahasiswa membuat laporan
praktikum sesuai tema yang telah
ditentukan
5. DO IT
• Memperhatikan materi
saat perkuliahan
• Browsing terkait materi
perkuliahan (JIKA
DITUGASKAN)
• Silent HP
• Makan permen/minum
DO NOT
• Terlambat > 20 menit (tidak
sering dan dengan alasan jelas)
• Pakaian kaos tanpa kerah dan
sandal
• Mengganggu perkuliahan
(berisik, diskusi keluar tema
materi)
• Makan besar
• Buang sampah di kelas
• Main HP (chat, medsos,
browsing diluar kepentingan
materi perkuliahan)
7. o Ekologi dari bahasa yunani, oikos berarti rumah dan
logos berarti ilmu.
o Ekologi, pengkajian mahluk hidup di rumahnya
(Odum, 1973).
o Menurut Krebs, ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan
sebaran (distribusi) dan kelimpahan organisme-
organisme.
o Dari pengertian tersebut, ekologi hewan adalah suatu
cabang biologi yang khusus mempelajari interaksi-
interaksi antara hewan dengan lingkungan biotik dan
abiotik yang menentukan sebaran (distribusi) dan
kemelimpahan hewan-hewan tersebut.
8. Sasaran utama dari ekologi hewan adalah pemahaman mengenai
aspek-aspek dasar yang melandasi kinerja hewan-hewan,
sebagai individu, populasi, komunitas maupun sistem ekologis
(ekosistem) yang ditempatinya.
Termasuk disini pengenalan dari pola proses-proses interaksi
serta faktor-faktor penting yang menyebabkan keberhasilan
maupun ketidakberhasilan organisme-organisme dan
ekosistem-ekosistem itu mempertahankan keberadaannya.
Pengetahuan ekologi hewan dapat digunakan sebagai informasi
menjaga kelestarian di alam dengan menjaga lingkungan/habitat
alaminya, memprediksikan kelimpahan populasi di masa akan
datang, menganalisis peranannya dalam ekosistem,
membudidayakan misal untuk produksi telur, daging, keindahan
dan suara hewan, dengan mengoptimalkan kondisi lingkungan
buatan (penangkaran) menyerupai kondisi habitat aslinya.
9. Berbagai kondisi alam yang penuh misteri dan berubah,
manusia dituntut menjelaskan fenomena alam guna memperoleh
manfaat bagi kepentingan hidup dan memprediksi fenomena
alam untuk menghindari efek buruk bagi kehidupan manusia.
Hasil studi manusia tentang fenomena alam dibuat dalam
permodelan ekologi.
Permodelan ekologi didukung oleh hasil penelitian ekologi yang
memberikan informasi kuantitatif yang pengelolaan datanya
yang banyak dibantu oleh teknik-teknik komputer.
Model ekologi pada dasarnya adalah formulasi matematik
sebagai bentuk penerjemahan fenomena ekologi yang
sebenarnya, yang telah disederhanakan karena yang ditampilkan
faktor dan proses kunci yang didapatkan dari hasil penelitian
kuantitatif yang bersifat deskriptif dan eskperimental di
lapangan dan laboratorium.
10. Manusia, mahluk hidup pemakan mahluk lain dari golongan
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.
Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya yang diperlukan
manusia, menyebabkan makin menciutnya luas lingkungan alami
dan makin bertambahnya lingkungan hasil binaan manusia dan
lingkungan akibat dampak kegiatan manusia.
Tantangan manusia era ini untuk menjamin keberlanjutan
jenisnya, 1) menjaga kelestarian ketersediaan dari sumber
dayanya, 2) memelihara kondisi dari lingkungan hidupnya.
Peran ekologi, sebagai obyek penelitian yang baik mengenai
berbagai aspek populasi, komunitas ataupun ekosistem sehingga
faktor-faktor dan proses-proses kunci penting dapat diketahui
dengan tepat untuk menjadi acuan yang lebih baik dalam upaya
mencegah terjadinya perubahan yang merugikan kondisi
lingkungan hidup dan menjaga kesinambungan ketersediaan
sumberdaya agar pemanfaatannya dapat berkelanjutan.
11. Ekologi mulanya berkembang dari ilmu sejarah alami yang
sifatnya deskriptif dan non kuantitatif yang mengandalkan
pendekatan berupa pengamatan yang cermat dan rinci.
Sejalan Perkembangan teknologi, dengan peralatan dan
metode baru, ilmu ekologi berkembang menjadi ilmu yang
sifatnya eksperimental dan kuantitatif yang didukung
kontribusi matematik membuat model ekologi yang lebih
akurat dan penerapan ekologi yang tepat, guna mengelola
pemanfaatan sumberdaya dan memelihara kondisi
lingkungan hidup.
Materi pokok ekologi yang beranekaragam berupa
tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan lingkungan
membuat ekologi menjadi ilmu yang tidak menyeluruh dan
bercabang menjadi cabang ilmu ekologi.
12. Materi Ekologi hewan berupa hewan yang ruang lingkupnya luas dan
beragam. Menurut Ibkar-Kramadibrata (1992) dan Sucipta (1993)
mencakup hal ihwal berikut ini.
1. Masalah distribusi dan kemelimpahan populasi hewan lokal dan
regional, mulai tingkat relung ekologi, mikrohabitat, habitat,
komunitas sampai biogeografi atau penyebaran hewan di muka bumi.
2. Masalah pengaturan fisiologis, respon serta adaptasi struktural dan
adaptasi perilaku terhadap perubahan lingkungan.
3. Perilaku dan aktivitas hewan dalam habitatnya.
4. Perubahan berkala (harian, musiman,dll) dari kehadiran, aktivitas dan
kemelimpahan populasi hewan.
5. Dinamika populasi dan komunitas dan pola interaksi-interaksi hewan
dalam populasi dan komunitas.
6. Pemisahan-pemisahan relung ekologi, spesies dan ekologi
evolusioner.
7. Masalah produktivitas sekunder dan ekoenergetika.
8. Ekologi sistem dan pemodelan.
13. Ekologi hewan memerlukan taksonomi
sehingga beraneka spesies pembangun
komunitas dapat diketahui.
Ekologi hewan juga memerlukan fisiologi,
genetika dan evolusi untuk mempelajari
aspek hewan dari ketiga ilmu tersebut.
Ekologi hewan memerlukan zoologi karena
mempelajari interaksi hewan melangsungkan
kehidupan di lingkungan tanpa memisahkan
komponen hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme yang saling berinteraksi.
14. Pendekatan dalam ekologi hewan dapat secara
laboratorium, lapangan dan matematik.
Kemajuan teknologi memungkinkan penanganan masalah
penelitian secara kuantitatif terhadap sistem yang
kompleks di dalam suatu ekosistem.
Salah satu kesulitan dalam ekologi hewan adalah
mengenai metode, teknik pengamatan dan
pengukurannya. Misalnya penentuan kemelimpahan dan
perilaku hewan yang diselidiki, karena hewan bersifat
mobil.
Sebagian besar pergerakan hewan merupakan aktivitas
hewan yang terorientasi pada faktor-faktor lingkungan
berikut perubahannya. Misal Aktivitas peneliti merupakan
stimulus hewan bergerak menghindar atau hewan yang
aktivitasnya diurnal, krepuskuler dan nokturnal.
15. Ekologi hewan banyak dimanfaatkan dalam bidang
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan
konservasi satwa liar.
Bidang pertanian dan kesehatan, misal pengendalian
populasi hewan hama atau vektor penyebab penyebar
penyakit.
Bidang Perikanan, pemanenan ikan dengan asas
keberlanjutan.
Bidang peternakan, meningkatkan hasil produksi
peternakan dengan landasan dasar, konsep efisiensi
ekologi.
Bidang Pengelolaan dan konservasi satwa liar, baik
habitat insitu (pemeliharaan habitat aslinya) dan
exsitu (pemeliharaan habitat buatan) berdasarkan
konsep dan asas ekologi.
16. Allee, W.c., et al. 1963. Principles of Animal Ecology. W.b.
Saunders Company. Philadelphia and London.
Begon, M., dan Mortimer, M. 1986. Population Ecology. A
United Study of Animal and Plants. Blackwell Scientific
Publications. Oxford.
Ibkar-Kramadibrata,h. 1992. Diktat Ekologi Hewan (tidak
dipbulikasikan). Jurusan Biologi-FMIPA ITB. Bandung.
Kendeigh, S.C. 1980. Ecology with Special Reference to
Animal and Man. Prentice-Hall of Hindi, New Delhi.
Krebs, C.J. 1985. Ecology. Harper and Row. New York.
Mc Naughton, S.J. dan Wolf, L.L. 1973. General Ecology,
Second Edition. (Terjemahan Gadjah Mada University Pres,
1990) Suders College Publishing. Philadelphia.
Odum, E.P. 1973. Fundamental Ekologi Hewan.
Depdikbud-DIKTI-Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Tinggi. Jakarta.
Editor's Notes
Biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu.
Krepuskular adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut sifat hewan yang terutama aktif selama saat remang-remang di peralihan hari, yakni pada waktu senja dan fajar.