SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN 
KEBUDAYAAN 
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 
FAKULTAS PERTANIAN 
JURUSAN KEHUTANAN 
ABSTRAK USULAN PROPOSAL 
PENELITIAN 
Judul : Keanekaragaman Tumbuhan obat di Taman 
Nasional Tanjung Puting kalimantan Tengah 
Nama : Nasibah 
NIM : CCA 110 022 
Hari/Tanggal : Jum’at 14 Februari 2014 
Waktu : 10:00 WIB- Selesai 
Dosen Pembimbing : 1. Hendra Toni,S.Hut.,MP 
2. Ir.Nursiah, MP 
Dosen Pembahas : 1.Milad Madiyawati, S.Hut.,MP 
2. Antonius Triyadi, S.Hut.,MP 
Pembahas Khusus : 1. Martin Simbolon 
2. Wahyudi Nata Adisastra 
I. PENDAHULUAN 
1.1. Latar belakang 
Sejak Zaman dahulu etnis asli kalimantan atau masyarakat Dayak telah 
memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan sehari hari. 
Kedekatan mereka dengan alam dan tumbuhan sangatlah erat. 
Masyarakat Dayak sekitar kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, 
hampir dalam setiap upacara keagamaan, peristiwa penting dan 
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari menyertakan tumbuhan. 
Masyarakat dayak dalam mengatasi permasalah berbagai penyakit 
umumnya menggantungkan tumbuhan obat. Di hutan tropis Indonesia 
terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 
spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah 
dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional. (SK 
Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004). 
Tumbuhan obat dimanfaatkan masyrakat Dayak secara tradisional 
secara turun temurun, namun dalam kegiatan eksploitasi tumbuhan obat 
tidak diiringi dengan kegiatan pembudidayaan. Kemudian dari berbagai 
faktor misalnya alih fungsi hutan baik berupa pembukaan areal untuk 
tujuan pengembangan wilayah perkebunan, pertanian, daya regenarasi 
pertumbuhan yang lambat, kurangnya perhatian pelestarian tumbuhan 
obat serta pemukiman maupun fenomena alam berupa kebakaran hutan 
secara langsung mengancam keberadaan habitat alami dari plasma nutfah 
tumbuhan obat 
Wilayah Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 15.380.410 Ha 
termasuk salah satu kawasan yang banyak menyimpan keanekaragaman 
hayati (biodiversity) salah satunya kawasan konservasi Taman Nasional 
Tanjung Puting yang memilikki kawasan yang cukup luas dan langsung 
berbatasan dengan tempat tinggal masyarakat sehingga mereka 
menggantungkan kebutuhan SDA secara langsung. 
Unsur biologi yang dipungut untuk dimanfaatkan masyarakat dari 
vegetasi adalah kayu (kayu bakar), daun nipah, rotan, bambu, tumbuhan 
obat, rumput/pakan ternak, madu, gaharu, buah-buahan, sayur-sayuran, 
uang tunai, ikan dan kayu untuk bahan bangunan. Pemanpaatan 
tersebut harus diimbangi dengan upaya upaya konservasi seperti budidaya 
tanaman obat agar kepunahan tumbuhan obat tidak terjadi selain itu pula 
Pengetahuan Pemanfaatan tumbuhan obat belum sepenuhnya diketahui 
oleh masyarakat umum untuk itu dibutuhkan eksplorasi dan inventarisasi 
tumbuhan obat. 
1.2. Tujuan dan Manfaat penelitian 
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Keanekaragaman 
tumbuhan obat, pemanfaatan dan khasiat tumbuhan obat tradisional oleh 
masyarakat Dayak sekitar Taman Nasional Tanjung puting Kalimantan 
Tengah.
2 
Gambar1. Tata Letak Jalur dan Penempatan Petak 
Contoh 
Manfaat hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi 
tentang keanekaragaman jenis tumbuhan dan pemanfaatan serta khasiat 
sebagai obat tradisional, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan 
kebijakan dalam pelestarian kawasan dan sebagai informasi bagi peneliti 
berikutnya yang ingin melakukan pengujian tumbuhan obat secara klinis. 
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. Pengertian Tumbuhan Obat 
2.2. Peranan dan perkembangan Tumbuhan Obat 
2.3. Klasifikasi Tumbuhan Obat 
2.4. Sifat dan ciri Tumbuhan Obat Tradisional 
2.5. Keanekaragaman Jenis 
2.6. Pengukuran keanekaragaman Jenis 
2.7. Analisa vegetasi 
III. METODE PENELITIAN 
3.1. Tempat Dan Waktu 
Penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Nasional Tanjung Puting 
Resort Tanjung Harapan Kalimantan Tengah. Waktu penelitian akan 
dilaksanakan selama ± 4 (Empat) bulan, meliputi tahap persiapan, 
pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan hasil 
penelitian. 
3.2. Peralatan dan Bahan Penelitian 
Alat yang digunakan pada penelitian adalah : Kompas, Pita diameter ,Tali 
rapia, Parang, Kamera, Meteran rol, GPS (Global Position System), buku 
gambar dan buku data, ATK, Komputer, printer dan kalkulator. Bahan 
yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah : peta lokasi, Tally 
sheet, cat warna merah, Koran dan alkohol, plastik 
3.3. Prosedur Penelitian 
3.3.1. Pengumpulan Data 
a. Data Primer 
Pengumpulan data dilapangan dilakukan dengan metode kombinasi 
antara metode jalur dengan metode garis berpetak dengan lebar jalur 20 meter 
dan panjang jalur 500 meter terdiri dari 25 plot. Jumlah jalur pengamatan 
terdiri dari 2 jalur yang berjarak 100 meter antar jalur. Pada setiap plot dibuat 
sub bab petak contoh secara nested sampling ( tersarang ) yaitu semai 2 x 2 
meter, Pancang 5 x 5 meter, tiang 10 x 10 meter dan Pohon 20 x 20 meter 
sehingga luas areal penelitian adalah 20 meter x 500 meter x 2 Jalur = 20.000 
m2 ( 2 ha ) dengan jumlah plot 50 buah (Gambar 1). Tumbuhan yang yang 
diteliti adalah yang dapat bermanfaat sebagai obat tradisional. Semua 
tumbuhan yang ada dalam petak contoh diukur tinggi dan diameternya 
(Pohon, tiang dan pancang), sedangkan untuk semai dihitung jenis dan 
jumlahnya. Data karakterististik morfologi dan lainnya. Perhitungan 
komposisi jenis, dominasi, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kekayaan. 
Informasi mengenai manfaat tersebut diperoleh dari masyarakat 
setempat, dengan cara wawancara, kuesioner, observasi dan studi literatur 
sebanyak 20 responden terhadap pencari, peramu dan pengguna tumbuhan 
obat. 
Informasi tersebut meliputi khasiat tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang 
digunakan dan cara penggunaannya. 
b. Data Sekunder 
Data sekunder diperoleh dengan metode literatur review terhadap data 
BPS (Badan Pusat Statistik). Kondisi umum lokasi penelitian diperoleh dari
3 
badan statistik dan Balai Taman Nasional Tanjung Puting seperti iklim, 
topografi, tanah, vegetasi dan sosial ekonomi masyarakat serta penelitian-penelitian 
terdahulu. 
3.3.2. Analisis Data 
a. Komposisi Jenis 
Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk menghitung Kerapatan, 
Frekuensi, dan Dominansi digunakan rumus Soerianegara dan Indrawan 
(2005). 
Kerapatan = 
Banyaknya individu suat u jenis 
Luas seluruh petak contoh 
Kerapatan Relatif = 
Kerapatan mut lak suat u jenis 
Kerapatan total seluruh jenis 
x 100% 
Frekuensi = 
Σ petak contoh ditemukan suat u spesies 
Σ seluruh petak contoh 
Frekuensi Relatif = 
Frekuensi mut lak suat u jenis 
Frekuensi total seluruh jenis 
x 100% 
Dominansi = 
Σ luas bidang dasar suatu jenis 
Σ luas seluruh petak contoh 
Dominasi Relatif = 
Dominasi mutlak suatu jenis 
Dominasi total seluruh jenis 
x 100% 
Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR (untuk tingkat tiang dan pohon). 
Indeks Nilai Penting = KR + FR (untuk tingkat semai dan pancang). 
a. Dominasi Jenis 
Penguasaan (dominasi) jenis tumbuhan ditentukan parameter 
perbandingan nilai penting (Summed Dominance Ratio/SDR). Perbandingan 
nilai penting dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Muller et 
al.,1974). 
SDR = INP/2 
Tinggi atau rendah tingkat penguasaan jenis ditentukan dengan rumus 
sbb: 
Interval kelas penguasaan jenis (I) = 
Kriteria tingkat penguasaan jenis yaitu : 
SDR tert inggi – SDR terendah 
3 
a. Tingkat penguasaan rendah : SDR < (SDRterendah +1) 
b. Tingkat penguasaan sedang : SDR= (SDRterendah+1) - 
(SDRterendah +2) 
c. Tingkat penguasaan tinggi : SDR > (SDRterendah +2). 
c. Indeks Keanekaragaman 
Keanekaragaman jenis dari komunitas yang diteliti dapat diketahui 
dengan menghitung nilai keanekaragaman jenis sebagai berikut: Indeks 
keanekaragaman menggunakan indeks Shannon’s ( Ludwig dan Reynolds, 1988 
): 
n 
 
H 
' ln 
Keterangan : 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
ni 
ni 
N 
N 
i 
1 
HH’= indeks keanekaragaman ni = jumlah spesies ke1 
N N= jumlah individu Seluruh Jenis In = logaritma natural 
Besarnya derajat keanekaragaman jenis (Tim Studi IPB dalam Hidayat, 
2001) dapat diketahui jika nilai H’ < 2 menunjukan keanekaragaman jenis 
tergolong rendah, H’ ≥ 2 dan < 3 menunjukan keanekaragaman jenis tergolong 
sedang dan H’≥ 3 menunjukan bahwa keanekaragaman jenis tergolong tinggi.
4 
d. Indeks Kekayaan 
Indeks kekayaan jenis, menggunakan rumus indeks Margalef (Ludwig 
dan Reynolds, 1988) adalah sebagai berikut : 
S 
1  
Keterangan : 
R = Indeks Margelaf 
S = Jumlah Jenis yang Ditemukan 
N = Jumlah Individu Seluruh Jenis 
In = Logaritma Natural 
Besarnya indeks kekayaan jenis tergantung ada jumlah jenis yang 
ditemukan. Bila jumlah jenis tinggi, maka tinggi pula indeks yang 
diperoleh dan sebaliknya (Soegianto, 1994). 
e. Indeks Kemerataan. 
Indeks kemerataan jenis, di hitung meggunakan rumus menurut Pielou 
dalam Odum ( 1966 ) adalah sebagai berikut : 
H 
Keterangan : 
E = Indeks kemerataan 
H' = indeks keanekaragaman Shannon. 
In = Logaritma Natural 
S = Jumlah jenis 
Besaran E’< 0,3 menunjukan kemerataan jenis tergolong rendah, E’ = 
0,3-0,6 kemerataan jenis tergolong sedang dan E’> 0,6 maka kemerataan jenis 
tergolong tinggi. 
3.3. Jadwal Kegiatan 
Berikut ini adalah tabel jadwal kegiatan penelitian yang akan 
dilaksaksanakan 
No. Kegiatan Bulan 
1 2 3 4 
1 Persiapan 
a. Penelusuran Pustaka 
b. Penyusunan usulan 
Penelitian 
c. Persiapan alat dan bahan 
Penelitian 
x 
xx 
x 
2. Pengumpulan Data 
a. Survei Lapangan 
b. Pengamatan langsung 
dilapangan dan 
wawancara dengan 
responden 
x 
xxx 
x 
3. Analisa Data xxx 
4. Pembuatan Laporan xxx 
5. Penyerahan Laporan Hasil 
Penelitian 
x 
N n 
R 
. 1 
 
n S  
E 
1 . 
' 

5 
DAFTAR PUSTAKA 
Arief A, 1994. Hutan dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. 
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 
Djauhariya dan Sukarman. 2002. Pemanfaatan Plasma Nutfah Dalam 
Industri Jamu 
dan Kosmetika Alami. Buletin Plasma Nutfah 8 (2) : 12 – 13. 
Galingging R., Y., Andy Bhermana dan Muhrizal Sarwani. 2006. 
Potensi Pengembangan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat Lokal 
di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur di 
Kalimantan Tengah. Makalah poster disampaikan pada 
Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia. 
Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan 
Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-tabo. Jurnal Hutan dan 
Masyarakat III (2) : hlm 111-234 
Harada K.,M. Rahayu,dan M Muzakkir 2006. Tumbuhan Obat Taman 
Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Palmedia creative pro. 
Bandung. 
Haryanto. 1995. Konservasi Keanekaragamaan Hayati di Hutan tropika. 
Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan 
Institut Pertanian Bogor. Bogor. ( Tidak dipublikasika). 
Hidayat, N. 2001. Keragaman beberapa Sifat Dimensi Tegakan pada 
Hutan Rawa Gambut yang Dikelola dengan Sistem Tebang Pilih 
Tanaman Indonesia (TPTI) (Studi Kasus di Areal HPH PT. 
Inhutani II, Kalimantan Barat). [Tesis] Bogor : Sekolah Pasca 
Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 
Istomo. 1995. Teknik Pengukuran dan Pemantauan keanekaragaman 
hayati Tumbuhan alam. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. 
Kintoko, 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat. Prosiding 
Persidangan Antarabangsa Pembangunan Aceh 26-27 Disember 
2006, UKM Bangi. 
Ludwig J.A and J.F. Reynolds . 1988. Statiscal Ecology, John Wiley & 
Sons.New York. 
Noorcahyati, 2012 . Tumbuhan Berkhasiat Obat Kalimantan antara 
Pemanfaatan dan Pelestarian. Balai Penelitian Tehnologi 
Konservasi sumber Daya Alam. Balikpapan. Kalimantan Timur. 
Marsono , D. Dan Thoyib. 1984. Ekosistem Hutan Tropika Humida. 
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta 
Muller, D. Dobois dan H. Ellenberg. 1974. Aims and Mathod of 
Vagetatin Ecologi. Jhon Wiley and Sons. New York. 547 pp. 
Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi (penerjemah Tjahyono 
Samingan dan Penyunting B. Srigondo. Gadjah Mada 
University Press. Yogyakarta. 
Rajehan. 2012. Nilai Manfaat Langsung Ekosistem Dipterocarpa Bagi 
Masyarakat Setempat Di Hutan Lindung Sungai Wain. Fakultas 
Kehutanan Universitas Mulawarman. 
Sampurno, 2012. Jurnal Obat Herbal Dalam Prespektif dalam Medik 
dan Bisnis. Fakultas Parmasi Universitas Gajah Mada. 
Jogjakarta 
Setiawan. 2007 . Atlas Tumbuhan Indonesia Jilid 3. Depok: Puspa 
Swara. 
SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004). 
Suganda. AG, 2002, Standardisasi simplisia, ekstrak dan produk obat 
bahan alam, dalam prosiding Simposium standardisasi jamu dan 
fitofarmaka , ITB, Bandung, 26 september 2002.
6 
Suhirman M. 1990. Program Perkembangan Tanaman Obat. Makalah 
Seminar Nasional Pelestarian Pemanfaatan Tanaman Obat 
Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. 
Soerianegara, I dan Indrawan. A.1998. Ekologi Hutan Indonesia. 
Laboratium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut 
Pertanian Bogor. Bogor. 
.2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratium 
Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 
Bogor. 
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Usaha Nasional, Surabaya. 
Wilson., E.O. 1988. Biodiversity. National Academy Press. 
Washington D.C. 
Zuhud, E.A.M, Ekarelawan dan S, Ridwan. (1994). Hutan Tropika 
Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah 
Tumbuhan Obat. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

More Related Content

What's hot

Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiasnaini marlis
 
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49sardi anto
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK Ilmianisa Azizah
 
Penyakit hutan
Penyakit hutanPenyakit hutan
Penyakit hutanbayu meido
 
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempat
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempatInventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempat
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempatHendra Hosea
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEDIS BLOG
 
Pengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanPengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanIbel007
 

What's hot (13)

Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasiEktum kel 9 metode analisis vegetasi
Ektum kel 9 metode analisis vegetasi
 
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49
TUGAS PAPER BIOMETRIKA MNH 49
 
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
LAPORAN BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM DAUN KATUK
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Penyakit hutan
Penyakit hutanPenyakit hutan
Penyakit hutan
 
Laporan perlintan
Laporan perlintanLaporan perlintan
Laporan perlintan
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempat
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempatInventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempat
Inventarisasi jenis kupu kupu (lepidoptera) di kawasan tempat
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 
Pengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutanPengendalian penyakit hutan
Pengendalian penyakit hutan
 
8113 16022-1-sm
8113 16022-1-sm8113 16022-1-sm
8113 16022-1-sm
 

Similar to Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanjung puting oleh nasibah

Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Anjas Asmara, S.Si
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 cbinasuci
 
293347809 referensi
293347809 referensi293347809 referensi
293347809 referensiTry Purnomo
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIalmansyahnis .
 
silabus geografi kelas xi.docx
silabus geografi kelas xi.docxsilabus geografi kelas xi.docx
silabus geografi kelas xi.docxDilaAndriani4
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfHeriHermawan66
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKAwe Wardani
 
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...anika putri
 
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxKelasBiologi2
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdfAgathaHaselvin
 
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4Ricky Ramadhan
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiridloWAE
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdf
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdfBahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdf
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdfSudirman Sultan
 
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxAgathaHaselvin
 

Similar to Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanjung puting oleh nasibah (20)

Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c01 rpp klp 3. 7 c
01 rpp klp 3. 7 c
 
293347809 referensi
293347809 referensi293347809 referensi
293347809 referensi
 
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATIRPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
RPP BIOLOGI KELAS X IPA KEANEKARAGAMAN HAYATI
 
Bahan ajar plh kls 7
Bahan ajar plh kls 7Bahan ajar plh kls 7
Bahan ajar plh kls 7
 
silabus geografi kelas xi.docx
silabus geografi kelas xi.docxsilabus geografi kelas xi.docx
silabus geografi kelas xi.docx
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
 
LE0150-09.pdf
LE0150-09.pdfLE0150-09.pdf
LE0150-09.pdf
 
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIKPraktikum FAKTOR ABIOTIK
Praktikum FAKTOR ABIOTIK
 
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...
Anika Putri- Herpetofauna Diversity in Gunung Tilu Nature Reserves, West Java...
 
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
ARTIKEL PKL TAHAP 2 KLMPK 4
 
Artikel klmpok 4
Artikel   klmpok 4Artikel   klmpok 4
Artikel klmpok 4
 
Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayatiKeanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
 
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdf
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdfBahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdf
Bahan Ajar Penatusahaan Pemanfaatan TSL.pdf
 
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 

Abstrak penelitian keanekaragaman jenis tumbuhan obat di taman nasional tanjung puting oleh nasibah

  • 1. 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN KEHUTANAN ABSTRAK USULAN PROPOSAL PENELITIAN Judul : Keanekaragaman Tumbuhan obat di Taman Nasional Tanjung Puting kalimantan Tengah Nama : Nasibah NIM : CCA 110 022 Hari/Tanggal : Jum’at 14 Februari 2014 Waktu : 10:00 WIB- Selesai Dosen Pembimbing : 1. Hendra Toni,S.Hut.,MP 2. Ir.Nursiah, MP Dosen Pembahas : 1.Milad Madiyawati, S.Hut.,MP 2. Antonius Triyadi, S.Hut.,MP Pembahas Khusus : 1. Martin Simbolon 2. Wahyudi Nata Adisastra I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sejak Zaman dahulu etnis asli kalimantan atau masyarakat Dayak telah memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan dalam kehidupan sehari hari. Kedekatan mereka dengan alam dan tumbuhan sangatlah erat. Masyarakat Dayak sekitar kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, hampir dalam setiap upacara keagamaan, peristiwa penting dan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari menyertakan tumbuhan. Masyarakat dayak dalam mengatasi permasalah berbagai penyakit umumnya menggantungkan tumbuhan obat. Di hutan tropis Indonesia terdapat 30.000 spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 200 spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat tradisional. (SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004). Tumbuhan obat dimanfaatkan masyrakat Dayak secara tradisional secara turun temurun, namun dalam kegiatan eksploitasi tumbuhan obat tidak diiringi dengan kegiatan pembudidayaan. Kemudian dari berbagai faktor misalnya alih fungsi hutan baik berupa pembukaan areal untuk tujuan pengembangan wilayah perkebunan, pertanian, daya regenarasi pertumbuhan yang lambat, kurangnya perhatian pelestarian tumbuhan obat serta pemukiman maupun fenomena alam berupa kebakaran hutan secara langsung mengancam keberadaan habitat alami dari plasma nutfah tumbuhan obat Wilayah Kalimantan Tengah dengan luas mencapai 15.380.410 Ha termasuk salah satu kawasan yang banyak menyimpan keanekaragaman hayati (biodiversity) salah satunya kawasan konservasi Taman Nasional Tanjung Puting yang memilikki kawasan yang cukup luas dan langsung berbatasan dengan tempat tinggal masyarakat sehingga mereka menggantungkan kebutuhan SDA secara langsung. Unsur biologi yang dipungut untuk dimanfaatkan masyarakat dari vegetasi adalah kayu (kayu bakar), daun nipah, rotan, bambu, tumbuhan obat, rumput/pakan ternak, madu, gaharu, buah-buahan, sayur-sayuran, uang tunai, ikan dan kayu untuk bahan bangunan. Pemanpaatan tersebut harus diimbangi dengan upaya upaya konservasi seperti budidaya tanaman obat agar kepunahan tumbuhan obat tidak terjadi selain itu pula Pengetahuan Pemanfaatan tumbuhan obat belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat umum untuk itu dibutuhkan eksplorasi dan inventarisasi tumbuhan obat. 1.2. Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Keanekaragaman tumbuhan obat, pemanfaatan dan khasiat tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat Dayak sekitar Taman Nasional Tanjung puting Kalimantan Tengah.
  • 2. 2 Gambar1. Tata Letak Jalur dan Penempatan Petak Contoh Manfaat hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan dan pemanfaatan serta khasiat sebagai obat tradisional, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan dalam pelestarian kawasan dan sebagai informasi bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan pengujian tumbuhan obat secara klinis. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tumbuhan Obat 2.2. Peranan dan perkembangan Tumbuhan Obat 2.3. Klasifikasi Tumbuhan Obat 2.4. Sifat dan ciri Tumbuhan Obat Tradisional 2.5. Keanekaragaman Jenis 2.6. Pengukuran keanekaragaman Jenis 2.7. Analisa vegetasi III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Nasional Tanjung Puting Resort Tanjung Harapan Kalimantan Tengah. Waktu penelitian akan dilaksanakan selama ± 4 (Empat) bulan, meliputi tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan hasil penelitian. 3.2. Peralatan dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian adalah : Kompas, Pita diameter ,Tali rapia, Parang, Kamera, Meteran rol, GPS (Global Position System), buku gambar dan buku data, ATK, Komputer, printer dan kalkulator. Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah : peta lokasi, Tally sheet, cat warna merah, Koran dan alkohol, plastik 3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1. Pengumpulan Data a. Data Primer Pengumpulan data dilapangan dilakukan dengan metode kombinasi antara metode jalur dengan metode garis berpetak dengan lebar jalur 20 meter dan panjang jalur 500 meter terdiri dari 25 plot. Jumlah jalur pengamatan terdiri dari 2 jalur yang berjarak 100 meter antar jalur. Pada setiap plot dibuat sub bab petak contoh secara nested sampling ( tersarang ) yaitu semai 2 x 2 meter, Pancang 5 x 5 meter, tiang 10 x 10 meter dan Pohon 20 x 20 meter sehingga luas areal penelitian adalah 20 meter x 500 meter x 2 Jalur = 20.000 m2 ( 2 ha ) dengan jumlah plot 50 buah (Gambar 1). Tumbuhan yang yang diteliti adalah yang dapat bermanfaat sebagai obat tradisional. Semua tumbuhan yang ada dalam petak contoh diukur tinggi dan diameternya (Pohon, tiang dan pancang), sedangkan untuk semai dihitung jenis dan jumlahnya. Data karakterististik morfologi dan lainnya. Perhitungan komposisi jenis, dominasi, Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kekayaan. Informasi mengenai manfaat tersebut diperoleh dari masyarakat setempat, dengan cara wawancara, kuesioner, observasi dan studi literatur sebanyak 20 responden terhadap pencari, peramu dan pengguna tumbuhan obat. Informasi tersebut meliputi khasiat tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaannya. b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan metode literatur review terhadap data BPS (Badan Pusat Statistik). Kondisi umum lokasi penelitian diperoleh dari
  • 3. 3 badan statistik dan Balai Taman Nasional Tanjung Puting seperti iklim, topografi, tanah, vegetasi dan sosial ekonomi masyarakat serta penelitian-penelitian terdahulu. 3.3.2. Analisis Data a. Komposisi Jenis Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk menghitung Kerapatan, Frekuensi, dan Dominansi digunakan rumus Soerianegara dan Indrawan (2005). Kerapatan = Banyaknya individu suat u jenis Luas seluruh petak contoh Kerapatan Relatif = Kerapatan mut lak suat u jenis Kerapatan total seluruh jenis x 100% Frekuensi = Σ petak contoh ditemukan suat u spesies Σ seluruh petak contoh Frekuensi Relatif = Frekuensi mut lak suat u jenis Frekuensi total seluruh jenis x 100% Dominansi = Σ luas bidang dasar suatu jenis Σ luas seluruh petak contoh Dominasi Relatif = Dominasi mutlak suatu jenis Dominasi total seluruh jenis x 100% Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR (untuk tingkat tiang dan pohon). Indeks Nilai Penting = KR + FR (untuk tingkat semai dan pancang). a. Dominasi Jenis Penguasaan (dominasi) jenis tumbuhan ditentukan parameter perbandingan nilai penting (Summed Dominance Ratio/SDR). Perbandingan nilai penting dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Muller et al.,1974). SDR = INP/2 Tinggi atau rendah tingkat penguasaan jenis ditentukan dengan rumus sbb: Interval kelas penguasaan jenis (I) = Kriteria tingkat penguasaan jenis yaitu : SDR tert inggi – SDR terendah 3 a. Tingkat penguasaan rendah : SDR < (SDRterendah +1) b. Tingkat penguasaan sedang : SDR= (SDRterendah+1) - (SDRterendah +2) c. Tingkat penguasaan tinggi : SDR > (SDRterendah +2). c. Indeks Keanekaragaman Keanekaragaman jenis dari komunitas yang diteliti dapat diketahui dengan menghitung nilai keanekaragaman jenis sebagai berikut: Indeks keanekaragaman menggunakan indeks Shannon’s ( Ludwig dan Reynolds, 1988 ): n  H ' ln Keterangan :             ni ni N N i 1 HH’= indeks keanekaragaman ni = jumlah spesies ke1 N N= jumlah individu Seluruh Jenis In = logaritma natural Besarnya derajat keanekaragaman jenis (Tim Studi IPB dalam Hidayat, 2001) dapat diketahui jika nilai H’ < 2 menunjukan keanekaragaman jenis tergolong rendah, H’ ≥ 2 dan < 3 menunjukan keanekaragaman jenis tergolong sedang dan H’≥ 3 menunjukan bahwa keanekaragaman jenis tergolong tinggi.
  • 4. 4 d. Indeks Kekayaan Indeks kekayaan jenis, menggunakan rumus indeks Margalef (Ludwig dan Reynolds, 1988) adalah sebagai berikut : S 1  Keterangan : R = Indeks Margelaf S = Jumlah Jenis yang Ditemukan N = Jumlah Individu Seluruh Jenis In = Logaritma Natural Besarnya indeks kekayaan jenis tergantung ada jumlah jenis yang ditemukan. Bila jumlah jenis tinggi, maka tinggi pula indeks yang diperoleh dan sebaliknya (Soegianto, 1994). e. Indeks Kemerataan. Indeks kemerataan jenis, di hitung meggunakan rumus menurut Pielou dalam Odum ( 1966 ) adalah sebagai berikut : H Keterangan : E = Indeks kemerataan H' = indeks keanekaragaman Shannon. In = Logaritma Natural S = Jumlah jenis Besaran E’< 0,3 menunjukan kemerataan jenis tergolong rendah, E’ = 0,3-0,6 kemerataan jenis tergolong sedang dan E’> 0,6 maka kemerataan jenis tergolong tinggi. 3.3. Jadwal Kegiatan Berikut ini adalah tabel jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksaksanakan No. Kegiatan Bulan 1 2 3 4 1 Persiapan a. Penelusuran Pustaka b. Penyusunan usulan Penelitian c. Persiapan alat dan bahan Penelitian x xx x 2. Pengumpulan Data a. Survei Lapangan b. Pengamatan langsung dilapangan dan wawancara dengan responden x xxx x 3. Analisa Data xxx 4. Pembuatan Laporan xxx 5. Penyerahan Laporan Hasil Penelitian x N n R . 1  n S  E 1 . ' 
  • 5. 5 DAFTAR PUSTAKA Arief A, 1994. Hutan dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Djauhariya dan Sukarman. 2002. Pemanfaatan Plasma Nutfah Dalam Industri Jamu dan Kosmetika Alami. Buletin Plasma Nutfah 8 (2) : 12 – 13. Galingging R., Y., Andy Bhermana dan Muhrizal Sarwani. 2006. Potensi Pengembangan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat Lokal di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur di Kalimantan Tengah. Makalah poster disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Hortikultura Indonesia. Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-obatan Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Tabo-tabo. Jurnal Hutan dan Masyarakat III (2) : hlm 111-234 Harada K.,M. Rahayu,dan M Muzakkir 2006. Tumbuhan Obat Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat. Palmedia creative pro. Bandung. Haryanto. 1995. Konservasi Keanekaragamaan Hayati di Hutan tropika. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. ( Tidak dipublikasika). Hidayat, N. 2001. Keragaman beberapa Sifat Dimensi Tegakan pada Hutan Rawa Gambut yang Dikelola dengan Sistem Tebang Pilih Tanaman Indonesia (TPTI) (Studi Kasus di Areal HPH PT. Inhutani II, Kalimantan Barat). [Tesis] Bogor : Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Istomo. 1995. Teknik Pengukuran dan Pemantauan keanekaragaman hayati Tumbuhan alam. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Kintoko, 2006. Prospek Pengembangan Tanaman Obat. Prosiding Persidangan Antarabangsa Pembangunan Aceh 26-27 Disember 2006, UKM Bangi. Ludwig J.A and J.F. Reynolds . 1988. Statiscal Ecology, John Wiley & Sons.New York. Noorcahyati, 2012 . Tumbuhan Berkhasiat Obat Kalimantan antara Pemanfaatan dan Pelestarian. Balai Penelitian Tehnologi Konservasi sumber Daya Alam. Balikpapan. Kalimantan Timur. Marsono , D. Dan Thoyib. 1984. Ekosistem Hutan Tropika Humida. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta Muller, D. Dobois dan H. Ellenberg. 1974. Aims and Mathod of Vagetatin Ecologi. Jhon Wiley and Sons. New York. 547 pp. Odum, E. P. 1996. Dasar-dasar Ekologi (penerjemah Tjahyono Samingan dan Penyunting B. Srigondo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Rajehan. 2012. Nilai Manfaat Langsung Ekosistem Dipterocarpa Bagi Masyarakat Setempat Di Hutan Lindung Sungai Wain. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Sampurno, 2012. Jurnal Obat Herbal Dalam Prespektif dalam Medik dan Bisnis. Fakultas Parmasi Universitas Gajah Mada. Jogjakarta Setiawan. 2007 . Atlas Tumbuhan Indonesia Jilid 3. Depok: Puspa Swara. SK Kepala BPOM No. HK.00.05.4.2411 tanggal 17 Mei 2004). Suganda. AG, 2002, Standardisasi simplisia, ekstrak dan produk obat bahan alam, dalam prosiding Simposium standardisasi jamu dan fitofarmaka , ITB, Bandung, 26 september 2002.
  • 6. 6 Suhirman M. 1990. Program Perkembangan Tanaman Obat. Makalah Seminar Nasional Pelestarian Pemanfaatan Tanaman Obat Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Soerianegara, I dan Indrawan. A.1998. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. .2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif Usaha Nasional, Surabaya. Wilson., E.O. 1988. Biodiversity. National Academy Press. Washington D.C. Zuhud, E.A.M, Ekarelawan dan S, Ridwan. (1994). Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.