Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai perkembangan jumlah orang dengan pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) akibat virus COVID-19 di Sulawesi Barat selama periode 21 Maret hingga 1 April 2020. Jumlah ODP terus meningkat selama periode tersebut dari 47 menjadi 440 orang, sementara jumlah PDP relatif stabil antara 4-5 orang karena belum ada tes rapid diagnostik yang dilakukan. Berdasarkan tren di Sulawes
2. Perkembangan Orang Dengan Pemantauan (ODP)
Sulawesi Barat, 21 Maret – 1 April 2020
Sumber Data : Program Surveilans Dinkes Prov. Sulawesi Barat
3. Jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) Baru Per Hari
Sulawesi Barat, 21 Maret - 1 April 2020
Sumber Data : Program Surveilans Dinkes Prov. Sulawesi Barat
47
16
28
19
24
51
44
86
39
60
52
22-Mar 23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar 31-Mar 01-Apr
4. Perkembangan ODP dalam Proses Pemantauan
Sulawesi Barat, 21 Maret – 1 April 2020
60
95 110
133 148 165
210
246
322
355
402
440
21-Mar 22-Mar 23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar 31-Mar 01-Apr
5. Perkembangan ODP selesai pemantauan dan Proses Pemantauan
Sulawesi Barat, 21 Maret – 1 April 2020
Sumber Data : Program Surveilans Dinkes Prov. Sulawesi Barat
178
225
241
269
288
312
363
407
493
532
592
644
118 130 131 136 140 147 153 161 171 177 190 204
60
95 110
133 148
165
210
246
322
355
402
440
21-Mar 22-Mar 23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar 31-Mar 01-Apr
ODP Selesai Pemantauan Proses Pemantauan
6. Perkembangan Pasien Dalam Pengawasan
Sulawesi Barat, 21-31 Maret 2020
Jumlah pasien dalam pemantauan
periode 21-31 Maret 2020 5 orang.PDP
yang telah selesai di rawat sebanyak 1
orang. PDP yang saat ini proses
pengawasan 4
Rndahnya PDP disebabkan karena
tidak adanya Rrapid DiagnosticTest
(RDT) yang dilakukan bagi masyarakat
khususnyaODP
Kasus Positif Sulbar kemungkinan
“Unreported” karena tidak ada
pemeriksaan lanjutan yang dilakukan
Associate CMMID profesor Stefan
Flasche mengatakan bahwa jumlah
kasus virus corona baru akan
meningkat dua kali lipat setiap tujuh
hari.
Sumber Data : Program Surveilans Dinkes Prov. Sulawesi Barat
1 1 1 1 1 1 1 1
3
4
5 5
21-Mar 22-Mar 23-Mar 24-Mar 25-Mar 26-Mar 27-Mar 28-Mar 29-Mar 30-Mar 31-Mar 01-Apr
Pasien dalam
7. Perkiraan PDP Sulawesi Barat
dengan MelihatTrend Sulawesi Selatan
• PDP Sulsel = 18,55% dari
ODP
• PositifCOVID-19 Sulsel =
52,17% dari PDP
• Pada tanggal 19 Maret
mengumumumkan 2
Kasus baru
• 10 hari kemudian kasus
Positif menjadi 48 Kasus
• ODP Sulawesi Barat per 29 Maret
2020 = 493
• Estimasi PDP Sulawesi Barat = 493 x
18,55% =91 PDP
• Estimasi PositifCOVID-19 Sulawesi
Barat = 91 x 52,17%=47
• Saat ini kasus Positif Sulawesi Barat =
1
• Belum ada Rapid DiagnosticTest
(RDT) yang dilakukan bagi ODP dan
masyarakat
Sumber Data : https://covid19.sulselprov.go.id/
8. Kompartement yang perlu mendapat
perhatian serius (Prof Ridwan Amiruddin)
1. Mengurangi kelompol rentanmya dengan penguatan kekebalan kelompok atau
individu. Booster imunitasnya, multi nutrien, dan berjemur sinar matahari
2. Mengurangi jumlah kelompok terinfeksi, dengan perlindungan umum dan
khusus. Pengawasan ODP, tracing kelompok berisiko screening, penemuan dini
kasus baru untuk menghentikan laju penularan dan APD itu mutlak bagi
petugas
3. Quaratina untuk menghentikan peredaran orang. ingat virus tidak bergerak
sendiri, virus ikut pada pergerakan orang. dengan tinggal dirumah virus akan
bertumbuh normal
4. Meningkatkan jumlah dan percepatan kesembuhan dengan teraphy
pengobatan yang efektif.
9. SUMBER PENULAR COVID-19
Carrier/pembawa yang bisa berupa :
a. orang sehat, yg belum ada gejala, ini disebut healthy
carrier.
b. orang yg sakit, tentu ini industri virus level tinggi.
c. orang yang baru sembuh, disebut convalesence carrier,
mereka bisa menjadi sumber penular karena, dalam
tubuhnya kemungkinan masih ada si corona.
10. Dari kajian sistem kesehatan, unit layanan
kesehatan: UKP dan UKM, RS, sudah menunjukkan
betapa sistem kesehatan kita sangat rapuh dan
untuk itu perlu pembenahan yang serius. mulai
SDM, kefarmasian, teknologi, sistem
informasinya, penyiapan SDM kes yg siap melacak
dan mengontrol klb, dll.
11. Informasi +
Indonesia baru melaksanakan 1.727 tes. Jika dibandingkan dengan total penduduk, baru satu orang di
tes dari 156 ribu orang. Dengan demikian, diperkirakan masih banyak penderita Covid-19 yang belum
teridentifikasi.
Profesor Niall Ferguson dari Imperial College di London, Inggris, juga mendukung perhitungan ini.
Menurutnya, satu kematian menunjukkan setidaknya seribu kasus di masyarakat dengan asumsi tingkat
kematian 1 persen. Epidemi tanpa adanya pengukuran, mungkin akan naik dua kali lipat tiap lima
hari...dan hanya satu dari 100 orang yang terinfeksi akan meninggal
Mahasiswa dan pemerintah di Jawa Timur dilibatkan dalam forward call. Website itu dari pemerintah,
namun yang menjawab adalah mahasiswa. SDM mahasiswa dengan begitu sudah tersedia, namun
masih belum dekat dengan pemerintah.“
"Singapura dan Korea Selatan adalah contoh baik yang berhasil menekan angka penularan virus ini.
Modal sosial organisasi kemahasiswaan dan pemuda bisa menjadi modal untuk membantu upaya ini.
12. Rekomendasi
• Pemetaan SDM penanganan COVID baik Preventif maupun rehabilitasi
• Kebutuhan nakes yang paling mendasar dan harus ada:Alat Pelindung Diri (APD),
fasilitas skrining untuk nakes, masker.
• Penentuan Rumah Sakit Rujukan Utama COVID-19 Sulawesi Barat (RSUD Provinsi
dan RSUD Polewali Mandar)
• Hitung ketersediaan dan kekurangan logistik penanganan COVID-19 secara
menyeluruh.
• Rapid DiagnosticTest (RDT) bagi ODP dan keluarganya dan tenaga medis yang
berhubungan kontak langsung dengan ODP, PDP dan kasus terkonfirmasi.