Program pemberian obat cacing di Kecamatan Medan Helvetia bertujuan untuk mencegah dan mengurangi penyakit kecacingan pada anak. Target populasi program ini adalah anak sekolah dan pra sekolah. Program ini meliputi pemberian obat cacing, pengawasan perilaku hidup bersih dan sehat, serta integrasi dengan kegiatan UKS di sekolah. Hasilnya, program ini membantu menurunkan tingkat kecacingan di kalangan anak sekolah.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
program_RO_Kecacingan_pptx.pptx
1. PROGRAM
PEMBERIAN OBAT
CACING DI KEC.
MEDAN
Kelompok IV
1. Vivi Uli Hutabarat 151000462 5. Tessa Tania Situmorang 151000478
2. Dini Nadianti Aprilia 151000464 6. Verawaty Sari Simamora 151000490
3. Christina O. Pangaribuan 151000466 7.Putri Asina Yohana 151000523
4. Naqya Assyifa 151000471 8. Christin Purba 151000527
2. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kecacingan merupakan salah satu diantara banyak penyakit yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya
kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, kehilangan darah serta kehilangan karbohidrat dan protein,
sehingga menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberdayakan individu, kelompok dan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran dan kemampuan, serta mengkonsumsi obat cacing sekali enam bulan.
Hal ini dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi
setempat. Penyuluhan kesehatan dalam memberantas kecacingan bertujuan untuk
meningkatkan praktek hidup bersih dan sehat.
3. PENDAHULUAN
1.3 Rumusan Masalah
a. Apa yang menyebabkan angka kecacingan tinggi di daerah tersebut
b. Bagaimana penanggulangan yang dilakukan?
1.4 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mencegah dan mengurangi penyakit kecacingan pada anak.
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penggunaan obat cacing pada anak dan tingkat kesadaran mengkonsumsi
obat cacing.
Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu akan pentingnya penggunaan obat cacing
4. PENDAHULUAN
1.5 Kebijaksanaan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424/Menkes/SK/VI/2006 tentang Pedoman pengendalian kecacingan
menyebutkan bahwa penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat Indonesia terutama di kalangan anak usia sekolah dasar sehingga hal ini dapat mengganggu
proses pembelajaran. Oleh karena itu kebijakan program pengendalian penyakit cacingan diarahkan untuk: (1)
meningkatkan upaya pengendalian dengan menggali sumber daya secara kemitraan, lintas program dan lintas
sector, (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan program yang lebih professional, (3)
mengembangkan dan menyelenggarakan metode tepat guna, (4) meningkatkan upaya pencegahan dan efektif
bersama program dan sektor terkait dan, (5) melaksanakan bimbingan, pemantauan dan evaluasi.
6. PEMBAHASAN
2.1 Penentuan Target Populasi
Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar
orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksikecacingan. Infeksi kecacingan ini terjadi dimana
pada tahun 2011 dilakukan survei di berbagai Provinsi. Prevalensi di Sumatera mencapai 78%,
Kalimantan 79%, Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%.
Dari hasil survei tersebut dapat kita lihat bahwa di daerah Sumatera mencapai 92% dan
merupakam prioritas masalah kesehatan di daerah yang hasru segera ditangulangi.
9. PEMBAHASAN
2.3 Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan Pengendalian yang dilakukan dalam pemberian obat cacing untuk anak sekolah
adalah :
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan (Cuci Tangan Pakai Sabun / CTPS)
kepada peserta didik
Mengajak peserta didik menggunakan alas kaki
Mengajak peserta didik menggunting kuku sekali seminggu
Menghimbau peserta didik untuk tidak BAB sembarangan
Memberikan obat cacing kepada peserta didik dengan melakukan kegiatan pemberian obat
masal pencegahan kecacingan yang mencakup anak sekolah dan pra sekolah
10. PEMBAHASAN
Integrasi dengan kegiatan UKS di SD/MI melalui penjaringan anak sekolah
Peserta didik (kelas 1 – 6) saat penjaringan kesehatan
Dosis : 1 tablet albendazole 400 mg
Diberikan oleh petugas puskesmas atau guru yg telah mendapat petunjuk
Guru memberi informasi kepada murid mengenai “harus makan pagi sebelum minum obat
cacing”
Diberikan di masing-masing kelas dengan pengawasan guru atau petugas Puskesmas
Obat diminum bersama-sama di depan guru
Peserta didik yang tidak hadir diberikan pada hari berikutnya (plg lambat 7 hari)
Integrasi dengan pemberian vitamin A
12. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program pemberian obat cacing membantu Indonesia menghasilkan perbaikan besar baik bagi
kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat. Terutama dikalangan anak sekolah yang
memiliki potensi paling tinggi untuk terkena penyakit kecacingan. Mengingat bahwa cacingan
merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka perhatian terhadap sanitasi
lingkungan perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu disusun suatu rencana operasional yang
dalam pelaksanaannya dapat mengupayakan penurunan tingkat kecacingan di kalangan
masyarakat khususnya anak sekolah dan pra sekolah.
13. PENUTUP
3.2 Saran
Dalam pelaksanaan kegiatan pemberian obat cacing yang telah disusun pada
rencana operasional, sebaiknya masyarakat dan petugas yang terkait dengan
kegiatan ini memberikan peran aktif untuk sama-sama mensukseskan program
pemberian obat cacing. Terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan. Oleh karena
itu, perlu disusun suatu rencana operasional yang dalam pelaksanaannya dapat
mengupayakan penurunan tingkat kecacingan di kalangan masyarakat khususnya
anak sekolah dan pra sekolah.