SlideShare a Scribd company logo
Agustus2020 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
& UNICEF Indonesia
Imunisasi Rutin pada Anak Selama
Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
ii
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Sudarmini (28) dan Putri, anak perempuannya (11 bulan)
dari Desa Sidorejo, Jawa Tengah, Indonesia.
© UNICEF/2020/Fauzan
Cover photo: © UNICEF/2020/Fauzan
1
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Latar Belakang
Sejak Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pertama pada bulan Maret 2020, cakupan
imunisasi rutin untuk mencegah penyakit-penyakit pada anak-anak seperti campak,
rubella, dan difteri semakin menurun. Misalnya, angka cakupan imunisasi difteri, pertusis
dan tetanus (DPT3) dan campak dan rubella (MR1) berkurang lebih dari 35% pada bulan
Mei 2020 dibandingkan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya.1
Untuk lebih memahami efek pandemi COVID-19 terhadap imunisasi, Kementerian
Kesehatan dan UNICEF melakukan penilaian cepat pada April 2020: hasilnya
menunjukkan bahwa 84% dari semua fasilitas kesehatan (faskes) melaporkan layanan
imunisasi terganggu di kedua level yaitu Puskesmas dan Posyandu.2
Gangguan dalam
layanan imunisasi sangat besar dan langsung dirasakan, dengan beberapa hambatan
yang diamati di berbagai tingkatan (Gambar 1). Hambatan akses akibat penghentian
layanan disertai dengan menurunnya permintaan disebabkan masyarakat takut tertular
COVID-19. Dari survei tersebut ditemukan kendala pasokan akibat petugas pengelola
program imunisasi dan sumber daya imunisasi dialihkan ke penanganan COVID-19,
terbatasnya alat pelindung diri untuk imunisasi yang aman, dan kekurangan komoditas.
Gambar 1. Hambatan terkait COVID-19 dalam pemberian layanan imunisasi
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk memastikan
pengendalian virus dan memperkuat kapasitas sistem pelayanan kesehatan untuk
menangani pandemi. Segera dibukanya layanan kembali merupakan salah satu upaya
untuk mecegah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
1	 Laporan cakupan imunisasi Kementerian Kesehatan, Juni 2020
2	 Kementerian Kesehatan dan UNICEF: Rapid Assessment: Immunization Services in Indonesia, Mei 2020 [https://
www.unicef.org/indonesia/reports/rapid-assessment-immunization-services-indonesia]
Total fasilitas yang dinilai
N=5329 – 53% dari total fasilitas di Indonesia
AKSES
Gangguan layanan fasilitas (Puskesmas, Posyandu)
Penangguhan fasilitas: Posyandu
Pengguhan fasilitas: Puskesmas
Penangguhan layanan berbasis sekolah
PERMINTAAN
Keengganan menggunakan layanan karena
COVID-19
PENAWARAN
APD terbatas
Penyedia layanan takut COVID-19
Relokasi staf
Kekurangan komoditas
Relokasi dana
100%
76%
84%
67%
64%
50%
32%
34%
26%
22%
11%
2
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
(PD3I). Kementerian Kesehatan mengembangkan dan mensosialisasikan serangkaian
pedoman, standar operasi prosedur (SOP), dan materi komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE). Kementerian Kesehatan bersama mitranya terus melakukan advokasi di tingkat
nasional dan daerah untuk memperkuat program imunisasi selama COVID-19 melalui:
a) membuka kembali layanan imunisasi; b) mengalokasikan anggaran yang memadai
untuk program imunisasi, termasuk kegiatan-kegiatan untuk mengejar ketertinggalan
selama situasi pandemi yang berkepanjangan; c) memastikan sumber daya manusia yang
memadai; d) melengkapi petugas kesehatan dengan APD yang memadai sesuai protokol
Kementerian Kesehatan; dan e) melakukan pendekatan mobilisasi sosial yang inovatif dan
kontekstual untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat pada sistem kesehatan.
Sehubungan dengan upaya ini, sangat penting untuk memahami persepsi masyarakat
tentang layanan imunisasi selama pandemi COVID-19 sebagai salah satu bahan
pertimbangan untuk Kementerian Kesehatan dan mitra dalam menerapkan pendekatan
komunikasi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian utama.
Tujuan dan Metodologi
Untuk mengetahui pandangan orang tua dan pengasuh tentang imunisasi pada anak-
anak dalam situasi pandemi COVID-19, pada 4-13 Juli 2020, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, dengan dukungan UNICEF, mengadakan survei daring yang
ditujukan pada orang tua dan pengasuh anak di bawah dua tahun. Survei ini bertujuan
untuk menerima masukan dari responden tentang penataan kembali pelayanan imunisasi
dan upaya komunikasi yang diperlukan.
Berdasarkan permintaan Kementerian Kesehatan, Satgas COVID-19 Indonesia, Gugus
Tugas, mengirimkan SMS melalui semua penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia,
dan tautan survei juga dibagikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas, Organisasi Profesi, Kantor Lapangan UNICEF serta
didistribusikan melalui jaringan lain seperti asosiasi profesi. Informasi tersebut juga
diposting di situs Gugus Tugas (https://covid19.go.id) selama sehari.
Temuan Studi Persepsi Masyarakat
 Sebaran Responden
Sebanyak 12.641 orang tua dan pengasuh dari 34 provinsi ikut serta dalam survei ini;
7.558 responden memenuhi syarat (yaitu memiliki anak di bawah usia dua tahun), dengan
tingkat penyelesaian 89%. Asal responden bervariasi menurut provinsi, dengan hampir
dua pertiga responden berasal dari pulau Jawa, yang merupakan sekitar 60% dari total
penduduk di Indonesia.
3
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
BANGKA BELITUNG (0.56%) - 38
BANTEN (3.88%) - 262
BENGKULU (0.67%) - 45
DI ACEH (0.83%) - 56
DI YOGYAKARTA (3.08%) - 208
DKI JAKARTA (16.31%) - 1102
JAMBI (0.62%) - 42
JAWA BARAT (16.40%) - 1108
JAWA TENGAH (14.13%) - 955
JAWA TIMUR (18.56%) - 1254
KALIMANTAN SELATAN (1.47%) - 99
KALIMANTAN TIMUR (3.32%) - 224
LAMPUNG (1.55%) - 105
NUSA TENGGARA TIMUR (1.47%) - 99
PAPUA (2.03%) - 137
SULAWESI SELATAN (1.69%) - 114
SUMATERA UTARA (2.18%) - 147
Gambar 2. Sebaran responden menurut provinsi
 Profil Responden
Lebih dari 78% responden adalah orang tua, diikuti dengan anggota keluarga yang
memiliki anak seperti paman, bibi, saudara kandung, dan kakek nenek. Tiga perempat
orang tua dan pengasuh yang mengikuti survei ini mengidentifikasi diri mereka berusia
antara 20-40 tahun, dan 71% dari total responden adalah perempuan.
20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%
Laki-laki Perempuan Tidak mau menyebutkan.
0.83%
Orang tua (78%) - 5289
Kakek/Nenek (4%) - 279
Paman/Bibi (8%) - 547
Saudara/ Kakak (6%) - 367
Lainnya (4%) -275
Gambar 3. Karakteristik responden
 Perilaku dan Praktik Mencari Layanan Imunisasi Selama Pandemi
51% responden melaporkan bahwa mereka dalam satu-dua bulan terakhir mendatangi
fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan imunisasi selama pandemi COVID-19
untuk mengimunisasikan anaknya. Sedangkan hampir 50% responden lainnya tidak
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan imunisasi karena kondisi
yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 atau karena anak-anak tidak membutuhkan
vaksin untuk jangka waktu tertentu.
4
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Perilaku dan praktik mencari layanan
imunisasi berubah selama pandemi
COVID-19
Sebelum COVID-19, di Indonesia,
sekitar 90% anak diimunisasi di fasilitas
umum: 75% di posyandu, 10% di
puskesmas, 5% di polindes dan 10%
anak-anak lainnya diimunisasi di
klinik dan rumah sakit swasta.3
Akan
tetapi, selama pandemi COVID-19
responden survei menunjukkan
bahwa klinik dan rumah sakit swasta menjadi sumber utama untuk mendapatkan layanan
imunisasi untuk anak mereka (lebih dari 43%), puskesmas (29%) dan posyandu (21%).
Hal ini bisa terjadi karena tidak tersedianya layanan imunisasi, terutama di tingkat
posyandu dan puskesmas. Secara bersamaan, hal ini mencerminkan tingginya permintaan
imunisasi dimana orang tua dan pengasuh mencari fasilitas pelayanan kesehatan
alternatif lainnya yang menawarkan layanan imunisasi yang dirasa aman. Akan tetapi,
responden mengungkapkan kekhawatiran mereka atas kepatuhan vaksinator dalam
menerapkan pedoman imunisasi yang aman di puskesmas.
“Saya tidak membawa anak saya untuk diimunisasi dalam dua bulan terakhir karena
anak saya sudah menyelesaikan imunisasi DPT3. Dan jadwal imunisasi berikutnya
ketika dia berumur 9 bulan, yaitu bulan ini. Saya ingin mengimunisasikan anak saya
meski sedang pandemi, tapi posyandu tutup selama pandemi.” - Responden
Selama pandemi seperti ini, saya telah membawa anak saya untuk diimunisasi
di klinik bidan yang lebih sepi dibandingkan di rumah sakit atau puskesmas.” -
Responden
Para orang tua melaporkan kekhawatiran mereka atas tutupnya layanan imunisasi,
terutama di tingkat posyandu. Sebagian besar pengasuh dan orang tua menilai
pelayanan imunisasi di posyandu maupun kunjungan rumah lebih aman dibandingkan
pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan karena berbagai alasan. Responden
menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menawarkan layanan untuk anak-
anak yang sakit dan sehat, dan tidak semua fasilitas dan staf mematuhi protokol
kesehatan yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan, sehingga mereka tidak
mau mengunjungi puskesmas karena takut tertular COVID-19. Oleh karena itu, ada
permintaan yang tinggi dari masyarakat untuk melanjutkan layanan imunisasi di
Posyandu. Seiring dengan hal tersebut, terdapat pula permintaan yang tinggi untuk
kunjungan dari rumah ke rumah untuk skrining dan imunisasi.
3	 Coe, Martha, Gergen, Jessica, Phily, Caroline, and Annette Ozaltin. August 2017. “Indonesia Country Brief”.
Sustainable Immunization Financing in Asia Pacific. Washington, DC: ThinkWell
(28.73%) - 971
Posyandu
(21.24%) - 718
Rumah Sakit dan
Dokter/Bidan praktik
swasta (43.11%) - 1457
Tempat lainnya
(6.92%) - 234
Gambar 4. Sumber layanan imunisasi dalam pandemi
5
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Beberapa responden melaporkan pengeluaran yang tinggi untuk mendapatkan imunisasi
di fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Layanan imunisasi pada fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah tidak dipungut biaya, sedangkan di klinik swasta tidak ditanggung
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jika keluarga berstatus sosial ekonomi rendah
maka mereka akan menahan diri untuk mengakses layanan imunisasi selama pandemi
COVID-19 karena biayanya tidak terjangkau, hal ini akan menimbulkan ketidaksetaraan
antara yang mampu dan tidak mampu.
“Saya bawa anak saya untuk imunisasi di posyandu karena mereka hanya menerima
anak sehat untuk diimunisasi... sementara ini saya tidak percaya puskesmas dan
rumah sakit karena pasti akan menjadi rujukan bagi orang sakit yang bisa saja
mereka terjangkit COVID-19. Saya lebih memilih untuk membayar vaksin anak
saya, daripada mengandalkan puskesmas yang gratis tetapi lingkungannya bisa jadi
sumber penularan. “ ­
- Responden
“Saya masih mengunjungi klinik swasta karena jadwalnya lebih fleksibel, tetapi
saya harus membayar biaya yang mahal. Fasilitas kesehatan masyarakat harus lebih
fleksibel, sehingga mereka yang tidak mampu bisa dengan mudah melakukan
imunisasi” - Responden
 Pengambilan Keputusan Untuk Mencari Layanan Imunisasi
Hampir setengah dari responden melaporkan bahwa keputusan untuk mendapatkan
layanan imunisasi dipengaruhi oleh pasangan mereka dan lebih dari 25% memutuskan
sendiri. Lebih lanjut, hampir 12% responden berkonsultasi dengan petugas dan kader
kesehatan.
Gambar 5. Pengambil keputusan untuk mencari layanan imunisasi dalam pandemi
Sendiri Pasangan Orang tua Kader Tetangga Lainnya
Petugas
Kesehatan
Mertua
26.9%
5.7% 10.3% 5.6%
1.5% 0.2%
0.4%
49.4%
100%
80%
60%
40%
20%
0
6
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
 Permintaaan Layanan Imunisasi
Imunisasi anak merupakan norma sosial yang banyak dibahas di Indonesia. Namun,
beberapa masalah terus ada seperti haram-halal vaksin, ketidakpercayaan dan ketakutan
akan suntikan multipel telah mempengaruhi kepercayaan publik terhadap vaksin serta
berbagai tantangan dalam menjangkau semua anak untuk diimunisasi dalam rangka
mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Hal ini semakin dipersulit dengan adanya masyarakat yang tidak mau
membawa anak mereka untuk mendapatkan imunisasi selama masa pandemi COVID-19
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sekitar dua pertiga orang tua dan pengasuh berusaha
untuk mengimunisasikan anak mereka selama pandemi ini, yang dianggap sebagai
‘penerimaan aktif.’ Namun, 23% responden memutuskan untuk tidak membawa anak
mereka untuk imunisasi, yang dianggap sebagai ‘penolakan aktif.’ Perlu dicatat bahwa
lebih dari 13% orang tua dan pengasuh belum memutuskan dan dapat dikategorikan
sebagai ‘ragu-ragu.’
Temuan ini menunjukkan perlunya strategi komunikasi yang ditujukan untuk berbagai
kategori orang tua dan pengasuh.
Gambar 6. Kesediaan untuk membawa anak untuk imunisasi selama pandemi
 Faktor yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan
Berbagai faktor berkontribusi pada keputusan apakah orang tua dan pengasuh akan
mencari layanan imunisasi selama pandemi COVID-19. Tingkat pemahaman tentang
manfaat imunisasi adalah faktor yang paling berperan penting. Responden juga
melaporkan bahwa persepsi kualitas layanan imunisasi sama pentingnya dengan
ketersediaan layanan imunisasi. Orang tua dan pengasuh juga menyatakan bahwa risiko
tertular COVID-19 di fasiltas pelayanan kesehatan menjadi pertimbangan penting. Perlu
dicatat bahwa 84% responden menganggap kepercayaan mereka pada vaksinator,
terutama bidan, sangat penting. Aksesibilitas atau jarak lokasi fasilitas pelayanan
kesehatan atau pos pelayanan imunisasi dan keuangan bukan merupakan suatu masalah
dalam memutuskan untuk mendapatkan layanan imunisasi.
Permintaan
Tidak Mau/ Keraguan untuk Imunisasi:
Menerima sebagian, menunda sebagian,
menolak sebagian
Penerimaan
Pasif
Menolak
semua vaksin
Tidak
(22,63%)
Tidak tahu
(13,35%)
Ya
(64,02%)
7
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Gambar 7. Faktor kunci yang dipertimbangkan selama pengambilan keputusan
“Jika imunisasi dilakukan di puskesmas/posyandu akan menimbulkan keramaian
dan pemberi vaksin tidak mengganti APD antarpasien, kami khawatir APD yang
digunakan oleh pemberi vaksin dapat membawa virus dari pasien sebelumnya.
Mohon lakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk melakukan imunisasi anak-anak
dan rutin mengganti APD.” - Responden
 Kesadaran di antara Orang Tua dan Pengasuh tentang Protokol Kesehatan
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan dan mensosialisasikan serangkaian
pedoman dan protokol kesehatan, seperti Pedoman Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19 untuk pemberian pelayanan imunisasi yang aman, praktik imunisasi
yang aman, dan pelaksanaan SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas.
Lebih dari 78% responden melaporkan mengetahui rekomendasi Kementerian Kesehatan
untuk melanjutkan layanan imunisasi yang aman selama pandemi COVID-19. Survei
tersebut menemukan bahwa orang tua dan pengasuh yang mengetahui pedoman
imunisasi aman dan protokol kesehatan lebih bersedia membawa anak mereka untuk
imunisasi.
Pengetahuan mengenai manfaat imunisasi
Pandangan kualitas layanan imunisasi
Pengalaman layanan (kepercayaan)
Ketersediaan layanan
Ketakutan tertular COVID-19
Aksesibilitas: Jadwal
Aksesibilitas: Jarak
Aksesibilitas: Biaya
Gambar 8. Kesadaran orang tua dan pengasuh serta pengaruhnya terhadap layanan imunisasi
Mengetahui adanya Pedoman Pelayanan
Imunisasi dalam Masa Pandemi COVID-19 –
Kementerian Kesehatan
Kesediaan untuk membawa anak untuk imunisasi
94.96%
89.79%
83.74%
83.60%
68.50%
31.78%
22.38%
16.07%
Belum pernah
mendengar protokol
Pernah mendengar
protokol
Ya Tidak Tidak tahu
32.90% 42.40% 24.70%
72.60% 17.20% 10.20%
8
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
 Referensi Sumber Informasi tentang Imunisasi
Sekitar 60% responden menyatakan bahwa petugas dan kader kesehatan menjadi
sumber utama informasi tentang protokol kesehatan untuk layanan imunisasi yang aman
yang telah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan. Media sosial adalah saluran
paling umum (58%) untuk menyebarkan informasi semacam itu. WhatsApp (WA 42%),
Instagram (IG 22%), dan Facebook/messenger (14%) sebagian besar digunakan untuk
kegiatan pemberian informasi dan penjangkauan layanan imunisasi.
Informasi
tatap muka
Selebaran
Koran, TV,
radio
Edaran dari
RT/RW
Media
sosial
20.9%
10.7 8.1%
3%
57.5%
100%
80%
60%
40%
20%
0
Anggota
keluarga
atau kerabat
Otoritas
setempat
Pemuka
agama
Relawan Tokoh
masyarakat
Lainnya
Tetangga
Petugas
kesehatan
11.9% 7.3% 3.9%
22.0%
0.1%
1.7%
1.4%
52.4%
100%
80%
60%
40%
20%
0
Sumber Informasi
Gambar 9. Sumber informasi tentang protokol imunisasi yang aman
Dengan tidak adanya interaksi tatap muka dengan petugas dan kader kesehatan, lebih
dari 83% responden menunjukkan preferensi untuk dihubungi melalui WA, diikuti dengan
telepon (8%) dan SMS (5%).
9
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Preferensi saluran komunikasi selama pandemi
Gambar 10. Preferensi saluran komunikasi
 Harapan Orang tua dan Pengasuh
Orang tua dan pengasuh khawatir akan keamanan layanan imunisasi. Hampir 82%
melaporkan perlunya menerima informasi yang akurat dari Pemerintah tentang
penyediaan layanan imunisasi yang aman serta perlunya Kementerian Kesehatan untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan
standar yang direkomendasikan oleh pemerintah. Responden juga menyatakan bahwa
pemerintah harus memberikan pencegahan dan pengendalian infeksi yang memadai
kepada orang tua dan pengasuh, seperti tersedianya fasilitas cuci tangan di lokasi
layanan imunisasi. Dua pertiga dari responden mengharapkan adanya pengingat dari
fasilitas pelayanan kesehatan tentang jadwal imunisasi berikutnya dan tempat pelayanan
imunisasi.
81.52%
60.54%
66.20%
39.12%
48.69%
74.89%
64.82%
16.73%
Provide
information
about the
provision of
safe
immunization
services
Provide
counseling
and health
education on
the benefits
and
importance of
immunization
Notify parents
/caregiver to
remind the
next
vaccination
schedule and
place of service
Reopen
immunization
services at
puskesmas
Reopen
immunization
services at
posyandu
Provide
protective
measures to
health care
workers (face
mask, gloves
and
handwashing)
Provide
protective
measures to
caregivers and
children (face
mask and
handwashing)
Other (Specify)
Menyediakan
informasi
tentang
penyediaan
layanan
imunisasi yang
aman
Menyediakan
konseling
dan edukasi
kesehatan
mengenai
manfaat dan
pentingnya
imunisasi
Memberitahu
orang tua/
pengasuh untuk
mengingatkan
jadwal dan
tempat
imunisasi
berikutnya
Membuka
kembali
layanan
imunisasi di
puskesmas
Membuka
kembali
layanan
imunisasi di
posyandu
Menyediakan
langkah-langkah
perlindungan
untuk petugas
kesehatan (masker,
sarung tangan,
dan fasilitas cuci
tangan)
Menyediakan
langkah-langkah
perlindungan
untuk pengasuh
dan anak
(masker dan
fasilitas cuci
tangan)
Lainnya
(Sebutkan)
Telpon (8.33%) - 367
SMS (4.70%) - 207
Lainnya (1.59%) - 70
Twitter (0.18%) - 8
Instagram (1.00%) - 44
Facebook
/Messenger (1.02%) - 45
Gambar 11. Rekomendasi utama dari orang tua dan pengasuh
10
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
“Yang menjadi perhatian saya tidak hanya tentang petugas kesehatan, tetapi
juga orang tua lain dan apakah mereka mengikuti protokol kesehatan atau tidak.
Melihat situasi di lapangan, hanya sedikit orang tua yang benar-benar serius
menjaga jarak atau memakai masker.“ - Responden
 Rekomendasi dari Orang tua dan Pengasuh
Responden mengusulkan rekomendasi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
pemberian layanan imunisasi, yang dirangkum dalam Tabel 1 di bawah ini:
Penyelenggaraan Layanan
Pemberian
Layanan
Logistik
dan Sumber
Daya
Komunikasi Sosial
dan Komunikasi
Perubahan Perilaku
Layanan imunisasi harus
diselenggarakan di tempat
yang aman: tempat yang
luas, tanpa keramaian, dan
jauh dari anak-anak atau
pasien lain.
Imunisasi melalui
kunjungan
rumah lebih
disukai
Stok vaksin
yang habis,
seperti vaksin
polio (IPV),
harus segera
diatasi
Pengingat untuk
orang tua tentang
jadwal/tempat
imunisasi berikutnya
Protokol kesehatan harus
diterapkan: Alat Pelindung
Diri (APD) lengkap, dan
penyediaan fasilitas cuci
tangan. Petugas kesehatan
harus mengganti sarung
tangan untuk setiap anak.
Diperlukan sesi
konseling paska
imunisasi
Biaya
imunisasi
di klinik
swasta harus
mendapatkan
penggantian
biaya
Pemberian informasi
tentang layanan
imunisasi yang aman
Mempertahakan tindakan
pencegahan infeksi di
setiap langkah: hindari
sistem registrasi berbasis
kertas dan pena yang
umum digunakan
Imunisasi di
posyandu (bukan
di pukesmas)
lebih disukai;
bidan dapat
memberikan
imunisasi
dengan jadwal
yang fleksibel
Biaya layanan
imunisasi
di klinik
swasta harus
ditanggung
melalui JKN
Penggunaan media
sosial (khususnya
WA) dan pesan TV
untuk menambah
pengetahuan
orang tua tentang
imunisasi dalam
masa pandemi
COVID-19
Janji temu yang sudah
dijadwalkan sebelumnya
melalui berbagai cara
(terutama melalui WA)
Makanan bergizi
tambahan untuk
anak-anak juga
dapat diberikan
Penting bagi
pemberi
vaksin untuk
bersikap
ramah dan
terampil
Keterlibatan
kader aktif untuk
memberitahu
masyarakat
Tabel 1. Perhatian utama lainnya dari orang tua dan pengasuh
11
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
 Strategi untuk Mengatasi Persepsi Masyarakat Mengenai Imunisasi
Berdasarkan temuan survei, Kementerian Kesehatan, Komite Penasihat Ahli Imunisasi
Nasional (ITAGI), World Health Organization (WHO) dan UNICEF telah mengidentifikasi
strategi berikut untuk meningkatkan pemanfaatan layanan imunisasi selama pandemi
COVID-19:
Strategi yang
Diusulkan
Solusi yang Memungkinkan
Dibukanya kembali
layanan imunisasi
sesuai dengan
pedoman imunisasi
dalama masa
pandemi COVID-19
- Kementerian
Kesehatan
1.	Sosialisasi lebih lanjut tentang berbagai SOP dan pedoman
yang ada, termasuk imunisasi yang aman, pedoman
puskesmas serta pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi.
2.	Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
dan sektor terkait lainnya untuk mendukung program
imunisasi nasional melalui penerbitan surat edaran
Kementerian Dalam Negeri kepada seluruh Kepala Daerah
3.	Menerbitkan surat edaran oleh Kementerian Kesehatan yang
menegaskan kembali:
a.	pembukaan kembali pelayanan kesehatan dan imunisasi,
khususnya di tingkat posyandu,
b.	menyesuaikan jadwal layanan imunisasi yang fleksibel,
c.	memastikan penanganan yang tepat bagi anak-anak dan
pencatatannya, termasuk pengenalan rekaman digital, dan
d.	pentingnya pengingat dan instrumen untuk melacak anak
– anak yang belum mendapatkan imunisasi (belum/tidak
lengkap).
4.	Mengembangkan SOP komprehensif tentang:
a.	imunisasi melalui kegiatan puskesmas keliling beserta pos
pelayanan imunisasi yang sudah ada,
b.	kegiatan-kegiatan untuk mengejar ketertinggalan/back-log
fighting, dan
c.	kampanye imunisasi massal (multi-antigen) jika terdapat
cakupan rendah (adanya penurunan cakupan imunisasi)
(tergantung pada penilaian risiko dan pendapat ahli).
Catatan: Imunisasi drive-through tidak disarankan karena
praktik ini tidak memungkinkan petugas kesehatan untuk
mengobservasi anak-anak setidaknya selama 30 menit setelah
imunisasi.
12
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Memastikan
ketersediaan logistik
yang memadai
untuk tenaga
kesehatan, dalam
hal ini vaksinator
1.	Penyediaan APD untuk vaksinator:
a.	Pastikan APD yang memadai untuk vaksinator serta
pelatihan penggunaan APD yang benar,
b.	Memasukkan rencana pengadaan APD ke dalam rencana
logistik dan operasional untuk penanggulangan COVID-19.
2.	
Memastikan ketersediaan vaksin dan perlengkapan rantai
dingin (cold chain).
Memberikan
informasi kepada
masyarakat tentang
pemberian layanan
imunisasi yang aman
1.	Melakukan pendekatan mobilisasi sosial yang inovatif dan
kontekstual, yang berfokus pada pesan-pesan imunisasi
utama dalam rangka memulihkan kepercayaan masyarakat
terhadap sistem kesehatan.
2.	Mengembangkan dan menyebarluaskan materi KIE, iklan
layanan masyarakat (ILM), materi pembelajaran lain yang
menyoroti informasi tentang:
a.	Kelanjutan layanan imunisasi,
b.	Layanan imunisasi yang aman sesuai dengan protokol
kesehatan dan
c.	Jadwal imunisasi, manfaat dan pemberian imunisasi tepat
waktu.
3.	
Menggunakan beragam media sosial (terutama WA) dan
media lokal, serta platform lain seperti pengumuman di
tempat ibadah setempat.
4.	Menerapkan inisiatif pengembangan kapasitas yang inovatif
dan jarak jauh untuk vaksinator dan kader dengan penekanan
khusus pada keterampilan konseling dan komunikasi.
Koordinasi dan
kolaborasi antara
sektor swasta dan
publik
Memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara Dinas Kesehatan,
puskesmas, rumah sakit/klinik swasta untuk memastikan:
a.	layanan imunisasi berkualitas tanpa biaya;
b.	sistem pelaporan dan pencatatan terintegrasi, dan
c.	ketersediaan vaksin dan logistik lainnya untuk menghindari
hilangnya peluang.
 Ucapan Terima Kasih
Kementerian Kesehatan dan UNICEF mengucapkan terima kasih kepada Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (https://covid19.go.id), penyedia layanan
telekomunikasi, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
semua fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, anggota ITAGI dan WHO. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada para orang tua dan pengasuh yang telah
berpartisipasi secara aktif dan memberikan masukan yang berharga.
13
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh
Rina Widyaningsih, tenaga kesehatan, melakukan kunjungan ke rumah Sudarmini (28)
dan Putri, anak perempuannya (11 bulan) di Desa Sidorejo, Jawa Tengah, Indonesia.
© UNICEF/2020/Fauzan
14
Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia:
Persepsi Orang tua dan Pengasuh

More Related Content

What's hot

Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
Yusneri Ahs
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
Henki Ata
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Yusneri Ahs
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
CIkumparan
 
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
Ditjen P2P Kemenkes
 
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrKebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
zazankie
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
TheresiaSandraDiahRa
 
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Muh Saleh
 
Upaya Pemprov DKI Melawan Corona
Upaya Pemprov DKI Melawan CoronaUpaya Pemprov DKI Melawan Corona
Upaya Pemprov DKI Melawan Corona
CIkumparan
 
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiJuknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Yusneri Ahs
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Yusneri Ahs
 
Penugasan pelayanan puskesmas
Penugasan pelayanan puskesmasPenugasan pelayanan puskesmas
Penugasan pelayanan puskesmas
Nidya Triyunita
 
Pencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTMPencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTM
TheresiaSandraDiahRa
 
Database uci
Database uciDatabase uci
Database uci
Pratiwi Mahardika
 
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatMateri imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Yusneri Ahs
 
Proposal & thesis
Proposal & thesisProposal & thesis
Proposal & thesis
Ade Nurhasanah Amir Adek
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
Anggit T A W
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
nrukmana rukmana
 
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19 Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
Khairunnisa Nurulfirdausi
 

What's hot (20)

Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
Final juknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi covid 19
 
Imunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayiImunisasi dasar pada bayi
Imunisasi dasar pada bayi
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
 
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
Policy Brief Puskesmas Hadapi COVID-19
 
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020Buletin Surveilans & Imunisasi  Edisi I Maret 2020
Buletin Surveilans & Imunisasi Edisi I Maret 2020
 
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnrKebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
Kebijakan dan strategi pelayanan kb di era covid 19 dnr
 
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
 
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...
 
Upaya Pemprov DKI Melawan Corona
Upaya Pemprov DKI Melawan CoronaUpaya Pemprov DKI Melawan Corona
Upaya Pemprov DKI Melawan Corona
 
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasiJuknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
Juknis pelacakan bayi dan baduta belum tdk lengkap imunisasi
 
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program imunisasi (ns)
 
Penugasan pelayanan puskesmas
Penugasan pelayanan puskesmasPenugasan pelayanan puskesmas
Penugasan pelayanan puskesmas
 
Pencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTMPencegahan Faktor Risiko PTM
Pencegahan Faktor Risiko PTM
 
Database uci
Database uciDatabase uci
Database uci
 
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatMateri imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
 
Proposal & thesis
Proposal & thesisProposal & thesis
Proposal & thesis
 
Pedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIAPedoman PWS KIA
Pedoman PWS KIA
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19 Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
Pedoman pelayanan gizi pada masa tanggap darurat COVID-19
 

Similar to Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf

Vaksin sekolah.pptx
Vaksin sekolah.pptxVaksin sekolah.pptx
Vaksin sekolah.pptx
IzzuddinAlQassam7
 
Pedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemiPedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemi
ViaEliadoraTogatorop
 
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
PkmSbaru
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
ssuser9c651e2
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
AkunAlissa
 
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptxKebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
RIRINFERINA
 
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptxbaru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
AbarhamMartadiansyah1
 
proposal power point penelitian_091233 (1).pptx
proposal power point penelitian_091233 (1).pptxproposal power point penelitian_091233 (1).pptx
proposal power point penelitian_091233 (1).pptx
MarilyaChandra
 
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (ukm)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid   19 (ukm)Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid   19 (ukm)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (ukm)
Segarnis Dhiasy
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon
 
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
slamet soegiarto
 
lokbul bian.ppt
lokbul bian.pptlokbul bian.ppt
lokbul bian.ppt
AnnisaPamelia
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
rijal58
 
BIAN SOSIALISASI Badi.pptx
BIAN SOSIALISASI Badi.pptxBIAN SOSIALISASI Badi.pptx
BIAN SOSIALISASI Badi.pptx
PromkesBatang
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
BudimanSetiawan5
 
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
lennynuraeny
 
MATERI 4.pptx
MATERI 4.pptxMATERI 4.pptx
MATERI 4.pptx
rimaocta2
 
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docxBULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
EmirAryaputra1
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
Michael Sihombing
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
Michael Sihombing
 

Similar to Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf (20)

Vaksin sekolah.pptx
Vaksin sekolah.pptxVaksin sekolah.pptx
Vaksin sekolah.pptx
 
Pedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemiPedoman yankes usekrem pandemi
Pedoman yankes usekrem pandemi
 
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
1_Kebijakan Imunisasi RV DAN HPV di Indonesia_21 _24 Juli 23 (2).pptx
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
 
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptxKebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
Kebijakan dan Pelaksanaan BIAN.pptx
 
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptxbaru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
baru ab - Pencegahan HIV, Sifilis, Hepatitis B.pptx
 
proposal power point penelitian_091233 (1).pptx
proposal power point penelitian_091233 (1).pptxproposal power point penelitian_091233 (1).pptx
proposal power point penelitian_091233 (1).pptx
 
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (ukm)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid   19 (ukm)Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid   19 (ukm)
Pelayanan puskesmas dalam masa pandemi covid 19 (ukm)
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
Panduan pelayanan kesehatan balita pada masa pandemi covid-19 bagi tenaga kes...
 
lokbul bian.ppt
lokbul bian.pptlokbul bian.ppt
lokbul bian.ppt
 
Imunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptxImunisasi PCV.pptx
Imunisasi PCV.pptx
 
BIAN SOSIALISASI Badi.pptx
BIAN SOSIALISASI Badi.pptxBIAN SOSIALISASI Badi.pptx
BIAN SOSIALISASI Badi.pptx
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
54-Article Text-297-1-10-20210301 (1).pdf
 
MATERI 4.pptx
MATERI 4.pptxMATERI 4.pptx
MATERI 4.pptx
 
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docxBULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID.docx
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 

Recently uploaded

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf

  • 1. Agustus2020 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia & UNICEF Indonesia Imunisasi Rutin pada Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh
  • 2. ii Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Sudarmini (28) dan Putri, anak perempuannya (11 bulan) dari Desa Sidorejo, Jawa Tengah, Indonesia. © UNICEF/2020/Fauzan Cover photo: © UNICEF/2020/Fauzan
  • 3. 1 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Latar Belakang Sejak Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pertama pada bulan Maret 2020, cakupan imunisasi rutin untuk mencegah penyakit-penyakit pada anak-anak seperti campak, rubella, dan difteri semakin menurun. Misalnya, angka cakupan imunisasi difteri, pertusis dan tetanus (DPT3) dan campak dan rubella (MR1) berkurang lebih dari 35% pada bulan Mei 2020 dibandingkan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya.1 Untuk lebih memahami efek pandemi COVID-19 terhadap imunisasi, Kementerian Kesehatan dan UNICEF melakukan penilaian cepat pada April 2020: hasilnya menunjukkan bahwa 84% dari semua fasilitas kesehatan (faskes) melaporkan layanan imunisasi terganggu di kedua level yaitu Puskesmas dan Posyandu.2 Gangguan dalam layanan imunisasi sangat besar dan langsung dirasakan, dengan beberapa hambatan yang diamati di berbagai tingkatan (Gambar 1). Hambatan akses akibat penghentian layanan disertai dengan menurunnya permintaan disebabkan masyarakat takut tertular COVID-19. Dari survei tersebut ditemukan kendala pasokan akibat petugas pengelola program imunisasi dan sumber daya imunisasi dialihkan ke penanganan COVID-19, terbatasnya alat pelindung diri untuk imunisasi yang aman, dan kekurangan komoditas. Gambar 1. Hambatan terkait COVID-19 dalam pemberian layanan imunisasi Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk memastikan pengendalian virus dan memperkuat kapasitas sistem pelayanan kesehatan untuk menangani pandemi. Segera dibukanya layanan kembali merupakan salah satu upaya untuk mecegah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 1 Laporan cakupan imunisasi Kementerian Kesehatan, Juni 2020 2 Kementerian Kesehatan dan UNICEF: Rapid Assessment: Immunization Services in Indonesia, Mei 2020 [https:// www.unicef.org/indonesia/reports/rapid-assessment-immunization-services-indonesia] Total fasilitas yang dinilai N=5329 – 53% dari total fasilitas di Indonesia AKSES Gangguan layanan fasilitas (Puskesmas, Posyandu) Penangguhan fasilitas: Posyandu Pengguhan fasilitas: Puskesmas Penangguhan layanan berbasis sekolah PERMINTAAN Keengganan menggunakan layanan karena COVID-19 PENAWARAN APD terbatas Penyedia layanan takut COVID-19 Relokasi staf Kekurangan komoditas Relokasi dana 100% 76% 84% 67% 64% 50% 32% 34% 26% 22% 11%
  • 4. 2 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh (PD3I). Kementerian Kesehatan mengembangkan dan mensosialisasikan serangkaian pedoman, standar operasi prosedur (SOP), dan materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Kementerian Kesehatan bersama mitranya terus melakukan advokasi di tingkat nasional dan daerah untuk memperkuat program imunisasi selama COVID-19 melalui: a) membuka kembali layanan imunisasi; b) mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program imunisasi, termasuk kegiatan-kegiatan untuk mengejar ketertinggalan selama situasi pandemi yang berkepanjangan; c) memastikan sumber daya manusia yang memadai; d) melengkapi petugas kesehatan dengan APD yang memadai sesuai protokol Kementerian Kesehatan; dan e) melakukan pendekatan mobilisasi sosial yang inovatif dan kontekstual untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat pada sistem kesehatan. Sehubungan dengan upaya ini, sangat penting untuk memahami persepsi masyarakat tentang layanan imunisasi selama pandemi COVID-19 sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk Kementerian Kesehatan dan mitra dalam menerapkan pendekatan komunikasi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian utama. Tujuan dan Metodologi Untuk mengetahui pandangan orang tua dan pengasuh tentang imunisasi pada anak- anak dalam situasi pandemi COVID-19, pada 4-13 Juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dengan dukungan UNICEF, mengadakan survei daring yang ditujukan pada orang tua dan pengasuh anak di bawah dua tahun. Survei ini bertujuan untuk menerima masukan dari responden tentang penataan kembali pelayanan imunisasi dan upaya komunikasi yang diperlukan. Berdasarkan permintaan Kementerian Kesehatan, Satgas COVID-19 Indonesia, Gugus Tugas, mengirimkan SMS melalui semua penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia, dan tautan survei juga dibagikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, Organisasi Profesi, Kantor Lapangan UNICEF serta didistribusikan melalui jaringan lain seperti asosiasi profesi. Informasi tersebut juga diposting di situs Gugus Tugas (https://covid19.go.id) selama sehari. Temuan Studi Persepsi Masyarakat  Sebaran Responden Sebanyak 12.641 orang tua dan pengasuh dari 34 provinsi ikut serta dalam survei ini; 7.558 responden memenuhi syarat (yaitu memiliki anak di bawah usia dua tahun), dengan tingkat penyelesaian 89%. Asal responden bervariasi menurut provinsi, dengan hampir dua pertiga responden berasal dari pulau Jawa, yang merupakan sekitar 60% dari total penduduk di Indonesia.
  • 5. 3 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh BANGKA BELITUNG (0.56%) - 38 BANTEN (3.88%) - 262 BENGKULU (0.67%) - 45 DI ACEH (0.83%) - 56 DI YOGYAKARTA (3.08%) - 208 DKI JAKARTA (16.31%) - 1102 JAMBI (0.62%) - 42 JAWA BARAT (16.40%) - 1108 JAWA TENGAH (14.13%) - 955 JAWA TIMUR (18.56%) - 1254 KALIMANTAN SELATAN (1.47%) - 99 KALIMANTAN TIMUR (3.32%) - 224 LAMPUNG (1.55%) - 105 NUSA TENGGARA TIMUR (1.47%) - 99 PAPUA (2.03%) - 137 SULAWESI SELATAN (1.69%) - 114 SUMATERA UTARA (2.18%) - 147 Gambar 2. Sebaran responden menurut provinsi  Profil Responden Lebih dari 78% responden adalah orang tua, diikuti dengan anggota keluarga yang memiliki anak seperti paman, bibi, saudara kandung, dan kakek nenek. Tiga perempat orang tua dan pengasuh yang mengikuti survei ini mengidentifikasi diri mereka berusia antara 20-40 tahun, dan 71% dari total responden adalah perempuan. 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Laki-laki Perempuan Tidak mau menyebutkan. 0.83% Orang tua (78%) - 5289 Kakek/Nenek (4%) - 279 Paman/Bibi (8%) - 547 Saudara/ Kakak (6%) - 367 Lainnya (4%) -275 Gambar 3. Karakteristik responden  Perilaku dan Praktik Mencari Layanan Imunisasi Selama Pandemi 51% responden melaporkan bahwa mereka dalam satu-dua bulan terakhir mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan imunisasi selama pandemi COVID-19 untuk mengimunisasikan anaknya. Sedangkan hampir 50% responden lainnya tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan imunisasi karena kondisi yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 atau karena anak-anak tidak membutuhkan vaksin untuk jangka waktu tertentu.
  • 6. 4 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Perilaku dan praktik mencari layanan imunisasi berubah selama pandemi COVID-19 Sebelum COVID-19, di Indonesia, sekitar 90% anak diimunisasi di fasilitas umum: 75% di posyandu, 10% di puskesmas, 5% di polindes dan 10% anak-anak lainnya diimunisasi di klinik dan rumah sakit swasta.3 Akan tetapi, selama pandemi COVID-19 responden survei menunjukkan bahwa klinik dan rumah sakit swasta menjadi sumber utama untuk mendapatkan layanan imunisasi untuk anak mereka (lebih dari 43%), puskesmas (29%) dan posyandu (21%). Hal ini bisa terjadi karena tidak tersedianya layanan imunisasi, terutama di tingkat posyandu dan puskesmas. Secara bersamaan, hal ini mencerminkan tingginya permintaan imunisasi dimana orang tua dan pengasuh mencari fasilitas pelayanan kesehatan alternatif lainnya yang menawarkan layanan imunisasi yang dirasa aman. Akan tetapi, responden mengungkapkan kekhawatiran mereka atas kepatuhan vaksinator dalam menerapkan pedoman imunisasi yang aman di puskesmas. “Saya tidak membawa anak saya untuk diimunisasi dalam dua bulan terakhir karena anak saya sudah menyelesaikan imunisasi DPT3. Dan jadwal imunisasi berikutnya ketika dia berumur 9 bulan, yaitu bulan ini. Saya ingin mengimunisasikan anak saya meski sedang pandemi, tapi posyandu tutup selama pandemi.” - Responden Selama pandemi seperti ini, saya telah membawa anak saya untuk diimunisasi di klinik bidan yang lebih sepi dibandingkan di rumah sakit atau puskesmas.” - Responden Para orang tua melaporkan kekhawatiran mereka atas tutupnya layanan imunisasi, terutama di tingkat posyandu. Sebagian besar pengasuh dan orang tua menilai pelayanan imunisasi di posyandu maupun kunjungan rumah lebih aman dibandingkan pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan karena berbagai alasan. Responden menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan menawarkan layanan untuk anak- anak yang sakit dan sehat, dan tidak semua fasilitas dan staf mematuhi protokol kesehatan yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan, sehingga mereka tidak mau mengunjungi puskesmas karena takut tertular COVID-19. Oleh karena itu, ada permintaan yang tinggi dari masyarakat untuk melanjutkan layanan imunisasi di Posyandu. Seiring dengan hal tersebut, terdapat pula permintaan yang tinggi untuk kunjungan dari rumah ke rumah untuk skrining dan imunisasi. 3 Coe, Martha, Gergen, Jessica, Phily, Caroline, and Annette Ozaltin. August 2017. “Indonesia Country Brief”. Sustainable Immunization Financing in Asia Pacific. Washington, DC: ThinkWell (28.73%) - 971 Posyandu (21.24%) - 718 Rumah Sakit dan Dokter/Bidan praktik swasta (43.11%) - 1457 Tempat lainnya (6.92%) - 234 Gambar 4. Sumber layanan imunisasi dalam pandemi
  • 7. 5 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Beberapa responden melaporkan pengeluaran yang tinggi untuk mendapatkan imunisasi di fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Layanan imunisasi pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah tidak dipungut biaya, sedangkan di klinik swasta tidak ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jika keluarga berstatus sosial ekonomi rendah maka mereka akan menahan diri untuk mengakses layanan imunisasi selama pandemi COVID-19 karena biayanya tidak terjangkau, hal ini akan menimbulkan ketidaksetaraan antara yang mampu dan tidak mampu. “Saya bawa anak saya untuk imunisasi di posyandu karena mereka hanya menerima anak sehat untuk diimunisasi... sementara ini saya tidak percaya puskesmas dan rumah sakit karena pasti akan menjadi rujukan bagi orang sakit yang bisa saja mereka terjangkit COVID-19. Saya lebih memilih untuk membayar vaksin anak saya, daripada mengandalkan puskesmas yang gratis tetapi lingkungannya bisa jadi sumber penularan. “ ­ - Responden “Saya masih mengunjungi klinik swasta karena jadwalnya lebih fleksibel, tetapi saya harus membayar biaya yang mahal. Fasilitas kesehatan masyarakat harus lebih fleksibel, sehingga mereka yang tidak mampu bisa dengan mudah melakukan imunisasi” - Responden  Pengambilan Keputusan Untuk Mencari Layanan Imunisasi Hampir setengah dari responden melaporkan bahwa keputusan untuk mendapatkan layanan imunisasi dipengaruhi oleh pasangan mereka dan lebih dari 25% memutuskan sendiri. Lebih lanjut, hampir 12% responden berkonsultasi dengan petugas dan kader kesehatan. Gambar 5. Pengambil keputusan untuk mencari layanan imunisasi dalam pandemi Sendiri Pasangan Orang tua Kader Tetangga Lainnya Petugas Kesehatan Mertua 26.9% 5.7% 10.3% 5.6% 1.5% 0.2% 0.4% 49.4% 100% 80% 60% 40% 20% 0
  • 8. 6 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh  Permintaaan Layanan Imunisasi Imunisasi anak merupakan norma sosial yang banyak dibahas di Indonesia. Namun, beberapa masalah terus ada seperti haram-halal vaksin, ketidakpercayaan dan ketakutan akan suntikan multipel telah mempengaruhi kepercayaan publik terhadap vaksin serta berbagai tantangan dalam menjangkau semua anak untuk diimunisasi dalam rangka mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Hal ini semakin dipersulit dengan adanya masyarakat yang tidak mau membawa anak mereka untuk mendapatkan imunisasi selama masa pandemi COVID-19 ke fasilitas pelayanan kesehatan. Sekitar dua pertiga orang tua dan pengasuh berusaha untuk mengimunisasikan anak mereka selama pandemi ini, yang dianggap sebagai ‘penerimaan aktif.’ Namun, 23% responden memutuskan untuk tidak membawa anak mereka untuk imunisasi, yang dianggap sebagai ‘penolakan aktif.’ Perlu dicatat bahwa lebih dari 13% orang tua dan pengasuh belum memutuskan dan dapat dikategorikan sebagai ‘ragu-ragu.’ Temuan ini menunjukkan perlunya strategi komunikasi yang ditujukan untuk berbagai kategori orang tua dan pengasuh. Gambar 6. Kesediaan untuk membawa anak untuk imunisasi selama pandemi  Faktor yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan Berbagai faktor berkontribusi pada keputusan apakah orang tua dan pengasuh akan mencari layanan imunisasi selama pandemi COVID-19. Tingkat pemahaman tentang manfaat imunisasi adalah faktor yang paling berperan penting. Responden juga melaporkan bahwa persepsi kualitas layanan imunisasi sama pentingnya dengan ketersediaan layanan imunisasi. Orang tua dan pengasuh juga menyatakan bahwa risiko tertular COVID-19 di fasiltas pelayanan kesehatan menjadi pertimbangan penting. Perlu dicatat bahwa 84% responden menganggap kepercayaan mereka pada vaksinator, terutama bidan, sangat penting. Aksesibilitas atau jarak lokasi fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan imunisasi dan keuangan bukan merupakan suatu masalah dalam memutuskan untuk mendapatkan layanan imunisasi. Permintaan Tidak Mau/ Keraguan untuk Imunisasi: Menerima sebagian, menunda sebagian, menolak sebagian Penerimaan Pasif Menolak semua vaksin Tidak (22,63%) Tidak tahu (13,35%) Ya (64,02%)
  • 9. 7 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Gambar 7. Faktor kunci yang dipertimbangkan selama pengambilan keputusan “Jika imunisasi dilakukan di puskesmas/posyandu akan menimbulkan keramaian dan pemberi vaksin tidak mengganti APD antarpasien, kami khawatir APD yang digunakan oleh pemberi vaksin dapat membawa virus dari pasien sebelumnya. Mohon lakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk melakukan imunisasi anak-anak dan rutin mengganti APD.” - Responden  Kesadaran di antara Orang Tua dan Pengasuh tentang Protokol Kesehatan Kementerian Kesehatan telah mengembangkan dan mensosialisasikan serangkaian pedoman dan protokol kesehatan, seperti Pedoman Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-19 untuk pemberian pelayanan imunisasi yang aman, praktik imunisasi yang aman, dan pelaksanaan SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas. Lebih dari 78% responden melaporkan mengetahui rekomendasi Kementerian Kesehatan untuk melanjutkan layanan imunisasi yang aman selama pandemi COVID-19. Survei tersebut menemukan bahwa orang tua dan pengasuh yang mengetahui pedoman imunisasi aman dan protokol kesehatan lebih bersedia membawa anak mereka untuk imunisasi. Pengetahuan mengenai manfaat imunisasi Pandangan kualitas layanan imunisasi Pengalaman layanan (kepercayaan) Ketersediaan layanan Ketakutan tertular COVID-19 Aksesibilitas: Jadwal Aksesibilitas: Jarak Aksesibilitas: Biaya Gambar 8. Kesadaran orang tua dan pengasuh serta pengaruhnya terhadap layanan imunisasi Mengetahui adanya Pedoman Pelayanan Imunisasi dalam Masa Pandemi COVID-19 – Kementerian Kesehatan Kesediaan untuk membawa anak untuk imunisasi 94.96% 89.79% 83.74% 83.60% 68.50% 31.78% 22.38% 16.07% Belum pernah mendengar protokol Pernah mendengar protokol Ya Tidak Tidak tahu 32.90% 42.40% 24.70% 72.60% 17.20% 10.20%
  • 10. 8 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh  Referensi Sumber Informasi tentang Imunisasi Sekitar 60% responden menyatakan bahwa petugas dan kader kesehatan menjadi sumber utama informasi tentang protokol kesehatan untuk layanan imunisasi yang aman yang telah disosialisasikan oleh Kementerian Kesehatan. Media sosial adalah saluran paling umum (58%) untuk menyebarkan informasi semacam itu. WhatsApp (WA 42%), Instagram (IG 22%), dan Facebook/messenger (14%) sebagian besar digunakan untuk kegiatan pemberian informasi dan penjangkauan layanan imunisasi. Informasi tatap muka Selebaran Koran, TV, radio Edaran dari RT/RW Media sosial 20.9% 10.7 8.1% 3% 57.5% 100% 80% 60% 40% 20% 0 Anggota keluarga atau kerabat Otoritas setempat Pemuka agama Relawan Tokoh masyarakat Lainnya Tetangga Petugas kesehatan 11.9% 7.3% 3.9% 22.0% 0.1% 1.7% 1.4% 52.4% 100% 80% 60% 40% 20% 0 Sumber Informasi Gambar 9. Sumber informasi tentang protokol imunisasi yang aman Dengan tidak adanya interaksi tatap muka dengan petugas dan kader kesehatan, lebih dari 83% responden menunjukkan preferensi untuk dihubungi melalui WA, diikuti dengan telepon (8%) dan SMS (5%).
  • 11. 9 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Preferensi saluran komunikasi selama pandemi Gambar 10. Preferensi saluran komunikasi  Harapan Orang tua dan Pengasuh Orang tua dan pengasuh khawatir akan keamanan layanan imunisasi. Hampir 82% melaporkan perlunya menerima informasi yang akurat dari Pemerintah tentang penyediaan layanan imunisasi yang aman serta perlunya Kementerian Kesehatan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh pemerintah. Responden juga menyatakan bahwa pemerintah harus memberikan pencegahan dan pengendalian infeksi yang memadai kepada orang tua dan pengasuh, seperti tersedianya fasilitas cuci tangan di lokasi layanan imunisasi. Dua pertiga dari responden mengharapkan adanya pengingat dari fasilitas pelayanan kesehatan tentang jadwal imunisasi berikutnya dan tempat pelayanan imunisasi. 81.52% 60.54% 66.20% 39.12% 48.69% 74.89% 64.82% 16.73% Provide information about the provision of safe immunization services Provide counseling and health education on the benefits and importance of immunization Notify parents /caregiver to remind the next vaccination schedule and place of service Reopen immunization services at puskesmas Reopen immunization services at posyandu Provide protective measures to health care workers (face mask, gloves and handwashing) Provide protective measures to caregivers and children (face mask and handwashing) Other (Specify) Menyediakan informasi tentang penyediaan layanan imunisasi yang aman Menyediakan konseling dan edukasi kesehatan mengenai manfaat dan pentingnya imunisasi Memberitahu orang tua/ pengasuh untuk mengingatkan jadwal dan tempat imunisasi berikutnya Membuka kembali layanan imunisasi di puskesmas Membuka kembali layanan imunisasi di posyandu Menyediakan langkah-langkah perlindungan untuk petugas kesehatan (masker, sarung tangan, dan fasilitas cuci tangan) Menyediakan langkah-langkah perlindungan untuk pengasuh dan anak (masker dan fasilitas cuci tangan) Lainnya (Sebutkan) Telpon (8.33%) - 367 SMS (4.70%) - 207 Lainnya (1.59%) - 70 Twitter (0.18%) - 8 Instagram (1.00%) - 44 Facebook /Messenger (1.02%) - 45 Gambar 11. Rekomendasi utama dari orang tua dan pengasuh
  • 12. 10 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh “Yang menjadi perhatian saya tidak hanya tentang petugas kesehatan, tetapi juga orang tua lain dan apakah mereka mengikuti protokol kesehatan atau tidak. Melihat situasi di lapangan, hanya sedikit orang tua yang benar-benar serius menjaga jarak atau memakai masker.“ - Responden  Rekomendasi dari Orang tua dan Pengasuh Responden mengusulkan rekomendasi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pemberian layanan imunisasi, yang dirangkum dalam Tabel 1 di bawah ini: Penyelenggaraan Layanan Pemberian Layanan Logistik dan Sumber Daya Komunikasi Sosial dan Komunikasi Perubahan Perilaku Layanan imunisasi harus diselenggarakan di tempat yang aman: tempat yang luas, tanpa keramaian, dan jauh dari anak-anak atau pasien lain. Imunisasi melalui kunjungan rumah lebih disukai Stok vaksin yang habis, seperti vaksin polio (IPV), harus segera diatasi Pengingat untuk orang tua tentang jadwal/tempat imunisasi berikutnya Protokol kesehatan harus diterapkan: Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, dan penyediaan fasilitas cuci tangan. Petugas kesehatan harus mengganti sarung tangan untuk setiap anak. Diperlukan sesi konseling paska imunisasi Biaya imunisasi di klinik swasta harus mendapatkan penggantian biaya Pemberian informasi tentang layanan imunisasi yang aman Mempertahakan tindakan pencegahan infeksi di setiap langkah: hindari sistem registrasi berbasis kertas dan pena yang umum digunakan Imunisasi di posyandu (bukan di pukesmas) lebih disukai; bidan dapat memberikan imunisasi dengan jadwal yang fleksibel Biaya layanan imunisasi di klinik swasta harus ditanggung melalui JKN Penggunaan media sosial (khususnya WA) dan pesan TV untuk menambah pengetahuan orang tua tentang imunisasi dalam masa pandemi COVID-19 Janji temu yang sudah dijadwalkan sebelumnya melalui berbagai cara (terutama melalui WA) Makanan bergizi tambahan untuk anak-anak juga dapat diberikan Penting bagi pemberi vaksin untuk bersikap ramah dan terampil Keterlibatan kader aktif untuk memberitahu masyarakat Tabel 1. Perhatian utama lainnya dari orang tua dan pengasuh
  • 13. 11 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh  Strategi untuk Mengatasi Persepsi Masyarakat Mengenai Imunisasi Berdasarkan temuan survei, Kementerian Kesehatan, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), World Health Organization (WHO) dan UNICEF telah mengidentifikasi strategi berikut untuk meningkatkan pemanfaatan layanan imunisasi selama pandemi COVID-19: Strategi yang Diusulkan Solusi yang Memungkinkan Dibukanya kembali layanan imunisasi sesuai dengan pedoman imunisasi dalama masa pandemi COVID-19 - Kementerian Kesehatan 1. Sosialisasi lebih lanjut tentang berbagai SOP dan pedoman yang ada, termasuk imunisasi yang aman, pedoman puskesmas serta pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi. 2. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan sektor terkait lainnya untuk mendukung program imunisasi nasional melalui penerbitan surat edaran Kementerian Dalam Negeri kepada seluruh Kepala Daerah 3. Menerbitkan surat edaran oleh Kementerian Kesehatan yang menegaskan kembali: a. pembukaan kembali pelayanan kesehatan dan imunisasi, khususnya di tingkat posyandu, b. menyesuaikan jadwal layanan imunisasi yang fleksibel, c. memastikan penanganan yang tepat bagi anak-anak dan pencatatannya, termasuk pengenalan rekaman digital, dan d. pentingnya pengingat dan instrumen untuk melacak anak – anak yang belum mendapatkan imunisasi (belum/tidak lengkap). 4. Mengembangkan SOP komprehensif tentang: a. imunisasi melalui kegiatan puskesmas keliling beserta pos pelayanan imunisasi yang sudah ada, b. kegiatan-kegiatan untuk mengejar ketertinggalan/back-log fighting, dan c. kampanye imunisasi massal (multi-antigen) jika terdapat cakupan rendah (adanya penurunan cakupan imunisasi) (tergantung pada penilaian risiko dan pendapat ahli). Catatan: Imunisasi drive-through tidak disarankan karena praktik ini tidak memungkinkan petugas kesehatan untuk mengobservasi anak-anak setidaknya selama 30 menit setelah imunisasi.
  • 14. 12 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Memastikan ketersediaan logistik yang memadai untuk tenaga kesehatan, dalam hal ini vaksinator 1. Penyediaan APD untuk vaksinator: a. Pastikan APD yang memadai untuk vaksinator serta pelatihan penggunaan APD yang benar, b. Memasukkan rencana pengadaan APD ke dalam rencana logistik dan operasional untuk penanggulangan COVID-19. 2. Memastikan ketersediaan vaksin dan perlengkapan rantai dingin (cold chain). Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemberian layanan imunisasi yang aman 1. Melakukan pendekatan mobilisasi sosial yang inovatif dan kontekstual, yang berfokus pada pesan-pesan imunisasi utama dalam rangka memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem kesehatan. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan materi KIE, iklan layanan masyarakat (ILM), materi pembelajaran lain yang menyoroti informasi tentang: a. Kelanjutan layanan imunisasi, b. Layanan imunisasi yang aman sesuai dengan protokol kesehatan dan c. Jadwal imunisasi, manfaat dan pemberian imunisasi tepat waktu. 3. Menggunakan beragam media sosial (terutama WA) dan media lokal, serta platform lain seperti pengumuman di tempat ibadah setempat. 4. Menerapkan inisiatif pengembangan kapasitas yang inovatif dan jarak jauh untuk vaksinator dan kader dengan penekanan khusus pada keterampilan konseling dan komunikasi. Koordinasi dan kolaborasi antara sektor swasta dan publik Memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara Dinas Kesehatan, puskesmas, rumah sakit/klinik swasta untuk memastikan: a. layanan imunisasi berkualitas tanpa biaya; b. sistem pelaporan dan pencatatan terintegrasi, dan c. ketersediaan vaksin dan logistik lainnya untuk menghindari hilangnya peluang.  Ucapan Terima Kasih Kementerian Kesehatan dan UNICEF mengucapkan terima kasih kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (https://covid19.go.id), penyedia layanan telekomunikasi, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, semua fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, anggota ITAGI dan WHO. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para orang tua dan pengasuh yang telah berpartisipasi secara aktif dan memberikan masukan yang berharga.
  • 15. 13 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh Rina Widyaningsih, tenaga kesehatan, melakukan kunjungan ke rumah Sudarmini (28) dan Putri, anak perempuannya (11 bulan) di Desa Sidorejo, Jawa Tengah, Indonesia. © UNICEF/2020/Fauzan
  • 16. 14 Imunisasi Rutin Anak Selama Pandemi COVID-19 di Indonesia: Persepsi Orang tua dan Pengasuh