2. Surveilans Berbasis Masyarakat
Program ini terintegrasi dengan
sistem yang sudah ada dengan
memberikan alert surveilans
berbasis masyarakat kepada otoritas
kesehatan dan veteriner setempat
yang kemudian dilaporkan ke dalam
Sistem Peringatan Dini (SKDR)
“Surveilans berbasis masyarakat adalah deteksi
sistematis dan pelaporan kejadian penting terkait
kesehatan masyarakat dalam masyarakat, oleh
anggota masyarakat”
Tujuan Penyelenggaraan Surveilans Berbasis
Masyarakat:
1. Tersedianya informasi tentang situasi/tren/faktor risiko
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini
3. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan
KLB/Wabah
4. PATOGENESIS MALARIA
• Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium
sp)
• Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung
plasmodium malaria
• Plasmodium hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia
• Lima jenis plasmodium penyebab malaria pd manusia : P. vivax, P. falciparum, P.
malariae, P. ovale, P. knowlesi
• Malaria harus segera diketahui dan di obati untuk mencegah penularan infeksi
• Obat yang diberikan dapat membunuh parasit dan menghambat
perkembangbiakannya
• Parasit yang hidup dalam darah manusia sesuai jenisnya dapat bertahan di dalam
hati
• Keberadaan parasit malaria di dalam tubuh manusia hanya dapat diketahui melalui
pemeriksaan darah malaria
5. Gejala dan tanda malaria tidak spesifik
- Demam, nyeri otot
- Sakit kepala, pegal anamesis : riwayat bepergian
- Diare, mual-mual pernah sakit malaria
- Batuk
Tersangka : adanya demam/riwayat demam
Pasien tersangka malaria maka harus
diperiksa darah malaria
Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan darah
(RDT atau mikrokopis)
KLINIS MALARIA
Malaria dapat mengancam jiwa.
Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan dapat menyebabkan kematian
6. Surveilans Migrasi Malaria
Daerah Endemis
Malaria
Daerah Bebas
Malaria
KLB
TUJUAN:
Mencegah terjadinya penularan malaria terutama yang berasal dari kasus impor sebagai akibat dari migrasi
penduduk
Kegiatan Pokok:
•Mengidentifikasi daerah malaria dan
penduduk yang bermigrasi
•Penemuan dan pengobatan kasus malaria
•Pemberian KIE tentang malaria pada pelaku
perjalanan
TEMPAT PELAKSANAAN:
Surveilans migrasi malaria dilakukan oleh Puskesmas Bersama kader malaria di Desa, selain itu juga dilaksanakan
di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang ada di Pelabuhan laut maupun udara
8. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Semua anak berusia <15 tahun dengan
Kelumpuhan yang bersifat layuh (lemas/flaccid)
Terjadi secara mendadak (1-14 hari)
Tidak disebabkan oleh trauma/ruda paksa/kekerasan
(jika ada keraguan, laporkan sebagai kasus AFP!)
IndonesiaCountry Office
Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua
kasus lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun yang merupakan kelompok yang rentan
terhadap penyakit polio
10. Paralysis
kaki, tangan
Petunjuk ke arah AFP
Paralysis:
Terjadi tiba2
Tungkai lemas Kelemahan
Acute Flaccid
Tdk bisa gerakkan Tdk bisa bangun
Tdk bisa jalan
11. INDONESIA BEBAS POLIO
Caranya :
1. TEMUKAN dan LAPORKAN sebanyak-banyaknya kasus lumpuh layuh akut melalui surveilans
AFP (Acute Flaccid Paralysis)
2. AMBIL 2 Spesimen TINJA dari Kasus AFP untuk diperiksa di laboratorium Nasional (Biofarma)
untuk dibuktikan bukan karena Polio
13. IndonesiaCountry Office
Campak-Rubela
Campak Rubela
Penularan Percikan ludah/droplet
kecil
Percikan ludah/droplet kecil
Kecepatan
penularan
1 kasus menularkan
sampai 18 orang
disekitarnya
1 kasus menularkan 4-7
orang disekitarnya
Gejala awal Demam dan bintik-bintik merah
Mekanisme Melumpuhkan sistem
kekebalan tubuh (immune
amnesia)
Ibu yang terkena rubella,
90% menginfeksi janin dalam
kandungan
Komplikasi/
Bahaya
Xeroftalmi (penurunan
penglihatan permanen),
pneumonia, diare berat,
kejang karena infeksi otak
Bayi lahir meninggal, atau
lahir dengan cacat
(congenital rubella
syndrome/CRS) -> kebutaan,
bocor jantung, ketulian
Katarak pada janin CRS
Tulang tidak terbentuk
sempurna
Hidrosefalus
“Dampak jangka pendek kematian, jangka Panjang
kecacatan/berkurangnya kualitas hidup”
16. Difteri
Suspek Difteri: gejala-gejala demam, sakit menelan, dan
pseudomembran putih keabu-abuan, yang tidak mudah
lepas dan mudah berdarah.
Spesimen : swab menggunakan media Amis
Kasus Konfirmasi:
a.
b.
Kasus suspek dengan hasil laboratorium positif
Kasus hubungan epidemiologi: kasus suspek yang ada hubungannya
dengan kasus laboratorium positif.
Carrier/pembawa: kontak kasus yang tidak menunjukkan
gejala klinis, tetapi hasil pemeriksaan laboratorium positif.
KLB Difteri: SATU kasus dengan hasil laboratorium positif
ATAU jika ditemukan suspek difteri yang mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus kultur positif
IndonesiaCountry Office
17. KLB PERTUSIS
Suatu wilayah kab/kota dinyatakan KLB Pertussis jika ditemukan
satu suspek pertusis dengan konfirmasi laboratorium PCR/kultur
positif
ATAU
Jika ditemukan Suspek Pertusis yang mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus PCR/kultur positif
18. PENEMUAN KASUS
MASYARAKAT PUSKESMAS RUMAH SAKIT
PD3I
• Sosialisasi di masyarakat:
pertemuan-pertemuan
masyarakat.
• Informer/pelapor-pelapor baru:
pendeta, tokoh adat, kader,
kepala kampung, dukun bayi,
klinik dokter/perawat/bidan,
klinik tukang pijat dsb.
IndonesiaCountry Office
• Sosialisasi: dokter,
perawat, bidan, MTBS,
poli gizi, UGD.
• Pelaporan rutin melalui
SKDR
• Terintegrasi dengan
promkes, imunisasi dll.
• Sosialisasi: dokter spesialis,
dokter umum, bangsal anak,
bangsal saraf, poli
anak/dewasa/saraf, fisioterapi,
UGD.
• Surveilans aktif rumah sakit
(SARS)dinkes dan RS
• Hospital record review : review
rekam medis
*harus disampaikan
nomer kontak yang bisa
dihubungi (minimal 2
nomer untuk back-up):
1. Surveilans Kab/kota
2. Surveilans Provinsi
3. Surveilans
Puskesmas/RS
19. Penemuan Kasus PD3I bisa dilakukan rumah sakit dan masyarakat
Surveilans berbasis Masyarakat (CBS) -
Tugas puskesmas untuk meyakinkan semua
kasus PD3I yang datang ke unit-unit pelapor
berikut sudah dilaporkan:
• Masyarakat (rumah, kepala desa,
kader)
• Puskesmas
• PKK
• Praktek swasta
• Fasyankes lain, bidan
Strategi penemuan kasus
25
- Sosialisasi di masyarakat : pertemuan
masyarakat.
- pelapor-pelapor baru : tokoh agama/adat,
kader, kepala kampung, dukun bayi, klinik
dokter/perawat/bidan, dst
- Pelaporan rutin SKDR oleh puskesmas
- Terintegrasi dengan promkes, imunisasi dst
di puskesmas
21. GRAFIK LAPORAN COVID-19 KELURAHAN KEDUNG BADAK
BULAN JANUARI-AGUSTUS 2022
NO BULAN TERKONFIRMASI KONTAK ERAT SUSPECT PROBABLE
1 JANUARI 21 26 19 0
2 FEBRUARI 298 513 3 1
3 MARET 64 146 26 0
4 APRIL 15 39 16 0
5 MEI 4 11 6 0
6 JUNI 34 156 14 0
7 JULI 48 141 9 0
8 AGUSTUS 79 166 27 0
TOTAL 563 1198 120 1
22. GRAFIK LAPORAN COVID-19 KELURAHAN KEDUNG JAYA
BULAN JANUARI-AGUSTUS 2022
NO BULAN TERKONFIRMASI KONTAK ERAT SUSPECT PROBABLE
1 JANUARI 6 9 2 0
2 FEBRUARI 39 112 15 0
3 MARET 13 13 9 0
4 APRIL 1 5 2 0
5 MEI 1 4 1 0
6 JUNI 5 23 0 0
7 JULI 9 19 2 0
8 AGUSTUS 13 30 5 0
TOTAL 87 215 36 0
23. GRAFIK LAPORAN COVID-19 KELURAHAN KEDUNG WARINGIN
BULAN JANUARI-AGUSTUS 2022
NO BULAN TERKONFIRMASI KONTAK ERAT SUSPECT PROBABLE
1 JANUARI 40 99 8 0
2 FEBRUARI 273 546 8 1
3 MARET 85 290 22 0
4 APRIL 10 21 4 0
5 MEI 1 2 0 0
6 JUNI 47 175 5 0
7 JULI 73 183 15 0
8 AGSUSTUS 104 262 27 0
TOTAL 633 1578 89 1
24. REKAP KASUS COVID-19 BULAN JANUARI-AGUSTUS 2022
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNG BADAK
67
610
162
26 6
86
130
196
134
1171
449
65
15
354 343
458
29 26
57
22 7 19 26
59
0 2 0 0 0 0 0 0
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGS
1 2 3 4 5 6 7 8
TERKONFIRMASI KONTAK ERAT SUSPECT PROBABLE
25. Laporkan! Jika Anda menemukan!
AFP pada anak < 15 tahun
- tiba-tiba lumpuh/tidak bisa
jalan/bangun/angkat anggota
gerak
- Bersifat mendadak (<14 hari)
- Bukan disebabkan trauma
Suspek difteri
- Nyeri menelan
- Demam/tanpa demam
- Ada pseudomembran putih
keabuan pada tenggorokan, tak
mudah lepas dan mudah berdarah
- Sesak nafas/nafas berbunyi
Suspek Tetanus Neonatorum
(TN) pada bayi usia 3 – 28 hari
- Tidak bisa menetek/menghisap
- Mulut mencucu
- Kejang rangsang (bunyi, sinar,
sentuh)
- Kejang tonik-klonik umum
Suspek campak (untuk
surveilans):
- Demam
- Ruam makulopapular
Suspek CRS pada
bayi <12 bulan
- Tuli kongenital
- Buta kongenital
- Penyakit jantung kongenital
Suspek pertusis
- Batuk terus menerus
- Gejala Whooping
- Muntah setelah batuk
Segera lakukan pelaporan ke petugas surveilans puskesmas/dinkes setempat apabila terdapat:
1 2 3
6
5
4
31
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria dikenal dengan Plasmodium sp. Ada 4 jenis plasmodium penyebab malaria pd manusia : P. vivax, P. falciparum, P. malariae, P. ovale yang terbaru adalah P.knowlesi yang membutuhkan monyet ekor panjang sebagai reservoir.
Perjalanan penyakit malaria diawali saat nyamuk infektif (yang air liurnya mengandung parasit) menggigit dan menghisap darah manusia. Bentuk infektif parasit malaria (sporozoit) yang ada di dalam air liur nyamuk akan masuk ke dalam darah saat nyamuk menghisap darah manusia. Di dalam darah manusia parasit akan hidup dan berkembang biak. Menyebabkan kerusakan pada sel darah, dan dapat masuk sampai merusak organ.
Adanya parasit ini hanya dapat dipastikan melalui pemeriksaan darah , semakin cepat diagnosis ditegakkan maka akan semakin cepat penderita mendapatkan pengobatan sehingga pasien sembuh, tidak jatuh menjadi berat dan tidak menjadi sumber penular bagi orang disekitarnya.
Gejala klinis malaria tidak spesifik sama seperti penyakit infeksi lainnya. Seperti : demam, sakit kepala, nyeri otot, diare mual-mual, batuk
Dipengaruhi strain, imunitas tubuh, cara penularan, jumlah parasit, endemisitas, pemberian profilaksis atau pengobatan. Perlu melakukan wawancara yang lebih mendalam lagi terkait adanya riwayat bepergian atau tinggal di daerah endemis 2-4 minggu sebelumnya, adanya riwayat pernah sakit malaria ataupun minum obat malaria sebelumnya atau pernah mendapat transfuse darah.
Semua tersangka malaria maka harus dilakukan pemeriksaan darah malaria. Pemeriksaan darah malaria untuk menegakkan diagnosa malaria dapat dilakukan secara mikroskopis ataupun dengan uji reaksi cepat.