SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Praktek Kimia Organik 
Nama : Nurry Hidayah 
Bp : 1320011 
Jurusan : Kimia Analisis 1A 
Akademi Teknologi Industri Padang 
Tahun 2013/2014
1. Kapan suatu zat cair dikatakan menddih? 
Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung – gelembung uap terjadi di dalam 
seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. Saat zat cair mendidih suhunya tetap 
dan dinamakan suhu tersebut titik didih. Selama zat cair mendidih diperlukan kalor 
digunakan untuk merubah wujud zat cair menjadi zat gas jadi energi tersebut digunakan 
disebut kalor uap / laten. 
Titik didih dipengaruhi oleh tekanan udara di atas permukaan dan 
ketidakmurnian zat cair. Titik didih normal air 100 °C jika tekanan udara sebesar 1 
atmosfer atau 76 cmHg. Jika tekanan udara besar maka titik didih zat cair menjadi besar 
dan sebaliknya. Alat yang memanfaatkan titih didih terhadap tekanan udara adalah 
panci tekan dan otoklaf. Titik didih = titik embun. 
2. Mengapa air yang ditumpahkan diatas meja dapat kering? 
Menguap adalah fenomena lepasnya partikel-partikel zat cair pada batas 
permukaan zat cair dengan udara luar. Hal ini terjadi karena sesungguhnya partikel-partikel 
zat cair bergerak secara acak pada suatu range kecepatan tertentu yang 
sebanding dengan temperatur zat cair tersebut. Semakin tinggi temperatur zat cair 
maka semakin cepat partikel zat cair bergerak dan semakin banyak partikel yang 
mampu lepas dari zat cair pada batas permukaan. Pada skala makroskopis, adanya 
partikel-partikel zat cair yang terlepas pada daerah batas mengakibatkan munculnya 
tekanan uap zat cair (bedakan antara tekanan uap zat cair dengan tekanan udara luar). 
Hal ini dapat kita imajinasikan dengan sejumlah partikel zat cair yang terlepas ke udara 
yang mendorong suatu permukaan tertentu. Pada skala makro, gaya dorong partikel-partikel 
zat cair itulah yang kita artikan sebagai tekanan uap zat cair. Penjelasan di atas 
juga menyatakan (secara tersirat) bahwa dengan menaikkan suhu zat cair maka 
tekanan uap zat cair akan meningkat karena baik kecepatan maupun jumlah partikel-partikel 
zat cair yang terlepas akan bertambah besar dengan dinaikkannnya 
temperatur yang berakibat pada semaikin besarnya gaya tekan partikel-partikel 
tersebut.
Skema partikel-partikel zat cair 
Selanjutnya adalah mendidih. Mendidih adalah fenomena dimana tekanan uap 
zat cair sama dengan tekanan udara luar. Hal ini mengakibatkan seluruh bagian dari zat 
cair mengalami penguapan yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung 
udara pada zat cair yang dididihkan. Ada dua buah teknik yang dapat kita lakukan 
untuk mendidihkan zat cair, teknik yang pertama adalah dengan menaikkan 
temperatur zat cair agar tekanan uapnya sama dengan tekanan udara luar. Kemudian 
teknik yang kedua adalah dengan menurunkan tekanan udara luar sehingga memiliki 
nilai yang sama dengan tekanan uap zat cair. Teknik pertama lazim kita lihat dalam 
kehidupan sehari-hari, sedangkan teknik yang kedua dapat kita lakukan melalui teknik 
pemvakuman (sampel zat cair diletakkan di dalam ruang yang akan divakumkan). 
Berdasarkan penjelasan di atas maka sudah seharusnya kita mampu menjawab 
pertanyaan yang muncul pada bagian awal tulisan ini. Dataran rendah memiliki tekanan 
udara yang lebih tinggi daripada daerah pegunungan (dataran tinggi). Hal ini 
mengakibatkan pada dataran rendah dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk zat cair 
agar tekanan uapnya sama dengan tekanan udara luar (mendidih). Tingginya suhu zat 
cair yang dibutuhkan menyebabkan waktu pemanasan zat cair sampai dengan taraf 
mendidih cenderung lebih lama jika dibandingkan dengan pendidihan zat cair pada 
dataran tinggi. Sehingga zat cair lebih cepat mendidih pada dataran tinggi 
dibandingkan dengan dataran rendah. Konsekwensi lain yang dapat kita ambil dari 
pembahasan ini ialah pada daerah dataran tinggi zat cair mendidih pada suhu yang lebih 
rendah. Jika air mendidih pada suhu 100 oC pada di daerah permukaan air laut, maka air 
akan mendidih di bawah suhu 100 oC pada daerah yang lebih tinggi. 
3. Kegunaan dari batu didih? 
Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang 
biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih 
terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih
sederhana bisa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama 
bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan. 
Fungsi penambahan batu didih ada 2, yaitu: 
1. Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian 
larutan. 
2. Untuk menghindari titik lewat didih. 
Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan 
melepaskannya ke permukaan larutan (ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung 
kecil pada batu didih). Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan 
menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas 
yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping). 
Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik 
didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka 
akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa 
menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam 
cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimasukkan di tengah-tengah 
pemanasan (mungkin karena lupa), maka suhu cairan harus diturunkan terlebih 
dahulu. 
Sebaiknya batu didih tidah digunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam 
batu didih bisa tersumbat zat-zat pengotor dalam cairan. 
4. Mengapa pada saat destilasi normal pada bagian pendingin aliran air masuk dari bawah 
(cold water inlet) dan keluar dari atas (water outlet)? 
Proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air ke dinding (bagian luar 
kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus-menerus 
dan akhirnya kita dapat memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam 
campuran homogen tersebut. 
Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi 
untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan 
biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari 
dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih 
sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna.
5. Cara lain dalam pemisahan minyak aksiri dan diagram gambar? 
Ada 5 macam metode pembuatan minyak atsiri yaitu : 
1. Penyulingan (Destilasi) 
Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam 
campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan 
terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. 
Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim 
penyulingan 
a. Penyulingan dengan Air (Water distillation) 
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika 
dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang akan 
disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu, bahan 
bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air perebus dan 
bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah 
mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan dimasukkan dan 
dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang 
mengakibatkan uap keluar. 
Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa pendingin 
sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung 
dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan 
berat jenis. 
b. Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation) 
Metode ini disebut juga dengan system kukus. Pada metode pengukusan ini, 
bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan (sarangan 
yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Saat air direbus dan 
mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan 
melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan ikut bersama uap 
panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator (pendingin).
Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki 
pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.Keuntungan 
dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan dan 
suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama penyulingan relative lebih singkat, 
rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak 
hasil dari system penyulingan dengan air. 
c. Penyulingan dengan Uap 
Pada system ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang 
letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih 
tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan 
untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang, maupun biji-bijan 
yang relative keras. 
Gambar destilasi 
2. Ekstraksi dengan Pelarut Mudah Menguap 
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan 
pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut organik akan berpenetrasi ke dalam 
jaringan dan akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile” yang berupa resin, lilin 
dan beberapa macam zat warna. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu 
wadah (ketel) disebut “extractor”. Berbagai pelarut yang biasa digunakan adalah 
petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform, dan pelarut lainnya yang bertitik 
didih rendah.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi 
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, seperti untuk 
mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, 
”hyacinth”, ”tuberose”, ”narcissus”, ”gardenis”, ”lavender”, ”lily”, ”minose”, 
”labdanum”, ”violet lower” dan ”geranium”. 
Pembuatan minyak atsiri dengan pelarut menguap dilakukan dengan 
menggunakan ekstraktor. Ekstraktor yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri 
dari bunga terdiri dari tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap). 
Gambar ekstrasi 
3. Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi) 
Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan, 
dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Pada 
umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus 
menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang 
terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan bunga dalam 
memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika kena panas, kontak atau terendam 
dalam pelarut organik, sedangkan minyak atsiri yang terbentuk sebelumnya sebagian 
besar telah menguap. Untuk itu ekstraksi dengan pelarut mudah menguap 
menghasilkan rendemen minyak yang rendah.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu baik, 
proses fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar tetap 
berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat memproduksi 
minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan lemak hewani atau 
nabati. 
Sama halnya dengan ekstraksi menggunakan pelarut menguap, ekstraksi minyak 
atsiri dengan metode lemak dingin memerlukan evaporator untuk memisahkan minyak 
atsiri dari lilin dan alkohol pelarutnya. Selain itu, dibutuhkan lempeng kaca dan rak 
tertutup pada proses absorbsi minyak atsiri dari bunga. Sedang bahan penunjang yang 
digunakan yaitu lemak dan alkohol. Lemak berfungsi sebagai adsorben atau penyerap 
minyak atsiri dari bunga. Sementara alkohol digunakan untuk memisahkan minyak atsiri 
dari lemak. 
4. Ekstraksi dengan Lemak Panas (Maserasi) 
Metode pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh dengan metode 
lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak jauh berbeda. 
Perbedaannya hanya terletak pada bagian awal proses, yaitu menggunakan lemak 
panas. Sedang alat yang digunakan yaitu evaporator vakum. Selain itu, dibutuhkan 
wadah berupa bak atau baskom untuk merendam bunga dalam lemak panas. Bahan 
yang diperlukan dalam metode maserasi yaitu lemak dan alcohol. Lemak digunakan 
sebagai adsorben, sedangkan alcohol digunakan untuk melarutkan lemak. 
5. Pengepresan (Pressing) 
Adalah Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan 
terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman yang 
termasuk famili citrus. Hal ini disebabkan minyak dari famili tanaman tersebut akan 
mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan cara penyulingan. Dengan pengepresan 
maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke 
permukaan bahan. Beberapa jenis minyak yang dapat diekstrasi dengan cara 
pengepresan adalah minyak “almon”, “apricot”, “lemon”, minyak kulit jeruk, 
“mandarin”, “grape fruit”, dan beberapa jenis minyak lainnya.
Pada metode pegepresan, alat yang digunakan berupa mesin pengepres. Alat ini bekerja 
dengan cara menekan bahan baku hingga sel penghasil minyak akan pecah dan minyak 
akan keluar. 
gambar pengepresan

More Related Content

What's hot

Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangreza_kaligis
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAn Nes Niwayatul
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 

What's hot (20)

Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Orde reaksi
Orde reaksiOrde reaksi
Orde reaksi
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 

Similar to OPTIMASI KIMIA ORGANIK

Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiMei Ancestor
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2Titin Indrawati
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiCarlosEnvious
 
Destilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosiDestilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosiHamelia Juwita
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiErnalia Rosita
 
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikanPpt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikanDevisagita
 
Bahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiBahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiAwal Reon
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Tillapia
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Pipi Haqiqi
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKikiAdriani1
 

Similar to OPTIMASI KIMIA ORGANIK (20)

Makalah destilasi kelompok 3
Makalah destilasi kelompok 3Makalah destilasi kelompok 3
Makalah destilasi kelompok 3
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
SIFAT KOLIGATIF.docx
SIFAT KOLIGATIF.docxSIFAT KOLIGATIF.docx
SIFAT KOLIGATIF.docx
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Destilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosiDestilasi || farmakognosi
Destilasi || farmakognosi
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikanPpt wujud zat far fis 1 (kelompok)   perbaikan
Ppt wujud zat far fis 1 (kelompok) perbaikan
 
Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)Tkf 1 (kalor)
Tkf 1 (kalor)
 
Destilasi 2
Destilasi 2Destilasi 2
Destilasi 2
 
Bahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasiBahan ajar destilasi
Bahan ajar destilasi
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Modul mesin pendingin
Modul mesin pendinginModul mesin pendingin
Modul mesin pendingin
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)Percobaan vi (destilasi sederhana)
Percobaan vi (destilasi sederhana)
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 

OPTIMASI KIMIA ORGANIK

  • 1. Praktek Kimia Organik Nama : Nurry Hidayah Bp : 1320011 Jurusan : Kimia Analisis 1A Akademi Teknologi Industri Padang Tahun 2013/2014
  • 2. 1. Kapan suatu zat cair dikatakan menddih? Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung – gelembung uap terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat cair. Saat zat cair mendidih suhunya tetap dan dinamakan suhu tersebut titik didih. Selama zat cair mendidih diperlukan kalor digunakan untuk merubah wujud zat cair menjadi zat gas jadi energi tersebut digunakan disebut kalor uap / laten. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan udara di atas permukaan dan ketidakmurnian zat cair. Titik didih normal air 100 °C jika tekanan udara sebesar 1 atmosfer atau 76 cmHg. Jika tekanan udara besar maka titik didih zat cair menjadi besar dan sebaliknya. Alat yang memanfaatkan titih didih terhadap tekanan udara adalah panci tekan dan otoklaf. Titik didih = titik embun. 2. Mengapa air yang ditumpahkan diatas meja dapat kering? Menguap adalah fenomena lepasnya partikel-partikel zat cair pada batas permukaan zat cair dengan udara luar. Hal ini terjadi karena sesungguhnya partikel-partikel zat cair bergerak secara acak pada suatu range kecepatan tertentu yang sebanding dengan temperatur zat cair tersebut. Semakin tinggi temperatur zat cair maka semakin cepat partikel zat cair bergerak dan semakin banyak partikel yang mampu lepas dari zat cair pada batas permukaan. Pada skala makroskopis, adanya partikel-partikel zat cair yang terlepas pada daerah batas mengakibatkan munculnya tekanan uap zat cair (bedakan antara tekanan uap zat cair dengan tekanan udara luar). Hal ini dapat kita imajinasikan dengan sejumlah partikel zat cair yang terlepas ke udara yang mendorong suatu permukaan tertentu. Pada skala makro, gaya dorong partikel-partikel zat cair itulah yang kita artikan sebagai tekanan uap zat cair. Penjelasan di atas juga menyatakan (secara tersirat) bahwa dengan menaikkan suhu zat cair maka tekanan uap zat cair akan meningkat karena baik kecepatan maupun jumlah partikel-partikel zat cair yang terlepas akan bertambah besar dengan dinaikkannnya temperatur yang berakibat pada semaikin besarnya gaya tekan partikel-partikel tersebut.
  • 3. Skema partikel-partikel zat cair Selanjutnya adalah mendidih. Mendidih adalah fenomena dimana tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara luar. Hal ini mengakibatkan seluruh bagian dari zat cair mengalami penguapan yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung udara pada zat cair yang dididihkan. Ada dua buah teknik yang dapat kita lakukan untuk mendidihkan zat cair, teknik yang pertama adalah dengan menaikkan temperatur zat cair agar tekanan uapnya sama dengan tekanan udara luar. Kemudian teknik yang kedua adalah dengan menurunkan tekanan udara luar sehingga memiliki nilai yang sama dengan tekanan uap zat cair. Teknik pertama lazim kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan teknik yang kedua dapat kita lakukan melalui teknik pemvakuman (sampel zat cair diletakkan di dalam ruang yang akan divakumkan). Berdasarkan penjelasan di atas maka sudah seharusnya kita mampu menjawab pertanyaan yang muncul pada bagian awal tulisan ini. Dataran rendah memiliki tekanan udara yang lebih tinggi daripada daerah pegunungan (dataran tinggi). Hal ini mengakibatkan pada dataran rendah dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk zat cair agar tekanan uapnya sama dengan tekanan udara luar (mendidih). Tingginya suhu zat cair yang dibutuhkan menyebabkan waktu pemanasan zat cair sampai dengan taraf mendidih cenderung lebih lama jika dibandingkan dengan pendidihan zat cair pada dataran tinggi. Sehingga zat cair lebih cepat mendidih pada dataran tinggi dibandingkan dengan dataran rendah. Konsekwensi lain yang dapat kita ambil dari pembahasan ini ialah pada daerah dataran tinggi zat cair mendidih pada suhu yang lebih rendah. Jika air mendidih pada suhu 100 oC pada di daerah permukaan air laut, maka air akan mendidih di bawah suhu 100 oC pada daerah yang lebih tinggi. 3. Kegunaan dari batu didih? Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih
  • 4. sederhana bisa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2, yaitu: 1. Untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh bagian larutan. 2. Untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan larutan (ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu didih). Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi superheated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang bisa menimbulkan letupan/ledakan (bumping). Batu didih tidak boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini bisa menyebabkan ledakan ataupun kebakaran. Jadi, batu didih harus dimasukkan ke dalam cairan sebelum cairan itu mulai dipanaskan. Jika batu didih akan dimasukkan di tengah-tengah pemanasan (mungkin karena lupa), maka suhu cairan harus diturunkan terlebih dahulu. Sebaiknya batu didih tidah digunakan secara berulang-ulang karena pori-pori dalam batu didih bisa tersumbat zat-zat pengotor dalam cairan. 4. Mengapa pada saat destilasi normal pada bagian pendingin aliran air masuk dari bawah (cold water inlet) dan keluar dari atas (water outlet)? Proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air ke dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus-menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang diperoleh lebih sempurna.
  • 5. 5. Cara lain dalam pemisahan minyak aksiri dan diagram gambar? Ada 5 macam metode pembuatan minyak atsiri yaitu : 1. Penyulingan (Destilasi) Proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya, dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim penyulingan a. Penyulingan dengan Air (Water distillation) Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu, bahan bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air perebus dan bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis. b. Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation) Metode ini disebut juga dengan system kukus. Pada metode pengukusan ini, bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan (sarangan yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Saat air direbus dan mendidih, uap yang terbentuk akan melalui sarangan lewat lubang-lubang kecil dan melewati celah-celah bahan. Minyak atsiri dalam bahan pun akan ikut bersama uap panas tersebut melalui pipa menuju ketel kondensator (pendingin).
  • 6. Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama penyulingan relative lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air. c. Penyulingan dengan Uap Pada system ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang, maupun biji-bijan yang relative keras. Gambar destilasi 2. Ekstraksi dengan Pelarut Mudah Menguap Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut organik akan berpenetrasi ke dalam jaringan dan akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile” yang berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu wadah (ketel) disebut “extractor”. Berbagai pelarut yang biasa digunakan adalah petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform, dan pelarut lainnya yang bertitik didih rendah.
  • 7. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, seperti untuk mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, ”hyacinth”, ”tuberose”, ”narcissus”, ”gardenis”, ”lavender”, ”lily”, ”minose”, ”labdanum”, ”violet lower” dan ”geranium”. Pembuatan minyak atsiri dengan pelarut menguap dilakukan dengan menggunakan ekstraktor. Ekstraktor yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri dari bunga terdiri dari tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap). Gambar ekstrasi 3. Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi) Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi. Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika kena panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik, sedangkan minyak atsiri yang terbentuk sebelumnya sebagian besar telah menguap. Untuk itu ekstraksi dengan pelarut mudah menguap menghasilkan rendemen minyak yang rendah.
  • 8. Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu baik, proses fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan lemak hewani atau nabati. Sama halnya dengan ekstraksi menggunakan pelarut menguap, ekstraksi minyak atsiri dengan metode lemak dingin memerlukan evaporator untuk memisahkan minyak atsiri dari lilin dan alkohol pelarutnya. Selain itu, dibutuhkan lempeng kaca dan rak tertutup pada proses absorbsi minyak atsiri dari bunga. Sedang bahan penunjang yang digunakan yaitu lemak dan alkohol. Lemak berfungsi sebagai adsorben atau penyerap minyak atsiri dari bunga. Sementara alkohol digunakan untuk memisahkan minyak atsiri dari lemak. 4. Ekstraksi dengan Lemak Panas (Maserasi) Metode pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh dengan metode lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada bagian awal proses, yaitu menggunakan lemak panas. Sedang alat yang digunakan yaitu evaporator vakum. Selain itu, dibutuhkan wadah berupa bak atau baskom untuk merendam bunga dalam lemak panas. Bahan yang diperlukan dalam metode maserasi yaitu lemak dan alcohol. Lemak digunakan sebagai adsorben, sedangkan alcohol digunakan untuk melarutkan lemak. 5. Pengepresan (Pressing) Adalah Ekstraksi minyak atsiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit luar yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus. Hal ini disebabkan minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan cara penyulingan. Dengan pengepresan maka sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir ke permukaan bahan. Beberapa jenis minyak yang dapat diekstrasi dengan cara pengepresan adalah minyak “almon”, “apricot”, “lemon”, minyak kulit jeruk, “mandarin”, “grape fruit”, dan beberapa jenis minyak lainnya.
  • 9. Pada metode pegepresan, alat yang digunakan berupa mesin pengepres. Alat ini bekerja dengan cara menekan bahan baku hingga sel penghasil minyak akan pecah dan minyak akan keluar. gambar pengepresan