Kasus wanita hamil G3P2A0 dengan keluhan mules-mules mau melahirkan disertai lendir dan darah. Pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda inpartu seperti pembukaan serviks 4 cm dan bagian kepala bayi di dalam vagina. Persalinan berjalan normal melalui vagina dengan bantuan manual plasenta setelah 30 menit bayi lahir."
PiCCO tidak hanya memberikan informasi tentang curah jantung (CO) tapi bisa memberi pengukuran untuk menilai preload, kontraktilitas, afterload, dan air paru ekstravaskular (ELWI)
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
Pasien laki-laki berusia 1 tahun datang dengan keluhan diare lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari. Pemeriksaan menunjukkan dehidrasi ringan. Diagnosis kerja diare akut dehidrasi ringan. Penatalaksanaan meliputi cairan infus, antibiotik, dan suplemen zink. Kondisi pasien membaik setelah 6 hari perawatan.
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
PiCCO tidak hanya memberikan informasi tentang curah jantung (CO) tapi bisa memberi pengukuran untuk menilai preload, kontraktilitas, afterload, dan air paru ekstravaskular (ELWI)
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangSyscha Lumempouw
Pasien laki-laki berusia 1 tahun datang dengan keluhan diare lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari. Pemeriksaan menunjukkan dehidrasi ringan. Diagnosis kerja diare akut dehidrasi ringan. Penatalaksanaan meliputi cairan infus, antibiotik, dan suplemen zink. Kondisi pasien membaik setelah 6 hari perawatan.
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
Dokumen tersebut membahas tentang hiperemesis gravidarum, yaitu kondisi muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh kadar hormon kehamilan yang tinggi dan gejala utamanya adalah muntah yang tak terkendali disertai penurunan berat badan lebih dari 10%. Penatalaksanaannya meliputi pemberian cairan infus, vitamin, dan obat anti mual se
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut merupakan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. S selama proses persalinannya. Ny. S berusia 20 tahun dan sedang hamil 40 minggu. Pada pemeriksaan awal, Ny. S mengalami nyeri perut dan kecemasan. Bidan melakukan monitoring dan dukungan, serta menjelaskan proses persalinan. Pada kala II, Ny. S mulai merasakan dorongan untuk meneran dan pembukaan serviks telah lengk
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Laporan kasus ini membahas diagnosa morbili pada pasien perempuan berusia 4 tahun dengan gejala demam berkelanjutan, ruam di seluruh tubuh, dan komplikasi bronkopneumonia bilateral. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi dan ruam makulopapular, sedangkan pemeriksaan penunjang menunjukkan leukositosis dan hasil röntgen thoraks menunjukkan bronkopneumonia bilateral. Diagnosis kerja adalah morbili dengan komplikasi bronk
USG penting untuk kehamilan karena aman, tidak invasif, dan dapat mendeteksi kelainan janin. USG 2D tetap menjadi standar untuk kehamilan sementara USG 3D dan 4D lebih bersifat hiburan. Tenaga kesehatan perlu memahami prinsip dan aplikasi USG untuk manajemen kehamilan dan deteksi dini kelainan.
Hipertiroidisme adalah kelebihan produksi hormon tiroid yang menyebabkan metabolisme tubuh menjadi terlalu cepat. Gejala klinisnya antara lain takikardi, kelelahan, berat badan turun, dan mata melotot. Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon tiroid yang tinggi beserta tekanan TSH yang rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan obat anti tiroid seperti propiltiourasil atau metimazol
Dokumen tersebut membahas tentang hiperemesis gravidarum, yaitu kondisi muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh kadar hormon kehamilan yang tinggi dan gejala utamanya adalah muntah yang tak terkendali disertai penurunan berat badan lebih dari 10%. Penatalaksanaannya meliputi pemberian cairan infus, vitamin, dan obat anti mual se
Dokumen tersebut membahas tatalaksana gawat napas pada neonatus, meliputi tanda-tanda bahaya gawat napas, evaluasi menggunakan skor Down, pemeriksaan diagnostik, penyebab-penyebab umum, dan langkah-langkah tatalaksana mulai dari langkah awal hingga penggunaan alat bantu pernapasan seperti CPAP dan ventilasi tekanan positif.
Dokumen tersebut merupakan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. S selama proses persalinannya. Ny. S berusia 20 tahun dan sedang hamil 40 minggu. Pada pemeriksaan awal, Ny. S mengalami nyeri perut dan kecemasan. Bidan melakukan monitoring dan dukungan, serta menjelaskan proses persalinan. Pada kala II, Ny. S mulai merasakan dorongan untuk meneran dan pembukaan serviks telah lengk
Ibu bernama Ny. N sedang mengalami persalinan kedua dengan usia kehamilan 40 minggu. Janin berada dalam posisi punggung kiri dan presentasi kepala dengan penurunan kepala 2/5. Ibu mengalami kontraksi aktif tetapi mengalami kecemasan menghadapi persalinan. Pemeriksaan fisik menunjukkan kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik.
Ny. E, umur 37 tahun, mengalami persalinan sungsang pada minggu ke-40 kehamilannya. Janin dalam posisi bokong dan dilahirkan dengan metode Bracht setelah pemberian oksitosin. Setelah kelahiran bayi, dilakukan penilaian dan pemberian asuhan kepada ibu dan bayi.
Dokumen ini memberikan contoh format asuhan kebidanan persalinan yang mencakup identitas pasien, riwayat kehamilan, pemeriksaan fisik dan kebidanan, serta kesimpulan bahwa format tersebut berguna untuk mendokumentasikan riwayat pasien secara lengkap dan membantu perawatan selanjutnya.
Ibu G1P0A0 berusia 21 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan ketuban pecah dini pada kehamilan usia 39 minggu. Setelah pemeriksaan, didiagnosis hamil tunggal intrauterin presentasi kepala. Dilakukan induksi dan persalinan spontan, bayi lahir sehat pada kala 1. Kala 2 dan 3 berjalan lancar dengan retensio plasenta yang dikelola dengan baik. Ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
Pasien mengalami persalinan normal pada usia kehamilan 39-40 minggu dengan kelahiran bayi perempuan secara spontan. Ibu dan bayi dalam keadaan baik setelah persalinan. Ibu mendapat perawatan dan pemantauan selama kala IV persalinan.
Ny. Y mengalami kontraksi uterus dan nyeri perut saat umur kehamilan 40 minggu 3 hari. Pemeriksaan menunjukkan janin berada dalam posisi ubun-ubun kecil kiri depan (presentasi kepala), penurunan kepala telah mencapai 2/5, dan ibu mengalami kontraksi aktif fase I. Diagnosa adalah GIIPIA0 umur kehamilan 40 minggu 3 hari, presentasi kepala, penurunan kepala 2/5, dan inpartu kala I
Pasien mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dengan letak lintang dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, yang mendapat tatalaksana observasi kondisi ibu dan janin serta pemberian antibiotik sebelum rencana sectio caesarea untuk persalinan.
Dokumen tersebut merupakan dokumentasi hasil asuhan kebidanan pada ibu bersalin bernama NY "H" berusia 40 minggu 3 hari. Dokumentasi tersebut mencakup identitas ibu dan suami, gejala subjektif dan objektif ibu, diagnosis, rencana tindakan, dan dokumentasi hasil asuhan kala II persalinan.
Ibu hamil umur 39 minggu 3 hari dengan presentasi kepala dan penurunan kepala 2/5. Ibu mengalami nyeri perut tembus belakang. Keadaan umum ibu dan janin intrauterus tunggal dan hidup dinyatakan baik.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Pp lapkas obgyn
1. STATUS IBU HAMIL
Anamnesa Pribadi
Nama : Ny. T
Umur : 32 Tahun
Alamat : Jln. Sei Silau no 27 F
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Tanggal masuk : 03 Maret 2012
Pukul : 08.41 WIB.
Tanggal keluar : 05 maret 2012
G P A : G3 P2 A0
Tinggi Badan : 152 cm
Berat Badan : 64 kg
2. Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : Mules-mules mau melahirkan.
Telaah :
Hal ini dialami os sejak tanggal 03 Maret 2012 pukul 06.00 WIB. Riwayat
keluar lendir campur darah dari kemaluan (+). Riwayat keluar air dari
kemaluan (-). Riwayat campur (+) pukul 04.00 WIB. BAK (+) N, BAB (+)
Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi (-), Asma (-), DM (-)
Riwayat pemakaian obat : Tidak jelas
HPHT : 25 – 06 - 2011
TTP : 02 – 04 - 2012
ANC : Bidan, Trimester I : 1 x
Trimester II : 1 x
Trimester III : 2 x
3. Riwayat persalinan :
1. Perempuan, aterm, rumah bersalin, PSP, bidan, 2600 gram, 5 tahun,
sehat
2. Laki-laki, aterm, rumah bersalin, PSP, bidan, 2200 gram, 2 tahun,
sehat.
3. Hamil ini.
Tanda tanda inpartu : ada
- Show (tanda) keluar sejak 03/03/ 2012 pukul 06:00 wib
- His teratur sejak tanggal 03/03/ 2012 pukul 06.00 WIB
- Rasa mengedan :belum ada
Komplikasi kehamilan :tidak ada
Penyakit dalam kehamilan ini :tidak ada
Keluarga berencana :tidak pernah
Riwayat infertilitas :tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Sens : Compos mentis Anemia : (-)
TD : 120/70 mmHg Ikterus : (-)
HR : 84x/i, teratur Cyanosis : (-)
RR : 20x/I Dyspnoe : (-)
Temperatur : 36,70 C Oedema : (-)
Status Obstetrikus
Abdomen : Membesar asimetris
Leopold I : 3 jari dibawah processus xypoideus
Leopold II : kanan
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Konvergen
Gerak : (+)
5. Djj : 130 x/mnt
Formula Johnson : 3100 gram
His : Ada (3 x 30”/ 10 menit)
VT : Cx anterior, pembukaan 4 cm, effacement 80%, bagian terbawah
kepala, H II, selaput ketuban (+), presentasi belakang kepala
ST : Lendir darah (+), air ketuban (-)
Laboratorium
Hb/ Ht/ L/ T : 11,5/ 32%/ 12.200/ 271.000
Diagnosa sementara
MG + KDR (38 - 39 minggu) + PK + AH + Inpartu
Rencana persalinan
Persalinan pervaginam
6. LAPORAN PSP a/i PBK
Ibu dibaringkan dimeja ginekologi dengan posisi Mc Robert
dengan infus terpasang baik.
Dilakukan vulva toilet dan pengosongan kandung kemih.
Pada his yang adekuat tampak kepala maju mundur di introitus
vagina, dan kemudian menetap.
Pada his yang adekuat berikutnya Ibu dipimpin mengedan.
Dengan suboksiput dibawah simfisis sebagai hipomoklion
berturut-turut lahir UUK, UUB, dahi, wajah, dagu, dan seluruh
kepala, kemudian terjadi putar paksi luar.
Mulut dan hidung bayi dibersihkan dengan kassa steril.
Dengan pegangan biparietal, kepala ditarik kebawah untuk
melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu
belakang, dengan sanggah susur dilahirkan seluruh tubuh.
7. Lahir bayi perempuan,Tanggal 03 maret 2012 , Jam 11:45 Wib, BB =
2800 gr, PB = 46 cm, A/S = 8/10, anus (+)
Tali pusat diklem didua tempat dan digunting diantaranya.
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan
kiri menekan daerah diatas simpisis. Kesan: tali pusat ini masuk
kembali dalam vagina.
Kandung kemih dikosongkan, diberikan injeksi oksitosin 10 IU
intramuscular.
Setelah ditunggu 30 menit plasenta tidak juga lahir maka dilakukan
manual plasenta, dengan cara :
1. Ujung tali pusat diklem, dengan menyusuri bagian bawah tali pusat dengan
obstetrik hand, diupayakan masuk ke dalam OUE, servik dan cavum uteri
sampai mencapai fundus. Tangan kiri meraba fundus uteri.
2. Dengan 5 jari meraba fasies maternal, placenta dilepas secara perlahan.
8. 3. Kemudian jari tangan diupayakan mencapai dan memisahkan plasenta facies
maternal di daerah corpus anterior sampai ke corpus bagian lateral kiri lalu
mengeluarkannya dari cavum uteri. Kesan plasenta lengkap.
4. Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masasse fundus agar
menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan
mencegah perdarahan pasca persalinan.
5. Evakuasi jalan lahir, kesan: tampak laserasi jalan lahir grade I, lalu dilakukan
repair dengan menggunakan chromic catgut no.2.0
6. Keadaan umum Ibu post partus : baik
Kontraksi uterus: kuat
TERAPI
-IVFD RL + Oksitosin 10 – 5 - 5 IU 20 gtt/i
-Amoxicillin 3 x 500 mg
-Asam mefenamat 3 x 500 mg
-B comp 1x1
9. ANJURAN
-Cek darah rutin 2 jam post partus
-Awasi vital sign,kontraksi dan tanda-tanda perdarahan
Pemantauan POST Patus Pervaginam
Jam (WIB) 12.00 12.30 12.30 13.30 14.00
Nadi per menit 80 80 80 80 80
TD (mmHg) 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60
Pernafasan permenit 22 22 22 22 22
Kontraksi uterus Kuat Kuat Kuat Kuat kuat
Perdarahan (cc) _ _ _ _ _
10. Hasil laboratorium Post partus Pervaginam
Hb : 10,4 gram %
Leukosit : 12.800/ mm3
Ht : 34 %
Trombosit : 230.000/mm3
Tanggal 03-003- 2012 04-03-2012 05-03-2012
Keluhan utama Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Status Presens Sensorium : compos
mentis
Tek. darah :110/60mmHg
Frekuensi nadi : 84x/i
Frekuensi nafas : 24x/i
Temperatur : 37°C
Anemis : (-)
Ikterik : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Edema : (-)
Sensorium : compos
mentis
Tek. darah:110/70mmHg
Frekuensi nadi : 80x/i
Frekuensi nafas : 24x/i
Temperatur : 37,1°C
Anemis : (-)
Ikterik : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Edema : (-)
Sensorium : compos
mentis
Tek. darah:110/80mmHg
Frekuensi nadi : 74x/i
Frekuensi nafas : 20x/i
Temperatur : 36,8°C
Anemis : (-)
Ikterik : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Edema : (-)
11. Status Lokalisata Abdomen:soepel,peristal
tic (+)
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat
Perdarahan pervaginam:
tidak ada
Lochia: (+) Rubra
BAK: (+)
BAB : (+)
Flatus: (+)
ASI: (+)
Abdomen:soepel,peristal
tic (+)
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat
Perdarahan pervaginam:
tidak ada
Lochia: (+) Rubra
BAK: (+)
BAB : (+)
Flatus: (+)
ASI: (+)
Abdomen: soepel,
peristaltic(+)
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus: kuat
Perdarahan pervaginam:
tidak ada
Lochia: (+) Rubra
BAK: (+)
BAB : (+)
Flatus: (+)
ASI: (+)
Diagnosis
Post PSP a/i PBK + Post
manual placenta + NH1
Post PSP a/i PBK + Post
manual placenta + NH2
Post PSP a/i PBK + Post
manual placenta + NH3
Terapi
IVFD RL/D5 % 20 ggt/i
Amoksisilin tab 3 x500 mg
As. Mefenamat tab 3 x
500 mg
B-comp 2 x 1
Aff Infus
Amoksisilin tab 3 x500 mg
As. Mefenamat tab 3 x
500 mg
B-comp 2 x 1
Amoksisilin tab 3 x500 mg
As. Mefenamat tab 3 x
500 mg
Vit B-comp 2 x 1
12. Pasien PBJ tanggal 05 Maret 2012
Keadaan pulang : Ibu dan anak sehat
Kontrol ulang ke Poli 8 RSUPM tanggal 08 Maret 2012
13. ANALISA KASUS
Dilaporkan kasus seorang wanita hamil Ny. T, 32 tahun, G3 P2 A0 , sesuai
dengan HPHT didapatkan usia kehamilan 38 - 39 minggu, datang ke
RSUPM pada tanggal 03/03/2012 pukul 08.41 WIB, dengan keluhan
utama mules – mules mau melahirkan, hal ini dialami pasien sejak
tanggal 03/03/2012 pada pukul 06.00 WIB yang disertai lendir dan
darah(+). Riwayat keluar air banyak dari kemaluan (-), BAK (+), BAB (+).
Pemeriksaan obstetrik didapatkan TFU 3 jari BPX , bagian tegang kanan,
bagian terbawah kepala, turunnya kepala konvergen, DJJ 130x/I, His
3x30” dalam 10 menit.
Pemeriksaan didapatkan pemeriksaan I ( 0 jam ) pembukaan 4 cm,
Effacement 80 %, bagian terbawah kepala, H II, selaput ketuban (+),
presentasi belakang kepala, arah UUK jam 3
14. TEORI KASUS
• Tanda – tanda inpartu :
• Adanya rasa mules – mules yang
berulang, dimana terjadi akibat dari
kontraksi uterus yang teratus dengan
frekuensi / amplitudo tertentu ( His ),
• Adanya show ( tanda keluar ), di tandai
dengan lendir dan darah yang berasal
dari kontraksi dan dilatasi servix,cairan
lendir yang berasal dari kanalis
servikalis yang membuka atau
mendatar.
• Lama persalinan primigravida
berlangsung 14 ½ jam dan pada
multigravida 7- 8 jam
• Apa bila persalinan normal di kata
berhasil jika skor pelviknya > 5
• Pada pasien ini menunjukkan tanda-
tanda inpartu yaitu :
• Pasien merasakan sesudah 36 minggu
aktivitas uterus lebih meningkat lagi
hingga persalinan dimulai,his timbul
lebih kuat tiap 10 menit dan servix
membuka 4 cm. jika persalinan mulai
yakni pada permulaan ,kala
pembukaan ( kala I ) maka frekuensi
dan amplitudo meningkat.
• Pada pasien lama persalinan cepat di
karenakan pasien ini merupakan pasien
Multigravida.
• Pada pasien ini skor pelviknya nya
dikatakan berhasil skor pelvik > 5
15. Permasalahan :
Pada kasus apa saja partograf dapat digunakan?
Apakah tindakan manual plasenta pada pasien ini sudah tepat?
• Manual plasenta dilakukan bila plasenta
tidak dilahirkan setelah 15 – 30 menit bayi
lahir disertai manajemen aktif kala III.
• Pada kasus ini manajemen aktif kala III
kurang tepat dan setelah ditunggu 30 menit
plasenta tidak lahir maka dilakukan manual
plasenta.