SlideShare a Scribd company logo
PERCOBAAN HUKUM JOULE
KODE L-2
Disusun oleh
Nama : Diah Ayu Suci Kinasih
NIM : 24040115130099
Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
2017
PERCOBAAN HUKUM JOULE
KODE PRAKTIKUM L-2
I TUJUAN DAN MANFAAT PERCOBAAN
1.1Tujuan Percobaan
1. Menentukan hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor)
2. Menentukan tara kalor listrik
1.2 Manfaat
1. Mengetahui hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor)
2. Mengetahui nilai tara kalor listrik
II DASAR TEORI
2.1 Tegangan
Potensial listrik di suatu titik didefinisikan sebagai usaha untuk
memindahkan muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat yang tak berhingga
ke titik itu. Dari definisi ini, potensial listrik dapat diartikan sebagai energi
listrik per satuan muatan penguji (surya,2009).
Secara matematis definisi diatas
𝑉 =
π‘ˆ
π‘ž0
Dengan 𝑉 dan π‘ˆ masing-masing menyatakan potensial, energi
potensial dan muatan penguji. Menurut definisi di atas, satuan 𝑉adalah joule
per coloumb atau sering disebut dengan V (surya,2009).
2.2 Arus Listrik
Arus listrik merupakan aliran muatan positif dari potensial tinggi ke
potensial rendah. Muatan positif akan mengalir dari potensial tinggi ke
potensial yang rendah. Muatan negatif akan mengalir dari potensial rendah ke
potensial yang tinggi (surya,2009).
Arus listrik juga didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang
mengalir melalui suatu penampang tiap detik. Jika ada muatan sebesar βˆ†π‘„
melewati suatu penampang konduktor dengan interval waktu βˆ†π‘‘, maka besar
kuat arus listrik rata-rata yang mengalir dalam konduktor itu adalah
πΌπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž =
βˆ†π‘„
βˆ†π‘‘
(surya,2009).
2.3 Panas dan Kalor
Besaran yang menyatakan panas dinginnya suatu benda terhadap
suatu ukuran stadar dinamakan temperatur atau suhu. Enenergi panas yang
dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain dinamakan kalor
(surya,2009).
Energi dalam yang dipindahkan dari suatu benda kebenda yang lain
akibat perbedaan suhu disebut dengan kalor. Kalor selalu mengalir dari
benda bersuhu tinggi kebenda bersuhu rendah. Tidak pernah terjadi kalor
mengalir dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi (dalam
tumbukan tidak pernah terjadi energi berpindah dari benda yang bergera
lembat ke benda bergerak cepat) (surya,2009).
2.4 Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis 𝑐 dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu 1 kg per benda sebesar 1K. Kalor jenis merupakan sifat khas
suatu zat yang menunjukan kemampuan suatu zat untuk menyerap kalor. Zat
yang mempunyai kalaor jenis lebih tinggi mempunyai kemampuan menyerap
kalor lebih banyak. Secara matematis kalor jenis dapat dituliskan dengan
persamaan
𝑐 =
𝑄
π‘šβˆ†π‘‡
Berbeda dengan kalor jenis, kapasitas kalor (kapasitas panas)
didefinisikan sebagai sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu benda 1 K. Secara matematik, rumus kapasitas kalor, C,
dapat ditulis
𝐢 =
𝑄
βˆ†π‘‡
Satuan kapasitas kalor :
𝐽
𝐾⁄ atau
𝐽
℃⁄ (Surya,2009).
2.5 Kalor Lebur
Kalor lebur merupakan kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud
dari suatu zat sebanyak 1 kg. Kalor yang dibutuhkan untuk mnguapkan 1 kg
air disebut dengan kalor uap. Kalor lebur ( 𝐿) dapat didefinisikan dengan
persamaan berikut
𝑄 = π‘šπΏ
𝐿 =
𝑄
π‘š
Kalor beku adalah kalor yang diambil untuk membekukan 1 kg zat
cair (besarnya = kalor lebur), kalor yang digunakan untuk mengembunkan 1
kg gas (besarnya = kalor uap). Semua jenis kalor ini disebut juga dengan
kalor laten (surya,2009).
2.6 Transfer Kalor
Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Benda yang bersuhu tinggi akan turun suhunya sedangkan
benda yang bersuhu rendah akan naik suhunya, sampai keadaan setimbang
(suhu keduanya sama). Proses perpindahan kalor dapat berlangsung dengan 3
cara
1. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran
tanpa melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya. Proses
konduksi sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu perbedaan suhu,
ketebalan dinding, luas permukaan dam konduktivistas termal zat. Secara
matematis dapat dituliskan
𝑄
𝑑
=
π‘˜π΄βˆ†π‘‡
𝑑
2. Konveksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor melalui pergerakan molekul-
molekul secara besar-besaran dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam
proses konduksi molekul bergerak hanya pada jarak yang pendek saja dan
energi dibawa melalui tumbukan, sedangkan pada konveksi enenrgi dibawa
oleh molekul yang bergerak cukup jauh. Contoh proses konveksi adalah saat
kita memanaskan air (surya,2009).
3. Radiasi
Berbeda dengan proses konduksi dan konveksi yang membutuhkan
perantara, radiasi merupakan bentuk perpindahan energi yang tidak
membutuhkan media perantara, semua bentuk kehidupan dibumi sangat
bergantung pada energi matahari. Energi ini dibawa dalam bentuk radiasi
juga (surya,2009).
Radiasi kalor tidak hanya diberikan oleh matahari atau benda
bercahaya saja. Semua benda yang mempunyai suhu akan memanarkan
energi berupa radiasi kalor. Besarnya energi yang diradiasikan dapat
dituliskan dengan menggunakan persamaan berikut
𝑝 = π‘’πœŽπ΄π‘‡4
2.7 Asas Black
Asas Black menyatakan energi yang dilepaskan oleh suatu benda
tidak akan hilang, tetapi diterima oleh benda lain dengan jumlah yang sama.
Banyak nya kalor yang dilepas dan diterima benda memenuhi persamaan
berikut
π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
2.8 Energi Listrik
Gambar 2.1 Diagram Rangkaian Listrik
Anggap banyaknya muatan (elektron) yang memasuki resistor selama waktu Δ𝑑
adalah Δ𝑄 . energi π‘Š, yang diterima elektron-elekton ini dari ggl dalam wakrti Δ𝑑.
Dan dapat dituliskan dalam persamaan berikut
π‘Š = 𝑒. Δ𝑄
π‘Š = 𝑉 Γ— 𝐼 Γ— 𝑑
π‘Š = 𝐼2
Γ— 𝑅 Γ— 𝑑
2.8 Tara Kalor Listrik
Tara kalor listrik merupakan nilai kesetaraan energi listrik dengan energi kalor
dengan menarik hubungan keduanya harus memenuhi asas black. Dari nilai
kesetimbangan tersebut didapatkan kesetaraan nilai energi listik dengan energi kalor
sebesar
1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ = 0,24 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘–
1 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = 4,2 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
(Supiyanto,2007)
III METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Kalori meter, berfungsi sebagai alat pengukur kalor
3.1.2 Stopwatch, berfungsi untuk mengukur waktu percobaan
3.1.3 Es, berfungsi untuk mendinginkan air
3.1.4 Air, berfungsi sebagai bahan percobaan
3.1.5 Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu
3.1.6 Neraca Digital, berfungsi untuk menimbang massa kalorimeter dan air
3.1.7 Hambatan geser, berfungsi mengatur arus yang masuk kedalam rangkaian
3.1.8 Kabel, berfungsi menghubungkan tiap alat percobaan dalam rangkaian
3.1.9 Power supply, berfungsi sebagai sumber tegangan
3.1.10 Amperemeter, berfungsi mengukur besar arus listrik yang masuk
3.2 Gambar Alat dan Bahan
Gambar 3.1 Kalorimeter Gambar 3.2 Stopwatch
Gambar 3.3 Es Batu Gambar 3.4 Air
Gambar 3.5 Termometer Gambar 3.6 Neraca Digital
Gambar 3.7 Hambatan Geser Gambar 3.8 Kabel Penjepit Buaya
Gambar 3.9 Power Supply Gambar 3.10 Amperemeter
3.3 Skema Alat
Gambar 3.11 Skema Kerja Percobaan
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Timbanglah kalorimeter kosong
3.3.2 Isilah kalorimeter dengan air hingga elemen pemanas tercelup
3.3.3 Dinginkan air beserta kalorimeter sampai dibawah suhu kamar (π‘‡π‘˜) dengan
memasukan es kedalamnya
3.3.4 Timbanglah kalorimeter yang berisi air yang telah didinginkan
3.3.5 Aturlah arus dengan hambatan geser hingga arus listrik 𝐼 yang mengalir pada
ampermeter kira-kira 2A
3.3.6 hubungkan rangkaian listrik dan kalorimeter
3.3.7 mulailah percobaan dengan mencatat suhu mula-mula 𝑇 π‘š yang dikehendaki,
matikan arus listrik.
3.3.8 catat suhu setiap 30 detik sekali dari mulai t=0 detik hingga t=500 detik
3.4 Diagram Alir Percobaan
mulai
menimbang kalorimeter kosong
m air, m kalormeter, I, V, R
mengisi kalorimeter dengan air hingga elemen pemanas tercelup
mendinginkan air beserta kalorimeter sampai dibawah suhu kamar (𝑻 π’Œ)
dengan memasukan es kedalamnya
menimbang kalorimeter yang berisi air yang telah didinginkan
memulai percobaan dengan mencatat suhu mula-mula 𝑻 π’Ž yang
dikehendaki, matikan arus listrik
mengatur arus dengan hambatan geser hingga arus listrik 𝑰 yang mengalir
pada ampermeter kira-kira 2A
menghubungkan rangkaian listrik dan kalorimeter
mencatat suhu setiap 30 detik sekali dari mulai t=0 detik hingga t=500 detik
t
T (suhu)
Selesai
ya
tidak
Gambar 3.12 Diagram alir percobaan
3.5 Diagram Fisis Percobaan
diawali dengan aliran listrik yang timbul oleh muatan listrik yang bergerak di dalam
suatu penghantar. Arah arus listrik yang timbul pada penghantar dalam satuan
waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah
muatan yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arus listrik
muncul elektron-elektron yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang
rendah. Hal ini disebut dengan beda potensial.
Energi listrik dapat berubah menjadi energi panas atau kalor. Besar kalor yang
berasal dari energi listrik sebesar 𝑸 = 𝑰 𝟐
𝑹𝒕. Kemudian elektron akan bergerak
melalui penghantar, penghantar merupakan bahan konduktor yang mudah
menghantarkan panas dan arus listik. Proses perpindahan kalor ini terjadi secara
konduksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran tanpa
melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya.
Kalor akan terus mengalir sampai akhirnya mencapai kalorimeter. Pada kalorimeter
terdapat air yang memiliki kalor sebesar 𝑸 π’‚π’Šπ’“ = π’Žπ’„βˆ†π‘» dan kalorimeter sendiri
mempunyai besar 𝑸 = π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œβˆ†π‘». Besar energi panas (kalor) yang timbul dari sistem
ini sebesar 𝑸 π’Œπ’‚π’π’π’“ = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Karena penghantar dengan
kalorimeter mempunyai perbedaan suhu, maka akan terjadi proses perpindahan
kalor. Kalorimeter mempunyai suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu
penghantar. Sehingga dalam hal ini kalor dari listrik akan berpindah kedalah
kalorimeter. Kalor yang berpindah ini akan digunakan untuk menaikan suhu
kalorimeter dan lama kelamaan akan mencapai suhu kesetimbangan. Proses
perpindahan ini akan memenuhi asas black dimana 𝑸𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 = 𝑸 π’•π’†π’“π’Šπ’Žπ’‚ sehingga
π‘Έπ’π’Šπ’”π’•π’Šπ’Œ sama dengan 𝑸 π’‚π’Šπ’“+ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Šπ’Žπ’†π’•π’†π’“ atau setara dengan 𝑰 𝟐
𝑹𝒕 = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 +
π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’).
Menurut asas black jumlah kalor yang timbul oleh arus listrik sama dengan jumlah
kalor yang diserap oleh cairan beserta tempat dan perlengkapannya. Kalor lepas
kawat memanaskan sama dengan kalor yang diterima oleh air. Dalam hal ini terjadi
perpindahan secara konveksi dari air karena perbedaan massa jenis. Pada saat terjadi
perubahan masa jenis itu mereka saling bercampur sehingga saling terbentuk suhu
setimbang. Suhu yang setimbang itu dikarenakan adanya proses adiabatik yaitu
kalor tidak bisa keluar dari sistem atau kalor tidak bisa masuk kedalam sistem
karena sistem bersifat adiabatik dan ada isolator berupa ruang hampa.
Gambar 3.13 Diagram fisis Percobaan
IV Data Hasil Percobaan
Dari percobaan tersebut didapat data-data sebagai berikut
Tabel 4.1 Data hasil percobaan ke-1 dan ke-2
No 𝐭 (𝐬𝐞𝐀𝐨𝐧) π“πŸ(℃) π“πŸ(℃)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
25
25
26
27
28
28
29
30
31
32
22
23
24
25
26
27
28
28
29
30
Data lain yang didapat dari percobaan tersebut antara lain
Besar tegangan ( 𝑉) = 12 Volt
Hambatan jenis kalorimeter R = 4,1 Ξ©
Kalor jenis air cair = 4,200
J
kg℃⁄
Kalor jenis kalorimeter ctembaga = 390
j
kg℃⁄
Arus listrik 𝐼 = 2𝐴
Suhu mula-mula 𝑇01 = 23℃ dan 𝑇02 = 21℃
Massa kalorimeter kosong π‘š π‘˜ = 211,89 gram
Massa kalorimeter + air π‘š π‘˜+π‘Ž 1 = 301 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š dan π‘š π‘˜+π‘Ž 2 = 300,2 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
Massa air π‘š π‘Ž = 89,91 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š dan π‘š π‘Ž2 = 88,31 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š
V Perhitungan data
5.1 Metode Grafik Slope
Dengan menggunakan metode grafik data dapat dianalisa dengan
menggunakan grafik slope. Dimana grafik merupakan perbandingan nilai 𝑻 terhadap
𝒕. Kemudian analisa data dengan menggunakan persamaan berikut
𝑦 = π‘šπ‘₯ + 𝑐
𝑇 = π‘šπ‘‘ + 𝑐
π‘š =
𝑇
𝑑
Nilai ralat yang digunakan
βˆ†π‘š 𝑏𝑒𝑠𝑑 =
βˆ†π‘¦
βˆ†π‘₯
βˆ†π‘š π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š =
βˆ†π‘¦
βˆ†π‘₯
βˆ†π‘š π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š =
βˆ†π‘¦
βˆ†π‘₯
βˆ†π‘š π‘ π‘™π‘œπ‘π‘’ =
βˆ†π‘š π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š βˆ’ βˆ†π‘š π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š
2
Nilai m yang didapat π‘š = π‘š 𝑏𝑒𝑠𝑑 Β± βˆ†π‘š π‘ π‘™π‘œπ‘π‘’
Dari percobaan tersebut dapat dibuat grafik hubungan suhu T terhadap
waktu t
ο‚· Percobaan 1
Grafik 5.1 Hubungan suhu T terhadap waktu t data percobaan 1
y = 0.0246x + 23.933
20
22
24
26
28
30
32
0 50 100 150 200 250 300 350
ο‚· Percobaan 2
Grafik 5.1 Hubungan suhu T terhadap waktu t data percobaan 2
Besar persamaan grafik yang didapat
Percobaan 1 𝑦1 = 0,024π‘₯ + 23,93
Percobaan 2 𝑦2 = 0,029π‘₯ + 21,4
Rata-rata dari grafik tersebut 𝑦 = 0,027π‘₯ + 22,66
Besar gradien mengintrepretasikan nilai kesetaraan kalor yang kita cari
π‘š =
Δ𝑇
𝑑
= 0.027
Masukan ke salah satu persamaan dan data yang kita gunakan
1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ =
(π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜)
𝐼2 𝑅
π‘š π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘–
πœ‚ = 0,56 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘–
5.2 Perhitungan dengan persamaan kalor
ο‚· 𝑄 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = π‘šπ‘βˆ†π‘‡
𝑄 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™)
ο‚· π‘„π‘™π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘˜ = 𝐼2
𝑅𝑑
Dengan menggunakan asas black
π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
y = 0,029x + 21,4
20
22
24
26
28
30
32
0 50 100 150 200 250 300 350
Grafik hubungan suhu T terhadap waktu t
𝐼2
𝑅𝑑 = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™)
1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ =
(π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™)
𝐼2 𝑅𝑑
π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘–
Dari perhitungan dengan persamaan kalor didapatkan hasil sebagai berikut
ο‚· Pecobaan 1
Tabel 5.1 Perhitungan Data Percoban 1
π‘›π‘œ 𝑑 𝑇 πœ‚ πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ… ( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2
1 30 25 0,45 -0,22 0,0495
2 60 25 0,22 0,00 0,0000
3 90 26 0,22 0,00 0,0000
4 120 27 0,22 0,00 0,0000
5 150 28 0,22 0,00 0,0000
6 180 28 0,19 0,04 0,0014
7 210 29 0,19 0,03 0,0010
8 240 30 0,19 0,03 0,0008
9 270 31 0,20 0,02 0,0006
10 300 31 0,18 0,04 0,0020
Ξ£πœ‚ 2,28 Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2
0,0554
πœ‚Μ… 0,23
π›Ώπœ‚ = √
Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2
𝑛(𝑛 βˆ’ 1)
π›Ώπœ‚ = √
0,0554
90
π›Ώπœ‚ = 0,024
𝜼 𝟏 =0,23±0,024 kalori
ο‚· Percobaan 2
Tabel 5.1 Perhitungan Data Percoban 2
𝒏𝒐 𝒕 𝑻 𝜼 𝜼 βˆ’ πœΌΜ… ( 𝜼 βˆ’ πœΌΜ…) 𝟐
1 30 22 0,22 -0,01 0,0001
2 60 23 0,22 -0,01 0,0001
3 90 24 0,22 -0,01 0,0001
4 120 25 0,22 -0,01 0,0001
5 150 26 0,22 -0,01 0,0001
6 180 27 0,22 -0,01 0,0001
7 210 28 0,22 -0,01 0,0001
8 240 28 0,19 0,02 0,0003
9 270 29 0,20 0,01 0,0002
10 300 30 0,20 0,01 0,0002
Ξ£πœ‚ 2,12 Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2
0,0013
πœ‚Μ… 0,21
π›Ώπœ‚ = √
Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2
𝑛(𝑛 βˆ’ 1)
π›Ώπœ‚ = √
0,0013
90
π›Ώπœ‚ = 0,0038
πœ‚2 = 0,21 Β± 0,038 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘–
πœ‚ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ =
πœ‚1 + πœ‚2
2
= 0,22 Β± 0,0032
VI PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan fisika dasar yang berjudul Hukum Joule. Kode
percobaan ini adalah L2. Tujuan dari percobaan ini adalah mampu menentukan
hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) dan menentukan tara
kalor listrik. Sehingga dari percobaan ini praktikan dapat mampu mengetahui
hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) dan nilai tara kalor
listrik.
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika
Universitas Diponegoro. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini
meliputi kalorimeter, stopwatch, hambatan geser, amperemeter, neraca digital,
termometer, kabel, air dan es.
Langkah kerja yang harus dilakukan dalam percobaan ini yaitu pertama
siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian timbang kalorimeter kosong
menggunakan neraca, dari hal tersebut kita dapat menentukan nilai massa
kalorimeter π’Ž π’Œ. Setelah kalorimeter ditimbang, isi kalorumeter dengan air sampai
menyentuh kawat pemanas. Setelah diisi air dinginkan kalorimeter dengan
memasukan es batu sedikit demi sedikit. Kemudian timbang kalorimeter beserta air,
kita akan mendapatkan besar dari massa kalorimeter + air 𝑴 𝒂+π’Œ. Untuk menentukan
massa air π’Ž 𝒂 adalah dengan mengurangkan 𝑴 𝒂+π’Œ βˆ’ π’Ž π’Œ.
Setelah menimbang kalorimeter, buatlah rangkaian pada meja percobaan,
hubungkan ampermeter, hambatan geser dan power suplay dengan menggunakan
kabel sesuai dengan skema alat. Atur hambatan gerser hingga arus listrik
menunjukan angka 2A. Kemudian hubungkan rangkaianc degan kalorimeter.
Nyalakan power suplay, besamaan itu nyalakan pula stopwatch. Catat kenaikan suhu
setiap 30 sekon sekali selama 500 sekon. Ulangi percobaan dengan variasi suhu awal
yang berbeda.
Proses fisis yang terjadi dalam percobaan ini adalah diawali dengan aliran
listrik yang timbul oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar.
Arah arus listrik yang timbul pada penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut
sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir
dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arus listrik muncul elektron-elektron
yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang rendah. Hal ini disebut dengan
beda potensial.
Energi listrik dapat berubah menjadi energi panas atau kalor. Besar kalor
yang berasal dari energi listrik sebesar 𝑸 = 𝑰 𝟐
𝑹𝒕. Kemudian elektron akan bergerak
melalui penghantar, penghantar merupakan bahan konduktor yang mudah
menghantarkan panas dan arus listik. Proses perpindahan kalor ini terjadi secara
konduksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran tanpa
melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya.
Kalor akan terus mengalir sampai akhirnya mencapai kalorimeter. Pada
kalorimeter terdapat air yang memiliki kalor sebesar 𝑸 π’‚π’Šπ’“ = π’Žπ’„βˆ†π‘» dan kalorimeter
sendiri mempunyai besar 𝑸 = π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œβˆ†π‘». Besar energi panas (kalor) yang timbul dari
sistem ini sebesar 𝑸 π’Œπ’‚π’π’π’“ = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Karena penghantar
dengan kalorimeter mempunyai perbedaan suhu, maka akan terjadi proses
perpindahan kalor. Kalorimeter mempunyai suhu yang lebih rendah dibandingkan
dengan suhu penghantar. Sehingga dalam hal ini kalor dari listrik akan berpindah
kedalah kalorimeter. Kalor yang berpindah ini akan digunakan untuk menaikan suhu
kalorimeter dan lama kelamaan akan mencapai suhu kesetimbangan. Proses
perpindahan ini akan memenuhi asas black dimana 𝑸𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 = 𝑸 π’•π’†π’“π’Šπ’Žπ’‚ sehingga
π‘Έπ’π’Šπ’”π’•π’Šπ’Œ sama dengan 𝑸 π’‚π’Šπ’“+ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Šπ’Žπ’†π’•π’†π’“ atau setara dengan 𝑰 𝟐
𝑹𝒕 = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 +
π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’).
Menurut asas black jumlah kalor yang timbul oleh arus listrik sama dengan
jumlah kalor yang diserap oleh cairan beserta tempat dan perlengkapannya. Kalor
lepas kawat memanaskan sama dengan kalor yang diterima oleh air. Dalam hal ini
terjadi perpindahan secara konveksi dari air karena perbedaan massa jenis. Pada saat
terjadi perubahan masa jenis itu mereka saling bercampur sehingga saling terbentuk
suhu setimbang. Suhu yang setimbang itu dikarenakan adanya proses adiabatik yaitu
kalor tidak bisa keluar dari sistem atau kalor tidak bisa masuk kedalam sistem karena
sistem bersifat adiabatik dan ada isolator berupa ruang hampa.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adal ah analisa data grafik dan
perhitungan dari tara kalor listrik. Dari grafik slope kita mendapatkan hubungan
antara 𝒕 dan 𝑻 dimana terjadi kenaikan secara linier. Semakin lama waktu kita
mengaliri arus listrik maka suhu sistem juga akan terus meningkat. Hal ini sesuai
dengan persamaan π‘šπ‘βˆ†π‘‡ = 𝐼2
𝑅𝑑 yang menunjukan hubungan linieritas βˆ†π‘» β‰… 𝒕.
Dari grafik slope diperoleh persamaan garis 0,027x+22,66 dengan gradien sebesar
0,027. Besar nilai gradien π’Ž kita anggap sebanding atau sama dengan nilai
πš«π‘»
𝒕
. Nilai
tara kalor listrik yang didapatkan sebesar 𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š.
Jika kita lihat dari hasil perhitungan nilai 𝜼 sebesar 0,22 ±0,0032 .Jika kita
bandingkan dengan referensi nilai 𝜼 sebesar 0.24 kalori dengan hasil grafik sebesar
𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š dan hasil perhitungan sebesar 0,22 kalori. Nilai ini sedikit
berbedam, namun mendekati nilai dari referensi.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu suhu lingkungan, tekanan udara, kuat arus, massa dan hambatan yang
diberikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti human error, ketidak
telitian dalam membaca alat ukur atau dalam menentukan nilai 𝜼.
VI KESIMPULAN
Dari percobaan ini didapat tara kalor listrik sebesar
1. Dari grafik slope
𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š
2. Dari perhitungan rumus
𝜼 = 𝟎, 𝟐𝟐 Β± 𝟎, πŸŽπŸŽπŸ‘πŸ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š
VII Saran
7.1 untuk praktikan
Praktikan lebih baik mempelajari dan memahami modul praktikum
sebelum melakukan praktikum, ada beberapa praktikan yang masih belum
memahami dengan benar prinsip kerja dan teori-teori yang digunakan dalam
percobaan. Praktikan harusnya lebih terliti dan hati-hati dalam mengambil
data dan melakukan percobaan.
7.1 untuk asisten
Asisten harus menjelaskan secara rinci terkait praktikum dan
penulisan laporan, karena masih ada beberapa praktikan yang kebingungan
dalam melakukan percbaan dan masih banyak kekeliruan dalam membuat
laporan
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 04 Desember 2017
Dosen Pengampu Asisten Praktikum Fisika Dasar
Drs. M. Irham Nurwidiyanto, MT
NIP. 19650121 199203 1 003
Diah Ayu Suci Kinasih
NIM. 24040115130099
DAFTAR PUSTAKA
Supiyanto.2007.Fisika.Semarang:Phi Betta
Surya, yohaness.2009.Listrik dan Magnet.Tanggerang:PT Kandel
Surya, yohaness.2009.Suhu dan Kalor.Tanggerang:PT Kandel

More Related Content

What's hot

Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
PTIK BB
Β 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
Β 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
Β 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
denson siburian
Β 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
Meilani Kharlia Putri
Β 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
KLOTILDAJENIRITA
Β 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
Muhammad Nur Fikri
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
umammuhammad27
Β 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
Putri Aulia
Β 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
Puteri01
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
umammuhammad27
Β 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
Widya arsy
Β 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
umammuhammad27
Β 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Khotim U
Β 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
GGM Spektafest
Β 

What's hot (20)

TERMODINAMIKA
TERMODINAMIKATERMODINAMIKA
TERMODINAMIKA
Β 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
Β 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
Β 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Β 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Β 
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHMContoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Contoh Laporan Praktikum Hukum OHM
Β 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Β 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
Β 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
Β 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul sederhana
Β 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
Β 
Viskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokesViskositas zat cair cara stokes
Viskositas zat cair cara stokes
Β 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
2 b 59_utut muhammad_laporan_medan magnet dan induksi magnet
Β 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
Β 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
Β 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
Β 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
Β 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
Β 

Similar to Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)

Kesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrikKesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrik
MIRANTI DIAH PRASTIKA
Β 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Widya arsy
Β 
pendahuluan pengantar elektronika
pendahuluan pengantar elektronikapendahuluan pengantar elektronika
pendahuluan pengantar elektronika
Resty annisa
Β 
Energi dan bahasa termodinamika
Energi dan bahasa termodinamikaEnergi dan bahasa termodinamika
Energi dan bahasa termodinamika
rini pujiastuti
Β 
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdfadoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
MasudahMasudah1
Β 
Bentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & BahasaBentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & Bahasa
Rivaldi Julian
Β 
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Rezafarida
Β 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
Fitria567751
Β 
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Aldinur3
Β 
Bentuk energi
Bentuk energiBentuk energi
Bentuk energi
rifkyags
Β 
Kalor
KalorKalor
Kalor
Rizka Aprilia
Β 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Linkin Park News
Β 
Kalorimeter joule
Kalorimeter joule Kalorimeter joule
Kalorimeter joule
RadenRamadhanSyaidin
Β 
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIKEFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
MohammadAgungDirmawa
Β 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
RizkyHadiwijaya
Β 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
irdadarmaputri
Β 
Laporan lengka1
Laporan lengka1Laporan lengka1
Laporan lengka1Ernhy Hijoe
Β 
Kalor
KalorKalor
Kalor
banurambang
Β 
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
iwan kurniawan
Β 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomMilla Andista
Β 

Similar to Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2) (20)

Kesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrikKesetaraan kalor listrik
Kesetaraan kalor listrik
Β 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Β 
pendahuluan pengantar elektronika
pendahuluan pengantar elektronikapendahuluan pengantar elektronika
pendahuluan pengantar elektronika
Β 
Energi dan bahasa termodinamika
Energi dan bahasa termodinamikaEnergi dan bahasa termodinamika
Energi dan bahasa termodinamika
Β 
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdfadoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
adoc.pub_energi-dan-daya-listrik.pdf
Β 
Bentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & BahasaBentuk Energi & Bahasa
Bentuk Energi & Bahasa
Β 
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Kalorimetri semester 1 teknologi hasil pertanian
Β 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
Β 
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Ac fr ogbmr-bwt4gkm2yvqxzgmxfbxodxflrlxx8-lpztflpko7r_mtzhzbjcfsaesul1ebtmfla...
Β 
Bentuk energi
Bentuk energiBentuk energi
Bentuk energi
Β 
Kalor
KalorKalor
Kalor
Β 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Β 
Kalorimeter joule
Kalorimeter joule Kalorimeter joule
Kalorimeter joule
Β 
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIKEFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
EFEK PANAS DARI ARUS LISTRIK
Β 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Β 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
Β 
Laporan lengka1
Laporan lengka1Laporan lengka1
Laporan lengka1
Β 
Kalor
KalorKalor
Kalor
Β 
Kalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalorKalor dan-perpindahan-kalor
Kalor dan-perpindahan-kalor
Β 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
Β 

More from Universitas Gadjah Mada

Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra redPembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Universitas Gadjah Mada
Β 
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFKLaporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Universitas Gadjah Mada
Β 
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
Universitas Gadjah Mada
Β 
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklirNeutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Universitas Gadjah Mada
Β 
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal TotalOptika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Universitas Gadjah Mada
Β 
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Universitas Gadjah Mada
Β 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
Universitas Gadjah Mada
Β 
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensiAplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Universitas Gadjah Mada
Β 
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Universitas Gadjah Mada
Β 
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada AntarmukaBoundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Universitas Gadjah Mada
Β 
Pembahasan Soal Polimer dan komposit
Pembahasan Soal Polimer dan kompositPembahasan Soal Polimer dan komposit
Pembahasan Soal Polimer dan komposit
Universitas Gadjah Mada
Β 
Differential thermal analysis: Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Differential thermal analysis:  Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...Differential thermal analysis:  Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Differential thermal analysis: Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Universitas Gadjah Mada
Β 
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami KetidakpastianEinstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Universitas Gadjah Mada
Β 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Universitas Gadjah Mada
Β 
Komparasi jurnal nanomaterial
Komparasi jurnal nanomaterialKomparasi jurnal nanomaterial
Komparasi jurnal nanomaterial
Universitas Gadjah Mada
Β 
Potensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Potensial Kimia : Dasar-Dasar NanomaterialPotensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Potensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Universitas Gadjah Mada
Β 

More from Universitas Gadjah Mada (16)

Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra redPembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Pembahasan spektroskopi ftir fourier transform infra red
Β 
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFKLaporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Laporan AKhir atau Artikel Ilmiah PKM GFK
Β 
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
ANALISA UJI XRF (X-ray fluorescence spectrometry) PADA SAMPEL BAHAN AIR METAL...
Β 
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklirNeutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Neutron flux spectrum mata kuliah fisika nuklir
Β 
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal TotalOptika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Optika modern: Fiber Optik dan Pemantulan Internal Total
Β 
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Presentasi PIMNAS PKM GFK (Gagasan Futuristik): DISASVR 2019
Β 
Analisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIRAnalisa material spektrofotometer FTIR
Analisa material spektrofotometer FTIR
Β 
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensiAplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Aplikasi persamaan differensial dalam kasus perambatan panas satu dimensi
Β 
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Reaktor Nuklir Generasi Ke-3
Β 
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada AntarmukaBoundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Boundary Conditions at the Interface: Kondisi Batas pada Antarmuka
Β 
Pembahasan Soal Polimer dan komposit
Pembahasan Soal Polimer dan kompositPembahasan Soal Polimer dan komposit
Pembahasan Soal Polimer dan komposit
Β 
Differential thermal analysis: Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Differential thermal analysis:  Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...Differential thermal analysis:  Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Differential thermal analysis: Pengembangan Alat Differential Thermal Analys...
Β 
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami KetidakpastianEinstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Einstein Eddington Review : Pentingnya Memahami Ketidakpastian
Β 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Β 
Komparasi jurnal nanomaterial
Komparasi jurnal nanomaterialKomparasi jurnal nanomaterial
Komparasi jurnal nanomaterial
Β 
Potensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Potensial Kimia : Dasar-Dasar NanomaterialPotensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Potensial Kimia : Dasar-Dasar Nanomaterial
Β 

Recently uploaded

Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
Β 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
Β 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
Β 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
Β 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
Β 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
Β 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
Β 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
Β 

Recently uploaded (8)

Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Β 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
Β 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
Β 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
Β 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Β 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
Β 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
Β 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Β 

Laporan Fisika Dasar Hukum Joule (L2)

  • 1. PERCOBAAN HUKUM JOULE KODE L-2 Disusun oleh Nama : Diah Ayu Suci Kinasih NIM : 24040115130099 Departemen Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro 2017
  • 2. PERCOBAAN HUKUM JOULE KODE PRAKTIKUM L-2 I TUJUAN DAN MANFAAT PERCOBAAN 1.1Tujuan Percobaan 1. Menentukan hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) 2. Menentukan tara kalor listrik 1.2 Manfaat 1. Mengetahui hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) 2. Mengetahui nilai tara kalor listrik II DASAR TEORI 2.1 Tegangan Potensial listrik di suatu titik didefinisikan sebagai usaha untuk memindahkan muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat yang tak berhingga ke titik itu. Dari definisi ini, potensial listrik dapat diartikan sebagai energi listrik per satuan muatan penguji (surya,2009). Secara matematis definisi diatas 𝑉 = π‘ˆ π‘ž0 Dengan 𝑉 dan π‘ˆ masing-masing menyatakan potensial, energi potensial dan muatan penguji. Menurut definisi di atas, satuan 𝑉adalah joule per coloumb atau sering disebut dengan V (surya,2009). 2.2 Arus Listrik Arus listrik merupakan aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Muatan positif akan mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang rendah. Muatan negatif akan mengalir dari potensial rendah ke potensial yang tinggi (surya,2009). Arus listrik juga didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang tiap detik. Jika ada muatan sebesar βˆ†π‘„ melewati suatu penampang konduktor dengan interval waktu βˆ†π‘‘, maka besar kuat arus listrik rata-rata yang mengalir dalam konduktor itu adalah πΌπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žβˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = βˆ†π‘„ βˆ†π‘‘ (surya,2009).
  • 3. 2.3 Panas dan Kalor Besaran yang menyatakan panas dinginnya suatu benda terhadap suatu ukuran stadar dinamakan temperatur atau suhu. Enenergi panas yang dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain dinamakan kalor (surya,2009). Energi dalam yang dipindahkan dari suatu benda kebenda yang lain akibat perbedaan suhu disebut dengan kalor. Kalor selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda bersuhu rendah. Tidak pernah terjadi kalor mengalir dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi (dalam tumbukan tidak pernah terjadi energi berpindah dari benda yang bergera lembat ke benda bergerak cepat) (surya,2009). 2.4 Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Kalor jenis 𝑐 dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 kg per benda sebesar 1K. Kalor jenis merupakan sifat khas suatu zat yang menunjukan kemampuan suatu zat untuk menyerap kalor. Zat yang mempunyai kalaor jenis lebih tinggi mempunyai kemampuan menyerap kalor lebih banyak. Secara matematis kalor jenis dapat dituliskan dengan persamaan 𝑐 = 𝑄 π‘šβˆ†π‘‡ Berbeda dengan kalor jenis, kapasitas kalor (kapasitas panas) didefinisikan sebagai sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu benda 1 K. Secara matematik, rumus kapasitas kalor, C, dapat ditulis 𝐢 = 𝑄 βˆ†π‘‡ Satuan kapasitas kalor : 𝐽 𝐾⁄ atau 𝐽 ℃⁄ (Surya,2009). 2.5 Kalor Lebur Kalor lebur merupakan kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud dari suatu zat sebanyak 1 kg. Kalor yang dibutuhkan untuk mnguapkan 1 kg air disebut dengan kalor uap. Kalor lebur ( 𝐿) dapat didefinisikan dengan persamaan berikut 𝑄 = π‘šπΏ 𝐿 = 𝑄 π‘š Kalor beku adalah kalor yang diambil untuk membekukan 1 kg zat cair (besarnya = kalor lebur), kalor yang digunakan untuk mengembunkan 1 kg gas (besarnya = kalor uap). Semua jenis kalor ini disebut juga dengan kalor laten (surya,2009). 2.6 Transfer Kalor
  • 4. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda yang bersuhu tinggi akan turun suhunya sedangkan benda yang bersuhu rendah akan naik suhunya, sampai keadaan setimbang (suhu keduanya sama). Proses perpindahan kalor dapat berlangsung dengan 3 cara 1. Konduksi Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran tanpa melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya. Proses konduksi sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu perbedaan suhu, ketebalan dinding, luas permukaan dam konduktivistas termal zat. Secara matematis dapat dituliskan 𝑄 𝑑 = π‘˜π΄βˆ†π‘‡ 𝑑 2. Konveksi Konduksi merupakan perpindahan kalor melalui pergerakan molekul- molekul secara besar-besaran dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam proses konduksi molekul bergerak hanya pada jarak yang pendek saja dan energi dibawa melalui tumbukan, sedangkan pada konveksi enenrgi dibawa oleh molekul yang bergerak cukup jauh. Contoh proses konveksi adalah saat kita memanaskan air (surya,2009). 3. Radiasi Berbeda dengan proses konduksi dan konveksi yang membutuhkan perantara, radiasi merupakan bentuk perpindahan energi yang tidak membutuhkan media perantara, semua bentuk kehidupan dibumi sangat bergantung pada energi matahari. Energi ini dibawa dalam bentuk radiasi juga (surya,2009). Radiasi kalor tidak hanya diberikan oleh matahari atau benda bercahaya saja. Semua benda yang mempunyai suhu akan memanarkan energi berupa radiasi kalor. Besarnya energi yang diradiasikan dapat dituliskan dengan menggunakan persamaan berikut 𝑝 = π‘’πœŽπ΄π‘‡4 2.7 Asas Black Asas Black menyatakan energi yang dilepaskan oleh suatu benda tidak akan hilang, tetapi diterima oleh benda lain dengan jumlah yang sama. Banyak nya kalor yang dilepas dan diterima benda memenuhi persamaan berikut π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž 2.8 Energi Listrik
  • 5. Gambar 2.1 Diagram Rangkaian Listrik Anggap banyaknya muatan (elektron) yang memasuki resistor selama waktu Δ𝑑 adalah Δ𝑄 . energi π‘Š, yang diterima elektron-elekton ini dari ggl dalam wakrti Δ𝑑. Dan dapat dituliskan dalam persamaan berikut π‘Š = 𝑒. Δ𝑄 π‘Š = 𝑉 Γ— 𝐼 Γ— 𝑑 π‘Š = 𝐼2 Γ— 𝑅 Γ— 𝑑 2.8 Tara Kalor Listrik Tara kalor listrik merupakan nilai kesetaraan energi listrik dengan energi kalor dengan menarik hubungan keduanya harus memenuhi asas black. Dari nilai kesetimbangan tersebut didapatkan kesetaraan nilai energi listik dengan energi kalor sebesar 1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ = 0,24 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘– 1 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = 4,2 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ (Supiyanto,2007)
  • 6. III METODE PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Kalori meter, berfungsi sebagai alat pengukur kalor 3.1.2 Stopwatch, berfungsi untuk mengukur waktu percobaan 3.1.3 Es, berfungsi untuk mendinginkan air 3.1.4 Air, berfungsi sebagai bahan percobaan 3.1.5 Termometer, berfungsi untuk mengukur suhu 3.1.6 Neraca Digital, berfungsi untuk menimbang massa kalorimeter dan air 3.1.7 Hambatan geser, berfungsi mengatur arus yang masuk kedalam rangkaian 3.1.8 Kabel, berfungsi menghubungkan tiap alat percobaan dalam rangkaian 3.1.9 Power supply, berfungsi sebagai sumber tegangan 3.1.10 Amperemeter, berfungsi mengukur besar arus listrik yang masuk 3.2 Gambar Alat dan Bahan Gambar 3.1 Kalorimeter Gambar 3.2 Stopwatch Gambar 3.3 Es Batu Gambar 3.4 Air
  • 7. Gambar 3.5 Termometer Gambar 3.6 Neraca Digital Gambar 3.7 Hambatan Geser Gambar 3.8 Kabel Penjepit Buaya
  • 8. Gambar 3.9 Power Supply Gambar 3.10 Amperemeter 3.3 Skema Alat Gambar 3.11 Skema Kerja Percobaan 3.3 Langkah Kerja 3.3.1 Timbanglah kalorimeter kosong 3.3.2 Isilah kalorimeter dengan air hingga elemen pemanas tercelup 3.3.3 Dinginkan air beserta kalorimeter sampai dibawah suhu kamar (π‘‡π‘˜) dengan memasukan es kedalamnya
  • 9. 3.3.4 Timbanglah kalorimeter yang berisi air yang telah didinginkan 3.3.5 Aturlah arus dengan hambatan geser hingga arus listrik 𝐼 yang mengalir pada ampermeter kira-kira 2A 3.3.6 hubungkan rangkaian listrik dan kalorimeter 3.3.7 mulailah percobaan dengan mencatat suhu mula-mula 𝑇 π‘š yang dikehendaki, matikan arus listrik. 3.3.8 catat suhu setiap 30 detik sekali dari mulai t=0 detik hingga t=500 detik
  • 10. 3.4 Diagram Alir Percobaan mulai menimbang kalorimeter kosong m air, m kalormeter, I, V, R mengisi kalorimeter dengan air hingga elemen pemanas tercelup mendinginkan air beserta kalorimeter sampai dibawah suhu kamar (𝑻 π’Œ) dengan memasukan es kedalamnya menimbang kalorimeter yang berisi air yang telah didinginkan memulai percobaan dengan mencatat suhu mula-mula 𝑻 π’Ž yang dikehendaki, matikan arus listrik mengatur arus dengan hambatan geser hingga arus listrik 𝑰 yang mengalir pada ampermeter kira-kira 2A menghubungkan rangkaian listrik dan kalorimeter mencatat suhu setiap 30 detik sekali dari mulai t=0 detik hingga t=500 detik t T (suhu) Selesai ya tidak Gambar 3.12 Diagram alir percobaan
  • 11. 3.5 Diagram Fisis Percobaan diawali dengan aliran listrik yang timbul oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik yang timbul pada penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arus listrik muncul elektron-elektron yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang rendah. Hal ini disebut dengan beda potensial. Energi listrik dapat berubah menjadi energi panas atau kalor. Besar kalor yang berasal dari energi listrik sebesar 𝑸 = 𝑰 𝟐 𝑹𝒕. Kemudian elektron akan bergerak melalui penghantar, penghantar merupakan bahan konduktor yang mudah menghantarkan panas dan arus listik. Proses perpindahan kalor ini terjadi secara konduksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran tanpa melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya. Kalor akan terus mengalir sampai akhirnya mencapai kalorimeter. Pada kalorimeter terdapat air yang memiliki kalor sebesar 𝑸 π’‚π’Šπ’“ = π’Žπ’„βˆ†π‘» dan kalorimeter sendiri mempunyai besar 𝑸 = π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œβˆ†π‘». Besar energi panas (kalor) yang timbul dari sistem ini sebesar 𝑸 π’Œπ’‚π’π’π’“ = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Karena penghantar dengan kalorimeter mempunyai perbedaan suhu, maka akan terjadi proses perpindahan kalor. Kalorimeter mempunyai suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu penghantar. Sehingga dalam hal ini kalor dari listrik akan berpindah kedalah kalorimeter. Kalor yang berpindah ini akan digunakan untuk menaikan suhu kalorimeter dan lama kelamaan akan mencapai suhu kesetimbangan. Proses perpindahan ini akan memenuhi asas black dimana 𝑸𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 = 𝑸 π’•π’†π’“π’Šπ’Žπ’‚ sehingga π‘Έπ’π’Šπ’”π’•π’Šπ’Œ sama dengan 𝑸 π’‚π’Šπ’“+ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Šπ’Žπ’†π’•π’†π’“ atau setara dengan 𝑰 𝟐 𝑹𝒕 = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Menurut asas black jumlah kalor yang timbul oleh arus listrik sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh cairan beserta tempat dan perlengkapannya. Kalor lepas kawat memanaskan sama dengan kalor yang diterima oleh air. Dalam hal ini terjadi perpindahan secara konveksi dari air karena perbedaan massa jenis. Pada saat terjadi perubahan masa jenis itu mereka saling bercampur sehingga saling terbentuk suhu setimbang. Suhu yang setimbang itu dikarenakan adanya proses adiabatik yaitu kalor tidak bisa keluar dari sistem atau kalor tidak bisa masuk kedalam sistem karena sistem bersifat adiabatik dan ada isolator berupa ruang hampa. Gambar 3.13 Diagram fisis Percobaan
  • 12. IV Data Hasil Percobaan Dari percobaan tersebut didapat data-data sebagai berikut Tabel 4.1 Data hasil percobaan ke-1 dan ke-2 No 𝐭 (𝐬𝐞𝐀𝐨𝐧) π“πŸ(℃) π“πŸ(℃) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 25 25 26 27 28 28 29 30 31 32 22 23 24 25 26 27 28 28 29 30 Data lain yang didapat dari percobaan tersebut antara lain Besar tegangan ( 𝑉) = 12 Volt Hambatan jenis kalorimeter R = 4,1 Ξ© Kalor jenis air cair = 4,200 J kg℃⁄ Kalor jenis kalorimeter ctembaga = 390 j kg℃⁄ Arus listrik 𝐼 = 2𝐴 Suhu mula-mula 𝑇01 = 23℃ dan 𝑇02 = 21℃ Massa kalorimeter kosong π‘š π‘˜ = 211,89 gram Massa kalorimeter + air π‘š π‘˜+π‘Ž 1 = 301 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š dan π‘š π‘˜+π‘Ž 2 = 300,2 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š Massa air π‘š π‘Ž = 89,91 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š dan π‘š π‘Ž2 = 88,31 π‘”π‘Ÿπ‘Žπ‘š V Perhitungan data 5.1 Metode Grafik Slope Dengan menggunakan metode grafik data dapat dianalisa dengan menggunakan grafik slope. Dimana grafik merupakan perbandingan nilai 𝑻 terhadap 𝒕. Kemudian analisa data dengan menggunakan persamaan berikut
  • 13. 𝑦 = π‘šπ‘₯ + 𝑐 𝑇 = π‘šπ‘‘ + 𝑐 π‘š = 𝑇 𝑑 Nilai ralat yang digunakan βˆ†π‘š 𝑏𝑒𝑠𝑑 = βˆ†π‘¦ βˆ†π‘₯ βˆ†π‘š π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š = βˆ†π‘¦ βˆ†π‘₯ βˆ†π‘š π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š = βˆ†π‘¦ βˆ†π‘₯ βˆ†π‘š π‘ π‘™π‘œπ‘π‘’ = βˆ†π‘š π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š βˆ’ βˆ†π‘š π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š 2 Nilai m yang didapat π‘š = π‘š 𝑏𝑒𝑠𝑑 Β± βˆ†π‘š π‘ π‘™π‘œπ‘π‘’ Dari percobaan tersebut dapat dibuat grafik hubungan suhu T terhadap waktu t ο‚· Percobaan 1 Grafik 5.1 Hubungan suhu T terhadap waktu t data percobaan 1 y = 0.0246x + 23.933 20 22 24 26 28 30 32 0 50 100 150 200 250 300 350
  • 14. ο‚· Percobaan 2 Grafik 5.1 Hubungan suhu T terhadap waktu t data percobaan 2 Besar persamaan grafik yang didapat Percobaan 1 𝑦1 = 0,024π‘₯ + 23,93 Percobaan 2 𝑦2 = 0,029π‘₯ + 21,4 Rata-rata dari grafik tersebut 𝑦 = 0,027π‘₯ + 22,66 Besar gradien mengintrepretasikan nilai kesetaraan kalor yang kita cari π‘š = Δ𝑇 𝑑 = 0.027 Masukan ke salah satu persamaan dan data yang kita gunakan 1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) 𝐼2 𝑅 π‘š π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘– πœ‚ = 0,56 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘– 5.2 Perhitungan dengan persamaan kalor ο‚· 𝑄 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = π‘šπ‘βˆ†π‘‡ 𝑄 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿ = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) ο‚· π‘„π‘™π‘–π‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘˜ = 𝐼2 𝑅𝑑 Dengan menggunakan asas black π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž y = 0,029x + 21,4 20 22 24 26 28 30 32 0 50 100 150 200 250 300 350 Grafik hubungan suhu T terhadap waktu t
  • 15. 𝐼2 𝑅𝑑 = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) 1 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ = (π‘š π‘Ž 𝑐 π‘Ž + π‘š π‘˜ 𝑐 π‘˜) (π‘‡π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ βˆ’ π‘‡π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™) 𝐼2 𝑅𝑑 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘– Dari perhitungan dengan persamaan kalor didapatkan hasil sebagai berikut ο‚· Pecobaan 1 Tabel 5.1 Perhitungan Data Percoban 1 π‘›π‘œ 𝑑 𝑇 πœ‚ πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ… ( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2 1 30 25 0,45 -0,22 0,0495 2 60 25 0,22 0,00 0,0000 3 90 26 0,22 0,00 0,0000 4 120 27 0,22 0,00 0,0000 5 150 28 0,22 0,00 0,0000 6 180 28 0,19 0,04 0,0014 7 210 29 0,19 0,03 0,0010 8 240 30 0,19 0,03 0,0008 9 270 31 0,20 0,02 0,0006 10 300 31 0,18 0,04 0,0020 Ξ£πœ‚ 2,28 Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2 0,0554 πœ‚Μ… 0,23 π›Ώπœ‚ = √ Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2 𝑛(𝑛 βˆ’ 1) π›Ώπœ‚ = √ 0,0554 90 π›Ώπœ‚ = 0,024 𝜼 𝟏 =0,23Β±0,024 kalori ο‚· Percobaan 2 Tabel 5.1 Perhitungan Data Percoban 2 𝒏𝒐 𝒕 𝑻 𝜼 𝜼 βˆ’ πœΌΜ… ( 𝜼 βˆ’ πœΌΜ…) 𝟐 1 30 22 0,22 -0,01 0,0001 2 60 23 0,22 -0,01 0,0001 3 90 24 0,22 -0,01 0,0001 4 120 25 0,22 -0,01 0,0001 5 150 26 0,22 -0,01 0,0001 6 180 27 0,22 -0,01 0,0001
  • 16. 7 210 28 0,22 -0,01 0,0001 8 240 28 0,19 0,02 0,0003 9 270 29 0,20 0,01 0,0002 10 300 30 0,20 0,01 0,0002 Ξ£πœ‚ 2,12 Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2 0,0013 πœ‚Μ… 0,21 π›Ώπœ‚ = √ Ξ£( πœ‚ βˆ’ πœ‚Μ…)2 𝑛(𝑛 βˆ’ 1) π›Ώπœ‚ = √ 0,0013 90 π›Ώπœ‚ = 0,0038 πœ‚2 = 0,21 Β± 0,038 π‘˜π‘Žπ‘™π‘œπ‘Ÿπ‘– πœ‚ π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ = πœ‚1 + πœ‚2 2 = 0,22 Β± 0,0032
  • 17. VI PEMBAHASAN Telah dilakukan percobaan fisika dasar yang berjudul Hukum Joule. Kode percobaan ini adalah L2. Tujuan dari percobaan ini adalah mampu menentukan hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) dan menentukan tara kalor listrik. Sehingga dari percobaan ini praktikan dapat mampu mengetahui hubungan antara tenaga listrik dengan tenaga panas (kalor) dan nilai tara kalor listrik. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika Universitas Diponegoro. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini meliputi kalorimeter, stopwatch, hambatan geser, amperemeter, neraca digital, termometer, kabel, air dan es. Langkah kerja yang harus dilakukan dalam percobaan ini yaitu pertama siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian timbang kalorimeter kosong menggunakan neraca, dari hal tersebut kita dapat menentukan nilai massa kalorimeter π’Ž π’Œ. Setelah kalorimeter ditimbang, isi kalorumeter dengan air sampai menyentuh kawat pemanas. Setelah diisi air dinginkan kalorimeter dengan memasukan es batu sedikit demi sedikit. Kemudian timbang kalorimeter beserta air, kita akan mendapatkan besar dari massa kalorimeter + air 𝑴 𝒂+π’Œ. Untuk menentukan massa air π’Ž 𝒂 adalah dengan mengurangkan 𝑴 𝒂+π’Œ βˆ’ π’Ž π’Œ. Setelah menimbang kalorimeter, buatlah rangkaian pada meja percobaan, hubungkan ampermeter, hambatan geser dan power suplay dengan menggunakan kabel sesuai dengan skema alat. Atur hambatan gerser hingga arus listrik menunjukan angka 2A. Kemudian hubungkan rangkaianc degan kalorimeter. Nyalakan power suplay, besamaan itu nyalakan pula stopwatch. Catat kenaikan suhu setiap 30 sekon sekali selama 500 sekon. Ulangi percobaan dengan variasi suhu awal yang berbeda. Proses fisis yang terjadi dalam percobaan ini adalah diawali dengan aliran listrik yang timbul oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik yang timbul pada penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Arus listrik muncul elektron-elektron yang bergerak dari potensial tinggi ke potensial yang rendah. Hal ini disebut dengan beda potensial. Energi listrik dapat berubah menjadi energi panas atau kalor. Besar kalor yang berasal dari energi listrik sebesar 𝑸 = 𝑰 𝟐 𝑹𝒕. Kemudian elektron akan bergerak melalui penghantar, penghantar merupakan bahan konduktor yang mudah menghantarkan panas dan arus listik. Proses perpindahan kalor ini terjadi secara konduksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor dengan melalui hantaran tanpa melalui perpindahan molekul atau atom pembentuknya.
  • 18. Kalor akan terus mengalir sampai akhirnya mencapai kalorimeter. Pada kalorimeter terdapat air yang memiliki kalor sebesar 𝑸 π’‚π’Šπ’“ = π’Žπ’„βˆ†π‘» dan kalorimeter sendiri mempunyai besar 𝑸 = π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œβˆ†π‘». Besar energi panas (kalor) yang timbul dari sistem ini sebesar 𝑸 π’Œπ’‚π’π’π’“ = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Karena penghantar dengan kalorimeter mempunyai perbedaan suhu, maka akan terjadi proses perpindahan kalor. Kalorimeter mempunyai suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu penghantar. Sehingga dalam hal ini kalor dari listrik akan berpindah kedalah kalorimeter. Kalor yang berpindah ini akan digunakan untuk menaikan suhu kalorimeter dan lama kelamaan akan mencapai suhu kesetimbangan. Proses perpindahan ini akan memenuhi asas black dimana 𝑸𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 = 𝑸 π’•π’†π’“π’Šπ’Žπ’‚ sehingga π‘Έπ’π’Šπ’”π’•π’Šπ’Œ sama dengan 𝑸 π’‚π’Šπ’“+ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Šπ’Žπ’†π’•π’†π’“ atau setara dengan 𝑰 𝟐 𝑹𝒕 = (π’Ž 𝒂 𝒄 𝒂 + π’Ž π’Œ 𝒄 π’Œ) (𝑻 π’‚π’Œπ’‰π’Šπ’“ βˆ’ 𝑻 π’‚π’˜π’‚π’). Menurut asas black jumlah kalor yang timbul oleh arus listrik sama dengan jumlah kalor yang diserap oleh cairan beserta tempat dan perlengkapannya. Kalor lepas kawat memanaskan sama dengan kalor yang diterima oleh air. Dalam hal ini terjadi perpindahan secara konveksi dari air karena perbedaan massa jenis. Pada saat terjadi perubahan masa jenis itu mereka saling bercampur sehingga saling terbentuk suhu setimbang. Suhu yang setimbang itu dikarenakan adanya proses adiabatik yaitu kalor tidak bisa keluar dari sistem atau kalor tidak bisa masuk kedalam sistem karena sistem bersifat adiabatik dan ada isolator berupa ruang hampa. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adal ah analisa data grafik dan perhitungan dari tara kalor listrik. Dari grafik slope kita mendapatkan hubungan antara 𝒕 dan 𝑻 dimana terjadi kenaikan secara linier. Semakin lama waktu kita mengaliri arus listrik maka suhu sistem juga akan terus meningkat. Hal ini sesuai dengan persamaan π‘šπ‘βˆ†π‘‡ = 𝐼2 𝑅𝑑 yang menunjukan hubungan linieritas βˆ†π‘» β‰… 𝒕. Dari grafik slope diperoleh persamaan garis 0,027x+22,66 dengan gradien sebesar 0,027. Besar nilai gradien π’Ž kita anggap sebanding atau sama dengan nilai πš«π‘» 𝒕 . Nilai tara kalor listrik yang didapatkan sebesar 𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š. Jika kita lihat dari hasil perhitungan nilai 𝜼 sebesar 0,22 Β±0,0032 .Jika kita bandingkan dengan referensi nilai 𝜼 sebesar 0.24 kalori dengan hasil grafik sebesar 𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š dan hasil perhitungan sebesar 0,22 kalori. Nilai ini sedikit berbedam, namun mendekati nilai dari referensi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu suhu lingkungan, tekanan udara, kuat arus, massa dan hambatan yang diberikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi seperti human error, ketidak telitian dalam membaca alat ukur atau dalam menentukan nilai 𝜼.
  • 19. VI KESIMPULAN Dari percobaan ini didapat tara kalor listrik sebesar 1. Dari grafik slope 𝜼 = 𝟎, πŸ“πŸ” π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š 2. Dari perhitungan rumus 𝜼 = 𝟎, 𝟐𝟐 Β± 𝟎, πŸŽπŸŽπŸ‘πŸ π’Œπ’‚π’π’π’“π’Š VII Saran 7.1 untuk praktikan Praktikan lebih baik mempelajari dan memahami modul praktikum sebelum melakukan praktikum, ada beberapa praktikan yang masih belum memahami dengan benar prinsip kerja dan teori-teori yang digunakan dalam percobaan. Praktikan harusnya lebih terliti dan hati-hati dalam mengambil data dan melakukan percobaan. 7.1 untuk asisten Asisten harus menjelaskan secara rinci terkait praktikum dan penulisan laporan, karena masih ada beberapa praktikan yang kebingungan dalam melakukan percbaan dan masih banyak kekeliruan dalam membuat laporan
  • 20. LEMBAR PENGESAHAN Semarang, 04 Desember 2017 Dosen Pengampu Asisten Praktikum Fisika Dasar Drs. M. Irham Nurwidiyanto, MT NIP. 19650121 199203 1 003 Diah Ayu Suci Kinasih NIM. 24040115130099
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Supiyanto.2007.Fisika.Semarang:Phi Betta Surya, yohaness.2009.Listrik dan Magnet.Tanggerang:PT Kandel Surya, yohaness.2009.Suhu dan Kalor.Tanggerang:PT Kandel