SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
MODULUS YOUNG
Nama : Muhammad Desar Eka Syaputra
NIM : 3334200010
Kelompok : C-3
Partner 1 : Afif Rizky Tri Nugroho
Partner 2 : Miftahul Jannah Ardani
Partner 2 : Rafi Nurdwi Raharjo
Asisten : GINDA QURIATAMA
Tanggal : 12 MARET 2021
LABOLATORIUM FISIKA DASAR TERAPAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021/2022
ii
ii
ABSTRAK
Modulus young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan
tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel
atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Tujuan
dari dilakukannya praktikum modulus young adalah untuk menentukan nilai modulus
young pada berbagai jenis logam. Contoh dari penerapan modulus young adalah
menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam pembangunan rumah, jembatan,
dan sebagainya dengan sifat elastisitasnya. Prosedur pada praktikum ini dilakukan
dengan cara menempatkan logam pada posisinya lalu diberikan beban sebanyak 5
keping yang masing-masing seberar 50 gram kemudian lepaskan beban satu per satu
dan catat perubahan tinggi logam yang tertera pada dial indicator. Ulangi prosedur
yang sama dengan jenis logam yang berbeda. Pada percobaan baja dihasilkan nilai
modulus young sebesar sebesar 230,04 GPa, 219,17 GPa 199 GPa, 193,53 GPa, dan
192,3 GPa. Sedangkan pada alumunium dihasilkan nilai modulus young sebesar
71,27 GPa, 70,69GPa, 69,7GPa, 70,9 GPa, dan 68,1 GPa.
Kata Kunci : Elastisitas, Tegangan, regangan, dan jenis Logam.
iii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i
ABSTRAK ...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………............................................................................ 1
1.2 Tujuan Percobaan....................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ………….........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elastisitas ................................................................................................... 5
2.2 Tegangan..................................................................................................... 4
2.3 Regangan………………………………………………………………….5
2.4 Modulus Young…………………………………………………………...8
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan…………………………………………………11
3.2 Prosedur Percobaan ................................................................................. 13
3.3 Alat yang Digunakan…………................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ………………............................................................... 15
4.2 Pembahasan (Spasi 1,5)............................................................................ 23
iv
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..26
5.2 Saran ……………………………………………………………………27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN .............................................................................23
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS .................32
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN.......................................36
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN................................................................38
v
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Logam……………………………………………15
Tabel 4.2 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young……………………………15
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Logam……………………………………………16
Tabel 4.5 Ralat Langsung Panjang Logam A………………………………………16
Tabel 4.4 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young……………………………17
Tabel 4.6 Ralat Langsung Lebar Logam A………………………………………….17
Tabel 4.7 Ralat Langsung Tinggi Logam A…………………………………………18
Tabel 4.8 Ralat Langsung Panjang Logam B………………………………………..19
Tabel 4.9 Ralat Langsung lebar Logam B…………………………………………..19
Tabel 4.10 Ralat Langsung Tinggi Logam B……………………………………….20
vi
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
Gambar 2.1 Percobaan Regangan Panjang……………………………………………6
Gambar 2.2 Percobaan Regangan Volume……………………………………………7
Gambar 2.3 Percobaan Regangan Sudut……………………………………………7
Gambar 2.4 Kurva Modulus Young……………………………………………….18
Gambar 3.1Diagram Alir percobaan Modulus Young……………………………..11
vii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Lampiran A. Perhitungan (TNR 12, Spasi 1,5)...........................................................28
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus.................................................32
B.1 Jawaban Pertanyaan..................................................................................32
B.2 Tugas Khusus ...........................................................................................35
Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan................................................................36
Lampiran D. Blanko Percobaan ..................................................................................38
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umumnya semua benda yang ada dialam semesta dapat mengalami perubahan
bentuk apabila kepadanya diberikan suatu gayaMungkin saja setelah gaya
dihilangkan, bentuk benda akan kembali ke bentuk semula namun ada ada juga yang
bersifat permanen, artinya tetap pada bentuk yang baru.Salah satu karakter penting
dari suatu material adalah elastisitas. Kelenturan suatu material adalah tergantung
pada sifat keelastisitasan material tersebut. Setiap material yang diberikan sebuah
gaya akan mengalami perubahan bentuk. Untuk tiap jenis perubahan bentuk benda
kita akan mengenal sebagai tegangan, yang menunjukkan kekuatan gaya yang
menyebabkan perubahan bentuk. Selain itu, besaran yang perlu kita ketahui adalah
regangan. Regangan merupakan besaran yang menunjukkan hasil perubahan bentuk
serta modulus young young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu
bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau
kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban.
Pada praktikum yang dilaksanakan ini bertujuan untuk untuk menentukan nilai
modulus young pada berbagai jenis logam. Adapun penerapan modulus young dalam
kehidupan sehari-hari adalah menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam
pembangunan rumah, jembatan, dan sebagainya dengan sifat elastisitasnya.
1.2 Tujuan percobaan
Adapun tujuan dilakukanna praktikum modulus young adalah untuk menentukan
nilai modulus young pada berbagai jenis logam.
2
1.3 Batas Masalah
Adapun batasan masalah pada praktikum modulus young terbagi menjadi dua
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu jenis logam yang
digunakan dengan ukuran yang berbeda-beda dan variabel terikatnya yaitu nilai
kelenturan yang didapat dari setiap penambahan serta pengurangan beban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elastisitas
Elastisitas merupakan suatu sifat yang dimiliki suatu benda untuk kembali ke
bentuk awalnya setelah gaya luar dihilangkan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan pertambahan panjang atau pengurangan panjang benda. benda dapat
dikatakan elastik sempurna artinya jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk
dihilangkan maka benda akan kembali ke bentuk asalnya. Sifat dari elastik adalah
lentur, fleksibel, dapat mengikuti bentuk dan tidak getas. Banyak benda yang hampir
elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit elastiknya, dan
apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda tersebut tidak kembali ke bentuk semula.
Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan tidak ada
kecenderungan untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini
disebut bersifat pelastik yakni getar, keras namun relatif mudah hancur dibanding
benda pejal atau solid. Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik
hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi.
Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan isotropik. Homogen berarti pada
setiap bagian benda mempunyai kerapatan sama. Sedangkan isotropik artinya pada
setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah. Dalam
pembahasan sifat elastik pada benda perlu diasumsikan bahwa benda-benda tersebut
mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Homogen artinya setiap bagian benda mempunyai kerapatan yang sama.
2. Isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat−sifat fisis
yang sama ke segala arah.
3. Deformasi pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak ada
perubahan volume tetapi benda yang mengalami kompresi akan terjadi
perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi.
4
Ada 3 jenis perubahan bentuk yang dapat dialami benda bergantung pada arah dan
letak kedua gaya yang diberikan, antara lain:
1. Regangan, yaitu: perubahan bentuk yang dialami benda akibat dua buah gaya
yang sama besar bekerja berlawanan arah di masing−masing ujung benda
dangan arah menjauhi benda.
2. Mampatan, yaitu: perubahan bentuk yang dialami suatu benda akibat adanya
dua buah gaya yang sama besar bekerja dengan arah yang berlawanan pada
masing−masing ujung benda dengan arah gaya mendekati titik pusat benda
tersebut.
3. Geseran adalah perubahan bentuk yang terjadi akibat dua buah gaya yang sama
besar bekerja pada masing−masing bidang sisi benda dengan arah yang
berlawanan.
2.2 Tegangan
Tegangan merupakan gaya yang dikenai pada suatu benda per satuan luas
penampang. Tegangan dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah
tegangan permukaan yaitu gaya yang dikerahkan ke bidang permukaan per satuan
luas panjang. Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang yang
diperlukan untuk memperluas permukaan. Simbol yang digunakan untuk tegangan
permukaan adalah γ dan satuannya adalah dyne/cm. Tegangan permukaan atau
tegangan antar muka adalah suatu gaya nyata yang efeknya tampak pada tingkat
makroskopik seperti halnya pada tingkat molekuler. Hal ini dapat dilukiskan dengan
meletakkan sebuah kerangka kawat dengan batang yang dapat bergerak dalam larutan
energi per satuan luas jika kerja yangdiperlukan untuk memindahkan batang yang
bergerak dengan suatu jarak kecil. Kebanyakan antar yang tercakup dalam sistem
farmasetik berbentuk lengkung (Lachman, 1994). Tegangan dapat diformulasikan
sebagai berikut
5
……………………………………………...2.1
Dengan :
( atau Pa)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
2.3 Regangan
Regangan merupakan perubahan bentuk akibat tegangan, diukur sebagai rasio
perubahan dari sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal dimana perubahan
terjadi. Jika suatu benda ditarik atau ditekan, gaya P yang diterima benda
mengakibatkan adanya ketegangan antarpartikel dalam material yang besarnya
berbanding lurus. Perubahan tegangan partikel ini menyebabkan adanya pergeseran
struktur material regangan atau himpitan yang besarnya juga berbanding lurus.
Karena adanya pergeseran, maka terjadilah deformasi bentuk material misalnya
perubahan panjang menjadi L + ∆L (atau L - ∆L). Dimana L adalah panjang awal
benda dan ∆L adalah perubahan panjang yang terjadi. Rasio perbandingan antara ∆L
terhadap L inilah yang disebut strain (regangan) dan dilambangkan dengan “ε”
(epsilon). Dengan demikian didapatkan rumus
= …………………………………………..2.2
Dengan :
: Regangan
: perubahan panjang (m)
: Panjang mula-mula (m)
Regangan tidak memiliki satuan karena merupakan rasio dari besaranbesaran yang
sama. Menurut Hooke regangan sebanding dengan tegangannya,
6
dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi.
Terdapat 3 macam regangan, yakni regangan panjang, regangan volume,
dan regangan sudut :
2.3.1 Regangan Panjang
Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan 1o dan penambahan
panjang Δ1 akibat tegangan, regangannya diberikan oleh Δ1/1o.Berdasarkan
hukum Hooke ditulis:
γ = (Δ1/1o)…………………………………..2.3
Dengan tetapan pembanding lurus γ yang dinamakan modulue lastisitas young
Gambar 2.1 Percobaan Regangan Panjang
2.3.2 Regangan Volume
Sudah tentu regangan volume yang dimaksud bukan penambahan
volume melainkan pengerutan volum akibat penekanan. Untuk itu menurut
hukum Hook dapat ditulis:
B = (-ΔV/Vo)…………………………………2.4
Dengan B ialah apa yang disebut modulus ketegaran (modulus of rigidity)
yang besarnya kurang lebih 1/3 modulus young.
7
Gambar 2.2 Percobaan Regangan Volume
2.3.3 Regangan Sudut
Yang dimaksud dengan regangan sudut atau regangan luncuran
sesudut фialah deformasi, yakni perubahan bentuk yang berkaitan dengan
sudut luncuran. Berbeda dengan tegangan ataupun tekanan yang arahnya
tegak lurus permukaan yang dikenainya, maka gaya luncuran F adalah pada
arah meluncur sepanjang permukaan yang mengakibatkan timbulnya sudut
luncuran. Sejalan dengan regangan-regangan lain, menurut hukum Hooke,
dapat ditulis :
Mф = F/A………………………………….2.5
Dengan A ialah luas`permukaan yang dikenai gaya luncuran dan M adalah
apayang dinamakan modulus luncuran/Shear Modulus
Gambar 2.3 Percobaan Regangan Sudut
8
2.4 Modulus Young
Modulus young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan
tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel
atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban.
Konstanta k atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan disebut konstanta gaya
atau kekuatan
pegas. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan
perpanjangan satuan
Gambar 2.4. Kurva Modulus Young
Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan
regangan, disebut modulus young bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus
young, semakin besar pula tegangan yang diperilakukan untuk regangan tertentu.
Menentukan Modulus Young dari suatu bahan tidak terlepas dari sifat elastisitas
suatu benda dan batas elastisnya. Modulus Young atau Modulus elastisitas di
definisikan sebagai:
9
……………………………………………..2.6
Jika nilai dan nilai kita masukan ke persamaan maka,
………………………………….2.7
Dengan :
Y = Modulus Young (pascal)
1 Pa = 1 N/m2
Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda),
tidak bergantung pada ukuran benda atau bentuk benda. Untuk percobaan
elastisitas pada kawat, ketika kawat ditarik (direnggangkan) akan mengalami
pemanjangan. Untuk itu diberikan rumus:
…………………………………..2.8
Dengan :
L = jarak vertical cermin terhadap angka pengukuran
∆X= defleksi (pembelokan) pengukuran dalam skala
d = jarak dari cermin ke kawat.
10
Bila batas proporsional tidak dilampaui, perbandingan antara tegangan dengan
regangan adalah konstan, dan hukum Hooke sama dengan pernyataan bahwa dalam
batas proporsional, modulus elastik suatu bahan adalah tetap, tegantung hanya pada
bahannya. Bila suatu bahan bertambah panjang karena tegangan tarik dalam arah
tegak lurus pada arah tekanan bahan bertambah pendek sebanding dengan perubahan
panjangnya. Bila w0 adalah lebar semula dan adalah perubahan lebarnya, maka
didapatkan bahwa:
………………………………….2.9
merupakan tetapan tanpa satuan yang merupakan karakteristik dari bahan,
disebut perbandingan Poisson. mempunyai harga antara 0,1 dan 0,3. Begitu pula
dengan bahan yang mendapat tekanan dorong pada sisi-sisinya akan “membesar”, dan
perubahan lebarnya diberikan lagi oleh persamaan diatas.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan
Adapun diagram alir pada praktikum modulus young ini sebagai berikut
Mulai
Mempersiapkan semua alat dan bahan
Merangkai alat dan bahan
Mengukur panjang, lebar dan tebal logam
Meletakkan balok pada penahan dan mengatur
posisi
Meletakkan beban penggantung pada pemegang beban kemudian
tambahkan bebannya hingga meccapai massa maksimum
Mengatur dial Indicator agar menyentuh permukaan logam namun
jarum tetap berada di angka nol
x
12
Memastikan bahwa meja yang digunakan tidak bergerak dan
melepaskan beban secara perlahan
Melepaskan satu beban, baca nilai yang terukur dan mencatat
hasilnya
Mengulangi langkah menggunakan balok berbeda dan
melakukan pengukuran untuk 6 jenis balok
Menilai berat beban dan tinggi lekukan balok harus berbanding
lurus
Melepaskan beban satu per satu, mencatat berat beban dan
hasil pengukurannya
x
Data pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
13
Gambar 3.1 Diagram Alir percobaan Modulus Young
3.2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan dalam praktikum modulus young sbagai berikut
1. Alat percobaan dirangkai.
2. Diukur panjang, lebar, dan tebal logam
3. Logam yang akan diukur diletakkan pada dudukan atau penumpu logam dan
atur posisinya.
4. Beban penggantung dan oemegang beban diletakkan kemudian
ditambhankan bebannya hingga mencapai massa maksimum 250 gram.
5. Dial indicator diatur agar menyentuh permukaan logam namun jarum jam
tetap berada diangka nol
6. Beban satu per satu dilepaskan, berat beban dicabut dan hasil
pengukurannya.
7. Pastikan meja yang digunakan tidak bergerak dan beban dilepaskan secara
perlahan
8. Satu beban dilepaskan, diperhatikan bahwa lekukan penggantung beban akan
naik dan dial indicator ditekan. Nilai yang terukur dibaca dan dicatat
hasilnya.
9. Nilai berat beban dan tinggi lekukan balok harus berbanding lurus.
10. Langkah yang sama diulangi menggunakan logam yang berbeda.
3.3 Alat-Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum modulus young sebagai
berikut :
1. Rel aluminium, panjang 600 mm 1 set.
2. Statif penyangga balok, besi, panjang 300 mm 1 set.
3. Batang rel aluminium 1 buah.
14
4. Indikator dengan dudukan (dapat digerakkan dan dapat dipasang)1 buah.
5. Beban bercelah 5 × beban 50 g 10 × beban 10 g 1 buah.
6. Penggantung beban dengan bukaan bentuk V 1 buah.
7. Logam yang diukur
a. Baja 1 set.
b. Aluminium 1 set.
c. Kuningan 1 set.
1 set.
8. Jangka sorong 1 buah.
9. Dial indicator 1 buah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Adapun hasil percobaan dari praktikum modulus young yang telah dilakukan
didapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan A (Baja)
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Logam
1 2 3
Panjang,
(m)
0,4 0,4 0,4
Lebar, (m) 2,04 x 10-2
2,02 x 10-2
2,02 x 10-2
Tinggi, (m) 1,42 x 10-3
1,58 x 10-3
1,57 x 10-3
Tabel 4.2 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young
Massa
Beban,
m (kg)
Berat,
W (N)
Pertambaha
n Tinggi, H
(m)
Modulus
young, Y (Pa)
Modulus
young, Y
(G
pa)
Eror (%)
0,05 0,5 4,85 x 10-4
2,30467 x 1011
2,30467 x
102
9,746 %
0,10 1 10,2 x 10-4
2,1917 x 1011
2,1917 x
102
4,36 %
16
0,15 1,5 16,8 x 10-4
1,99601 x 1011
1,99601 x
102
4,9 %
0,20 2 23,1 x 10-4
1,93553 x 1011
1,93553 x
102
7,8 %
0,25 2,5 29,05 x 10-4
1,92387 x 1011
1,92387 x
102
8,3 %
Rata-rata 2,07036 x 1011
207.0356 7.02 %
Percobaan B (Alumunium)
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Logam
1 2 3
Panjang,
(m)
0,3 0,3 0,3
Lebar, (m) 1,02 x 10-2
1 x 10-2
1 x 10-2
Tinggi, (m) 0,199 x 10-2
0,199 x 10-2
0,198 x 10-2
Tabel 4.4 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young
Massa
Beban,
m (kg)
Ber
at,
W
(N)
Pertambahan
Tinggi, H (m)
Modulus
young, Y (Pa)
Modulus
young, Y (G
pa)
Eror (%)
0,05 0,5 6,1 x 10-4
7,127 x 1010
71,27 1,81%
0,10 1 12.3 x 10-4
7,069 x 1010
70,69 0,98 %
0,15 1,5 18,7 x 10-4
6,97 x 1010
69,7 0,4 %
0,20 2 24,5 x 10-4
7,09 x 1010
70,9 1,2 %
17
0,25 2,5 31,9 x 10-4
6,81 x 1010
68,1 2,7 %
Rata-rata 7,01 x 1010
70,132 1,418%
4.1.1 Ralat langsung
Adapun ralat langsung dari praktikum Modulus Young sebagai berikut:
Percobaan A
Tabel 4.5 Ralat Langsung Panjang Logam A
n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP
1 0,4
0
0 0
0 0 0 0
2 0,4 0 0
3 0,4 0 0
 0,4 0 0 0
Tabel 4.6 Ralat Langsung Lebar Logam A
N Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP
1 2,04 x 10-2
0,02
0,04 0,0016
0,026 0,034 170
%
0,02 ±
0,034
2 2,02 x 10-2
0.02 0,0004
3 2,02 x 10-2
0.02 0,0004
 6,08 x 10-2
0 0,08 0,0024
Pn =
2,04 𝑥 10−2+ 2,02 𝑥 10−2+2,02 𝑥 10−2
3
= 0,02
P1 = 2,04 x 10-2
- 0,02 = 0,04
18
P2 = 2,02 x 10-2
- 0,02 =0.02
P3 = 2,02 x 10-2
- 0,02 = 0,02
 =
 𝑃
𝑛
=
0,08
3
= 0,026
SP = √
0,0024
2
= 0,034
SR =
𝑆𝑃
𝑃𝑛
x 100% =
0,034
0,02
x 100%= 170 %
Tabel 4.7 Ralat Langsung Tinggi Logam A
n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP
1 1,42 x 10-3
0,001
0,00042 1,764 x
10-7
0,00
052
0,00
064
64
%
0,001±
0,000
64
2 1,58 x 10-3
0,00058 3,364 x
10-7
3 1,57 x 10-3
0,00057 3,249 x
10-7
 6,08 x 10-2
0 0,00157 8,377 x
10-7
Pn =
1,42 𝑥 10−3+ 1,58 𝑥 10−3+1,57 𝑥 10−3
3
= 0,001
P1 = 1,42 x 10-3
x 10-2
- 0,001 = 0,00042
P2 = 1,58 x 10-3
x 10-2
- 0,001= 0,00058
19
P3 = 1,57 x 10-33
- 0,001= 0,00057
 =
 𝑃
𝑛
=
0,00157
3
= 0,00052
SP = √
8,377 x 10−7
2
= 0,00064
SR =
𝑆𝑃
𝑃𝑛
x 100% =
0,00064
0,001
𝑥 100% = 64 %
Percobaan B
Tabel 4.8 Ralat Langsung Panjang Logam B
n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP
1 0,3
0
0 0
0 0 0 0
2 0,3 0 0
3 0,3 0 0
 0,12 0 0 0
Tabel 4.9 Ralat Langsung lebar Logam B
n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ±
SP
1 1,02 x 10-2
0,001
0,0002 4 x 10-8
6,67 x
10-5
0,0
006
4
6,4
%
0,001
±
0,00
064
2 1 x 10-2
0 0
3 1 x 10-2
0 0
 3,02 x 10-2
0 0,0002 4 x 10-8
20
Pn =
1,02 𝑥 10−2+ 1 𝑥 10−2+1 𝑥 10−2
3
= 0,01
P1 = 1,02 x 10-2
- 0,01= 0,0002
P2 = 1 x 10-2
- 0,01= 0
P3 = 1 x 10-2
- 0,01= 0
 =
 𝑃
𝑛
=
0,0002
3
= 6,67 x 10-5
SP = √
84 x 10−8
2
= 0,00064
SR =
𝑆𝑃
𝑃𝑛
x 100% =
0,00064
0,01
𝑥 100% = 6,4 %
Tabel 4.10 Ralat Langsung Tinggi Logam B
n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ±
SP
1 0,199 x 10-2
0,0012
0,0007
9
6,241 x
10-7
0,0007
8
9,28
3 x
10-7
0,
07
7
%
0,001
2 ±
,283
x 10-
7
2 0,199 x 10-2
0,0007
9
6,241 x
10-7
3 0,198 x 10-2
0,0007
8
6,084 x
10-7
 0,596x 10-2
0 2,36 x
10-3
1,8566 x
10-6
Pn =
0,199 𝑥 10−2+ 0,199 𝑥 10−2+0,198 𝑥 10−2
3
= 0,0012
P1 = 0,199 x 10-2
- 0,0012= 0,00079
21
P2 = 0,199 x 10-2
- 0,0012= 0,00079
P3 = 0,198 x 10-2
- 0,0012= 0,00078
 =
 𝑃
𝑛
=
2,36 x 10−3
3
= 0,00078
SP = √
1,8566 x 10−6
2
= 9,283 x 10-7
SR =
𝑆𝑃
𝑃𝑛
x 100% =
9,283 x 10−7
0,0012
𝑥 100% = 0,077 %
4.1.1 Ralat Tidak Langsung
Adapun ralat tidak langsung dari percobaan modulus young sebagai berikut
- Percobaan A
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
1)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3
=
3(0,5)),0,42
4(4,85) 𝑥 10−4(0,02026)(0.001523)3
= 1,7285 x 1012
GPa
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3 =
0,5(0,4)3
4(4,85) 𝑥 10−4(0.001523)3 = 4,6 x 109
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
0,5(0,4)3
12(4,85) 𝑥 10−4(0,02026)0.0015232
= 1,1 x 108
GPa
2)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3 =
3(1)),0,42
4(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3 = 1,64 x 1012
GPa
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3
=
1(0,4)3
4((10,2 𝑥 10−4)(0.001523)3
= 4,4 x 109
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(1)0,43
12(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)0.0015232
= 1.01 x 108
GPa
3)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3
=
3(1,5),0,42
4(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3
= 1,45 x 1012
GPa
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3
=
1,5(0,4)3
4((16,8 𝑥 10−4) (0.001523)3
= 4,04 x 109
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(1,5)0,43
12(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2
= 1,01 x 108
GPa
22
4)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3 =
3(2),0,42
4(23,1 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3
= 1,45 x 1012
GPa
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3 =
2(0,4)3
4((23,1 𝑥 10−4)(0.001523)3 = 3,9 x 109
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(2)0,43
12(23,1 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2
= 9,8 x 107
GPa
5)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3 =
3(2,5),0,42
4(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3
= 1,44 x 1012
GPa
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3
=
3(0,4)3
4((29,05 𝑥 10−4)(0.001523)3
= 4,67 x 109
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(3)0,43
12(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2
= 1,17 x 108
GPa
-Percobaan B
1)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3
=
3(0,5),0,32
4(6,1 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,1 x 1011
GPa
Y
b
=
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3
=
0,5(0,3)3
4((6,1 𝑥 10−4)(0,00198)3
= 7,12 x 108
GPa
Y
t
=
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2 =
(0,5)0,33
12(6,1 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,7 x 107
GPa
2)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3 =
3(1),0,32
4(12,3 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 7,07 x 1011
GPa
Y
b
=
Y
b
=
W𝐿3
4H𝑡3 =
1(0,3)3
4((12,3 𝑥 10−4)(0,00198)3
= 7,06 x 1011
GPa
Y
t
=
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(1)0,33
12(12,3 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2
= 4,6 x 107
GPa
3)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3
=
3(1,5),0,32
4(18,7 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 6,9 x 1011
GPa
Y
b
= =
W𝐿3
4H𝑡3
=
1,5(0,3)3
4(18,7 𝑥 10−4)(0,00198)3
= 6,9 x 108
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2
=
(1,5)0,33
12(18,7 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2
= 4,6 x 107
GPa
4)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3
=
3(2),0,32
4(24,5 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 7,01 x 1011
GPa
23
Y
b
= =
W𝐿3
4H𝑡3 =
2(0,3)3
4((24,5 𝑥 10−4)(0,00198)3
= 7,09 x 108
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2 =
(2)0,33
12(24,5 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,68 x 107
GPa
5)
Y
L
=
3W𝐿2
4Hb𝑡3 =
3(2,5),0,32
4(31,9 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 6,81 x 1011
GPa
Y
b
= =
W𝐿3
4H𝑡3
=
2,5(0,3)3
4(31,9 𝑥 10−4)(0,00198)3
= 6,8 x 108
GPa
Y
t
=
W𝐿3
12Hb𝑡2 =
2,5(0,3)3
12(31,9 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2
= 4,49 x 107
GPa
4.2 Pembahasan
Pada percobaan modulus young yang pertama yaitu pada baja didapatkan data
panjang rata-rata sebesar 0,7 m , lebar rata-rata sebesar 0.02026 m, dan tinggi rata-
rata 0.001523 m. Untuk massa 0,05 kg didapatkan berat beban 0,5 N serta dihasilkan
Y sebeesar 230,04 GPa, massa 0,10 kg didapatkan berat beban 1 N serta dihasilkan
Y sebesar 219,17 GPa, massa, massa 0,15 kg didapatkan berat beban 1,5 N serta
dihasilkan Y sebeesar 199 GPa, massa 0,20 kg didapatkan berat beban 2 N serta
dihasilkan Y sebeesar 193,53 GPa, dan yang terakhir massa 0,25 kg didapatkan berat
beban 2,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 192,3 GPa sedangkan nilai modulus young
dari baja pada litelatur sebesar 210 GPa.
Pada percobaan modulus young yang kedua yaitu pada alumunium
didapatkan data panjang rata-rata sebesar 0,3 m, lebar rata-rata sebesar 0,010, dan
tinggi rata-rata sebesar 0,00198. Untuk massa 0,05 kg didapatkan berat beban 0,5 N
serta dihasilkan Y sebeesar 71,27 GPa, Untuk massa 0,10 kg didapatkan berat beban
1 N serta dihasilkan Y sebeesar 70,69GPa, Untuk massa 0,15 kg didapatkan berat
beban 1,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 69,7Gpa, Untuk massa 0,20 kg didapatkan
berat beban 2 N serta dihasilkan Y sebeesar 70,9 Gpa, dan Untuk massa 0,25 kg
didapatkan berat beban 2,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 68,1 Gpa sedangkan nilai
modulus young darui alumunium pada litelatur sebesar 70 Gpa.
Perbedaan antara nilai modulus young yang didapatkan dari praktikum
dengan nilai modulus young terdapat pada litelatur dihitung kembali untuk
24
menentukan persentase dari data tersebut. Data yang didapatkan pada baja untuk nilai
Y sebesar 230,04 Gpa % erornya adalah 9,746 %, untuk nilai Y sebesar 219,17 GPa
% erornya adalah 4,36%, untuk nilai Y sebesar 199 Gpa % erornya adalah 4,9%,
untuk nilai Y sebesar 193,53 Gpa % erornya adalah 7,8 %, untuk nilai Y sebesar
192,387 Gpa % erornya adalah 8,3 %,.
Data yang didapatkan pada alumunium untuk nilai Y sebesar 71,27 GPa, %
erornya adalah 1,81 %, alumunium untuk nilai Y sebesar70,69GPa, % erornya
adalah 0,98 %, untuk nilai Y sebesar 69,7, % erornya adalah 0,4 %, untuk nilai Y
sebesar 70,9 Gpa, % erornya adalah 1,2 %, untuk nilai Y sebesar 68,1 Gpa, %
erornya adalah 2,7 %.
Perbandingan nilai modulus young yang didapatkan pada percobaan dengan
nilai modulus young yang didapatkan pada litelatur selalu berbeda, hal tersebut
terjadi pada kedua percobaan yaitu pada baja dan alumunium . berdasarkan % eror
yang didapat pada baja % eror terbesar terjadi pada saat massa 0,05 kg yaitu 9,746 %
dan pada alumunium % eror terbsar terjadi pada saat massanya 0,25 kg dengan %
eror sebesar 2,7 %. Namun semua nilai yang dihasilkan hampir mendekati nilai pada
litelatur.
Banyak faktor yang meyebabkan perbedaaan nilai modulus young pada
praktikum ini dengan yang ada pada litelatur, antara lain kurang rata dan bergesernya
permukaan saat melakukan praktikum, kesalahan membaca hasil percobaan, kurang
telitinya saat melakukan perhitungan modulus young saat menggunakan kalkulator
dan tergesa-gesanya praktikan dan mungkin praktikan sedang bercanda saat
melakukan percobaan. Kesalahan pada persen eror dapat disebabkan karena suhu
pada ruangan yang menyakibatkan bahan semakin kaku dan lentur .
Pada pratikum ini digunakan metode bending atau lenturan. bending adalah
proses deformasi secara plastik dari logam terhadap sumbu linier dengan hanya
sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan
tekanan piston pembentuk dan cetakan (die). Sepotong besi dapat menjadi bengkok
akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang disebut
bending.namun tekanan yang dipakai pada praktikum ini menggunakan pemberat
dengan masing-masing dengan massa 50 gram
Pada praktikum ini terjadi fenomena pelenturan logam baja dan alumunium
saat diletakkan pada titik tumpu lalu diberikan pemberat yang berbeda-beda. Terjadi
tegangan yakni gaya yang bekerja pada permukaan seluas satu satuan berupa
25
pemberat yang diberikan pada logam tersebut lalu terjadilah regangan, pada
percobaan ini terjadi regangan yaitu pertambahan tinggi pada lgam baja dan
alumunium.
Hubungan yang terjadi pada tegangan dan regangan adalah tegangan tidak
mengubah nilai modulus young, tetapi regangan yang mengubah nilai modulus young
karena tegangan mengalami pertambahan panjang. Jika pertambahan panjangnya
besar maka nilai modulus young nya kecil.
Baja terdiri dari sebagian besar campuran antara besi dan carbon Penambahan
kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan
tariknya (tensile strength),namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility). walaupun telah mencapai tegangan yang cukup
tinggi. Modulus elastisitasnya sama untuk tarik dan tekan.
Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, terutama kekuatannya sangat
rendah untuk dapat dipergunakan pada berbagai keperluan teknik. Kekuatan tarik
pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat rendah dan
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil sehingga modulus elastisitannya
rendah.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Nilai modulus young yang didapat pada baja adalah 230,467 GPa, 219,17 GPa,
199,601 GPa, 193,553 GPa, dan 192,387 GPa dengan nilai modulus Young
yang ada pada litelatur adalah 210 GPa.
2. Nilai Modulus young yang didapat pada alumunium adalah 71,27 GPa, 70,69
GPa, 69,7 GPa, 70,9 GPa, dan 68,1GPa dengan nilai modulus young pada
litelatur adalah 70 GPa.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Teliti saat melakukan perhitungan dan jangan tergesa-gesa usahakan
memasukan angka dengan lengkap termasuk angka dibelakang koma.
2. Pastikan permukaan meja datar saar praktikum supaya tidak terjadi kesalahan
saat membaca pengukuran.
3. Catat hasil pengamatan dengan benar dan jangan sampai salah.
27
DAFTAR PUSTAKA
[1]Tippler, A. Paul. Fisika Untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga. 1998
[2]Zemansky, Zears.Fisika Terapan Jilid I . Jakarta : Erlangga. 2005
[3]Ya, ga. Laporan Modulus Young.
Academi.edu/17565009/laporan_modulus_young.
https://www.academia.edu/17565009/laporan_modulus_young
[4]Puteri, Fransiska. Laporan Fisika Modulus young. 2013. .slideshare.net.
https://www.slideshare.net/fransiskaputeri/itp-uns-semester-1-laporan-
fisika-modulus-young
[5]Rizal, Hatmu. Laporan Praktikum Fisika Dasar I Acara II Modulus Young.
academia.edu/18148199/Laporan_Praktikum_Fisika_Dasar_I_Acara_II_Modulu
s_Young.
https://www.academia.edu/18148199/Laporan_Praktikum_Fisika_Dasar_I_
Acara_II_Modulus_Young
28
Lampiran A
PERHITUNGAN A
Perhitungan Percobaan A
-m = 0,05 kg
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
0,5(0,4)3
4(4,85 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3
= 2,30467 x 1011
Pa = 2,30467 x 102
GPa
- m = 0,10 kg
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
1(0,4)3
4(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3
= 2,1917 x 1011
Pa = 2,1917 x 102
GPa
- m = 0,15 kg
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3 =
1,5(0,4)3
4(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 1,99601 x 1011
Pa = 1,99601 x 102
GPa
- m = 0,20 kg
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
2(0,4)3
4(23.1 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3
= 1,93553 x 1011
Pa = 1,93553 x 102
GPa
- m = 0,25 kg
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
2,5(0,4)3
4(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3
= 1,92387 x 1011
Pa = 1,92387 x 102
GPa
Rata- rata modulus young (Pa) pada logam percobaan A
𝑥̅= 2,30467 x 1011
+ 2,1917 x 1011
+1,99601 x 1011
+ 1,92387 x 1011
+ 1,93553 x 1011
5
29
= 2,07036 x 1011
Pa
Rata-rata Modulus Young (Gpa) pada logam percobaan A
𝑥̅= 2,30467 x 102
+2,1917 x 102
+1,99601 x 102
+1,93553 x 102
+ 1,92387 x 102
5
= 207,0356 GPa
Perhitungan Eror (%)
Y literatur = 210 GPa
-Y Percobaan : 1,44042 x 103
Eror (%) = |
210−2,30467 𝑥 102
210
|x 100% = 9,746 %
- Y Percobaan : 1,36981 x 103
Gpa
Eror (%) = |
210−2,1917 𝑥 102
210
|x 100% = 4,36 %
- Y Percobaan : 1,24751 x 103
Gpa
Eror (%) = |
210−1,99601 𝑥 102
210
|x 100% = 4,9 %
- Y Percobaan : 1,2097 x 103
Gpa
Eror (%) = |
210−1,93553 𝑥 102
210
|x 100% = 7,8 %
- Y Percobaan: 1,20242 x 103
Gpa
Eror (%) = |
210−1,92387 𝑥 102
210
|x 100% = 8,3 %
30
Perhitungan Percobaan B
-m= 0,05
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
0,5(0,3)3
4(6,1 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 7,127 x 1010
= 71,27
- m =0,10
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
1(0,3)3
4(12,3 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 7,069 x 1010
=70,69
- m = 0,15
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
1,5(0,3)3
4(18,7 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 6,97 x 1010
= 69,7
-m = 0,20
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3 =
2(0,3)3
4(24,5 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,09 x 1010
= 70,9
-m =0,25
Y=
𝑊𝐿3
4𝐻𝑏𝑡3
=
2,5(0,3)3
4(31,9 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3
= 6,81 x 1010
= 68,1
Rata-rata Modulus Young (pa) pada logam percobaan B
𝑥̅= 7,127 x 1010
+7,069 x 1010
+6,97 x 1010
+ 7,09 x 1010
+ 6,81 x 1010
5
= 7,01 x 1010
Pa
31
Rata-rata Modulus Young (GPa) pada logam percobaan B
𝑥̅= 71,27+70,69+69,7+70,9+68,1
5
= 70,132 GPa
-Perhitungan Eror (%)
-Y Litelatur = 70 Gpa
-Y Percobaan = 71,27
Eror (%) = |
70−71,27
70
|x 100% = 1,81 %
-Y Percobaan= 70,69
- Eror (%) = |
70−70,69
70
|x 100% = 0,98 %
-Y Percobaan= 69,7
- Eror (%) = |
70−69,7
70
|x 100% = 0,4 %
-Y Percobaan= 70,9
- Eror (%) = |
70−70,9
70
|x 100% = 1,2 %
-Y Percobaan= 68,1
Eror (%) = |
70−68,1
70
|x 100% = 2,7 %
32
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAN DAN TUGAS KHUSUS
B.1 Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi grafik tegangan-regangan serta pristiwa necking baik
secara mikroskopis maupun secara makroskopis yang terdapat pada
grafik teganagn-regangan tersebut !
Fungsi grafik tegangan-regangan adalah mengetahui dimana deformasi elastis
dan plastis terjadi. Bila masih dalam daerah elastis, maka modulus elastisitas masih
berlaku. Namun, bila sudah mengalami deformasi plastis, maka modulus elastisitas
tidak berlaku lagi. Necking adalah deformasi tarik dimana sejumlah besar regangan
melokalisasi secara tidak proporsional di wilayah yang kecil Atau pengecilan
setempat yang terjadi pada logamakibat adanya uji tarik.
2. Seutas kawat baja memiliki panjang 8 m dan luas penampang 6 × 10−6
m2 .
Modulus elastis baja 2 × 1011
N/m2 . Sebuah gaya dikerjakan untuk menarik kawat
itu sehingga bertambah panjang 0,4 m. Hitung gaya tarik itu!
L= 8 m
A= 6 x 10-6
m2
Y= 2 x 1011
N/m2
∆L = 0,4 m
33
Y=
𝐹
𝐴
𝑥
𝐿
∆𝐿
2 x 1011
=
𝐹
6 x 10−6
𝑥
8
0,4
F= 6 x 10 4
J
3. Bagaimana perbedaan grafik tegangan–regangan antara bahan logam, polimer,
dan keramik ?
Grafik Tegangan- Regangan Logam
Grafik Tegangan- Regangan polimer
Grafik Tegangan- Regangan Keramik
34
4. Untuk keamanan dalam mendaki, seorang pendaki gunung menggunakan
sebuah tali nilon yang panjangnya 80 m dan tebalnya 4,0 cm. Ketika menopang
pendaki yang bermassa 100 kg, tali bertambah panjang 1,8 m. Tentukan modulus
elastisitas nilon tersebut! (Gunakan 𝜋 = 3,14 dan g = 9,8 m/s2)
L= 80 m
m= 100 kg
∆L= 1,8 m
d= 1/2 x 4 x 10-2
= 2 x 10-2
m
A = πr2= 3,14 (2 x 10-2)2
= 1256 x 10-6 m2
Y=
𝐹
𝐴
𝑥
𝐿
∆𝐿
=
100 𝑥 9,8
1256 𝑥 10−6
𝑥
80
1,8
= 0,7 x 108
Pa
5.Buktikan penurunan rumus pada persamaan (5.4) !
Rumus tersebut, yaitu menentukan pelenturan Y(x) ditengah Logam
𝑑2(𝑥)
𝑥
=
𝑀
𝐸𝐼
=
𝐹𝑥
𝐸𝐼
dimana nilai I = 1/12 b𝐻3
35
Momen Lentur (M) = F. X
Integralkan dua kali persamaan diatas
𝑑 𝑌(𝑥)
𝑥
=
𝐹
𝐸𝐼
∫ 𝑥 𝑑𝑥 =
𝐹𝑥2
2𝐸𝐼
+
𝑑𝑌(𝑥)
𝑑𝑥
x =0 =
𝐹𝑥2
2𝐸𝐼
Dengan menganggap batang tidak miring pada titik tumpu( lurus di titik
tumpu) maka turunan y (x) di x = 0, Di titik tumpu batang tidak terlentur,
artinya Y(x)= yYL) =0
Y(x)=
𝐹
2𝐸𝐼
∫ 𝑥2
𝑑𝑥 =
𝐹
2𝐸𝐼
+ (
𝑥3
3
) =
𝐹𝑥3
6𝐸𝐼
Batas integral adalah dari titik tumpu pertama (x=0) sampai titik gantung beban
(x=1/3L) maka :
DY(x’)=
𝐹
2𝐸𝐼
∫ 𝑥2
𝑑𝑥
1/2
0
=
𝐹𝑥3
6𝐸𝐼 0
1/2𝐿
=
𝐹𝐿3
48𝐸𝐼
Dengan memasukan nilai I maka :
Y(x) =
𝐹𝐿3
48𝐸𝐼
=
𝐹𝐿3
48𝐸𝑏𝐻3
Sesuaikan dengan persamaan awal
Y(x) =
𝐹𝐿3
48𝐸𝑏𝐻3
B.2 Tugas Khusus
36
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
Gambar C.1 Balok Logam Gambar C.2 Batang Real Alumunium
Gambar C.3 Beban Bercelah Gambar C.4 Dial Indicator
37
Gambar C.5 Jangka Sorong Gambar C.6 Mikrometer Sekrup
Gambar C.7 Penggantung Beban Gambar C.8 Rel Alumunium
Gambar C.9 Statif Penyangga Balok
38
LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN
DATA PRAKTIKAN
NAMA MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
NIM / GRUP 3334200010/C3
JURUSAN TEKNIK METALURGI
REKAN Afif Rizky Tri Nugroho; 3334200033
Miftahul Jannah Ardani; 3334200064
Rafi Nurdwi Raharjo; 3334200081
TGL.
PERCOBAAN
12 MARET 2021
PERCOBAAN A Baja
Tabel A Data Hasil Pengukuran Logam
1 2 3
39
Panjang,
(m)
0,4 0,4 0,4
Lebar, (m) 2,04 x 10-2
2,02 x 10-2
2,02 x 10-2
Tinggi, (m) 1,42 x 10-3
1,58 x 10-3
1,57 x 10-3
Tabel B Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young
Massa
Beban,
m (kg)
Berat,
W (N)
Pertambaha
n Tinggi, H
(m)
Modulus
young, Y (Pa)
Modulus
young, Y
(G
pa)
Eror (%)
0,05 0,5 4,85 x 10-4
2,30467 x 1011
2,30467 x
102
9,746 %
0,10 1 10,2 x 10-4
2,1917 x 1011
2,1917 x
102
4,36 %
0,15 1,5 16,8 x 10-4
1,99601 x 1011
1,99601 x
102
4,9 %
0,20 2 23,1 x 10-4
1,93553 x 1011
1,93553 x
102
7,8 %
0,25 2,5 29,05 x 10-4
1,92387 x 1011
1,92387 x
102
8,3 %
Rata-rata 2,07036 x 1011
207.0356 7.02 %
40
Percobaan B Alumunium
Tabel C Pengukuran Logam
1 2 3
Panjang,
(m)
0,3 0,3 0,3
Lebar, (m) 1,02 x 10-2
1 x 10-2
1 x 10-2
Tinggi, (m) 0,199 x 10-2
0,199 x 10-2
0,198 x 10-2
Tabel D Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young
Massa
Beban,
m (kg)
Ber
at,
W
(N)
Pertambahan
Tinggi, H (m)
Modulus
young, Y (Pa)
Modulus
young, Y (G
pa)
Eror (%)
0,05 0,5 6,1 x 10-4
7,127 x 1010
71,27 1,81%
0,10 1 12.3 x 10-4
7,069 x 1010
70,69 0,98 %
0,15 1,5 18,7 x 10-4
6,97 x 1010
69,7 0,4 %
0,20 2 24,5 x 10-4
7,09 x 1010
70,9 1,2 %
0,25 2,5 31,9 x 10-4
6,81 x 1010
68,1 2,7 %
Rata-rata 7,01 x 1010
70,132 1,418%
Suhu ruang awal = 23℃
41
Suhu ruang akhir = 21,5℃
Sikap barometer awal = 256 mmHg
Sikap barometer akhir= 756 mmHg

More Related Content

What's hot

Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Rezki Amaliah
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
KLOTILDAJENIRITA
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngFransiska Puteri
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
umammuhammad27
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
Widya arsy
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
Klik Bayoe
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
nurul limsun
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Khairul Amri
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Widya arsy
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Annisa Icha
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
GGM Spektafest
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Erliana Amalia Diandra
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
Imron Amin
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
umammuhammad27
 

What's hot (20)

Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
 
Jurnal termokimia
Jurnal termokimiaJurnal termokimia
Jurnal termokimia
 
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeterHambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
Hambatan dalam-amperemeter-dan-voltmeter
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
Laporan Praktikum Hukum ohm bagian 1
 
Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08
 
Rumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMARumus-rumus Fisika SMA
Rumus-rumus Fisika SMA
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Getaran pegas
Getaran pegasGetaran pegas
Getaran pegas
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG

Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntir
umammuhammad27
 
Physics 13
Physics 13Physics 13
Physics 13
M.T.H Group
 
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_Melissa
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_MelissaElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_Melissa
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_MelissaMelissa Pennington
 
Physics syllabus copy
Physics syllabus copyPhysics syllabus copy
Physics syllabus copy
MabulaPaul
 
Lab report engineering materials lab - tensile test
Lab report   engineering materials lab - tensile testLab report   engineering materials lab - tensile test
Lab report engineering materials lab - tensile test
Muhammad Yossi
 
Macro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surfaceMacro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surface
Lahiru Dilshan
 
Periodic Structures - A Passive Vibration Damper
Periodic Structures - A Passive Vibration DamperPeriodic Structures - A Passive Vibration Damper
Periodic Structures - A Passive Vibration Damper
Mohammad Tawfik
 
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdfbiomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
RidzwanSafai1
 
Biomechanics
Biomechanics Biomechanics
Biomechanics
anamohammedalhussein
 
Macro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surfaceMacro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surface
Lahiru Dilshan
 
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptxINTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
RaizaEncarnacion
 
Properties of matter - Elasticity
Properties of matter - ElasticityProperties of matter - Elasticity
Properties of matter - Elasticity
amalajanet
 
Compression.docx
Compression.docxCompression.docx
Compression.docx
belalamer3
 
Compression ahmad sarbast.docx
Compression ahmad sarbast.docxCompression ahmad sarbast.docx
Compression ahmad sarbast.docx
belalamer3
 
Stress & strain measurement
Stress & strain measurementStress & strain measurement
Stress & strain measurement
Safeen Yaseen Ja'far
 
Engineering materials related terms .
Engineering materials related terms .Engineering materials related terms .
Engineering materials related terms .
Tapon Chakrabarti
 
ED7203 MBM_notes
ED7203 MBM_notesED7203 MBM_notes
Biomaterials and biosciences biometals.pptx
Biomaterials and biosciences biometals.pptxBiomaterials and biosciences biometals.pptx
Biomaterials and biosciences biometals.pptx
KoustavGhosh26
 
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
IJMER
 
Engg mat
Engg mat Engg mat
Engg mat
LelisoHobicho
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG (20)

Modulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntirModulus young and ayunan puntir
Modulus young and ayunan puntir
 
Physics 13
Physics 13Physics 13
Physics 13
 
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_Melissa
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_MelissaElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_Melissa
ElasticBehaviorOfSteelReport_Pennington_Melissa
 
Physics syllabus copy
Physics syllabus copyPhysics syllabus copy
Physics syllabus copy
 
Lab report engineering materials lab - tensile test
Lab report   engineering materials lab - tensile testLab report   engineering materials lab - tensile test
Lab report engineering materials lab - tensile test
 
Macro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surfaceMacro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surface
 
Periodic Structures - A Passive Vibration Damper
Periodic Structures - A Passive Vibration DamperPeriodic Structures - A Passive Vibration Damper
Periodic Structures - A Passive Vibration Damper
 
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdfbiomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
biomechanics-150911072531-lva1-app6892.pdf
 
Biomechanics
Biomechanics Biomechanics
Biomechanics
 
Macro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surfaceMacro structure examination and identification of fracture surface
Macro structure examination and identification of fracture surface
 
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptxINTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
INTRODUCTION-TO-CONSTRUCTION-MATERIALS-AND-TESTING.pptx
 
Properties of matter - Elasticity
Properties of matter - ElasticityProperties of matter - Elasticity
Properties of matter - Elasticity
 
Compression.docx
Compression.docxCompression.docx
Compression.docx
 
Compression ahmad sarbast.docx
Compression ahmad sarbast.docxCompression ahmad sarbast.docx
Compression ahmad sarbast.docx
 
Stress & strain measurement
Stress & strain measurementStress & strain measurement
Stress & strain measurement
 
Engineering materials related terms .
Engineering materials related terms .Engineering materials related terms .
Engineering materials related terms .
 
ED7203 MBM_notes
ED7203 MBM_notesED7203 MBM_notes
ED7203 MBM_notes
 
Biomaterials and biosciences biometals.pptx
Biomaterials and biosciences biometals.pptxBiomaterials and biosciences biometals.pptx
Biomaterials and biosciences biometals.pptx
 
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
Crack Detection of Ferromagnetic Materials through Non Destructive Testing Me...
 
Engg mat
Engg mat Engg mat
Engg mat
 

More from MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA

ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSILAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASILAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGANSTUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 

More from MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA (9)

ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA “ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN...
 
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
PPT PEDOMAN KESELAMATAN KERJA (K3)
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR HASIL KALI KELARUTAN (KSP)
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KESETIMBANGAN KIMIA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSILAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KINETIKA REAKSI
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASALAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ASAM BASA
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASILAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SAPONIFIKASI
 
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGANSTUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
STUDI KASUS PADA BERBAGAI ASPEK KETAHANAN PANGAN
 

Recently uploaded

How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
Jisc
 
How to Make a Field invisible in Odoo 17
How to Make a Field invisible in Odoo 17How to Make a Field invisible in Odoo 17
How to Make a Field invisible in Odoo 17
Celine George
 
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
Ashokrao Mane college of Pharmacy Peth-Vadgaon
 
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptxPalestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
RaedMohamed3
 
TESDA TM1 REVIEWER FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
TESDA TM1 REVIEWER  FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...TESDA TM1 REVIEWER  FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
TESDA TM1 REVIEWER FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
EugeneSaldivar
 
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdfLapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
Jean Carlos Nunes Paixão
 
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp NetworkIntroduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
TechSoup
 
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCECLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
BhavyaRajput3
 
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdfHome assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Tamralipta Mahavidyalaya
 
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
Nguyen Thanh Tu Collection
 
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptxFrancesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
EduSkills OECD
 
The geography of Taylor Swift - some ideas
The geography of Taylor Swift - some ideasThe geography of Taylor Swift - some ideas
The geography of Taylor Swift - some ideas
GeoBlogs
 
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXPhrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
MIRIAMSALINAS13
 
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdfspecial B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
Special education needs
 
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptxChapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
Mohd Adib Abd Muin, Senior Lecturer at Universiti Utara Malaysia
 
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.pptThesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
EverAndrsGuerraGuerr
 
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
MysoreMuleSoftMeetup
 
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptxInstructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
Jheel Barad
 
Embracing GenAI - A Strategic Imperative
Embracing GenAI - A Strategic ImperativeEmbracing GenAI - A Strategic Imperative
Embracing GenAI - A Strategic Imperative
Peter Windle
 
Additional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdfAdditional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdf
joachimlavalley1
 

Recently uploaded (20)

How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
How libraries can support authors with open access requirements for UKRI fund...
 
How to Make a Field invisible in Odoo 17
How to Make a Field invisible in Odoo 17How to Make a Field invisible in Odoo 17
How to Make a Field invisible in Odoo 17
 
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
Biological Screening of Herbal Drugs in detailed.
 
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptxPalestine last event orientationfvgnh .pptx
Palestine last event orientationfvgnh .pptx
 
TESDA TM1 REVIEWER FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
TESDA TM1 REVIEWER  FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...TESDA TM1 REVIEWER  FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
TESDA TM1 REVIEWER FOR NATIONAL ASSESSMENT WRITTEN AND ORAL QUESTIONS WITH A...
 
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdfLapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
Lapbook sobre os Regimes Totalitários.pdf
 
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp NetworkIntroduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
Introduction to AI for Nonprofits with Tapp Network
 
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCECLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
CLASS 11 CBSE B.St Project AIDS TO TRADE - INSURANCE
 
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdfHome assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
Home assignment II on Spectroscopy 2024 Answers.pdf
 
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
BÀI TẬP BỔ TRỢ TIẾNG ANH GLOBAL SUCCESS LỚP 3 - CẢ NĂM (CÓ FILE NGHE VÀ ĐÁP Á...
 
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptxFrancesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
Francesca Gottschalk - How can education support child empowerment.pptx
 
The geography of Taylor Swift - some ideas
The geography of Taylor Swift - some ideasThe geography of Taylor Swift - some ideas
The geography of Taylor Swift - some ideas
 
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXPhrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Phrasal Verbs.XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
 
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdfspecial B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
special B.ed 2nd year old paper_20240531.pdf
 
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptxChapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
Chapter 3 - Islamic Banking Products and Services.pptx
 
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.pptThesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
Thesis Statement for students diagnonsed withADHD.ppt
 
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
Mule 4.6 & Java 17 Upgrade | MuleSoft Mysore Meetup #46
 
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptxInstructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
Instructions for Submissions thorugh G- Classroom.pptx
 
Embracing GenAI - A Strategic Imperative
Embracing GenAI - A Strategic ImperativeEmbracing GenAI - A Strategic Imperative
Embracing GenAI - A Strategic Imperative
 
Additional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdfAdditional Benefits for Employee Website.pdf
Additional Benefits for Employee Website.pdf
 

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG Nama : Muhammad Desar Eka Syaputra NIM : 3334200010 Kelompok : C-3 Partner 1 : Afif Rizky Tri Nugroho Partner 2 : Miftahul Jannah Ardani Partner 2 : Rafi Nurdwi Raharjo Asisten : GINDA QURIATAMA Tanggal : 12 MARET 2021 LABOLATORIUM FISIKA DASAR TERAPAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2021/2022
  • 2. ii ii ABSTRAK Modulus young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Tujuan dari dilakukannya praktikum modulus young adalah untuk menentukan nilai modulus young pada berbagai jenis logam. Contoh dari penerapan modulus young adalah menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam pembangunan rumah, jembatan, dan sebagainya dengan sifat elastisitasnya. Prosedur pada praktikum ini dilakukan dengan cara menempatkan logam pada posisinya lalu diberikan beban sebanyak 5 keping yang masing-masing seberar 50 gram kemudian lepaskan beban satu per satu dan catat perubahan tinggi logam yang tertera pada dial indicator. Ulangi prosedur yang sama dengan jenis logam yang berbeda. Pada percobaan baja dihasilkan nilai modulus young sebesar sebesar 230,04 GPa, 219,17 GPa 199 GPa, 193,53 GPa, dan 192,3 GPa. Sedangkan pada alumunium dihasilkan nilai modulus young sebesar 71,27 GPa, 70,69GPa, 69,7GPa, 70,9 GPa, dan 68,1 GPa. Kata Kunci : Elastisitas, Tegangan, regangan, dan jenis Logam.
  • 3. iii iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i ABSTRAK ...................................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii DAFTAR TABEL........................................................................................................v DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………............................................................................ 1 1.2 Tujuan Percobaan....................................................................................... 1 1.3 Batasan Masalah ………….........................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elastisitas ................................................................................................... 5 2.2 Tegangan..................................................................................................... 4 2.3 Regangan………………………………………………………………….5 2.4 Modulus Young…………………………………………………………...8 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan…………………………………………………11 3.2 Prosedur Percobaan ................................................................................. 13 3.3 Alat yang Digunakan…………................................................................ 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan ………………............................................................... 15 4.2 Pembahasan (Spasi 1,5)............................................................................ 23
  • 4. iv iv BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..26 5.2 Saran ……………………………………………………………………27 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN A. PERHITUNGAN .............................................................................23 LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS .................32 LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN.......................................36 LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN................................................................38
  • 5. v v DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Logam……………………………………………15 Tabel 4.2 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young……………………………15 Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Logam……………………………………………16 Tabel 4.5 Ralat Langsung Panjang Logam A………………………………………16 Tabel 4.4 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young……………………………17 Tabel 4.6 Ralat Langsung Lebar Logam A………………………………………….17 Tabel 4.7 Ralat Langsung Tinggi Logam A…………………………………………18 Tabel 4.8 Ralat Langsung Panjang Logam B………………………………………..19 Tabel 4.9 Ralat Langsung lebar Logam B…………………………………………..19 Tabel 4.10 Ralat Langsung Tinggi Logam B……………………………………….20
  • 6. vi vi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Percobaan Regangan Panjang……………………………………………6 Gambar 2.2 Percobaan Regangan Volume……………………………………………7 Gambar 2.3 Percobaan Regangan Sudut……………………………………………7 Gambar 2.4 Kurva Modulus Young……………………………………………….18 Gambar 3.1Diagram Alir percobaan Modulus Young……………………………..11
  • 7. vii vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Lampiran A. Perhitungan (TNR 12, Spasi 1,5)...........................................................28 Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus.................................................32 B.1 Jawaban Pertanyaan..................................................................................32 B.2 Tugas Khusus ...........................................................................................35 Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan................................................................36 Lampiran D. Blanko Percobaan ..................................................................................38
  • 8. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya semua benda yang ada dialam semesta dapat mengalami perubahan bentuk apabila kepadanya diberikan suatu gayaMungkin saja setelah gaya dihilangkan, bentuk benda akan kembali ke bentuk semula namun ada ada juga yang bersifat permanen, artinya tetap pada bentuk yang baru.Salah satu karakter penting dari suatu material adalah elastisitas. Kelenturan suatu material adalah tergantung pada sifat keelastisitasan material tersebut. Setiap material yang diberikan sebuah gaya akan mengalami perubahan bentuk. Untuk tiap jenis perubahan bentuk benda kita akan mengenal sebagai tegangan, yang menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk. Selain itu, besaran yang perlu kita ketahui adalah regangan. Regangan merupakan besaran yang menunjukkan hasil perubahan bentuk serta modulus young young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Pada praktikum yang dilaksanakan ini bertujuan untuk untuk menentukan nilai modulus young pada berbagai jenis logam. Adapun penerapan modulus young dalam kehidupan sehari-hari adalah menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam pembangunan rumah, jembatan, dan sebagainya dengan sifat elastisitasnya. 1.2 Tujuan percobaan Adapun tujuan dilakukanna praktikum modulus young adalah untuk menentukan nilai modulus young pada berbagai jenis logam.
  • 9. 2 1.3 Batas Masalah Adapun batasan masalah pada praktikum modulus young terbagi menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu jenis logam yang digunakan dengan ukuran yang berbeda-beda dan variabel terikatnya yaitu nilai kelenturan yang didapat dari setiap penambahan serta pengurangan beban.
  • 10. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elastisitas Elastisitas merupakan suatu sifat yang dimiliki suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar dihilangkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pertambahan panjang atau pengurangan panjang benda. benda dapat dikatakan elastik sempurna artinya jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk dihilangkan maka benda akan kembali ke bentuk asalnya. Sifat dari elastik adalah lentur, fleksibel, dapat mengikuti bentuk dan tidak getas. Banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit elastiknya, dan apabila gaya-gaya dihilangkan, maka benda tersebut tidak kembali ke bentuk semula. Beberapa bahan mendekati sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan tidak ada kecenderungan untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat pelastik yakni getar, keras namun relatif mudah hancur dibanding benda pejal atau solid. Sebenarnya perbedaan antara sifat elastik dan pelastik hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi. Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen dan isotropik. Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai kerapatan sama. Sedangkan isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala arah. Dalam pembahasan sifat elastik pada benda perlu diasumsikan bahwa benda-benda tersebut mempunyai sifat-sifat berikut: 1. Homogen artinya setiap bagian benda mempunyai kerapatan yang sama. 2. Isotropik artinya pada setiap titik pada benda mempunyai sifat−sifat fisis yang sama ke segala arah. 3. Deformasi pada benda akan menyebabkan perubahan bentuk tetapi tidak ada perubahan volume tetapi benda yang mengalami kompresi akan terjadi perubahan volume tetapi tidak terjadi deformasi.
  • 11. 4 Ada 3 jenis perubahan bentuk yang dapat dialami benda bergantung pada arah dan letak kedua gaya yang diberikan, antara lain: 1. Regangan, yaitu: perubahan bentuk yang dialami benda akibat dua buah gaya yang sama besar bekerja berlawanan arah di masing−masing ujung benda dangan arah menjauhi benda. 2. Mampatan, yaitu: perubahan bentuk yang dialami suatu benda akibat adanya dua buah gaya yang sama besar bekerja dengan arah yang berlawanan pada masing−masing ujung benda dengan arah gaya mendekati titik pusat benda tersebut. 3. Geseran adalah perubahan bentuk yang terjadi akibat dua buah gaya yang sama besar bekerja pada masing−masing bidang sisi benda dengan arah yang berlawanan. 2.2 Tegangan Tegangan merupakan gaya yang dikenai pada suatu benda per satuan luas penampang. Tegangan dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah tegangan permukaan yaitu gaya yang dikerahkan ke bidang permukaan per satuan luas panjang. Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang yang diperlukan untuk memperluas permukaan. Simbol yang digunakan untuk tegangan permukaan adalah γ dan satuannya adalah dyne/cm. Tegangan permukaan atau tegangan antar muka adalah suatu gaya nyata yang efeknya tampak pada tingkat makroskopik seperti halnya pada tingkat molekuler. Hal ini dapat dilukiskan dengan meletakkan sebuah kerangka kawat dengan batang yang dapat bergerak dalam larutan energi per satuan luas jika kerja yangdiperlukan untuk memindahkan batang yang bergerak dengan suatu jarak kecil. Kebanyakan antar yang tercakup dalam sistem farmasetik berbentuk lengkung (Lachman, 1994). Tegangan dapat diformulasikan sebagai berikut
  • 12. 5 ……………………………………………...2.1 Dengan : ( atau Pa) F = gaya (N) A = luas penampang (m2) 2.3 Regangan Regangan merupakan perubahan bentuk akibat tegangan, diukur sebagai rasio perubahan dari sejumlah dimensi benda terhadap dimensi awal dimana perubahan terjadi. Jika suatu benda ditarik atau ditekan, gaya P yang diterima benda mengakibatkan adanya ketegangan antarpartikel dalam material yang besarnya berbanding lurus. Perubahan tegangan partikel ini menyebabkan adanya pergeseran struktur material regangan atau himpitan yang besarnya juga berbanding lurus. Karena adanya pergeseran, maka terjadilah deformasi bentuk material misalnya perubahan panjang menjadi L + ∆L (atau L - ∆L). Dimana L adalah panjang awal benda dan ∆L adalah perubahan panjang yang terjadi. Rasio perbandingan antara ∆L terhadap L inilah yang disebut strain (regangan) dan dilambangkan dengan “ε” (epsilon). Dengan demikian didapatkan rumus = …………………………………………..2.2 Dengan : : Regangan : perubahan panjang (m) : Panjang mula-mula (m) Regangan tidak memiliki satuan karena merupakan rasio dari besaranbesaran yang sama. Menurut Hooke regangan sebanding dengan tegangannya,
  • 13. 6 dimana yang dimaksud dengan regangan adalah persentase perubahan dimensi. Terdapat 3 macam regangan, yakni regangan panjang, regangan volume, dan regangan sudut : 2.3.1 Regangan Panjang Dengan panjang semula sewaktu tiada regangan 1o dan penambahan panjang Δ1 akibat tegangan, regangannya diberikan oleh Δ1/1o.Berdasarkan hukum Hooke ditulis: γ = (Δ1/1o)…………………………………..2.3 Dengan tetapan pembanding lurus γ yang dinamakan modulue lastisitas young Gambar 2.1 Percobaan Regangan Panjang 2.3.2 Regangan Volume Sudah tentu regangan volume yang dimaksud bukan penambahan volume melainkan pengerutan volum akibat penekanan. Untuk itu menurut hukum Hook dapat ditulis: B = (-ΔV/Vo)…………………………………2.4 Dengan B ialah apa yang disebut modulus ketegaran (modulus of rigidity) yang besarnya kurang lebih 1/3 modulus young.
  • 14. 7 Gambar 2.2 Percobaan Regangan Volume 2.3.3 Regangan Sudut Yang dimaksud dengan regangan sudut atau regangan luncuran sesudut фialah deformasi, yakni perubahan bentuk yang berkaitan dengan sudut luncuran. Berbeda dengan tegangan ataupun tekanan yang arahnya tegak lurus permukaan yang dikenainya, maka gaya luncuran F adalah pada arah meluncur sepanjang permukaan yang mengakibatkan timbulnya sudut luncuran. Sejalan dengan regangan-regangan lain, menurut hukum Hooke, dapat ditulis : Mф = F/A………………………………….2.5 Dengan A ialah luas`permukaan yang dikenai gaya luncuran dan M adalah apayang dinamakan modulus luncuran/Shear Modulus Gambar 2.3 Percobaan Regangan Sudut
  • 15. 8 2.4 Modulus Young Modulus young merupakan besaran yang menyatakan sifat elastis suatu bahan tertentu dan bahan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang atau kabel atau pegas yang bersangkutan mengalami perubahan akibat pengaruh beban. Konstanta k atau perbandingan gaya terhadap perpanjangan disebut konstanta gaya atau kekuatan pegas. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan Gambar 2.4. Kurva Modulus Young Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan regangan, disebut modulus young bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus young, semakin besar pula tegangan yang diperilakukan untuk regangan tertentu. Menentukan Modulus Young dari suatu bahan tidak terlepas dari sifat elastisitas suatu benda dan batas elastisnya. Modulus Young atau Modulus elastisitas di definisikan sebagai:
  • 16. 9 ……………………………………………..2.6 Jika nilai dan nilai kita masukan ke persamaan maka, ………………………………….2.7 Dengan : Y = Modulus Young (pascal) 1 Pa = 1 N/m2 Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda), tidak bergantung pada ukuran benda atau bentuk benda. Untuk percobaan elastisitas pada kawat, ketika kawat ditarik (direnggangkan) akan mengalami pemanjangan. Untuk itu diberikan rumus: …………………………………..2.8 Dengan : L = jarak vertical cermin terhadap angka pengukuran ∆X= defleksi (pembelokan) pengukuran dalam skala d = jarak dari cermin ke kawat.
  • 17. 10 Bila batas proporsional tidak dilampaui, perbandingan antara tegangan dengan regangan adalah konstan, dan hukum Hooke sama dengan pernyataan bahwa dalam batas proporsional, modulus elastik suatu bahan adalah tetap, tegantung hanya pada bahannya. Bila suatu bahan bertambah panjang karena tegangan tarik dalam arah tegak lurus pada arah tekanan bahan bertambah pendek sebanding dengan perubahan panjangnya. Bila w0 adalah lebar semula dan adalah perubahan lebarnya, maka didapatkan bahwa: ………………………………….2.9 merupakan tetapan tanpa satuan yang merupakan karakteristik dari bahan, disebut perbandingan Poisson. mempunyai harga antara 0,1 dan 0,3. Begitu pula dengan bahan yang mendapat tekanan dorong pada sisi-sisinya akan “membesar”, dan perubahan lebarnya diberikan lagi oleh persamaan diatas.
  • 18. BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Adapun diagram alir pada praktikum modulus young ini sebagai berikut Mulai Mempersiapkan semua alat dan bahan Merangkai alat dan bahan Mengukur panjang, lebar dan tebal logam Meletakkan balok pada penahan dan mengatur posisi Meletakkan beban penggantung pada pemegang beban kemudian tambahkan bebannya hingga meccapai massa maksimum Mengatur dial Indicator agar menyentuh permukaan logam namun jarum tetap berada di angka nol x
  • 19. 12 Memastikan bahwa meja yang digunakan tidak bergerak dan melepaskan beban secara perlahan Melepaskan satu beban, baca nilai yang terukur dan mencatat hasilnya Mengulangi langkah menggunakan balok berbeda dan melakukan pengukuran untuk 6 jenis balok Menilai berat beban dan tinggi lekukan balok harus berbanding lurus Melepaskan beban satu per satu, mencatat berat beban dan hasil pengukurannya x Data pengamatan Pembahasan Kesimpulan Selesai
  • 20. 13 Gambar 3.1 Diagram Alir percobaan Modulus Young 3.2 Prosedur Percobaan Adapun prosedur percobaan dalam praktikum modulus young sbagai berikut 1. Alat percobaan dirangkai. 2. Diukur panjang, lebar, dan tebal logam 3. Logam yang akan diukur diletakkan pada dudukan atau penumpu logam dan atur posisinya. 4. Beban penggantung dan oemegang beban diletakkan kemudian ditambhankan bebannya hingga mencapai massa maksimum 250 gram. 5. Dial indicator diatur agar menyentuh permukaan logam namun jarum jam tetap berada diangka nol 6. Beban satu per satu dilepaskan, berat beban dicabut dan hasil pengukurannya. 7. Pastikan meja yang digunakan tidak bergerak dan beban dilepaskan secara perlahan 8. Satu beban dilepaskan, diperhatikan bahwa lekukan penggantung beban akan naik dan dial indicator ditekan. Nilai yang terukur dibaca dan dicatat hasilnya. 9. Nilai berat beban dan tinggi lekukan balok harus berbanding lurus. 10. Langkah yang sama diulangi menggunakan logam yang berbeda. 3.3 Alat-Alat yang Digunakan Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum modulus young sebagai berikut : 1. Rel aluminium, panjang 600 mm 1 set. 2. Statif penyangga balok, besi, panjang 300 mm 1 set. 3. Batang rel aluminium 1 buah.
  • 21. 14 4. Indikator dengan dudukan (dapat digerakkan dan dapat dipasang)1 buah. 5. Beban bercelah 5 × beban 50 g 10 × beban 10 g 1 buah. 6. Penggantung beban dengan bukaan bentuk V 1 buah. 7. Logam yang diukur a. Baja 1 set. b. Aluminium 1 set. c. Kuningan 1 set. 1 set. 8. Jangka sorong 1 buah. 9. Dial indicator 1 buah.
  • 22. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Adapun hasil percobaan dari praktikum modulus young yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut : Percobaan A (Baja) Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Logam 1 2 3 Panjang, (m) 0,4 0,4 0,4 Lebar, (m) 2,04 x 10-2 2,02 x 10-2 2,02 x 10-2 Tinggi, (m) 1,42 x 10-3 1,58 x 10-3 1,57 x 10-3 Tabel 4.2 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young Massa Beban, m (kg) Berat, W (N) Pertambaha n Tinggi, H (m) Modulus young, Y (Pa) Modulus young, Y (G pa) Eror (%) 0,05 0,5 4,85 x 10-4 2,30467 x 1011 2,30467 x 102 9,746 % 0,10 1 10,2 x 10-4 2,1917 x 1011 2,1917 x 102 4,36 %
  • 23. 16 0,15 1,5 16,8 x 10-4 1,99601 x 1011 1,99601 x 102 4,9 % 0,20 2 23,1 x 10-4 1,93553 x 1011 1,93553 x 102 7,8 % 0,25 2,5 29,05 x 10-4 1,92387 x 1011 1,92387 x 102 8,3 % Rata-rata 2,07036 x 1011 207.0356 7.02 % Percobaan B (Alumunium) Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Logam 1 2 3 Panjang, (m) 0,3 0,3 0,3 Lebar, (m) 1,02 x 10-2 1 x 10-2 1 x 10-2 Tinggi, (m) 0,199 x 10-2 0,199 x 10-2 0,198 x 10-2 Tabel 4.4 Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young Massa Beban, m (kg) Ber at, W (N) Pertambahan Tinggi, H (m) Modulus young, Y (Pa) Modulus young, Y (G pa) Eror (%) 0,05 0,5 6,1 x 10-4 7,127 x 1010 71,27 1,81% 0,10 1 12.3 x 10-4 7,069 x 1010 70,69 0,98 % 0,15 1,5 18,7 x 10-4 6,97 x 1010 69,7 0,4 % 0,20 2 24,5 x 10-4 7,09 x 1010 70,9 1,2 %
  • 24. 17 0,25 2,5 31,9 x 10-4 6,81 x 1010 68,1 2,7 % Rata-rata 7,01 x 1010 70,132 1,418% 4.1.1 Ralat langsung Adapun ralat langsung dari praktikum Modulus Young sebagai berikut: Percobaan A Tabel 4.5 Ralat Langsung Panjang Logam A n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 0,4 0 0 0 0 0 0 0 2 0,4 0 0 3 0,4 0 0  0,4 0 0 0 Tabel 4.6 Ralat Langsung Lebar Logam A N Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 2,04 x 10-2 0,02 0,04 0,0016 0,026 0,034 170 % 0,02 ± 0,034 2 2,02 x 10-2 0.02 0,0004 3 2,02 x 10-2 0.02 0,0004  6,08 x 10-2 0 0,08 0,0024 Pn = 2,04 𝑥 10−2+ 2,02 𝑥 10−2+2,02 𝑥 10−2 3 = 0,02 P1 = 2,04 x 10-2 - 0,02 = 0,04
  • 25. 18 P2 = 2,02 x 10-2 - 0,02 =0.02 P3 = 2,02 x 10-2 - 0,02 = 0,02  =  𝑃 𝑛 = 0,08 3 = 0,026 SP = √ 0,0024 2 = 0,034 SR = 𝑆𝑃 𝑃𝑛 x 100% = 0,034 0,02 x 100%= 170 % Tabel 4.7 Ralat Langsung Tinggi Logam A n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 1,42 x 10-3 0,001 0,00042 1,764 x 10-7 0,00 052 0,00 064 64 % 0,001± 0,000 64 2 1,58 x 10-3 0,00058 3,364 x 10-7 3 1,57 x 10-3 0,00057 3,249 x 10-7  6,08 x 10-2 0 0,00157 8,377 x 10-7 Pn = 1,42 𝑥 10−3+ 1,58 𝑥 10−3+1,57 𝑥 10−3 3 = 0,001 P1 = 1,42 x 10-3 x 10-2 - 0,001 = 0,00042 P2 = 1,58 x 10-3 x 10-2 - 0,001= 0,00058
  • 26. 19 P3 = 1,57 x 10-33 - 0,001= 0,00057  =  𝑃 𝑛 = 0,00157 3 = 0,00052 SP = √ 8,377 x 10−7 2 = 0,00064 SR = 𝑆𝑃 𝑃𝑛 x 100% = 0,00064 0,001 𝑥 100% = 64 % Percobaan B Tabel 4.8 Ralat Langsung Panjang Logam B n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 0,3 0 0 0 0 0 0 0 2 0,3 0 0 3 0,3 0 0  0,12 0 0 0 Tabel 4.9 Ralat Langsung lebar Logam B n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 1,02 x 10-2 0,001 0,0002 4 x 10-8 6,67 x 10-5 0,0 006 4 6,4 % 0,001 ± 0,00 064 2 1 x 10-2 0 0 3 1 x 10-2 0 0  3,02 x 10-2 0 0,0002 4 x 10-8
  • 27. 20 Pn = 1,02 𝑥 10−2+ 1 𝑥 10−2+1 𝑥 10−2 3 = 0,01 P1 = 1,02 x 10-2 - 0,01= 0,0002 P2 = 1 x 10-2 - 0,01= 0 P3 = 1 x 10-2 - 0,01= 0  =  𝑃 𝑛 = 0,0002 3 = 6,67 x 10-5 SP = √ 84 x 10−8 2 = 0,00064 SR = 𝑆𝑃 𝑃𝑛 x 100% = 0,00064 0,01 𝑥 100% = 6,4 % Tabel 4.10 Ralat Langsung Tinggi Logam B n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP 1 0,199 x 10-2 0,0012 0,0007 9 6,241 x 10-7 0,0007 8 9,28 3 x 10-7 0, 07 7 % 0,001 2 ± ,283 x 10- 7 2 0,199 x 10-2 0,0007 9 6,241 x 10-7 3 0,198 x 10-2 0,0007 8 6,084 x 10-7  0,596x 10-2 0 2,36 x 10-3 1,8566 x 10-6 Pn = 0,199 𝑥 10−2+ 0,199 𝑥 10−2+0,198 𝑥 10−2 3 = 0,0012 P1 = 0,199 x 10-2 - 0,0012= 0,00079
  • 28. 21 P2 = 0,199 x 10-2 - 0,0012= 0,00079 P3 = 0,198 x 10-2 - 0,0012= 0,00078  =  𝑃 𝑛 = 2,36 x 10−3 3 = 0,00078 SP = √ 1,8566 x 10−6 2 = 9,283 x 10-7 SR = 𝑆𝑃 𝑃𝑛 x 100% = 9,283 x 10−7 0,0012 𝑥 100% = 0,077 % 4.1.1 Ralat Tidak Langsung Adapun ralat tidak langsung dari percobaan modulus young sebagai berikut - Percobaan A Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 1) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(0,5)),0,42 4(4,85) 𝑥 10−4(0,02026)(0.001523)3 = 1,7285 x 1012 GPa Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 0,5(0,4)3 4(4,85) 𝑥 10−4(0.001523)3 = 4,6 x 109 Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = 0,5(0,4)3 12(4,85) 𝑥 10−4(0,02026)0.0015232 = 1,1 x 108 GPa 2) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(1)),0,42 4(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3 = 1,64 x 1012 GPa Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 1(0,4)3 4((10,2 𝑥 10−4)(0.001523)3 = 4,4 x 109 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (1)0,43 12(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)0.0015232 = 1.01 x 108 GPa 3) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(1,5),0,42 4(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3 = 1,45 x 1012 GPa Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 1,5(0,4)3 4((16,8 𝑥 10−4) (0.001523)3 = 4,04 x 109 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (1,5)0,43 12(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2 = 1,01 x 108 GPa
  • 29. 22 4) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(2),0,42 4(23,1 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3 = 1,45 x 1012 GPa Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 2(0,4)3 4((23,1 𝑥 10−4)(0.001523)3 = 3,9 x 109 Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (2)0,43 12(23,1 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2 = 9,8 x 107 GPa 5) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(2,5),0,42 4(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)(0.001523)3 = 1,44 x 1012 GPa Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 3(0,4)3 4((29,05 𝑥 10−4)(0.001523)3 = 4,67 x 109 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (3)0,43 12(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)0.001523)2 = 1,17 x 108 GPa -Percobaan B 1) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(0,5),0,32 4(6,1 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,1 x 1011 GPa Y b = Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 0,5(0,3)3 4((6,1 𝑥 10−4)(0,00198)3 = 7,12 x 108 GPa Y t = Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (0,5)0,33 12(6,1 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,7 x 107 GPa 2) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(1),0,32 4(12,3 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,07 x 1011 GPa Y b = Y b = W𝐿3 4H𝑡3 = 1(0,3)3 4((12,3 𝑥 10−4)(0,00198)3 = 7,06 x 1011 GPa Y t = Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (1)0,33 12(12,3 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,6 x 107 GPa 3) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(1,5),0,32 4(18,7 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 6,9 x 1011 GPa Y b = = W𝐿3 4H𝑡3 = 1,5(0,3)3 4(18,7 𝑥 10−4)(0,00198)3 = 6,9 x 108 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (1,5)0,33 12(18,7 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,6 x 107 GPa 4) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(2),0,32 4(24,5 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,01 x 1011 GPa
  • 30. 23 Y b = = W𝐿3 4H𝑡3 = 2(0,3)3 4((24,5 𝑥 10−4)(0,00198)3 = 7,09 x 108 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = (2)0,33 12(24,5 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,68 x 107 GPa 5) Y L = 3W𝐿2 4Hb𝑡3 = 3(2,5),0,32 4(31,9 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 6,81 x 1011 GPa Y b = = W𝐿3 4H𝑡3 = 2,5(0,3)3 4(31,9 𝑥 10−4)(0,00198)3 = 6,8 x 108 GPa Y t = W𝐿3 12Hb𝑡2 = 2,5(0,3)3 12(31,9 𝑥 10−4 )(0,010)(0,00198)2 = 4,49 x 107 GPa 4.2 Pembahasan Pada percobaan modulus young yang pertama yaitu pada baja didapatkan data panjang rata-rata sebesar 0,7 m , lebar rata-rata sebesar 0.02026 m, dan tinggi rata- rata 0.001523 m. Untuk massa 0,05 kg didapatkan berat beban 0,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 230,04 GPa, massa 0,10 kg didapatkan berat beban 1 N serta dihasilkan Y sebesar 219,17 GPa, massa, massa 0,15 kg didapatkan berat beban 1,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 199 GPa, massa 0,20 kg didapatkan berat beban 2 N serta dihasilkan Y sebeesar 193,53 GPa, dan yang terakhir massa 0,25 kg didapatkan berat beban 2,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 192,3 GPa sedangkan nilai modulus young dari baja pada litelatur sebesar 210 GPa. Pada percobaan modulus young yang kedua yaitu pada alumunium didapatkan data panjang rata-rata sebesar 0,3 m, lebar rata-rata sebesar 0,010, dan tinggi rata-rata sebesar 0,00198. Untuk massa 0,05 kg didapatkan berat beban 0,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 71,27 GPa, Untuk massa 0,10 kg didapatkan berat beban 1 N serta dihasilkan Y sebeesar 70,69GPa, Untuk massa 0,15 kg didapatkan berat beban 1,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 69,7Gpa, Untuk massa 0,20 kg didapatkan berat beban 2 N serta dihasilkan Y sebeesar 70,9 Gpa, dan Untuk massa 0,25 kg didapatkan berat beban 2,5 N serta dihasilkan Y sebeesar 68,1 Gpa sedangkan nilai modulus young darui alumunium pada litelatur sebesar 70 Gpa. Perbedaan antara nilai modulus young yang didapatkan dari praktikum dengan nilai modulus young terdapat pada litelatur dihitung kembali untuk
  • 31. 24 menentukan persentase dari data tersebut. Data yang didapatkan pada baja untuk nilai Y sebesar 230,04 Gpa % erornya adalah 9,746 %, untuk nilai Y sebesar 219,17 GPa % erornya adalah 4,36%, untuk nilai Y sebesar 199 Gpa % erornya adalah 4,9%, untuk nilai Y sebesar 193,53 Gpa % erornya adalah 7,8 %, untuk nilai Y sebesar 192,387 Gpa % erornya adalah 8,3 %,. Data yang didapatkan pada alumunium untuk nilai Y sebesar 71,27 GPa, % erornya adalah 1,81 %, alumunium untuk nilai Y sebesar70,69GPa, % erornya adalah 0,98 %, untuk nilai Y sebesar 69,7, % erornya adalah 0,4 %, untuk nilai Y sebesar 70,9 Gpa, % erornya adalah 1,2 %, untuk nilai Y sebesar 68,1 Gpa, % erornya adalah 2,7 %. Perbandingan nilai modulus young yang didapatkan pada percobaan dengan nilai modulus young yang didapatkan pada litelatur selalu berbeda, hal tersebut terjadi pada kedua percobaan yaitu pada baja dan alumunium . berdasarkan % eror yang didapat pada baja % eror terbesar terjadi pada saat massa 0,05 kg yaitu 9,746 % dan pada alumunium % eror terbsar terjadi pada saat massanya 0,25 kg dengan % eror sebesar 2,7 %. Namun semua nilai yang dihasilkan hampir mendekati nilai pada litelatur. Banyak faktor yang meyebabkan perbedaaan nilai modulus young pada praktikum ini dengan yang ada pada litelatur, antara lain kurang rata dan bergesernya permukaan saat melakukan praktikum, kesalahan membaca hasil percobaan, kurang telitinya saat melakukan perhitungan modulus young saat menggunakan kalkulator dan tergesa-gesanya praktikan dan mungkin praktikan sedang bercanda saat melakukan percobaan. Kesalahan pada persen eror dapat disebabkan karena suhu pada ruangan yang menyakibatkan bahan semakin kaku dan lentur . Pada pratikum ini digunakan metode bending atau lenturan. bending adalah proses deformasi secara plastik dari logam terhadap sumbu linier dengan hanya sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan bantuan tekanan piston pembentuk dan cetakan (die). Sepotong besi dapat menjadi bengkok akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang disebut bending.namun tekanan yang dipakai pada praktikum ini menggunakan pemberat dengan masing-masing dengan massa 50 gram Pada praktikum ini terjadi fenomena pelenturan logam baja dan alumunium saat diletakkan pada titik tumpu lalu diberikan pemberat yang berbeda-beda. Terjadi tegangan yakni gaya yang bekerja pada permukaan seluas satu satuan berupa
  • 32. 25 pemberat yang diberikan pada logam tersebut lalu terjadilah regangan, pada percobaan ini terjadi regangan yaitu pertambahan tinggi pada lgam baja dan alumunium. Hubungan yang terjadi pada tegangan dan regangan adalah tegangan tidak mengubah nilai modulus young, tetapi regangan yang mengubah nilai modulus young karena tegangan mengalami pertambahan panjang. Jika pertambahan panjangnya besar maka nilai modulus young nya kecil. Baja terdiri dari sebagian besar campuran antara besi dan carbon Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength),namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). walaupun telah mencapai tegangan yang cukup tinggi. Modulus elastisitasnya sama untuk tarik dan tekan. Dalam keadaan murni aluminium terlalu lunak, terutama kekuatannya sangat rendah untuk dapat dipergunakan pada berbagai keperluan teknik. Kekuatan tarik pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat rendah dan Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil sehingga modulus elastisitannya rendah.
  • 33. 26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Nilai modulus young yang didapat pada baja adalah 230,467 GPa, 219,17 GPa, 199,601 GPa, 193,553 GPa, dan 192,387 GPa dengan nilai modulus Young yang ada pada litelatur adalah 210 GPa. 2. Nilai Modulus young yang didapat pada alumunium adalah 71,27 GPa, 70,69 GPa, 69,7 GPa, 70,9 GPa, dan 68,1GPa dengan nilai modulus young pada litelatur adalah 70 GPa. 5.2 Saran Adapun saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Teliti saat melakukan perhitungan dan jangan tergesa-gesa usahakan memasukan angka dengan lengkap termasuk angka dibelakang koma. 2. Pastikan permukaan meja datar saar praktikum supaya tidak terjadi kesalahan saat membaca pengukuran. 3. Catat hasil pengamatan dengan benar dan jangan sampai salah.
  • 34. 27 DAFTAR PUSTAKA [1]Tippler, A. Paul. Fisika Untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga. 1998 [2]Zemansky, Zears.Fisika Terapan Jilid I . Jakarta : Erlangga. 2005 [3]Ya, ga. Laporan Modulus Young. Academi.edu/17565009/laporan_modulus_young. https://www.academia.edu/17565009/laporan_modulus_young [4]Puteri, Fransiska. Laporan Fisika Modulus young. 2013. .slideshare.net. https://www.slideshare.net/fransiskaputeri/itp-uns-semester-1-laporan- fisika-modulus-young [5]Rizal, Hatmu. Laporan Praktikum Fisika Dasar I Acara II Modulus Young. academia.edu/18148199/Laporan_Praktikum_Fisika_Dasar_I_Acara_II_Modulu s_Young. https://www.academia.edu/18148199/Laporan_Praktikum_Fisika_Dasar_I_ Acara_II_Modulus_Young
  • 35. 28 Lampiran A PERHITUNGAN A Perhitungan Percobaan A -m = 0,05 kg Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 0,5(0,4)3 4(4,85 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 2,30467 x 1011 Pa = 2,30467 x 102 GPa - m = 0,10 kg Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 1(0,4)3 4(10,2 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 2,1917 x 1011 Pa = 2,1917 x 102 GPa - m = 0,15 kg Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 1,5(0,4)3 4(16,8 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 1,99601 x 1011 Pa = 1,99601 x 102 GPa - m = 0,20 kg Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 2(0,4)3 4(23.1 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 1,93553 x 1011 Pa = 1,93553 x 102 GPa - m = 0,25 kg Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 2,5(0,4)3 4(29,05 𝑥 10−4)(0,02026)(0,001523)3 = 1,92387 x 1011 Pa = 1,92387 x 102 GPa Rata- rata modulus young (Pa) pada logam percobaan A 𝑥̅= 2,30467 x 1011 + 2,1917 x 1011 +1,99601 x 1011 + 1,92387 x 1011 + 1,93553 x 1011 5
  • 36. 29 = 2,07036 x 1011 Pa Rata-rata Modulus Young (Gpa) pada logam percobaan A 𝑥̅= 2,30467 x 102 +2,1917 x 102 +1,99601 x 102 +1,93553 x 102 + 1,92387 x 102 5 = 207,0356 GPa Perhitungan Eror (%) Y literatur = 210 GPa -Y Percobaan : 1,44042 x 103 Eror (%) = | 210−2,30467 𝑥 102 210 |x 100% = 9,746 % - Y Percobaan : 1,36981 x 103 Gpa Eror (%) = | 210−2,1917 𝑥 102 210 |x 100% = 4,36 % - Y Percobaan : 1,24751 x 103 Gpa Eror (%) = | 210−1,99601 𝑥 102 210 |x 100% = 4,9 % - Y Percobaan : 1,2097 x 103 Gpa Eror (%) = | 210−1,93553 𝑥 102 210 |x 100% = 7,8 % - Y Percobaan: 1,20242 x 103 Gpa Eror (%) = | 210−1,92387 𝑥 102 210 |x 100% = 8,3 %
  • 37. 30 Perhitungan Percobaan B -m= 0,05 Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 0,5(0,3)3 4(6,1 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,127 x 1010 = 71,27 - m =0,10 Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 1(0,3)3 4(12,3 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,069 x 1010 =70,69 - m = 0,15 Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 1,5(0,3)3 4(18,7 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 6,97 x 1010 = 69,7 -m = 0,20 Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 2(0,3)3 4(24,5 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 7,09 x 1010 = 70,9 -m =0,25 Y= 𝑊𝐿3 4𝐻𝑏𝑡3 = 2,5(0,3)3 4(31,9 𝑥 10−4)(0,010)(0,00198)3 = 6,81 x 1010 = 68,1 Rata-rata Modulus Young (pa) pada logam percobaan B 𝑥̅= 7,127 x 1010 +7,069 x 1010 +6,97 x 1010 + 7,09 x 1010 + 6,81 x 1010 5 = 7,01 x 1010 Pa
  • 38. 31 Rata-rata Modulus Young (GPa) pada logam percobaan B 𝑥̅= 71,27+70,69+69,7+70,9+68,1 5 = 70,132 GPa -Perhitungan Eror (%) -Y Litelatur = 70 Gpa -Y Percobaan = 71,27 Eror (%) = | 70−71,27 70 |x 100% = 1,81 % -Y Percobaan= 70,69 - Eror (%) = | 70−70,69 70 |x 100% = 0,98 % -Y Percobaan= 69,7 - Eror (%) = | 70−69,7 70 |x 100% = 0,4 % -Y Percobaan= 70,9 - Eror (%) = | 70−70,9 70 |x 100% = 1,2 % -Y Percobaan= 68,1 Eror (%) = | 70−68,1 70 |x 100% = 2,7 %
  • 39. 32 LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAN DAN TUGAS KHUSUS B.1 Jawaban Pertanyaan 1. Jelaskan fungsi grafik tegangan-regangan serta pristiwa necking baik secara mikroskopis maupun secara makroskopis yang terdapat pada grafik teganagn-regangan tersebut ! Fungsi grafik tegangan-regangan adalah mengetahui dimana deformasi elastis dan plastis terjadi. Bila masih dalam daerah elastis, maka modulus elastisitas masih berlaku. Namun, bila sudah mengalami deformasi plastis, maka modulus elastisitas tidak berlaku lagi. Necking adalah deformasi tarik dimana sejumlah besar regangan melokalisasi secara tidak proporsional di wilayah yang kecil Atau pengecilan setempat yang terjadi pada logamakibat adanya uji tarik. 2. Seutas kawat baja memiliki panjang 8 m dan luas penampang 6 × 10−6 m2 . Modulus elastis baja 2 × 1011 N/m2 . Sebuah gaya dikerjakan untuk menarik kawat itu sehingga bertambah panjang 0,4 m. Hitung gaya tarik itu! L= 8 m A= 6 x 10-6 m2 Y= 2 x 1011 N/m2 ∆L = 0,4 m
  • 40. 33 Y= 𝐹 𝐴 𝑥 𝐿 ∆𝐿 2 x 1011 = 𝐹 6 x 10−6 𝑥 8 0,4 F= 6 x 10 4 J 3. Bagaimana perbedaan grafik tegangan–regangan antara bahan logam, polimer, dan keramik ? Grafik Tegangan- Regangan Logam Grafik Tegangan- Regangan polimer Grafik Tegangan- Regangan Keramik
  • 41. 34 4. Untuk keamanan dalam mendaki, seorang pendaki gunung menggunakan sebuah tali nilon yang panjangnya 80 m dan tebalnya 4,0 cm. Ketika menopang pendaki yang bermassa 100 kg, tali bertambah panjang 1,8 m. Tentukan modulus elastisitas nilon tersebut! (Gunakan 𝜋 = 3,14 dan g = 9,8 m/s2) L= 80 m m= 100 kg ∆L= 1,8 m d= 1/2 x 4 x 10-2 = 2 x 10-2 m A = πr2= 3,14 (2 x 10-2)2 = 1256 x 10-6 m2 Y= 𝐹 𝐴 𝑥 𝐿 ∆𝐿 = 100 𝑥 9,8 1256 𝑥 10−6 𝑥 80 1,8 = 0,7 x 108 Pa 5.Buktikan penurunan rumus pada persamaan (5.4) ! Rumus tersebut, yaitu menentukan pelenturan Y(x) ditengah Logam 𝑑2(𝑥) 𝑥 = 𝑀 𝐸𝐼 = 𝐹𝑥 𝐸𝐼 dimana nilai I = 1/12 b𝐻3
  • 42. 35 Momen Lentur (M) = F. X Integralkan dua kali persamaan diatas 𝑑 𝑌(𝑥) 𝑥 = 𝐹 𝐸𝐼 ∫ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹𝑥2 2𝐸𝐼 + 𝑑𝑌(𝑥) 𝑑𝑥 x =0 = 𝐹𝑥2 2𝐸𝐼 Dengan menganggap batang tidak miring pada titik tumpu( lurus di titik tumpu) maka turunan y (x) di x = 0, Di titik tumpu batang tidak terlentur, artinya Y(x)= yYL) =0 Y(x)= 𝐹 2𝐸𝐼 ∫ 𝑥2 𝑑𝑥 = 𝐹 2𝐸𝐼 + ( 𝑥3 3 ) = 𝐹𝑥3 6𝐸𝐼 Batas integral adalah dari titik tumpu pertama (x=0) sampai titik gantung beban (x=1/3L) maka : DY(x’)= 𝐹 2𝐸𝐼 ∫ 𝑥2 𝑑𝑥 1/2 0 = 𝐹𝑥3 6𝐸𝐼 0 1/2𝐿 = 𝐹𝐿3 48𝐸𝐼 Dengan memasukan nilai I maka : Y(x) = 𝐹𝐿3 48𝐸𝐼 = 𝐹𝐿3 48𝐸𝑏𝐻3 Sesuaikan dengan persamaan awal Y(x) = 𝐹𝐿3 48𝐸𝑏𝐻3 B.2 Tugas Khusus
  • 43. 36 LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN Gambar C.1 Balok Logam Gambar C.2 Batang Real Alumunium Gambar C.3 Beban Bercelah Gambar C.4 Dial Indicator
  • 44. 37 Gambar C.5 Jangka Sorong Gambar C.6 Mikrometer Sekrup Gambar C.7 Penggantung Beban Gambar C.8 Rel Alumunium Gambar C.9 Statif Penyangga Balok
  • 45. 38 LAMPIRAN D BLANKO PERCOBAAN DATA PRAKTIKAN NAMA MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA NIM / GRUP 3334200010/C3 JURUSAN TEKNIK METALURGI REKAN Afif Rizky Tri Nugroho; 3334200033 Miftahul Jannah Ardani; 3334200064 Rafi Nurdwi Raharjo; 3334200081 TGL. PERCOBAAN 12 MARET 2021 PERCOBAAN A Baja Tabel A Data Hasil Pengukuran Logam 1 2 3
  • 46. 39 Panjang, (m) 0,4 0,4 0,4 Lebar, (m) 2,04 x 10-2 2,02 x 10-2 2,02 x 10-2 Tinggi, (m) 1,42 x 10-3 1,58 x 10-3 1,57 x 10-3 Tabel B Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young Massa Beban, m (kg) Berat, W (N) Pertambaha n Tinggi, H (m) Modulus young, Y (Pa) Modulus young, Y (G pa) Eror (%) 0,05 0,5 4,85 x 10-4 2,30467 x 1011 2,30467 x 102 9,746 % 0,10 1 10,2 x 10-4 2,1917 x 1011 2,1917 x 102 4,36 % 0,15 1,5 16,8 x 10-4 1,99601 x 1011 1,99601 x 102 4,9 % 0,20 2 23,1 x 10-4 1,93553 x 1011 1,93553 x 102 7,8 % 0,25 2,5 29,05 x 10-4 1,92387 x 1011 1,92387 x 102 8,3 % Rata-rata 2,07036 x 1011 207.0356 7.02 %
  • 47. 40 Percobaan B Alumunium Tabel C Pengukuran Logam 1 2 3 Panjang, (m) 0,3 0,3 0,3 Lebar, (m) 1,02 x 10-2 1 x 10-2 1 x 10-2 Tinggi, (m) 0,199 x 10-2 0,199 x 10-2 0,198 x 10-2 Tabel D Pengukuran dan Perhitungan Modulus Young Massa Beban, m (kg) Ber at, W (N) Pertambahan Tinggi, H (m) Modulus young, Y (Pa) Modulus young, Y (G pa) Eror (%) 0,05 0,5 6,1 x 10-4 7,127 x 1010 71,27 1,81% 0,10 1 12.3 x 10-4 7,069 x 1010 70,69 0,98 % 0,15 1,5 18,7 x 10-4 6,97 x 1010 69,7 0,4 % 0,20 2 24,5 x 10-4 7,09 x 1010 70,9 1,2 % 0,25 2,5 31,9 x 10-4 6,81 x 1010 68,1 2,7 % Rata-rata 7,01 x 1010 70,132 1,418% Suhu ruang awal = 23℃
  • 48. 41 Suhu ruang akhir = 21,5℃ Sikap barometer awal = 256 mmHg Sikap barometer akhir= 756 mmHg