SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
1.2 Dasar Teori
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil
konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan
satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas,
artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan
dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi.
1. Pengukuran Cara Statis
Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur
bentuknya (kontinue) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur
perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat
contohnya pada balok dan silinder.
a. Balok
Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan
tinggi dari balok itu sehingga :
2
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa
benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga :
Dengan : v = volume benda
b. Silinder
Volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan panjang
silinder itu sehingga:
Dengan;
d = diameter silinder
t = tinggi silinder
r = jari-jari silinder
Untuk menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa
benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga:
Dengan : v = volume silinder
Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
2. Pengukuran Secara Dinamis
Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda
pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmides :
setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat
gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang
dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan
hukum Archimides.
Menghitung volume pada benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur
volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa
air sehingga :
Vbalok = p x l x t
Vsilinder = π r2.t
3
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat
dirumuskan:
Dengan ;
ρ = massa jenis (Kg/m3)
M = massa zat (Kg)
V = volume zat (m3)
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan
timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan
alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan
memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu
tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur
langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat
cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung
atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).
V = Mu – Ma
ρ = m/v
4
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Mengukur merupakan yaitu proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
besaran tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang
berbeda kita mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula.
Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah:
a. Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala
panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala
pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama
vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli
teknik berkebangsaan Prancis.
Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala
nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga
beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Gambar. Jangka sorong
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong
tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan
panjang benda sampai nilai 10 cm.
b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan
mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter
kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala
panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang
yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
5
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala
noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50
× 0,5 mm atau 0,01 mm.
Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat
yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Gambar. Mikrometer sekrup
c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap
benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah
kilogram (kg).
Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain,
neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan,
dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-
beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan.
Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan
sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang
memuat angka ratusan.
gambar neraca teknis
6
d. Bejana Gelas untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes
e. Thermometer untuk mengukur suhu ruangan
f. Benda-benda yang diiukur (balok aluminium, silinder besi, dan kunci)
g. Bangku penumpu
h. Kalkulator untuk menghitung hasil dalam perkalian, pembagian, penjumlahan serta
pegurangan
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Metode Percobaan
Metode yang dilakukan dalam percobaan kali ini menggunakan cara statis dan cara
dinamis:
a. Cara Statis
1. Ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan.
2. Buatlah hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri.
3. Ukurlah tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti no.1.
4. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
5. Catatlah suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
6. Ukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing
penyimpangan.
b. Cara Dinamis
1. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2. Timbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis.
3. Timbanglah sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya
dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar
bejana.
4. Catatlah suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5. Ulangilah seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain
Pengukuran pada balok aluminium, silinder besi, dan kunci bertujuan untuk mencari
massa dan volume benda tersebut. Berikut pengukuran yang dilakukan:
a. Percobaan I (Mencari Volume dan Massa Balok)
Balok yang diukur adalah balok alumunium. Teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur rusuk-rusuk kubus tersebut menggunakan jangka sorong dan milimeter
sekrup. Masing-masing pengukuran rusuk tiap kubus diulang 3 kali. Sedangkan
untuk pengukuran massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali.
b. Percobaan II (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder)
Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan
8
micrometer skrup. Masing-masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 3 kali.
Sedangkan pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja.
c. Percobaan III (Mencari Volume dan Massa Kunci)
Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu. Pengukuran volume dilakukan
dengan menggunakan bejana gelas dan cairan. Dan untuk mengetahui massa
dilakukan dengan menggunakan neraca.
9
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Pengamatan
Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2016
Nama Asisten : 1. Desi A
2. Puri Indah. J
3. Indra L
4. Nurul M
Nama Mahasiswa : 1. Nenna septiani Nrp. : 0661 16 079
2. Widya Fitriyani Nrp. : 0661 16 095
3. Oktaviani W.L Nrp. : 0661 16 105
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%)
Sebelum percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 64 %
Sesudah percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 68 %
Cara Statis
1. Balok : Alumunium
Massa : 13 gram
No P (cm) l (cm) t (cm) v (cm3) 𝝆 (
𝒈𝒓
𝒄𝒎⁄ 3)
1 3,07 cm 1,52 cm 0,998 cm 4,657 cm 2,791
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
2 3,06 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,667 cm 2,785 𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
3 3,07 cm 1,54 cm 0,997 cm 4,713 cm 2,758
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
𝒙 3,066 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,679 cm 2,778
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
∆𝒙 0,00336 cm 0,00577 cm 0,00040 cm - -
10
Ketelitian = 1 -│
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
│ × 100 %
= 1 -│
2,7−2,778
2,7
│×100 %
= ( 1 – 0,28888 ) ×100 % = 97,11 %
2. Silinder : Besi
Massa : 38,9 gram
No. t (cm) D (cm) r (cm) v (cm3) 𝝆 (
𝒈𝒓
𝒄𝒎⁄ 3)
1 2,85 cm 1,544 cm 0,772 cm 6,908 cm3
5,645
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
2 2,85 cm 1,547 cm 0,774 cm 6,926 cm3
5,630
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
3 2,86 cm 1,546 cm 0,773 cm 6,941 cm3
5,618
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
𝒙 2,853 cm 1,545 cm 0,773 cm 6,925 cm3
5,631
𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
∆𝒙 0,001cm 0,00057 cm 0,0033 cm -
Ketelitian= 1 -│
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
│ × 100 %
= 1 -│
7,8−5,631
7,8
│×100 %
= (1 – 0,0278 ) × 100 %
= 0,7218x100%
= 72,18%
Cara Dinamis
1. Kunci : Besi
Massa : 13,2 gram
No m udara (gram) m air (gram) v (cm3) 𝝆 (
𝒈𝒓
𝒄𝒎⁄ 3)
1 13,5 gram 11,45 gram 2,05 cm3
6,58 𝑔𝑟
𝑐𝑚⁄ 3
11
4.2 Perhitungan
1. Balok alumunium dengan massa (m) 13 gram
 Percobaan 1 :
Pada percobaan pertama didapatkan
P= 3,07 cm L= 1,52 cm T= 0,998 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=
𝑚
𝑉
V= 3,07x1,52x0,998 ρ=
13
4,657
V= 4,657 cm³ ρ= 2,791 g/cm³
 Percobaan 2 :
Pada percobaan kedua didapatkan
P= 3,06 cm L=1,53 cm T=0,997 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=
𝑚
𝑉
V=3,06x1,53x0,997 ρ=
13
4,667
V=4,667 cm³ ρ=2,785 g/cm³
 Percobaan 3 :
Pada percobaan ketiga didapatkan
P=3,07 cm L=1,54 cm T=0,997 cm
Maka :
V=PxLxT ρ=
𝑚
𝑉
V=3,07x1,54x0,997 ρ=
13
4,713
V=4,713 cm³ ρ=2,758 g/cm³
 x dan ∆x pada panjang
x=
3,07+3,06+3,07
3
= 3,066 cm
∆x=√
(3,066 −3,07)2
+(3,066−3,06)²+(3,066−3,07)²
3(3−1)
∆x= 0,00336
12
 x dan ∆x pada lebar
x=
1,52+1,53+1,54
3
= 1,53 cm
∆x=√
(1,53−1−52)2
+(1,53−1,53)²+(1,53−1,54)²
3(3−1)
∆x=0,00577 cm
 x dan ∆x pada tinggi
x=
0,998+0,997+0,997
3
= 0,997 cm
∆x=√
(0,997−0,998)2
+(0,997−0,997)²+(0,997−0,997)²
3(3−1)
∆x=0,000408 cm
2. Silinder besi dengan massa (m) 39 gram
 Percobaan 1 :
Pada percobaan pertama didapatkan
D=1,544 cm r =
𝐷
2
=
1,544
2
= 0,772 cm t=2,85 cm
Maka :
V=πr²t ρ=
𝑚
𝑉
V=3,14x(0,772)²x2,85 ρ=
39
6,908
V=6,908 cm³ ρ=5,645 g/cm³
 Percobaan 2 :
Pada percobaan kedua didapatkan
D=1,547 cm r =
𝐷
2
=
1,547
2
= 0,774 cm t=2,85 cm
Maka :
V=πr²t ρ=
𝑚
𝑉
V=3,14x(0,774)²x2,85 ρ=
39
6,926
V=6,926 cm³ ρ=5,630 g/cm³
13
 Percobaan 3 :
Pada percobaan ketiga didapatkan
D=1,546 cm r =
𝐷
2
=
1,546
2
= 0,773 cm t=2,86 cm
Maka :
V=πr²t ρ=
𝑚
𝑉
V=3,14x(0,78)²x2,86 ρ=
39
6,941
V=6,941 cm³ ρ=5,618 g/cm³
 x dan ∆x pada diameter
 x=
1,544+1,547 +1,546
3
= 1,545 cm
 ∆x=√
(1,545−1,544)2
+(1,545 −1,547)²+(1,545−1,546)²
3(3−1)
 ∆x=0,001 cm
 x dan ∆x pada jari-jari
x=
0,772+0,774+0,773
3
= 0,773 cm
∆x=√
(0,773 −0,772)2
+(0,773 −0,774)²+(0,773−0,773)²
3(3−1)
∆x=0,00057
 x dan ∆x pada tinggi
x=
2,85+2,85+2,86
3
= 2,853 cm
∆x=√
(2,853 −2,85)2
+(2,853−2,85)²+(2,853−2,86)²
3(3−1)
∆x=0,0033 cm
Perhitungan dengan menggunakan metode dinamis
1. kunci dengan mᵤ 13,5 gram dan mₐ 11,45 gram
V= mᵤ- mₐ ρ=
𝑚
𝑉
V=13,5-11,45 ρ=
13,5
2,05
V=2,05 cm³ ρ=6,58 g/cm³
14
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada pengukuran lebar
dianjurkan untuk menggunakan mikrometer skrup daripada menggunakan jangka sorong,
karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01
milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka
mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur
panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah
satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Kelompok kami melakukan kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak tepat
tegak lurus di atas jarum., salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat
dan karena terburu-buru sehingga keseriusan pengamat terganggu.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
besar ini yaitu:
1. Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur.
2. Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan.
3. Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca.
4. Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data.
5. Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana untuk mengecek kebenaran hasil
ukuran.
Ketelitian juga berhubungan dengan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam
hasil pengukuran. Makin banyak angka desimal dalam suatu hasil pengukuran, makin teliti
pengukuran tersebut. Sebagai contoh, hasil ukur 3,45 cm lebih presisi dibandingkan dengan
3,5 cm.
Dari hasil percobaan, pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berulang. Jadi
perlu dilakukan perhitungan rata-rata dari semua hasil pengukuran. Yaitu rata-rata panjang,
15
lebar, dan tinggi untuk balok, rata-rata diameter untuk silinder, dan rata-rata massa untuk
balok dan silinder.
Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok alumunium didapatkan data
ukuran Panjang, lebar dan tinggi, serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui balok alumunium massa benda = 13 gram
Volume = p x l x t Massa Jenis = massa / volume
Percobaan 1 = 3,07 x 1,52 x 0,998 = 13 / 4,657
= 4,657 cm3 = 2,791 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,06 x 1,53 x 0997 = 13 / 4,667
= 4,667 cm3 = 2,785 gr/cm3
Percobaan 3 = 3,07 x 1,54 x 0,997 = 13 / 4,713
= 4,713 cm3 = 2,758 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis benda rata-rata data sebesar 2,778
gr/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1 − │
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
│ x 100%
= 1 − │
2,7−2,778
2,7
│x 100 %
= 1 − 0,28888 x 100 %
= 97,11 %
Dalam perhitungan balok yang kita dapatkan saat mencari volume dan massa jenis benda
sesuai dan pada saat perhitungan nilai ketelitian pun sesuai.
Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran
Panjang, diameter, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 39 gram
Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume
Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 6,908
= 6,908 cm3 = 5,645 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 6,926
= 6,926 cm3 = 5,630 gr/cm3
16
Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 6,941
= 6,941 cm3 = 5,618 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 5,631 g/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1 − │
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
100%
= 1 − │
7,8−7,5,631
7,8
│x 100 %
= 1 − 0,0278 x 100 %
= 0,7218x 100 %
= 72,18 %
Dalam perhitungan silinder terjadi kesalahan saat pengukuran dan saat pencarian volume
tidak dipangkatkan 2 pada penghitungan jari-jari sehingga masa jenis dan nilai ketelitian yang
kita dapatkan salah. Seharusnya pada saat volume jari-jari dipangkatkan 2. Sehingga
mendapatkan hasil sebagai berikut:
Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume
Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 5,333
= 5,333 cm3 = 7,312 gr/cm3
Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 5,361
= 5,361 cm3 = 7,274 gr/cm3
Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 5,366
= 5,366 cm3 = 7,267 gr/cm3
Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis rata-rata data sebesar 7,284 g/cm3 dan
volume benda 5,353 g/cm3
Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ketelitian = 1 − │
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
100%
= 1 − │
7,8−7,284
7,8
│x 100 %
= 1 − 0,06615 x 100 %
= 0,93385x 100 %
= 93,385 %
17
Berdasarkan Percobaan ketiga yang dilakukan pada benda kunci didapatkan data ukuran
volume, massa udara dan massa air. Dapat diperkirakan bahwa kunci terbuat dari bahan
campuran logam yang memiliki massa jenis lebih rendah dari besi dan kuningan.
18
BAB VI
KESIMPULAN
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan
pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut.
Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif
berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut. Pengukuran harus
dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil
pengukuran meminimalisirkan kesalahan.
Hasil Pengukuran dapat dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar mudah dalam
melakukan perhitungan dan menghindari terjadinya kesalahan. Percobaan pada balok
aluminium menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar 97,11% dan bahkan
besi silinder sebesar 93,39%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci
didapatkan data sebesar 6,58 gram/cm3.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
 Untuk pengukuran volume suatu benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
statis dan cara dinamis sesuai dengan bentuk dan sifat benda (elastis atau tidak
elastis).
 Pengukuran dengan cara statis tingkat ketelitiannya lebih besar daripada cara
dinamis karena cara statis hanya dilakukan untuk pengukuran benda berbentuk
beraturan, sedangkan cara dinamis dilakukan untuk pengukuran benda yang
berbentuk tidak beraturan
 Untuk mengukur benda yang bentuknya beraturan dapat dengan metode statis,
sedangkan untuk benda yang memiliki bentuk tidak beraturan menggunakan metode
dinamis dengan hukum arcimedes.
19
TUGAS AKHIR
1. Berikanlah keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
2. melainkan dengan micrometer skrup?
3. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%?
4. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
5. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
6. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
7. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!
8. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu 0C, langkah 6!
9. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!
Jawaban :
1. Fungsi utama dari mikrometer skrup adalah untuk mengukur ketebalan suatu benda hal
ini karena mikrometer dirancang untuk melakukan pengukuran hingga ketelitian yang
amat kecil, sangat cocok untuk mengukur tebal suatu benda yang memiliki ukuran yang
amat kecil sehingga diperlukan suatu alat dengan ketelitian yang memadai juga. Untuk
mengukur ketebalan benda yang tidak lebih dari 2,5 cm digunakan micrometer skrup,
karena tingkat ketelitiannya lebih baik, yaitu 0,01 milimeter.
2. Tidak, karena pada tingkat ketelitian 1% massa tali tersebut mempengaruhi ketelitian
pengukuran
3. Cara Statis
Balok Alumunium dengan massa 13 gram
P=3,07 cm L=1,52 cm T=0,998 cm
V=PxLxT
V=3,07x1,52x0,998
V=4,657 cm³
Silinder besi dengan massa 39 gram
D=1,544 cm r=0,772 cm t=2,85 cm
V=πr²t
V=3,14x(0,772)²x2,85
V= 5,333 cm³
20
Cara dinamis
Kunci dengan massa di udara (mᵤ) 13,5 gram dan massa di dalam air (mₐ) 11,45 gram.
V= mᵤ- mₐ
V=13,5-11,45
V=2,05 cm³
4. Menurut data pengamatan kelompok kami menunjukan dengan cara statis-lah keakuratan
percobaan hampir mencapai angka 90% ke atas karena memakai alat bantu ukur yang
ketelitiannya signifikan berbeda jika dibanding dengan cara dinamis yang data
pencariannya tergantung dari pengamatan orang yang melakukan percobaan, terlebih lagi
melalui cara dinamis banyak halangan yang selalu muncul, mulai dari angin yang
mempengaruhi dalam kegiatan penimbangan benda, keefektifan alat, dan lain-lain
5. Massa jenis.
Pada percobaan pengukuran balok aluminium, silinder besi dan kunci menggunakan cara
statis yaitu cara dari perhitungan massa yang didapat dibagi dengan volume yang didapat
dari percobaan. Dengan rumus : ρ =
𝑚
𝑣
Diketahui : Massa benda : m balok alumunium= 13 gram v
m silinder besi = 39gram v
m-udara kunci = 13,5 gram
vbalokalumunium= 4,657cm3
vsilinder besi = 5,333 cm3
v kunci besi = 2,05 cm3
Ditanyakan : Massa jenis ?
Jawab :
1. Massa jenis balok kuningan
Menggunakan cara statis
ρ =
𝑚
𝑣
→ ρ =
13 𝑔𝑟
4,657 𝑐𝑚3
= 2,791
𝑔𝑟
𝑐𝑚3⁄
2. Massa jenis silinder besi
Menggunakan cara statis
ρ =
𝑚
𝑣
→ ρ =
39 𝑔𝑟
5,333 𝑐𝑚3
= 7,312
𝑔𝑟
𝑐𝑚3⁄
3. Massa jenis kunci besi
Menggunakan cara dinamis
21
ρ =
𝑚𝑢
𝑣
→ ρ =
13,5 𝑔𝑟
2 ,05 𝑐𝑚3
= 6,58
𝑔𝑟
𝑐𝑚3⁄
6. Dari hasil pengamatan percobaan maka akan didapatkan nilai ketelitianya, sesuai data
pengamatan maka kami simpulkan :
a. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis balok , kami dapat menentukan
tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ alumunium 2,7 gr/cm3 adalah :
Lit= 1-|
2,7−2,778
2,7
| x 100%
= ( 1-0,28888 ) x 100%
= 97,11 %
Nilai ketelitiannya mendekati nilai ρ kuningan dalam literature, Maka dengan hasil
ketelitian = 97,11 % dapat dipastikan benda terbuat dari bahan alumunium
b. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis silinder, kami dapat menentukan
tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ besi 7,8 gr/cm3 adalah :
Lit= 1-|
7,8−7,284
7,8
|x 100%
= ( 1-0.0661 ) x 100%
= 93,39 %
Nilai ketelitiannya mencapai 93,5% mendekati dengan ρ literature besi, Maka
dapat disimpulkan benda tesebut 93,5% terbuat dari besi.
Kunci terbuat dari tembaga karena massa Jenis Kunci Tidak Sebanding dengan
Massa Jenis benda seperti balok aluminium dan slinder besi.
7. Dikarenakan perubahan suhu tidak mengalami kenaikan dan penurunan, maka
perhitungan pengukuran benda tidak berpengaruh apapun terhadap jalannya percobaan .
8. Selain cara statis yaitu dengan cara mengukur volume benda dengan rumus bangun
ruang, ada pula cara dinamis dengan cara mencelupkan benda padat kedalam wadah
yang berisi air dan sudah diketahui volume awal air tersebut, maka ketika benda tersebut
dicelupkan akan ada perubahan volume. Untuk mengetahui volume benda tersebut
𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 - 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙. Cara ini memiliki syarat yaitu bentuk benda tidak beraturan, contohnya
terdapat pada kunci.
22
Daftar Pustaka
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan
Giancoli. C. 2001. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga
http://www.slideshare.net/Farrrsa/teori-ketidakpastian
http://fisikazone.com/ketidakpastian-pengukuran/

More Related Content

What's hot

Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Rezki Amaliah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERMUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.umammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibelumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hookeumammuhammad27
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaIndah Fitri Hapsari
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegasyudhodanto
 

What's hot (20)

Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum hooke
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Laporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimiaLaporan kimia dasar ia termokimia
Laporan kimia dasar ia termokimia
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan PegasLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Tetapan Pegas
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNGLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODULUS YOUNG
 

Similar to Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padatyudhodanto
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatNurul Hanifah
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)GGM Spektafest
 
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxIPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxShelvyOkvia1
 
P1 Pengukuran Kinanti
P1 Pengukuran Kinanti P1 Pengukuran Kinanti
P1 Pengukuran Kinanti ruy pudjo
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 
Pengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanPengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanbilly ferdian
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfNurMahmudah14
 
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxIPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxSaefulMumin3
 

Similar to Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian (20)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda PadatLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
 
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padatLaporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
Laporan praktikum fisika dasar pengukuran dasar benda padat
 
Bab 1.pptx
Bab 1.pptxBab 1.pptx
Bab 1.pptx
 
Sains .pptx
Sains .pptxSains .pptx
Sains .pptx
 
Laporan pengukuran
Laporan pengukuranLaporan pengukuran
Laporan pengukuran
 
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
Pengukuran Dasar Pada Benda Padat (M1)
 
PENGUKURAN
PENGUKURANPENGUKURAN
PENGUKURAN
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxIPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
 
Besaran dan satuan
Besaran dan satuanBesaran dan satuan
Besaran dan satuan
 
Laporan fisika dasar 1 a1
Laporan fisika dasar 1 a1Laporan fisika dasar 1 a1
Laporan fisika dasar 1 a1
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
Lks pengukuran
Lks pengukuranLks pengukuran
Lks pengukuran
 
P1 Pengukuran Kinanti
P1 Pengukuran Kinanti P1 Pengukuran Kinanti
P1 Pengukuran Kinanti
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan SatuanPengukuran, Besaran, dan Satuan
Pengukuran, Besaran, dan Satuan
 
Pengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuanPengukuran, besaran dan satuan
Pengukuran, besaran dan satuan
 
Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1Rpp fis 1.1
Rpp fis 1.1
 
rpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdfrpp besaran dan satuan.pdf
rpp besaran dan satuan.pdf
 
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptxIPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
IPA Kelas 7 Bab 1 Besaran dan Pengukuran.pptx
 

More from Widya arsy

Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Widya arsy
 
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautWidya arsy
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarWidya arsy
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama HidrostatisLaporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama HidrostatisWidya arsy
 
LAPORAN PRAKTIK FISDAS
LAPORAN PRAKTIK FISDASLAPORAN PRAKTIK FISDAS
LAPORAN PRAKTIK FISDASWidya arsy
 
Pengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahPengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahWidya arsy
 

More from Widya arsy (9)

Kertas
KertasKertas
Kertas
 
Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6
 
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama HidrostatisLaporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
Laporan Fisdas Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidrostatis
 
LAPORAN PRAKTIK FISDAS
LAPORAN PRAKTIK FISDASLAPORAN PRAKTIK FISDAS
LAPORAN PRAKTIK FISDAS
 
Pengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahPengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdah
 

Recently uploaded

1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxMasHari12
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfNurSriWidyastuti1
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogorWILDANREYkun
 

Recently uploaded (20)

1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur 2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat 3. Menggunakan teori ketidakpastian 1.2 Dasar Teori Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain. Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi. 1. Pengukuran Cara Statis Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinue) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat padat contohnya pada balok dan silinder. a. Balok Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok itu sehingga :
  • 2. 2 Dengan; P = panjang balok L = lebar balok T = tinggi balok Untuk menghitung massa jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga : Dengan : v = volume benda b. Silinder Volume silinder dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan panjang silinder itu sehingga: Dengan; d = diameter silinder t = tinggi silinder r = jari-jari silinder Untuk menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga: Dengan : v = volume silinder Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan cara : 2. Pengukuran Secara Dinamis Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa jenis suatu benda pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmides : setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu. Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides. Menghitung volume pada benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur volume kunci) dapat dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa air sehingga : Vbalok = p x l x t Vsilinder = π r2.t
  • 3. 3 Dengan ; Mu = Massa udara Ma = Massa air Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan: Dengan ; ρ = massa jenis (Kg/m3) M = massa zat (Kg) V = volume zat (m3) Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari zat padat tersebut. Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya). V = Mu – Ma ρ = m/v
  • 4. 4 BAB II ALAT DAN BAHAN Mengukur merupakan yaitu proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran tertentu yang telah diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Pada pengukuran yang berbeda kita mungkin membutuhkan alat/instrumen yang berbeda pula. Alat Pengukuran yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah: a. Jangka Sorong Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Gambar. Jangka sorong Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. b. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius.
  • 5. 5 Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Gambar. Mikrometer sekrup c. Neraca Teknis Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda- beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan. gambar neraca teknis
  • 6. 6 d. Bejana Gelas untuk mengukur volume dengan teorema Archimedes e. Thermometer untuk mengukur suhu ruangan f. Benda-benda yang diiukur (balok aluminium, silinder besi, dan kunci) g. Bangku penumpu h. Kalkulator untuk menghitung hasil dalam perkalian, pembagian, penjumlahan serta pegurangan
  • 7. 7 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Metode Percobaan Metode yang dilakukan dalam percobaan kali ini menggunakan cara statis dan cara dinamis: a. Cara Statis 1. Ukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. 2. Buatlah hasil pengukuran dalam bentuk table masing-masing tersendiri. 3. Ukurlah tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti no.1. 4. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja. 5. Catatlah suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan. 6. Ukurlah benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan. b. Cara Dinamis 1. Tentukan massa benda padat dengan cara menimbang. 2. Timbang sekali lagi benda tersebut yang tergantung pada tali tipis. 3. Timbanglah sekali lagi benda yang tergantung tersebut terendam seluruhnya dalam air. Ingat airnya tidak ikut tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana. 4. Catatlah suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan. 5. Ulangilah seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain Pengukuran pada balok aluminium, silinder besi, dan kunci bertujuan untuk mencari massa dan volume benda tersebut. Berikut pengukuran yang dilakukan: a. Percobaan I (Mencari Volume dan Massa Balok) Balok yang diukur adalah balok alumunium. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur rusuk-rusuk kubus tersebut menggunakan jangka sorong dan milimeter sekrup. Masing-masing pengukuran rusuk tiap kubus diulang 3 kali. Sedangkan untuk pengukuran massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali. b. Percobaan II (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder) Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan
  • 8. 8 micrometer skrup. Masing-masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 3 kali. Sedangkan pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja. c. Percobaan III (Mencari Volume dan Massa Kunci) Kunci yang digunakan adalah sebuah kunci pintu. Pengukuran volume dilakukan dengan menggunakan bejana gelas dan cairan. Dan untuk mengetahui massa dilakukan dengan menggunakan neraca.
  • 9. 9 BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN 4.1 Data Pengamatan Nama Percobaan : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2016 Nama Asisten : 1. Desi A 2. Puri Indah. J 3. Indra L 4. Nurul M Nama Mahasiswa : 1. Nenna septiani Nrp. : 0661 16 079 2. Widya Fitriyani Nrp. : 0661 16 095 3. Oktaviani W.L Nrp. : 0661 16 105 Keadaan ruangan P (cm)Hg T (oC) C (%) Sebelum percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 64 % Sesudah percobaan 75,55 (cm)Hg 28 (oC) 68 % Cara Statis 1. Balok : Alumunium Massa : 13 gram No P (cm) l (cm) t (cm) v (cm3) 𝝆 ( 𝒈𝒓 𝒄𝒎⁄ 3) 1 3,07 cm 1,52 cm 0,998 cm 4,657 cm 2,791 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 2 3,06 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,667 cm 2,785 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 3 3,07 cm 1,54 cm 0,997 cm 4,713 cm 2,758 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 𝒙 3,066 cm 1,53 cm 0,997 cm 4,679 cm 2,778 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 ∆𝒙 0,00336 cm 0,00577 cm 0,00040 cm - -
  • 10. 10 Ketelitian = 1 -│ 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 │ × 100 % = 1 -│ 2,7−2,778 2,7 │×100 % = ( 1 – 0,28888 ) ×100 % = 97,11 % 2. Silinder : Besi Massa : 38,9 gram No. t (cm) D (cm) r (cm) v (cm3) 𝝆 ( 𝒈𝒓 𝒄𝒎⁄ 3) 1 2,85 cm 1,544 cm 0,772 cm 6,908 cm3 5,645 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 2 2,85 cm 1,547 cm 0,774 cm 6,926 cm3 5,630 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 3 2,86 cm 1,546 cm 0,773 cm 6,941 cm3 5,618 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 𝒙 2,853 cm 1,545 cm 0,773 cm 6,925 cm3 5,631 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3 ∆𝒙 0,001cm 0,00057 cm 0,0033 cm - Ketelitian= 1 -│ 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 │ × 100 % = 1 -│ 7,8−5,631 7,8 │×100 % = (1 – 0,0278 ) × 100 % = 0,7218x100% = 72,18% Cara Dinamis 1. Kunci : Besi Massa : 13,2 gram No m udara (gram) m air (gram) v (cm3) 𝝆 ( 𝒈𝒓 𝒄𝒎⁄ 3) 1 13,5 gram 11,45 gram 2,05 cm3 6,58 𝑔𝑟 𝑐𝑚⁄ 3
  • 11. 11 4.2 Perhitungan 1. Balok alumunium dengan massa (m) 13 gram  Percobaan 1 : Pada percobaan pertama didapatkan P= 3,07 cm L= 1,52 cm T= 0,998 cm Maka : V=PxLxT ρ= 𝑚 𝑉 V= 3,07x1,52x0,998 ρ= 13 4,657 V= 4,657 cm³ ρ= 2,791 g/cm³  Percobaan 2 : Pada percobaan kedua didapatkan P= 3,06 cm L=1,53 cm T=0,997 cm Maka : V=PxLxT ρ= 𝑚 𝑉 V=3,06x1,53x0,997 ρ= 13 4,667 V=4,667 cm³ ρ=2,785 g/cm³  Percobaan 3 : Pada percobaan ketiga didapatkan P=3,07 cm L=1,54 cm T=0,997 cm Maka : V=PxLxT ρ= 𝑚 𝑉 V=3,07x1,54x0,997 ρ= 13 4,713 V=4,713 cm³ ρ=2,758 g/cm³  x dan ∆x pada panjang x= 3,07+3,06+3,07 3 = 3,066 cm ∆x=√ (3,066 −3,07)2 +(3,066−3,06)²+(3,066−3,07)² 3(3−1) ∆x= 0,00336
  • 12. 12  x dan ∆x pada lebar x= 1,52+1,53+1,54 3 = 1,53 cm ∆x=√ (1,53−1−52)2 +(1,53−1,53)²+(1,53−1,54)² 3(3−1) ∆x=0,00577 cm  x dan ∆x pada tinggi x= 0,998+0,997+0,997 3 = 0,997 cm ∆x=√ (0,997−0,998)2 +(0,997−0,997)²+(0,997−0,997)² 3(3−1) ∆x=0,000408 cm 2. Silinder besi dengan massa (m) 39 gram  Percobaan 1 : Pada percobaan pertama didapatkan D=1,544 cm r = 𝐷 2 = 1,544 2 = 0,772 cm t=2,85 cm Maka : V=πr²t ρ= 𝑚 𝑉 V=3,14x(0,772)²x2,85 ρ= 39 6,908 V=6,908 cm³ ρ=5,645 g/cm³  Percobaan 2 : Pada percobaan kedua didapatkan D=1,547 cm r = 𝐷 2 = 1,547 2 = 0,774 cm t=2,85 cm Maka : V=πr²t ρ= 𝑚 𝑉 V=3,14x(0,774)²x2,85 ρ= 39 6,926 V=6,926 cm³ ρ=5,630 g/cm³
  • 13. 13  Percobaan 3 : Pada percobaan ketiga didapatkan D=1,546 cm r = 𝐷 2 = 1,546 2 = 0,773 cm t=2,86 cm Maka : V=πr²t ρ= 𝑚 𝑉 V=3,14x(0,78)²x2,86 ρ= 39 6,941 V=6,941 cm³ ρ=5,618 g/cm³  x dan ∆x pada diameter  x= 1,544+1,547 +1,546 3 = 1,545 cm  ∆x=√ (1,545−1,544)2 +(1,545 −1,547)²+(1,545−1,546)² 3(3−1)  ∆x=0,001 cm  x dan ∆x pada jari-jari x= 0,772+0,774+0,773 3 = 0,773 cm ∆x=√ (0,773 −0,772)2 +(0,773 −0,774)²+(0,773−0,773)² 3(3−1) ∆x=0,00057  x dan ∆x pada tinggi x= 2,85+2,85+2,86 3 = 2,853 cm ∆x=√ (2,853 −2,85)2 +(2,853−2,85)²+(2,853−2,86)² 3(3−1) ∆x=0,0033 cm Perhitungan dengan menggunakan metode dinamis 1. kunci dengan mᵤ 13,5 gram dan mₐ 11,45 gram V= mᵤ- mₐ ρ= 𝑚 𝑉 V=13,5-11,45 ρ= 13,5 2,05 V=2,05 cm³ ρ=6,58 g/cm³
  • 14. 14 BAB V PEMBAHASAN Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang dibutuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada pengukuran lebar dianjurkan untuk menggunakan mikrometer skrup daripada menggunakan jangka sorong, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan, sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya ialah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Kelompok kami melakukan kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak tepat tegak lurus di atas jarum., salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat dan karena terburu-buru sehingga keseriusan pengamat terganggu. Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan besar ini yaitu: 1. Cek secara hati-hati semua objek yang akan diukur. 2. Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan. 3. Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca. 4. Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data. 5. Penggunakan rumus aljabar atau geometrik sederhana untuk mengecek kebenaran hasil ukuran. Ketelitian juga berhubungan dengan jumlah angka desimal yang dicantumkan dalam hasil pengukuran. Makin banyak angka desimal dalam suatu hasil pengukuran, makin teliti pengukuran tersebut. Sebagai contoh, hasil ukur 3,45 cm lebih presisi dibandingkan dengan 3,5 cm. Dari hasil percobaan, pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berulang. Jadi perlu dilakukan perhitungan rata-rata dari semua hasil pengukuran. Yaitu rata-rata panjang,
  • 15. 15 lebar, dan tinggi untuk balok, rata-rata diameter untuk silinder, dan rata-rata massa untuk balok dan silinder. Berdasarkan Percobaan pertama yang dilakukan pada balok alumunium didapatkan data ukuran Panjang, lebar dan tinggi, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut : Diketahui balok alumunium massa benda = 13 gram Volume = p x l x t Massa Jenis = massa / volume Percobaan 1 = 3,07 x 1,52 x 0,998 = 13 / 4,657 = 4,657 cm3 = 2,791 gr/cm3 Percobaan 2 = 3,06 x 1,53 x 0997 = 13 / 4,667 = 4,667 cm3 = 2,785 gr/cm3 Percobaan 3 = 3,07 x 1,54 x 0,997 = 13 / 4,713 = 4,713 cm3 = 2,758 gr/cm3 Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis benda rata-rata data sebesar 2,778 gr/cm3 Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ketelitian = 1 − │ 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 │ x 100% = 1 − │ 2,7−2,778 2,7 │x 100 % = 1 − 0,28888 x 100 % = 97,11 % Dalam perhitungan balok yang kita dapatkan saat mencari volume dan massa jenis benda sesuai dan pada saat perhitungan nilai ketelitian pun sesuai. Berdasarkan Percobaan kedua yang dilakukan pada besi silinder didapatkan data ukuran Panjang, diameter, serta massa benda. Sehingga dapat diperhitungkan sebagai berikut : Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda adalah 39 gram Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 6,908 = 6,908 cm3 = 5,645 gr/cm3 Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 6,926 = 6,926 cm3 = 5,630 gr/cm3
  • 16. 16 Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 6,941 = 6,941 cm3 = 5,618 gr/cm3 Dari hasil perhitungan didapatkan rata-rata data sebesar 5,631 g/cm3 Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ketelitian = 1 − │ 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 100% = 1 − │ 7,8−7,5,631 7,8 │x 100 % = 1 − 0,0278 x 100 % = 0,7218x 100 % = 72,18 % Dalam perhitungan silinder terjadi kesalahan saat pengukuran dan saat pencarian volume tidak dipangkatkan 2 pada penghitungan jari-jari sehingga masa jenis dan nilai ketelitian yang kita dapatkan salah. Seharusnya pada saat volume jari-jari dipangkatkan 2. Sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut: Volume = πr2t Massa Jenis = massa/volume Percobaan 1 = 3,14 x (0,772)2 x 2,85 = 39 / 5,333 = 5,333 cm3 = 7,312 gr/cm3 Percobaan 2 = 3,14 x (0,774)2 x 2,85 = 39 / 5,361 = 5,361 cm3 = 7,274 gr/cm3 Percobaan 3 = 3,14 x (0,773)2 x 2,86 = 39 / 5,366 = 5,366 cm3 = 7,267 gr/cm3 Dari hasil perhitungan didapatkan massa jenis rata-rata data sebesar 7,284 g/cm3 dan volume benda 5,353 g/cm3 Sehingga nilai ketelitian dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ketelitian = 1 − │ 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟− 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 100% = 1 − │ 7,8−7,284 7,8 │x 100 % = 1 − 0,06615 x 100 % = 0,93385x 100 % = 93,385 %
  • 17. 17 Berdasarkan Percobaan ketiga yang dilakukan pada benda kunci didapatkan data ukuran volume, massa udara dan massa air. Dapat diperkirakan bahwa kunci terbuat dari bahan campuran logam yang memiliki massa jenis lebih rendah dari besi dan kuningan.
  • 18. 18 BAB VI KESIMPULAN Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut. Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan. Hasil Pengukuran dapat dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar mudah dalam melakukan perhitungan dan menghindari terjadinya kesalahan. Percobaan pada balok aluminium menghasilkan ketelitian hampir mencapai 100 % atau sebesar 97,11% dan bahkan besi silinder sebesar 93,39%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci didapatkan data sebesar 6,58 gram/cm3. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :  Untuk pengukuran volume suatu benda dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara statis dan cara dinamis sesuai dengan bentuk dan sifat benda (elastis atau tidak elastis).  Pengukuran dengan cara statis tingkat ketelitiannya lebih besar daripada cara dinamis karena cara statis hanya dilakukan untuk pengukuran benda berbentuk beraturan, sedangkan cara dinamis dilakukan untuk pengukuran benda yang berbentuk tidak beraturan  Untuk mengukur benda yang bentuknya beraturan dapat dengan metode statis, sedangkan untuk benda yang memiliki bentuk tidak beraturan menggunakan metode dinamis dengan hukum arcimedes.
  • 19. 19 TUGAS AKHIR 1. Berikanlah keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong, 2. melainkan dengan micrometer skrup? 3. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1%? 4. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara! 5. Dari kedua cara diatas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti? 6. Tentukan massa jenis benda-benda tersebut! 7. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut! 8. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu 0C, langkah 6! 9. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat! Jawaban : 1. Fungsi utama dari mikrometer skrup adalah untuk mengukur ketebalan suatu benda hal ini karena mikrometer dirancang untuk melakukan pengukuran hingga ketelitian yang amat kecil, sangat cocok untuk mengukur tebal suatu benda yang memiliki ukuran yang amat kecil sehingga diperlukan suatu alat dengan ketelitian yang memadai juga. Untuk mengukur ketebalan benda yang tidak lebih dari 2,5 cm digunakan micrometer skrup, karena tingkat ketelitiannya lebih baik, yaitu 0,01 milimeter. 2. Tidak, karena pada tingkat ketelitian 1% massa tali tersebut mempengaruhi ketelitian pengukuran 3. Cara Statis Balok Alumunium dengan massa 13 gram P=3,07 cm L=1,52 cm T=0,998 cm V=PxLxT V=3,07x1,52x0,998 V=4,657 cm³ Silinder besi dengan massa 39 gram D=1,544 cm r=0,772 cm t=2,85 cm V=πr²t V=3,14x(0,772)²x2,85 V= 5,333 cm³
  • 20. 20 Cara dinamis Kunci dengan massa di udara (mᵤ) 13,5 gram dan massa di dalam air (mₐ) 11,45 gram. V= mᵤ- mₐ V=13,5-11,45 V=2,05 cm³ 4. Menurut data pengamatan kelompok kami menunjukan dengan cara statis-lah keakuratan percobaan hampir mencapai angka 90% ke atas karena memakai alat bantu ukur yang ketelitiannya signifikan berbeda jika dibanding dengan cara dinamis yang data pencariannya tergantung dari pengamatan orang yang melakukan percobaan, terlebih lagi melalui cara dinamis banyak halangan yang selalu muncul, mulai dari angin yang mempengaruhi dalam kegiatan penimbangan benda, keefektifan alat, dan lain-lain 5. Massa jenis. Pada percobaan pengukuran balok aluminium, silinder besi dan kunci menggunakan cara statis yaitu cara dari perhitungan massa yang didapat dibagi dengan volume yang didapat dari percobaan. Dengan rumus : ρ = 𝑚 𝑣 Diketahui : Massa benda : m balok alumunium= 13 gram v m silinder besi = 39gram v m-udara kunci = 13,5 gram vbalokalumunium= 4,657cm3 vsilinder besi = 5,333 cm3 v kunci besi = 2,05 cm3 Ditanyakan : Massa jenis ? Jawab : 1. Massa jenis balok kuningan Menggunakan cara statis ρ = 𝑚 𝑣 → ρ = 13 𝑔𝑟 4,657 𝑐𝑚3 = 2,791 𝑔𝑟 𝑐𝑚3⁄ 2. Massa jenis silinder besi Menggunakan cara statis ρ = 𝑚 𝑣 → ρ = 39 𝑔𝑟 5,333 𝑐𝑚3 = 7,312 𝑔𝑟 𝑐𝑚3⁄ 3. Massa jenis kunci besi Menggunakan cara dinamis
  • 21. 21 ρ = 𝑚𝑢 𝑣 → ρ = 13,5 𝑔𝑟 2 ,05 𝑐𝑚3 = 6,58 𝑔𝑟 𝑐𝑚3⁄ 6. Dari hasil pengamatan percobaan maka akan didapatkan nilai ketelitianya, sesuai data pengamatan maka kami simpulkan : a. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis balok , kami dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ alumunium 2,7 gr/cm3 adalah : Lit= 1-| 2,7−2,778 2,7 | x 100% = ( 1-0,28888 ) x 100% = 97,11 % Nilai ketelitiannya mendekati nilai ρ kuningan dalam literature, Maka dengan hasil ketelitian = 97,11 % dapat dipastikan benda terbuat dari bahan alumunium b. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis silinder, kami dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ besi 7,8 gr/cm3 adalah : Lit= 1-| 7,8−7,284 7,8 |x 100% = ( 1-0.0661 ) x 100% = 93,39 % Nilai ketelitiannya mencapai 93,5% mendekati dengan ρ literature besi, Maka dapat disimpulkan benda tesebut 93,5% terbuat dari besi. Kunci terbuat dari tembaga karena massa Jenis Kunci Tidak Sebanding dengan Massa Jenis benda seperti balok aluminium dan slinder besi. 7. Dikarenakan perubahan suhu tidak mengalami kenaikan dan penurunan, maka perhitungan pengukuran benda tidak berpengaruh apapun terhadap jalannya percobaan . 8. Selain cara statis yaitu dengan cara mengukur volume benda dengan rumus bangun ruang, ada pula cara dinamis dengan cara mencelupkan benda padat kedalam wadah yang berisi air dan sudah diketahui volume awal air tersebut, maka ketika benda tersebut dicelupkan akan ada perubahan volume. Untuk mengetahui volume benda tersebut 𝑉𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 - 𝑉𝑎𝑤𝑎𝑙. Cara ini memiliki syarat yaitu bentuk benda tidak beraturan, contohnya terdapat pada kunci.
  • 22. 22 Daftar Pustaka Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Giancoli. C. 2001. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga http://www.slideshare.net/Farrrsa/teori-ketidakpastian http://fisikazone.com/ketidakpastian-pengukuran/