Teks tersebut membahas perbedaan pandangan antara Kisah Lama dan Kisah Baru terkait ilmu pengetahuan. Kisah Lama memandang alam semesta terdiri dari materi, ruang, dan waktu serta menekankan materialisme. Sedangkan Kisah Baru hadir pada abad ke-20 dengan penemuan teori quantum dan relativitas, yang menganggap peneliti berperan aktif dan mengakui adanya kesadaran dan pikiran manusia sebagai realitas.
Dokumen tersebut membahas tokoh-tokoh filsafat sains mulai dari zaman klasik hingga modern. Mulai dari Thales yang menyatakan air sebagai prinsip dasar segala sesuatu, hingga Max Planck yang menyatakan bahwa kebenaran ilmiah tidak dibuktikan dengan cara meyakinkan lawan, melainkan karena generasi lawan meninggal dan digantikan oleh generasi baru yang lebih paham dengan teori baru.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan pengetahuan manusia dari zaman mitos hingga pengembangan ilmu pengetahuan modern. Manusia awalnya menjelaskan fenomena alam melalui mitos namun secara bertahap mulai menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk memahami alam secara ilmiah. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan pengetahuan tentang tata surya dan bumi.
(1) Filsafat ilmu membahas berbagai aspek tentang ilmu pengetahuan seperti hakikat ilmu, metode ilmiah, serta hubungan antara teori dan eksperimen;
(2) Terdapat berbagai pendekatan dalam memahami filsafat ilmu seperti positivisme, fenomenologi, rasionalisme, dan realisme metafisika;
(3) Filsafat ilmu berfungsi untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami konsep dan teori ilmu s
Albert Einstein (1879-1955) adalah ilmuwan terbesar abad ke-20 yang dikenal karena teori relativitasnya. Teori ini terdiri dari relativitas khusus (1905) dan umum (1915) yang secara revolusioner menolak adanya waktu absolut dan menjelaskan hubungan antara ruang dan waktu. Teori ini sangat kontroversial namun kemudian diterima setelah dibuktikan secara eksperimental. Selain itu, Einstein juga dikenal karena sumbangannya dalam fis
Teks tersebut membahas perbedaan pandangan antara Kisah Lama dan Kisah Baru terkait ilmu pengetahuan. Kisah Lama memandang alam semesta terdiri dari materi, ruang, dan waktu serta menekankan materialisme. Sedangkan Kisah Baru hadir pada abad ke-20 dengan penemuan teori quantum dan relativitas, yang menganggap peneliti berperan aktif dan mengakui adanya kesadaran dan pikiran manusia sebagai realitas.
Dokumen tersebut membahas tokoh-tokoh filsafat sains mulai dari zaman klasik hingga modern. Mulai dari Thales yang menyatakan air sebagai prinsip dasar segala sesuatu, hingga Max Planck yang menyatakan bahwa kebenaran ilmiah tidak dibuktikan dengan cara meyakinkan lawan, melainkan karena generasi lawan meninggal dan digantikan oleh generasi baru yang lebih paham dengan teori baru.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan pengetahuan manusia dari zaman mitos hingga pengembangan ilmu pengetahuan modern. Manusia awalnya menjelaskan fenomena alam melalui mitos namun secara bertahap mulai menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk memahami alam secara ilmiah. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan pengetahuan tentang tata surya dan bumi.
(1) Filsafat ilmu membahas berbagai aspek tentang ilmu pengetahuan seperti hakikat ilmu, metode ilmiah, serta hubungan antara teori dan eksperimen;
(2) Terdapat berbagai pendekatan dalam memahami filsafat ilmu seperti positivisme, fenomenologi, rasionalisme, dan realisme metafisika;
(3) Filsafat ilmu berfungsi untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami konsep dan teori ilmu s
Albert Einstein (1879-1955) adalah ilmuwan terbesar abad ke-20 yang dikenal karena teori relativitasnya. Teori ini terdiri dari relativitas khusus (1905) dan umum (1915) yang secara revolusioner menolak adanya waktu absolut dan menjelaskan hubungan antara ruang dan waktu. Teori ini sangat kontroversial namun kemudian diterima setelah dibuktikan secara eksperimental. Selain itu, Einstein juga dikenal karena sumbangannya dalam fis
Makalah ini membahas sejarah perkembangan fisika klasik, dimulai dari fisika Yunani Kuno hingga abad kebangkitan fisika klasik. Fisika Yunani Kuno merupakan titik awal manusia menggunakan rasio untuk mempelajari alam. Fisika klasik didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum teori kuantum dan relativitas, seperti mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell. Tokoh-tok
Makalah ini membahas sejarah penemuan partikel dasar penyusun alam semesta, dimulai dari penemuan elektron, proton, dan neutron pada abad pertengahan, hingga penemuan berbagai partikel baru seperti antiproton, kaon, dan hyperon pada paruh kedua abad ke-20 yang didorong oleh pembangunan akselerator berenergi tinggi. Teori grup simetri SU(3) digunakan untuk menjelaskan skema klasifikasi partikel-part
Teks tersebut membahas teori relativitas Einstein dalam tiga tingkatan: relativitas khusus, umum, dan relativitas geometri. Relativitas khusus menyatukan prinsip relativitas dan kecepatan konstan cahaya, sementara relativitas umum menyatukan gravitasi dan relativitas. Relativitas geometri memperluas konsep ruang dan waktu sebagai bagian integral dari medan gravitasi.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, dimana keduanya saling mempengaruhi dan perlu diintegrasikan. Agama perlu terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan, namun ilmu pengetahuan juga memiliki batasan dan perlu pandangan etis agama.
Teks tersebut membahas tentang Scientific Research Programs Imre Lakatos sebagai langkah metodologis menuju teori ilmiah. Lakatos memperkenalkan konsep program penelitian ilmiah yang meliputi serangkaian hipotesis, teori, dan langkah-langkah metodologis untuk mengembangkan teori ilmiah. Pemikiran Lakatos dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Hegel, Marx, Popper, dan Polya. Ia meyakini bahwa sejarah ilmu sangat penting untuk membang
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu alamiah dasar dan sejarah kehidupan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi ilmu alamiah dasar, teori-teori asal usul kehidupan, langkah-langkah metode ilmiah, serta hubungan antara manusia dan lingkungannya.
1. Dokumen membahas perbedaan antara ilmu pengetahuan dan akal sehat dalam merangkai konsep dan menjelaskan fenomena.
2. Akal sehat cenderung menerima penjelasan yang tidak teruji secara empiris, sedangkan ilmu pengetahuan mengandalkan bukti dan pengujian untuk mengembangkan teori.
3. Dokumen juga menjelaskan perangkat utama ilmu pengetahuan seperti konsep, konstruk, hipotesis, variabel, dan
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertamaYagi Mohamad
Teks tersebut membahas berbagai teori tentang asal usul dan makna kehidupan. Secara ringkas, teks menjelaskan bahwa:
1) Kehidupan di alam semesta dan budaya manusia berkembang secara alami tanpa rancangan, melalui proses evolusi yang memakan waktu lama.
2) Filsuf Yunani seperti Socrates dan Aristoteles merumuskan teori-teori tentang kehidupan ideal yang kemudian membentuk pola pikir Barat
Kemunculan filsafat Karl Popper sekaligus menandai masa transisi ke dalam suatu era yang kemudian disebut era filsafat ilmu pengetahuan baru yang dipelopori oleh Thomas Kuhn. Kuhn menolak secara tegas konsep evolusi ilmu pengetahuan. Baginya kebenaran sains tumbuh menurut revolusi ilmiyah dan alamiyah yakni suatu teori tentang sains ditemukan pada satu objek akan terus-menerus berubah walaupun kesan yang muncul lebih identik sebagai improvisasi tapi Kuhn mengidentifikasi itu sebagai revolusi.
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiNasruddin Asnah
Metode induksi dan deduksi merupakan dua metode berpikir utama dalam filsafat ilmu dan logika. Metode induksi berangkat dari pengamatan kasus khusus untuk menarik kesimpulan umum, sedangkan metode deduksi berangkat dari premis umum untuk menarik kesimpulan khusus. Kedua metode ini memiliki perbedaan dalam tingkat kepastian kesimpulan yang dihasilkan.
Postmodernisme menolak pandangan modernisme bahwa ilmu pengetahuan dapat menjelaskan alam semesta secara pasti dan universal. Sains baru seperti mekanika kuantum dan teori chaos menunjukkan bahwa alam semesta justru bersifat acak dan tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Makalah ini membahas sejarah perkembangan fisika klasik, dimulai dari fisika Yunani Kuno hingga abad kebangkitan fisika klasik. Fisika Yunani Kuno merupakan titik awal manusia menggunakan rasio untuk mempelajari alam. Fisika klasik didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum teori kuantum dan relativitas, seperti mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell. Tokoh-tok
Makalah ini membahas sejarah penemuan partikel dasar penyusun alam semesta, dimulai dari penemuan elektron, proton, dan neutron pada abad pertengahan, hingga penemuan berbagai partikel baru seperti antiproton, kaon, dan hyperon pada paruh kedua abad ke-20 yang didorong oleh pembangunan akselerator berenergi tinggi. Teori grup simetri SU(3) digunakan untuk menjelaskan skema klasifikasi partikel-part
Teks tersebut membahas teori relativitas Einstein dalam tiga tingkatan: relativitas khusus, umum, dan relativitas geometri. Relativitas khusus menyatukan prinsip relativitas dan kecepatan konstan cahaya, sementara relativitas umum menyatukan gravitasi dan relativitas. Relativitas geometri memperluas konsep ruang dan waktu sebagai bagian integral dari medan gravitasi.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, dimana keduanya saling mempengaruhi dan perlu diintegrasikan. Agama perlu terus berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan, namun ilmu pengetahuan juga memiliki batasan dan perlu pandangan etis agama.
Teks tersebut membahas tentang Scientific Research Programs Imre Lakatos sebagai langkah metodologis menuju teori ilmiah. Lakatos memperkenalkan konsep program penelitian ilmiah yang meliputi serangkaian hipotesis, teori, dan langkah-langkah metodologis untuk mengembangkan teori ilmiah. Pemikiran Lakatos dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti Hegel, Marx, Popper, dan Polya. Ia meyakini bahwa sejarah ilmu sangat penting untuk membang
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu alamiah dasar dan sejarah kehidupan. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi ilmu alamiah dasar, teori-teori asal usul kehidupan, langkah-langkah metode ilmiah, serta hubungan antara manusia dan lingkungannya.
1. Dokumen membahas perbedaan antara ilmu pengetahuan dan akal sehat dalam merangkai konsep dan menjelaskan fenomena.
2. Akal sehat cenderung menerima penjelasan yang tidak teruji secara empiris, sedangkan ilmu pengetahuan mengandalkan bukti dan pengujian untuk mengembangkan teori.
3. Dokumen juga menjelaskan perangkat utama ilmu pengetahuan seperti konsep, konstruk, hipotesis, variabel, dan
Apa itu hidup dan kehidupan bahagian pertamaYagi Mohamad
Teks tersebut membahas berbagai teori tentang asal usul dan makna kehidupan. Secara ringkas, teks menjelaskan bahwa:
1) Kehidupan di alam semesta dan budaya manusia berkembang secara alami tanpa rancangan, melalui proses evolusi yang memakan waktu lama.
2) Filsuf Yunani seperti Socrates dan Aristoteles merumuskan teori-teori tentang kehidupan ideal yang kemudian membentuk pola pikir Barat
Kemunculan filsafat Karl Popper sekaligus menandai masa transisi ke dalam suatu era yang kemudian disebut era filsafat ilmu pengetahuan baru yang dipelopori oleh Thomas Kuhn. Kuhn menolak secara tegas konsep evolusi ilmu pengetahuan. Baginya kebenaran sains tumbuh menurut revolusi ilmiyah dan alamiyah yakni suatu teori tentang sains ditemukan pada satu objek akan terus-menerus berubah walaupun kesan yang muncul lebih identik sebagai improvisasi tapi Kuhn mengidentifikasi itu sebagai revolusi.
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiNasruddin Asnah
Metode induksi dan deduksi merupakan dua metode berpikir utama dalam filsafat ilmu dan logika. Metode induksi berangkat dari pengamatan kasus khusus untuk menarik kesimpulan umum, sedangkan metode deduksi berangkat dari premis umum untuk menarik kesimpulan khusus. Kedua metode ini memiliki perbedaan dalam tingkat kepastian kesimpulan yang dihasilkan.
Postmodernisme menolak pandangan modernisme bahwa ilmu pengetahuan dapat menjelaskan alam semesta secara pasti dan universal. Sains baru seperti mekanika kuantum dan teori chaos menunjukkan bahwa alam semesta justru bersifat acak dan tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Ahmad Ibrahim
Materi ini merupakan materi kuliah kedua dalam perkuliahan Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin. Di dalamnya dibahas apa yang disebut dengan Paradigma dalam Ilmu (dalam perspektif Thomas Kuhn), Positivisme dan Perkembangannya, Kritik atas Positivisme (dari Karl Raimund Popper yang juga disebut pendekatan Pascapositivisme), dan Peta Paradigma Riset dalam Ilmu.
filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuanCecep Kustandi
Dokumen tersebut membahas tiga jenis pengetahuan yaitu pengetahuan sains, filsafat, dan agama. Pengetahuan sains berfokus pada objek material dan metode ilmiah seperti eksperimen dan observasi. Filsafat mempelajari fenomena secara kritis dengan berbagai metode seperti deduktif, dialektis, dan fenomenologis. Pengetahuan agama bersumber dari wahyu dan intuiti serta berfokus pada kepercayaan akan makhluk gaib
Presentasi ini membahas definisi dan kedudukan filsafat ilmu, termasuk pengertian pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan sains. Juga dibahas tiga dimensi ilmu pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi serta perlunya studi filsafat ilmu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian penelitian. Beberapa poin penting yang dijelaskan antara lain penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi atau memindahkan fakta, tetapi juga membutuhkan proses berpikir sistematis dan terkendali untuk menemukan kebenaran ilmiah mengenai suatu masalah. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa pengertian salah tentang penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pengetahuan dan ilmu pengetahuan, perkembangan ilmu, syarat-syarat ilmu, dan struktur ilmu. Pengetahuan adalah apa yang diketahui tentang suatu objek, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh melalui metode ilmiah. Ilmu pengetahuan berkembang melalui periode Yunani Kuno dan Revolusi Ilmiah abad ke-17. Syarat ilmu adalah objektif
Fisika adalah cabang IPA yang mempelajari gejala alam yang tidak hidup. Tujuan pembelajaran fisika adalah membentuk sikap ilmiah dan kemampuan berpikir analitis siswa serta menguasai konsep dan prinsip fisika. Ruang lingkup kajian fisika meliputi mekanika, termal, gelombang, elektromagnetisme, relativitas, dan kuantum.
Dokumen tersebut membahas beberapa teori kebenaran yang telah berkembang, yaitu teori korespondensi yang menyatakan kebenaran sesuai dengan fakta, teori koherensi berdasarkan konsistensi dengan pernyataan lain, teori pragmatisme menilai kebenaran berdasarkan manfaatnya, dan teori performatif yang menyatakan kebenaran menciptakan realitas. Dokumen ini juga memberikan contoh penerapan setiap teori kebenaran.
Similar to Konvergensi sains dan_spiritualitas (20)
The document discusses updating the statistical mechanics curriculum to incorporate developments over the last 50 years. It notes how statistical mechanics is important to many fields beyond physics like biology, computer science, engineering, mathematics and social sciences. The document argues statistical mechanics will be taught across many fields in the next generation, and teaching it to a variety of fields enriches the subject for those with physics backgrounds.
The document discusses the relationship between science and religion. It provides historical context showing that originally, science, religion, and philosophy were not divided and sought to provide integrated explanations for understanding the world. While there have been some conflicts, such as Galileo's affair with the Church, generally the relationship has been one of cooperation. The document discusses how science and religion ask different questions and have different areas of competence - science seeks to explain the physical world through laws while religion focuses on explaining the spiritual dimension. Both science and religion are described as communal human endeavors to understand life's mysteries.
This document analyzes the relationship between solar activity and weather/climate in Indonesia from 1948-2003. It finds:
1) Tight correlations exist between solar activity (sunspot number), geophysical variables like cloud cover, sea surface temperature, and rainfall throughout Indonesia.
2) Correlations between sunspot number and rainfall increase with higher geomagnetic latitudes of stations, suggesting solar activity has a stronger influence on areas with less shielded cosmic rays.
3) Eastern Indonesia sees above/below normal rainfall corresponding to sunspot maxima/minima after 1976, linked to El Nino/La Nina. Western Indonesia sees rainfall peaks tied to sunspot maxima.
Dokumen tersebut membahas mengenai metode numerik dan simulasi untuk mempelajari sistem kompleks, seperti cuaca, populasi hewan, dan pasar saham. Juga membahas mengenai konsep chaos, cellular automata, dan jaringan syaraf tiruan yang digunakan untuk memodelkan dan memprediksi perilaku sistem kompleks. Terdapat contoh aplikasi prediksi tinggi air dan curah hujan menggunakan jaringan syaraf tiruan.
This document discusses different approaches to computer aided process planning (CAPP). It describes manual process planning, variant CAPP which retrieves existing process plans, and generative CAPP which uses knowledge-based systems to generate new process plans. It also explains decision tables as a knowledge representation method, including how to develop, format, construct and check them for use in knowledge-based CAPP systems.
Archimedes (287-212 BC) was a famous Greek mathematician and inventor. He created a mechanical planetarium that showed the motions of celestial bodies. He also invented the Archimedes' screw, which uses a screw inside a hollow pipe to lift water for irrigation. Archimedes made important contributions to mathematics, including calculating pi more accurately and developing a method for calculating the surface area of spheres. He also studied levers, pulleys, and buoyancy, laying the foundations for modern engineering.
Text mining and natural language processing techniques can be used to extract useful information from text data. Common text mining tasks include text categorization to classify documents into predefined categories, document clustering to group similar documents without predefined categories, and keyword-based association analysis to find frequently co-occurring terms. Text classification algorithms such as support vector machines, naive Bayes classifiers, and neural networks are often applied to categorized documents. The vector space model is commonly used to represent documents as vectors of term weights.
This document discusses web data mining and provides details on web content mining, web structure mining, and web usage mining. It describes how web content mining involves discovering useful information from web page contents, how web structure mining discovers the link structure underlying the web, and how web usage mining makes sense of web user behavior data. The document also summarizes Kleinberg's algorithm for determining authoritative pages on a topic by considering pages as hubs and authorities in a mutually reinforcing relationship.
This document discusses using support vector machines (SVMs) for financial time series forecasting. It introduces SVMs and describes how they find the optimal separating hyperplane between classes of data. The document outlines experimental settings using SVMs, backpropagation networks, and case-based reasoning on stock market data. The results show SVMs outperform the other methods due to minimizing structural risk, but note issues with parameter tuning.
This document outlines a time series forecasting model that decomposes a time series into trend, seasonal, cyclical, and irregular components. It describes measuring forecast error using mean absolute deviation, mean square error, and root mean square error. It then explains the trend, seasonal, cyclical, and irregular components of a time series and how they interact in a multiplicative model. The document provides an example of forecasting sales for a home furnishing store using this multiplicative model to decompose the time series into its components and generate an in-sample forecast.
This document discusses fuzzy logic, beginning with its origins in ancient Greece and formalization in 1965 by Lotfi Zadeh. It explains fuzzy logic represents concepts with overlapping membership functions rather than binary logic. Fuzzy logic and neural networks both model human reasoning but fuzzy logic uses linguistic rules while neural networks learn from examples. Fuzzy logic has applications in control systems like temperature controllers and anti-lock braking systems to handle nonlinear dynamics. It is used in other fields like business and expert systems to represent subjective concepts.
The document discusses projections for world population growth from 1950 to 2050. It finds that total population is expected to reach 9.078 billion by 2050, up from 6.302 billion in 2003, though the average annual growth rate is expected to decline from 1.16% to 0.43% due to falling fertility rates. Population growth will be concentrated in developing regions like Asia, Africa, and Latin America, while populations may decline in parts of Europe and the former Soviet Union. The top 10 most populated countries in 2050 are projected to be China, India, United States, Indonesia, Brazil, Pakistan, Russia, Bangladesh, Nigeria, and Japan.
The document summarizes key aspects of artificial neural networks and supervised learning. It discusses how biological neural networks inspired the development of artificial neural networks. The basic neuron model and perceptron are introduced as simple computing elements. Multilayer neural networks are presented as able to learn complex patterns through backpropagation algorithms that reduce errors by adjusting weights between layers.
- Artificial neural networks are inspired by biological neural networks and try to mimic their learning mechanisms by modifying synaptic strengths through an optimization process.
- Learning in neural networks can be formulated as a function approximation task where the network learns to approximate a function by minimizing an error measure through optimization of synaptic weights.
- A single hidden layer neural network is capable of learning nonlinear function approximations if general optimization methods are applied to update the synaptic weights.
The document discusses modeling dynamic systems and earthquake response. It covers basic concepts like Fourier transforms, single and multi-degree of freedom systems, modal analysis, and elastic response spectra. Numerical methods are presented for dynamic analysis in the frequency and time domains, including the finite element method and method of complex response. Examples of earthquake records and harmonic motion are shown.
The document discusses modeling dynamic systems and earthquake response. It covers basic concepts like Fourier transforms, single and multi-degree of freedom systems, modal analysis, and elastic response spectra. Numerical methods are presented for dynamic analysis in the frequency and time domains, including the finite element method and method of complex response. Examples of earthquake records and harmonic motion are shown.
This slideshow introduces several basic system behaviors: exponential growth, S-shaped growth, goal seeking, oscillation, overshoot and collapse, and S-shaped growth with overshoot. Positive and negative feedback loops are discussed for each behavior. System dynamics modeling can be applied to management, government, economics, the environment, and other complex systems to better understand their dynamic behaviors over time.
The document discusses how to mathematically represent system dynamics models using differential equations. It explains that system dynamics describe systems using state variables (stocks) and their rates of change (flows), which can be expressed as differential equations. These equations can be linear or nonlinear. The document provides several examples of system dynamics models translated into systems of differential equations. It also discusses how to interpret graphical functions and their derivatives to determine behaviors.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Konvergensi sains dan_spiritualitas
1. Klaim Dasar Sains dan Spiritualitas: Kemungkinan dan Ketidakmungkinan
Konvergensi?
*Harjo Winoto
Dalam dunia modern kontemporer, sains dikenal sebagai suatu aktivitas intelektual dan
praktis tentang studi suatu sistem, struktur, dan perilaku materi fisik (natural world) melalui
observasi dan eksperimen. Dalam pikiran orang awam, kata "sains" (atau science dalam
bahasa Inggris) dibayangkan sebagai buku teks yang tebal, jaket lab berwarna putih dan
mikroskop, seorang astronom yang sedang menerawang melalui teleskop, seorang naturalis
di hutan hujan tropis, atau persamaan Einstein (E=MC2
) di papan tulis. Secara umum,
gambar-gambar tersebut muncul sebagai bagian dari imaginasi tentang adanya suatu alat
atau penemuan yang dapat mengatasi permasalahan manusia. Namun, gambaran ini tidak
pernah secara utuh menjelaskan sains.
Berikut beberapa pendekatan dalam sistem yang dinamakan "scientific"
1. Asumsi aksiomatik
Beberapa filsuf mencoba mengartikulasi asumsi aksiomatik yang menjadi dasar sains, suatu
bentuk foundationalism. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa asumsi ini cukup
masuk akal dan diperlukan untuk menjalankan aktivitas sains. Misalnya, Hugh Gauch
mengargumentasikan bahwa sains mengasumsikan bahwa "dunia fisik bersifat teratur dan
dan dapat dipahami". Sama halnya, seorang biologis Stephen Jay Gould, mengutip hukum
alam konstansi sebagai suatu asumsi yang harus diasumsikan seorang peneliti sebelum
memulai kegiatan geologi.
2. Koherentisme
Bertolak belakang dari pandangan sains berpijak pada asumsi pondasional, koherentisme
menyatakan bahwa semua pernyataan dapat dijustifikasi dengan menjadi bagian dari suatu
sistem yang koheren. Atau, jika pernyataan individu tidak dapat divalidasi dengan
sendirinya, hanya sistem yang koheren yang dapat dijustifikasi. Sebuah prediksi tentang
"transit of venus" (fenomena dimana planet Venus berada langsung di antara matahari dan
Bumi, atau planet lain) hanya dapat dijustifikasi jika prediksi tersebut koheren dengan
pemahaman yang lebih luas tentang mekanika selestial (milky way) dan observasi-observasi
sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, observasi tersebut merupaka tindakan
yang kognitif, yaitu bahwa ia bergantung pada pemahaman yang telah ada, suatu sistem
2. "keyakinan". Suatu observasi tentang "transit of Venus" mempersyaratkan diyakininya
beberapa hal lain, yaitu optik teleskop, mekanika teleskop, dan pemahaman akan mekanika
selestial. Jika prediksi tersebut gagal dan suatu transit tidak dapat diobservasi, maka akan
ada penyesuaian dengan sistem yang ada, perubahan dari asumsi sandingan (auxiliary
assumption), ketimbang penolakan terhadap keseluruhan sistem teori tersebut.
Beberapa ilmuwan menyatakan ketidakmungkinan untuk menguji suatu teori dalam kondisi
tertutup (terisolasi). Uji tersebut hanya dapat dilakukan melalui hipotesis sandingan (auxiliary
hypotheses) untuk membuat prediksi yang dapat diuji. Sebagai misal, untuk menguji hukum
Newton tentang gravitasi dalam setting sistem tata surya, seorang ilmuwan memerlukan
informasi tentang massa dan posisi Matahari dan seluruh planet. Sejarah mencatat suatu
kejadian yang terkenal di kalangan ilmuwan di abad ke-19 yaitu kegagalan untuk
memprediksi orbit Uranus tidak sekonyong-konyongnya mengakibatkan penolakan terhadap
hukum Newton namun mengakibatkan penolakan tentang hipotesis bahwa sistem tata surya
terdiri dari hanya 7 planet. Investigasi lanjutan menghasilkan penemuan planet ke-8,
Neptunus. Jika suatu tes gagal, berari ada sesuatu yang salah. Akan tetapi, terdapat
masalah untuk menemukan apa "sesuatu' itu, misalnya, ada planet yang belum
terobservasi, alat uji yang tidak terkalibrasi dengan baik, kurvatur ruang yang tidak disangka-
sangka.
3. "Apa saja" masuk
Seorang filsuf sains Paul Feyerabend mengargumentasikan bahwa tidak ada satupun
penjelasan metode sains yang cukup luas untuk mencakup semua pendekatan dan metode
yang digunakan seorang ilmuwan. Dia mengklaim bahwa tidak ada aturan metodologi yang
berguna dan bebas dari pengecualian. Feyerabend menolak metode sains yang preskriptif
dengan dasar bahwa metode semacam itu akan melumpuhkan perkembangan sains.
Dengan kata lain, menurut Feyerabend "satu-satunya prinsip yang tidak menghambat
perkembangan sains adalah "apa saja" masuk".
Feyerabend merasa bahwa sains dimulai sebagai suatu gerakan yang meliberalisasi, namun
seiring waktu sains menjadi dogmatik dan kaku, dan oleh karenanya cenderung menjadi
suatu ideologi, dan, atas kesuksesan tersebut, sains telah menjadi alat untuk mengekang.
Ia merasa dominasi sains yang bersifat eksklusif telah menjadikannya suatu alat untuk
mengarahkan masyarakat ke dalam bentuk otoritarianisme.
4. Sosiologi pengetahuan sains
3. Suatu paradigma merupakan hal yang diyakini secara kolektif oleh anggota-anggota
komunitas sains. Sebaliknya, suatu komunitas sains terdiri dari orang-orang yang meyakini
paradigma tersebut secara kolektif. Menurut Thomas Kuhn, sains hanya dapat dilakukan
sebagai bagian dari suatu komunitas, dan secara inheren merupakan aktifitas komunal.
Jelas bahwa faktor sosial yang mempunyai peran penting dan langsung dalam metode
sains. Lebih lanjut, walaupun dari perspektif ini sains merupakan konstruksi sosial, tidak
berarti bahwa realita adalah sekedar konstruksi sosial.
5. Filsafat kontinental
Filsuf dengan tradisi kontinental tidak dikenal (atau dikategorisasikan) sebagai filsuf sains.
Namun, mereka berbicara banyak tentang sains, bahkan beberapa dari mereka mengusung
tema-tema yang berbau tradisi analitis. Contohnya, Nietzsche yang mengedepankan tesis
"Genealogi Moral" dalam pencarian kebenaran dalam sains sebagai suatu ideal yang
aksetik. Secara umum, sains dalam filosofi kontinental dilihat dari perspektif sejarah
peradaban. Georg Wilhelm Friedrich Hegel merupakan salah satu pendukung pendekatan
ini. Semua pendekatan ini meliputi perspektif sejarah dan sosial, dengan memprioritaskan
"pengalaman organik", ketimbang pendekatan progres atau anti-sejarah yang dilakukan oleh
tradisi analitis.
Perkembangan sains modern, yang ditandai oleh subyek fisika kuantum yang
mengobservasi realita fisik dalam skala nano (10-9
) dan yokto (10-24
). Fisika kuantum
berupaya menjelaskan konstruksi realitas fisik dengan memisahkan semua obyek fisik
dalam ukuran terkecilnya (konstituen atom terkecil). Dalam suatu karya graphic novel, the
Watchmen, kuantum fisika digambarkan melalui proses pemisahan suatu obyek fisik hingga
komponen terkecilnya melalui mesin Akselerator Partikel. Tujuannya adalah mengobservasi
hukum-hukum alam yang berlaku untuk interaksi partikel sub-atomik.
Konvergensi Metode: Sains dan Spiritualitas
Dari sejarah dan tradisi sains hingga fisika kuantum, sains bercokol pada sifatnya yang
obyektif, empiris, dan dapat direka. Meskipun terdapat tubrukan-tubrukan yang cukup keras
di kalangan ilmuwan yang berkontentasi atas metode serta asumsi sains, namun tubrukan-
tubrukan itu menghasilkan suatu konvergensi dalam tubuh sains sendiri. Misalnya dalam
konteks kuantum fisika yang kemudian melahirkan String-Theory, yang disempurnakan
dengan M-Theory, ilmuwan fisika kuantum "percaya" bahwa terdapat 11 dimensi dalam
4. realitas fisik. Konstruksi ini untuk sementara didasarkan pada bahasa matematika. Namun,
yang ingin penulis tekankan adalah implikasinya. Bila dapat dibuktikan (bukan hanya
sekedar pembuktian internal ala matematika (proof), dan dimanifestasikan (dinyatakan
dalam suatu wujud fisik (evidence) atau ditemukan suatu metode atau alat observasi), maka
pemahaman fisikawan tentang dunia realitas fisik diprediksi akan mengalami perubahan
yang cukup fundamental. Perubahan fundamental yaitu pada asumsi kita tentang
momentum dan lokasi, yaitu semua obyek fisik berprilaku secara deterministik (ada di lokasi
tertentu) dan dapat diprediksi. Dalam level kuantum, semakin jelas lokasi suatu partikel,
semakin kabur informasi tentang momentumnya dan sebaliknya.
Saat ini ada beberapa alternatif String-Theory, yakni 11D supergravity, Type IIA, Type IIB,
Type I, E8E8, dan S0(32) heterotic. M-Theory merupakan metode untuk mengunifikasi
semua teori tersebut (penambahan satu dimensi dari 3 dimensi hingga 11 dimensi
menunjukkan munculnya fitur-fitur masing-masing teori).
Tanpa bermaksud menjelaskan secara teknis, yang perlu digarisbawahi dari metode M-
Theory adalah kemampuannya untuk menciptakan "payung" yang lebih besar yang mampu
menjelaskan seluruh pecahan-pecahan teori kecil. Tentunya, seluruh teori ini dibangun
melalui observasi yang kemudian dibahasakan dalam konstruksi matematika. Konvergensi
ini mengandung suatu metode yang mampu (jika terbukti secara utuh dan dapat diuji
berulang kali) menghilangkan sifat eksklusifitas dan dualisme dalam berbagai anomali fisika,
misalnya dualisme gelombang-partikel elektron.
Salah satu metode kunci yang dipakai dalam sains adalah metode induksi-deduksi. Induksi
adalah generalisasi dari contoh-contoh yang dapat diobservasi secara empiris. Deduksi
adalah proses yang berlawanan, yang dimulai dari asumsi kebenaran umum yang kemudian
diterapkan (diobservasi dan ternyata benar) dalam contoh-contoh empiris.
5. Saya ambil contoh pendekatan konvergensi sains dan spiritualitas dari pemikiran Dalai
Lama. Buddhisme mempercayai bahwa terdapat perbedaan yang mendasar dari peran
deduksi dalam proses pemikiran (reasoning) Buddhisme dengan sains. Sains menggunakan
konstruksi matematika yang kompleks, sementara Buddhisme, seperti halnya filsafat India
kuno, selalu berkutat pada hal konkret dalam penggunaan logika, di mana pemikiran
(reasoning) diterapkan pada suatu konteks yang partikular. Matematika memungkinkan
proses abstraksi yang luar biasa besar dalam sains. Perbedaan lain dan mungkin lebih
penting adalah proses falsifikasi, yaitu teori sains harus memuat di dalamnya kondisi-kondisi
dimana teori tersebut dapat dibuktikan salah. Contoh yang dikemukakan Dalai Lama adalah
teori bahwa Tuhan menciptakan alam semesta tidak mungkin menjadi suatu teori yang
scientific karena dalam teori tersebut tidak terdapat kondisi-kondisi dimana ia dapat
dibuktikan salah. Dalam, Buddhisme arena pemikiran tidak hanya terbatas pada realitas
fisik, namun juga termasuk pengalaman subyektif tentang nilai (values), metafisika dan
etika. Hanya dengan melihat ketiga komponen tersebut dalam satu kerangka yang utuh
barulah tercapai pemahaman yang lebih akurat.
Dalam tradisi Buddhisme, mereka mengenal prinsip "ranah negasi", yang mendelineasi "apa
yang tidak ditemukan/terbukti" dengan "apa yang terbukti tidak ada". Logika dalam
dikhotomi ini, bila diaplikasikan dalam pertanyaan "Apakah Tuhan ada?", maka fakta bahwa
sains tidak dapat membuktikan keberadaan Tuhan tidak berarti Tuhan tiada bagi kaum yang
mempraktikkan tradisi teistik. Problematika yang hendak dijelaskan dalam butir ini adalah
pertanyaan tentang prima causa, atau asal muasal alam semesta.
Selanjutnya, topik yang banyak diteliti dewasa ini adalah mengenai kesadaran
(consciousness) manusia. Penelitian tentang persepsi dan bangunan proses kita sebagai
manusia dalam memahami dunia di sekitar kita merupakan merupakan kunci untuk
mengetahui benar-tidaknya atau setidaknya batasan dari kemampuan observasi kita. Sudut
pandang ini mulai mempersempit jarak sains dan spritualitas (yang mengusung pengalaman
subyektif dari sang pelaku).
Perkembangan fisika kuantum hingga saat ini menunjukkan runtuhnya metode deduksi
untuk topik-topik bahasan yang berada di luar resepsi (dan persepsi) indera fisik manusia
(penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa, bau) dan untuk obyek-obyek di luar realitas 3
dimensi manusia. Menurut hemat penulis, metode deduksi tanpa disertai aspek induksi dan
aspek multi-perspektif akan mengakibatkan terciptanya paham yang dogmatis. Sains hanya
akan menjadi agama baru dimana premis-premis awalnya tidak tersentuh pertanyaan dan
interogasi kritis.
6. Titik-titik konvergensi
Dari paparan singkat metode sains dan spiritualitas di atas, terdapat beberapa titik
kovergensi.
Pertama, titik konvergensi dalam hal pengalaman subyektif individu yang mempunyai
dampak terhadap "obyek" (dalam dikhotomi klasik tentang subyek-obyek). Artinya, terdapat
relasi dalam hubungan keduanya dengan bau hermeneutika. Implikasinya adalah konteks
atau sudut pandang dimulainya suatu observasi berpengaruh terhadap "obyek". Artinya,
obyek bukanlah semata-mata suatu fenomena independen yang eksistensinya konstan
sepanjang masa dengan atau tanpa hadirnya subyek. Selama ini toh semua obyek selalu
dibungkus dan diorganisasi oleh subyek (manusia). Catatan dari penulis adalah bahwa
dikhotomi subyek-obyek harus diluluhkan untuk menerawang kemungkinan adanya potensi
relasi lain di antara subyek-obyek. Atau bahkan mungkin keduanya adalah satu hal yang
sama. Dalam bahasa spiritualitas, zat yang dinamakan Tuhan atau Higher Being tidaklah
semata-mata suatu kenyataan obyektif yang kaku dan independen. Namun, suatu
zat/entitas yang dinamis dalam relasinya dengan manusia.
Kedua, titik konvergensi dalam hal realitas fisik yang terbatas. Fisika kuantum secara
gamblang menggambarkan keterbatasan kemampuan observasi manusia, yang dari sana
lah dirumuskan teori 11 dimensi. Keberadaan suatu obyek fisik yang melampaui 3 dimensi
manusia tidak dapat dibuktikan dengan kondisi dan alat dalam dimensi tersebut. Para
ilmuwan fisika kuantum meyakini perkembangan teknologi akan membawa manusia untuk
mampu menciptakan alat untuk menerawang melampaui 3 dimensi tersebut. Realitas fisik
yang terbatas berarti tercipta ruang bagi suatu zat yang melampaui manusia. Belum tentu
zat itu tuhan sebagaimana diyakini kaum teistik, dengan variasi, politeistik, deistik maupun
monoteistik. Setidaknya, pada titik ini ruang ini membongkar asumsi klasik sains tentang
obyek material. Sebagaimana halnya pelampauan tersebut, agama-agama Samawi hanya
dapat berkonvergensi dengan sains bila terdapat "pencairan" teks dan interpretasi teks serta
tradisi yang mampu merespons perkembangan sains. Dengan kata lain, teks tidak
seharusnya diperlakukan sebagai obyek mati yang sudah selesai. Penerapan dan
reinterpretasi nilai teks harus menjadi bagian yang utuh dalam kehidupan spritualitas.
Konvergensi ini tidak mungkin terjadi bila sains dan spiritualitas mengusung ide bahwa
"dunia obyektif material merupakan ranah sains, dan dunia obyektif spiritualitas merupakan
ranah spritualitas". Sifat dikhotomi yang memisahkan dengan tegas "obyek" yang diteliti
sains dan spiritualitas akan memisahkan keduanya dalam ketidaksinambungan. Setidaknya,
kita harus mengambil sikap bahwa "kita tidak tahu", atau "mari kita coba". Dalam guyonan
7. para ilmuwan "siapa tahu tuhan ada di dimensi yang lain (lebih tinggi) dan manusia ternyata
sains adalah jawaban iman".
Penulis menutup tulisan ini dengan catatan bahwa dikhotomi sains dan spritualitas
hendaknya diperlakukan dengan sikap mencoba menjalin dialog. Bila akhirnya tidak terdapat
titik temu, setidaknya kita sudah membuktikan divergensi tersebut. Namun, pada titik ini
perlu dilakukan upaya memahami satu sama lain melalui penyamaan kosa kata.
*Karena hujan lebat yang tak kunjung henti, seorang pendeta yang terjebak di atap
rumahnya pun berdoa meminta bantuan tuhannya. Setelah berjam-jam menunggu, ia tidak
melihat satupun tanda-tanda. Tiba-tiba, terdengar suara mesin yang berdengung dan
semakin dekat semakin jelas bahwa beberapa orang menggunakan boat kecil untuk
menolong korban yang tertinggal. Sang pendeta menolak bantuan orang-orang tersebut.
Berikut beberapa jam kemudian, terdengar suara menderu dari sebuah helikopter. Sang
pendeta pun tetap menolak pertolongan itu dan meyakini tuhannya akan mengirimkan
pertolongan. Beberapa jam kemudian, terlihat beberapa orang korban yang sedang
menggunakan barang-barang tersisa untuk membuat pelampung dan meminta bantuan
pendeta tersebut supaya mereka bisa berenang mencari bantuan. Sang pendeta pun tetap
menolak dan menyakini tuhannya akan menolongnya. Sang pendeta pun meninggal karena
kelaparan, rasa capek, dan kedinginan. Sesampainya ia di Surga, ia bertanya mengapa
tuhan tidak menolongnya. Tuhan menjawab "Saya sudah mengirim tiga bantuan dan kamu
tetap menolaknya"
Mungkinkah sains adalah pertolongan tuhan untuk lebih mendekatinya?