SlideShare a Scribd company logo
Post-modernism Condition
&
New Sciences
Presented by:
Agung Ponco Utomo
David Hutapea
Sejarah:
 Arnold Toynbee (Study of History) adalah yang pertama
kali yang menggunakan istilah postmodernist pada
tahun 1939. Pada tahun 1960, istilah itu masuk ke
Eropa dan banyak pemikir di sana yang tertarik akan
pemikiran itu.
 Jean Francois Lyotard adalah salah satu yang tertarik
untuk mengembangkan konsep itu. Dia menulis
karyanya yang berjudul “The Post-Modern Condition”
(1979) sebagai kritikan atas karya “The Grand
Narrative” yang dianggap sebagai dongeng khayalan
hasil karya masa Modernitas.
Arti:
Beberapa versi arti istilah post-modernisme:
 Post Modernisme adalah lawan dari modernisme yang
dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia
modern (Lyotard)
 Post Modernisme adalah pengembangan dari
modernitas (Bryan S Turner, Theories of Modernity and
Post-Modernity).
Pendapat ketiga, menurut Zygmunt Bauman Post-Modern
Ethics:
Kata “Post” dalam Post Modernisme bukan berartikan
“setelah” (masa berikutnya). Postmodernisme adalah
usaha keras sebagai reaksi dari kesia-siaan zaman
modernis. Adapun penyebab dari hal tersebut adalah
akibat dari tekanan yang bersumber dari
prasangka/insting belaka.
Tujuan:
Para pemikir postmodernisme bertujuan untuk
mengaburkan batas-batas yang telah ditetapkan oleh
Pencerahan Barat. Mereka hendak menempatkan segala
bentuk universalisme ke dalam salah satu jenis permainan
bahasa saja, serta menurunkan sains dan positivisme serta
metafisika dari tahktanya.
Latar Belakang:
Pauline Rosenau, Post-Modernism & the Social
Sciences:
Postmodernisme menganggap modernisme telah
gagal dalam beberapa hal penting antara lain:
Pertama, modernisme gagal mewujudkan
perbaikan-perbaikan dramatis sebagaimana
diinginkan para pedukung fanatiknya.
Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu
melepaskan diri dari kesewenangan dan
penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada
pilihan yang seringkali mendahului hasil penelitian.
Ketiga, ada semacam kontradiksi antara teori dan
fakta dalam perkembangan ilmu-ilmu modern.
Keempat, ada semacam keyakinan (yang
sesungguhnya tidak berdasar) bahwa ilmu
pengetahuan modern mampu memecahkan segala
persoalan yang dihadapi manusia dan
lingkungannya; ternyata keyakinan ini keliru ketika
kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan
terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan
dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi
manusia karena terlalu menekankan pada atribut
fisik individu.
CIRI-CIRI POSTMODERNISME
Delapan karakter sosiologis post-modernisme
yang menonjol, yaitu:
Satu, timbulnya pemberontakan secara kritis
terhadap proyek modernitas; memudarnya
kepercayaan pada agama yang bersifat
transenden dan diterimanya pandangan
pluralisme relativisme kebenaran.
Dua, meledaknya industri media massa, sehingga menjadi
perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita,
yang pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa
kecil. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah
menjelma bagaikan “agama” atau “tuhan” sekuler, dalam
arti perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh agama-
agama tradisional, tetapi tanpa disadari telah diatur oleh
media massa, seperti program televisi.
Tiga, munculnya radikalisme etnis dan keagamaan sebagai
reaksi/alternatif ketika orang semakin meragukan
kebenaran sains, teknologi dan filsafat yang dinilai gagal
memenuhi janjinya untuk membebaskan manusia, tetapi
sebaliknya adalah penindasan.
Empat, munculnya kecenderungan baru untuk menemukan
identitas dan apresiasi serta keterikatan rasionalisme
dengan masa lalu.
Lima, semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban)
sebagai pusat kebudayaan, dan wilayah pedesaan sebagai
daerah pinggiran.
Enam, semakin terbukanya peluang bagi kelas/kelompok
sosial untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas.
Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut
mendorong bagi proses demokratisasi.
Tujuh, era postmodernisme juga ditandai dengan munculnya
kecenderungan bagi tumbuhnya eklektisisme dan
pencampuradukan dari berbagai wacana, potret serpihan-
serpihan realitas, sehingga seseorang sulit untuk
ditempatkan secara ketat pada kelompok budaya secara
eksklusif.
Delapan, bahasa yang digunakan dalam konsep
postmodernisme seringkali mencerminkan ketidakjelasan
makna dan inkonsistensi sehingga apa yang disebut “era
postmodernisme” banyak mengandung paradoks.
New Sciences Dalam Era Postmodernism
 Sains Baru adalah perkembangan dari Sains Modern. Sains
Modern dibangun di atas paradigma Newton yang memiliki 3
pilar utama:
 Reduksionisme: melihat segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian;
pemahaman terhadap setiap bagian akan memberikan gambaran
lengkap tentang sesuatu.
 Determinisme: semesta bekerja menurut hukum sebab-akibat
yang pasti.
 Obyektivisme: kebenaran bersifat obyektif, tidak bergantung pada
pengamat dan cara mengamati.
3 Jenis Mekanika:
 Mekanika Newtonian – Newton mengembang-
kan pemikiran Galileo Galilei tentang gerak
benda serta pemikiran Copernicus tentang
gerak revolusi planet-planet terhadap matahari.
 Mekanika Relativistik - dikembangkan oleh Einstein
(Teori Relativitas Khusus dan Umum), terutama
berdasarkan Relativitas Khusus. Intinya besaran fisis
seperti waktu, panjang, dan massa adalah besaran
relatif tergantung kecepatan pengamat dan obyek
 Mekanika Kuantum
(Pendukung: Schrodinger, Planck, Heisenberg,
Bohr, dan Broglie)
1. Tak ada realitas selama hal itu belum diukur.
2. Tidak ada pengukuran yang dapat menghasilkan
nilai yang pasti kerena dilarang oleh hukum fisika
(Asas ketidakpastian Heisenberg).
3. Segala-galanya adalah fungsi probabilitas.
Seseorang boleh menyatakan sebuah obyek
sebagai apa saja tetapi harus bertanggung jawab
terhadap tingkat kemungkinan obyek tersebut
(Fungsi gelombang Schrodinger).
4. Bahasa telah menipu manusia dalam mempelajari hukum
alam. Definisi tentang partikel, gelombang, massa, dan
energi misalnya ternyata bukanlah besaran fisis sebenarnya
melainkan hanyalah kamuflase fisis. Intinya massa dan
energi adalah kamuflase terhadap besaran fisis yang lebih
fundamental.
5. Ada kemungkinan besaran-besaran fisis adalah besaran
diskrit bukan kontinu. Fungsi gelombang Schrodinger
memungkinkan kita memandang alam semesta sebagai
parameter ruang-waktu diskrit.
Dunia tidak lagi seperti yang dipikirkan oleh
Newton, yaitu dunia yang mekanis dan dapat
diramalkan. Teori Kuantum berpendapat bahwa
kita tidak bisa memprediksi gerakan ataupun
relasi partikel-partikel atom ataupun sub atom
yang kita amati. Paling-paling, kita hanya dapat
memprediksinya sampai tahap probabilitas.
Teori Chaos, Teori Fraktal dan
Relativisme
Teori Chaos ditemukan oleh seorang meteorologis yang
bernama Edward Lorentz. Dalam usahanya untuk melakukan
peramalan cuaca, ia menyelesaikan 12 persamaan diferensial
non-linear dengan komputer. Hasil perhitungannya itu
kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak di
atas sehelai kertas. Sejam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil
yang mengejutkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut
memang berhimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser
sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah
yang kemudian dikenal sebagai “efek kupu-kupu” (butterfly
effect). Efek ini mengibaratkan kepakan sayap kupu-kupu di
Brasil (setara dengan pengabaian angka sekecil 0.000127)
akhirnya mampu memicu terjadinya tornado di Texas beberapa
bulan kemudian.
Figure 1: Lorenz's experiment: the difference between the
starting values of these curves is only .000127. (Ian Stewart,
Does God Play Dice? The Mathematics of Chaos, pg. 141)
Figure 2: The Lorenz Attractor (James Gleick, Chaos -
Making a New Science, pg. 29)
Pada dasarnya Teori Chaos adalah berkaitan dengan sistem
yang tidak teratur. Sistem semacam ini bisa kita temui pada
objek-objek seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dsb.
Sekilas, sistem-sistem tersebut nampak acak, tidak teratur
dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas
bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar dan tidak
teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian
yang teratur. Secara statistik bisa dinyatakan bahwa Chaos
adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik.
Sistem yang deterministik (sederhana, satu solusi) bila
ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik
(rumit, solusi banyak).
Mandelbrot dan Helge von Koch, ahli komputer dan matematika, yang
memperagakan hal ini sehingga muncullah cabang ilmu baru yang
disebut fraktal (fractal). Fraktal bukanlah chaos. Fraktal adalah suatu
struktur yang memiliki substruktur yang masing-masing substruktur
memiliki substruktur lagi dan seterusnya. Setiap substruktur adalah
replika kecil dari struktur besar yang memuatnya.
Fraktal adalah benda geometris yang kasar pada segala skala, dan
terlihat dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Beberapa fraktal
bisa dipecah menjadi beberapa bagian yang semuanya mirip dengan
fraktal aslinya. Fraktal dikatakan memiliki detil yang tak terhingga dan
dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang
berbeda. Pada banyak kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan
cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses rekursif atau
iteratif.
Himpunan Mandelbrot yang
diperbesar 350 kali menunjukkan
detil yang mirip dengan
himpunan utuhnya.
Suatu himpunan
Julia, fraktal yang
berhubungan
dengan himpunan
Mandelbrot.
Fraktal alami yang
dibuat dengan cara
memisahkan
lembaran akrilik
yang telah dilem.
Keretakan karena
voltase tingga pada
akrilik setebal 4
inci menghasilkan
gambar
Lichtenberg.
Percabangan fraktal
pada DVD yang
terkena radiasi
gelombang mikro.
Brokoli yang
merupakan fraktal
alami.
Fraktal yang mirip
bunga.
Contoh lainnya dari fraktal dapat kita lihat pada tumpukan
bangun segitiga sama sisi. Segitiga sama sisi adalah sistem
deterministik (sederhana). Bila banyak segitiga sama sisi
ditumpuk-tumpuk dan dilakukan perbesaran pada salah satu
pinggir tumpukannya akan menghasilkan suatu permukaan
pinggiran yang sangat ruwet (stokastik). Keadaan akhir (yang
dilihat dengan mata) tumpukan akhir pada salah satu pinggir
adalah sistem chaos sedangkan segitiga-segitiga
pembentuknya adalah unsur pembentuk fraktal.
Chaos - Figure 4: The Koch curve (James Gleick, Chaos -
Making a New Science, pg. 99)
RELATIVISME
Gugatan Postmodernisme atas Modernisme
Gugatan pertama diajukan kepada pentotalan ilmu
pengetahuan terhadap kekayaan dimensi manusia dan
perkembangan masyarakat. Sifat kepastian dan universalitas
baik dari ilmu pengetahuan ataupun ideologi modern itu
dipertanyakan. Sementara kultur non-ilmu seperti tradisi lama
yang banyak mengajari kearifan hidup dibangkitkan kembali.
Terhadap kepastian modernitas, postmodernisme mengajukan
berlakunya sifat misteri di dalam psikologis manusia ataupun
pertumbuhan peradaban yang tak dapat dikontrol sepenuhnya
oleh ilmu pengetahuan dan karenanya menjadi bahaya jika ilmu
mencoba mengkontrolnya. Di tingkat kosmologi,
postmodernisme menujukan bahwa semesta tidaklah bersifat
mekanik dan deterministik tapi evolusionis yang tak dapat
ditebak arah perkembangannya. Di tingkat sosial,
postmodernisme menyatakan bubarnya Uni Soviet yang tak
pernah diduga oleh analis manapun dan kebangkitan kembali
agama yang tak pernah dibayangkan sebelumya, menjadi tanda
bahwa sifat misteri itu memang melingkupi kita.
Terhadap sifat universal ilmu dan ideologi sosial,
postmodernisme mengajukan relativisme dan pluralisme.
Masyarakat barat sudah berkembang sedemikian kompleks
dan detail. Demassifikasi (anti massal) dan heteregonisasi
tidak saja melanda corak produksi namun juga gaya hidup
dan cara berpikir. Maka tak mungkin lagi ada sebuah grand
narrative yang dapat menjelaskan ataupun memberi arah
kompleksitas ini. Berbagai ideologi besar pun diturunkan dari
singgasana dengan ditunjukkan sifat relative-nya baik
berdasarkan bahasa yang digunakan ataupun asumsi yang
dilandasinya,
Anthroposentrisme pun menjadi dipertanyakan
kembali. Dengan menjadikan manusia sebagai ukuran
segala sesuatu, manusia memandang alam sebagai
wilayah yang dapat dimanipulasi dan pada gilirannya
didominasi. Akibatnya terjadi eksploitasi dan
degradasi lingkungan hidup.
Pada puncaknya, posisi akal budi itu sendiri yang digugat. Akal
budi tidak lagi dipandang setinggi di era Renaissance.
Pernyataan Postmodernisme yang terkenal: "Akal budi
bukanlah cermin dimana kebenaran dapat memantulkan diri
sepenuh-penuhnya". Akal budi selalu bersifat menyeleksi dan
mendistorsikan karena itu apapun yang berpangkal dari akal
budi menjadi relatif. Sesuatu yang relatif tidak layak
diberhalakan.
“Semua adalah relatif” (All is relative) merupakan slogan generasi
zaman postmodern di Barat. Slogan “Semua adalah relatif” kemudian
diarahkan menjadi kesimpulan “Disana tidak ada kebenaran mutlak”
(There exists no Absolute Truth)”. Kebenaran, moralitas, nilai dan
lain-lain adalah relatif belaka. Tapi karena asalnya adalah kebencian
maka ia menjadi tidak logis. Kalau anda mengatakan “Tidak ada
kebenaran mutlak” maka kata-kata anda itu sendiri sudah mutlak,
padahal anda mengatakan semua relatif. Kalau anda mengatakan
“semua adalah relatif” atau “Semua kebenaran adalah relatif” maka
pernyataan anda itu juga relatif alias tidak absolut. Kalau “semua
adalah relatif” maka yang mengatakan “disana ada kebenaran
mutlak” sama benarnya dengan yang menyatakan “disana tidak ada
kebenaran mutlak”. Tapi ini self-contradictory yang absurd.
Epistemologi dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Era
Posmodern
Penolakan terhadap nilai-nilai modern dalam ilmu pengetahuan,
terlihat pada perbedaan antara paradigma positivis yang
diinterpretasikan memiliki kecenderungan reduksi pada ‘aspek
kemanusiaan’ dan realitas karena didasari struktur ideologi yang
tidak dapat mengikuti dinamika interaksi dalam masyarakat.
Postmodern menyadari itu dan menuntut perubahan dalam
aktivitas keilmuan, di mana salah satu yang dapat ditelaah adalah
karakteristik sudut pandang peneliti dan aktivitas penelitian
dengan cara: (1) dari seorang peneliti sebagai observer (penonton
pasif) menjadi observer yang berpartisipasi. (2) Dari model (gaya)
penelitian satu arah menjadi gaya penelitian interaktif.
Karakteristik sudut pandang peneliti di atas berkaitan dengan
pandangan epistemolog posmodernis yang menolak penyamaan
manusia dengan alam seperti pada paradigma positivisme. Ada
beberapa prinsip epistemologi/metodologi modern yang ditolak
oleh epistemologi posmodernisme, antara lain:
1. Metode ilmiah adalah metode yang baku.
2. Pertanyaan manusia dan sosial-budaya dapat dijawab
dengan metode ilmiah yang baku.
3. Eksistensi manusia (human being) itu seperti mesin.
4. Obyektifitas total itu dapat dicapai.
5. Kuesioner itu selalu mengemukakan kebenaran.
6. Proses penelitian benar-benar bebas dari bias personal.
7. Semua yang ada hanya merupakan sebuah teka-teki
sosial yang akan terpecahkan melalui metode eksperimen.

More Related Content

What's hot

Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
Chiquita Herarditya
 
7. postmodern
7.  postmodern7.  postmodern
7. postmodern
evinurleni
 
Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya
Natasha Rastie Aulia
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
mankoma2012
 
Michel foucault
Michel foucaultMichel foucault
Michel foucault
KuliahMandiri.org
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
Eka Kristina Dewi
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
Candra Sihotang
 
Dekonstruksi Jacques Derrida
Dekonstruksi Jacques DerridaDekonstruksi Jacques Derrida
Dekonstruksi Jacques Derrida
Bibriyanti Utami Putri
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
bintarijoesman
 
Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2
Pet-pet
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologimankoma2013
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Teori Dramaturgi
Teori DramaturgiTeori Dramaturgi
Teori Dramaturgi
mankoma2013
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalNovri To Day
 
Karl Marx
Karl MarxKarl Marx
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
Diana Amelia Bagti
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
mankoma2013
 
Masyarakat cyber
Masyarakat cyberMasyarakat cyber
Masyarakat cyber
University of Andalas
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Satrio Arismunandar
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
mankoma2012
 

What's hot (20)

Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
 
7. postmodern
7.  postmodern7.  postmodern
7. postmodern
 
Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya Antropologi Sosial & Budaya
Antropologi Sosial & Budaya
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
 
Michel foucault
Michel foucaultMichel foucault
Michel foucault
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
 
Dekonstruksi Jacques Derrida
Dekonstruksi Jacques DerridaDekonstruksi Jacques Derrida
Dekonstruksi Jacques Derrida
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
 
Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Teori Dramaturgi
Teori DramaturgiTeori Dramaturgi
Teori Dramaturgi
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsional
 
Karl Marx
Karl MarxKarl Marx
Karl Marx
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik InterpersonalPSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
PSIKOLOGI SOSIAL - Daya Tarik Interpersonal
 
Teori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermikTeori jarum hipodermik
Teori jarum hipodermik
 
Masyarakat cyber
Masyarakat cyberMasyarakat cyber
Masyarakat cyber
 
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah PublikJurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
Jurgen Habermas Serta Pemikirannya tentang Ranah Publik
 
Teori Paradigma Naratif
Teori Paradigma NaratifTeori Paradigma Naratif
Teori Paradigma Naratif
 

Similar to Presentasi post modernisme

Konvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitasKonvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitas
Institute of Technology Telkom
 
Makalah 111215111604-phpapp01
Makalah 111215111604-phpapp01Makalah 111215111604-phpapp01
Makalah 111215111604-phpapp01
Septian Muna Barakati
 
Revolusi kisah baru
Revolusi kisah baruRevolusi kisah baru
Revolusi kisah baru
Sabiq Hafidz
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat Modern
Erni Setyaningsih
 
Makalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantumMakalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantum
Septian Muna Barakati
 
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Agnes Ervinda Ginting
 
Makalah Teori Bigbang
Makalah Teori BigbangMakalah Teori Bigbang
Makalah Teori Bigbang
Nurrida Zuhroh
 
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMPPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
FakhriIchwannur
 
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoder
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoderLatar belakang lahirnya_aliran_postmoder
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoder
nazwar_alfaris
 
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
WildanAqier
 
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptxMateri 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
AhmadZaki80798
 
111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasikArdaniah II
 
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D142FarrelThouriqA
 
Artikel filsafat lakatos
Artikel filsafat lakatosArtikel filsafat lakatos
Artikel filsafat lakatos
Thiya Apriana
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
figo96
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Ahmad Ibrahim
 
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptxPPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
ArisandyMursalin1
 
ALBERT EINSTEIN
ALBERT EINSTEINALBERT EINSTEIN
ALBERT EINSTEIN
Hariaty Fisika UNHAS
 

Similar to Presentasi post modernisme (20)

Konvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitasKonvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitas
 
Makalah 111215111604-phpapp01
Makalah 111215111604-phpapp01Makalah 111215111604-phpapp01
Makalah 111215111604-phpapp01
 
Revolusi kisah baru
Revolusi kisah baruRevolusi kisah baru
Revolusi kisah baru
 
Makalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantumMakalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantum
 
1.1 Evolusi Ilmu Sistem
1.1 Evolusi Ilmu Sistem1.1 Evolusi Ilmu Sistem
1.1 Evolusi Ilmu Sistem
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat Modern
 
Makalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantumMakalah teori mekanika kuantum
Makalah teori mekanika kuantum
 
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
 
Makalah Teori Bigbang
Makalah Teori BigbangMakalah Teori Bigbang
Makalah Teori Bigbang
 
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUMPPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
PPT FISIKA KONSEP DAN FENOMENA KUANTUM
 
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoder
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoderLatar belakang lahirnya_aliran_postmoder
Latar belakang lahirnya_aliran_postmoder
 
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
 
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptxMateri 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
Materi 3_pengaruh filsafat dan fisiologi terhadap psikologi (1).pptx
 
111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik111679437 teori-sosiologi-klasik
111679437 teori-sosiologi-klasik
 
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
 
Artikel filsafat lakatos
Artikel filsafat lakatosArtikel filsafat lakatos
Artikel filsafat lakatos
 
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat ModernTugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
Tugas Filsafat Ilmu Tentang Filsafat Modern
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 05: Paradigma, Positivisme, dan Pa...
 
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptxPPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
PPT_KAJIAN_POSTMODERNISME.pptx
 
ALBERT EINSTEIN
ALBERT EINSTEINALBERT EINSTEIN
ALBERT EINSTEIN
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 

Presentasi post modernisme

  • 1. Post-modernism Condition & New Sciences Presented by: Agung Ponco Utomo David Hutapea
  • 2. Sejarah:  Arnold Toynbee (Study of History) adalah yang pertama kali yang menggunakan istilah postmodernist pada tahun 1939. Pada tahun 1960, istilah itu masuk ke Eropa dan banyak pemikir di sana yang tertarik akan pemikiran itu.  Jean Francois Lyotard adalah salah satu yang tertarik untuk mengembangkan konsep itu. Dia menulis karyanya yang berjudul “The Post-Modern Condition” (1979) sebagai kritikan atas karya “The Grand Narrative” yang dianggap sebagai dongeng khayalan hasil karya masa Modernitas.
  • 3. Arti: Beberapa versi arti istilah post-modernisme:  Post Modernisme adalah lawan dari modernisme yang dianggap tidak berhasil mengangkat martabat manusia modern (Lyotard)  Post Modernisme adalah pengembangan dari modernitas (Bryan S Turner, Theories of Modernity and Post-Modernity).
  • 4. Pendapat ketiga, menurut Zygmunt Bauman Post-Modern Ethics: Kata “Post” dalam Post Modernisme bukan berartikan “setelah” (masa berikutnya). Postmodernisme adalah usaha keras sebagai reaksi dari kesia-siaan zaman modernis. Adapun penyebab dari hal tersebut adalah akibat dari tekanan yang bersumber dari prasangka/insting belaka.
  • 5. Tujuan: Para pemikir postmodernisme bertujuan untuk mengaburkan batas-batas yang telah ditetapkan oleh Pencerahan Barat. Mereka hendak menempatkan segala bentuk universalisme ke dalam salah satu jenis permainan bahasa saja, serta menurunkan sains dan positivisme serta metafisika dari tahktanya.
  • 6. Latar Belakang: Pauline Rosenau, Post-Modernism & the Social Sciences: Postmodernisme menganggap modernisme telah gagal dalam beberapa hal penting antara lain: Pertama, modernisme gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan dramatis sebagaimana diinginkan para pedukung fanatiknya.
  • 7. Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenangan dan penyalahgunaan otoritas seperti tampak pada pilihan yang seringkali mendahului hasil penelitian. Ketiga, ada semacam kontradiksi antara teori dan fakta dalam perkembangan ilmu-ilmu modern.
  • 8. Keempat, ada semacam keyakinan (yang sesungguhnya tidak berdasar) bahwa ilmu pengetahuan modern mampu memecahkan segala persoalan yang dihadapi manusia dan lingkungannya; ternyata keyakinan ini keliru ketika kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan terjadi menyertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memperhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisik eksistensi manusia karena terlalu menekankan pada atribut fisik individu.
  • 9. CIRI-CIRI POSTMODERNISME Delapan karakter sosiologis post-modernisme yang menonjol, yaitu: Satu, timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek modernitas; memudarnya kepercayaan pada agama yang bersifat transenden dan diterimanya pandangan pluralisme relativisme kebenaran.
  • 10. Dua, meledaknya industri media massa, sehingga menjadi perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil. Lebih dari itu, kekuatan media massa telah menjelma bagaikan “agama” atau “tuhan” sekuler, dalam arti perilaku orang tidak lagi ditentukan oleh agama- agama tradisional, tetapi tanpa disadari telah diatur oleh media massa, seperti program televisi. Tiga, munculnya radikalisme etnis dan keagamaan sebagai reaksi/alternatif ketika orang semakin meragukan kebenaran sains, teknologi dan filsafat yang dinilai gagal memenuhi janjinya untuk membebaskan manusia, tetapi sebaliknya adalah penindasan.
  • 11. Empat, munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas dan apresiasi serta keterikatan rasionalisme dengan masa lalu. Lima, semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban) sebagai pusat kebudayaan, dan wilayah pedesaan sebagai daerah pinggiran. Enam, semakin terbukanya peluang bagi kelas/kelompok sosial untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas. Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses demokratisasi.
  • 12. Tujuh, era postmodernisme juga ditandai dengan munculnya kecenderungan bagi tumbuhnya eklektisisme dan pencampuradukan dari berbagai wacana, potret serpihan- serpihan realitas, sehingga seseorang sulit untuk ditempatkan secara ketat pada kelompok budaya secara eksklusif. Delapan, bahasa yang digunakan dalam konsep postmodernisme seringkali mencerminkan ketidakjelasan makna dan inkonsistensi sehingga apa yang disebut “era postmodernisme” banyak mengandung paradoks.
  • 13. New Sciences Dalam Era Postmodernism  Sains Baru adalah perkembangan dari Sains Modern. Sains Modern dibangun di atas paradigma Newton yang memiliki 3 pilar utama:  Reduksionisme: melihat segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian; pemahaman terhadap setiap bagian akan memberikan gambaran lengkap tentang sesuatu.  Determinisme: semesta bekerja menurut hukum sebab-akibat yang pasti.  Obyektivisme: kebenaran bersifat obyektif, tidak bergantung pada pengamat dan cara mengamati.
  • 14. 3 Jenis Mekanika:  Mekanika Newtonian – Newton mengembang- kan pemikiran Galileo Galilei tentang gerak benda serta pemikiran Copernicus tentang gerak revolusi planet-planet terhadap matahari.  Mekanika Relativistik - dikembangkan oleh Einstein (Teori Relativitas Khusus dan Umum), terutama berdasarkan Relativitas Khusus. Intinya besaran fisis seperti waktu, panjang, dan massa adalah besaran relatif tergantung kecepatan pengamat dan obyek
  • 15.  Mekanika Kuantum (Pendukung: Schrodinger, Planck, Heisenberg, Bohr, dan Broglie) 1. Tak ada realitas selama hal itu belum diukur. 2. Tidak ada pengukuran yang dapat menghasilkan nilai yang pasti kerena dilarang oleh hukum fisika (Asas ketidakpastian Heisenberg). 3. Segala-galanya adalah fungsi probabilitas. Seseorang boleh menyatakan sebuah obyek sebagai apa saja tetapi harus bertanggung jawab terhadap tingkat kemungkinan obyek tersebut (Fungsi gelombang Schrodinger).
  • 16. 4. Bahasa telah menipu manusia dalam mempelajari hukum alam. Definisi tentang partikel, gelombang, massa, dan energi misalnya ternyata bukanlah besaran fisis sebenarnya melainkan hanyalah kamuflase fisis. Intinya massa dan energi adalah kamuflase terhadap besaran fisis yang lebih fundamental. 5. Ada kemungkinan besaran-besaran fisis adalah besaran diskrit bukan kontinu. Fungsi gelombang Schrodinger memungkinkan kita memandang alam semesta sebagai parameter ruang-waktu diskrit.
  • 17. Dunia tidak lagi seperti yang dipikirkan oleh Newton, yaitu dunia yang mekanis dan dapat diramalkan. Teori Kuantum berpendapat bahwa kita tidak bisa memprediksi gerakan ataupun relasi partikel-partikel atom ataupun sub atom yang kita amati. Paling-paling, kita hanya dapat memprediksinya sampai tahap probabilitas.
  • 18. Teori Chaos, Teori Fraktal dan Relativisme
  • 19. Teori Chaos ditemukan oleh seorang meteorologis yang bernama Edward Lorentz. Dalam usahanya untuk melakukan peramalan cuaca, ia menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linear dengan komputer. Hasil perhitungannya itu kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak di atas sehelai kertas. Sejam kemudian, ia dikagetkan dengan hasil yang mengejutkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berhimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “efek kupu-kupu” (butterfly effect). Efek ini mengibaratkan kepakan sayap kupu-kupu di Brasil (setara dengan pengabaian angka sekecil 0.000127) akhirnya mampu memicu terjadinya tornado di Texas beberapa bulan kemudian.
  • 20. Figure 1: Lorenz's experiment: the difference between the starting values of these curves is only .000127. (Ian Stewart, Does God Play Dice? The Mathematics of Chaos, pg. 141)
  • 21. Figure 2: The Lorenz Attractor (James Gleick, Chaos - Making a New Science, pg. 29)
  • 22. Pada dasarnya Teori Chaos adalah berkaitan dengan sistem yang tidak teratur. Sistem semacam ini bisa kita temui pada objek-objek seperti awan, pohon, garis pantai, ombak dsb. Sekilas, sistem-sistem tersebut nampak acak, tidak teratur dan anarkis. Namun bila dilakukan pembagian (fraksi) atas bagian-bagian yang kecil, maka sistem yang besar dan tidak teratur ini didapati sebagai pengulangan dari bagian-bagian yang teratur. Secara statistik bisa dinyatakan bahwa Chaos adalah kelakuan stokastik dari sistem yang deterministik. Sistem yang deterministik (sederhana, satu solusi) bila ditumpuk-tumpuk akan menjadi sistem yang stokastik (rumit, solusi banyak).
  • 23. Mandelbrot dan Helge von Koch, ahli komputer dan matematika, yang memperagakan hal ini sehingga muncullah cabang ilmu baru yang disebut fraktal (fractal). Fraktal bukanlah chaos. Fraktal adalah suatu struktur yang memiliki substruktur yang masing-masing substruktur memiliki substruktur lagi dan seterusnya. Setiap substruktur adalah replika kecil dari struktur besar yang memuatnya. Fraktal adalah benda geometris yang kasar pada segala skala, dan terlihat dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Beberapa fraktal bisa dipecah menjadi beberapa bagian yang semuanya mirip dengan fraktal aslinya. Fraktal dikatakan memiliki detil yang tak terhingga dan dapat memiliki struktur serupa diri pada tingkat perbesaran yang berbeda. Pada banyak kasus, sebuah fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola, biasanya dalam proses rekursif atau iteratif.
  • 24. Himpunan Mandelbrot yang diperbesar 350 kali menunjukkan detil yang mirip dengan himpunan utuhnya.
  • 25. Suatu himpunan Julia, fraktal yang berhubungan dengan himpunan Mandelbrot. Fraktal alami yang dibuat dengan cara memisahkan lembaran akrilik yang telah dilem. Keretakan karena voltase tingga pada akrilik setebal 4 inci menghasilkan gambar Lichtenberg.
  • 26. Percabangan fraktal pada DVD yang terkena radiasi gelombang mikro. Brokoli yang merupakan fraktal alami. Fraktal yang mirip bunga.
  • 27. Contoh lainnya dari fraktal dapat kita lihat pada tumpukan bangun segitiga sama sisi. Segitiga sama sisi adalah sistem deterministik (sederhana). Bila banyak segitiga sama sisi ditumpuk-tumpuk dan dilakukan perbesaran pada salah satu pinggir tumpukannya akan menghasilkan suatu permukaan pinggiran yang sangat ruwet (stokastik). Keadaan akhir (yang dilihat dengan mata) tumpukan akhir pada salah satu pinggir adalah sistem chaos sedangkan segitiga-segitiga pembentuknya adalah unsur pembentuk fraktal.
  • 28. Chaos - Figure 4: The Koch curve (James Gleick, Chaos - Making a New Science, pg. 99)
  • 29. RELATIVISME Gugatan Postmodernisme atas Modernisme Gugatan pertama diajukan kepada pentotalan ilmu pengetahuan terhadap kekayaan dimensi manusia dan perkembangan masyarakat. Sifat kepastian dan universalitas baik dari ilmu pengetahuan ataupun ideologi modern itu dipertanyakan. Sementara kultur non-ilmu seperti tradisi lama yang banyak mengajari kearifan hidup dibangkitkan kembali.
  • 30. Terhadap kepastian modernitas, postmodernisme mengajukan berlakunya sifat misteri di dalam psikologis manusia ataupun pertumbuhan peradaban yang tak dapat dikontrol sepenuhnya oleh ilmu pengetahuan dan karenanya menjadi bahaya jika ilmu mencoba mengkontrolnya. Di tingkat kosmologi, postmodernisme menujukan bahwa semesta tidaklah bersifat mekanik dan deterministik tapi evolusionis yang tak dapat ditebak arah perkembangannya. Di tingkat sosial, postmodernisme menyatakan bubarnya Uni Soviet yang tak pernah diduga oleh analis manapun dan kebangkitan kembali agama yang tak pernah dibayangkan sebelumya, menjadi tanda bahwa sifat misteri itu memang melingkupi kita.
  • 31. Terhadap sifat universal ilmu dan ideologi sosial, postmodernisme mengajukan relativisme dan pluralisme. Masyarakat barat sudah berkembang sedemikian kompleks dan detail. Demassifikasi (anti massal) dan heteregonisasi tidak saja melanda corak produksi namun juga gaya hidup dan cara berpikir. Maka tak mungkin lagi ada sebuah grand narrative yang dapat menjelaskan ataupun memberi arah kompleksitas ini. Berbagai ideologi besar pun diturunkan dari singgasana dengan ditunjukkan sifat relative-nya baik berdasarkan bahasa yang digunakan ataupun asumsi yang dilandasinya,
  • 32. Anthroposentrisme pun menjadi dipertanyakan kembali. Dengan menjadikan manusia sebagai ukuran segala sesuatu, manusia memandang alam sebagai wilayah yang dapat dimanipulasi dan pada gilirannya didominasi. Akibatnya terjadi eksploitasi dan degradasi lingkungan hidup. Pada puncaknya, posisi akal budi itu sendiri yang digugat. Akal budi tidak lagi dipandang setinggi di era Renaissance. Pernyataan Postmodernisme yang terkenal: "Akal budi bukanlah cermin dimana kebenaran dapat memantulkan diri sepenuh-penuhnya". Akal budi selalu bersifat menyeleksi dan mendistorsikan karena itu apapun yang berpangkal dari akal budi menjadi relatif. Sesuatu yang relatif tidak layak diberhalakan.
  • 33. “Semua adalah relatif” (All is relative) merupakan slogan generasi zaman postmodern di Barat. Slogan “Semua adalah relatif” kemudian diarahkan menjadi kesimpulan “Disana tidak ada kebenaran mutlak” (There exists no Absolute Truth)”. Kebenaran, moralitas, nilai dan lain-lain adalah relatif belaka. Tapi karena asalnya adalah kebencian maka ia menjadi tidak logis. Kalau anda mengatakan “Tidak ada kebenaran mutlak” maka kata-kata anda itu sendiri sudah mutlak, padahal anda mengatakan semua relatif. Kalau anda mengatakan “semua adalah relatif” atau “Semua kebenaran adalah relatif” maka pernyataan anda itu juga relatif alias tidak absolut. Kalau “semua adalah relatif” maka yang mengatakan “disana ada kebenaran mutlak” sama benarnya dengan yang menyatakan “disana tidak ada kebenaran mutlak”. Tapi ini self-contradictory yang absurd.
  • 34. Epistemologi dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Era Posmodern Penolakan terhadap nilai-nilai modern dalam ilmu pengetahuan, terlihat pada perbedaan antara paradigma positivis yang diinterpretasikan memiliki kecenderungan reduksi pada ‘aspek kemanusiaan’ dan realitas karena didasari struktur ideologi yang tidak dapat mengikuti dinamika interaksi dalam masyarakat. Postmodern menyadari itu dan menuntut perubahan dalam aktivitas keilmuan, di mana salah satu yang dapat ditelaah adalah karakteristik sudut pandang peneliti dan aktivitas penelitian dengan cara: (1) dari seorang peneliti sebagai observer (penonton pasif) menjadi observer yang berpartisipasi. (2) Dari model (gaya) penelitian satu arah menjadi gaya penelitian interaktif.
  • 35. Karakteristik sudut pandang peneliti di atas berkaitan dengan pandangan epistemolog posmodernis yang menolak penyamaan manusia dengan alam seperti pada paradigma positivisme. Ada beberapa prinsip epistemologi/metodologi modern yang ditolak oleh epistemologi posmodernisme, antara lain: 1. Metode ilmiah adalah metode yang baku. 2. Pertanyaan manusia dan sosial-budaya dapat dijawab dengan metode ilmiah yang baku. 3. Eksistensi manusia (human being) itu seperti mesin. 4. Obyektifitas total itu dapat dicapai. 5. Kuesioner itu selalu mengemukakan kebenaran. 6. Proses penelitian benar-benar bebas dari bias personal. 7. Semua yang ada hanya merupakan sebuah teka-teki sosial yang akan terpecahkan melalui metode eksperimen.

Editor's Notes

  1. Istilah postmodern muncul pertama kali pada wilayah seni dan digunakan Frederico de Onis tahun 1930-an sebagai reaksi atas seni modern.
  2. Poin 1 berkorelasi dng penjelasan di buku pak budi tentang sebab munculnya Post Modernisme sbg antitesis dari modernisme yg begitu memuja sains.
  3. Diskursus modernisme dan postmodernisme ini terjadi di semua displin-displin intelektual, dari sastra, seni, arsitektur, dan semua bidang-bidang estetika lainnya, sampai bidang epistemologi sosial dan humaniora, dan ilmu-ilmu alam yang masuk dalam bidang teoritis. Dengan kata lain, angin postmodernisme merambah masuk baik itu ke dalam dunia estetis, maupun dunia teoritis. Figur besar yang ingin dilawan disini adalah Immanuel Kant, “...yang telah membuat distingsi antara rasio teoritis, rasio praktis, dan rasio estetis...”[3] tulis Budi Hardiman. “...Pencerahan Barat lebih jauh lagi membuat sebuah demarkasi yang dalam modernitas sangat dinikmati oleh sains, yaitu antara ilusi dan fakta, antara fiksi dan kebenaran ilmiah, antara prasangka subyektif dan pengetahuan obyektif...”[4] Para pemikir postmodernisme mau mengaburkan batas-batas yang telah ditetapkan oleh pencerahan tersebut. Pengaburan batas tersebut sebenarnya bukanlah tanpa tujuan. Para pemikir postmodern mau menempatkan segala bentuk universalisme ke dalam salah satu jenis permainan bahasa saja, mereka mau menurunkan sains dan positivisme serta metafisika dari tahktanya. Sejak jaman pencerahan pada abad ke-18, sains memiliki status khusus dalam kebudayaan. Metode sains yang empiris telah mendominasi tafsiran tentang apa yang baik dan benar dalam kebudayaan modern. Bidang-bidang lain seperti etika dan estetika otomatis dinisbikan, dianggap mitos, bahkan seringkali dituduh sebagai fiksi, prasangkan subyektif, fantasi, imanjinasi belaka, dengan kata lain “...dianggap bukanlah kebenaran...”[5] tulis Hekman. Nah, kalau batas antara mitos dan fakta dihapus, hak-hak khusus yang selama ini diterima sains juga akan lenyap. Pelenyapan batas semacam itupun nantinya akan merambah masuk ke dalam bidang lain, antara sains dan narasi, antara kebenaran dan fiksi, antara mitos dan logos. Inilah semangat jaman yang merasuk ke dalam rahim epistemologi postmodern.