Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Konsep Dasar - Manajemen Berbasis Sekolah
1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(SCHOOL – BASED MANAGEMENT)
DISAMPAIKAN PADA:
PERKULIAHAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG
JATIAGUNG, 24-26 FEBRUARI 2022
OLEH:
MAD SOBIRIN
2. BIODATA MAHASISWA
2
3
4
5
RIWAYAT PEKERJAAN
Kasubbag. Kelembagaan Sekretariat
Daerah Kabupaten Way Kanan
Kasubbag. Analisa Jabatan Bagian
Organisasi Setdakab. Way Kanan
Kasubbag. Ketatalaksanaan Bagian
Organisasi Setdakab. Way Kanan
Widyaiswara Ahli Muda BKPSDM
Kabupaten Way Kanan
MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M.
NIM 2127301010089
HP/WA 085269885502
1 Plt. Kasubbag. Tata Usaha Satpol PP
Kabupaten Way Kanan
3. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing dan tuntutan perubahan sebagai akibat
derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, maka penerapan kebijakan
desentralisasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan, terutama di
tingkat satuan pendidikan.
Salah satu tuntutan perubahan dalam dunia pendidikan sebagai dampak
globalisasi dan kemajuan teknologi adalah perubahan di tingkat perilaku
konsumen, dalam hal ini adalah masyarakat (orang tua dan siswa).
Tidak bisa dipungkiri, saat ini konsumen menjadi semakin banyak
tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan, fasilitas pendidikan
maupun biaya pendidikan.
Oleh karena itu manajemen pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan dapat bersaing secara
efektif dalam konteks persaingan lokal, nasional, bahkan dalam
konteks global.
Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan pada setiap daearah di Indonesia. Adapun
model yang digunakan dalam penerapan desentralisasi pendidikan ini adalah
model manajemen berbasis sekolah atau School Based Management.
LATAR
BELAKANG
4. PENGERTIAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Menurut Nanang Fatah, MBS merupakan
pendekatan politik yang bertujuan untuk
mendesain ulang pengelolaan sekolah
dengan memberikan kekuasaan kepada
kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya
perbaikan kinerja sekolah yang
mencakup guru, siswa, komite
sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara istilah merupakan terjemahan dari
School Based Management. Istilah ini muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat
mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat dimana pendekatan politis untuk mendesain ulang organisasi
sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan
sekolah pada tingkat lokal guna memajukan sekolah.
Depdiknas (2009) mengartikan manajemen berbasis sekolah
sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/ keluwesan
kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung
semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,
karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, pengusaha,
dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta
peraturan perundangan yang berlaku.
5. Dari berbagai definisi yang telah dikemukan di atas, dapat
dikemukakan suatu kesimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah
merupakan suatu model pelaksanaan pengelolaan pendidikan yang
memberikan kewenangan (otonomi) lebih besar kepada internal
pengelola sekolah untuk mengurus dan mengatur sekolahnya secara
mandiri dengan dukungan sumberdaya dan partisipasi warga sekolah
serta masyarakat (stakeholders) untuk mencapai tujuan dan cita-cita
sekolah dalam rangka terwujudnya transformasi sekolah dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.
PENGERTIAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
6. TUJUAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
Peningkatan efisiensi, antara lain
diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya partisipasi
masyarakat dan penyederhanaan
birokrasi.
2
3
Peningkatan mutu, antara lain
melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas
pengelolaan sekolah dan kelas,
peningkatan profesionalisme guru
dan kepala sekolah.
Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh
melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang
memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi
pada kelompok tertentu.
Menurut Mulyasa, terdapat 3
(tiga) tujuan manajemen
berbasis sekolah yaitu:
7. MANFAAT MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman bagi dirinya dibandingkan
dengan lembaga-lembaga lainnya, sehingga
dia dapat mengoptimalkan sumber daya
yang tersedia untuk memajukan
lembaganya.
3
4
Sekolah bertanggung jawab tentang
mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintah, orang tua peserta didik,
dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimal
mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran mutu pendidikan
yang telah direncanakan.
Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan
sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan
melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan
orang tua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat.
Menurut Depdiknas, terdapat 4
(empat) manfaat manajemen
berbasis sekolah yaitu:
2
Sekolah lebih mengetahui kebutuhan
lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan
didayagunakan dalam proses pendidikan
sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.
8. 1
2
Aktivitas pendidikan dijalankan
berdasarkan karakteristik
kebutuhan dan situasi
sekolah.
sekolah dengan MBS memiliki misi
atau cita-cita menjalankan sekolah
untuk mewakili sekelompok harapan
bersama, keyakinan dan nilai-nilai
sekolah, membimbing warga sekolah
di dalam aktivitas pendidikan dan
memberi arah kerja.
3
terjadinya proses perubahan
strategi manajemen yang menyangkut
hakikat manusia, organisasi sekolah,
gaya pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan, penggunaan
kekuasaan, dan keterampilan-
keterampilan manajemen.
4
keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber
daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan,
guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan
sebagainya.
5
MBS menuntut peran aktif sekolah,
administrator sekolah, guru, orang tua,
dan pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan di sekolah.
6
MBS menekankan hubungan
antarmanusia yang cenderung terbuka,
bekerja sama, semangat tim, dan
komitmen Manajemen Berbasis sekolah
yang menguntungkan.
7
Peran administrator sangat penting dalam
kerangka MBS, termasuk di dalamnya
kualitas yang dimiliki administrator.
KARAKTERISTIK MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
8
Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut
indikator multitingkat dan multisegi.
9. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Kemandirian
Kemitraan
Partisipasi
Keterbukaan
Sekolah yang mandiri dapat diartikan sebagai sekolah
yang mampu menyelesaikan segala permasalahan tanpa
terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah
pusat.
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama
antara sekolah dengan para pemangku kepentingan.
Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan,
dan dari masyarakat baik berupa dukungan moral,
pemikiran, tenaga, material, maupun finansial.
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para
pemangku kepentingan secara aktif. Konteks partisipasi
dalam implementasi MBS antara lain dalam hal
pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan di sekolah.
Keterbukaan dapat membangun kepercayaan publik
terhadap program-program yang dijalankan oleh
sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk membangun keterbukaan kepada
publik yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan
berbagai program yang akan dijalankan serta
menyampaikan laporan dari setiap program
yang telah berjalan.
1
2
3
4
Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki arti suatu keadaan dimana
suatu hal dapat dipertanggungjawabkan. Upaya
peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan
menyusun pedoman pemantauan kinerja satuan
pendidikan, menyusun rencana pengembangan
sekolah, memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan dan pengaduan publik.
5
10. LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH
1
3
2
Penyiapan konsep MBS yaitu penyiapan
buku panduan sebagai rujukan utama
dalam memahami manajemen berbasis
sekolah (MBS) didalamnya berisi latar
belakang, tujuan, manfaat, karakteristik,
prinsip-prinsip, serta strategi implementasi
manajemen berbasis sekolah serta kriteria
keberhasilannya.
Tahap Penyiapan
Konsep MBS
Tahap Evaluasi dan Perbaikan
berkelanjutan
Tahap Pelaksanaan Evaluasi dan perbaikan terhadap
pelaksanaan MBS perlu kiranya dilakukan
evaluasi terhadap pencapaian tujuan
pada setiap sekolah.
Hal ini dikarenakan beragamnya tingkat
pendidikan dan kemampuan ekonomi
masyarakat akan berpengaruh terhadap
keberhasilan manajemen berbasis
sekolah (MBS).
Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan
seminar dan lokakarya, (b) pelatihan
manajemen berbasis sekolah bagi para
kepala sekolah, (c) pembentukan komite
sekolah, (d) pengembangan sekolah model
manajemen berbasis sekolah, (e)
monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi
MBS kepada sekolah di
kabupaten/ kota.
11. 1
Kegiatan seminar dan lokakarya
2
Pelatihan MBS bagi para
kepala sekolah
3
Pembentukan komite sekolah
Pembentukan komite sekolah dilaksanakan di setiap satuan pendidikan,
dengan mempertimbangkan keterwakilan unsur-unsur masyarakat,
sekolah, dan pemangku kepentingan lainnnya.
4
5
Monitoring dan evaluasi
TAHAP PELAKSANAAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hambatan dan kendala dalam
melaksanakan tahapan manajemen berbasis
sekolah guna dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam aspek prosedur,
organisasi, personalia dan lainnya.
Kegiatan seminar dan lokakarya dilakukan
diskusi, curah pendapat antara kelompok
kerja MBS dengan berbagai unsur terkait di
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para
praktisi Pendidikan, dan lain-lain.
Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah
ditujukan untuk menyiapkan leader yang
mampu memahami konsep MBS sekaligus
kompeten dalam melaksanakan tahapan
MBS sesuai standar yang
ditetapkan.
Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang
telah berhasil menerapkan manajemen berbasis sekolah dan
selanjutnya sebagai sekolah percontohan atau rujukan bagi
sekolah lainnya dalam melaksanakan MBS.
Pengembangan sekolah model MBS
6
Desiminasi MBS
Desiminasi manajemen berbasis sekolah ke
satuan pendidikan (sekolah) di wilayah
kabupaten/kota.
12. KELEBIHAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
2
Memberi peluang kepada seluruh
pihak dalam sekolah untuk ikut
andil dalam pengambilan
keputusan yang penting.
Memberikan peluang kepada tenaga
pendidik dan kependidikan yang
kompeten untuk ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan dalam
peningkatan pembelajaran.
Kelebihan penerapan manajemen
berbasis sekolah (MBS) secara
spesisifik diidentifikasi oleh
Gunawan, yaitu:
3
Memunculkan kreativitas dalam
merencanakan program
pembelajaran.
4
Memberdayakan kembali sumber
daya pendidikan yang ada dalam
mendukung tujuan yang
dikembangkan sekolah.
5
Membuat rencana anggaran yang
realistik sesuai kebutuhan karena
harus bersifat terbuka dan memenuhi
tanggung jawab penggunaan
biaya sekolah.
6
Meningkatkan motivasi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan dalam
mengembangkan keahlian manajemen
dan kepemimpinanya.
13. 1
Tidak Berminat untuk Terlibat
2
Tidak Efisien
3
Pikiran Kelompok
Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini
berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota
terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan
sekolah mulai terjangkit “pikiran kelompok.”
4
5
Kebingungan Atas Peran dan
Tanggung Jawab Baru
KEKURANGAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar
telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang
selama ini mereka geluti. Penerapan MBS
mengubah peran dan tanggung jawab pihak-
pihak yang berkepentingan.
Sebagian orang tidak menginginkan kerja
tambahan selain pekerjaan yang sekarang
mereka lakukan. Mereka tidak berminat
untuk ikut serta dalam kegiatan yang
menurut mereka hanya
menambah beban.
Pengambilan keputusan yang dilakukan
secara partisipatif adakalanya menimbulkan
frustrasi dan seringkali lebih lamban
dibandingkan dengan cara-cara yang
otokratis.
Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama
sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model
yang rumit dan partisipatif ini.
Memerlukan Pelatihan
6
Kesulitan Koordinasi
Setiap penerapan model yang rumit dan
mencakup kegiatan yang beragam
mengharuskan adanya koordinasi
yang efektif dan efisien.
14. KESIMPULAN
Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan seminar dan
lokakarya, (b) pelatihan manajemen berbasis sekolah bagi
para kepala sekolah, (c) pembentukan komite sekolah, (d)
pengembangan sekolah model manajemen berbasis sekolah,
(e) monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi MBS kepada
sekolah di kabupaten/kota.
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk
desentralisasi pendidikan dimana pemerintah
memberikan otonomi atau tanggung jawab yang
lebih besar kepada pihak sekolah untuk dapat
merencanakan hingga mengelola kegiatan
pendidikannya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan melibatkan seluruh tenaga di
sekolah sekaligus masyarakat sekitar secara
mandiri dan terbuka.
15. Kantor: Jl. Kramat Raya No. 132, Jakarta Pusat
Telp/Fax: (021) 3923445 / 3924628
Website: http://litbang.kemendagri.go.id