SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(SCHOOL – BASED MANAGEMENT)
DISAMPAIKAN PADA:
PERKULIAHAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG
JATIAGUNG, 24-26 FEBRUARI 2022
OLEH:
MAD SOBIRIN
BIODATA MAHASISWA
2
3
4
5
RIWAYAT PEKERJAAN
Kasubbag. Kelembagaan Sekretariat
Daerah Kabupaten Way Kanan
Kasubbag. Analisa Jabatan Bagian
Organisasi Setdakab. Way Kanan
Kasubbag. Ketatalaksanaan Bagian
Organisasi Setdakab. Way Kanan
Widyaiswara Ahli Muda BKPSDM
Kabupaten Way Kanan
MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M.
NIM 2127301010089
HP/WA 085269885502
1 Plt. Kasubbag. Tata Usaha Satpol PP
Kabupaten Way Kanan
Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing dan tuntutan perubahan sebagai akibat
derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, maka penerapan kebijakan
desentralisasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan, terutama di
tingkat satuan pendidikan.
Salah satu tuntutan perubahan dalam dunia pendidikan sebagai dampak
globalisasi dan kemajuan teknologi adalah perubahan di tingkat perilaku
konsumen, dalam hal ini adalah masyarakat (orang tua dan siswa).
Tidak bisa dipungkiri, saat ini konsumen menjadi semakin banyak
tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan, fasilitas pendidikan
maupun biaya pendidikan.
Oleh karena itu manajemen pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan dapat bersaing secara
efektif dalam konteks persaingan lokal, nasional, bahkan dalam
konteks global.
Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan pada setiap daearah di Indonesia. Adapun
model yang digunakan dalam penerapan desentralisasi pendidikan ini adalah
model manajemen berbasis sekolah atau School Based Management.
LATAR
BELAKANG
PENGERTIAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Menurut Nanang Fatah, MBS merupakan
pendekatan politik yang bertujuan untuk
mendesain ulang pengelolaan sekolah
dengan memberikan kekuasaan kepada
kepala sekolah dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam upaya
perbaikan kinerja sekolah yang
mencakup guru, siswa, komite
sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara istilah merupakan terjemahan dari
School Based Management. Istilah ini muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat
mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat dimana pendekatan politis untuk mendesain ulang organisasi
sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan
sekolah pada tingkat lokal guna memajukan sekolah.
Depdiknas (2009) mengartikan manajemen berbasis sekolah
sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/ keluwesan
kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung
semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,
karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, pengusaha,
dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta
peraturan perundangan yang berlaku.
Dari berbagai definisi yang telah dikemukan di atas, dapat
dikemukakan suatu kesimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah
merupakan suatu model pelaksanaan pengelolaan pendidikan yang
memberikan kewenangan (otonomi) lebih besar kepada internal
pengelola sekolah untuk mengurus dan mengatur sekolahnya secara
mandiri dengan dukungan sumberdaya dan partisipasi warga sekolah
serta masyarakat (stakeholders) untuk mencapai tujuan dan cita-cita
sekolah dalam rangka terwujudnya transformasi sekolah dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.
PENGERTIAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
TUJUAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
Peningkatan efisiensi, antara lain
diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya partisipasi
masyarakat dan penyederhanaan
birokrasi.
2
3
Peningkatan mutu, antara lain
melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas
pengelolaan sekolah dan kelas,
peningkatan profesionalisme guru
dan kepala sekolah.
Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh
melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang
memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi
pada kelompok tertentu.
Menurut Mulyasa, terdapat 3
(tiga) tujuan manajemen
berbasis sekolah yaitu:
MANFAAT MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman bagi dirinya dibandingkan
dengan lembaga-lembaga lainnya, sehingga
dia dapat mengoptimalkan sumber daya
yang tersedia untuk memajukan
lembaganya.
3
4
Sekolah bertanggung jawab tentang
mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintah, orang tua peserta didik,
dan masyarakat pada umumnya,
sehingga dia akan berupaya semaksimal
mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran mutu pendidikan
yang telah direncanakan.
Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan
sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan
melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan
orang tua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat.
Menurut Depdiknas, terdapat 4
(empat) manfaat manajemen
berbasis sekolah yaitu:
2
Sekolah lebih mengetahui kebutuhan
lembaganya, khususnya input pendidikan
yang akan dikembangkan dan
didayagunakan dalam proses pendidikan
sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.
1
2
Aktivitas pendidikan dijalankan
berdasarkan karakteristik
kebutuhan dan situasi
sekolah.
sekolah dengan MBS memiliki misi
atau cita-cita menjalankan sekolah
untuk mewakili sekelompok harapan
bersama, keyakinan dan nilai-nilai
sekolah, membimbing warga sekolah
di dalam aktivitas pendidikan dan
memberi arah kerja.
3
terjadinya proses perubahan
strategi manajemen yang menyangkut
hakikat manusia, organisasi sekolah,
gaya pengambilan keputusan, gaya
kepemimpinan, penggunaan
kekuasaan, dan keterampilan-
keterampilan manajemen.
4
keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber
daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan,
guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan
sebagainya.
5
MBS menuntut peran aktif sekolah,
administrator sekolah, guru, orang tua,
dan pihak-pihak yang terkait dengan
pendidikan di sekolah.
6
MBS menekankan hubungan
antarmanusia yang cenderung terbuka,
bekerja sama, semangat tim, dan
komitmen Manajemen Berbasis sekolah
yang menguntungkan.
7
Peran administrator sangat penting dalam
kerangka MBS, termasuk di dalamnya
kualitas yang dimiliki administrator.
KARAKTERISTIK MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
8
Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut
indikator multitingkat dan multisegi.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Kemandirian
Kemitraan
Partisipasi
Keterbukaan
Sekolah yang mandiri dapat diartikan sebagai sekolah
yang mampu menyelesaikan segala permasalahan tanpa
terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah
pusat.
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama
antara sekolah dengan para pemangku kepentingan.
Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan,
dan dari masyarakat baik berupa dukungan moral,
pemikiran, tenaga, material, maupun finansial.
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para
pemangku kepentingan secara aktif. Konteks partisipasi
dalam implementasi MBS antara lain dalam hal
pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan di sekolah.
Keterbukaan dapat membangun kepercayaan publik
terhadap program-program yang dijalankan oleh
sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk membangun keterbukaan kepada
publik yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan
berbagai program yang akan dijalankan serta
menyampaikan laporan dari setiap program
yang telah berjalan.
1
2
3
4
Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki arti suatu keadaan dimana
suatu hal dapat dipertanggungjawabkan. Upaya
peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan
menyusun pedoman pemantauan kinerja satuan
pendidikan, menyusun rencana pengembangan
sekolah, memberikan tanggapan terhadap
pertanyaan dan pengaduan publik.
5
LANGKAH-LANGKAH
MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH
1
3
2
Penyiapan konsep MBS yaitu penyiapan
buku panduan sebagai rujukan utama
dalam memahami manajemen berbasis
sekolah (MBS) didalamnya berisi latar
belakang, tujuan, manfaat, karakteristik,
prinsip-prinsip, serta strategi implementasi
manajemen berbasis sekolah serta kriteria
keberhasilannya.
Tahap Penyiapan
Konsep MBS
Tahap Evaluasi dan Perbaikan
berkelanjutan
Tahap Pelaksanaan Evaluasi dan perbaikan terhadap
pelaksanaan MBS perlu kiranya dilakukan
evaluasi terhadap pencapaian tujuan
pada setiap sekolah.
Hal ini dikarenakan beragamnya tingkat
pendidikan dan kemampuan ekonomi
masyarakat akan berpengaruh terhadap
keberhasilan manajemen berbasis
sekolah (MBS).
Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan
seminar dan lokakarya, (b) pelatihan
manajemen berbasis sekolah bagi para
kepala sekolah, (c) pembentukan komite
sekolah, (d) pengembangan sekolah model
manajemen berbasis sekolah, (e)
monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi
MBS kepada sekolah di
kabupaten/ kota.
1
Kegiatan seminar dan lokakarya
2
Pelatihan MBS bagi para
kepala sekolah
3
Pembentukan komite sekolah
Pembentukan komite sekolah dilaksanakan di setiap satuan pendidikan,
dengan mempertimbangkan keterwakilan unsur-unsur masyarakat,
sekolah, dan pemangku kepentingan lainnnya.
4
5
Monitoring dan evaluasi
TAHAP PELAKSANAAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
mengetahui hambatan dan kendala dalam
melaksanakan tahapan manajemen berbasis
sekolah guna dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam aspek prosedur,
organisasi, personalia dan lainnya.
Kegiatan seminar dan lokakarya dilakukan
diskusi, curah pendapat antara kelompok
kerja MBS dengan berbagai unsur terkait di
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para
praktisi Pendidikan, dan lain-lain.
Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah
ditujukan untuk menyiapkan leader yang
mampu memahami konsep MBS sekaligus
kompeten dalam melaksanakan tahapan
MBS sesuai standar yang
ditetapkan.
Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang
telah berhasil menerapkan manajemen berbasis sekolah dan
selanjutnya sebagai sekolah percontohan atau rujukan bagi
sekolah lainnya dalam melaksanakan MBS.
Pengembangan sekolah model MBS
6
Desiminasi MBS
Desiminasi manajemen berbasis sekolah ke
satuan pendidikan (sekolah) di wilayah
kabupaten/kota.
KELEBIHAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
1
2
Memberi peluang kepada seluruh
pihak dalam sekolah untuk ikut
andil dalam pengambilan
keputusan yang penting.
Memberikan peluang kepada tenaga
pendidik dan kependidikan yang
kompeten untuk ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan dalam
peningkatan pembelajaran.
Kelebihan penerapan manajemen
berbasis sekolah (MBS) secara
spesisifik diidentifikasi oleh
Gunawan, yaitu:
3
Memunculkan kreativitas dalam
merencanakan program
pembelajaran.
4
Memberdayakan kembali sumber
daya pendidikan yang ada dalam
mendukung tujuan yang
dikembangkan sekolah.
5
Membuat rencana anggaran yang
realistik sesuai kebutuhan karena
harus bersifat terbuka dan memenuhi
tanggung jawab penggunaan
biaya sekolah.
6
Meningkatkan motivasi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan dalam
mengembangkan keahlian manajemen
dan kepemimpinanya.
1
Tidak Berminat untuk Terlibat
2
Tidak Efisien
3
Pikiran Kelompok
Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini
berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota
terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan
sekolah mulai terjangkit “pikiran kelompok.”
4
5
Kebingungan Atas Peran dan
Tanggung Jawab Baru
KEKURANGAN MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar
telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang
selama ini mereka geluti. Penerapan MBS
mengubah peran dan tanggung jawab pihak-
pihak yang berkepentingan.
Sebagian orang tidak menginginkan kerja
tambahan selain pekerjaan yang sekarang
mereka lakukan. Mereka tidak berminat
untuk ikut serta dalam kegiatan yang
menurut mereka hanya
menambah beban.
Pengambilan keputusan yang dilakukan
secara partisipatif adakalanya menimbulkan
frustrasi dan seringkali lebih lamban
dibandingkan dengan cara-cara yang
otokratis.
Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama
sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model
yang rumit dan partisipatif ini.
Memerlukan Pelatihan
6
Kesulitan Koordinasi
Setiap penerapan model yang rumit dan
mencakup kegiatan yang beragam
mengharuskan adanya koordinasi
yang efektif dan efisien.
KESIMPULAN
Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan seminar dan
lokakarya, (b) pelatihan manajemen berbasis sekolah bagi
para kepala sekolah, (c) pembentukan komite sekolah, (d)
pengembangan sekolah model manajemen berbasis sekolah,
(e) monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi MBS kepada
sekolah di kabupaten/kota.
Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk
desentralisasi pendidikan dimana pemerintah
memberikan otonomi atau tanggung jawab yang
lebih besar kepada pihak sekolah untuk dapat
merencanakan hingga mengelola kegiatan
pendidikannya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dengan melibatkan seluruh tenaga di
sekolah sekaligus masyarakat sekitar secara
mandiri dan terbuka.
Kantor: Jl. Kramat Raya No. 132, Jakarta Pusat
Telp/Fax: (021) 3923445 / 3924628
Website: http://litbang.kemendagri.go.id

More Related Content

Similar to Konsep Dasar - Manajemen Berbasis Sekolah

18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)
Dewi_Sejarah
 
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docxJurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
DianSitaNgadiyo
 

Similar to Konsep Dasar - Manajemen Berbasis Sekolah (20)

Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
Manajemen berbasis sekolah_paper[1]Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Konsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolahKonsep manajemen sekolah
Konsep manajemen sekolah
 
MBS “Manajemen Berbasis Sekolah
MBS “Manajemen Berbasis SekolahMBS “Manajemen Berbasis Sekolah
MBS “Manajemen Berbasis Sekolah
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Menejemen pendidikan
Menejemen pendidikanMenejemen pendidikan
Menejemen pendidikan
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis SekolahManajemen Berbasis Sekolah
Manajemen Berbasis Sekolah
 
Kel 13_Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah dan Total Quality Manajement.pptx
Kel 13_Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah dan Total Quality Manajement.pptxKel 13_Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah dan Total Quality Manajement.pptx
Kel 13_Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah dan Total Quality Manajement.pptx
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Manajemen sekolah
Manajemen sekolahManajemen sekolah
Manajemen sekolah
 
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptxResume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
Resume MBS_ Kelompok 11_PM 4B.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Manajemen komponen sekolah
Manajemen komponen sekolahManajemen komponen sekolah
Manajemen komponen sekolah
 
18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)18. yunia mondrow (06111404018)
18. yunia mondrow (06111404018)
 
PPT RESUME MBS_Meli Ameliya (210641027).pdf
PPT RESUME MBS_Meli Ameliya (210641027).pdfPPT RESUME MBS_Meli Ameliya (210641027).pdf
PPT RESUME MBS_Meli Ameliya (210641027).pdf
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi
 
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docxJurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
Jurnal Tesis Dian Sita WD_20100091_Pascasarjana_2022.docx
 

More from Sobirin15

More from Sobirin15 (12)

Bahan Tayang Mapel Smart ASN Latsar CPNS
Bahan Tayang Mapel Smart ASN Latsar CPNSBahan Tayang Mapel Smart ASN Latsar CPNS
Bahan Tayang Mapel Smart ASN Latsar CPNS
 
PPT - Mata Pelatihan Manajemen ASN Latsar CPNS
PPT - Mata Pelatihan Manajemen ASN Latsar CPNSPPT - Mata Pelatihan Manajemen ASN Latsar CPNS
PPT - Mata Pelatihan Manajemen ASN Latsar CPNS
 
PPT - Mata Pelatihan Harmonis Latsar CPNS
PPT - Mata Pelatihan Harmonis Latsar CPNSPPT - Mata Pelatihan Harmonis Latsar CPNS
PPT - Mata Pelatihan Harmonis Latsar CPNS
 
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdfBT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
BT Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten.pdf
 
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNSPPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
PPT - Berorientasi Pelayanan Latsar CPNS
 
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNSPPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
PPT - Mapel Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS
 
PPT - Analisis Isu Kontemporer Lansar CPNS
PPT - Analisis Isu Kontemporer Lansar CPNSPPT - Analisis Isu Kontemporer Lansar CPNS
PPT - Analisis Isu Kontemporer Lansar CPNS
 
Konsep Dasar dan Pengertian Inovasi.pptx
Konsep Dasar dan Pengertian Inovasi.pptxKonsep Dasar dan Pengertian Inovasi.pptx
Konsep Dasar dan Pengertian Inovasi.pptx
 
RPBMP-RP Mata Pelatihan e-Kinerja PNS.pdf
RPBMP-RP Mata Pelatihan e-Kinerja PNS.pdfRPBMP-RP Mata Pelatihan e-Kinerja PNS.pdf
RPBMP-RP Mata Pelatihan e-Kinerja PNS.pdf
 
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docxTugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
 
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdfRANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
 
BT Tugas 1 Studi Islam.pptx
BT Tugas 1 Studi Islam.pptxBT Tugas 1 Studi Islam.pptx
BT Tugas 1 Studi Islam.pptx
 

Recently uploaded

noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
akunoppoa31rhn
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
sapudin2
 
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
riko406765
 

Recently uploaded (20)

noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk KaderMateri BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
Materi BKR Bina Keluarga Remaja BKKBN Untuk Kader
 
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docxUmpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
Umpan Balik Memahami perbedaan individual peserta Didik.docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptxPPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
PPT Tentang Penyusunan Modul Ajar Untuk Guru.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
Materi bahasa Indonesia kelompok empat 2
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 

Konsep Dasar - Manajemen Berbasis Sekolah

  • 1. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (SCHOOL – BASED MANAGEMENT) DISAMPAIKAN PADA: PERKULIAHAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN PROGRAM DOKTOR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG JATIAGUNG, 24-26 FEBRUARI 2022 OLEH: MAD SOBIRIN
  • 2. BIODATA MAHASISWA 2 3 4 5 RIWAYAT PEKERJAAN Kasubbag. Kelembagaan Sekretariat Daerah Kabupaten Way Kanan Kasubbag. Analisa Jabatan Bagian Organisasi Setdakab. Way Kanan Kasubbag. Ketatalaksanaan Bagian Organisasi Setdakab. Way Kanan Widyaiswara Ahli Muda BKPSDM Kabupaten Way Kanan MAD SOBIRIN, S.A.N., M.M. NIM 2127301010089 HP/WA 085269885502 1 Plt. Kasubbag. Tata Usaha Satpol PP Kabupaten Way Kanan
  • 3. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing dan tuntutan perubahan sebagai akibat derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, maka penerapan kebijakan desentralisasi dalam dunia pendidikan menjadi sebuah keniscayaan, terutama di tingkat satuan pendidikan. Salah satu tuntutan perubahan dalam dunia pendidikan sebagai dampak globalisasi dan kemajuan teknologi adalah perubahan di tingkat perilaku konsumen, dalam hal ini adalah masyarakat (orang tua dan siswa). Tidak bisa dipungkiri, saat ini konsumen menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan, fasilitas pendidikan maupun biaya pendidikan. Oleh karena itu manajemen pendidikan harus mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan dapat bersaing secara efektif dalam konteks persaingan lokal, nasional, bahkan dalam konteks global. Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan pada setiap daearah di Indonesia. Adapun model yang digunakan dalam penerapan desentralisasi pendidikan ini adalah model manajemen berbasis sekolah atau School Based Management. LATAR BELAKANG
  • 4. PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Menurut Nanang Fatah, MBS merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara istilah merupakan terjemahan dari School Based Management. Istilah ini muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat dimana pendekatan politis untuk mendesain ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada partisipan sekolah pada tingkat lokal guna memajukan sekolah. Depdiknas (2009) mengartikan manajemen berbasis sekolah sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/ keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, pengusaha, dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundangan yang berlaku.
  • 5. Dari berbagai definisi yang telah dikemukan di atas, dapat dikemukakan suatu kesimpulkan bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan suatu model pelaksanaan pengelolaan pendidikan yang memberikan kewenangan (otonomi) lebih besar kepada internal pengelola sekolah untuk mengurus dan mengatur sekolahnya secara mandiri dengan dukungan sumberdaya dan partisipasi warga sekolah serta masyarakat (stakeholders) untuk mencapai tujuan dan cita-cita sekolah dalam rangka terwujudnya transformasi sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. PENGERTIAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
  • 6. TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 1 Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. 2 3 Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Menurut Mulyasa, terdapat 3 (tiga) tujuan manajemen berbasis sekolah yaitu:
  • 7. MANFAAT MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 1 Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya dibandingkan dengan lembaga-lembaga lainnya, sehingga dia dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya. 3 4 Sekolah bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan. Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. Menurut Depdiknas, terdapat 4 (empat) manfaat manajemen berbasis sekolah yaitu: 2 Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
  • 8. 1 2 Aktivitas pendidikan dijalankan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. sekolah dengan MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah untuk mewakili sekelompok harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah, membimbing warga sekolah di dalam aktivitas pendidikan dan memberi arah kerja. 3 terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan, dan keterampilan- keterampilan manajemen. 4 keleluasaan dan kewenangan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan, guna memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi, baik tenaga kependidikan, keuangan dan sebagainya. 5 MBS menuntut peran aktif sekolah, administrator sekolah, guru, orang tua, dan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di sekolah. 6 MBS menekankan hubungan antarmanusia yang cenderung terbuka, bekerja sama, semangat tim, dan komitmen Manajemen Berbasis sekolah yang menguntungkan. 7 Peran administrator sangat penting dalam kerangka MBS, termasuk di dalamnya kualitas yang dimiliki administrator. KARAKTERISTIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 8 Dalam MBS, efektivitas sekolah dinilai menurut indikator multitingkat dan multisegi.
  • 9. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Kemandirian Kemitraan Partisipasi Keterbukaan Sekolah yang mandiri dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu menyelesaikan segala permasalahan tanpa terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah pusat. Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara sekolah dengan para pemangku kepentingan. Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dari masyarakat baik berupa dukungan moral, pemikiran, tenaga, material, maupun finansial. Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para pemangku kepentingan secara aktif. Konteks partisipasi dalam implementasi MBS antara lain dalam hal pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan di sekolah. Keterbukaan dapat membangun kepercayaan publik terhadap program-program yang dijalankan oleh sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan untuk membangun keterbukaan kepada publik yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan berbagai program yang akan dijalankan serta menyampaikan laporan dari setiap program yang telah berjalan. 1 2 3 4 Akuntabilitas Akuntabilitas memiliki arti suatu keadaan dimana suatu hal dapat dipertanggungjawabkan. Upaya peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan menyusun pedoman pemantauan kinerja satuan pendidikan, menyusun rencana pengembangan sekolah, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pengaduan publik. 5
  • 10. LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 1 3 2 Penyiapan konsep MBS yaitu penyiapan buku panduan sebagai rujukan utama dalam memahami manajemen berbasis sekolah (MBS) didalamnya berisi latar belakang, tujuan, manfaat, karakteristik, prinsip-prinsip, serta strategi implementasi manajemen berbasis sekolah serta kriteria keberhasilannya. Tahap Penyiapan Konsep MBS Tahap Evaluasi dan Perbaikan berkelanjutan Tahap Pelaksanaan Evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksanaan MBS perlu kiranya dilakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan pada setiap sekolah. Hal ini dikarenakan beragamnya tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan manajemen berbasis sekolah (MBS). Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan seminar dan lokakarya, (b) pelatihan manajemen berbasis sekolah bagi para kepala sekolah, (c) pembentukan komite sekolah, (d) pengembangan sekolah model manajemen berbasis sekolah, (e) monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi MBS kepada sekolah di kabupaten/ kota.
  • 11. 1 Kegiatan seminar dan lokakarya 2 Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah 3 Pembentukan komite sekolah Pembentukan komite sekolah dilaksanakan di setiap satuan pendidikan, dengan mempertimbangkan keterwakilan unsur-unsur masyarakat, sekolah, dan pemangku kepentingan lainnnya. 4 5 Monitoring dan evaluasi TAHAP PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui hambatan dan kendala dalam melaksanakan tahapan manajemen berbasis sekolah guna dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam aspek prosedur, organisasi, personalia dan lainnya. Kegiatan seminar dan lokakarya dilakukan diskusi, curah pendapat antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para praktisi Pendidikan, dan lain-lain. Pelatihan MBS bagi para kepala sekolah ditujukan untuk menyiapkan leader yang mampu memahami konsep MBS sekaligus kompeten dalam melaksanakan tahapan MBS sesuai standar yang ditetapkan. Pengembangan sekolah model MBS adalah sekolah yang telah berhasil menerapkan manajemen berbasis sekolah dan selanjutnya sebagai sekolah percontohan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam melaksanakan MBS. Pengembangan sekolah model MBS 6 Desiminasi MBS Desiminasi manajemen berbasis sekolah ke satuan pendidikan (sekolah) di wilayah kabupaten/kota.
  • 12. KELEBIHAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH 1 2 Memberi peluang kepada seluruh pihak dalam sekolah untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan yang penting. Memberikan peluang kepada tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten untuk ikut terlibat dalam pengambilan keputusan dalam peningkatan pembelajaran. Kelebihan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) secara spesisifik diidentifikasi oleh Gunawan, yaitu: 3 Memunculkan kreativitas dalam merencanakan program pembelajaran. 4 Memberdayakan kembali sumber daya pendidikan yang ada dalam mendukung tujuan yang dikembangkan sekolah. 5 Membuat rencana anggaran yang realistik sesuai kebutuhan karena harus bersifat terbuka dan memenuhi tanggung jawab penggunaan biaya sekolah. 6 Meningkatkan motivasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan keahlian manajemen dan kepemimpinanya.
  • 13. 1 Tidak Berminat untuk Terlibat 2 Tidak Efisien 3 Pikiran Kelompok Setelah beberapa saat bersama, para anggota dewan sekolah kemungkinan besar akan semakin kohesif. Di satu sisi hal ini berdampak positif karena mereka akan saling mendukung satu sama lain. Di sisi lain, kohesivitas itu menyebabkan anggota terlalu kompromis hanya karena tidak merasa enak berlainan pendapat dengan anggota lainnya. Pada saat inilah dewan sekolah mulai terjangkit “pikiran kelompok.” 4 5 Kebingungan Atas Peran dan Tanggung Jawab Baru KEKURANGAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Pihak-pihak yang terlibat kemungkinan besar telah sangat terkondisi dengan iklim kerja yang selama ini mereka geluti. Penerapan MBS mengubah peran dan tanggung jawab pihak- pihak yang berkepentingan. Sebagian orang tidak menginginkan kerja tambahan selain pekerjaan yang sekarang mereka lakukan. Mereka tidak berminat untuk ikut serta dalam kegiatan yang menurut mereka hanya menambah beban. Pengambilan keputusan yang dilakukan secara partisipatif adakalanya menimbulkan frustrasi dan seringkali lebih lamban dibandingkan dengan cara-cara yang otokratis. Pihak-pihak yang berkepentingan kemungkinan besar sama sekali tidak atau belum berpengalaman menerapkan model yang rumit dan partisipatif ini. Memerlukan Pelatihan 6 Kesulitan Koordinasi Setiap penerapan model yang rumit dan mencakup kegiatan yang beragam mengharuskan adanya koordinasi yang efektif dan efisien.
  • 14. KESIMPULAN Tahap pelaksanaan terdiri: (a) kegiatan seminar dan lokakarya, (b) pelatihan manajemen berbasis sekolah bagi para kepala sekolah, (c) pembentukan komite sekolah, (d) pengembangan sekolah model manajemen berbasis sekolah, (e) monitoring dan evaluasi, (f) desiminasi MBS kepada sekolah di kabupaten/kota. Manajemen berbasis sekolah adalah suatu bentuk desentralisasi pendidikan dimana pemerintah memberikan otonomi atau tanggung jawab yang lebih besar kepada pihak sekolah untuk dapat merencanakan hingga mengelola kegiatan pendidikannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan seluruh tenaga di sekolah sekaligus masyarakat sekitar secara mandiri dan terbuka.
  • 15. Kantor: Jl. Kramat Raya No. 132, Jakarta Pusat Telp/Fax: (021) 3923445 / 3924628 Website: http://litbang.kemendagri.go.id