Makalah ini membahas delapan standar nasional pendidikan di Indonesia dan permasalahan dalam pencapaian standarnya, termasuk kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai usaha Kementerian Pelajaran Malaysia untuk memperbaiki sistem pendidikan negara melalui kerja sama dengan UNESCO dan melalui Dialog Pendidikan Nasional 2012.
2. Dokumen tersebut juga membahas mengenai berbagai masalah sosial yang terjadi di kalangan pelajar sekolah sebagai akibat dari kurangnya penanaman pendidikan Islam yang seimbang dan menyeluruh.
Manajemen mutu pendidikan Islam sangat penting untuk menjamin kualitas pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah. Beberapa aspek yang perlu dikelola dengan baik mencakup visi, misi, tujuan, kurikulum, guru, sarana prasarana, dan sistem penjaminan mutu. Implementasi model-model manajemen mutu yang tepat dapat meningkatkan kualitas peserta didik dan lulusan madrasah.
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi dari seorang calon kepala sekolah MI Muhammadiyah 1 Ujungpangkah. Visi yang diusung adalah mencetak kader bangsa yang berilmu, terampil, kreatif, mandiri dan berwawasan luas berlandaskan iman dan taqwa. Sedangkan misinya meliputi peningkatan kurikulum, kualitas guru, penghayatan agama, sarana prasarana, pelatihan SDM, kerjasama dengan masyar
Makalah ini membahas delapan standar nasional pendidikan di Indonesia dan permasalahan dalam pencapaian standarnya, termasuk kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai usaha Kementerian Pelajaran Malaysia untuk memperbaiki sistem pendidikan negara melalui kerja sama dengan UNESCO dan melalui Dialog Pendidikan Nasional 2012.
2. Dokumen tersebut juga membahas mengenai berbagai masalah sosial yang terjadi di kalangan pelajar sekolah sebagai akibat dari kurangnya penanaman pendidikan Islam yang seimbang dan menyeluruh.
Manajemen mutu pendidikan Islam sangat penting untuk menjamin kualitas pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti madrasah. Beberapa aspek yang perlu dikelola dengan baik mencakup visi, misi, tujuan, kurikulum, guru, sarana prasarana, dan sistem penjaminan mutu. Implementasi model-model manajemen mutu yang tepat dapat meningkatkan kualitas peserta didik dan lulusan madrasah.
Dokumen tersebut membahas tentang visi dan misi dari seorang calon kepala sekolah MI Muhammadiyah 1 Ujungpangkah. Visi yang diusung adalah mencetak kader bangsa yang berilmu, terampil, kreatif, mandiri dan berwawasan luas berlandaskan iman dan taqwa. Sedangkan misinya meliputi peningkatan kurikulum, kualitas guru, penghayatan agama, sarana prasarana, pelatihan SDM, kerjasama dengan masyar
Manajemen peningkatan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah membahas pentingnya peningkatan mutu pendidikan untuk persaingan global. Dokumen ini menjelaskan konsep mutu pendidikan dan manajemen peningkatan mutu, serta kerangka kerja manajemen peningkatan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah satu tahun ke depan.
Kurikulum 2013 bertujuan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi. Kurikulum ini menekankan pembelajaran berbasis pengalaman siswa melalui proses mengamati, menanya, mencoba, dan menyimpulkan untuk meningkatkan kreativitas."
Model-model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan fleksibilitas untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Terdapat berbagai model MBS seperti di Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Prancis, Nikaragua, Madagaskar, Indonesia, Selandia Baru, dan El Salvador, yang berfokus pada desentralisasi, partisipasi m
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah.
2. Ada beberapa model MBS yang diterapkan di berbagai negara seperti Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Indonesia.
3. Penerapan MBS berbeda di setiap negara karena sejarah dan kondisi masyarakatnya,
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendahStar Ng
Dokumen tersebut membincangkan beberapa isu terkait pelaksanaan kurikulum dan pengajaran di sekolah rendah di Malaysia, termasuk implementasi KBSR dan PPSMI, kekurangan sumber daya manusia dan infrastruktur, serta tantangan globalisasi dan teknologi informasi dalam pendidikan. Dokumen tersebut juga menyinggung program-program literasi untuk meningkatkan kemahiran membaca dan menulis siswa.
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dan tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, seperti kesulitan mengukur pencapaian tujuan pendidikan. Penulis menganalisis pengelolaan kurikulum dan model kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu. Ditekankan pentingnya guru berkualitas dan pembelajaran aktif untuk memenuhi tuntutan zaman.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalH4llud4l
Teks tersebut membahas tentang desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional Indonesia, termasuk tantangan dan proyeksinya. Secara singkat, teks menyatakan bahwa desentralisasi pendidikan perlu disertai standar mutu nasional untuk menjamin kualitas pendidikan di seluruh wilayah, sekaligus memberikan otonomi kepada daerah sesuai potensi masing-masing.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai aspirasi sistem pendidikan dan aspirasi murid menurut Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025. Aspirasi sistem pendidikan meliputi kesamarataan akses kepada pendidikan berkualiti, peningkatan kualiti pendidikan ke tahap antarabangsa, pengurangan jurang pencapaian, dan peningkatan kecekapan sistem. Aspirasi murid pula meliputi penguasaan pengetahuan, kemahiran berfikir,
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta penyempurnaan pola pikir. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan potensi peserta didik secara seimbang dan memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Landasan pengembangan kurikulum ini adalah filosofi pendidikan berakar pada budaya bangsa, peserta didik sebagai pewaris budaya yang kreatif, serta pendidikan
Implementasi strategi lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi AFTA 2015 membutuhkan analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis tersebut serta melakukan evaluasi untuk meningkatkan daya saing lulusan.
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 abelly22bitung
Kurikulum 2013 untuk SMK dan MAK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang beriman, produktif, kreatif, dan berkontribusi terhadap masyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta penyempurnaan pola pikir, dengan landasan filosofis, sosiologis, dan psikopedagogis.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan bangsa di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi indeks pendidikan Indonesia yang rendah, jumlah pengangguran sarjana yang tinggi, dan ketidaksesuaian antara hasil pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut dan solusi yang dapat diterapkan seperti meningkatkan mutu pendidikan dan kerjas
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
Kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan memiliki rasa kepedulian serta mampu berkontribusi pada masyarakat, bangsa, dan peradaban dunia. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan landasan filosofis, teoritis, dan yuridis yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan mengembangkan seluruh potensialnya.
Manajemen peningkatan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah membahas pentingnya peningkatan mutu pendidikan untuk persaingan global. Dokumen ini menjelaskan konsep mutu pendidikan dan manajemen peningkatan mutu, serta kerangka kerja manajemen peningkatan mutu pendidikan dalam pengembangan sekolah satu tahun ke depan.
Kurikulum 2013 bertujuan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi. Kurikulum ini menekankan pembelajaran berbasis pengalaman siswa melalui proses mengamati, menanya, mencoba, dan menyimpulkan untuk meningkatkan kreativitas."
Model-model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan fleksibilitas untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Terdapat berbagai model MBS seperti di Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Prancis, Nikaragua, Madagaskar, Indonesia, Selandia Baru, dan El Salvador, yang berfokus pada desentralisasi, partisipasi m
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah.
2. Ada beberapa model MBS yang diterapkan di berbagai negara seperti Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Indonesia.
3. Penerapan MBS berbeda di setiap negara karena sejarah dan kondisi masyarakatnya,
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendahStar Ng
Dokumen tersebut membincangkan beberapa isu terkait pelaksanaan kurikulum dan pengajaran di sekolah rendah di Malaysia, termasuk implementasi KBSR dan PPSMI, kekurangan sumber daya manusia dan infrastruktur, serta tantangan globalisasi dan teknologi informasi dalam pendidikan. Dokumen tersebut juga menyinggung program-program literasi untuk meningkatkan kemahiran membaca dan menulis siswa.
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dan tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, seperti kesulitan mengukur pencapaian tujuan pendidikan. Penulis menganalisis pengelolaan kurikulum dan model kepemimpinan kepala madrasah dalam peningkatan mutu. Ditekankan pentingnya guru berkualitas dan pembelajaran aktif untuk memenuhi tuntutan zaman.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalH4llud4l
Teks tersebut membahas tentang desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional Indonesia, termasuk tantangan dan proyeksinya. Secara singkat, teks menyatakan bahwa desentralisasi pendidikan perlu disertai standar mutu nasional untuk menjamin kualitas pendidikan di seluruh wilayah, sekaligus memberikan otonomi kepada daerah sesuai potensi masing-masing.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai aspirasi sistem pendidikan dan aspirasi murid menurut Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025. Aspirasi sistem pendidikan meliputi kesamarataan akses kepada pendidikan berkualiti, peningkatan kualiti pendidikan ke tahap antarabangsa, pengurangan jurang pencapaian, dan peningkatan kecekapan sistem. Aspirasi murid pula meliputi penguasaan pengetahuan, kemahiran berfikir,
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta penyempurnaan pola pikir. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan potensi peserta didik secara seimbang dan memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Landasan pengembangan kurikulum ini adalah filosofi pendidikan berakar pada budaya bangsa, peserta didik sebagai pewaris budaya yang kreatif, serta pendidikan
Implementasi strategi lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi AFTA 2015 membutuhkan analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Langkah selanjutnya adalah merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis tersebut serta melakukan evaluasi untuk meningkatkan daya saing lulusan.
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 abelly22bitung
Kurikulum 2013 untuk SMK dan MAK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang beriman, produktif, kreatif, dan berkontribusi terhadap masyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta penyempurnaan pola pikir, dengan landasan filosofis, sosiologis, dan psikopedagogis.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan bangsa di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi indeks pendidikan Indonesia yang rendah, jumlah pengangguran sarjana yang tinggi, dan ketidaksesuaian antara hasil pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa faktor penyebab permasalahan tersebut dan solusi yang dapat diterapkan seperti meningkatkan mutu pendidikan dan kerjas
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
Kurikulum 2013 dirancang untuk mempersiapkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan memiliki rasa kepedulian serta mampu berkontribusi pada masyarakat, bangsa, dan peradaban dunia. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan landasan filosofis, teoritis, dan yuridis yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan mengembangkan seluruh potensialnya.
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islamIffa Dewi
Kurikulum pendidikan Islam memiliki tiga karakteristik utama: (1) menonjolkan tujuan agama dan akhlak, (2) memiliki keseimbangan antara ilmu dan seni serta pengalaman beragam, (3) memiliki perhatian yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan. Inti dari konsep kurikulum pendidikan Islam adalah untuk memotivasi siswa berakhlak luhur berdasarkan ajaran agama.
Makalah ini membahas tentang pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan Islam. Ada beberapa pendekatan yang dibahas yaitu pendekatan kontekstual, sains, filosofis, dan religius. Tantangan yang dihadapi antara lain krisis moral-akhlak akibat pengaruh globalisasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, pendidikan Islam perlu berperan dinamis dengan memanfaatkan nilai-nilai keagamaan sebagai kekuatan pembebas dari berbagai
Makalah ini membahas pengertian dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan Islam. Pengertian manajemen pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan Islam meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Dokumen tersebut membahas paradigma manajemen pendidikan Islam. Secara garis besar, dibahas mengenai prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam seperti ikhlas, jujur, adil, dan tanggung jawab. Juga dibahas mengenai fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Selain itu, dibahas pula mengenai model-model pembelajaran efektif dan unggulan yang diter
Presentasi ini membahas tentang hubungan madrasah dengan masyarakat, termasuk definisi, tujuan, prinsip, teknik, dan faktor yang mempengaruhinya. Definisi hubungan madrasah dan masyarakat adalah proses komunikasi untuk menanamkan pengertian tentang pendidikan dan mendorong tanggung jawab masyarakat. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pendidikan, tujuan kehidupan masyarakat, dan dukungan masyar
Makalah ini membahas tentang pendekatan dan tantangan dalam manajemen pendidikan Islam. Ada beberapa pendekatan yang dibahas seperti pendekatan kontekstual, sains, filosofis, dan religius. Tantangan yang dihadapi antara lain krisis moral-akhlak akibat pengaruh globalisasi. Untuk menghadapinya perlu strategi seperti meningkatkan kualitas pendidikan agama.
Teks ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam. Pertama, dijelaskan tentang pokok permasalahan manajemen mutu pendidikan dan masalah yang dihadapi madrasah. Kedua, dibahas transformasi teori manajemen mutu dan konsep mutu pendidikan. Ketiga, dibahas sistem penjaminan mutu pendidikan dan tujuan otonomi daerah di bidang pendidikan.
Tugas resensi ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam. Ada beberapa masalah yang dihadapi pendidikan Islam seperti rendahnya kualitas manajemen kepala sekolah dan tenaga pengajar, serta dukungan masyarakat. Teori-teori manajemen mutu diterapkan pada pendidikan, seperti Total Quality Management. Sistem penjaminan mutu penting untuk meningkatkan pelayanan pendidikan.
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan menjelaskan konsep mutu pendidikan, sistem penjaminan mutu, dan tantangan yang dihadapi madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti sumber daya manusia dan dukungan masyarakat. Penulis juga menganalisis siklus penjaminan mutu pendidikan dan pentingnya penerapan teori-teori manajemen mutu untuk mengelola madrasah secara efektif.
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di madrasah. Penulis menjelaskan permasalahan yang dihadapi madrasah seperti rendahnya kualitas pengajar dan dukungan masyarakat, serta masalah pada aspek komponen, politik, dan manajemen pendidikan madrasah. Penulis kemudian menawarkan pentingnya pengembangan teori manajemen mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di madrasah. Buku ini diharapkan d
RESENSI BUKU
MANAGEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM (MODEL PENGEMBANGAN TEORI DAN APLIKASI SISTEM PENJAMINAN MUTU)
Nama : Nahrowi
NPM : 1422010101
Prodi/Kelas : PAI/G
Identitas Buku
Judul : Managemen Mutu Pendidikan Islam(Model Pengembangan
Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu)
Penulis : Dr. Deden Makbulloh, M.Ag.
Penerbit : PT Rajagrafindo Persada
Bulan Terbit : September 2011
Tebal Buku : x + 333 hlm.
Sebagai sebuah proses yang berlangsung cepat dan dinamis, pendidikan islam (dalam hal ini Madrasah) termasuk yang paling banyak menghadapi proble-matika. Berbagai aspek yang terkait dengan pendidikan islam di madrasah, mulai dari visi, tujuan, dasar dan landasan pendidikan, tujuan kurikulum, tenaga kepen-didikan, methodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi dan pembiyaan, secara keseluruhan mengandung permasalahan yang hingga kini belum dapat dipe-cahkan secara tuntas. Demikian pula perhatian dan kesungguhan dari pemerintah dan masyarakat serta stakeholderes dalam ikut serta mengatasi permasalahan pen-didikan sebagaimana yang tersebut diatas, masih merupakan persoalan yang belum terpecahkan dan sangat membutuhkan managemen mutu.
Melalui buku ini penulis mencoba untuk memberikan gambaran tentang teori-teori managemen mutu dan model pengembangannya yang masih jarang digunakan dalam pengelolaan sekolah ataupun madrasah, sekaligus menawarkan alternatif pemecahannya dengan aplikasi sistem penjaminan mutu. Secara historis, perkembangan pendidikan islam (madrasah) sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah islamiyah. Pendidikan Islam (madrasah) berperan sebagai mediator dalam memasyarakatkan ajaran islam kepada masyarakat. Dan tingkat pemahaman, peng-hayatan dan pengamalan masyarakat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan islam(madrasah) yang diterimanya.
Madrasah memerlukan penanganan mutu. Setiap daerah dan setiap madrasah memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda. Kebutuhan dasar yang berkembang dalam proses pendidikan tidak dapat diikuti oleh pemerintah pusat. Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, sofware maupun brainware. Hardware berkaitan dengan perangkat keras berupa berbagai macam fasilitas, sarana prasarana pendidikan di madrasah seperti bangunan, lahan percobaan, peralatan belajar, peralatan administrasi, laboratorium, dan gedung perpustakaan. Sofware beraitan dengan perangkat lunak berupa visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan, termasuk di dalamnya kurikulum, silabus,dan program program lainnya seperti program audit, dan penjaminan mutu. Sedangkan brainware, berhubungan dengan degree, kualifiasi dan kompetensi sumber daya manusia yang kurang mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang dapat mening-katkan kualifikasi dan kompetensi mere
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di madrasah. Penulis menjelaskan permasalahan yang dihadapi madrasah seperti rendahnya kualitas pengajar dan dukungan masyarakat, serta masalah pada aspek komponen, politik, dan manajemen pendidikan madrasah. Penulis kemudian menawarkan pentingnya pengembangan teori manajemen mutu untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di madrasah. Buku ini diharapkan d
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxManajemenPendidikanI3
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar dan strategi penjaminan mutu pendidikan. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat yaitu definisi mutu pendidikan, faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan, model dan teori peningkatan mutu, strategi peningkatan mutu, tantangan peningkatannya, dan kesimpulan bahwa rendahnya mutu disebabkan oleh faktor sarana, kualitas guru, kesejahteraan guru, kesempatan pendidikan,
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di Indonesia. Pembahasan mencakup berbagai aspek seperti isu-isu manajemen mutu pendidikan Islam, transformasi teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu pendidikan, peran madrasah dalam sistem pendidikan nasional, model pengembangan teori manajemen mutu pendidikan nasional, manajemen mutu peserta didik dan sumber daya manusia dalam pendidikan Islam. Buku ini juga menjelaskan implementasi standar
Buku ini membahas tentang manajemen mutu pendidikan Islam di Indonesia. Pembahasan mencakup berbagai aspek seperti isu-isu manajemen mutu pendidikan Islam, transformasi teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu pendidikan, peran madrasah dalam sistem pendidikan nasional, model pengembangan teori manajemen mutu pendidikan nasional, manajemen mutu peserta didik dan sumber daya manusia dalam pendidikan Islam. Buku ini juga menjelaskan implementasi standar
Dokumen tersebut membahasikan peranan guru pendidikan moral dalam merealisasikan aspirasi negara berdasarkan Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia. Ia menjelaskan bagaimana guru perlu merealisasikan anjakan pertama, ketiga dan keempat pelan tersebut untuk menyediakan akses pendidikan berkualiti, memperkembangkan penghayatan nilai dalam diri murid, dan melahirkan warganegara yang bermoral. Guru perlu menggunakan kurikulum
Similar to Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi (20)
Makalah ini membahas konsep media dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah. Media pembelajaran berfungsi untuk menangkap peristiwa penting, memanipulasi bahan pelajaran, dan menyampaikan informasi secara lebih konkret. ICT melibatkan teknologi dalam pengolahan dan penyebaran informasi. Teknologi berperan mendukung aktivitas pembelajaran dan kesuksesan siswa
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan meninjau teori-teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu pendidikan, dan model pengembangan teori manajemen mutu pendidikan Islam. Buku ini juga membahas peran madrasah dalam sistem pendidikan nasional Indonesia dan manajemen mutu peserta didik dalam pendidikan Islam.
Buku ini membahas mengenai penerapan manajemen mutu dalam pendidikan Islam. Terdapat beberapa tantangan dalam menerapkan manajemen mutu di madrasah seperti rendahnya kemampuan kepala sekolah dan kualitas guru, serta rendahnya dukungan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan perubahan budaya ke arah kepuasan pelanggan melalui penerapan teori-teori manajemen mutu secara konsisten.
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianamahmudi moedy
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan fokus pada pengembangan sistem penjaminan mutu di madrasah. Teori-teori manajemen mutu diperlukan untuk mengelola madrasah agar bermutu sesuai harapan stakeholder. Peningkatan mutu madrasah memerlukan komitmen bersama antara madrasah dan pihak terkait lainnya.
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan memberikan teori dan aspek mutu pendidikan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan. Buku ini juga menjelaskan tantangan pendidikan Islam saat ini dan manfaat penerapan manajemen mutu untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam. Saat ini diperlukan pengelolaan pendidikan Islam yang bermutu dengan mengembangkan lembaga pendidikan Islam secara profesional.
Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan meninjau teori-teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu pendidikan, dan model pengembangan teori manajemen mutu pendidikan Islam. Buku ini juga membahas peran madrasah dalam sistem pendidikan nasional Indonesia dan manajemen mutu peserta didik dalam pendidikan Islam.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem
Nama : SUKMAIDI
NPM : 1422010020
Prodi : ILMU TARBIYAH
Konsentrasi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung
Program Pasca sarjana
Departemen Agama RI
2. TA 2014/2015
MANA NAJEMEN MUTU PENDIDIDKAN ISLAM
Model Pengenbangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu
1. Isu Management Mutu Pendidikan Islam
a. Masalah Management Mutu
Management mutu dalam bidang pendidikan ,masih tergolong baru dibandingkan
dalam management mutu bidang ekonomi industri. Edward sallis mengatakan bahwa
gerakan untuk menerapkan management mutu dalam bidang pendidikan dimulaki sejak
tahun 1980-an. Para tokoh pendidikan telah mengkajitentang penerapan management
mutu di sekolah-sekolah. Robert Kaplan dalam hasil penelitiannya memberikan input
pada management mutu di Harvard Bussness School walaupun hanya terbatas pada
relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia industri. A. Roberts melakukan pecinelitian
tentang management mutu dalam aspek kepuasan . orang tua dan dunia kerja ynag
menyatakan bahwa terdapat variasi cara mewujudkan kepuasan tersebut.
Para tokoh bidang pendidikan berbeda pandangan tentang teori management mutu,
yakni berkaitan dengan cirri-ciri sekolah atau madrasah bermutu dan bagai mana cara
mewujudkan ciri-ciri tersebut. Atas dasar ini beberapa teori yang berkembang dalam
management mutu sebagai upaya untuk meigkatkan dan menjamin mutu yaitu quality
control (CQ), quality assurance (QA), total quqlity control (TQC), total quality
management (TQM), dan school base management (SBM). Semua teori menempatkan
Quality (mutu) sebagai pusat pengawasan dan evaluasi. Dari beberapa teori tersebut yang
menjadi isu popular dalam bidang pendidikan adalah sekolah/madrasah sebagai layanan
jasa, kecuali TQM selain pendidikan juga lebih dulu digunakan dalam bidang ekonomi
produksisedangkan ketiga teori lainya lebih banyak diterpkan dalam dunia ekonomi
industry layanan yang sudah mapan digunakan sebagai strategi untuk memberikan
kepuasan pelanggan.
b. Masalah Pendidikan Islam
Madrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrasepsi. Keragaman makna
tentang madrasah dapat ditimbulkan sbagai akibat dari karakteristik masing masing
lembaga pendidikan islam banyak dilakukan olehpara tokoh Barat, sedangankan tokoh
muslim Indonesia masih jarang yang meneliti dari penulis madrasah dalam publikasi
internasional.
3. Atas dasar permsalahan tersebut, diperlukan karya-karya monumental hasil
penelitian yang dikembangkan oleh pemikir pendidikan Islam agar dapat memeberikan
warna dalam wacana internasional.
Madrsah sebagai lembaga pendidikan islam formal yang teritegrasi dalam system
pendidikan nasional di Indonesia memerlukan manajemen mutu,. Peningkatan
peningkatan jumlah madrasah yang umumnya status swasta perlu diimbangi dengan
peningkatan mutunya secara terencana dan berkelanjutan. Berkaitan denga hal ini banyak
mengundang kritik renadahnya mutu pendidikan madrasah yang notabene memiliki akar
sejarah yang kuat dalam masyarakat Indonesia.
Madrasah di Indonesia bagi pemetintahan dan pembuat kebijakan mempunyai
kepentingan khusus, yaitu untuk meneruskan system kehidupan berbangsa dan bernegara
yang lebih baik. Pemerintah telah menempatkan madrasah sama dengan ssekolah yang
diatur dalam system pendidikan nasional.
Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia.
Kemajuan bangsa dapat diukur dari tingkat pendidikan madrasah yang myoritas
penduduknya muslim.
Paradigm pendidikan diIndonesia sejalan dengan otonomi daerah telah berubah dari
paradigm sentralistik menjdi otonomi pendidikan. Paradigma sentralistik telah diketahui
banyak menyimpan kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah adnya
ketergantungan baik dalam teoris maupun praktis di lembaga-lembaga pendidikan karena
terbiasa menunggu juklak dan juknis dari pusat. Keajuan lembaga pendidikan tersebut
sangat bergantung pada political wiil (kebikjakan) pemerintah pusat. Sedangkan di
daerah hingga para kepala madrasah tidak melakukan reaksi-reaksi dan inovasi apapun
kecuali melaksanakan perintah dan petunjuk dari pemerintah pusat melalui Kementrian
Agama.
Pada masa orde baru para pakar menilai bahwa kelamahan dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional antara lain : (1) kebijakan pendidikan nsional yang sangat
sentralistik, mengabaikan keragaman realitas, kondisi sosial, ekonomi, budaya
masyarakat Indonesia di berbagai daerah. (2) Penyelenggaraan kehidupan social lebih
berorientasi kepada pencapaian target-target terteuntu, seperti target kurikulum,
mengabaikan proses pembelajaran yang, efektif dan mampu menjangkau seluruh ranah
dan potensi peserta didik.
Otonomi daerah yang diatur pemerintah di Indonesia sudah memberikan peluang
kepada madrsah untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Masalah yang dihadapi
madrasah di Indonesia pada dasarnya sama dengan sekolah yaitu menghadapi tuntutan
mutu. Masalah mutu banyak persoalan terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu
sendiri. Hal ini dipersulit lagi dengan maslah komitmen yang selalu menimbulkan
keraguan. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh tidak adanya
komitmen pemerintah terhadap amanat UUD 1945 untuk mewujudkan sistem yang
mencerdaskan rakyat.
4. Madrasah memerlukan penanganan mutu. Setiap daerah dan setiap madrasah
memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda. Kebutuhan dasar yang
berkembang dalam proses pendidikan tidak dapat diikuti oleh pemerintah pusat.
Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah atau sekolah
sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, software,
maupun brainware. Hardware berkaitan dengan pengankat keras berupa berbagai macam
fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan dimadrasah seperti bangunan, lahan
percobaan, peralatan belajar, peralata administarsi, laboratorium,dan gedung
perpustakaan. Software berakaitan dengan perangkat lunak berupa visi, misi, fungsi, dan
tujuan pendidikan, termasuk didalamnya kurukulum, silabus, dan program-progrm lainya
seperti program audit, dan penjaminan mutu. Sedangkan brainware, berhubungan dengan
degree, kualifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia yang kurang mendapatkan
pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka.
Undang undang Reepublik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional (UUSPN) bab III pasal 4 ayat 6 mengamanatkan agar pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Undang-
unangn tentang Sisdiknas tersebut telah menjadi kesepakatan bersama dan kebutuhan
untuk mengatur model system pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan lebih lanjut diatur terperinci secara dalam peraturan
pemerintah (PP) RI No 19 Th 2005. Pasl 33 PP tersebut dinyatakan bahwa setandar
nasional berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanan, dan pengawasn
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan
demikian, tujuan pengeturan standar nasional pendidikan yaitu untuk menjamin mutu
pendidikan nasional. Jaminan mutu perlu dilakukan dalam system pendidikan nasional
sejak tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Sebagaimana yang terjadi dalam
pedebatan internasional tenteng manajemen mutu yaitu masalah standar. Apakah standar
dirumuskan oleh pihak internal atau pikah eksternal. Demikian pula denga pengukura
mutunya apakah oleh pihak internal madrasah atau eksternal. Hal ini menjadi perdebatan
actual dalam teori manajemen mutu.
Masalah yang dihadapi oleh lebaga pendidikan bukan hanya Karen paradigma, yang
sentralistik, tetepi juga banyak tantangan baru yang dihadapi dalam system pendidikan
yang menganut paradigm desentralistik dan otonomi,yaitu tingkat kemandidrian dan
percaya diri.
Lembaga-lembaga pendidikan islam seperti madrasah faktualnay belum memenuhi
standar yang diharapkan baik oleh pemerintah, masyarakat , anak-anak bangsa, maupun
para orang tua di keluarga. Memang banayk factor yang dapat memengaruhi mutu
pendidikan madrasah. Factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan sanagt beregam,
seperti salah satunya dikemukakan oleh Syafaruddin, yaitu: pemeliharaan gedung yang
baik, guru-guru yang profesional, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan
5. orang tua, bisnis, dan masyarakat, bahkan penerapan teknologi, kekuatan kapemimpinan,
pemeliharaan dan perhatian terhadap pelajar, kurikulum yang tepat, aatu perpaduan
berbagai factor. Macam-macam factor tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi faktor
internal lembaga pendidikan ayng bersangkutan maupun factor eksternal berupa
lingkuyngan dan kebijakan pemerintah.
Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah sebagai berikut: 1) rendahnya
kemampuan manajerial kepala madrasah, mencangkup : kuarng mampu mengembangkan
inovasi pendidikan, kurang menguasai prinsip-prinsip manajemen pendidikan berbasis
madrasah kurang manpu mendayagunakan sumberdaya, lemehnya system administrasi
dan keuangan, serta kurangnya monitoring dan evaluasi capaian hasil pendidikan; 2)
rendahnya kualitas tenaga pengajar mencakup: guru mengajar tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan (75% miss mucth) guru kurang menguasai materi, guru kurang
menguasai metodologi pengajaran yang efektif, guru kurang menguasai media dan alat
pembelajaran, guru kurang mengakses buku-buku dan pengetehuan baru, guru kurang
manpu ngoprasikan computer sebgai alat pendukug tugas pokok dan fungsi guru, dan
rendahnya insentif : 3) rendahnya dukungan masyarakat, mencakup: kurang partisispasi
masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan madrasah, belum
fungsionalnya komite madrasah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat pengguna
madrasah.
Masalah pengembangan teori manajemen mutu merupakan masalah yang urgent
dalam system pendidiakn madrasah karena banyaknya kritik terhadap madrasah berkaitan
dengan masalah mutu yang rendah, seakan akan tidak berjalannya manajemen dengan
baik. Faktor manajemen dalam system pendidiakan memiliki kontribusi besar yang akan
memengaruhi pada proses-proses belajar mengajar yang akan menghasilkan lulusan,
sebab pada akhirnya system pendidikan adalah bertujuan untuk menghasilkan lulusan
tertentu ssuai dengan yang disyaratkan daalm standar penddikan. Perubah aruan system
budaya, prilaku, daan pembaruan sistem dari yang standar menjadi nilai tambah menjadi
prasyarat tercapainya mutu tinggi. Perubahan, kondisi ini lebih dominan ditentukan oleh
factor manajemen sebab, dalam manajemen menyatu didalamnya kemampuan
mendorong keterlibatan semua anggta yang terkait didalam melaksakan quality
improvement ten dalam menrsebut.
c. Perdebatan Teori Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen mutu yang dikemukakan Deming dikritisi oleh Jhon C.Anderson, dkk,
yang mnyatakan bahwa deminng sebenarya hanyan memeberikan semacam petunjuk
(prescriptive) bukan menjelaskan teori manajemen mutu, sehingga tampak empiris praktis
denagn 14 poin sebagai rambu-rambunya.
Nuria Lopes Mielgo dkk, meneliti tentang hubungan antara mutu dan manajemen
inovasi yang sudah lumrah bertentangan menurutnya. Hasil penelitianya bahwa
walaupun dua kegiatan tersebut adalah komplek tetapi kenyataannya perusahaan-
perusahaan yang adalah perusahaan yang mengubah manajemen dengan menemukan
6. manajemen mutu. Menurutnya kemempuan inovasi berhubungan dengan sumber nilai
tertentu dan menjadi kemamapuan akumulasi yang melebihi batas baktu sehingga
memiliki nilai tamabah. Oleh karena itu dalam perusahaan atu organisasi diperlukan
standar dan control mutu sehimgga muncul standar terhadap proses dan produk baru.
Sim B.Sitkin, dkk ,mendebat karakteristik totsl quality manajemen dalam pendekatan
tradisional yang hanya membatasi diri pada control, control mutu karena tidak
mengandung unsure pembelajaran.
Hasil penelitian Reger menyimpulkan bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada
kemempuan manajemen dalam menyusun model yang dinamis untuk mentransfrmasikan
perubahan secara bertahap sesuai prioritas oragnisasi.
T. Ravichardran menyimpulkan bahwa mutu terbaik hanya dicapai jika top
manajemen menciptakan infra struktur yang mengenalkan perbaikan dalam desain proses
dan menghubungkannya dengan stakeholders.
Manajemen mutu walaupun konotsinya positif tetapi dalam pengembangan
manajemen mutu tidak selalu positif sebagai pembelajaran dalam kenyataannya sulit
dikembangkan. Jeliaskova meneliti varisi penjaminan mutu dieropa dengan
menyimpulkan bahwa dinamika eksternal dan internal sangant memengaruhi desain
penjaminan mutu eksternal menjdi model yang ditransfer ari Negara satu kenegara
lainnya.
John Biggs meneliti penjaminan mutu dalam dua perdebatan apakah sifatnya
retrospective atau prospective. Kesimpulan penelitian Biggs menyatakan bahwa
penjaminan mutu itu sifatnya prospective yang mengandung proses Quality Model,
Qulity Enhancement, dan Quality feasibility sebagai tahapan pencapaian mutu.
Kesimpulan ini bertentangan denagan Bowden yang menyimpulkan bahwa penjaminan
mutu adalah pengukuran terhadap apa yang sudah dilaksanakan dalam manajemen.
Jitse D.J. Ameijde dkk, menyimpulkan bahwa kesuksean organisasi ditentukan oleh
adanya distribusi kepemimpinan (distributed leadership ) yang membentuk tim, bukan
pada perseoranagan pemimpin. Penelitian ini menolak pendapat yang menyatakan bahwa
produktifitas ditentukan oleh individu sebagai sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi.
Dirkvan Damme menyimpulkan bahwa penjaminan mutu (QA) harus kolaborasi
antara pemerintah dan institusi pendidikan dengan pengukuran yang diperluas, walaupun
dalam hal kasus mobilitas peneriman peserta didik denagan program yang sangat
beragam. Hal ini dengan pertimbangan bahwa stakeholder utama adalah pemerintah yang
membutuhkan sumber daya manusia yang handal.
Berdasarkan uraian hasil-hasil peneltian tetang manajemen mutu, perdebatan
akademiknya terletak pada pengukuran dan pengelola mutu itu sendiri bukan pada
penting tidaknya manajemen mutu.
7. 2. Transformasi Teori Manajemen Mutu
a. Konsep Mutu Pendidikan
Pendapat para ahli manajemen mutu bidang industry terdapat dua arus pemikiran tentang
konsep mutu: 1) kepuasan pelanggan menjadi target yang harus di capai dalam penjualan
produk. Maka dlam pendidikan harus benar-benar memehami apa yang dibutuhkan
peserta didik. 2) suatu produk memiliki kualitas apa bila sesusi denagn standar kualitas
yang telah ditentukan. Yang menjadi ukuran mutu adalah standardisasi.yang dapat
dikembagkan dari waktu kewaktu sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan,
mengurangi pengerjaan kembali, tidak pemborosan, mengurangi pembayaran
garansi,meningkatkan hasil kinerja yang lebih sempurna.
b. Framework Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan
Manajemen yang berarti pengelolaan. Perkembangan teori manajemen pada dasarnya
adalah pemberdayaan semua sumberdaya organisasai serta menggali sumberdaya
yang belum tersedia secara terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan mutu secara
efektif dan efisien.
Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meninkatkan mutu pendidikan yaitu
kepemimpinan, tekad dan drivinngforce untuk mencapai mutu terbaik yang dimulai
dari atas (top down process) yaitu :
1. Menyenagkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi, daftar pertanyaan, dan
sebagainaya.
2. Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan mengarahkan
kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu.
3. Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan
menunjang proses peningkatan mutu.
4. Menunjukkan koordonator peningkatan mutu yang membantu dan mengarahkan
tim kerja dalam menemukan penyelesaian masalah.
5. Menyelanggarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan.
6. Mengaalisis dan mendiaknosis situasi yang sedang berkembang.
7. Menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterpkan oleh lembaga lain
8. Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
sebagainmana pada perusahaan
9. Meningkatkan latihan yang mengerah pada mutu yang diutamakan dalam
perusahaan budaya.
10. Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga
pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningkatan budaya.
11. Mengukur biaya dari mutu termasuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh
penurunan jumlah siswa/mahasiswa baru, Drop out, reputasi yang menurun,
hilangan kesempatan, dan sebagainya.
12. Menerapkan alat dan ternik melalui pengenbangan kelompok kerja efektif
8. 13. Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar program pada setiap
periode tertentu sebagaimana direncanakan agar tidak mengelami kegagalan.
Sallis berpendapat bahwa dalam sustu sistem mutu pendidikan haru mengandung
elemen-elemen ntara lain:
1. Rencaa pengembangan kelembagaan (strategyplan) untuk mewujudkan pelayaan
mutu terpadu
2. Mutu merupakan kebijaksaan yang diarahkan kepada pelangan (interal dan
eksternal)
3. Tanggung jawab pengelola yang tertanggung juga pada peran dari tim manajemen
senior
4. Badan pengendali mutu merupakan kelompok pengarah mutu untuk menciptakan d
5. Pemasaran dan publikasi yang dismpaikan kepada pemakai jasa
6. Informasi terhadap ketentuan penerimaan siwa yang perlu di perbaharui
7. Program pengenalan bagi calon siswa serta pemakai jasa pendidikan penjelasan
tentang kurukulum yang selengkapnya
8. Penjelasan tentang kurikulum yang selengkapnya
9. Memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa
10. Manajemen pengajaran
11. Bentuk kurikulum yang menunjukkan tujuan dan spesifikasi program
12. Pengembangan staf dan latihan
13. Pemeretaan kesempatan bagi staf dan siswa
14. Pemantauan dan evaluasi
15. Ketantuan administrasi yang jelas
16. Pengkajian ulang terhadap keberhasilan dan kegaaglan yang dihadapi sebaiknya
oleh pengawas dari luar.
3. Sistem Penjaminan Mutu pendidikan
a. Urgensi Penjaminan Mutu Dalam Pendidikan
Gerakan manajemen pada era modern semakin berkembang, bukan hanya dalam
bidang industri, melainkan juga dalam bidang pendidikan. Hal ini hal ini menjadi tren
baru dalam lembaga pendidikan dengan menerapka konsep dan srtategi peningkatan
mutu melalui implementasi manajemen mutu terpadu. Tentu hal ini pula yang
menjadi kebutuhan utama begi lemabaga pendidikan yang dikelola secara serius.
Tanpa melakukan hal ini labat laun akan mengalami ketertinggalan.dlam masalah
mutu.
Menurut Sashkin dan keiser, ada delapan elemen mutu yang sangat penting yaitu:
1. Informasi mutu harus digunakan untuk menungkatkan mutu
2. Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab terhadap mutu
9. 3. Tersedia atas ketercapian mutu
4. Kersasama menjadi basis kerja tim
5. Warga sekolah harus aman dalam melaksanakan kerja
6. Iklim keterbukaan harus tersedia
7. Gaji harus adil warga
8. sekolah harus merasa memiliki
Berbada menurut Joseph C. Field yang megemukakan 10 langkah yang harus
dihahului untuk menerapkan manajemen mutu yaitu
1. Mempelajari dan memahami TQM secara menyeluruh
2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus menerus
3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendaian mutu
4. Membangun sistem mutu terpadu
5. Mempersiapkan orang-orang untuk merubah, menilai budaya mutu sebagai
tujuan untuk mempersiapkan perbaiakan, melatih orang-orang untuk bekerja pada
suatu kelompok kerja.
6. Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan dan
mengaplikasikan tindakan koreksidengan menggunakan teknik dan alat TQM
7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan
8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keber hasilannya
9. Menciptaka komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang
akan menggunakannya.
10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan aplikasi pengetahuan yang
amat luas.
Implementasi manajemen mutu hrus berjalan dengan kebutuhan bersama,
sehingga penerapannya perlu komitmen tim manajemen.
TQE dapat disebut pula Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan
lima pilarnya
1. Focus kepada pelanggan baik internal maupun eksternal
2. Adanya keterlibatan total
3. Adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah
4. Adanya komitmen dan
5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan
Pada sekolah yang dimaksud dengan pelanggan internal adalah warga sekolah dan
eksternal adalah orang tua, masyarakat pemerintah, memakai jaa lulusan sekolah.
10. b. Penjamin mutu pendidikan
1. Perencanaan mutu pendidikan
Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Merencanakan pada
dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Meskipun masa depan tidak mudah diprediksi, namun perencanaan penting untuk
manghindarkan kekedar kebetulan-kebetulan.
2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu
Pelaksanaan suatu rencana agar berjalandengan lancar di perlukan perorganisasian
sumber-sumber daya yang ada. Pengorganisaiaan adalah pengatiran kerja bersama
sumberdaya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi.
3. Pengawasan mutu
Pengawasn dilakukan untuk mendeteksi apakah standar mutu yang telah
ditetapkan sudah tercapai atau belum. Jika dalam pengawasan maish ditemukan
hal-hal yang masih kurang maka dilakukan tindakan perbaikan mutu.
4. Audit mutu internal dan eksternal
Audit mutu merupakan prosedur dalam siklus penjaminan mutu yang bertujuan
untuk memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu yang telah
ditetapkan dalam perencanaan mutu. Siklus auduit mutu berkaitan dengan sistem
manajemen mutu. Lembaga pendidikan yang melakukan audit mutu secara
berkala dapat mengetahui perkembangan mutu dan dapat memastikan bahwa
pelaksanaan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutan
Walaupun dalam prinsip manajemen mutu mulailah sustu tindakan dengan cara
yang benar kan tetapi melihat kompleksnya factor-faktor yang memengaruhi mutu
pendidikan maka setelah dilakukan monev dan audit mutu dibandingkan denga
standar yang telah ditetapkan. Apabila masih terjadi kesenjangan (gap) maka
dilakukan tindakan perbaikan dan apabila sudah tercapai maka dilaukan
peningkatan standar mutu. Dengan demikian siklus menajamen mutu tidak
pernah berakhir,selalu berproses menjuju kesempurnaan sepanjang hayat. Dengan
cara demikian pula maka padatnya saktivitas lembaga pendidikan semua
bermuara pada pencapaian standar mutu yang terus berkembang.
4. Madrasah : Lembaga Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Madrasah dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional
Madrasah yang dibina oleh departemen agama banyak mendapat diskriminatif
terutama dalam pembiayaan diri pemerintah. Akan tetapi, sebanarnya madrasah
merupakan model pendidikan di Indonesia yang mengintegrasikan ilmu, sehingga ilmu
umum dan ilmu agama dipelajari secara seimbang an dimuat dalam kurikulum madrasah.
Hal ini sejalan dengan cita-cita umat islam yakni ilmu itu tidak ada dikotomi.
11. Kebijakan menyamakan antara negeri dan swasta merupakan langkah maju untuk
bersaing dalam masalah mutu. Artinya, sekolah-sekolah/madrsah-madrasah memiliki
perlakuan sama yaitu mendapat mendapat pembiayaan dari pemerintah dan hanya diakui
berdasarkan kualitasnya. Masalah-maslah yang masih dihadapi oleh lembaga pendidikan
madrasah yaitu biya dari pemerintasumner h masih diskriminatif, pengadaan tenaga guru
kurang suber belajar. Adpun mengenai jumlah perkembanngan siswa MTS dan MI dalam
rangka menuntaskan wajib belajar menunjukan perkembangan yang menggembirakan.
Umumnya madrasah berstatus swasta, dan bersal dari lingkungan pedesaa. Oleh
kareana itu diutuhkan adalah pemberdayaan madrasah supaya tetap dapat survve dan
menjadi bagian adri sistem pendidikn nasional. Strategi pemberdaan madrasah di tingkat
dsa juga dimaksudkan sebagai bagiandari program penuntasan wajib bealajar, yakni
untuk memberikan tempat bagi anak-anak usia pendidikan dasar untuk dapat bersekolah.
Program-progarm dalam memberdayakan madrasah tersebut berupa bantuan-bantuan
fisik berupa pelatiahan,biaya operasional, dan beaiswa.
Pembengunan msadrsah secara fisaik keberhasilannya lebih ditentukan oleh peran
birokrat atau aparat peran pemerintah. Namun, keberhasilan pendidikan secara kualitas
akan lebih banyak tergantung pada peran guru-guru dan penyelenggaara madrasah itu
sendiri, karena bagaimanapun bagusnya sekolah, canggihnya peralatan penunjang
pembalajaran yang tersedia, jika gru atau tenaga pengajarnya tidak mampu maka resiko
kegagalan pun sangat tinggi.
Madarsah Aliyah Negeri pertama kali didirikan melalui proses penegerian
berdasarkan SK Mentri Agama No.80 1967, yaitu dengan menegerikan madrasah aliyah
Al-Isalm di Surakarta, dan kemudian Madrasah Aliyah di Magetan Jawa timur.
Kurikulum madrasah sejak tahun 1975-an sebagai lembaga pendidikan yang
menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan
sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum. Madrassah memiliki
kewajiban yang sama dengan sekolah umum dalam peningkatan mutu, sehingga ijazah
madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijaza sekolah umum, setingkat
lulusan Madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum setingkat lebih atas, siswa
madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat. Adapun kurukulum ilmu
keisalman tetap, seperti materi yang terkait dengan Al-Qur’an, al-Hadits, fiqih, bahaa
arab, dan sejarah kebudayaan Islam. Orientasi terhadap pencapain standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar tertentu menjadi ciri kebijakan dalam kurikulum madrasah.
Setelah diberlakukannya akreditasi oleh badan akreditasi nasional
sekolah/madrasah (BAN-S/M) maka kualitas madrasah ditentukan oleh hasil akreditasi
tersebut, apakah nilai A,B,C atau tidak terakreditasi. Instrument yang digunakan unk
mengukur mutu sekolah lainnya. Hal ini menunjukkan kemajuan yang dialami oleh
sistem pendidikan madrasah.
Pengakuan pendidikan Islam dengan cirri khasnya baru dilihat dalam UU No.2 Th
1989 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa madrasah diakui sebagi sub sistem
12. pendidikan Nasional sebagaimana didalam PP No.28 Th 1990 tentang pendidikan dasar
dan PP No.29 tentang pendidikan menengah.
Pendidikan madrasah alam sistem pehnjaminan mutu peniddikan nasional perlu
memiliki delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidk dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian.
Pendidikan madrasah harus mampu bersaing dengan sekolah lainya, sehingga
perlu adanya benchmarking sebagai standar untuk mengukur kinerja yang sedang
berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. ukuran
keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah, nasional maupun internasional.
5. Model Pengembangan Teori Manajemen Mutu Pendidian Islam
a. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam
Urgensi pengenbangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi realitas yang
berkembang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ilmu penegetahuan semakin berkembang.
Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai bidang
industry hingga bidang pendidikan dan social kemasyarakatan. Pendidikan Islam
diIndonesia perlu melakukan internasionalisasi mutun agar sejajar dengan kemajuan-
kemajuan diberbagai belahan dunia.semua dapat dilakukan terlebih dahulu dengan
penguatan kapasitas pendidikan islam secara internal dengan melalukan penjaminan mutu
internal yang konsisten, terencana, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini untuk
pengembangan pendidikan Islam diperlukan sistem manajemen mutu yang memadukan
kekuatan internal dengan eksternal, sehingga mampu meraih prestasi terbaik. Jika
pendidikan Islam sudah bermutu, maka masyarakatpun akan percaya menjadikan
pendidikan Islam sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan.
b. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan Islam
Sistem jaminan mutu internan pendidikan Islam perlu dikembangkan berkaitan
dengan potensi kekuatan yang dimiliki pendidikan Islam yang mengarah pada kebutuhan
nyata terhadap mutu secara substansial. Dalam sistem jaminan mutu pendidikan Islam,
perlu disusun secara mutu pengembangn yang menjadi awal rangkain kegiatan sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam secara makro. Kemudian secara mikro
melakukan analisis kebutuhan dengan menerapkan pendekatan SWOT untuk
menawarkan program yang sesuai kebutuhan.
Proses kegiatan yang berjalan di pendidikan memiliki koherensi dengan proses
pembelajaran. Jika proses pembelajaran dijadikan komitmen komunitas pendidikan Islam,
maka apapun yang terjadi dan apapu yang dihadapi dipandang sebagai proses pebelajaran
yang baik. Banyak hal yang terjadi dikalangan praktisi pendidikan, meletakkan persoalan
hanya sebagai kejadian yang sambil lalu, tidak direfleksi sebagi pembelajaran, sehigga
tidak mendapatkan hikmah dan perbakan dimasa-masa depan. Kecerobohan dalam hl ini
menyebabkan praktisi pendidiakan terjebak pada masalah yang sama dan berulang dari
13. waktu kewaktu. Berbeda sekali dengan cara pandang pembelajaran. Maka kegagalanpun
dapat dipandang sebagai proses menuju sukses.
Agar madrasah terus berkembembang, maka sumberdaya manusia yang berkiprah
didalamnya perlu mendapatkan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan bukan hanya pada saat
ada program dipihak eksternal melainkan inisiatif pihak madrasah secara internal untuk
menyelenggarakan pelatihan.
c. Pengembanga Visi, Misi, dan tujuan pendidikan Islam
Visi madrasah yang dirumuskan prlu melihat kaitan dengan masa depan Islam di
Indonesia. Dalam hal ini visi emiliki nilai antisipatif, perlu ad kemampuan memprediksi
masa depan yang berdasarkan indicator-indikator perubahan dan perkembangan yang
teratur.
Misi madrsah berupa tugas kewajiban, tanggung jawab, dan rencana tindakan perlu di
deskripsikan sehingga dapat dipahami seluruh komunitas madrasah. Misi ini dirumuskan
sesuai dengan visi lemabga pendidikan madrasah.
Agar lemabga pendidikan islam tetap eksis ditengah persaingan global, perlu
memiliki strategi peningkatan mutu dan cara pengukurannya strategi tersebut pada
dasarnya bertumpu pada kempuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman
yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. Tujuan tersebut
dirumuskan dalam program-program dengan sasaran yang hendak dicapai.
Visi sebagai kekuatan abstrak yang menjadi sumber energi organisasim dalam
mencapai tujuan. Visi harus dijabarkan kedalam sejulah misi yang mengisyaratkan
adanya kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan sesuai kepentingan organisasi. Tatkala misi
dilaksanakn, keberadaan stategi menjadi agenda penting karena merupakan cara terbaik
yang dipilih dalam mencapai tujuan secara efektif.
6. Manaemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Mutu peserta didik dimadrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada
karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan
sebagai orang yang tengah mencari ilmu. Dalam ilmu penddidikan Islam hakikat ilmu
berasal dari Allah SWT, sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan
belajar mengajar.
Seorang peserta didik harus bersih hatinya agar mendapatkan pancaran ilmu dengan
mudah dari tuhan. Ia juga harus menunjukkan sikap akhlak yang tinggi. Terutama
terhadap gurunya, pandai membagi waktu yang baik, memehami tatakrama dalam majelis
ilmu, berupaya menyenangkan hati sang guru, tidank menunjukkan sikap yang
memancing ketiaksenangan guru, giat belajr dan sabar dalam menuntut ilmu. Sikap yang
demikian itu sebagi prasyarat untuk mencapai keberhasilan dalam menutut ilmu
pengetahuan.
Mutu peserta didik pada mdrasah tidak hanya dilihat ari mutu lulusan saja melainkan
mutu dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu. Oleh karena itu, visi, misi, dan
14. tujuan madrasah tiak semata-mata dikaitkan dengan oeerta didik yang diharapkan setelah
lulus, melainkan bagaiman pula meerumuskan mutu proses belajar megajar peserta didik
sebagai in dikator mutu madrasah. Mutu pesrte didik pada madrasah sebagai basis standar
mutu dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah menjadi semakin jelas
memerlukan manajemen mutu terpadu yang meletakkan mutu sebagai focus dan
dilaksanakan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan.
7. Manajemen Mutu Sumbar Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam
Sumber daya manusia yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah
adalah tenaga guru. Guru pada madrasah memiliki cirri sebagi al-alim atu al-mu’alim
yang berarti orang yang mengetahui. Al-mu’alim banyak digunakan oleh para ulama
atau para ahli pendidikan untuk menunjuk pada konsep guru.
Guru adalah orang dewasa yang karena peranya berkewajiban memberikan atau
melekukan sentuh pendidikan (relasi pedagogis) denagn peserta didik. Untuk menjadai
pendidik yang sebenarnya tergantung pada kemampuannya melakukan sentuhan
pendidikan peserta didik dalam setiap relasinya. Secara spesifik guru adalah orang yang
kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/madrasah.
Predikat guru yaitu bagi seseorang yang dapat mengembangkan pengetahuan dan
mewariskan kepada orang lain (bersifat koknitif) meltih keterampilan jasmani kepada
orang (bersifat psikomotor) dan menenemkan nilai dan keyakinan kepada orang lain
(bersifat efektif) ketiga ranah tersebut merupakan wilayah kemampuan manusia yang
harus dibina secara seimbang.
Guru pada madrasah memiliki tugas :
a. Sebagai pemberi ilmu pengetahuan yang benar kepada para peserta didik
b. Guru sebagaim Pembina akhlak mulia yang merupakn tiangnutama untuk
menopang kelangsungan hidup suatu bangsa
c. Guru member petunjuk kepada peserta didik tenteg hidup yang baik. Yaitu
manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak menjadi
orang yang tahu berbuat baik kepada rasul, kepada orang tua dan kepada orang
lain yang berjasa kepada dirinya.
Untuk menjadi seorang guru yang professional tiaklah mudah karena ia harus
memiliki syarat-syarat keguruan. Menurut Munir Mursi syarat-syarat guru dalam Islam
yaitu umur harus suah dewasa, kesehatan harus sehat jasmani dan rohani, keahlian harus
menguasai bidang yang diajarkanya dan menguasai ilmu mendidik (ilmu mengajar) dan
harus berkepribadian muslim.
Pendidik yang sukses dalam mendidik yaitu :
a. Cakap dalam bidangnya, kreatif dalam pegejarannya, senanng dengan
pekerjaannya, cinta kepada peserta didiknya
15. b. Harus menjadi suru tauladan yang baik bagi orang lain, baik dalam tutur kata
maupun dalam perbuatan.
c. Harus mengerjakan apa yang diperintahkan kepada peserta didiknya, berupa
adab, akhlak, dan ilmu-ilmu pengetahuan
d. Harus mengetahui bahwa pekerjaanya mirip dengan pekerjaan para nabiyang
diutus Allah SWT
e. Dengan pilihan profeinya itu harus lapang dada terhadap semmua peserta didik.
f. Harus saling menolong dengan teman-teman guru lainnya.
g. Tawadhu dalam hal keilmuan
h. Jujur dan menepati janji
i. Sabar.
Penerapan jaminan mutu dalam memilih program Studi berkaitan dengan
relevansi kebutuhan kemampuan professional, dan semakin dilengkapi dengan
jaminanmutu terhadap kinerja perncanaan dan pelaksanaan. Dalam memberikan
jaminan mutu tersebut, bahwa didalam penngembangan sangat dibutuhkan kinerja
yang professional. Agar tepat sasaran dalam pengembangan mutu guru, maka perlu
langkah berikut :
a. Identifikasi jabatan baru dengan memastikan penambahan tenaga berdasarkan
kebutuhan melalui identifikasi jabatan dengan baik.
b. Memastikan bahwa orang yang diseleksi adalah orang yang baik
c. Masa percobaan dengan memberikan kesempatan bagi tenaga dan pemimpin
organisasi dalam mengevaluasi tidaknya dalam penunjukan mereka dalam
program pengembangan tersebut.
d. Penilaian tujuan dengan memastikan singkronisasi antara tujuanorganisasi dan
tujuan pribadi
e. Pengembangan menjamin kapasitas guru selalu sesuai dengan keprluan
pelanggan dan juga memastikan adanya peningkatan kepuasan profesi.
Mutu SDM agar berjalan sistemik maka diperlukan sistem manajemen mutu,
sehingga yang dominan adalah sistem sebgai ukuran bukan individu, sistem lebih
pokok untuk lancarnya program penjaminan mutu.
8. Satndar Mutu dan Akreditasi Madrasah
a. Sistem Penjaminan Mutu Madrasah
Madrasah menggunakan sistem penjaminan mutu yang beragam yaitu antara
eksternal yakni Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan internal. Hal ini
berdasarkan hasil survey bahwa sesuai dengan peraturan pemerintah setiap madrasah
harus diakreditasi sehingga menggunakan BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional
16. Sekolah/Madrasah). Model akreditasi BAN-S/M oleh komunitas madrasah dinilai
sebagai sistem yang akan menjamin mutu madrasah.
b. Implementasi Model Penjaminan Mutu Badan Akreditasi Nasional (BAN)
Sekolah/Madrasah
1. Standar Isi Madrasah Aliyah
1) Madrasah melaksanakan kuriulum berdasarkan Sembilan komponen muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu mata pelajaran mualatan local,
kegiatan pengembanngan diri, mengatur beban belajar, ketuntasan belajar,
kenaikan kelas, dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup dn
pendidikan berbasis keunggulan local dan global.
2) Madrasah Aliyah mengembangkan kurikulum bersama seluruh guru mata
pelajaran, konselor, dan komite atau penyelenggara lembaga pendidikan.
3) Madrasah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme tujuh tahap
penyusun KTSP.
4) Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan dan
mengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondidi alam, social dan
budaya.
5) Madrasah meiliki kurikulum muatan local yang penyusunannya melibatkan
guru, komite atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan dan
instansi terkait di daerah.
6) Madrasah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan
konseling dan minimal empat jenis program ekstakulikuler.
7) Madrasah memiliki sebanyak tiga belas mata pelajaran atau lebih yang
dilengkapi dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar)
8) Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran jatujam taatp muka selama 45
menit, perminggu 38 jam pembelajaran, dan pertahun 34 minggu efektif.
9) Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur pada siswa sebanyak 76-
100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
10) Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur sebanyak 76-
100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran
11) Pengembangan KTSP disahkan oleh kanwil Kemeneg sebanyak tiga belas
silabus mata pelajaran atau lebih.
12) Guru menyusun silanus sendiri sebanyak 76-100%. Sialbus dan RPP disusun
secara bersama yaitu dalam MGMP.
13) Mdrasah memiliki tiga belas mata pelajaran atau lebih yang memiliki
silabus.
14) Guru yang mengembangkan silabus mata pelajaran dengan tujuh langkan
sebanyak 76-100%.
15) Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif pembelajaran
efektif dan hari libur pada kalender akademik. Semua madrasah melakukan
17. analisis jam efektif sehingga kalender akademik sudah mengantisipasi
waktu-waktu tertentuyang tidak dapat digunakan untuk proses pembelajaran.
2. Standar Proses Madrasah Aliyah
Beberapa indicator madrasah memiliki standar proses perigkat mutu tertinggi
dalam versi BAN-S/M, yaitu:
1) Madrasah mengembangkan silabus secara mandiri
2) Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dadri silabus sebanyak
13 mata pelajaranatau lebih.
3) Penyusunan RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan indvidu siswa
mendorong parisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi sebanyak76-100%.
4) Madrasah me;laksanakn proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu:
a. Berkaitan dengan rombongan belajar yang lebih dari 32 orang,
b. Beban kerja guru 24 jam tatap muka,
c. Tersedianya buku teks 1:1dengan jumlah peserta didik
d. Adanya pegelolaan kelas.
5) Madrasah melaksanakn proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran sebanyak 76-100%.
6) Madrasah melaksanakn pemantauan proses pembelajaran oleh kepala
madrasah mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan penialian serta
dilakukan diskusi hasil pemantauan.
7) Supervise proses pembelajaran dilakukan oleh kepala madrasah dengan cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi.
8) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan kepala madrasah dengan
memerhatikan proses pembelajaran dan kinerja guru.
9) Kepala madrasah melporkan pengawasan proses pembelajaran kepada
pemangku kepentingan(yang bersangkutan, dewan guru dan pengawas
madrasah)
10) Kepala madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses
pembalajaran selama sati tahun berakhir sebanyak 76-100% hasil
pengawasan.
3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasa Aliyah
Beberapa indicator madrasah memiliki standar kompetensi lulusan peringkat
mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M yaitu:
1) Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek (Bahasa,
MTK, IPA, IPS,TIK) ditetapkan 75,0 atau lebih.
18. 2) Dua madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak empat jenis dan / atau
empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
3) Rata-rata nilai ketuntaan mata pelajaran IPA, IPS, ditetapkan75,0 atau lebih.
4) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan
memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks,
perpustakaan,laboratorium dan internet.
5) Madrasah menjalankan kegiatan pembahasan untuk mencari informasi /
pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar sebanyak empat jenis
dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun.
6) Madrasah menjalankan kegiatan pemban elajaran yang mampu
memanfaatkan lingkung secara produktif dan bertanggungjawab sebanyak
empat jenis dan atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
7) Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya atau sebanyak empat jenis dan/ atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun.
8) Madrsah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengekspresikan karya seni dan
budaya sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
9) Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan
mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak empat
jenis dan /atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
10) Madrasah menjalankan kegiatan menegakkan aturan-aturan social sebanyak
empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
11) Madrasah memberikan penghargaan bagi juara madrasah, juga jurusan, juara
kelas, dan juara mata pelajaran. (berupa sertifikat, kamus bahasa Indonesia,
Bahasa Arab).
12) Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan
sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak empat jenis dan/atau
empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
13) Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan pertisipasi
siswa dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu
tahun terakhir.
14) Madrasah melaksanakn program bagi siswa untuk membantuk karakter,
menumbuhkan rasa sportivitas, dan keberhasilan lingkungan sebanyak empat
jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
15) Sebanyak 76-100% silabus khususnya mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan
memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
19. 16) Mardasah memfasilitasi empat jenis atau lebih kegiatan pembahasan dan
pengalaman ajaran agama.
17) Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajarn untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan social dan ekonomi
dalam lingkup global sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun terakhir.
18) Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri
sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
19) Sebanyak kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja
kelompok, dan persaingan sehat.
20) Mdrasah memfasilitasi kegiatan siswa yang menghasilkan karya kreatif dan
individual maupun kelompok sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau
lebih dalam satu tahun terakhir.
21) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam
satu tahun terakhir.
22) Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan, maupun lomba,
laporan hasil kunjungan karyawisata/studi lapangan, majalah dinding, dan
bulletin siswa internal madrasah.
23) Rata-rata ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa
inggris ditetapkan 75,0 atau lebih.
24) Madrasah membarikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak empat
jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
25) Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan sleksi
masuk perguruan tinggi sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun terakhir.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Aliyah
1) Sebanyak 76-100% guru pendidikan minimum S1 atau D-IV.
2) Sebanyak 76-100% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran
yang mampu dengan latar belakan pendidikanya.
3) Sebanyak 76-100% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu
semester terakhir.
4) Sebanyak 76-100 % guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.
5) Semua guru bertindak sesuai dengan norma agama, hokum,social, serta
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
20. 6) Adanya rapat dewan guru rapat antara guru dan madrasah, serta pertemuan
antara guru dan orang tua siswa.
7) Adanhya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata
pelajaran yang diampu dengan pengalaman mengajar rata-rata diatas 9 tahun
8) Kepala madrasah berstatus sebgai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan
memiliki SK sebgai kepala madrasah.
9) Kepala madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV
kepandidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.
10) Kepala madrasah memiliki pengalaman mengajar limatahun atau lebih.
11) Sebanyak 76-100 % lulusan diterima dipergurauan tinggi terakreditasi pada
dua tahun terakhir
12) Kepala madrasah mampu menggalang dana pengembanga kegiatan
ekstrakulikuler secara mandiri sebanyak 76-100% dari dana ekstrakulikuler
dalam rencan kerja madrasah (RKM).
13) Kepala madrasah melakukan supervisi dan monitoring secara terencana
dengan implementasi sebanyak 76-100% dari kegiatan monitoring yang
direncanakan dalam RKM
14) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki kualifikasi akademik
pendidikan menengah atau yang sederajad.
15) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki latar belakang pendidikan
yang beragam, sehingga belum dapat dikatakan sesuai dengan tugasnya.
16) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal dua orang keduanya
memenuhi kualifikasi D-1
17) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan keduanya sesuai dengan tugasnya.
18) Madrasah memilki tenaga laboratorium minimal dua orang, keduanya
memenuhi ualifikasi D-1.
19) Madrasah memilki empat jenis atau lebih tenaga layanan khusus
5. Standar sarana dan prasarana dan Madrasah Aliyah
1) Memiliki lahan lulusan 76-100% atau lebih dari ketentuan lahan minimal.
21. 2) Berada dilokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan an keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat.
3) Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air,
kebisingan dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk menungkatkan
kenyamanan.
4) Berada dilokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas
tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.
5) Memiliki lantai seluas 76-100% atau lebih dari ketentuan luas minimal.
6) Memiliki struktur yang stsbil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem
pencegahan bahaya kebakaran dan petir.
7) Memiliki empat jeis atau lebih sanitasi sebagai persayaratan kesehatan.
8) Memiliki instalasi listrik dengan daya 1.300 watt atau lebih.
9) Memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuatu
dengan peruntukannya sebelum bangunan berdiri.
10) Melakukan pemeliharaan ringan dan berat terhadap bengunan secara berkala
sesuai ketentuan.
11) Memiliki lima belas atau lebih jenis prasarana yang di persyaratkan.
12) Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai dengan ketentuan.
13) Madrasah memiliki ruang laboratorium biologi, yang adapat menampung
minuman satun rombongan belajar, dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.
6. Standar Pengelolaan Madrasah Aliyah
1) Madrasah merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan sering di
sosialisasikan
2) Madrasah menetapkan dan merumuskan misi mudah dipaahami dan sering di
sosialisasikan
3) Madrasah merumuskan dan meneta serpkan tujuan, mudah dipahami dan
sering disosialisasikan.
4) Madrasah memiliki rencana kerja jangka menegah dan rencana kerja tahunan
dan sudah di sosislisasikan oleh pimpinan
22. 5) Madrasah memiliki 7 atau 8 dokumen aspek pengelolaan secara tertuis, yaitu :
KTSP, Kalender Akademik, struktur organisasi madrasah, pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertip madrasah,
kode etik madrasah, dan biaya operasional madrasah.
6) Madrasah memiliki struktur organisasi yang dipajang didinding dan disertai
uraia tugas yang jelas.
7) Madrasah melaksanakan kegiatan sebanyak 76-100% sesuai rencana kerja
tahunan.
8) Adrasah meiliki empat atau lima dokumen kegiatan kesiswaan yaitu :
a. Seleksi penerimaan siswa baru,
b. Member layanan konseling
c. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kulikuler
d. Melakukan pembinaan prestasi unggulan
e. Melakukan pelacakan terhdap alumni
9) Madrasah memiliki empat atau lima dokumen kegiatan kurikulum
pembalajaran, penilaian hasil belajar
7. Standar Pemniayaan madrasah Aliyah
1) Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen nilai asset sarana dan
prasarana secara menyeluruh selama tiga tahu terakhir
2) Madrasah membelanjakan biaya sebanyak 76-100% dari anggaran
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dalam RKA madrasah,
yaitu untuk biaya pendidikan lanjut, pelatihan, seminar.
3) Madrasah memiliki modal kerja sebanyak 76-100 % untuk membiayai seluruh
kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir
4) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an
tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan
5) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an
tunjangan lain bagi tenaga Kependidikan pada tahun berjalan
6) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran penunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tiga tahu terakhir
23. 7) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan bahan habis pakai selama satu tahun terakhir
8) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran kegiatan
kesiswaan selama satu tahu terakhir seperti pramuka, OSIS dll.
9) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
kegiatan rapat selama satu tahun terakhir
10) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan transport dan perjalanan dinas selama satu tahun terakhir
11) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
12) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
13) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir seperti listrik, telpon dan
air.
14) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
8. Standar Penilaian Madrasah Aliyah
1) sebanyak 76-100% guru menginformasikan rancangan dan criteria penilaian
kapada siswa
2) sebaanyak 76-100% silabus matapelajaran dilegkapi indicator pencapaian KD
dan teknik penilaian
3) sebanyak 76-100% guru mengembangkan instrument dan pedoman penilaian
sesuai dengan bentuk dan penilaain.
4) sebanyak 76-100% guru menggunakan teknik penilaian berupa tes,
pengamatan, penugasan terstruktur, penugasan mandiri dan /atau bentuk lain.
5) sebanyak 76-100% mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar siswa.
6) sebanyak 76-100% guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa
disertai balikan komentar yang mendidik.
24. 7) sebanyak 76-100% memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaiakan
pembelajaran
8) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian prestasi belajar siswa
kepada kepala madrasah
9) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru
pendidikan agama dan hasil penialaian kepribadian siswa dan guru pendidikan
kewarganegaraan
10) sebanyak 76-100% mata pelajaran ditentukan KKM nya melalui rapat dewan
guru
11) madrasah mengordinasikan ulang tengah dan akhir semester
12) madrasah menentuka criteria kenaikan kelas atau criteria kenaikan program
pembelajaran melalui rapat dewan guru
13) madrasah menentukan nilai akhir melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh guru
14) madrasah menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan siswa
lebih tinggi 1,1 atau lebih diatas criteria yang berlaku
15) madrasah melaporkan hasil penilaian stiap akhir smester kapada orang tua /
wali siswa dalam bentuk buku lapor hasil belajar siswa dengan diawali
penjelasan umum kepala madrasah dilanjutkan penjelasan wali kelas dengan
masing-masing orang tua waliyang bersangkutan
16) madrasah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuanpendidikan
kepala kanwil kemenag kurang dari satu bulan setelah akhir smester
17) madrasah menetuka kelulusan siswa sesuai criteria kelulusan memlalui rapat
dewan guru
18) madrasah enerbitkan dan menyerahkan surat keterangan hasil ujian national
(SKHUN) setiap siswa yang mengikuti UN kurang dari satu minggu setelah
pengumuman hasil ujian.
19) Madrasah menernitkan dan menyerahkan ijzah kepada setiap siswa yang telah
lulus kurang dari satu minggu setelah blangko ijazah diterima dari Kemenag.
20) Madrasah menggunakan hasil UN MTs paket B secara transparan sebagai
penentu penerima siswa baru
25. 9. Masa Depan Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu interal ada dua yaitu :
1) Untuk memperbaiki mutu secara berkelanjutan
2) Untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam.
Lembaga pendidikan masa denpan perlu memiliki sistem yang kuat untuk menjamin
mutu yang dapat dipertnggungjawabkan kepada stakeholders. Dengan demikian, perlu ada
keseimbangan sitem penjaminan mutu antara internal dan eksternal yang secara bertahap akan
mencapai mutu secara komprehensip.