SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem
Nama : SUKMAIDI
NPM : 1422010020
Prodi : ILMU TARBIYAH
Konsentrasi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Dosen : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung
Program Pasca sarjana
Departemen Agama RI
TA 2014/2015
MANA NAJEMEN MUTU PENDIDIDKAN ISLAM
Model Pengenbangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu
1. Isu Management Mutu Pendidikan Islam
a. Masalah Management Mutu
Management mutu dalam bidang pendidikan ,masih tergolong baru dibandingkan
dalam management mutu bidang ekonomi industri. Edward sallis mengatakan bahwa
gerakan untuk menerapkan management mutu dalam bidang pendidikan dimulaki sejak
tahun 1980-an. Para tokoh pendidikan telah mengkajitentang penerapan management
mutu di sekolah-sekolah. Robert Kaplan dalam hasil penelitiannya memberikan input
pada management mutu di Harvard Bussness School walaupun hanya terbatas pada
relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia industri. A. Roberts melakukan pecinelitian
tentang management mutu dalam aspek kepuasan . orang tua dan dunia kerja ynag
menyatakan bahwa terdapat variasi cara mewujudkan kepuasan tersebut.
Para tokoh bidang pendidikan berbeda pandangan tentang teori management mutu,
yakni berkaitan dengan cirri-ciri sekolah atau madrasah bermutu dan bagai mana cara
mewujudkan ciri-ciri tersebut. Atas dasar ini beberapa teori yang berkembang dalam
management mutu sebagai upaya untuk meigkatkan dan menjamin mutu yaitu quality
control (CQ), quality assurance (QA), total quqlity control (TQC), total quality
management (TQM), dan school base management (SBM). Semua teori menempatkan
Quality (mutu) sebagai pusat pengawasan dan evaluasi. Dari beberapa teori tersebut yang
menjadi isu popular dalam bidang pendidikan adalah sekolah/madrasah sebagai layanan
jasa, kecuali TQM selain pendidikan juga lebih dulu digunakan dalam bidang ekonomi
produksisedangkan ketiga teori lainya lebih banyak diterpkan dalam dunia ekonomi
industry layanan yang sudah mapan digunakan sebagai strategi untuk memberikan
kepuasan pelanggan.
b. Masalah Pendidikan Islam
Madrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrasepsi. Keragaman makna
tentang madrasah dapat ditimbulkan sbagai akibat dari karakteristik masing masing
lembaga pendidikan islam banyak dilakukan olehpara tokoh Barat, sedangankan tokoh
muslim Indonesia masih jarang yang meneliti dari penulis madrasah dalam publikasi
internasional.
Atas dasar permsalahan tersebut, diperlukan karya-karya monumental hasil
penelitian yang dikembangkan oleh pemikir pendidikan Islam agar dapat memeberikan
warna dalam wacana internasional.
Madrsah sebagai lembaga pendidikan islam formal yang teritegrasi dalam system
pendidikan nasional di Indonesia memerlukan manajemen mutu,. Peningkatan
peningkatan jumlah madrasah yang umumnya status swasta perlu diimbangi dengan
peningkatan mutunya secara terencana dan berkelanjutan. Berkaitan denga hal ini banyak
mengundang kritik renadahnya mutu pendidikan madrasah yang notabene memiliki akar
sejarah yang kuat dalam masyarakat Indonesia.
Madrasah di Indonesia bagi pemetintahan dan pembuat kebijakan mempunyai
kepentingan khusus, yaitu untuk meneruskan system kehidupan berbangsa dan bernegara
yang lebih baik. Pemerintah telah menempatkan madrasah sama dengan ssekolah yang
diatur dalam system pendidikan nasional.
Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia.
Kemajuan bangsa dapat diukur dari tingkat pendidikan madrasah yang myoritas
penduduknya muslim.
Paradigm pendidikan diIndonesia sejalan dengan otonomi daerah telah berubah dari
paradigm sentralistik menjdi otonomi pendidikan. Paradigma sentralistik telah diketahui
banyak menyimpan kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah adnya
ketergantungan baik dalam teoris maupun praktis di lembaga-lembaga pendidikan karena
terbiasa menunggu juklak dan juknis dari pusat. Keajuan lembaga pendidikan tersebut
sangat bergantung pada political wiil (kebikjakan) pemerintah pusat. Sedangkan di
daerah hingga para kepala madrasah tidak melakukan reaksi-reaksi dan inovasi apapun
kecuali melaksanakan perintah dan petunjuk dari pemerintah pusat melalui Kementrian
Agama.
Pada masa orde baru para pakar menilai bahwa kelamahan dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional antara lain : (1) kebijakan pendidikan nsional yang sangat
sentralistik, mengabaikan keragaman realitas, kondisi sosial, ekonomi, budaya
masyarakat Indonesia di berbagai daerah. (2) Penyelenggaraan kehidupan social lebih
berorientasi kepada pencapaian target-target terteuntu, seperti target kurikulum,
mengabaikan proses pembelajaran yang, efektif dan mampu menjangkau seluruh ranah
dan potensi peserta didik.
Otonomi daerah yang diatur pemerintah di Indonesia sudah memberikan peluang
kepada madrsah untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Masalah yang dihadapi
madrasah di Indonesia pada dasarnya sama dengan sekolah yaitu menghadapi tuntutan
mutu. Masalah mutu banyak persoalan terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu
sendiri. Hal ini dipersulit lagi dengan maslah komitmen yang selalu menimbulkan
keraguan. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh tidak adanya
komitmen pemerintah terhadap amanat UUD 1945 untuk mewujudkan sistem yang
mencerdaskan rakyat.
Madrasah memerlukan penanganan mutu. Setiap daerah dan setiap madrasah
memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda. Kebutuhan dasar yang
berkembang dalam proses pendidikan tidak dapat diikuti oleh pemerintah pusat.
Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah atau sekolah
sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, software,
maupun brainware. Hardware berkaitan dengan pengankat keras berupa berbagai macam
fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan dimadrasah seperti bangunan, lahan
percobaan, peralatan belajar, peralata administarsi, laboratorium,dan gedung
perpustakaan. Software berakaitan dengan perangkat lunak berupa visi, misi, fungsi, dan
tujuan pendidikan, termasuk didalamnya kurukulum, silabus, dan program-progrm lainya
seperti program audit, dan penjaminan mutu. Sedangkan brainware, berhubungan dengan
degree, kualifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia yang kurang mendapatkan
pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka.
Undang undang Reepublik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional (UUSPN) bab III pasal 4 ayat 6 mengamanatkan agar pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Undang-
unangn tentang Sisdiknas tersebut telah menjadi kesepakatan bersama dan kebutuhan
untuk mengatur model system pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan lebih lanjut diatur terperinci secara dalam peraturan
pemerintah (PP) RI No 19 Th 2005. Pasl 33 PP tersebut dinyatakan bahwa setandar
nasional berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanan, dan pengawasn
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan
demikian, tujuan pengeturan standar nasional pendidikan yaitu untuk menjamin mutu
pendidikan nasional. Jaminan mutu perlu dilakukan dalam system pendidikan nasional
sejak tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Sebagaimana yang terjadi dalam
pedebatan internasional tenteng manajemen mutu yaitu masalah standar. Apakah standar
dirumuskan oleh pihak internal atau pikah eksternal. Demikian pula denga pengukura
mutunya apakah oleh pihak internal madrasah atau eksternal. Hal ini menjadi perdebatan
actual dalam teori manajemen mutu.
Masalah yang dihadapi oleh lebaga pendidikan bukan hanya Karen paradigma, yang
sentralistik, tetepi juga banyak tantangan baru yang dihadapi dalam system pendidikan
yang menganut paradigm desentralistik dan otonomi,yaitu tingkat kemandidrian dan
percaya diri.
Lembaga-lembaga pendidikan islam seperti madrasah faktualnay belum memenuhi
standar yang diharapkan baik oleh pemerintah, masyarakat , anak-anak bangsa, maupun
para orang tua di keluarga. Memang banayk factor yang dapat memengaruhi mutu
pendidikan madrasah. Factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan sanagt beregam,
seperti salah satunya dikemukakan oleh Syafaruddin, yaitu: pemeliharaan gedung yang
baik, guru-guru yang profesional, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan
orang tua, bisnis, dan masyarakat, bahkan penerapan teknologi, kekuatan kapemimpinan,
pemeliharaan dan perhatian terhadap pelajar, kurikulum yang tepat, aatu perpaduan
berbagai factor. Macam-macam factor tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi faktor
internal lembaga pendidikan ayng bersangkutan maupun factor eksternal berupa
lingkuyngan dan kebijakan pemerintah.
Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah sebagai berikut: 1) rendahnya
kemampuan manajerial kepala madrasah, mencangkup : kuarng mampu mengembangkan
inovasi pendidikan, kurang menguasai prinsip-prinsip manajemen pendidikan berbasis
madrasah kurang manpu mendayagunakan sumberdaya, lemehnya system administrasi
dan keuangan, serta kurangnya monitoring dan evaluasi capaian hasil pendidikan; 2)
rendahnya kualitas tenaga pengajar mencakup: guru mengajar tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan (75% miss mucth) guru kurang menguasai materi, guru kurang
menguasai metodologi pengajaran yang efektif, guru kurang menguasai media dan alat
pembelajaran, guru kurang mengakses buku-buku dan pengetehuan baru, guru kurang
manpu ngoprasikan computer sebgai alat pendukug tugas pokok dan fungsi guru, dan
rendahnya insentif : 3) rendahnya dukungan masyarakat, mencakup: kurang partisispasi
masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan madrasah, belum
fungsionalnya komite madrasah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat pengguna
madrasah.
Masalah pengembangan teori manajemen mutu merupakan masalah yang urgent
dalam system pendidiakn madrasah karena banyaknya kritik terhadap madrasah berkaitan
dengan masalah mutu yang rendah, seakan akan tidak berjalannya manajemen dengan
baik. Faktor manajemen dalam system pendidiakan memiliki kontribusi besar yang akan
memengaruhi pada proses-proses belajar mengajar yang akan menghasilkan lulusan,
sebab pada akhirnya system pendidikan adalah bertujuan untuk menghasilkan lulusan
tertentu ssuai dengan yang disyaratkan daalm standar penddikan. Perubah aruan system
budaya, prilaku, daan pembaruan sistem dari yang standar menjadi nilai tambah menjadi
prasyarat tercapainya mutu tinggi. Perubahan, kondisi ini lebih dominan ditentukan oleh
factor manajemen sebab, dalam manajemen menyatu didalamnya kemampuan
mendorong keterlibatan semua anggta yang terkait didalam melaksakan quality
improvement ten dalam menrsebut.
c. Perdebatan Teori Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen mutu yang dikemukakan Deming dikritisi oleh Jhon C.Anderson, dkk,
yang mnyatakan bahwa deminng sebenarya hanyan memeberikan semacam petunjuk
(prescriptive) bukan menjelaskan teori manajemen mutu, sehingga tampak empiris praktis
denagn 14 poin sebagai rambu-rambunya.
Nuria Lopes Mielgo dkk, meneliti tentang hubungan antara mutu dan manajemen
inovasi yang sudah lumrah bertentangan menurutnya. Hasil penelitianya bahwa
walaupun dua kegiatan tersebut adalah komplek tetapi kenyataannya perusahaan-
perusahaan yang adalah perusahaan yang mengubah manajemen dengan menemukan
manajemen mutu. Menurutnya kemempuan inovasi berhubungan dengan sumber nilai
tertentu dan menjadi kemamapuan akumulasi yang melebihi batas baktu sehingga
memiliki nilai tamabah. Oleh karena itu dalam perusahaan atu organisasi diperlukan
standar dan control mutu sehimgga muncul standar terhadap proses dan produk baru.
Sim B.Sitkin, dkk ,mendebat karakteristik totsl quality manajemen dalam pendekatan
tradisional yang hanya membatasi diri pada control, control mutu karena tidak
mengandung unsure pembelajaran.
Hasil penelitian Reger menyimpulkan bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada
kemempuan manajemen dalam menyusun model yang dinamis untuk mentransfrmasikan
perubahan secara bertahap sesuai prioritas oragnisasi.
T. Ravichardran menyimpulkan bahwa mutu terbaik hanya dicapai jika top
manajemen menciptakan infra struktur yang mengenalkan perbaikan dalam desain proses
dan menghubungkannya dengan stakeholders.
Manajemen mutu walaupun konotsinya positif tetapi dalam pengembangan
manajemen mutu tidak selalu positif sebagai pembelajaran dalam kenyataannya sulit
dikembangkan. Jeliaskova meneliti varisi penjaminan mutu dieropa dengan
menyimpulkan bahwa dinamika eksternal dan internal sangant memengaruhi desain
penjaminan mutu eksternal menjdi model yang ditransfer ari Negara satu kenegara
lainnya.
John Biggs meneliti penjaminan mutu dalam dua perdebatan apakah sifatnya
retrospective atau prospective. Kesimpulan penelitian Biggs menyatakan bahwa
penjaminan mutu itu sifatnya prospective yang mengandung proses Quality Model,
Qulity Enhancement, dan Quality feasibility sebagai tahapan pencapaian mutu.
Kesimpulan ini bertentangan denagan Bowden yang menyimpulkan bahwa penjaminan
mutu adalah pengukuran terhadap apa yang sudah dilaksanakan dalam manajemen.
Jitse D.J. Ameijde dkk, menyimpulkan bahwa kesuksean organisasi ditentukan oleh
adanya distribusi kepemimpinan (distributed leadership ) yang membentuk tim, bukan
pada perseoranagan pemimpin. Penelitian ini menolak pendapat yang menyatakan bahwa
produktifitas ditentukan oleh individu sebagai sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi.
Dirkvan Damme menyimpulkan bahwa penjaminan mutu (QA) harus kolaborasi
antara pemerintah dan institusi pendidikan dengan pengukuran yang diperluas, walaupun
dalam hal kasus mobilitas peneriman peserta didik denagan program yang sangat
beragam. Hal ini dengan pertimbangan bahwa stakeholder utama adalah pemerintah yang
membutuhkan sumber daya manusia yang handal.
Berdasarkan uraian hasil-hasil peneltian tetang manajemen mutu, perdebatan
akademiknya terletak pada pengukuran dan pengelola mutu itu sendiri bukan pada
penting tidaknya manajemen mutu.
2. Transformasi Teori Manajemen Mutu
a. Konsep Mutu Pendidikan
Pendapat para ahli manajemen mutu bidang industry terdapat dua arus pemikiran tentang
konsep mutu: 1) kepuasan pelanggan menjadi target yang harus di capai dalam penjualan
produk. Maka dlam pendidikan harus benar-benar memehami apa yang dibutuhkan
peserta didik. 2) suatu produk memiliki kualitas apa bila sesusi denagn standar kualitas
yang telah ditentukan. Yang menjadi ukuran mutu adalah standardisasi.yang dapat
dikembagkan dari waktu kewaktu sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan,
mengurangi pengerjaan kembali, tidak pemborosan, mengurangi pembayaran
garansi,meningkatkan hasil kinerja yang lebih sempurna.
b. Framework Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan
Manajemen yang berarti pengelolaan. Perkembangan teori manajemen pada dasarnya
adalah pemberdayaan semua sumberdaya organisasai serta menggali sumberdaya
yang belum tersedia secara terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan mutu secara
efektif dan efisien.
Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meninkatkan mutu pendidikan yaitu
kepemimpinan, tekad dan drivinngforce untuk mencapai mutu terbaik yang dimulai
dari atas (top down process) yaitu :
1. Menyenagkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi, daftar pertanyaan, dan
sebagainaya.
2. Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan mengarahkan
kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu.
3. Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan
menunjang proses peningkatan mutu.
4. Menunjukkan koordonator peningkatan mutu yang membantu dan mengarahkan
tim kerja dalam menemukan penyelesaian masalah.
5. Menyelanggarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan.
6. Mengaalisis dan mendiaknosis situasi yang sedang berkembang.
7. Menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterpkan oleh lembaga lain
8. Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
sebagainmana pada perusahaan
9. Meningkatkan latihan yang mengerah pada mutu yang diutamakan dalam
perusahaan budaya.
10. Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga
pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningkatan budaya.
11. Mengukur biaya dari mutu termasuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh
penurunan jumlah siswa/mahasiswa baru, Drop out, reputasi yang menurun,
hilangan kesempatan, dan sebagainya.
12. Menerapkan alat dan ternik melalui pengenbangan kelompok kerja efektif
13. Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar program pada setiap
periode tertentu sebagaimana direncanakan agar tidak mengelami kegagalan.
Sallis berpendapat bahwa dalam sustu sistem mutu pendidikan haru mengandung
elemen-elemen ntara lain:
1. Rencaa pengembangan kelembagaan (strategyplan) untuk mewujudkan pelayaan
mutu terpadu
2. Mutu merupakan kebijaksaan yang diarahkan kepada pelangan (interal dan
eksternal)
3. Tanggung jawab pengelola yang tertanggung juga pada peran dari tim manajemen
senior
4. Badan pengendali mutu merupakan kelompok pengarah mutu untuk menciptakan d
5. Pemasaran dan publikasi yang dismpaikan kepada pemakai jasa
6. Informasi terhadap ketentuan penerimaan siwa yang perlu di perbaharui
7. Program pengenalan bagi calon siswa serta pemakai jasa pendidikan penjelasan
tentang kurukulum yang selengkapnya
8. Penjelasan tentang kurikulum yang selengkapnya
9. Memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa
10. Manajemen pengajaran
11. Bentuk kurikulum yang menunjukkan tujuan dan spesifikasi program
12. Pengembangan staf dan latihan
13. Pemeretaan kesempatan bagi staf dan siswa
14. Pemantauan dan evaluasi
15. Ketantuan administrasi yang jelas
16. Pengkajian ulang terhadap keberhasilan dan kegaaglan yang dihadapi sebaiknya
oleh pengawas dari luar.
3. Sistem Penjaminan Mutu pendidikan
a. Urgensi Penjaminan Mutu Dalam Pendidikan
Gerakan manajemen pada era modern semakin berkembang, bukan hanya dalam
bidang industri, melainkan juga dalam bidang pendidikan. Hal ini hal ini menjadi tren
baru dalam lembaga pendidikan dengan menerapka konsep dan srtategi peningkatan
mutu melalui implementasi manajemen mutu terpadu. Tentu hal ini pula yang
menjadi kebutuhan utama begi lemabaga pendidikan yang dikelola secara serius.
Tanpa melakukan hal ini labat laun akan mengalami ketertinggalan.dlam masalah
mutu.
Menurut Sashkin dan keiser, ada delapan elemen mutu yang sangat penting yaitu:
1. Informasi mutu harus digunakan untuk menungkatkan mutu
2. Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab terhadap mutu
3. Tersedia atas ketercapian mutu
4. Kersasama menjadi basis kerja tim
5. Warga sekolah harus aman dalam melaksanakan kerja
6. Iklim keterbukaan harus tersedia
7. Gaji harus adil warga
8. sekolah harus merasa memiliki
Berbada menurut Joseph C. Field yang megemukakan 10 langkah yang harus
dihahului untuk menerapkan manajemen mutu yaitu
1. Mempelajari dan memahami TQM secara menyeluruh
2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus menerus
3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendaian mutu
4. Membangun sistem mutu terpadu
5. Mempersiapkan orang-orang untuk merubah, menilai budaya mutu sebagai
tujuan untuk mempersiapkan perbaiakan, melatih orang-orang untuk bekerja pada
suatu kelompok kerja.
6. Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan dan
mengaplikasikan tindakan koreksidengan menggunakan teknik dan alat TQM
7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan
8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keber hasilannya
9. Menciptaka komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang
akan menggunakannya.
10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan aplikasi pengetahuan yang
amat luas.
Implementasi manajemen mutu hrus berjalan dengan kebutuhan bersama,
sehingga penerapannya perlu komitmen tim manajemen.
TQE dapat disebut pula Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan
lima pilarnya
1. Focus kepada pelanggan baik internal maupun eksternal
2. Adanya keterlibatan total
3. Adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah
4. Adanya komitmen dan
5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan
Pada sekolah yang dimaksud dengan pelanggan internal adalah warga sekolah dan
eksternal adalah orang tua, masyarakat pemerintah, memakai jaa lulusan sekolah.
b. Penjamin mutu pendidikan
1. Perencanaan mutu pendidikan
Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Merencanakan pada
dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Meskipun masa depan tidak mudah diprediksi, namun perencanaan penting untuk
manghindarkan kekedar kebetulan-kebetulan.
2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu
Pelaksanaan suatu rencana agar berjalandengan lancar di perlukan perorganisasian
sumber-sumber daya yang ada. Pengorganisaiaan adalah pengatiran kerja bersama
sumberdaya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi.
3. Pengawasan mutu
Pengawasn dilakukan untuk mendeteksi apakah standar mutu yang telah
ditetapkan sudah tercapai atau belum. Jika dalam pengawasan maish ditemukan
hal-hal yang masih kurang maka dilakukan tindakan perbaikan mutu.
4. Audit mutu internal dan eksternal
Audit mutu merupakan prosedur dalam siklus penjaminan mutu yang bertujuan
untuk memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu yang telah
ditetapkan dalam perencanaan mutu. Siklus auduit mutu berkaitan dengan sistem
manajemen mutu. Lembaga pendidikan yang melakukan audit mutu secara
berkala dapat mengetahui perkembangan mutu dan dapat memastikan bahwa
pelaksanaan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutan
Walaupun dalam prinsip manajemen mutu mulailah sustu tindakan dengan cara
yang benar kan tetapi melihat kompleksnya factor-faktor yang memengaruhi mutu
pendidikan maka setelah dilakukan monev dan audit mutu dibandingkan denga
standar yang telah ditetapkan. Apabila masih terjadi kesenjangan (gap) maka
dilakukan tindakan perbaikan dan apabila sudah tercapai maka dilaukan
peningkatan standar mutu. Dengan demikian siklus menajamen mutu tidak
pernah berakhir,selalu berproses menjuju kesempurnaan sepanjang hayat. Dengan
cara demikian pula maka padatnya saktivitas lembaga pendidikan semua
bermuara pada pencapaian standar mutu yang terus berkembang.
4. Madrasah : Lembaga Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Madrasah dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional
Madrasah yang dibina oleh departemen agama banyak mendapat diskriminatif
terutama dalam pembiayaan diri pemerintah. Akan tetapi, sebanarnya madrasah
merupakan model pendidikan di Indonesia yang mengintegrasikan ilmu, sehingga ilmu
umum dan ilmu agama dipelajari secara seimbang an dimuat dalam kurikulum madrasah.
Hal ini sejalan dengan cita-cita umat islam yakni ilmu itu tidak ada dikotomi.
Kebijakan menyamakan antara negeri dan swasta merupakan langkah maju untuk
bersaing dalam masalah mutu. Artinya, sekolah-sekolah/madrsah-madrasah memiliki
perlakuan sama yaitu mendapat mendapat pembiayaan dari pemerintah dan hanya diakui
berdasarkan kualitasnya. Masalah-maslah yang masih dihadapi oleh lembaga pendidikan
madrasah yaitu biya dari pemerintasumner h masih diskriminatif, pengadaan tenaga guru
kurang suber belajar. Adpun mengenai jumlah perkembanngan siswa MTS dan MI dalam
rangka menuntaskan wajib belajar menunjukan perkembangan yang menggembirakan.
Umumnya madrasah berstatus swasta, dan bersal dari lingkungan pedesaa. Oleh
kareana itu diutuhkan adalah pemberdayaan madrasah supaya tetap dapat survve dan
menjadi bagian adri sistem pendidikn nasional. Strategi pemberdaan madrasah di tingkat
dsa juga dimaksudkan sebagai bagiandari program penuntasan wajib bealajar, yakni
untuk memberikan tempat bagi anak-anak usia pendidikan dasar untuk dapat bersekolah.
Program-progarm dalam memberdayakan madrasah tersebut berupa bantuan-bantuan
fisik berupa pelatiahan,biaya operasional, dan beaiswa.
Pembengunan msadrsah secara fisaik keberhasilannya lebih ditentukan oleh peran
birokrat atau aparat peran pemerintah. Namun, keberhasilan pendidikan secara kualitas
akan lebih banyak tergantung pada peran guru-guru dan penyelenggaara madrasah itu
sendiri, karena bagaimanapun bagusnya sekolah, canggihnya peralatan penunjang
pembalajaran yang tersedia, jika gru atau tenaga pengajarnya tidak mampu maka resiko
kegagalan pun sangat tinggi.
Madarsah Aliyah Negeri pertama kali didirikan melalui proses penegerian
berdasarkan SK Mentri Agama No.80 1967, yaitu dengan menegerikan madrasah aliyah
Al-Isalm di Surakarta, dan kemudian Madrasah Aliyah di Magetan Jawa timur.
Kurikulum madrasah sejak tahun 1975-an sebagai lembaga pendidikan yang
menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan
sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum. Madrassah memiliki
kewajiban yang sama dengan sekolah umum dalam peningkatan mutu, sehingga ijazah
madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijaza sekolah umum, setingkat
lulusan Madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum setingkat lebih atas, siswa
madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat. Adapun kurukulum ilmu
keisalman tetap, seperti materi yang terkait dengan Al-Qur’an, al-Hadits, fiqih, bahaa
arab, dan sejarah kebudayaan Islam. Orientasi terhadap pencapain standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar tertentu menjadi ciri kebijakan dalam kurikulum madrasah.
Setelah diberlakukannya akreditasi oleh badan akreditasi nasional
sekolah/madrasah (BAN-S/M) maka kualitas madrasah ditentukan oleh hasil akreditasi
tersebut, apakah nilai A,B,C atau tidak terakreditasi. Instrument yang digunakan unk
mengukur mutu sekolah lainnya. Hal ini menunjukkan kemajuan yang dialami oleh
sistem pendidikan madrasah.
Pengakuan pendidikan Islam dengan cirri khasnya baru dilihat dalam UU No.2 Th
1989 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa madrasah diakui sebagi sub sistem
pendidikan Nasional sebagaimana didalam PP No.28 Th 1990 tentang pendidikan dasar
dan PP No.29 tentang pendidikan menengah.
Pendidikan madrasah alam sistem pehnjaminan mutu peniddikan nasional perlu
memiliki delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi
lulusan, pendidk dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian.
Pendidikan madrasah harus mampu bersaing dengan sekolah lainya, sehingga
perlu adanya benchmarking sebagai standar untuk mengukur kinerja yang sedang
berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. ukuran
keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah, nasional maupun internasional.
5. Model Pengembangan Teori Manajemen Mutu Pendidian Islam
a. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam
Urgensi pengenbangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi realitas yang
berkembang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ilmu penegetahuan semakin berkembang.
Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai bidang
industry hingga bidang pendidikan dan social kemasyarakatan. Pendidikan Islam
diIndonesia perlu melakukan internasionalisasi mutun agar sejajar dengan kemajuan-
kemajuan diberbagai belahan dunia.semua dapat dilakukan terlebih dahulu dengan
penguatan kapasitas pendidikan islam secara internal dengan melalukan penjaminan mutu
internal yang konsisten, terencana, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini untuk
pengembangan pendidikan Islam diperlukan sistem manajemen mutu yang memadukan
kekuatan internal dengan eksternal, sehingga mampu meraih prestasi terbaik. Jika
pendidikan Islam sudah bermutu, maka masyarakatpun akan percaya menjadikan
pendidikan Islam sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan.
b. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan Islam
Sistem jaminan mutu internan pendidikan Islam perlu dikembangkan berkaitan
dengan potensi kekuatan yang dimiliki pendidikan Islam yang mengarah pada kebutuhan
nyata terhadap mutu secara substansial. Dalam sistem jaminan mutu pendidikan Islam,
perlu disusun secara mutu pengembangn yang menjadi awal rangkain kegiatan sesuai
dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam secara makro. Kemudian secara mikro
melakukan analisis kebutuhan dengan menerapkan pendekatan SWOT untuk
menawarkan program yang sesuai kebutuhan.
Proses kegiatan yang berjalan di pendidikan memiliki koherensi dengan proses
pembelajaran. Jika proses pembelajaran dijadikan komitmen komunitas pendidikan Islam,
maka apapun yang terjadi dan apapu yang dihadapi dipandang sebagai proses pebelajaran
yang baik. Banyak hal yang terjadi dikalangan praktisi pendidikan, meletakkan persoalan
hanya sebagai kejadian yang sambil lalu, tidak direfleksi sebagi pembelajaran, sehigga
tidak mendapatkan hikmah dan perbakan dimasa-masa depan. Kecerobohan dalam hl ini
menyebabkan praktisi pendidiakan terjebak pada masalah yang sama dan berulang dari
waktu kewaktu. Berbeda sekali dengan cara pandang pembelajaran. Maka kegagalanpun
dapat dipandang sebagai proses menuju sukses.
Agar madrasah terus berkembembang, maka sumberdaya manusia yang berkiprah
didalamnya perlu mendapatkan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan bukan hanya pada saat
ada program dipihak eksternal melainkan inisiatif pihak madrasah secara internal untuk
menyelenggarakan pelatihan.
c. Pengembanga Visi, Misi, dan tujuan pendidikan Islam
Visi madrasah yang dirumuskan prlu melihat kaitan dengan masa depan Islam di
Indonesia. Dalam hal ini visi emiliki nilai antisipatif, perlu ad kemampuan memprediksi
masa depan yang berdasarkan indicator-indikator perubahan dan perkembangan yang
teratur.
Misi madrsah berupa tugas kewajiban, tanggung jawab, dan rencana tindakan perlu di
deskripsikan sehingga dapat dipahami seluruh komunitas madrasah. Misi ini dirumuskan
sesuai dengan visi lemabga pendidikan madrasah.
Agar lemabga pendidikan islam tetap eksis ditengah persaingan global, perlu
memiliki strategi peningkatan mutu dan cara pengukurannya strategi tersebut pada
dasarnya bertumpu pada kempuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman
yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. Tujuan tersebut
dirumuskan dalam program-program dengan sasaran yang hendak dicapai.
Visi sebagai kekuatan abstrak yang menjadi sumber energi organisasim dalam
mencapai tujuan. Visi harus dijabarkan kedalam sejulah misi yang mengisyaratkan
adanya kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan sesuai kepentingan organisasi. Tatkala misi
dilaksanakn, keberadaan stategi menjadi agenda penting karena merupakan cara terbaik
yang dipilih dalam mencapai tujuan secara efektif.
6. Manaemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Mutu peserta didik dimadrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada
karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan
sebagai orang yang tengah mencari ilmu. Dalam ilmu penddidikan Islam hakikat ilmu
berasal dari Allah SWT, sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan
belajar mengajar.
Seorang peserta didik harus bersih hatinya agar mendapatkan pancaran ilmu dengan
mudah dari tuhan. Ia juga harus menunjukkan sikap akhlak yang tinggi. Terutama
terhadap gurunya, pandai membagi waktu yang baik, memehami tatakrama dalam majelis
ilmu, berupaya menyenangkan hati sang guru, tidank menunjukkan sikap yang
memancing ketiaksenangan guru, giat belajr dan sabar dalam menuntut ilmu. Sikap yang
demikian itu sebagi prasyarat untuk mencapai keberhasilan dalam menutut ilmu
pengetahuan.
Mutu peserta didik pada mdrasah tidak hanya dilihat ari mutu lulusan saja melainkan
mutu dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu. Oleh karena itu, visi, misi, dan
tujuan madrasah tiak semata-mata dikaitkan dengan oeerta didik yang diharapkan setelah
lulus, melainkan bagaiman pula meerumuskan mutu proses belajar megajar peserta didik
sebagai in dikator mutu madrasah. Mutu pesrte didik pada madrasah sebagai basis standar
mutu dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah menjadi semakin jelas
memerlukan manajemen mutu terpadu yang meletakkan mutu sebagai focus dan
dilaksanakan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan.
7. Manajemen Mutu Sumbar Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam
Sumber daya manusia yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah
adalah tenaga guru. Guru pada madrasah memiliki cirri sebagi al-alim atu al-mu’alim
yang berarti orang yang mengetahui. Al-mu’alim banyak digunakan oleh para ulama
atau para ahli pendidikan untuk menunjuk pada konsep guru.
Guru adalah orang dewasa yang karena peranya berkewajiban memberikan atau
melekukan sentuh pendidikan (relasi pedagogis) denagn peserta didik. Untuk menjadai
pendidik yang sebenarnya tergantung pada kemampuannya melakukan sentuhan
pendidikan peserta didik dalam setiap relasinya. Secara spesifik guru adalah orang yang
kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/madrasah.
Predikat guru yaitu bagi seseorang yang dapat mengembangkan pengetahuan dan
mewariskan kepada orang lain (bersifat koknitif) meltih keterampilan jasmani kepada
orang (bersifat psikomotor) dan menenemkan nilai dan keyakinan kepada orang lain
(bersifat efektif) ketiga ranah tersebut merupakan wilayah kemampuan manusia yang
harus dibina secara seimbang.
Guru pada madrasah memiliki tugas :
a. Sebagai pemberi ilmu pengetahuan yang benar kepada para peserta didik
b. Guru sebagaim Pembina akhlak mulia yang merupakn tiangnutama untuk
menopang kelangsungan hidup suatu bangsa
c. Guru member petunjuk kepada peserta didik tenteg hidup yang baik. Yaitu
manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak menjadi
orang yang tahu berbuat baik kepada rasul, kepada orang tua dan kepada orang
lain yang berjasa kepada dirinya.
Untuk menjadi seorang guru yang professional tiaklah mudah karena ia harus
memiliki syarat-syarat keguruan. Menurut Munir Mursi syarat-syarat guru dalam Islam
yaitu umur harus suah dewasa, kesehatan harus sehat jasmani dan rohani, keahlian harus
menguasai bidang yang diajarkanya dan menguasai ilmu mendidik (ilmu mengajar) dan
harus berkepribadian muslim.
Pendidik yang sukses dalam mendidik yaitu :
a. Cakap dalam bidangnya, kreatif dalam pegejarannya, senanng dengan
pekerjaannya, cinta kepada peserta didiknya
b. Harus menjadi suru tauladan yang baik bagi orang lain, baik dalam tutur kata
maupun dalam perbuatan.
c. Harus mengerjakan apa yang diperintahkan kepada peserta didiknya, berupa
adab, akhlak, dan ilmu-ilmu pengetahuan
d. Harus mengetahui bahwa pekerjaanya mirip dengan pekerjaan para nabiyang
diutus Allah SWT
e. Dengan pilihan profeinya itu harus lapang dada terhadap semmua peserta didik.
f. Harus saling menolong dengan teman-teman guru lainnya.
g. Tawadhu dalam hal keilmuan
h. Jujur dan menepati janji
i. Sabar.
Penerapan jaminan mutu dalam memilih program Studi berkaitan dengan
relevansi kebutuhan kemampuan professional, dan semakin dilengkapi dengan
jaminanmutu terhadap kinerja perncanaan dan pelaksanaan. Dalam memberikan
jaminan mutu tersebut, bahwa didalam penngembangan sangat dibutuhkan kinerja
yang professional. Agar tepat sasaran dalam pengembangan mutu guru, maka perlu
langkah berikut :
a. Identifikasi jabatan baru dengan memastikan penambahan tenaga berdasarkan
kebutuhan melalui identifikasi jabatan dengan baik.
b. Memastikan bahwa orang yang diseleksi adalah orang yang baik
c. Masa percobaan dengan memberikan kesempatan bagi tenaga dan pemimpin
organisasi dalam mengevaluasi tidaknya dalam penunjukan mereka dalam
program pengembangan tersebut.
d. Penilaian tujuan dengan memastikan singkronisasi antara tujuanorganisasi dan
tujuan pribadi
e. Pengembangan menjamin kapasitas guru selalu sesuai dengan keprluan
pelanggan dan juga memastikan adanya peningkatan kepuasan profesi.
Mutu SDM agar berjalan sistemik maka diperlukan sistem manajemen mutu,
sehingga yang dominan adalah sistem sebgai ukuran bukan individu, sistem lebih
pokok untuk lancarnya program penjaminan mutu.
8. Satndar Mutu dan Akreditasi Madrasah
a. Sistem Penjaminan Mutu Madrasah
Madrasah menggunakan sistem penjaminan mutu yang beragam yaitu antara
eksternal yakni Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan internal. Hal ini
berdasarkan hasil survey bahwa sesuai dengan peraturan pemerintah setiap madrasah
harus diakreditasi sehingga menggunakan BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah). Model akreditasi BAN-S/M oleh komunitas madrasah dinilai
sebagai sistem yang akan menjamin mutu madrasah.
b. Implementasi Model Penjaminan Mutu Badan Akreditasi Nasional (BAN)
Sekolah/Madrasah
1. Standar Isi Madrasah Aliyah
1) Madrasah melaksanakan kuriulum berdasarkan Sembilan komponen muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu mata pelajaran mualatan local,
kegiatan pengembanngan diri, mengatur beban belajar, ketuntasan belajar,
kenaikan kelas, dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup dn
pendidikan berbasis keunggulan local dan global.
2) Madrasah Aliyah mengembangkan kurikulum bersama seluruh guru mata
pelajaran, konselor, dan komite atau penyelenggara lembaga pendidikan.
3) Madrasah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme tujuh tahap
penyusun KTSP.
4) Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan dan
mengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondidi alam, social dan
budaya.
5) Madrasah meiliki kurikulum muatan local yang penyusunannya melibatkan
guru, komite atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan dan
instansi terkait di daerah.
6) Madrasah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan
konseling dan minimal empat jenis program ekstakulikuler.
7) Madrasah memiliki sebanyak tiga belas mata pelajaran atau lebih yang
dilengkapi dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar)
8) Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran jatujam taatp muka selama 45
menit, perminggu 38 jam pembelajaran, dan pertahun 34 minggu efektif.
9) Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur pada siswa sebanyak 76-
100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran.
10) Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur sebanyak 76-
100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran
11) Pengembangan KTSP disahkan oleh kanwil Kemeneg sebanyak tiga belas
silabus mata pelajaran atau lebih.
12) Guru menyusun silanus sendiri sebanyak 76-100%. Sialbus dan RPP disusun
secara bersama yaitu dalam MGMP.
13) Mdrasah memiliki tiga belas mata pelajaran atau lebih yang memiliki
silabus.
14) Guru yang mengembangkan silabus mata pelajaran dengan tujuh langkan
sebanyak 76-100%.
15) Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif pembelajaran
efektif dan hari libur pada kalender akademik. Semua madrasah melakukan
analisis jam efektif sehingga kalender akademik sudah mengantisipasi
waktu-waktu tertentuyang tidak dapat digunakan untuk proses pembelajaran.
2. Standar Proses Madrasah Aliyah
Beberapa indicator madrasah memiliki standar proses perigkat mutu tertinggi
dalam versi BAN-S/M, yaitu:
1) Madrasah mengembangkan silabus secara mandiri
2) Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dadri silabus sebanyak
13 mata pelajaranatau lebih.
3) Penyusunan RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan indvidu siswa
mendorong parisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi sebanyak76-100%.
4) Madrasah me;laksanakn proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu:
a. Berkaitan dengan rombongan belajar yang lebih dari 32 orang,
b. Beban kerja guru 24 jam tatap muka,
c. Tersedianya buku teks 1:1dengan jumlah peserta didik
d. Adanya pegelolaan kelas.
5) Madrasah melaksanakn proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran sebanyak 76-100%.
6) Madrasah melaksanakn pemantauan proses pembelajaran oleh kepala
madrasah mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan penialian serta
dilakukan diskusi hasil pemantauan.
7) Supervise proses pembelajaran dilakukan oleh kepala madrasah dengan cara
pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi.
8) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan kepala madrasah dengan
memerhatikan proses pembelajaran dan kinerja guru.
9) Kepala madrasah melporkan pengawasan proses pembelajaran kepada
pemangku kepentingan(yang bersangkutan, dewan guru dan pengawas
madrasah)
10) Kepala madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses
pembalajaran selama sati tahun berakhir sebanyak 76-100% hasil
pengawasan.
3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasa Aliyah
Beberapa indicator madrasah memiliki standar kompetensi lulusan peringkat
mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M yaitu:
1) Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek (Bahasa,
MTK, IPA, IPS,TIK) ditetapkan 75,0 atau lebih.
2) Dua madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak empat jenis dan / atau
empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
3) Rata-rata nilai ketuntaan mata pelajaran IPA, IPS, ditetapkan75,0 atau lebih.
4) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan
memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks,
perpustakaan,laboratorium dan internet.
5) Madrasah menjalankan kegiatan pembahasan untuk mencari informasi /
pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar sebanyak empat jenis
dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun.
6) Madrasah menjalankan kegiatan pemban elajaran yang mampu
memanfaatkan lingkung secara produktif dan bertanggungjawab sebanyak
empat jenis dan atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
7) Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya atau sebanyak empat jenis dan/ atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun.
8) Madrsah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengekspresikan karya seni dan
budaya sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
9) Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan
mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak empat
jenis dan /atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
10) Madrasah menjalankan kegiatan menegakkan aturan-aturan social sebanyak
empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
11) Madrasah memberikan penghargaan bagi juara madrasah, juga jurusan, juara
kelas, dan juara mata pelajaran. (berupa sertifikat, kamus bahasa Indonesia,
Bahasa Arab).
12) Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan
sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak empat jenis dan/atau
empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
13) Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan pertisipasi
siswa dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu
tahun terakhir.
14) Madrasah melaksanakn program bagi siswa untuk membantuk karakter,
menumbuhkan rasa sportivitas, dan keberhasilan lingkungan sebanyak empat
jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
15) Sebanyak 76-100% silabus khususnya mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan
memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
16) Mardasah memfasilitasi empat jenis atau lebih kegiatan pembahasan dan
pengalaman ajaran agama.
17) Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajarn untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan social dan ekonomi
dalam lingkup global sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun terakhir.
18) Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri
sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun
terakhir.
19) Sebanyak kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja
kelompok, dan persaingan sehat.
20) Mdrasah memfasilitasi kegiatan siswa yang menghasilkan karya kreatif dan
individual maupun kelompok sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau
lebih dalam satu tahun terakhir.
21) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam
satu tahun terakhir.
22) Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan, maupun lomba,
laporan hasil kunjungan karyawisata/studi lapangan, majalah dinding, dan
bulletin siswa internal madrasah.
23) Rata-rata ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa
inggris ditetapkan 75,0 atau lebih.
24) Madrasah membarikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak empat
jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir.
25) Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan sleksi
masuk perguruan tinggi sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih
dalam satu tahun terakhir.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Aliyah
1) Sebanyak 76-100% guru pendidikan minimum S1 atau D-IV.
2) Sebanyak 76-100% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran
yang mampu dengan latar belakan pendidikanya.
3) Sebanyak 76-100% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu
semester terakhir.
4) Sebanyak 76-100 % guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran.
5) Semua guru bertindak sesuai dengan norma agama, hokum,social, serta
peraturan dan ketentuan yang berlaku.
6) Adanya rapat dewan guru rapat antara guru dan madrasah, serta pertemuan
antara guru dan orang tua siswa.
7) Adanhya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata
pelajaran yang diampu dengan pengalaman mengajar rata-rata diatas 9 tahun
8) Kepala madrasah berstatus sebgai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan
memiliki SK sebgai kepala madrasah.
9) Kepala madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV
kepandidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi.
10) Kepala madrasah memiliki pengalaman mengajar limatahun atau lebih.
11) Sebanyak 76-100 % lulusan diterima dipergurauan tinggi terakreditasi pada
dua tahun terakhir
12) Kepala madrasah mampu menggalang dana pengembanga kegiatan
ekstrakulikuler secara mandiri sebanyak 76-100% dari dana ekstrakulikuler
dalam rencan kerja madrasah (RKM).
13) Kepala madrasah melakukan supervisi dan monitoring secara terencana
dengan implementasi sebanyak 76-100% dari kegiatan monitoring yang
direncanakan dalam RKM
14) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki kualifikasi akademik
pendidikan menengah atau yang sederajad.
15) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki latar belakang pendidikan
yang beragam, sehingga belum dapat dikatakan sesuai dengan tugasnya.
16) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal dua orang keduanya
memenuhi kualifikasi D-1
17) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan keduanya sesuai dengan tugasnya.
18) Madrasah memilki tenaga laboratorium minimal dua orang, keduanya
memenuhi ualifikasi D-1.
19) Madrasah memilki empat jenis atau lebih tenaga layanan khusus
5. Standar sarana dan prasarana dan Madrasah Aliyah
1) Memiliki lahan lulusan 76-100% atau lebih dari ketentuan lahan minimal.
2) Berada dilokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan an keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan
dalam keadaan darurat.
3) Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air,
kebisingan dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk menungkatkan
kenyamanan.
4) Berada dilokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas
tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah.
5) Memiliki lantai seluas 76-100% atau lebih dari ketentuan luas minimal.
6) Memiliki struktur yang stsbil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem
pencegahan bahaya kebakaran dan petir.
7) Memiliki empat jeis atau lebih sanitasi sebagai persayaratan kesehatan.
8) Memiliki instalasi listrik dengan daya 1.300 watt atau lebih.
9) Memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuatu
dengan peruntukannya sebelum bangunan berdiri.
10) Melakukan pemeliharaan ringan dan berat terhadap bengunan secara berkala
sesuai ketentuan.
11) Memiliki lima belas atau lebih jenis prasarana yang di persyaratkan.
12) Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai dengan ketentuan.
13) Madrasah memiliki ruang laboratorium biologi, yang adapat menampung
minuman satun rombongan belajar, dengan luas dan sarana sesuai ketentuan.
6. Standar Pengelolaan Madrasah Aliyah
1) Madrasah merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan sering di
sosialisasikan
2) Madrasah menetapkan dan merumuskan misi mudah dipaahami dan sering di
sosialisasikan
3) Madrasah merumuskan dan meneta serpkan tujuan, mudah dipahami dan
sering disosialisasikan.
4) Madrasah memiliki rencana kerja jangka menegah dan rencana kerja tahunan
dan sudah di sosislisasikan oleh pimpinan
5) Madrasah memiliki 7 atau 8 dokumen aspek pengelolaan secara tertuis, yaitu :
KTSP, Kalender Akademik, struktur organisasi madrasah, pendayagunaan
pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertip madrasah,
kode etik madrasah, dan biaya operasional madrasah.
6) Madrasah memiliki struktur organisasi yang dipajang didinding dan disertai
uraia tugas yang jelas.
7) Madrasah melaksanakan kegiatan sebanyak 76-100% sesuai rencana kerja
tahunan.
8) Adrasah meiliki empat atau lima dokumen kegiatan kesiswaan yaitu :
a. Seleksi penerimaan siswa baru,
b. Member layanan konseling
c. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kulikuler
d. Melakukan pembinaan prestasi unggulan
e. Melakukan pelacakan terhdap alumni
9) Madrasah memiliki empat atau lima dokumen kegiatan kurikulum
pembalajaran, penilaian hasil belajar
7. Standar Pemniayaan madrasah Aliyah
1) Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen nilai asset sarana dan
prasarana secara menyeluruh selama tiga tahu terakhir
2) Madrasah membelanjakan biaya sebanyak 76-100% dari anggaran
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dalam RKA madrasah,
yaitu untuk biaya pendidikan lanjut, pelatihan, seminar.
3) Madrasah memiliki modal kerja sebanyak 76-100 % untuk membiayai seluruh
kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir
4) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an
tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan
5) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an
tunjangan lain bagi tenaga Kependidikan pada tahun berjalan
6) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran penunjang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tiga tahu terakhir
7) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan bahan habis pakai selama satu tahun terakhir
8) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran kegiatan
kesiswaan selama satu tahu terakhir seperti pramuka, OSIS dll.
9) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
kegiatan rapat selama satu tahun terakhir
10) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan transport dan perjalanan dinas selama satu tahun terakhir
11) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
12) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
13) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir seperti listrik, telpon dan
air.
14) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran
pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir
8. Standar Penilaian Madrasah Aliyah
1) sebanyak 76-100% guru menginformasikan rancangan dan criteria penilaian
kapada siswa
2) sebaanyak 76-100% silabus matapelajaran dilegkapi indicator pencapaian KD
dan teknik penilaian
3) sebanyak 76-100% guru mengembangkan instrument dan pedoman penilaian
sesuai dengan bentuk dan penilaain.
4) sebanyak 76-100% guru menggunakan teknik penilaian berupa tes,
pengamatan, penugasan terstruktur, penugasan mandiri dan /atau bentuk lain.
5) sebanyak 76-100% mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan
hasil belajar dan kesulitan belajar siswa.
6) sebanyak 76-100% guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa
disertai balikan komentar yang mendidik.
7) sebanyak 76-100% memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaiakan
pembelajaran
8) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian prestasi belajar siswa
kepada kepala madrasah
9) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru
pendidikan agama dan hasil penialaian kepribadian siswa dan guru pendidikan
kewarganegaraan
10) sebanyak 76-100% mata pelajaran ditentukan KKM nya melalui rapat dewan
guru
11) madrasah mengordinasikan ulang tengah dan akhir semester
12) madrasah menentuka criteria kenaikan kelas atau criteria kenaikan program
pembelajaran melalui rapat dewan guru
13) madrasah menentukan nilai akhir melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan hasil penilaian oleh guru
14) madrasah menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan siswa
lebih tinggi 1,1 atau lebih diatas criteria yang berlaku
15) madrasah melaporkan hasil penilaian stiap akhir smester kapada orang tua /
wali siswa dalam bentuk buku lapor hasil belajar siswa dengan diawali
penjelasan umum kepala madrasah dilanjutkan penjelasan wali kelas dengan
masing-masing orang tua waliyang bersangkutan
16) madrasah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuanpendidikan
kepala kanwil kemenag kurang dari satu bulan setelah akhir smester
17) madrasah menetuka kelulusan siswa sesuai criteria kelulusan memlalui rapat
dewan guru
18) madrasah enerbitkan dan menyerahkan surat keterangan hasil ujian national
(SKHUN) setiap siswa yang mengikuti UN kurang dari satu minggu setelah
pengumuman hasil ujian.
19) Madrasah menernitkan dan menyerahkan ijzah kepada setiap siswa yang telah
lulus kurang dari satu minggu setelah blangko ijazah diterima dari Kemenag.
20) Madrasah menggunakan hasil UN MTs paket B secara transparan sebagai
penentu penerima siswa baru
9. Masa Depan Manajemen Mutu Pendidikan Islam
Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu interal ada dua yaitu :
1) Untuk memperbaiki mutu secara berkelanjutan
2) Untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam.
Lembaga pendidikan masa denpan perlu memiliki sistem yang kuat untuk menjamin
mutu yang dapat dipertnggungjawabkan kepada stakeholders. Dengan demikian, perlu ada
keseimbangan sitem penjaminan mutu antara internal dan eksternal yang secara bertahap akan
mencapai mutu secara komprehensip.

More Related Content

What's hot

Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
Operator Warnet Vast Raha
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaDurratun Dian
 
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Wiyanto Hardjono
 
Makalah mbs
Makalah mbsMakalah mbs
Makalah mbs
bagibagiilmu
 
4 b peranan-pendidikan
4 b peranan-pendidikan4 b peranan-pendidikan
4 b peranan-pendidikan
Mohd Kamal Jusoh
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
bagibagiilmu
 
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
Star Ng
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
anida juita
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
mahmudi moedy
 
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalDesentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
H4llud4l
 
Dasar hala tuju sekolah
Dasar hala tuju sekolahDasar hala tuju sekolah
Dasar hala tuju sekolah
Cikgu Niezam
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
PPS Universitas Sriwijaya
 
Ktsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falahKtsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falah
Smkn1yembun
 
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
EsenPramudyaUtama
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
Wira Sudewa
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
belly22bitung
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikan
Ratih31
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
alvinnoor
 

What's hot (20)

Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Pendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf duniaPendidikan bertaraf dunia
Pendidikan bertaraf dunia
 
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
Panduan Pelaksanaan Kurikulum 2013
 
Makalah mbs
Makalah mbsMakalah mbs
Makalah mbs
 
4 b peranan-pendidikan
4 b peranan-pendidikan4 b peranan-pendidikan
4 b peranan-pendidikan
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
57130708 topik-14-isu-isu-kurikulum-dan-pengajaran-sekolah-rendah
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
 
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalDesentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
 
Dasar hala tuju sekolah
Dasar hala tuju sekolahDasar hala tuju sekolah
Dasar hala tuju sekolah
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Ktsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falahKtsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falah
 
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
Sm, esen pramudya utama, hapzi ali, armida, implementasi strategi lembaga pen...
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikan
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 

Viewers also liked

Model manajemen pendidikan
Model manajemen pendidikanModel manajemen pendidikan
Model manajemen pendidikan200409190711
 
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanPresentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanBlengep
 
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islamPpt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
Iffa Dewi
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan IslamMakalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
MythaChan
 
Manajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gmManajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gm
Edwarn Abazel
 
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islam
Edwarn Abazel
 
Manajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam pptManajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam ppt
Ukhty Nicken
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
MythaChan
 
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islamPpt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
arsita_alazhari
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 

Viewers also liked (10)

Model manajemen pendidikan
Model manajemen pendidikanModel manajemen pendidikan
Model manajemen pendidikan
 
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanPresentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
 
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islamPpt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
Ppt manajemen kuikulum pada lembaga pendidikan islam
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan IslamMakalah Manajemen Pendidikan Islam
Makalah Manajemen Pendidikan Islam
 
Manajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gmManajemen pendidikan islam gm
Manajemen pendidikan islam gm
 
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islam
 
Manajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam pptManajemen pendidikan islam ppt
Manajemen pendidikan islam ppt
 
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdfMakalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
Makalah Manajemen Pendidikan Islam pdf
 
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islamPpt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
Ppt kosep dan fungsi manajemen pendidikan islam
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 

Similar to Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'iManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
mahmudi moedy
 
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzahMamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawatiManajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
mahmudi moedy
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
Warnet Raha
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
Septian Muna Barakati
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur ainiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
mahmudi moedy
 
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanManajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Jalaludin Zulkifli
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniahMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
mahmudi moedy
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
paknah
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
paknahrowi
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
paknahrowi
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahNuruddin Arranirri
 
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxTUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
ManajemenPendidikanI3
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarjiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
mahmudi moedy
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
Hariyatunnisa Ahmad
 
Resensi 1
Resensi 1Resensi 1
Resensi 1
sarjispdi
 
Resensi 1
Resensi 1Resensi 1
Resensi 1
sarjispdi
 
3 permasalahan pm
3 permasalahan pm3 permasalahan pm
3 permasalahan pm
Roslan Suraji
 

Similar to Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi (20)

Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'iManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
 
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzahMamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
Mamajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-m. imron hamzah
 
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyahManajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
Manajemen pendidikan-isalm deden-makbuloh-nurasiyah
 
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawatiManajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
Manajemen pendidikan-isal deden-makbuloh-siti rahmawati
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Makalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolahMakalah pengembangan sekolah
Makalah pengembangan sekolah
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur ainiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
 
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanManajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniahMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-suniah
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Resensi buku
Resensi bukuResensi buku
Resensi buku
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptxTUGASS  KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
TUGASS KONSEP DASAR DAN STRATEGI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.pptx
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarjiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sarji
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Resensi 1
Resensi 1Resensi 1
Resensi 1
 
Resensi 1
Resensi 1Resensi 1
Resensi 1
 
3 permasalahan pm
3 permasalahan pm3 permasalahan pm
3 permasalahan pm
 

More from mahmudi moedy

Teknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaranTeknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaran
mahmudi moedy
 
Teknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaranTeknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaran
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misiniManajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridahManajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shumManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsihManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadiManajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misiniManajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
mahmudi moedy
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulatiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
mahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
mahmudi moedy
 

More from mahmudi moedy (14)

Teknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaranTeknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaran
 
Teknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaranTeknologi & media pembelajaran
Teknologi & media pembelajaran
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misiniManajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
 
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridahManajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
Manajemen pendidikan-islam desen-makbuloh-siti faridah
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-siti azkiyah
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shumManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsihManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- erita tri yustinianigsih
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadiManajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbulaoh- suwadi
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misiniManajemen pendidikan-islam  deden-makbuloh-misini
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-misini
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulatiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- mulati
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-mahmudi
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 

Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-sukmaidi

  • 1. MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Nama : SUKMAIDI NPM : 1422010020 Prodi : ILMU TARBIYAH Konsentrasi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung Program Pasca sarjana Departemen Agama RI
  • 2. TA 2014/2015 MANA NAJEMEN MUTU PENDIDIDKAN ISLAM Model Pengenbangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu 1. Isu Management Mutu Pendidikan Islam a. Masalah Management Mutu Management mutu dalam bidang pendidikan ,masih tergolong baru dibandingkan dalam management mutu bidang ekonomi industri. Edward sallis mengatakan bahwa gerakan untuk menerapkan management mutu dalam bidang pendidikan dimulaki sejak tahun 1980-an. Para tokoh pendidikan telah mengkajitentang penerapan management mutu di sekolah-sekolah. Robert Kaplan dalam hasil penelitiannya memberikan input pada management mutu di Harvard Bussness School walaupun hanya terbatas pada relevansi kurikulum pendidikan dengan dunia industri. A. Roberts melakukan pecinelitian tentang management mutu dalam aspek kepuasan . orang tua dan dunia kerja ynag menyatakan bahwa terdapat variasi cara mewujudkan kepuasan tersebut. Para tokoh bidang pendidikan berbeda pandangan tentang teori management mutu, yakni berkaitan dengan cirri-ciri sekolah atau madrasah bermutu dan bagai mana cara mewujudkan ciri-ciri tersebut. Atas dasar ini beberapa teori yang berkembang dalam management mutu sebagai upaya untuk meigkatkan dan menjamin mutu yaitu quality control (CQ), quality assurance (QA), total quqlity control (TQC), total quality management (TQM), dan school base management (SBM). Semua teori menempatkan Quality (mutu) sebagai pusat pengawasan dan evaluasi. Dari beberapa teori tersebut yang menjadi isu popular dalam bidang pendidikan adalah sekolah/madrasah sebagai layanan jasa, kecuali TQM selain pendidikan juga lebih dulu digunakan dalam bidang ekonomi produksisedangkan ketiga teori lainya lebih banyak diterpkan dalam dunia ekonomi industry layanan yang sudah mapan digunakan sebagai strategi untuk memberikan kepuasan pelanggan. b. Masalah Pendidikan Islam Madrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrasepsi. Keragaman makna tentang madrasah dapat ditimbulkan sbagai akibat dari karakteristik masing masing lembaga pendidikan islam banyak dilakukan olehpara tokoh Barat, sedangankan tokoh muslim Indonesia masih jarang yang meneliti dari penulis madrasah dalam publikasi internasional.
  • 3. Atas dasar permsalahan tersebut, diperlukan karya-karya monumental hasil penelitian yang dikembangkan oleh pemikir pendidikan Islam agar dapat memeberikan warna dalam wacana internasional. Madrsah sebagai lembaga pendidikan islam formal yang teritegrasi dalam system pendidikan nasional di Indonesia memerlukan manajemen mutu,. Peningkatan peningkatan jumlah madrasah yang umumnya status swasta perlu diimbangi dengan peningkatan mutunya secara terencana dan berkelanjutan. Berkaitan denga hal ini banyak mengundang kritik renadahnya mutu pendidikan madrasah yang notabene memiliki akar sejarah yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Madrasah di Indonesia bagi pemetintahan dan pembuat kebijakan mempunyai kepentingan khusus, yaitu untuk meneruskan system kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Pemerintah telah menempatkan madrasah sama dengan ssekolah yang diatur dalam system pendidikan nasional. Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia. Kemajuan bangsa dapat diukur dari tingkat pendidikan madrasah yang myoritas penduduknya muslim. Paradigm pendidikan diIndonesia sejalan dengan otonomi daerah telah berubah dari paradigm sentralistik menjdi otonomi pendidikan. Paradigma sentralistik telah diketahui banyak menyimpan kelemahan. Kelemahan yang paling menonjol adalah adnya ketergantungan baik dalam teoris maupun praktis di lembaga-lembaga pendidikan karena terbiasa menunggu juklak dan juknis dari pusat. Keajuan lembaga pendidikan tersebut sangat bergantung pada political wiil (kebikjakan) pemerintah pusat. Sedangkan di daerah hingga para kepala madrasah tidak melakukan reaksi-reaksi dan inovasi apapun kecuali melaksanakan perintah dan petunjuk dari pemerintah pusat melalui Kementrian Agama. Pada masa orde baru para pakar menilai bahwa kelamahan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional antara lain : (1) kebijakan pendidikan nsional yang sangat sentralistik, mengabaikan keragaman realitas, kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat Indonesia di berbagai daerah. (2) Penyelenggaraan kehidupan social lebih berorientasi kepada pencapaian target-target terteuntu, seperti target kurikulum, mengabaikan proses pembelajaran yang, efektif dan mampu menjangkau seluruh ranah dan potensi peserta didik. Otonomi daerah yang diatur pemerintah di Indonesia sudah memberikan peluang kepada madrsah untuk tumbuh dan berkembang secara mandiri. Masalah yang dihadapi madrasah di Indonesia pada dasarnya sama dengan sekolah yaitu menghadapi tuntutan mutu. Masalah mutu banyak persoalan terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu sendiri. Hal ini dipersulit lagi dengan maslah komitmen yang selalu menimbulkan keraguan. Rendahnya kualitas pendidikan tersebut disebabkan oleh tidak adanya komitmen pemerintah terhadap amanat UUD 1945 untuk mewujudkan sistem yang mencerdaskan rakyat.
  • 4. Madrasah memerlukan penanganan mutu. Setiap daerah dan setiap madrasah memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda. Kebutuhan dasar yang berkembang dalam proses pendidikan tidak dapat diikuti oleh pemerintah pusat. Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah atau sekolah sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, software, maupun brainware. Hardware berkaitan dengan pengankat keras berupa berbagai macam fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan dimadrasah seperti bangunan, lahan percobaan, peralatan belajar, peralata administarsi, laboratorium,dan gedung perpustakaan. Software berakaitan dengan perangkat lunak berupa visi, misi, fungsi, dan tujuan pendidikan, termasuk didalamnya kurukulum, silabus, dan program-progrm lainya seperti program audit, dan penjaminan mutu. Sedangkan brainware, berhubungan dengan degree, kualifikasi dan kompetensi sumberdaya manusia yang kurang mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kualifikasi dan kompetensi mereka. Undang undang Reepublik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional (UUSPN) bab III pasal 4 ayat 6 mengamanatkan agar pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Undang- unangn tentang Sisdiknas tersebut telah menjadi kesepakatan bersama dan kebutuhan untuk mengatur model system pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan lebih lanjut diatur terperinci secara dalam peraturan pemerintah (PP) RI No 19 Th 2005. Pasl 33 PP tersebut dinyatakan bahwa setandar nasional berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanan, dan pengawasn pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Dengan demikian, tujuan pengeturan standar nasional pendidikan yaitu untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Jaminan mutu perlu dilakukan dalam system pendidikan nasional sejak tingkat dasar, menengah hingga pendidikan tinggi. Sebagaimana yang terjadi dalam pedebatan internasional tenteng manajemen mutu yaitu masalah standar. Apakah standar dirumuskan oleh pihak internal atau pikah eksternal. Demikian pula denga pengukura mutunya apakah oleh pihak internal madrasah atau eksternal. Hal ini menjadi perdebatan actual dalam teori manajemen mutu. Masalah yang dihadapi oleh lebaga pendidikan bukan hanya Karen paradigma, yang sentralistik, tetepi juga banyak tantangan baru yang dihadapi dalam system pendidikan yang menganut paradigm desentralistik dan otonomi,yaitu tingkat kemandidrian dan percaya diri. Lembaga-lembaga pendidikan islam seperti madrasah faktualnay belum memenuhi standar yang diharapkan baik oleh pemerintah, masyarakat , anak-anak bangsa, maupun para orang tua di keluarga. Memang banayk factor yang dapat memengaruhi mutu pendidikan madrasah. Factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan sanagt beregam, seperti salah satunya dikemukakan oleh Syafaruddin, yaitu: pemeliharaan gedung yang baik, guru-guru yang profesional, nilai moral tinggi, hasil ujian yang unggul, dukungan
  • 5. orang tua, bisnis, dan masyarakat, bahkan penerapan teknologi, kekuatan kapemimpinan, pemeliharaan dan perhatian terhadap pelajar, kurikulum yang tepat, aatu perpaduan berbagai factor. Macam-macam factor tersebut, dapat diklasifikasikan menjadi faktor internal lembaga pendidikan ayng bersangkutan maupun factor eksternal berupa lingkuyngan dan kebijakan pemerintah. Masalah pokok yang dihadapi oleh madrasah adalah sebagai berikut: 1) rendahnya kemampuan manajerial kepala madrasah, mencangkup : kuarng mampu mengembangkan inovasi pendidikan, kurang menguasai prinsip-prinsip manajemen pendidikan berbasis madrasah kurang manpu mendayagunakan sumberdaya, lemehnya system administrasi dan keuangan, serta kurangnya monitoring dan evaluasi capaian hasil pendidikan; 2) rendahnya kualitas tenaga pengajar mencakup: guru mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan (75% miss mucth) guru kurang menguasai materi, guru kurang menguasai metodologi pengajaran yang efektif, guru kurang menguasai media dan alat pembelajaran, guru kurang mengakses buku-buku dan pengetehuan baru, guru kurang manpu ngoprasikan computer sebgai alat pendukug tugas pokok dan fungsi guru, dan rendahnya insentif : 3) rendahnya dukungan masyarakat, mencakup: kurang partisispasi masyarakat dalam program peningkatan mutu pendidikan madrasah, belum fungsionalnya komite madrasah, lemahnya tingkat ekonomi masyarakat pengguna madrasah. Masalah pengembangan teori manajemen mutu merupakan masalah yang urgent dalam system pendidiakn madrasah karena banyaknya kritik terhadap madrasah berkaitan dengan masalah mutu yang rendah, seakan akan tidak berjalannya manajemen dengan baik. Faktor manajemen dalam system pendidiakan memiliki kontribusi besar yang akan memengaruhi pada proses-proses belajar mengajar yang akan menghasilkan lulusan, sebab pada akhirnya system pendidikan adalah bertujuan untuk menghasilkan lulusan tertentu ssuai dengan yang disyaratkan daalm standar penddikan. Perubah aruan system budaya, prilaku, daan pembaruan sistem dari yang standar menjadi nilai tambah menjadi prasyarat tercapainya mutu tinggi. Perubahan, kondisi ini lebih dominan ditentukan oleh factor manajemen sebab, dalam manajemen menyatu didalamnya kemampuan mendorong keterlibatan semua anggta yang terkait didalam melaksakan quality improvement ten dalam menrsebut. c. Perdebatan Teori Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen mutu yang dikemukakan Deming dikritisi oleh Jhon C.Anderson, dkk, yang mnyatakan bahwa deminng sebenarya hanyan memeberikan semacam petunjuk (prescriptive) bukan menjelaskan teori manajemen mutu, sehingga tampak empiris praktis denagn 14 poin sebagai rambu-rambunya. Nuria Lopes Mielgo dkk, meneliti tentang hubungan antara mutu dan manajemen inovasi yang sudah lumrah bertentangan menurutnya. Hasil penelitianya bahwa walaupun dua kegiatan tersebut adalah komplek tetapi kenyataannya perusahaan- perusahaan yang adalah perusahaan yang mengubah manajemen dengan menemukan
  • 6. manajemen mutu. Menurutnya kemempuan inovasi berhubungan dengan sumber nilai tertentu dan menjadi kemamapuan akumulasi yang melebihi batas baktu sehingga memiliki nilai tamabah. Oleh karena itu dalam perusahaan atu organisasi diperlukan standar dan control mutu sehimgga muncul standar terhadap proses dan produk baru. Sim B.Sitkin, dkk ,mendebat karakteristik totsl quality manajemen dalam pendekatan tradisional yang hanya membatasi diri pada control, control mutu karena tidak mengandung unsure pembelajaran. Hasil penelitian Reger menyimpulkan bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada kemempuan manajemen dalam menyusun model yang dinamis untuk mentransfrmasikan perubahan secara bertahap sesuai prioritas oragnisasi. T. Ravichardran menyimpulkan bahwa mutu terbaik hanya dicapai jika top manajemen menciptakan infra struktur yang mengenalkan perbaikan dalam desain proses dan menghubungkannya dengan stakeholders. Manajemen mutu walaupun konotsinya positif tetapi dalam pengembangan manajemen mutu tidak selalu positif sebagai pembelajaran dalam kenyataannya sulit dikembangkan. Jeliaskova meneliti varisi penjaminan mutu dieropa dengan menyimpulkan bahwa dinamika eksternal dan internal sangant memengaruhi desain penjaminan mutu eksternal menjdi model yang ditransfer ari Negara satu kenegara lainnya. John Biggs meneliti penjaminan mutu dalam dua perdebatan apakah sifatnya retrospective atau prospective. Kesimpulan penelitian Biggs menyatakan bahwa penjaminan mutu itu sifatnya prospective yang mengandung proses Quality Model, Qulity Enhancement, dan Quality feasibility sebagai tahapan pencapaian mutu. Kesimpulan ini bertentangan denagan Bowden yang menyimpulkan bahwa penjaminan mutu adalah pengukuran terhadap apa yang sudah dilaksanakan dalam manajemen. Jitse D.J. Ameijde dkk, menyimpulkan bahwa kesuksean organisasi ditentukan oleh adanya distribusi kepemimpinan (distributed leadership ) yang membentuk tim, bukan pada perseoranagan pemimpin. Penelitian ini menolak pendapat yang menyatakan bahwa produktifitas ditentukan oleh individu sebagai sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Dirkvan Damme menyimpulkan bahwa penjaminan mutu (QA) harus kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan dengan pengukuran yang diperluas, walaupun dalam hal kasus mobilitas peneriman peserta didik denagan program yang sangat beragam. Hal ini dengan pertimbangan bahwa stakeholder utama adalah pemerintah yang membutuhkan sumber daya manusia yang handal. Berdasarkan uraian hasil-hasil peneltian tetang manajemen mutu, perdebatan akademiknya terletak pada pengukuran dan pengelola mutu itu sendiri bukan pada penting tidaknya manajemen mutu.
  • 7. 2. Transformasi Teori Manajemen Mutu a. Konsep Mutu Pendidikan Pendapat para ahli manajemen mutu bidang industry terdapat dua arus pemikiran tentang konsep mutu: 1) kepuasan pelanggan menjadi target yang harus di capai dalam penjualan produk. Maka dlam pendidikan harus benar-benar memehami apa yang dibutuhkan peserta didik. 2) suatu produk memiliki kualitas apa bila sesusi denagn standar kualitas yang telah ditentukan. Yang menjadi ukuran mutu adalah standardisasi.yang dapat dikembagkan dari waktu kewaktu sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali, tidak pemborosan, mengurangi pembayaran garansi,meningkatkan hasil kinerja yang lebih sempurna. b. Framework Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan Manajemen yang berarti pengelolaan. Perkembangan teori manajemen pada dasarnya adalah pemberdayaan semua sumberdaya organisasai serta menggali sumberdaya yang belum tersedia secara terpadu dengan tujuan untuk meningkatkan mutu secara efektif dan efisien. Sallis mengemukakan bahwa yang penting untuk meninkatkan mutu pendidikan yaitu kepemimpinan, tekad dan drivinngforce untuk mencapai mutu terbaik yang dimulai dari atas (top down process) yaitu : 1. Menyenagkan pelanggan melalui pertemuan, diskusi, daftar pertanyaan, dan sebagainaya. 2. Membentuk fasilitator yang akan memasyarakatkan program dan mengarahkan kelompok pengarah dalam pengembangan program peningkatan mutu. 3. Membentuk kelompok pengarah peningkatan mutu yang mendorong dan menunjang proses peningkatan mutu. 4. Menunjukkan koordonator peningkatan mutu yang membantu dan mengarahkan tim kerja dalam menemukan penyelesaian masalah. 5. Menyelanggarakan seminar manajemen untuk mengevaluasi kemajuan. 6. Mengaalisis dan mendiaknosis situasi yang sedang berkembang. 7. Menggunakan atau mencoba model-model yang telah diterpkan oleh lembaga lain 8. Menggunakan konsultan dari luar walaupun tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagainmana pada perusahaan 9. Meningkatkan latihan yang mengerah pada mutu yang diutamakan dalam perusahaan budaya. 10. Menyebarluaskan pengertian mutu kepada seluruh individu dalam lembaga pendidikan agar semua terlibat dalam proses peningkatan budaya. 11. Mengukur biaya dari mutu termasuk menghitung kerugian yang diakibatkan oleh penurunan jumlah siswa/mahasiswa baru, Drop out, reputasi yang menurun, hilangan kesempatan, dan sebagainya. 12. Menerapkan alat dan ternik melalui pengenbangan kelompok kerja efektif
  • 8. 13. Mengevaluasi program pada setiap periode tertentu agar program pada setiap periode tertentu sebagaimana direncanakan agar tidak mengelami kegagalan. Sallis berpendapat bahwa dalam sustu sistem mutu pendidikan haru mengandung elemen-elemen ntara lain: 1. Rencaa pengembangan kelembagaan (strategyplan) untuk mewujudkan pelayaan mutu terpadu 2. Mutu merupakan kebijaksaan yang diarahkan kepada pelangan (interal dan eksternal) 3. Tanggung jawab pengelola yang tertanggung juga pada peran dari tim manajemen senior 4. Badan pengendali mutu merupakan kelompok pengarah mutu untuk menciptakan d 5. Pemasaran dan publikasi yang dismpaikan kepada pemakai jasa 6. Informasi terhadap ketentuan penerimaan siwa yang perlu di perbaharui 7. Program pengenalan bagi calon siswa serta pemakai jasa pendidikan penjelasan tentang kurukulum yang selengkapnya 8. Penjelasan tentang kurikulum yang selengkapnya 9. Memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa 10. Manajemen pengajaran 11. Bentuk kurikulum yang menunjukkan tujuan dan spesifikasi program 12. Pengembangan staf dan latihan 13. Pemeretaan kesempatan bagi staf dan siswa 14. Pemantauan dan evaluasi 15. Ketantuan administrasi yang jelas 16. Pengkajian ulang terhadap keberhasilan dan kegaaglan yang dihadapi sebaiknya oleh pengawas dari luar. 3. Sistem Penjaminan Mutu pendidikan a. Urgensi Penjaminan Mutu Dalam Pendidikan Gerakan manajemen pada era modern semakin berkembang, bukan hanya dalam bidang industri, melainkan juga dalam bidang pendidikan. Hal ini hal ini menjadi tren baru dalam lembaga pendidikan dengan menerapka konsep dan srtategi peningkatan mutu melalui implementasi manajemen mutu terpadu. Tentu hal ini pula yang menjadi kebutuhan utama begi lemabaga pendidikan yang dikelola secara serius. Tanpa melakukan hal ini labat laun akan mengalami ketertinggalan.dlam masalah mutu. Menurut Sashkin dan keiser, ada delapan elemen mutu yang sangat penting yaitu: 1. Informasi mutu harus digunakan untuk menungkatkan mutu 2. Otoritas harus seimbang dengan tanggung jawab terhadap mutu
  • 9. 3. Tersedia atas ketercapian mutu 4. Kersasama menjadi basis kerja tim 5. Warga sekolah harus aman dalam melaksanakan kerja 6. Iklim keterbukaan harus tersedia 7. Gaji harus adil warga 8. sekolah harus merasa memiliki Berbada menurut Joseph C. Field yang megemukakan 10 langkah yang harus dihahului untuk menerapkan manajemen mutu yaitu 1. Mempelajari dan memahami TQM secara menyeluruh 2. Memahami dan mengadopsi jiwa dan filosofi untuk perbaikan terus menerus 3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendaian mutu 4. Membangun sistem mutu terpadu 5. Mempersiapkan orang-orang untuk merubah, menilai budaya mutu sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaiakan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok kerja. 6. Mempelajari teknik untuk menyerang atau mengatasi akar persoalan dan mengaplikasikan tindakan koreksidengan menggunakan teknik dan alat TQM 7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan 8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan keber hasilannya 9. Menciptaka komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh pemimpin yang akan menggunakannya. 10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan aplikasi pengetahuan yang amat luas. Implementasi manajemen mutu hrus berjalan dengan kebutuhan bersama, sehingga penerapannya perlu komitmen tim manajemen. TQE dapat disebut pula Total Quality School (TQS) sebagaimana Arcaro dengan lima pilarnya 1. Focus kepada pelanggan baik internal maupun eksternal 2. Adanya keterlibatan total 3. Adanya ukuran baku mutu lulusan sekolah 4. Adanya komitmen dan 5. Adanya perbaikan yang berkelanjutan Pada sekolah yang dimaksud dengan pelanggan internal adalah warga sekolah dan eksternal adalah orang tua, masyarakat pemerintah, memakai jaa lulusan sekolah.
  • 10. b. Penjamin mutu pendidikan 1. Perencanaan mutu pendidikan Perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Meskipun masa depan tidak mudah diprediksi, namun perencanaan penting untuk manghindarkan kekedar kebetulan-kebetulan. 2. Pelaksanaan rencana berbasis standar mutu Pelaksanaan suatu rencana agar berjalandengan lancar di perlukan perorganisasian sumber-sumber daya yang ada. Pengorganisaiaan adalah pengatiran kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. 3. Pengawasan mutu Pengawasn dilakukan untuk mendeteksi apakah standar mutu yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum. Jika dalam pengawasan maish ditemukan hal-hal yang masih kurang maka dilakukan tindakan perbaikan mutu. 4. Audit mutu internal dan eksternal Audit mutu merupakan prosedur dalam siklus penjaminan mutu yang bertujuan untuk memastikan tingkat capaian mutu berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan dalam perencanaan mutu. Siklus auduit mutu berkaitan dengan sistem manajemen mutu. Lembaga pendidikan yang melakukan audit mutu secara berkala dapat mengetahui perkembangan mutu dan dapat memastikan bahwa pelaksanaan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 5. Tindakan perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutan Walaupun dalam prinsip manajemen mutu mulailah sustu tindakan dengan cara yang benar kan tetapi melihat kompleksnya factor-faktor yang memengaruhi mutu pendidikan maka setelah dilakukan monev dan audit mutu dibandingkan denga standar yang telah ditetapkan. Apabila masih terjadi kesenjangan (gap) maka dilakukan tindakan perbaikan dan apabila sudah tercapai maka dilaukan peningkatan standar mutu. Dengan demikian siklus menajamen mutu tidak pernah berakhir,selalu berproses menjuju kesempurnaan sepanjang hayat. Dengan cara demikian pula maka padatnya saktivitas lembaga pendidikan semua bermuara pada pencapaian standar mutu yang terus berkembang. 4. Madrasah : Lembaga Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Madrasah dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional Madrasah yang dibina oleh departemen agama banyak mendapat diskriminatif terutama dalam pembiayaan diri pemerintah. Akan tetapi, sebanarnya madrasah merupakan model pendidikan di Indonesia yang mengintegrasikan ilmu, sehingga ilmu umum dan ilmu agama dipelajari secara seimbang an dimuat dalam kurikulum madrasah. Hal ini sejalan dengan cita-cita umat islam yakni ilmu itu tidak ada dikotomi.
  • 11. Kebijakan menyamakan antara negeri dan swasta merupakan langkah maju untuk bersaing dalam masalah mutu. Artinya, sekolah-sekolah/madrsah-madrasah memiliki perlakuan sama yaitu mendapat mendapat pembiayaan dari pemerintah dan hanya diakui berdasarkan kualitasnya. Masalah-maslah yang masih dihadapi oleh lembaga pendidikan madrasah yaitu biya dari pemerintasumner h masih diskriminatif, pengadaan tenaga guru kurang suber belajar. Adpun mengenai jumlah perkembanngan siswa MTS dan MI dalam rangka menuntaskan wajib belajar menunjukan perkembangan yang menggembirakan. Umumnya madrasah berstatus swasta, dan bersal dari lingkungan pedesaa. Oleh kareana itu diutuhkan adalah pemberdayaan madrasah supaya tetap dapat survve dan menjadi bagian adri sistem pendidikn nasional. Strategi pemberdaan madrasah di tingkat dsa juga dimaksudkan sebagai bagiandari program penuntasan wajib bealajar, yakni untuk memberikan tempat bagi anak-anak usia pendidikan dasar untuk dapat bersekolah. Program-progarm dalam memberdayakan madrasah tersebut berupa bantuan-bantuan fisik berupa pelatiahan,biaya operasional, dan beaiswa. Pembengunan msadrsah secara fisaik keberhasilannya lebih ditentukan oleh peran birokrat atau aparat peran pemerintah. Namun, keberhasilan pendidikan secara kualitas akan lebih banyak tergantung pada peran guru-guru dan penyelenggaara madrasah itu sendiri, karena bagaimanapun bagusnya sekolah, canggihnya peralatan penunjang pembalajaran yang tersedia, jika gru atau tenaga pengajarnya tidak mampu maka resiko kegagalan pun sangat tinggi. Madarsah Aliyah Negeri pertama kali didirikan melalui proses penegerian berdasarkan SK Mentri Agama No.80 1967, yaitu dengan menegerikan madrasah aliyah Al-Isalm di Surakarta, dan kemudian Madrasah Aliyah di Magetan Jawa timur. Kurikulum madrasah sejak tahun 1975-an sebagai lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum. Madrassah memiliki kewajiban yang sama dengan sekolah umum dalam peningkatan mutu, sehingga ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijaza sekolah umum, setingkat lulusan Madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum setingkat lebih atas, siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang setingkat. Adapun kurukulum ilmu keisalman tetap, seperti materi yang terkait dengan Al-Qur’an, al-Hadits, fiqih, bahaa arab, dan sejarah kebudayaan Islam. Orientasi terhadap pencapain standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tertentu menjadi ciri kebijakan dalam kurikulum madrasah. Setelah diberlakukannya akreditasi oleh badan akreditasi nasional sekolah/madrasah (BAN-S/M) maka kualitas madrasah ditentukan oleh hasil akreditasi tersebut, apakah nilai A,B,C atau tidak terakreditasi. Instrument yang digunakan unk mengukur mutu sekolah lainnya. Hal ini menunjukkan kemajuan yang dialami oleh sistem pendidikan madrasah. Pengakuan pendidikan Islam dengan cirri khasnya baru dilihat dalam UU No.2 Th 1989 tentang sistem pendidikan Nasional bahwa madrasah diakui sebagi sub sistem
  • 12. pendidikan Nasional sebagaimana didalam PP No.28 Th 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No.29 tentang pendidikan menengah. Pendidikan madrasah alam sistem pehnjaminan mutu peniddikan nasional perlu memiliki delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidk dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian. Pendidikan madrasah harus mampu bersaing dengan sekolah lainya, sehingga perlu adanya benchmarking sebagai standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. ukuran keunggulan dapat ditentukan ditingkat sekolah, daerah, nasional maupun internasional. 5. Model Pengembangan Teori Manajemen Mutu Pendidian Islam a. Urgensi pengembangan mutu pendidikan Islam Urgensi pengenbangan mutu pendidikan Islam melihat pada kondisi realitas yang berkembang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Ilmu penegetahuan semakin berkembang. Teori manajemen mutu sudah banyak dikembangkan oleh para pakar mulai bidang industry hingga bidang pendidikan dan social kemasyarakatan. Pendidikan Islam diIndonesia perlu melakukan internasionalisasi mutun agar sejajar dengan kemajuan- kemajuan diberbagai belahan dunia.semua dapat dilakukan terlebih dahulu dengan penguatan kapasitas pendidikan islam secara internal dengan melalukan penjaminan mutu internal yang konsisten, terencana, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini untuk pengembangan pendidikan Islam diperlukan sistem manajemen mutu yang memadukan kekuatan internal dengan eksternal, sehingga mampu meraih prestasi terbaik. Jika pendidikan Islam sudah bermutu, maka masyarakatpun akan percaya menjadikan pendidikan Islam sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. b. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan Islam Sistem jaminan mutu internan pendidikan Islam perlu dikembangkan berkaitan dengan potensi kekuatan yang dimiliki pendidikan Islam yang mengarah pada kebutuhan nyata terhadap mutu secara substansial. Dalam sistem jaminan mutu pendidikan Islam, perlu disusun secara mutu pengembangn yang menjadi awal rangkain kegiatan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan Islam secara makro. Kemudian secara mikro melakukan analisis kebutuhan dengan menerapkan pendekatan SWOT untuk menawarkan program yang sesuai kebutuhan. Proses kegiatan yang berjalan di pendidikan memiliki koherensi dengan proses pembelajaran. Jika proses pembelajaran dijadikan komitmen komunitas pendidikan Islam, maka apapun yang terjadi dan apapu yang dihadapi dipandang sebagai proses pebelajaran yang baik. Banyak hal yang terjadi dikalangan praktisi pendidikan, meletakkan persoalan hanya sebagai kejadian yang sambil lalu, tidak direfleksi sebagi pembelajaran, sehigga tidak mendapatkan hikmah dan perbakan dimasa-masa depan. Kecerobohan dalam hl ini menyebabkan praktisi pendidiakan terjebak pada masalah yang sama dan berulang dari
  • 13. waktu kewaktu. Berbeda sekali dengan cara pandang pembelajaran. Maka kegagalanpun dapat dipandang sebagai proses menuju sukses. Agar madrasah terus berkembembang, maka sumberdaya manusia yang berkiprah didalamnya perlu mendapatkan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan bukan hanya pada saat ada program dipihak eksternal melainkan inisiatif pihak madrasah secara internal untuk menyelenggarakan pelatihan. c. Pengembanga Visi, Misi, dan tujuan pendidikan Islam Visi madrasah yang dirumuskan prlu melihat kaitan dengan masa depan Islam di Indonesia. Dalam hal ini visi emiliki nilai antisipatif, perlu ad kemampuan memprediksi masa depan yang berdasarkan indicator-indikator perubahan dan perkembangan yang teratur. Misi madrsah berupa tugas kewajiban, tanggung jawab, dan rencana tindakan perlu di deskripsikan sehingga dapat dipahami seluruh komunitas madrasah. Misi ini dirumuskan sesuai dengan visi lemabga pendidikan madrasah. Agar lemabga pendidikan islam tetap eksis ditengah persaingan global, perlu memiliki strategi peningkatan mutu dan cara pengukurannya strategi tersebut pada dasarnya bertumpu pada kempuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. Tujuan tersebut dirumuskan dalam program-program dengan sasaran yang hendak dicapai. Visi sebagai kekuatan abstrak yang menjadi sumber energi organisasim dalam mencapai tujuan. Visi harus dijabarkan kedalam sejulah misi yang mengisyaratkan adanya kegiatan-kegiatan untuk dilaksanakan sesuai kepentingan organisasi. Tatkala misi dilaksanakn, keberadaan stategi menjadi agenda penting karena merupakan cara terbaik yang dipilih dalam mencapai tujuan secara efektif. 6. Manaemen Mutu Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Mutu peserta didik dimadrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah mencari ilmu. Dalam ilmu penddidikan Islam hakikat ilmu berasal dari Allah SWT, sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar. Seorang peserta didik harus bersih hatinya agar mendapatkan pancaran ilmu dengan mudah dari tuhan. Ia juga harus menunjukkan sikap akhlak yang tinggi. Terutama terhadap gurunya, pandai membagi waktu yang baik, memehami tatakrama dalam majelis ilmu, berupaya menyenangkan hati sang guru, tidank menunjukkan sikap yang memancing ketiaksenangan guru, giat belajr dan sabar dalam menuntut ilmu. Sikap yang demikian itu sebagi prasyarat untuk mencapai keberhasilan dalam menutut ilmu pengetahuan. Mutu peserta didik pada mdrasah tidak hanya dilihat ari mutu lulusan saja melainkan mutu dalam proses belajar untuk mendapatkan ilmu. Oleh karena itu, visi, misi, dan
  • 14. tujuan madrasah tiak semata-mata dikaitkan dengan oeerta didik yang diharapkan setelah lulus, melainkan bagaiman pula meerumuskan mutu proses belajar megajar peserta didik sebagai in dikator mutu madrasah. Mutu pesrte didik pada madrasah sebagai basis standar mutu dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah menjadi semakin jelas memerlukan manajemen mutu terpadu yang meletakkan mutu sebagai focus dan dilaksanakan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan. 7. Manajemen Mutu Sumbar Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam Sumber daya manusia yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah adalah tenaga guru. Guru pada madrasah memiliki cirri sebagi al-alim atu al-mu’alim yang berarti orang yang mengetahui. Al-mu’alim banyak digunakan oleh para ulama atau para ahli pendidikan untuk menunjuk pada konsep guru. Guru adalah orang dewasa yang karena peranya berkewajiban memberikan atau melekukan sentuh pendidikan (relasi pedagogis) denagn peserta didik. Untuk menjadai pendidik yang sebenarnya tergantung pada kemampuannya melakukan sentuhan pendidikan peserta didik dalam setiap relasinya. Secara spesifik guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah/madrasah. Predikat guru yaitu bagi seseorang yang dapat mengembangkan pengetahuan dan mewariskan kepada orang lain (bersifat koknitif) meltih keterampilan jasmani kepada orang (bersifat psikomotor) dan menenemkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat efektif) ketiga ranah tersebut merupakan wilayah kemampuan manusia yang harus dibina secara seimbang. Guru pada madrasah memiliki tugas : a. Sebagai pemberi ilmu pengetahuan yang benar kepada para peserta didik b. Guru sebagaim Pembina akhlak mulia yang merupakn tiangnutama untuk menopang kelangsungan hidup suatu bangsa c. Guru member petunjuk kepada peserta didik tenteg hidup yang baik. Yaitu manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak menjadi orang yang tahu berbuat baik kepada rasul, kepada orang tua dan kepada orang lain yang berjasa kepada dirinya. Untuk menjadi seorang guru yang professional tiaklah mudah karena ia harus memiliki syarat-syarat keguruan. Menurut Munir Mursi syarat-syarat guru dalam Islam yaitu umur harus suah dewasa, kesehatan harus sehat jasmani dan rohani, keahlian harus menguasai bidang yang diajarkanya dan menguasai ilmu mendidik (ilmu mengajar) dan harus berkepribadian muslim. Pendidik yang sukses dalam mendidik yaitu : a. Cakap dalam bidangnya, kreatif dalam pegejarannya, senanng dengan pekerjaannya, cinta kepada peserta didiknya
  • 15. b. Harus menjadi suru tauladan yang baik bagi orang lain, baik dalam tutur kata maupun dalam perbuatan. c. Harus mengerjakan apa yang diperintahkan kepada peserta didiknya, berupa adab, akhlak, dan ilmu-ilmu pengetahuan d. Harus mengetahui bahwa pekerjaanya mirip dengan pekerjaan para nabiyang diutus Allah SWT e. Dengan pilihan profeinya itu harus lapang dada terhadap semmua peserta didik. f. Harus saling menolong dengan teman-teman guru lainnya. g. Tawadhu dalam hal keilmuan h. Jujur dan menepati janji i. Sabar. Penerapan jaminan mutu dalam memilih program Studi berkaitan dengan relevansi kebutuhan kemampuan professional, dan semakin dilengkapi dengan jaminanmutu terhadap kinerja perncanaan dan pelaksanaan. Dalam memberikan jaminan mutu tersebut, bahwa didalam penngembangan sangat dibutuhkan kinerja yang professional. Agar tepat sasaran dalam pengembangan mutu guru, maka perlu langkah berikut : a. Identifikasi jabatan baru dengan memastikan penambahan tenaga berdasarkan kebutuhan melalui identifikasi jabatan dengan baik. b. Memastikan bahwa orang yang diseleksi adalah orang yang baik c. Masa percobaan dengan memberikan kesempatan bagi tenaga dan pemimpin organisasi dalam mengevaluasi tidaknya dalam penunjukan mereka dalam program pengembangan tersebut. d. Penilaian tujuan dengan memastikan singkronisasi antara tujuanorganisasi dan tujuan pribadi e. Pengembangan menjamin kapasitas guru selalu sesuai dengan keprluan pelanggan dan juga memastikan adanya peningkatan kepuasan profesi. Mutu SDM agar berjalan sistemik maka diperlukan sistem manajemen mutu, sehingga yang dominan adalah sistem sebgai ukuran bukan individu, sistem lebih pokok untuk lancarnya program penjaminan mutu. 8. Satndar Mutu dan Akreditasi Madrasah a. Sistem Penjaminan Mutu Madrasah Madrasah menggunakan sistem penjaminan mutu yang beragam yaitu antara eksternal yakni Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah dan internal. Hal ini berdasarkan hasil survey bahwa sesuai dengan peraturan pemerintah setiap madrasah harus diakreditasi sehingga menggunakan BAN-S/M (Badan Akreditasi Nasional
  • 16. Sekolah/Madrasah). Model akreditasi BAN-S/M oleh komunitas madrasah dinilai sebagai sistem yang akan menjamin mutu madrasah. b. Implementasi Model Penjaminan Mutu Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah 1. Standar Isi Madrasah Aliyah 1) Madrasah melaksanakan kuriulum berdasarkan Sembilan komponen muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu mata pelajaran mualatan local, kegiatan pengembanngan diri, mengatur beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas, dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup dn pendidikan berbasis keunggulan local dan global. 2) Madrasah Aliyah mengembangkan kurikulum bersama seluruh guru mata pelajaran, konselor, dan komite atau penyelenggara lembaga pendidikan. 3) Madrasah mengembangkan kurikulum melalui mekanisme tujuh tahap penyusun KTSP. 4) Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan prinsip perbaikan dan mengayaan layanan pembelajaran, pendayagunaan kondidi alam, social dan budaya. 5) Madrasah meiliki kurikulum muatan local yang penyusunannya melibatkan guru, komite atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan dan instansi terkait di daerah. 6) Madrasah memiliki program pengembangan diri dalam bentuk kegiatan konseling dan minimal empat jenis program ekstakulikuler. 7) Madrasah memiliki sebanyak tiga belas mata pelajaran atau lebih yang dilengkapi dengan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) 8) Madrasah menerapkan kegiatan pembelajaran jatujam taatp muka selama 45 menit, perminggu 38 jam pembelajaran, dan pertahun 34 minggu efektif. 9) Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur pada siswa sebanyak 76- 100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran. 10) Guru pelajaran merancang tugas mandiri tidak terstruktur sebanyak 76- 100% dengan maksimal 60% dari alokasi waktu tiap mata pelajaran 11) Pengembangan KTSP disahkan oleh kanwil Kemeneg sebanyak tiga belas silabus mata pelajaran atau lebih. 12) Guru menyusun silanus sendiri sebanyak 76-100%. Sialbus dan RPP disusun secara bersama yaitu dalam MGMP. 13) Mdrasah memiliki tiga belas mata pelajaran atau lebih yang memiliki silabus. 14) Guru yang mengembangkan silabus mata pelajaran dengan tujuh langkan sebanyak 76-100%. 15) Madrasah menjadwalkan awal tahun pelajaran, minggu efektif pembelajaran efektif dan hari libur pada kalender akademik. Semua madrasah melakukan
  • 17. analisis jam efektif sehingga kalender akademik sudah mengantisipasi waktu-waktu tertentuyang tidak dapat digunakan untuk proses pembelajaran. 2. Standar Proses Madrasah Aliyah Beberapa indicator madrasah memiliki standar proses perigkat mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M, yaitu: 1) Madrasah mengembangkan silabus secara mandiri 2) Setiap mata pelajaran memiliki RPP yang dijabarkan dadri silabus sebanyak 13 mata pelajaranatau lebih. 3) Penyusunan RPP sudah memerhatikan prinsip perbedaan indvidu siswa mendorong parisipasi aktif siswa, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebanyak76-100%. 4) Madrasah me;laksanakn proses pembelajaran dengan memenuhi 4 persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yaitu: a. Berkaitan dengan rombongan belajar yang lebih dari 32 orang, b. Beban kerja guru 24 jam tatap muka, c. Tersedianya buku teks 1:1dengan jumlah peserta didik d. Adanya pegelolaan kelas. 5) Madrasah melaksanakn proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sebanyak 76-100%. 6) Madrasah melaksanakn pemantauan proses pembelajaran oleh kepala madrasah mencangkup perencanaan, pelaksanaan, dan penialian serta dilakukan diskusi hasil pemantauan. 7) Supervise proses pembelajaran dilakukan oleh kepala madrasah dengan cara pemberian contoh, diskusi, pelatihan dan konsultasi. 8) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan kepala madrasah dengan memerhatikan proses pembelajaran dan kinerja guru. 9) Kepala madrasah melporkan pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan(yang bersangkutan, dewan guru dan pengawas madrasah) 10) Kepala madrasah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan proses pembalajaran selama sati tahun berakhir sebanyak 76-100% hasil pengawasan. 3. Standar Kompetensi Lulusan Madrasa Aliyah Beberapa indicator madrasah memiliki standar kompetensi lulusan peringkat mutu tertinggi dalam versi BAN-S/M yaitu: 1) Rata-rata nilai ketuntasan belajar mata pelajaran kelompok iptek (Bahasa, MTK, IPA, IPS,TIK) ditetapkan 75,0 atau lebih.
  • 18. 2) Dua madrasah menjalankan kegiatan siswa yang dapat menganalisis dan memecahkan masalah-masalah kompleks sebanyak empat jenis dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 3) Rata-rata nilai ketuntaan mata pelajaran IPA, IPS, ditetapkan75,0 atau lebih. 4) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa dengan memanfaatkan dan memfungsikan sumber belajar meliputi bahan ajar, buku teks, perpustakaan,laboratorium dan internet. 5) Madrasah menjalankan kegiatan pembahasan untuk mencari informasi / pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar sebanyak empat jenis dan / atau empat kali atau lebih dalam satu tahun. 6) Madrasah menjalankan kegiatan pemban elajaran yang mampu memanfaatkan lingkung secara produktif dan bertanggungjawab sebanyak empat jenis dan atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 7) Madrasah memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya atau sebanyak empat jenis dan/ atau empat kali atau lebih dalam satu tahun. 8) Madrsah memfasilitasi kegiatan siswa untuk mengekspresikan karya seni dan budaya sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 9) Madrasah menjalankan kegiatan kesiswaan guna menumbuhkan dan mengembangkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab sebanyak empat jenis dan /atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 10) Madrasah menjalankan kegiatan menegakkan aturan-aturan social sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 11) Madrasah memberikan penghargaan bagi juara madrasah, juga jurusan, juara kelas, dan juara mata pelajaran. (berupa sertifikat, kamus bahasa Indonesia, Bahasa Arab). 12) Madrasah memberikan layanan pembelajaran yang mampu menumbuhkan sikap sportif untuk mendapatkan hasil terbaik sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 13) Madrasah menjalankan kegiatan pembelajaran yang melibatkan pertisipasi siswa dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 14) Madrasah melaksanakn program bagi siswa untuk membantuk karakter, menumbuhkan rasa sportivitas, dan keberhasilan lingkungan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 15) Sebanyak 76-100% silabus khususnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan IPS memuat kegiatan pembelajaran dalam kemampuan memahami hak dan kewajiban orang lain dalam pergaulan di masyarakat.
  • 19. 16) Mardasah memfasilitasi empat jenis atau lebih kegiatan pembahasan dan pengalaman ajaran agama. 17) Madrasah melaksanakan kegiatan pembelajarn untuk menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan social dan ekonomi dalam lingkup global sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 18) Ada kegiatan pembentukan akhlak mulia melalui program pengembangan diri sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 19) Sebanyak kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan diskusi, kerja kelompok, dan persaingan sehat. 20) Mdrasah memfasilitasi kegiatan siswa yang menghasilkan karya kreatif dan individual maupun kelompok sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 21) Madrasah memfasilitasi kegiatan siswa untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 22) Tersedianya kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan, maupun lomba, laporan hasil kunjungan karyawisata/studi lapangan, majalah dinding, dan bulletin siswa internal madrasah. 23) Rata-rata ketuntasan belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa inggris ditetapkan 75,0 atau lebih. 24) Madrasah membarikan layanan dalam pengembangan iptek sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 25) Madrasah melakukan kegiatan untuk menghadapi ujian akhir dan sleksi masuk perguruan tinggi sebanyak empat jenis dan/atau empat kali atau lebih dalam satu tahun terakhir. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Aliyah 1) Sebanyak 76-100% guru pendidikan minimum S1 atau D-IV. 2) Sebanyak 76-100% guru pelajaran memiliki kesesuaian antara mata pelajaran yang mampu dengan latar belakan pendidikanya. 3) Sebanyak 76-100% guru hadir untuk menjalankan tugas mengajar dalam satu semester terakhir. 4) Sebanyak 76-100 % guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. 5) Semua guru bertindak sesuai dengan norma agama, hokum,social, serta peraturan dan ketentuan yang berlaku.
  • 20. 6) Adanya rapat dewan guru rapat antara guru dan madrasah, serta pertemuan antara guru dan orang tua siswa. 7) Adanhya kesesuaian antara latar belakang kompetensi guru dengan mata pelajaran yang diampu dengan pengalaman mengajar rata-rata diatas 9 tahun 8) Kepala madrasah berstatus sebgai guru, memiliki sertifikat pendidik, dan memiliki SK sebgai kepala madrasah. 9) Kepala madrasah memiliki kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV kepandidikan dikeluarkan oleh perguruan tinggi terakreditasi. 10) Kepala madrasah memiliki pengalaman mengajar limatahun atau lebih. 11) Sebanyak 76-100 % lulusan diterima dipergurauan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir 12) Kepala madrasah mampu menggalang dana pengembanga kegiatan ekstrakulikuler secara mandiri sebanyak 76-100% dari dana ekstrakulikuler dalam rencan kerja madrasah (RKM). 13) Kepala madrasah melakukan supervisi dan monitoring secara terencana dengan implementasi sebanyak 76-100% dari kegiatan monitoring yang direncanakan dalam RKM 14) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki kualifikasi akademik pendidikan menengah atau yang sederajad. 15) Tenaga administrasi sebanyak 76-100% memiliki latar belakang pendidikan yang beragam, sehingga belum dapat dikatakan sesuai dengan tugasnya. 16) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan minimal dua orang keduanya memenuhi kualifikasi D-1 17) Madrasah memiliki tenaga perpustakaan keduanya sesuai dengan tugasnya. 18) Madrasah memilki tenaga laboratorium minimal dua orang, keduanya memenuhi ualifikasi D-1. 19) Madrasah memilki empat jenis atau lebih tenaga layanan khusus 5. Standar sarana dan prasarana dan Madrasah Aliyah 1) Memiliki lahan lulusan 76-100% atau lebih dari ketentuan lahan minimal.
  • 21. 2) Berada dilokasi aman, terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan an keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. 3) Berada di lokasi yang nyaman, terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan dan pencemaran udara serta memiliki sarana untuk menungkatkan kenyamanan. 4) Berada dilokasi yang sesuai dengan peruntukannya, memiliki status hak atas tanah dan izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah. 5) Memiliki lantai seluas 76-100% atau lebih dari ketentuan luas minimal. 6) Memiliki struktur yang stsbil dan kokoh serta dilengkapi dengan sistem pencegahan bahaya kebakaran dan petir. 7) Memiliki empat jeis atau lebih sanitasi sebagai persayaratan kesehatan. 8) Memiliki instalasi listrik dengan daya 1.300 watt atau lebih. 9) Memiliki izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan bangunan sesuatu dengan peruntukannya sebelum bangunan berdiri. 10) Melakukan pemeliharaan ringan dan berat terhadap bengunan secara berkala sesuai ketentuan. 11) Memiliki lima belas atau lebih jenis prasarana yang di persyaratkan. 12) Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai dengan ketentuan. 13) Madrasah memiliki ruang laboratorium biologi, yang adapat menampung minuman satun rombongan belajar, dengan luas dan sarana sesuai ketentuan. 6. Standar Pengelolaan Madrasah Aliyah 1) Madrasah merumuskan dan menetapkan visi, mudah dipahami dan sering di sosialisasikan 2) Madrasah menetapkan dan merumuskan misi mudah dipaahami dan sering di sosialisasikan 3) Madrasah merumuskan dan meneta serpkan tujuan, mudah dipahami dan sering disosialisasikan. 4) Madrasah memiliki rencana kerja jangka menegah dan rencana kerja tahunan dan sudah di sosislisasikan oleh pimpinan
  • 22. 5) Madrasah memiliki 7 atau 8 dokumen aspek pengelolaan secara tertuis, yaitu : KTSP, Kalender Akademik, struktur organisasi madrasah, pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertip madrasah, kode etik madrasah, dan biaya operasional madrasah. 6) Madrasah memiliki struktur organisasi yang dipajang didinding dan disertai uraia tugas yang jelas. 7) Madrasah melaksanakan kegiatan sebanyak 76-100% sesuai rencana kerja tahunan. 8) Adrasah meiliki empat atau lima dokumen kegiatan kesiswaan yaitu : a. Seleksi penerimaan siswa baru, b. Member layanan konseling c. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kulikuler d. Melakukan pembinaan prestasi unggulan e. Melakukan pelacakan terhdap alumni 9) Madrasah memiliki empat atau lima dokumen kegiatan kurikulum pembalajaran, penilaian hasil belajar 7. Standar Pemniayaan madrasah Aliyah 1) Madrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen nilai asset sarana dan prasarana secara menyeluruh selama tiga tahu terakhir 2) Madrasah membelanjakan biaya sebanyak 76-100% dari anggaran pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan dalam RKA madrasah, yaitu untuk biaya pendidikan lanjut, pelatihan, seminar. 3) Madrasah memiliki modal kerja sebanyak 76-100 % untuk membiayai seluruh kebutuhan pendidikan selama satu tahun terakhir 4) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan 5) Madrasah mengeluarkan dana untuk pembayaran gaji, intensif, transport an tunjangan lain bagi tenaga Kependidikan pada tahun berjalan 6) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran penunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama tiga tahu terakhir
  • 23. 7) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan bahan habis pakai selama satu tahun terakhir 8) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran kegiatan kesiswaan selama satu tahu terakhir seperti pramuka, OSIS dll. 9) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran kegiatan rapat selama satu tahun terakhir 10) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan transport dan perjalanan dinas selama satu tahun terakhir 11) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir 12) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir 13) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan daya dan jasa selama satu tahun terakhir seperti listrik, telpon dan air. 14) Madrasah mengeluarkan biaya sebanyak 76-100% ari anggaran anggaran pengadaan soal-soal ulangan selama satu tahun terakhir 8. Standar Penilaian Madrasah Aliyah 1) sebanyak 76-100% guru menginformasikan rancangan dan criteria penilaian kapada siswa 2) sebaanyak 76-100% silabus matapelajaran dilegkapi indicator pencapaian KD dan teknik penilaian 3) sebanyak 76-100% guru mengembangkan instrument dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan penilaain. 4) sebanyak 76-100% guru menggunakan teknik penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan terstruktur, penugasan mandiri dan /atau bentuk lain. 5) sebanyak 76-100% mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa. 6) sebanyak 76-100% guru mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan siswa disertai balikan komentar yang mendidik.
  • 24. 7) sebanyak 76-100% memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaiakan pembelajaran 8) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian prestasi belajar siswa kepada kepala madrasah 9) sebanyak 76-100% guru melaporkan hasil penilaian akhlak siswa kepada guru pendidikan agama dan hasil penialaian kepribadian siswa dan guru pendidikan kewarganegaraan 10) sebanyak 76-100% mata pelajaran ditentukan KKM nya melalui rapat dewan guru 11) madrasah mengordinasikan ulang tengah dan akhir semester 12) madrasah menentuka criteria kenaikan kelas atau criteria kenaikan program pembelajaran melalui rapat dewan guru 13) madrasah menentukan nilai akhir melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh guru 14) madrasah menyelenggarakan ujian madrasah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi 1,1 atau lebih diatas criteria yang berlaku 15) madrasah melaporkan hasil penilaian stiap akhir smester kapada orang tua / wali siswa dalam bentuk buku lapor hasil belajar siswa dengan diawali penjelasan umum kepala madrasah dilanjutkan penjelasan wali kelas dengan masing-masing orang tua waliyang bersangkutan 16) madrasah melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuanpendidikan kepala kanwil kemenag kurang dari satu bulan setelah akhir smester 17) madrasah menetuka kelulusan siswa sesuai criteria kelulusan memlalui rapat dewan guru 18) madrasah enerbitkan dan menyerahkan surat keterangan hasil ujian national (SKHUN) setiap siswa yang mengikuti UN kurang dari satu minggu setelah pengumuman hasil ujian. 19) Madrasah menernitkan dan menyerahkan ijzah kepada setiap siswa yang telah lulus kurang dari satu minggu setelah blangko ijazah diterima dari Kemenag. 20) Madrasah menggunakan hasil UN MTs paket B secara transparan sebagai penentu penerima siswa baru
  • 25. 9. Masa Depan Manajemen Mutu Pendidikan Islam Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu interal ada dua yaitu : 1) Untuk memperbaiki mutu secara berkelanjutan 2) Untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam. Lembaga pendidikan masa denpan perlu memiliki sistem yang kuat untuk menjamin mutu yang dapat dipertnggungjawabkan kepada stakeholders. Dengan demikian, perlu ada keseimbangan sitem penjaminan mutu antara internal dan eksternal yang secara bertahap akan mencapai mutu secara komprehensip.