Tugas administrasi pendidikan vinsensia welin (2012620169)
OPTIMALKAN PENDIDIKAN ISLAM
1. 1
KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI
SEKOLAH/MADRASAH
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
DosenPengampu : Nur Kholis, M.A
Disusun oleh:
Sugi Mulyani (2021113194)
Kelas: B
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan diakui sangat penting dan juga sangat strategis
karena melalui pendidikan, program mencerdaskan bangsa dapat
ditingkatkan dan dikembangkan. Peningkatan kualitas pendidikan
bukanlah tugas yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan
permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangat
rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan ataupun yang
lainnya.
Peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut manajemen
pendidikan yang lebih baik. Sekolah sebagai organisasi dalam
melaksanakan fungsinya diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber
daya yang ada. Secara umum sekolah terdiri dari sekolah yang dikelola
oleh pemerintah yang disebut sekolah negeri dan sekolah yang dikelola
oleh perorangan, organisasi kemasyarakatan atau perusahaan yang disebut
dengan sekolah swasta.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Pendidikan Islam
Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan
dari proses berjalannya suatu organisasi profit maupun nonprofit secara
keseluruhan. Alasannya adalah tanpa manajemen tidak mungkin tujuan
organisasi profit maupun nonprofit tersebut dapat diwujudkan secara
optimal, efektif, dan efisien. Sedangkan manajemen dalam pandangan
islam menekankan pada masalah tanggung jawab, pembagian kerja, dan
efisiensi yang dalam istilah manajemen (pendidikan) dikenal dengan
kaidah the right man on the right place. Hal ini tidak jauh seperti yang
digambarkan dalam Al-Quran dalam beberapa ayat seperti dalam QS
Yusuf (10):55 yaitu
َاَلَاََنََاِلََمَاَفَيَاسَمَاَوَاَتََوَالََرَضََأَلَاَنََوَعَدَاَللََحَقََوَلَكَنَأَكَثَرَ
َمُهََلََََعَلَُمَوَنَ..
Artinya :
Berkata Yusuf:’’ Jadikanlah aku bendaharawan Negara (Mesir);
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan.’’ (QS Yusuf (10):55)
Dari penjelasan tersebut ada dua criteria yang menjadi standar
penilaian dalam memilih dan mempromosikan pegawai atau karyawan,
yaitu al-quwwah (kekuatan) dan al-amanah. Bahkan, pengelolaan lembaga
4. 4
pendidikan dalam nilai-nilai Islam memiliki kaidah atau teknik sebagai
berikut :
1. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Seorang manajer
berkewajiban untuk menegakkan hal tersebut atau memberikan
contoh bagi bawahannya. Hal ini dinyatakan dalam bentuk
organisasi diri ala semut di QS Al-Naml (27) : 17-19
2. Berkewajiban menegakkan kebenaran. Manajemen pendidikan
sebagai bentuk pengelolaan sumber daya pendidikan yang baik dan
benar dalam mencapai tujuan organisasi pendidikan.
3. Menegakkan keadilan. Artinya, pola manajemen pendidikan
merupakan suatu bentuk aktivitas yang berkaitan dengan
pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan bersifat adil dalam
berbagai hal.
4. Menyampaikan amanat untuk membangun kesuksesan dari bawah
terutama dari para komponene pendidikan seperti tenaga pengajar
atau stakeholder (wali murid).
Sulistyo mendefinisikan manajemen pendidikan Islam sebagai
suatu proses penataan / pengelolaan lembaga pendidikan Islam
yang melibatkan sumber daya Muslim dan non-Muslim dalam
menggerakkannya untuk mencapai tujian pendidikan Islam secara
efektif dan efisien1.
Manajemen pendidikan juga merupakan alternative strateis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbangdikbud
(1991) menunjukan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemn sekolah secara
langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum,
berbagai peralatan belajar, waktu mengajar, dan proses
pembelajaran.dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme
pengaturan, yaitu system sentralisasi dan desentralisasi.
1 Baharuddin, Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hlm.
109
5. 5
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah, pendekatan
setralistik masih diperlukan, terutama untuk menentukan kurikulum
pendididkan nasional dan menetapkan anggaran agar dapat dicapai
kesamaan dan pemerataan standar pendidikan diseluruh wilayah tanah air.
Adapun implikasi desentralisasi manajemen pendidikan adalah
kewenangan yang lebih besar diberikan kepada kabupaten dan kota untuk
mengelola pedidikan sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerahnya2.
Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut
a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi diriya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
c. Terpenuhinya salah satu dari empat lompetensi tenaga pendidik dan
kependidikn (tertunjangnya kompetensi professional sebagai pendidik
dan tenaga kependidikan sebagai manajer).
d. Tercapainnya tjuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer
atau konsultan manajemen pendidikan).
f. Teratasinya masalah mutu pendidikan.3
B. Manajemen Berbasis Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan
budaya yang mendukungnya sebagai suatu system nilai. Reimer
mengemukakan sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran
2 Mulyasa,Manajemen Berbasis Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002)
hlm. 21
3 Didin Kurniawan, Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan
Pendidikan,(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012) hlm. 125
6. 6
penuh kelompok tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin oleh guru
untuk mempelajari kurikulum yang bertingkat. Sekolah sebagai organisasi
dalam melaksanakan fungsinya diharapkan dapat memfungsikan seluruh
sumber daya yang ada. Secara umum sekolah terdiri dari sekolah yang
dikelila oleh pemerintah yang disebut sekolah negeri dan sekolah yang
dikelola oleh perorangan, organisasi kemasyarakatan atau perusahaan yang
disebut dengan sekolah swasta.
Sekolah swasta mempunyai misi sesuai dengan ciri dari sekolah
tersebut. Misi utamanya adalah merspon berbagai perubahan
menggerakkan seluruh potensi sekolah yang ada hingga keefektifan
organisasi sekolah menjadi cirri dan misi sekolah tersebut. Secara realitas
sekolah terdiri dari sekolah yang maju, sedang, dan tertinggal. Kemudian
secara ekstrim sekolah dibagi atas sekolah negeri yang favorit dan sekolah
swasta yang favorit. Oleh karena itu, setiap sekolah memerlukan
penanganan kegiatan belajar mengajar dan manajemen sekolah yang
spesifik sesuai kondisi objeknya. Untuk mendukung manajemen yang
spesifik tersebut, ide dan gagasan “ Manajemen Berbasis Sekolah” (MBS)
merupakan konsep yang konstruktif dan menjanjikan.4
Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan terjemahan
dari “school-based management’’. Pada system MBS, sekolah dituntut
secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan perioritas,
mengendalikan dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber
baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS merupakan salah satu
wujud dari reformas pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk
menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta
didik.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari
MBS yang dipandang memiliki tingakat efektifitas tinggi serta
memberikan beberapa keuntungan berikut:
4Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat,( Jakarta: PT Nimas
Multima, 2004) hlm. 54
7. 7
1. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh
langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru.
2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya local
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti
kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus
sekolah, moral guru dan iklim sekolah.
4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan,
memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang
sekolah dan perubahan perencanaan.5
Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk menjamin semakin
rendahnya control pemerintah pusat dan rendahnya intervensi pemerintah
daerah ke sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya otonomi sekolah untuk
menentukan sendiiri apa yang perlu dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi semakin
meningkat. manajemen berbasis sekolah memberikan peluang pada guru
dan kepala sekolah mengelola sekolah menjadi lebih efektif karena rasa
memiliki semakin tinggi menimbulkan sikap pemanfaatan yang lebih baik
terhadap sumber daya yang ada untuk mengoptimalkan hasil dan pengelola
sekolah mempunyai kendali akuntabilitas terhadap lingkungan sekolah.
Lebih spesifik lagi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan
untuk:
1. Menjamin mutu pembelajarananak didik yang berpijak pada
asas pelayanan dan prestasi hasil belajar
2. Meningkatkan kualitas transfer ilmu pengetahuan dan
membangun karakter bangsa yang berbudaya.
3. Meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan
pemberdayaan melalui kemandirian, kreativitas, inisiatif, dan
inovatif dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya
sekolah.
5 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) hlm.
21-25
8. 8
4. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan
keputusan dengan mengakomodir aspirasi bersama
5. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolah, dan
6. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai6.
C. Konsep Manajemen Sekolah / Madrasah
Sekolah/madrasah perlu membuat tujuan strategis, tujuan strategis
merupakan upaya sekolah/madrasah untuk menata berbagai prioritas yang
harus dikerjakan dalam mencapai visi yang telah dicanangkan. Dengan
ditatanya berbagai prioritas tersebut akan memudahkan seluruh komponen
organisasi sekolah/madrasah dalam mengimplementasikannya pada
pekerjaan sehari-hari. Dengan telah ditentukannya tujuan strategis
tersebut, maka sekolah/madrasah dituntut untuk memformulasikan strategi
lembaga untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan strategis berkaitan
dengan pernyataan hal-hal apa saja yang harus dikerjakan oleh
sekolah/madrasah untuk mencapai visinya termasuk prioritas yang harus
dikerjakan. Sedangkan strategi lembaga berkaitan dengan bagaimana
upaya lembaga dalam mengerjakan berbagai prioritas tersebut.
Mendasarkan pada formula strategi lembaga yang dikembangkan
oleh sekolah/madrasah, kemudian sekolah/madrasah mulai memiliki
gambaran yang lebih jelas tentang apa yang akan dikerjakan dalam upaya
mencapai visi lembaga. Namun tahapan-tahapan teknis perencanaan
manajemen disekolah/madrasah tersebut dapat berjaan ditempat atau
bahkan tidak jalan sama sekali jika berbagai kondisi penting dalam
lembaga belum terbentuk dengan baik. Kondisi tersebut meliputi:
1. Kepemimpinan sekolah/madrasah, dan
6 Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat,( Jakarta: PT Nimas
Multima, 2004) hlm. 133
9. 9
2. Budaya sekolah/madrasah.
Dengan kepemimpinan dan budaya yang baik tersebut, maka pemimpin
dapat mengelola perubahan yang akan dialaminya dan risiko yang akan
ditanggung sebagai akibat dari perubahan tersebut. Di sisi lain, dewasa ini
pengelolaan sekolah/madrasah harus memerhatikan standar-standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah melali PP No. 19 Tahun 2003 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut disebutkan 8 standar
yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan di Indonesia yang
meliputi:
1. Standar isi
2. Standar proses
3. Standar kompetensi lulusan
4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
5. Standar sarana prasarana
6. Standar pengelolaan
7. Standar pembiayaan
8. Standar penilaian pendidikan. Karena itu, pembahasan tentang rencana
kerja sekolah/madrasah merupakan upaya untuk memenuhi dan
melampaui kedelapan standar diatas.7
7 Muhaimin, Manajemen Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2009) hlm. 26-28
10. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan
menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu
mengajar, dan proses pembelajaran.dalam manajemen pendidikan dikenal
dua mekanisme pengaturan, yaitu system sentralisasi dan desentralisasi.
Sekolah sebagai organisasi dalam melaksanakan fungsinya
diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber daya yang ada. Secara
umum sekolah terdiri dari sekolah yang dikelila oleh pemerintah yang
disebut sekolah negeri dan sekolah yang dikelola oleh perorangan,
organisasi kemasyarakatan atau perusahaan yang disebut dengan sekolah
swasta. tahapan-tahapan teknis perencanaan manajemen
disekolah/madrasah tersebut dapat berjaan ditempat atau bahkan tidak
jalan sama sekali jika berbagai kondisi penting dalam lembaga belum
terbentuk dengan baik. Kondisi tersebut meliputi: a).Kepemimpinan
sekolah/madrasah, dan b).Budaya sekolah/madrasah.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, 2012, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Yogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Kurniawan, Didin, 2012, Manajemen Pendidikan Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan, Jogjakarta: Ar Ruzz
Media
Muhaimin, 2009, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana
Mulyasa, 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sagala, Syaiful, 2004, Manajemen Berbasis Sekolah dan
Masyarakat, Jakarta: PT Nimas Multima