SlideShare a Scribd company logo
KONDISI SISTEM PENDIDIKAN
        INDONESIA




               Disusun Oleh:

              Ady Setiawan

                111714043

               Kelas 2011 A

                  Dosen:

        Desi Nurhikmayanti, M.Pd.



 Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
      Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

   Program Studi Manajemen Pendidikan

                  2011
A. KONDISI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA
           Melihat kondisi real yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia, kini
   kita sering menemukan berbagai macam celotehan pendapat-pendapat
   warga Negara yang begitu abstrak mengenai system pendidikan yang sedang
   dianut oleh Indonesia. Ujian Negara (UN), mungkin merupakan salah satu hal
   yang cukup disoroti banyak pihak, pelaksanaannya yang masih controversial
   dan semu dimata para guru dan wali murid. Sehingga memunculkan banyak
   gugatan tentang penghapusan UN yang selama ini menjadi momok serius
   bagi setiap siswa, untuk tidak diselenggarakan secara Nasional yang ditangani
   Kemendiknas. Namun standarisasi penilaian dan kelulusan siswa diserahkan
   sepenuhnya kepada guru yang bertindak sebagai ‘orang tua’ mereka dalam
   habitat sekolah.
   Satu hal menarik yang ingin penulis kupas mengenai controversial tentang
   UN ini, yang mana akan memiliki garis hubung dengan system pendidikan
   Indonesia sekarang dan beberapa tahun mendatang.
           Kami kembali ke masalah UN, mungkin tak salah bagi setiap dewan
   guru yang mengusulkan hal diatas, tak salah untuk mereka karena mereka
   tidak ingin anak didik mereka harus mendekam di sekolah karena belum lulus
   UN yang berarti satu tahun tertunda dari waktu normal karena tidak berhasil
   melewati ujian empat hari yang menentukan masa belajar mereka selama
   tiga tahun. Namun, dilain sisi kita harus mengamati kondisi lapangan yang
   tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sebagian besar dari guru tersebut belum
   dapat meng-adil-kan pemberian nilai dalam raport jika harus diserahkan
   sepenuhnya tingkat kelulusan siswa. Banyak fakta mengatakan bahwa guru
   rela mengkatrol nilai-nilai siswanya demi meraih anggapan akan keberhasilan
   beliau dalam pendidikan dan pengajaran, atau agar siswa dapat memenuhi
   persyaratan mendapatkan beasiswa sehingga dapat menduduki bangku
   sekolah atau perguruan tinggi favorit, sedangkan hal tersebut sangat bertolak
   belakang dengan pencapaian hasil belajar siswa tersebut. Dalam hal ini,
   dewan guru menurut penulis, tengah berada dalam posisi benar namun juga
   bisa salah. Benar karena ingin memberikan yang terbaik pada siswa-siswa dan
   tentunya wali murid. Namun juga salah, karena belum bertindak adil dengan
   kondisi nyata. Hal ini disebabkan antara dua hal, pertama karena kegagalan
   guru tersebut dalam pengajaran sehingga beliau melakukan hal tersebut,
   atau kedua, karena kurang tepatnya system pendidikan Indonesia yang
   dianut, yang memasok siswa dengan berbagai menu pelajaran yang begitu
   abstrak (pada tingkat dasar) sedangkan secara kondisi siswa belum dapat
   menampung karena banyaknya pelajaran dan tidak sesuai dengan waktu
   yang ditargetkan serta kurang sesuai dengan kebutuhan.
   Pada kesempatan kali ini, penulis lebih condong pada kekurangtepatan
   peletakan system pendidikan Indonesia pada saat ini, yang membuat seluruh
   elemen pendidikan membabi buta untuk mencapai target terbaik sekalipun
   tidak sesuai dengan lapangan. System memaksa siswa untuk menguasai
   sedemikian kompleksnya ilmu pengetahuan dengan segabrek mata pelajaran.
   Hal ini yang menurut penulis menjadi sebab utama ‘kenakalan’ siswa,
   menyontek saat ujian, membolos, tawuran dsb, karena mereka tidak sanggup
   dan merasa bosan dan jenuh dengan kesemuanya. Yang pada akhirnya,
   mereka tidak dapat meraih nilai baik, padahal sudah diadakaannya ujian
   susulan, bahkan bimbingan-bimbingan belajar exlusive selama masa-masa
   mendekati ujian.
           Setiap manusia dilahirkan dengan membawa karakteristik
   (kelebihan/kekurangan tersendiri), jadi kurang tepat jika ada yang
   berpendapat bahwa adanya manusia yang bodoh. Pada dasarnya tidak ada
   manusia yang bodoh, hanya mungkin belum tergalinya potensi anak tersebut,
sehingga yang patut mengarahkan adalah orang tua ataupun guru untuk
   mendiagnosa kecenderungan anak dan segera menyalurkan potensi yang
   ada. Bukan maksud penulis untuk langsung mendidik anak-anak usia dasar
   pada tingkat pengkhususan penguasaan skill/potensi diri, namun hal ini
   diperuntukkan bagi anak-anak menjelang dewasa yang sudah harus
   mengetahuai dimana potensi mereka. Bagi anak usia sekolah dasar, tidak
   salah jika harus diberikan mata pelajaran abstrak layaknya sekarang, namun
   yang tidak penulis setujui, Mengapa sebegitu banyaknya mata pelajaran
   yang diberikan padahal mereka belum sanggup melaksanakannya. Jadi
   system pendidikan Indonesia menurut penulis, masih perlu diperiksa dan
   dievaluasi berdasar pada kondisi real agar pendidikan tidak berjalan dalam
   dunia semu namun dapat benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan dan
   penuh kejujuran.

B. ARAH PENDIDIKAN NASIONAL
           Arah pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20/2003
   tentang system Pendidikan Nasional adalah terwujudnya system pendidikan
   sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
   semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
   berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
   selalu berubah.
           Sejalan dengan visi tersebut diatas, maka Kementrian Pendidikan
   Nasional berhasrat untuk tahun 2025 menghasilkan INSAN INDONESIA
   CERDAS dan kompetitif. Kemudian dikuatkan kembali dengan lahirnya UU.
   Pendidikan Nasional No. 31 Tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, sebagai
   bentuk penyempurnaan dari pembinaan anak bangsa.

C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN
          Pada artikel ini, penulis tidak ingin berpihak pada salah satu diantara
   dua kubu (pemerintah atau masyarakat), namun penulis akan mencoba untuk
   mengungkapkan isi hati mengenai kekuatan dan kelebihan dari system
   pendidikan yang tengah dilaksanakan. Karena pada dasarnya tidak ada suatu
   hal yang perfect, namun tetap saja ditemukan plot/titik kekurangan dan
   kelemahan. Akan tetapi, setelah kita tahu akan sebuah kekurangan, maka
   alangkah bijaknya jika kita dapat mengganti celah tersebut menjadi lebih
   sempurna.
   Beberapa kekuatan yang dapat kami simpulkan antara lain:
   a. Telah ditargetkannya pembenahan dan pembentukan karakter siswa
   b. Telah ditargetkan untuk penyiapan generasi yang selalu update dengan
       perkembangan zaman
   c. Penyiapan insane yang cerdas dan kompetitif, baik dalam kancah
       nasional, regional atau bahkan internasional
   d. Perencanaan pemerataan system untuk seluruh warga Negara.

       Dilain sisi, adapula beberapa kelemahan dari berbagai macam kekuatan
   system pendidikan Indonesia, antara lain:

   a. Target pemerataan yang tidak kondisional dengan lapangan, misalnya
      target persamaan ujian yang dilaksanakan di kota besar dengan daerah
      yang tertinggal
   b. Dengan semangat persiapan generasi yang update perkembangan zaman,
      membuat semakin banyak dan abstraknya pelajaran yang diberikan.
      Padahal, hal tersebut berefek negative pada diri siswa, karena
menimbulkan rasa bosan dll, sehingga mendorong untuk bolos,
      mencontek saat ujian dan lain sebagainya.
   c. Pelaksanaan target pendidikan karakter, belum dimulai pada
      pencontohan karakter seorang guru kepada siswa.

D. RENCANA SISDIKNAS
      Sebagai sebuah lembaga pemerintahan yang berkewajiban untuk
   membawa pendidikan ke arah yang lebih baik, maka pemerintah telah
   menyiapkan beberapa langkah untuk menuju target tersebut, diantaranya:
      a. Menyiapkan potensi Kepala Sekolah yang fleksibel, dengan melalui
         proses pembinaan dan pelatihan. Sehingga dapat mempersiapkan
         Kepala yang mampu menyusun, mengatur, melaksanakan, dan
         mengevaluasi visi dan misi dari sekolah yang mereka pimpin.
      b. Menyiapkan proses rekrutmen siswa yang lebih selektif, baik tes tulis
         maupun tes lisan.
      c. Menyiapkan dan memperbaharui proses rekrutmen tenaga pengajar
         yang lebih selektif .
      d. Membenahi alur administrasi setiap jenjang pendidikan, baik
         mengenai system informasi sarana dan prasarana, system keuangan,
         system informasi siswa, sistem informasi akademik, dll.

E. SOLUSI
       Sebagai penutup dari artikel penulis kali ini, kami akan mencoba
   memberikan sedikit bayangan terang setelah mengkritik dan mengungkap
   berbagai macam kelemahan-kelemahan system pendidikan Indonesia saat
   ini. Karena sungguh tidak mulia, jika penulis hanya mencela tanpa
   memberikan bayangan solusi dari permasalahan yang ada.
   Maka dari itu, penulis akan mencoba menawarkan beberapa solusi,
   diantaranya:
   a. Pelaksaan target siswa yang berkarakter, harus dimulai pada diri pribadi
       seorang guru terlebih dahulu, yang setiap apa yang ia perbuat merupakan
       tuntunan dan didikan pada siswanya.
   b. Mata pelajaran (khususnya Sekolah Dasar) perlu diadakan pengevaluasian
       karena dipandang masih belum dapat ditaklukkan oleh siswa karena
       keanekaragaman yang begitu kompleks sedangkan tidak sesuai dengan
       tingkat pemahaman siswa sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan
       negative.
   c. Diadakannya pembinaan dan pelatihan pada setiap Kepala Sekolah agar
       lebih terarah, serta monitoring untuk mengevaluasi jalannya roda
       pendidikan
   d. Perlu kiranya pemerintah memasukkan mata pelajaran Agama (Islam, dll)
       dalam Ujian Negara, karena didalamnya diajarkan budi pekerti luhur yang
       dapat menyetir tingkah laku siswa. Sekalipun menurut informasi yang
       berkembang, telah akan diadakan pada UN tahun 2012 mendatang.
   e. Perlu ditanamkan dalam konsep pendidikan Indonesia bahwa
       keberhasilan pendidikan bukan dinilai dari hasil akhir, namun lebih
       berpacu pada proses yang dialami. Kesuksesan bukan dinilai dari
       keberhasilan seorang siswa yang berhasil masuk di sekolah atau
       Universitas ternama dengan nilai baik dan prestasi beasiswa, akan tetapi
       melalui proses penilaian yang kurang adil, karena ternyata nilai tersebut
       sengaja dibuat oleh Guru agar tampak berhasil dalam mengajar dan
       membanggakan sekolah. Namun, proses pembelajaran yang siswa lalui
       selama di sekolah merupakan hal yang lebih patut untuk
       dipertimbangkan.
f. Pemerintah hendaknya menghilangkan rasa kekhawatiran dan
           ketidakpercayaan Guru atas hasil muridnya jika harus mengikuti UN
           secara murni tanpa kecurangan. Yakinkan mereka bahwa mereka bisa
           menyelesaikan ujian dengan mengeksplorasi kepampuan mereka tanpa
           harus tercampuri dengan keandilan para Bapak/Ibu guru.
        g. Perlu adanya pengakuan Pemerintah kepada Lembaga penyelenggara
           pendidikan nonformal, setelah memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu.
           Selanjutnya tetap diadakan monitoring kegiatan lembaga tersebut yang
           ditangani sebuah badan dibawah kemendiknas. Karena pada
           perkembangannya, mungkin akan dapat kita temukan bahwa
           pengkhususan pendidikan skill akan lebih dapat melahirkan tenaga
           professional daripada pendidikan umum secara global. Dalam tanda
           kutip, penulis tidak mengisyaratkan penghapusan formal, namun kami
           ingin mengarahkan bahwa pendidikan informal tidak dapat dipandang
           sebelah mata. Kesemuanya (pendidikan formal, informal dan nonformal)
           harus senantiasa saling berkesinambungan agar dapt saling melengkapi
           dalam setiap lini kehidupan.
        h. Pelaksanaan ketetapan tentang ketentuan-ketentuan pendidikan
           hendaknya disesuaikan dengan ketetapan yang telah disepakati bersama.
           Misalnya mengenai penilaian yang harus diambil melalui tiga aspek, yakni
           penilaian sikap (afektif), penilaian pengetahuan (kognitif), serta penilaian
           keterampilan (psikomotorik), ketiga aspek ini sering kali diabaikan pada
           lapangan yang tentunya bertentangan dengan ketetapan. Sesuai dengan
           UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab V pasal 25.

        Demikian, beberapa solusi yang dapat kami paparkan. Kiranya dapat
        dijadikan pertimbangan dalam pengevaluasian perencanaan system
        pendidikan Indonesia mendatang.

        Kemudian, Penulis meminta ma’af bilamana terdapat goresan pendapat yang
        kurang tepat dan belum sesuai menurut hemat para pakar dan ahli dalam
        ilmu perancanaan pendidikan Indonesia.



Referensi:

-   http://www.kemendiknas.co.id

-   http://kumzcute.blogspot.com/2010/01/sistem-pendidikan-indonesia.html
-   Tim penyusun, Buku Panduan PKKMB UNESA 2011, Unesa University Press, 2011




                                                                       @dhy collection

More Related Content

What's hot

Makalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanyaMakalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanya
Abdul Rosid
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
Zayyin Nihayah
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiAminah Rahmat
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
SMK NEGERI 1 JEJAWI
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
Jajang Nur'alim
 
Pengukuran, Penilaian dan evaluasi
Pengukuran, Penilaian dan evaluasiPengukuran, Penilaian dan evaluasi
Pengukuran, Penilaian dan evaluasi
dini alfiatu
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
Jeneng Omega
 
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang BerbedaLaporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Arvina Frida Karela
 
ppt kelas 5 SD
ppt kelas 5 SDppt kelas 5 SD
ppt kelas 5 SD
AyuHanifFadhlah
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanAde Khairun Nisa
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
eryeryey
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
AhmadMiftahulKhair
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu
Warman Tateuteu
 
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Muhammad Ridlo
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Negeri Pelangi
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
Rezza Adzmi
 
Laporan praktikum tentang jaringan hewan
Laporan praktikum tentang jaringan hewanLaporan praktikum tentang jaringan hewan
Laporan praktikum tentang jaringan hewan
Virgiana Anggi
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompokREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptxppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
tania44953
 

What's hot (20)

Makalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanyaMakalah keterampilan bertanya
Makalah keterampilan bertanya
 
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani ) PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
PPT PENCEMARAN LINGKUNGAN ( Yani Sutriyani )
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Pengukuran, Penilaian dan evaluasi
Pengukuran, Penilaian dan evaluasiPengukuran, Penilaian dan evaluasi
Pengukuran, Penilaian dan evaluasi
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
 
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang BerbedaLaporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
 
ppt kelas 5 SD
ppt kelas 5 SDppt kelas 5 SD
ppt kelas 5 SD
 
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan TumbuhanPPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
PPT Interaktid Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
 
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di IndonesiaPermasalahan Pendidikan di Indonesia
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu
 
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
Laporan praktikum ipa 2 kapilaritas
 
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICTPerancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
Perancangan PjBL (Project Based Learning) yang Mengintegrasikan ICT
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 
Laporan praktikum tentang jaringan hewan
Laporan praktikum tentang jaringan hewanLaporan praktikum tentang jaringan hewan
Laporan praktikum tentang jaringan hewan
 
Tugas kelompok ppt
Tugas kelompok pptTugas kelompok ppt
Tugas kelompok ppt
 
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
10. lampiran 5 format penilaian presentasi kelompok
 
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptxppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
ppt reproduksi tumbuhan dan hewan.pptx
 

Viewers also liked

Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)
e pai
 
Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
Sistem Pendidikan Tinggi di IndonesiaSistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
The1 Uploader
 
Diskusi kualitas pendidikan di Indonesia
Diskusi kualitas pendidikan di IndonesiaDiskusi kualitas pendidikan di Indonesia
Diskusi kualitas pendidikan di Indonesia
Syifa, F.F.
 
Hak dan kewajiban peserta didik
Hak dan kewajiban peserta didikHak dan kewajiban peserta didik
Hak dan kewajiban peserta didik
fikrotur
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
DaengMacora66
 
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalDesentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
H4llud4l
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanMuaz Rozak
 
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di JepangSistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
khairunnisa mulyana
 
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANGPOLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
adi
 
Paparan Dpjt
Paparan DpjtPaparan Dpjt
Paparan Dpjt
Nana Storada
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
arrull
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
Glorya Sidabutar
 
Proposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjanaProposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjana
Kampung Sarjana
 
Filsafat perenialisme
Filsafat perenialismeFilsafat perenialisme
Filsafat perenialisme
khairunnisa mulyana
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
Theresia Nelie
 
Power point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratisPower point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratis
dewilya
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
rohama07
 

Viewers also liked (20)

Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)
 
Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
Sistem Pendidikan Tinggi di IndonesiaSistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia
 
Diskusi kualitas pendidikan di Indonesia
Diskusi kualitas pendidikan di IndonesiaDiskusi kualitas pendidikan di Indonesia
Diskusi kualitas pendidikan di Indonesia
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Hak dan kewajiban peserta didik
Hak dan kewajiban peserta didikHak dan kewajiban peserta didik
Hak dan kewajiban peserta didik
 
Pengembangan diri smp
Pengembangan diri smpPengembangan diri smp
Pengembangan diri smp
 
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasionalDesentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
Desentralisasi pengelolaan pendidikan nasional
 
Resume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikanResume proses perencanaan pendidikan
Resume proses perencanaan pendidikan
 
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di JepangSistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
Sistem Pendidikan Jarak Jauh di Jepang
 
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANGPOLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
POLA PENDIDIKAN NEGARA JEPANG
 
Paparan Dpjt
Paparan DpjtPaparan Dpjt
Paparan Dpjt
 
Peluang
PeluangPeluang
Peluang
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Kondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di IndonesiaKondisi pendidikan di Indonesia
Kondisi pendidikan di Indonesia
 
Proposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjanaProposal festival kampung sarjana
Proposal festival kampung sarjana
 
Filsafat perenialisme
Filsafat perenialismeFilsafat perenialisme
Filsafat perenialisme
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Power point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratisPower point landasan sekolah gratis
Power point landasan sekolah gratis
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 

Similar to Kondisi sistem pendidikan indonesia

Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
pidiani
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
pidiani
 
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSALaporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
apriliaelokaena
 
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM .docx
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM  .docxMATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM  .docx
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM .docx
teismkn2bekasi
 
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdfAnalisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
Zukét Printing
 
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docxAnalisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
Zukét Printing
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)novanisa febrina
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)novanisa febrina
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
AmalinaAzizah
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanasep mulyana
 
Pendidikan.docx
Pendidikan.docxPendidikan.docx
Pendidikan.docx
Zukét Printing
 
Pendidikan.pdf
Pendidikan.pdfPendidikan.pdf
Pendidikan.pdf
Zukét Printing
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
PPS Universitas Sriwijaya
 
Bab i
Bab iBab i
Pip permasalahan pendidikan
Pip permasalahan pendidikanPip permasalahan pendidikan
Pip permasalahan pendidikan
DwiAlfiani2000
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
Eko Pratiwiningsih
 
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
Anan Nur
 
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmmRapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
TriWidiatmoko1
 

Similar to Kondisi sistem pendidikan indonesia (20)

Tugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum PembelajaranTugas kurikulum Pembelajaran
Tugas kurikulum Pembelajaran
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
 
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSALaporan PPL PGMI FTK UINSA
Laporan PPL PGMI FTK UINSA
 
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM .docx
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM  .docxMATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM  .docx
MATERI ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM .docx
 
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdfAnalisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.pdf
 
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docxAnalisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
Analisis Mengenai Telaah Kurikulum K-13 Pada Jenjang Sekolah Dasar.docx
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
 
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)Nova nisa febrina (tugas eldarni)
Nova nisa febrina (tugas eldarni)
 
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikanMembangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
Membangun profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
 
Pendidikan.docx
Pendidikan.docxPendidikan.docx
Pendidikan.docx
 
Pendidikan.pdf
Pendidikan.pdfPendidikan.pdf
Pendidikan.pdf
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Dampak un
Dampak unDampak un
Dampak un
 
Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1Mulyati supervisi 1
Mulyati supervisi 1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pip permasalahan pendidikan
Pip permasalahan pendidikanPip permasalahan pendidikan
Pip permasalahan pendidikan
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
 
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmmRapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
Rapor Pendidikan.pdf_c(1).pdfbbbbbbbbmmm
 

More from Ady Setiawan

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Ady Setiawan
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Ady Setiawan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
Ady Setiawan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Ady Setiawan
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Ady Setiawan
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Ady Setiawan
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Ady Setiawan
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Ady Setiawan
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya Pendidikan
Ady Setiawan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
Ady Setiawan
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Ady Setiawan
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Ady Setiawan
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Ady Setiawan
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi Manajemen
Ady Setiawan
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Ady Setiawan
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
Ady Setiawan
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Ady Setiawan
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Ady Setiawan
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Ady Setiawan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Ady Setiawan
 

More from Ady Setiawan (20)

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya Pendidikan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi Manajemen
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 

Kondisi sistem pendidikan indonesia

  • 1. KONDISI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA Disusun Oleh: Ady Setiawan 111714043 Kelas 2011 A Dosen: Desi Nurhikmayanti, M.Pd. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. A. KONDISI SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA Melihat kondisi real yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia, kini kita sering menemukan berbagai macam celotehan pendapat-pendapat warga Negara yang begitu abstrak mengenai system pendidikan yang sedang dianut oleh Indonesia. Ujian Negara (UN), mungkin merupakan salah satu hal yang cukup disoroti banyak pihak, pelaksanaannya yang masih controversial dan semu dimata para guru dan wali murid. Sehingga memunculkan banyak gugatan tentang penghapusan UN yang selama ini menjadi momok serius bagi setiap siswa, untuk tidak diselenggarakan secara Nasional yang ditangani Kemendiknas. Namun standarisasi penilaian dan kelulusan siswa diserahkan sepenuhnya kepada guru yang bertindak sebagai ‘orang tua’ mereka dalam habitat sekolah. Satu hal menarik yang ingin penulis kupas mengenai controversial tentang UN ini, yang mana akan memiliki garis hubung dengan system pendidikan Indonesia sekarang dan beberapa tahun mendatang. Kami kembali ke masalah UN, mungkin tak salah bagi setiap dewan guru yang mengusulkan hal diatas, tak salah untuk mereka karena mereka tidak ingin anak didik mereka harus mendekam di sekolah karena belum lulus UN yang berarti satu tahun tertunda dari waktu normal karena tidak berhasil melewati ujian empat hari yang menentukan masa belajar mereka selama tiga tahun. Namun, dilain sisi kita harus mengamati kondisi lapangan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sebagian besar dari guru tersebut belum dapat meng-adil-kan pemberian nilai dalam raport jika harus diserahkan sepenuhnya tingkat kelulusan siswa. Banyak fakta mengatakan bahwa guru rela mengkatrol nilai-nilai siswanya demi meraih anggapan akan keberhasilan beliau dalam pendidikan dan pengajaran, atau agar siswa dapat memenuhi persyaratan mendapatkan beasiswa sehingga dapat menduduki bangku sekolah atau perguruan tinggi favorit, sedangkan hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pencapaian hasil belajar siswa tersebut. Dalam hal ini, dewan guru menurut penulis, tengah berada dalam posisi benar namun juga bisa salah. Benar karena ingin memberikan yang terbaik pada siswa-siswa dan tentunya wali murid. Namun juga salah, karena belum bertindak adil dengan kondisi nyata. Hal ini disebabkan antara dua hal, pertama karena kegagalan guru tersebut dalam pengajaran sehingga beliau melakukan hal tersebut, atau kedua, karena kurang tepatnya system pendidikan Indonesia yang dianut, yang memasok siswa dengan berbagai menu pelajaran yang begitu abstrak (pada tingkat dasar) sedangkan secara kondisi siswa belum dapat menampung karena banyaknya pelajaran dan tidak sesuai dengan waktu yang ditargetkan serta kurang sesuai dengan kebutuhan. Pada kesempatan kali ini, penulis lebih condong pada kekurangtepatan peletakan system pendidikan Indonesia pada saat ini, yang membuat seluruh elemen pendidikan membabi buta untuk mencapai target terbaik sekalipun tidak sesuai dengan lapangan. System memaksa siswa untuk menguasai sedemikian kompleksnya ilmu pengetahuan dengan segabrek mata pelajaran. Hal ini yang menurut penulis menjadi sebab utama ‘kenakalan’ siswa, menyontek saat ujian, membolos, tawuran dsb, karena mereka tidak sanggup dan merasa bosan dan jenuh dengan kesemuanya. Yang pada akhirnya, mereka tidak dapat meraih nilai baik, padahal sudah diadakaannya ujian susulan, bahkan bimbingan-bimbingan belajar exlusive selama masa-masa mendekati ujian. Setiap manusia dilahirkan dengan membawa karakteristik (kelebihan/kekurangan tersendiri), jadi kurang tepat jika ada yang berpendapat bahwa adanya manusia yang bodoh. Pada dasarnya tidak ada manusia yang bodoh, hanya mungkin belum tergalinya potensi anak tersebut,
  • 3. sehingga yang patut mengarahkan adalah orang tua ataupun guru untuk mendiagnosa kecenderungan anak dan segera menyalurkan potensi yang ada. Bukan maksud penulis untuk langsung mendidik anak-anak usia dasar pada tingkat pengkhususan penguasaan skill/potensi diri, namun hal ini diperuntukkan bagi anak-anak menjelang dewasa yang sudah harus mengetahuai dimana potensi mereka. Bagi anak usia sekolah dasar, tidak salah jika harus diberikan mata pelajaran abstrak layaknya sekarang, namun yang tidak penulis setujui, Mengapa sebegitu banyaknya mata pelajaran yang diberikan padahal mereka belum sanggup melaksanakannya. Jadi system pendidikan Indonesia menurut penulis, masih perlu diperiksa dan dievaluasi berdasar pada kondisi real agar pendidikan tidak berjalan dalam dunia semu namun dapat benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan dan penuh kejujuran. B. ARAH PENDIDIKAN NASIONAL Arah pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20/2003 tentang system Pendidikan Nasional adalah terwujudnya system pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan visi tersebut diatas, maka Kementrian Pendidikan Nasional berhasrat untuk tahun 2025 menghasilkan INSAN INDONESIA CERDAS dan kompetitif. Kemudian dikuatkan kembali dengan lahirnya UU. Pendidikan Nasional No. 31 Tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, sebagai bentuk penyempurnaan dari pembinaan anak bangsa. C. KEKUATAN DAN KELEMAHAN Pada artikel ini, penulis tidak ingin berpihak pada salah satu diantara dua kubu (pemerintah atau masyarakat), namun penulis akan mencoba untuk mengungkapkan isi hati mengenai kekuatan dan kelebihan dari system pendidikan yang tengah dilaksanakan. Karena pada dasarnya tidak ada suatu hal yang perfect, namun tetap saja ditemukan plot/titik kekurangan dan kelemahan. Akan tetapi, setelah kita tahu akan sebuah kekurangan, maka alangkah bijaknya jika kita dapat mengganti celah tersebut menjadi lebih sempurna. Beberapa kekuatan yang dapat kami simpulkan antara lain: a. Telah ditargetkannya pembenahan dan pembentukan karakter siswa b. Telah ditargetkan untuk penyiapan generasi yang selalu update dengan perkembangan zaman c. Penyiapan insane yang cerdas dan kompetitif, baik dalam kancah nasional, regional atau bahkan internasional d. Perencanaan pemerataan system untuk seluruh warga Negara. Dilain sisi, adapula beberapa kelemahan dari berbagai macam kekuatan system pendidikan Indonesia, antara lain: a. Target pemerataan yang tidak kondisional dengan lapangan, misalnya target persamaan ujian yang dilaksanakan di kota besar dengan daerah yang tertinggal b. Dengan semangat persiapan generasi yang update perkembangan zaman, membuat semakin banyak dan abstraknya pelajaran yang diberikan. Padahal, hal tersebut berefek negative pada diri siswa, karena
  • 4. menimbulkan rasa bosan dll, sehingga mendorong untuk bolos, mencontek saat ujian dan lain sebagainya. c. Pelaksanaan target pendidikan karakter, belum dimulai pada pencontohan karakter seorang guru kepada siswa. D. RENCANA SISDIKNAS Sebagai sebuah lembaga pemerintahan yang berkewajiban untuk membawa pendidikan ke arah yang lebih baik, maka pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk menuju target tersebut, diantaranya: a. Menyiapkan potensi Kepala Sekolah yang fleksibel, dengan melalui proses pembinaan dan pelatihan. Sehingga dapat mempersiapkan Kepala yang mampu menyusun, mengatur, melaksanakan, dan mengevaluasi visi dan misi dari sekolah yang mereka pimpin. b. Menyiapkan proses rekrutmen siswa yang lebih selektif, baik tes tulis maupun tes lisan. c. Menyiapkan dan memperbaharui proses rekrutmen tenaga pengajar yang lebih selektif . d. Membenahi alur administrasi setiap jenjang pendidikan, baik mengenai system informasi sarana dan prasarana, system keuangan, system informasi siswa, sistem informasi akademik, dll. E. SOLUSI Sebagai penutup dari artikel penulis kali ini, kami akan mencoba memberikan sedikit bayangan terang setelah mengkritik dan mengungkap berbagai macam kelemahan-kelemahan system pendidikan Indonesia saat ini. Karena sungguh tidak mulia, jika penulis hanya mencela tanpa memberikan bayangan solusi dari permasalahan yang ada. Maka dari itu, penulis akan mencoba menawarkan beberapa solusi, diantaranya: a. Pelaksaan target siswa yang berkarakter, harus dimulai pada diri pribadi seorang guru terlebih dahulu, yang setiap apa yang ia perbuat merupakan tuntunan dan didikan pada siswanya. b. Mata pelajaran (khususnya Sekolah Dasar) perlu diadakan pengevaluasian karena dipandang masih belum dapat ditaklukkan oleh siswa karena keanekaragaman yang begitu kompleks sedangkan tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan negative. c. Diadakannya pembinaan dan pelatihan pada setiap Kepala Sekolah agar lebih terarah, serta monitoring untuk mengevaluasi jalannya roda pendidikan d. Perlu kiranya pemerintah memasukkan mata pelajaran Agama (Islam, dll) dalam Ujian Negara, karena didalamnya diajarkan budi pekerti luhur yang dapat menyetir tingkah laku siswa. Sekalipun menurut informasi yang berkembang, telah akan diadakan pada UN tahun 2012 mendatang. e. Perlu ditanamkan dalam konsep pendidikan Indonesia bahwa keberhasilan pendidikan bukan dinilai dari hasil akhir, namun lebih berpacu pada proses yang dialami. Kesuksesan bukan dinilai dari keberhasilan seorang siswa yang berhasil masuk di sekolah atau Universitas ternama dengan nilai baik dan prestasi beasiswa, akan tetapi melalui proses penilaian yang kurang adil, karena ternyata nilai tersebut sengaja dibuat oleh Guru agar tampak berhasil dalam mengajar dan membanggakan sekolah. Namun, proses pembelajaran yang siswa lalui selama di sekolah merupakan hal yang lebih patut untuk dipertimbangkan.
  • 5. f. Pemerintah hendaknya menghilangkan rasa kekhawatiran dan ketidakpercayaan Guru atas hasil muridnya jika harus mengikuti UN secara murni tanpa kecurangan. Yakinkan mereka bahwa mereka bisa menyelesaikan ujian dengan mengeksplorasi kepampuan mereka tanpa harus tercampuri dengan keandilan para Bapak/Ibu guru. g. Perlu adanya pengakuan Pemerintah kepada Lembaga penyelenggara pendidikan nonformal, setelah memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu. Selanjutnya tetap diadakan monitoring kegiatan lembaga tersebut yang ditangani sebuah badan dibawah kemendiknas. Karena pada perkembangannya, mungkin akan dapat kita temukan bahwa pengkhususan pendidikan skill akan lebih dapat melahirkan tenaga professional daripada pendidikan umum secara global. Dalam tanda kutip, penulis tidak mengisyaratkan penghapusan formal, namun kami ingin mengarahkan bahwa pendidikan informal tidak dapat dipandang sebelah mata. Kesemuanya (pendidikan formal, informal dan nonformal) harus senantiasa saling berkesinambungan agar dapt saling melengkapi dalam setiap lini kehidupan. h. Pelaksanaan ketetapan tentang ketentuan-ketentuan pendidikan hendaknya disesuaikan dengan ketetapan yang telah disepakati bersama. Misalnya mengenai penilaian yang harus diambil melalui tiga aspek, yakni penilaian sikap (afektif), penilaian pengetahuan (kognitif), serta penilaian keterampilan (psikomotorik), ketiga aspek ini sering kali diabaikan pada lapangan yang tentunya bertentangan dengan ketetapan. Sesuai dengan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab V pasal 25. Demikian, beberapa solusi yang dapat kami paparkan. Kiranya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengevaluasian perencanaan system pendidikan Indonesia mendatang. Kemudian, Penulis meminta ma’af bilamana terdapat goresan pendapat yang kurang tepat dan belum sesuai menurut hemat para pakar dan ahli dalam ilmu perancanaan pendidikan Indonesia. Referensi: - http://www.kemendiknas.co.id - http://kumzcute.blogspot.com/2010/01/sistem-pendidikan-indonesia.html - Tim penyusun, Buku Panduan PKKMB UNESA 2011, Unesa University Press, 2011 @dhy collection