Makalah ini membahas tentang Standar Isi Kurikulum 2013. Secara garis besar membahas tentang pentingnya mengenal pelaksanaan Kurikulum 2013, sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013, karakteristik Kurikulum 2013, proses pembelajaran dan prinsip pengembangan Kurikulum 2013.
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
1. STANDAR ISI KURIKULUM 2013
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Telaah
Kurikulum Sekolah Menengah
Disusun oleh :
Jajang Nur’alim 152151129
Lilis Lisnawati 152151133
Dewi Agustina 152151160
Muhamad Ilham Zakaria 152151170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2016
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas
berkat, rahmat, serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam marilah kita panjatkan kepada junjunan kita yakni Nabi
Muhammad SAW, tidak lupa kepada para sahabat hingga kepada kita selaku
ummatnya.
Makalah ini berjudul “Standar Isi Kurikulum 2013”. Penulis
mengucapkan terima kasih atas makalah ini kepada Depi Ardian Nugraha, M.Pd
serta Dr. H. Ebih Abdul Rachim Arhasy, Drs., M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Telaah Kurikulum Sekolah Menengah yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Demikian makalah yang penulis selesaikan, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan. Baik bagi penulis, pembaca, maupun pihak lainnya.
Tasikmalaya, Maret 2016
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................
D. Manfaat Penulisan ................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................
A. MengenalPelaksanaanKurikulum 2013 ..............................................
B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013 .............................................
C. Karakteristik Kurikulum 2013 ............................................................
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013................................................
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 ............................................
F. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI....................................
G. Tahap Persiapan Pelaksanaan..............................................................
H. Kerangka Kerja Kurikulum 2013........................................................
I. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013 .......................................
J. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.......................
K. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ..................................
L. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013....................................
BAB III PENUTUP ..........................................................................................
A. Simpulan ...............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal
31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah
tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar, fungsi, dan tujuan
pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Pasal 3). Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan,
diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional
5. 2
tersebut telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Untuk memenuhi
kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia Tahun
2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada
Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia
menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus
memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata
pelajaran. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan
nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan
kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan,
keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik
kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga
kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap
dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-
aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik
kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar
Isi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
6. 3
32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah
kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan,
dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya,
tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan
peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya mengenal pelaksanaan Kurikulum 2013?
2. Bagaimana sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013?
3. Apa saja karakteristik Kurikulum 2013?
4. Bagaimana proses pembelajaran Kurikulum 2013?
5. Apa saja prinsip Pengembangan Kurikulum 2013?
6. Bagaimana implikasi Kurikulum 2013 bagi guru SD/MI?
7. Apa saja tahap persiapan Pelaksanaan Kurikulum 2013?
8. Bagaimana kerangka kerja Kurikulum 2013?
9. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013?
10. Apa saja konsep dasar pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
11. Apa saja metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
12. Apa saja model pembelajaran dalam Kurikulum?
13. Apa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pentingnya mengenal Kurikulum 2013
2. Mengetahui sistem evaluasi dalam Kurikulum 2013
3. Mengetahui karakteristik Kurikulum 2013
4. Mengetahui proses pembelajaran Kurikulum2013
D. Manfaat Penulisan
7. 4
1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan serta menambah wawasan
tentang Kurikulum 2013
2. Bagi pembaca, untuk lebih mengetahui karakteristik Kurikulum 2013
serta menambah wawasan akan Kurikulum 2013
8. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenal Pelaksanaan Kurikulum 2013
Hal mendasar dari kurikulum 2013, menurut Mulyoto adalah masalah
pendekatan pembelajarannya. Selama ini, pendekatan yang digunakan adalah
materi. Jadi materi di berikan pada anak didik sebanyak-banyaknya sehingga
mereka menguasai materi itu secara maksimal. Bahkan demi penguasaan
materi itu, drilling sudah diberikan sejak awal, jauh sebelum siswa
menghadapi ujian nasional. Dalam pembelajaran seperti ini, tujuan
pembelajaran yang dicapai lebih kepada aspek kognitif dengan aspek
psikomotrik dan afektif.
Ketiga aspek tersebut sebenarnya sudahmendapat penekanan pada
kurikulum kita selama ini. Pada saat pemberlakuan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) 2003, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (yang
dikenal dengan taksonomi Bloom tentang tujuan pendidikan), telah juga
menjadi kompetensi integral yang harus dicapai. Lalu pada saat
pemberlakuan Kurikulum 2006, melalui pendidikan karakter, aspek afektif
yang seolah dilupakan para praktisi pendidikan, digaungkan.
Tapi dalam dataran praksis, hanya aspek kognitif yang dikejar. Penyebabnya
adalah kurikulum tidak dikawal dengan kebijakan yang sinergis, tetapi malah
dijegal dengan kebijakan ujian nasional.
Soal-soal ujian nasional hanya menguji pencapaian aspek kognitif.
Pencapaian aspek psikomotorik dan afektif tidak bisa diukur dengan
menggunakan tes ini. Padahal tes ini adalah penentu kelulusan. Maka
pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berbasis materi tanpa
memedulikan penanaman keterampilan dan sikap.Pada kenyataannya, sejak
awal siswa-siswa telah dibiasakan menghadapi soal-soal model ujian
nasional. Pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar yang nanti akan
diujikan dalam ujian nasional. Bahkan ada pula guru yang menggunakan
soal-soal ujian nasioal yang telah diujukan pada tahun sebelumnya
9. 6
sebagai acuan dalam pembelajaran. Menjelang menghadapi ujian nasional,
guru memberikan pembelajaran ujian nasional pada siswanya. Apapun yang
tidak ada kaitannya dengan ujian nasional ditiadakan.
Berdasarkaan pengalaman selama ini, hal tersebut harus didukung
dengan kebijakan yang konsisten, yaitu sistem evaluasi yang mengukur
pencapaian kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif secara berimbang.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian nasional harus dihapuskan, sehingga
penentu kelulusan nantinya adalah transkrip nilai yang diperoleh dari nilai
rapor tiap semester. Karena nilai-nilai rapor sebagai hasil evaluasi
pembelajaran mengandung ketiga aspek secara menyeluruh, maka
pembelajaran juga akan diberikan secara menyeluruh dalam ketiga aspek itu.
Dengan dihapusnya ujian nasional, wewenang mengadakan evaluasi
kembali kepada guru sehingga lengkaplah kewenangan guru; menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
melaksanakan kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Sistem Evaluasi dalam Kurikulum 2013
Kesalahan fatal dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selama ini adalah
kemunculan kebijakan yang sejatinya tidak konsisten dengan kurikulum-
kurikulum tersebut. Kebijaksanaan yang dimaksud adalah pelaksanaan ujian
nasional dengan standar kelulusannya. Dimana siswa dikatakan berhasil jika
ia telah mampu menembus jaring ujian nasional. Sebuah sekolah dikatakan
bermutu apabila kelulusan siswanya 100% dan banyak siswanya yang
mendapatkan nilai 10. Bahkan untuk tujuan itu, kecurangan sistematis selalu
terjadi. Penanaman nilai moral seolah tak diperhatikan.
Oleh karena itu, jika nantinya Kurikulun 2013 diterapkan dan
ditujukan agar guru memperoleh ruang yang lebih leluasa untuk
mengembangkan potensi siswa secara seimbang dalam tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif. Kurikulum ini harus dikawal dengan
kebijakan yang sinergis. Dan akhirnya siswa dapat belajar dengan semangat,
10. 7
antusias, tidak bosan dan mampu menyerap nilai-nilai moral yang terkandung
secara tersitat dalam setiap materi.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut
dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di
kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang
untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
11. 8
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-
kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas,
sekolah, dan masyarakat.
Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat
yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran
terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas
kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler
wajib.Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam
kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang
tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
ketrampilan hidup.
Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:
1) Sekolah
2) Masyarakat
3) Alam
12. 9
Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai
unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran
karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran
untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum
sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus
dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya
di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang
pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam
rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar
12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta
didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum
didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi
yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata
pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas
13. 10
dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran,
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi
horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi
prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
4. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru SD/MI
Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1
sampai 3 di sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain :
1. Implikasi bagi guru
Kurikulum 2018 memerlukan guru PPKN yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih
kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh
mengigat harus mengintegrasikan pelajaran IPA dan IPS dalam
pembelajarannya.
2. Implikasi bagi siswa
a. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,
pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
b. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi
secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana, dan pemecahan masalah
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
a. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik
secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai
sarana dan prasarana belajar.
b. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik
yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
14. 11
c. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak.
d. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat
menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing
mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi
4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan
pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang
tersebut meliputi:
a. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang sedang
dilaksanakan
b. Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan
keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
c. Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di
tikar/karpet
d. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam
kelas maupun di luar kelas
e. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta
didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
f. Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga
memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.
5. Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi , maka dalam
pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan
dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran,
tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
15. 12
5. Tahap Persiapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi PPKN , perlu dilakukan
beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan
pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan
silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tahap Perencanaan :
1. Pemetaan Kompetensi Inti
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang
dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam
indikator
Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi
dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam
mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran
3) Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau
dapat diamati.
b. Menentukan tema
1) Cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
a) Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran,
dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.
b) Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat
keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat
16. 13
bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat
dan kebutuhan anak.
2) Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
a) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
b) Dari yang termudah menuju yang sulit
c) Dari yang sederhana menuju yang kompleks
d) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
e) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir
pada diri siswa
f) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan
siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya
3) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan
Indikator
a) Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema
sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
terbagi habis.
b) Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan
indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut
akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator
dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan
sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
c) Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen
silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.
4) Penyusunan Rencana Pembelajaran
17. 14
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini
merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana
pembelajaran tematik meliputi:
a) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan
dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan
yang dialokasikan).
b) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
c) Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi
pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi
dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan
pembukaan, inti dan penutup).
e) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian
kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai.
f) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan
digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta
tindak lanjut hasil penilaian).
Tahap Pelaksanaaan
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x
35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
18. 15
a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan.
Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman
anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan
yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan
menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim,
pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.
2. Kerangka Kerja Kurikulum 2013
Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram
Kerangka Kerja berikut:
1. Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan
masyarakat Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis
kesenjangan mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad
ke-21. Adanya tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian
internasional seperti APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil
dari analisis ini menunjukkan bahwa penguasaan soft skills perlu
19. 16
mendapatkan prioritas dalam pengembangkan kemampuan warganegara
untuk kehidupan masa depan.
2. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan
kurikulum. Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain
untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa
pendidikan (the heart of education) harus selalu dirancang untuk
mencapai kualitas peserta didik dan bangsa yang dirumuskan dalam
tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan nasional memberi arah
yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills yang berimbang
dengan penguasaan hard skills.
3. Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi
anak dan psikologi perkembangan, tahap-tahap perkembangan
kemampuan intelektual peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan
intelektual peserta didik dengan jenjang kemampuan kompetensi yang
perlu mereka kuasai. Analisis ini diperlukan agar kompetensi yang
dikembangkan dalam Kurikulum 2013 bersesuaian untuk menerapkan
prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa proses pembelajaran
dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk mencapai
kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum.
4. Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu
pengembangan Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan
Standar Kompetensi Lulusan yang sudah ada. Standar Kompetensi
Lulusan Baru di arahkan untuk lebih memberikan keseimbangan antara
aspek sikap dengan pengetahuan dan ketrampilan. Walau pun Standar
Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi berdasarkan pendekatan
pendidikan yang berstandar standar sebagaimana yang dinyatakan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan merupakan
sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan berdasarkan
standar maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan.
20. 17
5. Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang
menjadi dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2005 tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat
Kerangka dasar Kurikulum dan struktur kurikulum. Analisis terhadap
dokumen kurikulum tersebut menunjukkan bahwa desain kurikulum
dikembangkan atas dasar pengertian bahwa kurikulum adalah daftar
sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu mata pelajaran berdiri
sendiri dan tidak berinteraksi dengan mata pelajaran lainnya. Melalui
pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah yang cukup
prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten
berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan
untuk dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti
nilai, sikap dan ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan
desain kurikulum yang menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan
keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil
analisis tersebut maka dikembangkan desain baru yang memberikan
jaminan keutuhan kurikulum melalui keterkaitan vertikal dan horizontal
konten.
6. Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka
dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup
Kerangka Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang
dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar
bagi pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari
aspek intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang
diperlukan untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik,
sebagai anggota masyarakat dan bangsa yang produktif, dan memiliki
kemampuan berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan pribadi,
masyarakat, bangsa, dan ummat manusia. Kerangka yuridis kurikulum
adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari setiap upaya
pendidikan di Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan model
kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam ketetapan pada
21. 18
Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
ditetapkan antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum,
keseimbangan kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik
sebgai subjek dalam belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada
model pembelajaran sains, dan penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur
pengikat (organizing element) bagi KD mata pelajaran.
7. Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur
kurikulum. Struktur kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum
terdiri atas sejumlah mata pelajaran, pengelompokkannya, posisi mata
pelajaran, beban belajar mata pelajaran per minggu dan jumlah beban
belajar keseluruhan per minggu. Berdasarkan prinsip penyederhanaan
kurikulum maka jumlah mata pelajaran dikurangi tetapi jam belajar baik
untuk setiap mata pelajaran mau pun untuk keseluruhan ditambah.
Penambahan jam belajar adalah untuk memberikan waktu yang cukup
bagi peserta didik mengembangkan kompetensi ketrampilan dan sikap
melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.
8. Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya
dirumuskan Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari
berbagai Kompetensi Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin
terjadinya integrasi Kompetensi Dasar antarmata pelajaran dan
antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi Dasar melibatkan
pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para pakar
pendidikan.
9. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan
silabus. Pengembangan silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal
mengenai kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus
ditetapkan sebagai patokan minimal adalah indikator yang dikembangkan
dari Kompetensi Dasar dan kemudian diramu dalam Materi Pokok,
proses pembelajaran yang dikembangkan dari kegiatan observasi,
menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Keempat kemampuan ini
22. 19
dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik
dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar
sepanjang hayat. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru
dalam mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan
dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian
diterjemahkan dalam proses pembelajaran.
10. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan
buku panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang
dikembangkan dari KD sedangkan buku panduan guru terdiri atas
komponen konten yang terdapat dalam buku teks peserta didik dan
komponen petunjuk pembelajaran dan penilaian. Adanya buku teks
peerta didik dan guru adalah patokan yang memberikan jaminan kualitas
hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta didk.
3. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013
1. Kelebihan Kurikulum 2013
a. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan
kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
b. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta
pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
23. 20
c. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
d. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi
menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter
harus diintegrasikan kesemua program studi.
e. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak
desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi
kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
f. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas
yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan
hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena
rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
4. Konsep Dasar Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang
dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Menurut Gulo pembelajaran adalah untuk
menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
24. 21
didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimaksud lingkungan disini
adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya yang relefan dengan kegiatan belajar siswa. Biggs membagi
konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:
1. Pengertian kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk
menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan
hasil optimal.
2. Pengertian institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan efisien. Guru
harus selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam
aktivitas belajar yang efektif dan efisien. Kesimpulannya pembelajran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sitem lingkunagn dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan
hasil yang optimal.
5. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai
metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan
pembelajaran, antara lain:
1. Metode ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa melalui bahasa lisan baik
verbal maupun nonverbal.
2. Metode latihan
25. 22
Penyampaian materi melalui upaya penanaman kebiasaan-kebiasaan
tertentu sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara
optimal.
3. Metode tanya jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijwab
oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan
selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak
didik menjawab.
4. Metode karya wisata
Metode penyampaian materi dengan cara membawa langsung anak didik
ke objek diluar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat
mengamati atau mengalami secara langsung.
5. Metode demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau
suatu benda yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
6. Metode sosiodrama
Metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam
kehidupan sosial.
7. Metode bermain peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak
didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup
maupun mati. Metode ini mengembangkan penghayatan, tanggungjawab,
dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8. Metode diskusi
Metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada siswa dan siswa
diminta untuk memecahkan masalah secara kelompok.
9. Metode pemberian tugas dan resitasi
Merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa.
Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk
melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
26. 23
10. Metode eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk pencobaan.
11. Metode proyek
Membahas materi pembelajaran ditinjau dari sudut pandang lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan dalam metode pembelajaran adalah
disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternatif,
penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya
suatu metode dalam pembelajaran antara lain:
a. Tujuan pembelajaran
b. Tingkat kematangan anak didik
c. Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
6. Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sabagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusu yang tidak dimiliki
oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta tau
pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tuuan
pembelajran yang akan dicapai).
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kruteria sebagi
berikut :
1. Sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal :
a. Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik
yang kuat ?
27. 24
b. Apakah terdapat konsistensi internal ?
2. Praktis. Aspek kepraktisannya dapat dipenuhi jika :
a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan
dapat terapkan.
b. Kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut
dapat diterapkan.
3. Efektif. Parameter :
a. Ahli dan praktisi menyatakan bahwa model tersebut efektif.
b. Secara operasional, model tersebut memberikan hasil sesuai dengan
harapan.
Arends menyeleksi enam model pengajaran yang sering dan praktis
digunakan guru dalam mengajar, yaitu presensi, pengajaran langsung,
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah
dan diskusi kelas. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu
harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.[9]
7. Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran
2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013
diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu
mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013
mempunyai perbedaan dengan KTSP.
Berikut ini Persamaan dan Perbedaan Kurikulum KTSP dengan
Kurikulum 2013 di Tingkat SMA/MA:
1. Perbedaan
No. Kurikulum 2013 KTSP
1. SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) ditentukan terlebih
dahulu, melalui Permendikbud
No 54 Tahun 2013. Setelah itu
baru ditentukan Standar Isi,
Standar Isi ditentukan terlebih
dahulu melaui Permendiknas No
22 Tahun 2006. Setelah itu
ditentukan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) melalui
28. 25
yang bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan
dalam Permendikbud No 67,
68, 69, dan 70 Tahun 2013
Permendiknas No 23 Tahun 2006
2. Aspek kompetensi lulusan ada
keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Lebih menekankan pada aspek
pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-III
Jumlah jam pelajaran per
minggu lebih banyak dan
jumlah mata pelajaran lebih
sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak dibanding Kurikulum
2013
Proses pembelajaran setiap
tema di jenjang SD dan semua
mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu
standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari
Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi
TIK (Teknologi Informasi dan TIK sebagai mata pelajaran.
29. 26
Komunikasi) bukan sebagai
mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran
Standar penilaian
menggunakan penilaian
otentik, yaitu mengukur semua
kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
Penilaiannya lebih dominan pada
aspek pengetahuan
Pramuka merupakan
ekstrakurikuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai
kelas X untuk jenjang
SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
BK lebih menekankan
mengembangkan potensi siswa
BK lebih pada menyelesaikan
masalah siswa
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun
kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013
dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013
dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada
hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai
esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah
pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah
implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang
diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-
pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa
menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
2. Persamaan
30. 27
a. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013 sama-
sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan
ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa
yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
31. 28
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nomor 64 Tahun 2013, Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan
berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan
dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan
berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
tujuan kurikulum pada dasarnya terdiri dari sasaran, tujuan dan program
pendidikan yang objektif. Sasaran pada kurikulum 2013 dituangkan dalam
SKL, tujuan dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari SKL
terdiri KI dan KD, dan program pendidikan yang objektif dituangkan dalam
Standar Proses dan Standar Penilaian.
Menurut Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi,
Kompetensi Inti (KI) adalah Kompetensi yang bersifat generik yang
selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi
yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan
kurikulum. Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap
spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan
pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup
aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan
pendidikan nasional. Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik
terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikan: (1) sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) keterampilan, dan (4) pengetahuan.
32. 29
B. Saran
1. Sebagai calon guru hendaknya dapat mengetahui 8 standar nasional
pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam peraturan pemerintah No.
19 tahun 2005 yang dalah satunya adalah standar isi. Tujuannya untuk
peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk penembangan potensi
peserta didik.
2. Sebagai calon guru hendaknya mengetahui kerangka dasar standar isi,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
33. DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta:Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
http://arassh.wordpress.com/2013/03/22/inovasi-kurikulum-dan-pembelajaran/)
http://derilidzikri-pgsdipb.blogspot.com/2013/02/inovasi-kurikulum-2013.html
34. 1. Bagaimana mata pelajaran peminatan dan lintas minat di Sekolah
Menengah Kejuruan?
(Reghina Maresta 2015-D)
Jawab :
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik
dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata
pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Peminatan pada SMK/MAK memiliki tujuan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang Kejuruan,
program Kejuruan, dan paket Kejuruan.
Mata pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil, beban
belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman
minat.
Peminatan Kejuruan
Peminatan Kejuruan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan vokasional
peserta didik dengan orientasi penguasan kelompok mata pelajaran
kejuruan.
Lintas Minat adalah kelompok mata pelajaran yang diminati peserta
didik namun tidak termasuk pada kelompok mata pelajaran peminatan.
2. Perbedaan kompetensi inti sikap spiritual tingkat SD, SMP, SMA?
(Fahmi Miraj Nurhakim 2015-D)
Jawab :
Kompetensi inti sikap spiritual tingkat SD, SMP, SMA adalah sama yaitu
menghayati dan mengamalkan agama ajaran agama yang dianutnya.
3. Sebutkan perbedaan standar isi kurikulum KTSP dengan kurikulum
2013? (Putri Melati 2015-E)
Jawab :
35. 1) Pada kurikulum 2013 SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun
2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk
Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud
No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. Sedangkan KTSP Standar Isi
ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006.
Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui
Permendiknas No 23 Tahun 2006.
2) Pada kurikulum 2013 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan
soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan , Sedangkan KTSP lebih menekan
pada aspek pengetahuan.
3) Pada kurikulum 2013 di tingkatan SD tematik terpadu untuk kelas I-
VI , Sedangkan KTSP tingkatan SD tematik terpadunya untuk kelas
I-III
4) Pada kurikulum 2013 jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak
dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibandingkan KTSP .
5) Pada kurikulum 2013 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD
dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses
dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Sedangkan KTSP
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,
dan Konfirmasi .
6) Pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran . Sedangkan KTSP TIK sebagai mata pelajaran .
7) Pada kurikulum 2013 Standar penilaian menggunakan penilaian
otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Sedangkan KTSP
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan.
36. 8) Pada kurikulum 2013 pramuka menjadi ekstrakuler wajib ,
sedangkan KTSP pramuka bukan ekstrakulikuler wajib .
9) Pada kurikulum 2013 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk
jenjang SMA/MA , sedangkan KTSP penjurusan mulai kelas XI.
10) Pada kurikulum 2013 BK lebih menekan mengembangkan potensi
sswa sedangkan KTSP BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa .
11) Sekarang pada kurikulum 2013 diwajibkan mata pelajaran bermutan
local dan mulok menekankan pada aspek psikomotorik .
4. Tujuan pembelajaran matematika berdasarkan standar isi KTSP 2006 dan
kurikulum 2013? (Sendi Maulana Y 2015-E)
Jawab:
Berdasarkan KTSP 2013
Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah:
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan dan pola piker dalam kehidupan dan dunia selalu
berkembang, dan
Mempersipakn siswa meggunakan matematika dan pola piker
matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari
berbagai ilmu pengetahuan.
secara khusus tujuan kurikuler pengajaran matematika adalah
sebagai berikut:
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menerik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen,
menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ekonsisten.
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, mebuat predeksi serta
mencoba-coba.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
37. lisan, catatan ngrafik, peta, diagram dalam menjelaskan
gagasan.[6]
Berdasarkan kurikulum 2013
Penguasaan matematika melalui pembelajaran matematika sekolah
menengah
pertama menurut Depdiknas (dalam Wardhani, 2008) memiliki
tujuan
Memahami konsep matematika,
Mengembangkan penalaran matematis,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan kemampuan komnikasi matematis dan
mengembangkan sikap menghargai matematika.
Tujuan pembelajaran matematika ini dalam Kurikulum 2013
terangkum dalam 4 (empat) Kompetensi Inti yaitu Kompetensi Sikap
Spritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan. Kompetensi sikap spritual dalam
pembelajaran matematika dikembangkan melalui kompetensi dasar
menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi sikap sosial dikembangkan melalui kompetensi dasar:
Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada
matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar.
Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat
dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas
sehari-hari.
Selanjutnya kompetensi pengetahuan matematika yang minimal
harus dikuasai peserta didik tingkat SMP meliputi dasar-dasar
bilangan, aljabar, geometri, statistika dan peluang. Sedangkan
38. kompetensi keterampilan matematika meliputi antara lain
keterampilan menggunakan konsep matematika dalam pemecahan
masalah, mengumpulkan, mengolah, menginterpretasi dan
menyajikan data hasil pengamatan dan melakukan percobaan
menemukan peluang empirik.