Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di Kabupaten Komering Ilir, Sumatera Selatan menghadapi tantangan karena keterbatasan tenaga pengawas dan lokasi sekolah/madrasah yang tersebar jauh. Upaya yang dilakukan antara lain menambah dana untuk workshop PKG, pelatihan PKG bagi guru, dan meningkatkan pemahaman PKB melalui lembaga pelatihan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas profil SMK Negeri 1 Rawajitu Selatan sebagai sekolah pangkal dalam kegiatan on the job learning calon pengawas sekolah.
2) SMK tersebut memiliki 5 program keahlian dan 19 rombel dengan total siswa 485 orang yang diampu 39 orang guru.
3) Calon pengawas melakukan supervisi manajerial dan akademik di sekolah tersebut sebagai bagian dari
Laporan ini merangkum hasil kegiatan magang I yang dilaksanakan di SD Negeri 07 Kota Bengkulu selama dua minggu. Kegiatan magang meliputi observasi lingkungan sekolah, administrasi kelas, dan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di Kabupaten Komering Ilir, Sumatera Selatan menghadapi tantangan karena keterbatasan tenaga pengawas dan lokasi sekolah/madrasah yang tersebar jauh. Upaya yang dilakukan antara lain menambah dana untuk workshop PKG, pelatihan PKG bagi guru, dan meningkatkan pemahaman PKB melalui lembaga pelatihan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas profil SMK Negeri 1 Rawajitu Selatan sebagai sekolah pangkal dalam kegiatan on the job learning calon pengawas sekolah.
2) SMK tersebut memiliki 5 program keahlian dan 19 rombel dengan total siswa 485 orang yang diampu 39 orang guru.
3) Calon pengawas melakukan supervisi manajerial dan akademik di sekolah tersebut sebagai bagian dari
Laporan ini merangkum hasil kegiatan magang I yang dilaksanakan di SD Negeri 07 Kota Bengkulu selama dua minggu. Kegiatan magang meliputi observasi lingkungan sekolah, administrasi kelas, dan pengamatan proses pembelajaran di kelas.
Laporan mengenai pelaksanaan workshop penilaian kinerja guru dan pengembangan instrumen penilaian kinerja guru SMK produktif di Hotel Kaisar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja guru yang valid dan memperoleh masukan untuk perbaikan."
Laporan ini membahas pelaksanaan On The Job Learning (OJL) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar melalui pendampingan di KKG Mini di SD Negeri 18 Pematang Panjang. Laporan ini mendiskusikan tujuan, hasil yang diharapkan, pelaksanaan rencana tindak lanjut, supervisi guru junior, dan penyusunan perangkat pembelajaran. Laporan ini menyimpulkan bahwa kemampuan guru menyusun b
Modul ini membahas Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang bertujuan untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). EDS dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah dengan mengisi instrumen EDS. Hasil EDS digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Sekolah dan perencanaan investasi pendidikan.
Dokumen tersebut membahas konsep dan pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru serta menunjang pengembangan karir dan promosi guru."
Buku kerja ini bertujuan untuk membantu pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan dan peningkatan kompetensi guru melalui penyediaan pedoman dan contoh format kegiatan pengawasan.
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...RoHim MohaMad
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan ini membahas kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di SD Negeri Pondok Labu 11 dengan fokus pada bidang administrasi dan tata organisasi sekolah, meliputi manajemen administrasi, kepegawaian, program kemitraan, sarana prasarana, dan pembiayaan sekolah.
Buku pedoman ini membahas konsep dan pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK GURU) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai dasar pengembangan karir dan penentuan angka kredit. PK GURU dilakukan berdasarkan empat kompetensi yaitu pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu dan menggunakan berbagai perangkat penila
Dokumen tersebut merupakan Program/Rencana Kerja Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Merapi Selatan untuk tahun pelajaran 2014/2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang sekolah, visi, misi, tujuan, program kerja, dan rencana operasional sekolah untuk mencapai standar nasional pendidikan."
Dokumen tersebut merupakan revisi pedoman akademik SMA Muhammadiyah Wonosobo yang mencakup ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti persyaratan kehadiran, pelaksanaan ulangan dan ujian, kenaikan kelas, kelulusan, serta layanan bimbingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penggunaan model kooperatif dan media "Envi-Tech" dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar di SMP N 25 Surakarta.
2. Media "Envi-Tech" adalah kombinasi penggunaan lingkungan sekitar (Environment) dan teknologi (Technology) untuk memodelkan dan mempelajari bangun ruang.
3. Hasilnya menunjukkan siswa lebih antusias dan capaian bel
Laporan mengenai pelaksanaan workshop penilaian kinerja guru dan pengembangan instrumen penilaian kinerja guru SMK produktif di Hotel Kaisar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja guru yang valid dan memperoleh masukan untuk perbaikan."
Laporan ini membahas pelaksanaan On The Job Learning (OJL) untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar melalui pendampingan di KKG Mini di SD Negeri 18 Pematang Panjang. Laporan ini mendiskusikan tujuan, hasil yang diharapkan, pelaksanaan rencana tindak lanjut, supervisi guru junior, dan penyusunan perangkat pembelajaran. Laporan ini menyimpulkan bahwa kemampuan guru menyusun b
Modul ini membahas Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang bertujuan untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). EDS dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah dengan mengisi instrumen EDS. Hasil EDS digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Sekolah dan perencanaan investasi pendidikan.
Dokumen tersebut membahas konsep dan pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru serta menunjang pengembangan karir dan promosi guru."
Buku kerja ini bertujuan untuk membantu pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan dan peningkatan kompetensi guru melalui penyediaan pedoman dan contoh format kegiatan pengawasan.
Laporan kuliah kerja lapangan PGSD Unnes di SD N Pondok Labu 11 bidang Admini...RoHim MohaMad
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan ini membahas kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di SD Negeri Pondok Labu 11 dengan fokus pada bidang administrasi dan tata organisasi sekolah, meliputi manajemen administrasi, kepegawaian, program kemitraan, sarana prasarana, dan pembiayaan sekolah.
Buku pedoman ini membahas konsep dan pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK GURU) untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai dasar pengembangan karir dan penentuan angka kredit. PK GURU dilakukan berdasarkan empat kompetensi yaitu pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu dan menggunakan berbagai perangkat penila
Dokumen tersebut merupakan Program/Rencana Kerja Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Merapi Selatan untuk tahun pelajaran 2014/2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang sekolah, visi, misi, tujuan, program kerja, dan rencana operasional sekolah untuk mencapai standar nasional pendidikan."
Dokumen tersebut merupakan revisi pedoman akademik SMA Muhammadiyah Wonosobo yang mencakup ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran seperti persyaratan kehadiran, pelaksanaan ulangan dan ujian, kenaikan kelas, kelulusan, serta layanan bimbingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas penggunaan model kooperatif dan media "Envi-Tech" dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar di SMP N 25 Surakarta.
2. Media "Envi-Tech" adalah kombinasi penggunaan lingkungan sekitar (Environment) dan teknologi (Technology) untuk memodelkan dan mempelajari bangun ruang.
3. Hasilnya menunjukkan siswa lebih antusias dan capaian bel
Calon kepala sekolah melakukan kajian produksi dan jasa di tiga sekolah. Hasilnya menunjukkan ketiga sekolah memiliki potensi yang berbeda, seperti letak strategis dan pangsa pasar. Kegiatan produksi dan jasanya berupa kantin, koperasi, dan wartel. Kajian ini memberi saran untuk mengembangkan usaha jasa fotokopi atau warnet di dua sekolah dan mengembangkan usaha baru di sekolah ketiga.
Dokumen ini berisi foto-foto kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan RPP putaran kedua tentang jaring-jaring kubus dan balok, meliputi persiapan guru, diskusi siswa dalam kelompok, presentasi hasil diskusi, evaluasi, dan refleksi.
Dokumen ini berisi serangkaian foto kegiatan pembelajaran matematika putaran ketiga tentang prisma dan limas. Foto-foto tersebut meliputi kegiatan guru memberikan apersepsi, membagikan alat peraga dan LKS, diskusi kelompok siswa, presentasi hasil diskusi, tanggapan siswa terhadap presentasi, kesimpulan bersama, hasil karya siswa membuat jaring-jaring prisma dan limas, serta refleksi siswa.
Dokumen tersebut berisi soal-soal matematika dan penyelesaiannya. Soal-soal tersebut meliputi operasi hitung, sistem persamaan, geometri, dan statistika. Alternatif penyelesaian diberikan untuk setiap soal untuk membantu memahami proses penyelesaiannya.
Dokumen ini membahas pelaksanaan penelitian tindakan sekolah berupa supervisi akademik yang dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Surakarta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi dilakukan dalam dua siklus yang meliputi empat mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. Hasil supervisi menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran dari siklus pertama ke siklus kedua
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Mulyati, S.Pd., M.M meraih juara 1 Kepala SMP Berprestasi Tingkat Nasional 2014 dan memimpin SMPN 11 Surakarta dengan menerapkan keteladanan dan membuat media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut meskipun siswanya berasal dari keluarga kurang mampu.
Dokumen ini berisi foto-foto kegiatan pembelajaran matematika tentang bangun ruang sisi datar pada putaran pertama. Terdapat foto guru memperkenalkan diri, mengajukan apersepsi, siswa berdiskusi dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, mengerjakan evaluasi, dan merefleksikan hasil pembelajaran.
Barisan bilangan dan deret merupakan konsep penting dalam matematika. Dokumen ini memberikan contoh soal untuk menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep seperti operasi hitung, perbandingan, bilangan berpangkat, barisan bilangan, dan deret.
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiMulyati Rahman
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengertian pengukuran, penilaian, dan asesmen dalam pembelajaran matematika di mana pengukuran adalah proses pemberian angka, penilaian adalah proses menilai hasil belajar, dan asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa.
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) bertujuan untuk membantu guru baru beradaptasi dengan lingkungan kerja di sekolah serta mengembangkan kompetensi mengajarnya. PIGP dilaksanakan selama satu tahun oleh mentor dan kepala sekolah melalui observasi mengajar, bimbingan, dan evaluasi. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional guru baru.
Dokumen tersebut membahas tentang Program Sekolah Penggerak 2021 yang bertujuan untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yaitu menciptakan Pelajar Pancasila melalui peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah."
Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan peran guru dalam menghadapi perubahan tersebut. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain tantangan yang dihadapi guru akibat seringnya perubahan kurikulum, upaya peningkatan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, serta pentingnya profesionalisme guru dalam mengikuti perkembangan zaman.
1. Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan dampaknya terhadap guru. 2. Banyak perubahan kurikulum yang dilakukan tanpa evaluasi memadai sehingga menimbulkan kebosanan dan apatisme pada guru. 3. Diperlukan tradisi belajar yang tuntas dan pengembangan guru menjadi profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Kurikulum smp negeri 1 batang kuis buku 1 (1)Haris Kul
Dokumen tersebut merupakan lembar pengesahan kurikulum SMP Negeri 1 Batang Kuis untuk tahun pelajaran 2017/2018. Dokumen tersebut menjelaskan latar belakang penyusunan kurikulum sekolah tersebut berdasarkan kondisi geografis, sosial ekonomi masyarakat setempat, serta potensi dan karakteristik sekolah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan menetapkan kebijakan waktu yang ketat dan meningkatkan kapasitas guru; (2) Strategi yang digunakan meliputi peningkatan keterampilan mengajar guru, pemanfaatan sarana pembelajaran, dan kerja sama dengan masyarakat; (3) Kendala utama adalah kedisiplinan guru dan fas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan menetapkan kebijakan waktu yang ketat dan meningkatkan kapasitas guru; (2) Strategi yang digunakan meliputi peningkatan kapasitas mengajar guru, pemanfaatan sarana prasarana, dan supervisi rutin; (3) Kendala utama adalah kedisiplinan guru dan fasilitas sekolah.
RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Dokumen menjelaskan pentingnya perencanaan pembelajaran yang baik, komponen-komponen RPP, dan prinsip-prinsip penyusunan RPP agar proses pembelajaran berjalan efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program wajib bagi mahasiswa calon guru untuk mendapatkan pengalaman mengajar secara langsung di sekolah. PPL bertujuan membentuk mahasiswa menjadi guru yang profesional dengan memberikan pengalaman nyata di sekolah. PPL dilaksanakan selama 2 bulan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa melakukan observasi, mengajar, dan terlibat dalam kegiatan sekolah lainnya di bawah b
Dokumen tersebut membahasikan sistem penilaian pendidikan di Malaysia, terutamanya Penilaian Kendalian Sekolah Rendah (PKSR) dan Penilaian Berasaskan Sekolah (PBS). PKSR adalah penilaian formatif yang dilaksanakan oleh guru untuk menilai perkembangan murid secara menyeluruh. PBS pula merupakan penilaian baharu yang lebih holistik untuk menilai aspek kognitif, afektif dan psikomotor murid selaras den
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tiga intervensi utama yaitu penguatan SDM, pembelajaran baru yang berpusat pada siswa, dan digitalisasi proses pembelajaran.
Dokumen ini membahas upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembinaan pengawas sekolah. Kegiatan pembinaan mencakup sosialisasi evaluasi diri sekolah, penyusunan rencana kerja sekolah, pembelajaran PAIKEM, penelitian tindakan kelas, dan supervisi akademik. Langkah pembinaan dilakukan secara bertahap melalui sosialisasi, bimbingan, dan pendampingan di sekolah-sekolah
Dokumen tersebut merangkum latar belakang dan motivasi penulis mengikuti pemilihan kepala sekolah berprestasi, visi dan misi hidupnya sebagai kepala sekolah, serta prestasi yang pernah diraih seperti juara harapan dan juara umum di berbagai tingkatan mulai kota, provinsi, nasional hingga internasional dalam bidang pendidikan.
Dokumen tersebut membahas instrumen monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan sekolah SMP Negeri 11 Surakarta. Terdiri dari enam bagian utama yaitu perencanaan manajemen keuangan, kiat penggalian dana, ragam penggunaan anggaran, pembukuan keuangan, pengawasan penggunaan keuangan, dan proses pelaporan serta pertanggungjawaban keuangan sekolah.
Bab ini membahas rencana tindakan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui optimalisasi peran kepala sekolah dalam supervisi akademik. Kepala sekolah perlu memberdayakan guru dalam persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat terpelihara dan ditinjaukan. Dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diharapkan hasil belaj
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai profil tiga sekolah magang yaitu SMP Negeri 25 Surakarta, SMP Negeri 24 Surakarta, dan SMP Negeri 2 Surakarta. Informasi yang diberikan meliputi nama sekolah, kepala sekolah, alamat, luas tanah dan bangunan, jumlah siswa, fasilitas sekolah seperti ruang kelas dan laboratorium, serta data tenaga pendidik dan tata usaha.
Laporan kegiatan on the job learning (OJL) calon kepala sekolah LPPKS Surakarta tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Kajian dilakukan di tiga sekolah dan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan sudah tersedia namun perlu pengadaan tambahan terutama media pembelajaran dan laboratorium. Proses pengelolaan sarana dan prasarana seperti perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan inventarisasi sudah ber
7a. atik instrumen kajian sarana dan prasaranaMulyati Rahman
Dokumen tersebut merupakan laporan kajian sarana dan prasarana SMP Negeri 25 Surakarta yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan sarana prasarana sekolah. Kajian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan dan kondisi sarana prasarana sekolah.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan satu pilar pokok pembangunan
dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu akan menghasilkan
sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan kompetetitif sesuai dengan visi
Kementrian Pendidikan Nasional 2025. Untuk mewujudkan visi tersebut
diperlukan upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan dari
semua pihak. Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional. Salah satunya dengan membuat berbagai langkah
seperti yang dirumuskan berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20 Tahun 2003.
Pada USPN telah dirumuskan bahwa tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. USPN juga menegaskan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Sebagai realisasi upaya peningkatan mutu pendidikan pemerintah telah
menetapkan peraturan pemerintah (PP) 19 Tahun 2005 yaitu tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP). SNP ini sangat diperlukan karena akan menjadi
acuan dasar (benchmark) oleh setiap penyelenggara dan satuan pendidikan
1
2. yang antara lain, meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan. Acuan dasar tersebut merupakan standar
nasional pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
PP No 19 Tahun 2005 tentang SNP menegaskan bahwa Standar
Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Indonesia yang berfungsi sebagai dasar bagi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan pada setiap satuan
pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. SNP berisi
ketentuan tentang delapan standar yang dicita-citakan dapat terwujud di
semua satuan pendidikan pada kurun waktu tertentu, meliputi Standar Isi,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Mengingat bahwa kondisi satuan pendidikan pada saat ini masih sangat
beragam, dan sebagian kualitasnya masih berada di bawah SNP, maka perlu
dicari strategi untuk mencapai SNP secara bertahap dengan menetapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) melalaui Permendiknas Nomor 15 Tahun
2010 yang merupakan tingkat pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap satuan pendidikan. Apabila SPM pendidikan telah tercapai maka indikator
tingkat (mutu) layanan akan dinaikkan dari waktu ke waktu, hingga pada
akhirnya mencapai tingkatan yang ditetapkan dalam SNP. Oleh karena itu SPM
pendidikan dapat diartikan sebagai strategi untuk mencapai SNP secara
bertahap dan merupakan sasaran antara untuk menuju pemenuhan SNP.
2
3. Sehubungan dengan hal tersebut, kepala sekolah mempunyai peran
yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah telah menetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi
kompetensi yang perlu dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kepribadian, Manajerial,
Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Salah satu kompetensi yang sangat
berperan langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah dimensi
kompetensi supervisi. Dengan kompetensi itu dapat menunaikan kewajiban
menumbuhkan motivasi diri serta menguasai prinsip-prinsip supervisi sehingga
memiliki tingkat kesiapan yang baik sebagai insan pembina sekolah. Melalui
kompetensi ini kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran yang berkualitas.
Kepala Sekolah merupakan pembina guru dalam pengelolaan mutu
pendidikan, meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Secara akademis kepala sekolah dapat
membimbing guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan melakukan
penjaminan mutu KTSP, mengarahkan pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran, meningakatkan kinerja dalam mengevaluasi
pembelajaran sehingga dapat menghasilkan standar lulusan yang bermutu.
Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian dan adanya pengawasan
oleh kepala sekolah.
3
4. Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pendidikan Indonesia
terutama proses pembelajaran di kelas saat ini seolah-olah masih merupakan
otoritas sepenuhnya pada guru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli,
memperhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru di hadapan
peserta didiknya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah
merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (siswa).
Apabila ada pengawas, kepala sekolah, atau sesama guru yang ingin tahu
bagaimana seorang guru mengajar, hal ini sering dianggap tabu dan dikatakan
tidak percaya pada guru. Kondisi tersebut sering dipengaruhi oleh budaya
tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-sekolah selama ini. Oleh karena
itu walau pun kepala sekolah dan pengawas (supervisor) memiliki kewenangan
untuk monitoring dan menilai kinerja guru dalam pembelajaran, namun selama
ini kurang maksimal dilakukan.
Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran
yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bahkan
hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah. Kondisi demikian tentu
tidak mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan, yang ruhnya terletak
pada interaksi antara guru dan siswa di kelas. Akuntabilitas guru menjadi
rendah, dan hanya terfokus pada bagaimana membuat siswa dapat
mengerjakan soal-soal ujian. Pada mata pelajaran tertentu yang tidak termasuk
materi ujian nasional, bahkan dikesankan lebih santai lagi. Pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna bagi kehidupan siswa, masih
jauh dari harapan.
4
5. Akiibat kondisi semacam itu permasalahan rendahnya kualitas
pembelajaran di kelas tidak kunjung usai. Kualitas pembelajaran di kelas sering
bersumber dari beberapa hal pokok berikut: ketidaklengkapan administrasi
pembelajaran guru (pengembangan silabus, RPP, dan administrasi penilaian)
rendahnya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), rendahnya kemampuan dan motivasi
guru meningkatkan pengetahuannya.
Banyak guru masih menggunakan Silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) hasil copy paste. Hanya beberapa guru yang
mengembangkan silabus dan menyusun RPP sendiri. Administrasi penilaian
masih lemah dalam hal teknik dan instrumen penilaian, kisi-kisi dan analisis
butir soal, serta program remidial dan pengayaan. Daftar nilai masih sebatas
nilai tugas dan ulangan harian dalam bentuk kognitif. Lembar penilaian afektif
(pengamatan) dan psikomotor juga belum nampak. Penentuan KKM belum
mempertimbangkan berbagai aspek. Banyak guru belum paham
komponen/dasar penentuan kriteria ketuntasan minimal (KKM) meski sudah
mempunyai daftar KKM.
Rendahnya kemampuan guru melakukan pembeljaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot (PAIKEM GEMBROT)
juga masih jauh panggang dari api. Dari hasil pengamatan, observasi dan
diskusi beberapa guru antara lain: banyak guru-guru mengajar masih
menggunakan pola lama dengan mendominasi kelas dengan ceramah, belum
menerapkan pembelajaran inovatif seperti memanfaatkan model-model
pembelajaran kooperatif, CTL atau lainnya.
5
6. Guru yang sudah secara sadar membawakan pembelajarannya inovatif
merasa kekurangan waktu, karena proses persiapannya terlalu lama dan siswa
juga cenderung lambat dalam hal mengubah posisi tempat duduk. Guru juga
kurang mengeksplorasi siswa untuk mengembangkan keterampilan kooperatif
dan berkolaborasi (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), meski di dalam RPP
dicantumkan guru jarang yang benar-benar menerapkannya di kelas. Guru
belum sepenuhnya memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran, meski
dari penelusuran RPP yang dibuat memang ada ada rencana guru
memanfaatkan sumber-sumber belajar dan media yang beragam.
Adanya pemahaman yang keliru bahwa pemanfaatan multimedia
pembelajaran semata-mata menggunakan teknologi canggih (komputer)
padahal untuk beberapa mata pelajaran tertentu justru pemanfaatan lingkungan
bisa lebih mengembangkan daya pikir dan nalar siswa, karena siswa
berinteraksi langsung dengan sumber belajar (alam takambang). Selain itu guru
yang telah memanfaatkan multimedia (komputer) hanya sebatas memindahkan
papan tulis dengan menayangkannya dalam bentuk power poin sehingga justru
mematikan kreatifitas siswa (pembisuan siswa) karena siswa hanya melihat,
tidak melakukan aktifitas apapun. Jika berlarut-larut ini akan membuat siswa
cepat bosan.
Beberapa kondisi secara umum di atas juga terjadi di SMP 11
Surakarta, apalagi selama ini guru jarang dipantau lewat program supervisi.
Padahal idealnya, menurut Permendiknas Nomor 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, kepala sekolah melakukan
supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam
setiap semester.
6
7. Dalam kondisi demikian, maka peran kepala sekolah sebagai pembina
guru sangat diharapkan. Kepala sekolah harus berfungsi sebagai kontrol
kualitas dalam proses pendidikan, khususnya pembelajaran/bimbingan.
Kualitas tidak hanya pada dimensi ketercapaian target materi dan nilai ulangan
siswa, namun juga kebermaknaan proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Demi mendukung peran kepala sekolah/madrasah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah/madrasah maka dibutuhkan kepala sekolah yang
mempunyai kompetensi kuat dalam kontrol kualitas pembelajaran yang
dilakukan guru. Oleh karena itu kompetensi supervisi kepala sekolah sangat
diperlukan dalam mewujudkan kualitas pembelajaran.
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini
sebagai tindak lanjut dari kegiatan On the Job Learning (OJL) Diklat Peningkatan
Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah tahun 2012, maka kepala sekolah
berusaha melakukan upaya awal dengan malakukan kajian berupa pelaksanaan
Supervisi Akademik sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
SMP Negeri 11 Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dasar pemikiran di atas, maka pada kesempatan ini maka
kepala sekolah berusaha melakukan upaya awal dengan melakukan kajian
berupa pelaksanaan Supervisi Akademik. Oleh karena itu rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah Supervisi Akademik dapat meningkatkan Upaya Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran di SMP Negeri 11 Surakarta.
7
8. C. Tujuan
Kegiatan supervisi akademik ini bertujuan:
1. Meningkatkan kompetensi supervisi akademik kepala sekolah yang meliputi:
konsep supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,
membuat rencana program supervisi akademik dengan pendekatan dan
teknik supervsi yang tepat, dan melaksanakan tindak lanjut supervisi
akademik.
2. Memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan
pengalaman dan pembelajaran melalui praktik supervisi akademik dengan
paradigma, pendekatan dan teknik-teknik yang telah diperoleh selama
kegiatan diklat In Service Learning.
3. Meningkatkan kepekaan kepala sekolah terhadap pengelolaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat
menumbuhkembangkan keterampilan guru mengelola proses pembelajaran
yang inovatif, kreatif, pemecahan masalah, dan menumbuhkan naluri
kewirausahaan.
4. Membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
memahami kegiatan akademik, kegiatan pembelajaran di kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan
kemampuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugas mengajarnya, pengembangan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh
(komitmen) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
,
8
9. D. Manfaat
Manfaat kegiatan supervisi akademik adalah:
1. Bagi Kepala sekolah:
a. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam
mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
b. Sebagai upaya kepala sekolah untuk lebih mendekatkan hubungan kepala
sekolah dengan guru sehingga terjalin hubungan yang harmonis melalui
supervisi akademik dan supervisi klinis sehingga guru mampu
mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Bagi guru:
a. Membantu guru dalam meningkatkan kompetensinya khusunya dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
pembelajaran.
b. Sebagai wahana peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan
sumber belajar, alat bantu, dan media pembelajaran yang kreati dan
inovatif, sehingga proses pembelajaran dapat efektif.
c. Sebagai upaya meningkatkan komitmen terhadap tugas dan fungsinya
serta pengembangan karakter pribadi lainnya.
3. Bagi Sekolah:
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah .
b. Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru.
9
10. c. Sebagai kontrol kualitas atau penjaminan mutu pembelajaran
4. Bagi Siswa:
a. Sebagai jaminan mendapatkan pelayanan pembelajaran yang optimal
b. Sebagai upaya membina perilaku belajar siswa yang lebih baik.
10