SlideShare a Scribd company logo
A. Pengertian Justifikasi
Justifikasi adalah alasan kenapa seseorang memiliki suatu keyakinan, sebuah
penjelasan mengenai kenapa sebuah keyakinan adalah benar, atau bagaimana
seseorang tahu apa yang diketahuinya benar. Pembenaran juga berarti melakukan
pertanggung jawaban rasional atas klaim kebenaran kepercayaan atau pendapat yang
dipegang.
Banyak hal yang bisa dijustifikasi, diantaranya: keyakinan, tindakan, emosi,
klaim, aturan, teori-teori dan lain-lain. Secara epistemologi justifikasi mengacu pada
keyakinan. Hal ini disebabkan pengaruh dari suatu definisi pengetahuan yang
mengatakan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar yang dijustifikasi,
yang sering kali di asosiasikan dengan sebuah teori yang didiskusikan oleh socrates
dalam dialog nya “Theaetetus”. Secara umum, teori-teori justifikasi berfokus kepada
penjustifikasian terhadap setatemen atau proposisi (Sudarminta, 2002).
Pada teori paling awal mengenai pengetahuan bahwa pengetahuan adalah
“justified true belief” atau bisa diterjemahkan secara bebas kepercayaan yang benar
dan terjustifikasi yang di promosikan oleh Plato yang mana teori ini kemudian
mendapat kritik dari Gettier pada tahun 1963. Pengertian yang diusung oleh plato
masih dianggap bukanlah suatu pengetahuan, sebagaimana ditulis oleh Keith Lehrer
bahwa syarat-syarat ini masih belum cukup, dan perlu diadakan penambahan kriteria
karena penjelasan tersebut masih irasional.
Contoh kasus yang diutarakan oleh Edmund Gettier (1963) adalah diantaranya
sebagai berikut. Contoh kasus 1 : Smith mengajukan lamaran kerja, tetapi dia
menjustifikasi yakin bahwa Jon lah yang akan mendapatkan pekerjaan. Smith juga
yakin bahwa Jon memiliki 10 coin di saku nya. Kemudian smith membuat
kesimpulan bahwa orang yang akan mendapatkan pekerjaan memiliki 10 koin
disakunya. Pada kenyataannya, Jon tidak mendapat pekerjaan. Akan tetapi, justru
Smith yang mendapatkan pekerjaan. Namun ternyata Smith juga memiliki 10 koin di
sakunya. Jadi kepercayaan Smith bahwa orang yang mendapat pekerjaan adalah
orang yang memiliki 10 koin disakunya terjustifikasi dan benar. Akan tetapi bukanlah
suatu pengetahuan (Lehrer, 1969).
B. Teori-teori Justifikasi
1. Fondasionalisme
Fondasionalisme adalah teori pembenaran yang menyatakan bahwa suatu klaim
kebenaran pengetahuan untuk dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu
didasarkan atas suatu fondasi atau basis yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya,
tak dapat diragukan kebenarannya dan tak memerlukan koreksi lebih lanjut.
2. Koherentisme
Menurut teori ini, semua kepercayaan mempunyai kedudukan empirik yang
sama, sehingga tidak perlu ada pembedaan antar kepercayaan dasar dan kepercayaan
simpulan sebagaimana dibuat fondasionalisme. Jadi suatu kepercayaan dengan
sendirinya bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya kalau kepercayaan itu koheren
atau konsisten dengan keseluruhan sistem kepercayaan yang selama ini diterima
kebenarannya (Sudarminta, 2002).
3. Internalisme.
Internalisme adalah pandangan bahwa orang selalu dapat menentukan dengan
melakukan introspeksi diri apakah kepercayaan atau pendapatnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara rasional atau tidak. Motivasi yang
mendorong orang untuk menganut aliran internalisme adalah bahwa manusia sebagai
makhluk rasional secara prima facie mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan secara apa yang ia percayai atau apa yang menjadi
pendapatnya.
4. Eksternalisme.
Berlawanan dengan para internalis, kaum eksternalis lebih menekankan proses
penyebaban dari faktor-faktor eksternal seperti dapat diandalkan tidaknya proses
pemerolehan pengetahuan yang terjadi, berfungsi tidaknya secara normal dan
semestinya sarana-sarana wajar kita untuk mengetahui. Demikian juga lingkungan,
sejarah dan konteks sosial yang mempengaruhi proses pemerolehan pengetahuan
menjadi bagian dari faktor penentu dibenarkan tidaknya suatu kepercayaan atau
pendapat (Sudarminta, 2002).
C. Justifikasi Epistemik
Pertama, sebuah pengetahuan membutuhkan justifikasi epistemik, meskipun
begitu disana ada juga justifikasi-justifikasi yang tidak epistemik. Sebagai contoh
ketika seorang pemukul bola kasti kemungkinan besar bisa memukul bola jika dia
yakin bahwa dia bisa memukul bola. Tentu saja dia mungkin saja tidak berhasil
memukul bola, akan tetapi memiliki keyakinan semacam ini akan berdampak baik
bagi sang pemukul tersebut. Dengan begitu bisa disebut hal itu adalah justifikasi
praktis atas keyakinannya meskipun hal ini tidak bisa disebut justifikasi epistemic
(Lemos, 2012).
Epistemik sendiri dari bahasa yunani episteme yang berarti “pengetahuan,
pemahaman”. Yang mana menurut plato bahwa pengetahuan adalah sebuah
kepercayaan yang benar yang dapat dijelaskan dengan baik. Menurut teori bahwa
pengetahuan adalah sebuah kepercayaan yang benar dan terjustifikasi, bahwa
seseorang agar tahu bahwa proposisi itu benar maka seseorang tidak hanya harus
percaya bahwa proposisi-proposisinya benar, akan tetapi dia juga harus memiliki
alasan-alasan yang kuat untuk keyakinannya itu.
Ketika seseorang mengalami sakit dan yang sangat membahayakan, yang mana
banyak orang meninggal karena penyakit ini. Meskipun bukti bahwa orang-orang
tidak bisa sembuh dari penyakit semacam ini, akan tetapi sebuah keyakinan bahwa
orang ini bisa sembuh adalah suatu hal positif yang bisa meningkatkan kesempatan
orang itu. Dalam hal semacam ini orang ini memiliki justifikasi kehati-hatian atau
moral yang menyebabkannya memiliki keyakinan bahwa dia akan sembuh meskipun
tidak ada justifikasi epistemik mengenai hal itu.
Tidak seperti justifikasi moral dan kehati-hatian, justifikasi epistemik memiliki
ikatan yang erat dengan jalan menuju kebenaran. Meskipun susah untuk digambarkan
bagaimana jalan yang seperti apakah yang bisa menghubungkan kepada kebenaran.
Mungkin secara mendasar bisa dikatakan bahwa justifikasi epistemik mencapai suatu
kebenaran dengan cara yang sama sekali berbeda dengan cara-cara justifikasi moral
dan kehati-hatian. Dengan kata lain ketika seseorang menjustifikasi sebuah
kepercayaan atas suatu proposisi maka kepercayaan seseorang itu bisa dikatakan
benar.
Kedua, sebuah proposisi bisa saja benar akan tetapi tidak di justifikasi. Sebuah
contoh bahwa (i) jumlah bintang-bintang dilangit itu selalu sama, dan (ii) jumlah
bintang dilangit itu tidak sama. Kedua hal ini (i) dan (ii) adalah sama-sama benar,
akan tetapi kita tidak bisa menjustifikasi nya. Karena kita tidak memiliki bukti akan
hal itu.
Ketiga, sebuah kebenaran bisa saja dijustifikasi akan tetapi tidak benar.
Misalnya anda menjustifikasi bahwa sekarang adalah tengah hari (noon), anda
menjustifikasi seperti ini karena anda melihat jam tangan dan jam itu menunjukkan
bahwa sekarang adalah tengah hari. Akan tetapi tanpa anda ketahui bahwa jam anda
berhenti saat tengah hari, dan kenyataannya sekarang adalah jam 12:30. Sebuah
contoh lain A yakin bahwa dia melihat seeorang yang didepan kelas adalah Lisa. A
menjustifikasi begitu karena dia melihat seseorang yang dia lihat itu persis, berbaju
dan bertingkah laku seperti Lisa. Tanpa dia ketahui bahwa Lisa memiliki saudari
kembar identik dan yang dilihat si A bukanlah Lisa. Jadi keyakinannya salah, akan
tetapi terjustifikasi.
Keempat, justifikasi itu relatif. Karena suatu proposisi bisa di justifikasikan
pada seseorang akan tetapi tidak bisa kepada orang lain. Contoh, A adalah seorang
pencuri, dan proposisi bahwa A adalah pencuri mungkin dijustifikasikan hanya
kepada A, dan tidak kepada yang lain. Lebih jauh lagi bahwa suatu proposisi bisa
dijustifikasikan pada seseorang, pada suatu waktu akan tetapi tidak pada waktu yang
lain. Contoh : teman-teman A menjustifikasi kepercayaan mereka bahwa A bukan
pencuri, akan tetapi setelah dipelajari dan dilihat bukti-bukti lebih lanjut kini mereka
memiliki justifikasi keyakinan bahwa A adalah pencuri.
Kelima, justifikasi epistemik memiliki tingkatan. Sebuah justifikasi muncul
pada tingkatan yang pasti atau maksimal, atas sebuah proposisi yang di justifikasi,
dan masuk akal. Sebuah proposisi bahwa 2=2, bahwa saya berpikir, bahwa saya ada,
adalah hal yang pasti. Sebaliknya sebuah proposisi bahwa saya masih hidup tiga
bulan lagi adalah sesuatu yang tidak pasti atau tidak maksimal terjustifikasi bagi saya.
Hal itu bukan suatu keyakinan yang pasti karena proposisi bahwa saya hidup
sekarang lebih terjustifikasi bagi saya dari pada hal tadi (Pollock, 2003).
DAFTAR PUTAKA
Artemov, Sergei. 2008. The Logic of Justification, the Review of Symbolic Logic.
Vol: 1 (4)
Gettier, E., 1963. Is Justified True Belief Knowledge? Analysis. Vol: 23
Lehler, K., & Thomas, P. 1969. The Journal of Philosophy. Vol: 66 (8)
Lemos, Noah. 2012. An Introduction to the Theory of Knowledge. Inggris:
Cambridge university press
Pollock, John L., & Joseph, Cruz. 2003. Contemporary Theories of Knowledge.
Arizona: Rowman & Littlefield
Sudarminta, J. 2002. Epistemologi Dasar. Yogyakarta: Kanisius

More Related Content

What's hot

Ekonomi dualistik pptx
Ekonomi dualistik pptxEkonomi dualistik pptx
Ekonomi dualistik pptx
Imam Wicaksono
 
Metodologi penelitian nova
Metodologi penelitian novaMetodologi penelitian nova
Metodologi penelitian nova
Nova Purba
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Frey Krasic
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
Ady Setiawan
 

What's hot (20)

Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
 
Ekonomi dualistik pptx
Ekonomi dualistik pptxEkonomi dualistik pptx
Ekonomi dualistik pptx
 
KARATERISTIK DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
KARATERISTIK DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARANKARATERISTIK DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
KARATERISTIK DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
 
Makalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomiMakalah pertumbuhan ekonomi
Makalah pertumbuhan ekonomi
 
Penelitian Kuantitatif
Penelitian KuantitatifPenelitian Kuantitatif
Penelitian Kuantitatif
 
Power Point Skripsi Ari Puspita Rahayu
Power Point Skripsi Ari Puspita RahayuPower Point Skripsi Ari Puspita Rahayu
Power Point Skripsi Ari Puspita Rahayu
 
Metodologi penelitian nova
Metodologi penelitian novaMetodologi penelitian nova
Metodologi penelitian nova
 
Tugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkompTugas makalah UAS evakinkomp
Tugas makalah UAS evakinkomp
 
permasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikropermasalahan makro dan permasalahan mikro
permasalahan makro dan permasalahan mikro
 
Observasi sekolah kelompok 6
Observasi sekolah kelompok 6Observasi sekolah kelompok 6
Observasi sekolah kelompok 6
 
Psikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif MemoryPsikologi Kognitif Memory
Psikologi Kognitif Memory
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
366858151 rpp-indeks-harga-dan-inflasi
366858151 rpp-indeks-harga-dan-inflasi366858151 rpp-indeks-harga-dan-inflasi
366858151 rpp-indeks-harga-dan-inflasi
 
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan FuturistikKB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
KB 2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Holistik, Kontekstual, dan Futuristik
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
 
Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasaPerkembangan bahasa
Perkembangan bahasa
 
Alat pembelajaran
Alat pembelajaranAlat pembelajaran
Alat pembelajaran
 
P6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitianP6 variabel dan paradigma penelitian
P6 variabel dan paradigma penelitian
 
Perkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesiaPerkembangan pendidikan indonesia
Perkembangan pendidikan indonesia
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 

Similar to Klp 4 justifikasi dan teori justifikasi

Ppt filsafat realisme
Ppt filsafat realismePpt filsafat realisme
Ppt filsafat realisme
Pamela Natasa
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Intan El-Durroty
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
Hidayahilya
 
Rmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori wordRmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori word
setyapande
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Susi Yanti
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
Cindar Tyas
 

Similar to Klp 4 justifikasi dan teori justifikasi (20)

Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas sRangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
 
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
 
Tugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitianTugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitian
 
Ppt filsafat realisme
Ppt filsafat realismePpt filsafat realisme
Ppt filsafat realisme
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
 
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab kebenaran - Kel 9
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Rmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori wordRmk filsafat ilmu a priori word
Rmk filsafat ilmu a priori word
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
Kelompok 1_Filsafat Ilmu.pdf
Kelompok 1_Filsafat Ilmu.pdfKelompok 1_Filsafat Ilmu.pdf
Kelompok 1_Filsafat Ilmu.pdf
 
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: EpistemologiFilsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
Filsafat Ilmu dan Pendekatan Pascadisiplin 03: Epistemologi
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
TEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptxTEORI KEBENARAN.pptx
TEORI KEBENARAN.pptx
 
Kelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmuKelompok 1 filsatal ilmu
Kelompok 1 filsatal ilmu
 
Teori-Teori kebenaran.pptx
Teori-Teori kebenaran.pptxTeori-Teori kebenaran.pptx
Teori-Teori kebenaran.pptx
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdfALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) B. Inggris kelas 7.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 

Klp 4 justifikasi dan teori justifikasi

  • 1. A. Pengertian Justifikasi Justifikasi adalah alasan kenapa seseorang memiliki suatu keyakinan, sebuah penjelasan mengenai kenapa sebuah keyakinan adalah benar, atau bagaimana seseorang tahu apa yang diketahuinya benar. Pembenaran juga berarti melakukan pertanggung jawaban rasional atas klaim kebenaran kepercayaan atau pendapat yang dipegang. Banyak hal yang bisa dijustifikasi, diantaranya: keyakinan, tindakan, emosi, klaim, aturan, teori-teori dan lain-lain. Secara epistemologi justifikasi mengacu pada keyakinan. Hal ini disebabkan pengaruh dari suatu definisi pengetahuan yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar yang dijustifikasi, yang sering kali di asosiasikan dengan sebuah teori yang didiskusikan oleh socrates dalam dialog nya “Theaetetus”. Secara umum, teori-teori justifikasi berfokus kepada penjustifikasian terhadap setatemen atau proposisi (Sudarminta, 2002). Pada teori paling awal mengenai pengetahuan bahwa pengetahuan adalah “justified true belief” atau bisa diterjemahkan secara bebas kepercayaan yang benar dan terjustifikasi yang di promosikan oleh Plato yang mana teori ini kemudian mendapat kritik dari Gettier pada tahun 1963. Pengertian yang diusung oleh plato masih dianggap bukanlah suatu pengetahuan, sebagaimana ditulis oleh Keith Lehrer bahwa syarat-syarat ini masih belum cukup, dan perlu diadakan penambahan kriteria karena penjelasan tersebut masih irasional. Contoh kasus yang diutarakan oleh Edmund Gettier (1963) adalah diantaranya sebagai berikut. Contoh kasus 1 : Smith mengajukan lamaran kerja, tetapi dia menjustifikasi yakin bahwa Jon lah yang akan mendapatkan pekerjaan. Smith juga yakin bahwa Jon memiliki 10 coin di saku nya. Kemudian smith membuat kesimpulan bahwa orang yang akan mendapatkan pekerjaan memiliki 10 koin disakunya. Pada kenyataannya, Jon tidak mendapat pekerjaan. Akan tetapi, justru Smith yang mendapatkan pekerjaan. Namun ternyata Smith juga memiliki 10 koin di sakunya. Jadi kepercayaan Smith bahwa orang yang mendapat pekerjaan adalah
  • 2. orang yang memiliki 10 koin disakunya terjustifikasi dan benar. Akan tetapi bukanlah suatu pengetahuan (Lehrer, 1969). B. Teori-teori Justifikasi 1. Fondasionalisme Fondasionalisme adalah teori pembenaran yang menyatakan bahwa suatu klaim kebenaran pengetahuan untuk dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu didasarkan atas suatu fondasi atau basis yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya, tak dapat diragukan kebenarannya dan tak memerlukan koreksi lebih lanjut. 2. Koherentisme Menurut teori ini, semua kepercayaan mempunyai kedudukan empirik yang sama, sehingga tidak perlu ada pembedaan antar kepercayaan dasar dan kepercayaan simpulan sebagaimana dibuat fondasionalisme. Jadi suatu kepercayaan dengan sendirinya bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya kalau kepercayaan itu koheren atau konsisten dengan keseluruhan sistem kepercayaan yang selama ini diterima kebenarannya (Sudarminta, 2002). 3. Internalisme. Internalisme adalah pandangan bahwa orang selalu dapat menentukan dengan melakukan introspeksi diri apakah kepercayaan atau pendapatnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara rasional atau tidak. Motivasi yang mendorong orang untuk menganut aliran internalisme adalah bahwa manusia sebagai makhluk rasional secara prima facie mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan secara apa yang ia percayai atau apa yang menjadi pendapatnya. 4. Eksternalisme. Berlawanan dengan para internalis, kaum eksternalis lebih menekankan proses penyebaban dari faktor-faktor eksternal seperti dapat diandalkan tidaknya proses pemerolehan pengetahuan yang terjadi, berfungsi tidaknya secara normal dan semestinya sarana-sarana wajar kita untuk mengetahui. Demikian juga lingkungan,
  • 3. sejarah dan konteks sosial yang mempengaruhi proses pemerolehan pengetahuan menjadi bagian dari faktor penentu dibenarkan tidaknya suatu kepercayaan atau pendapat (Sudarminta, 2002). C. Justifikasi Epistemik Pertama, sebuah pengetahuan membutuhkan justifikasi epistemik, meskipun begitu disana ada juga justifikasi-justifikasi yang tidak epistemik. Sebagai contoh ketika seorang pemukul bola kasti kemungkinan besar bisa memukul bola jika dia yakin bahwa dia bisa memukul bola. Tentu saja dia mungkin saja tidak berhasil memukul bola, akan tetapi memiliki keyakinan semacam ini akan berdampak baik bagi sang pemukul tersebut. Dengan begitu bisa disebut hal itu adalah justifikasi praktis atas keyakinannya meskipun hal ini tidak bisa disebut justifikasi epistemic (Lemos, 2012). Epistemik sendiri dari bahasa yunani episteme yang berarti “pengetahuan, pemahaman”. Yang mana menurut plato bahwa pengetahuan adalah sebuah kepercayaan yang benar yang dapat dijelaskan dengan baik. Menurut teori bahwa pengetahuan adalah sebuah kepercayaan yang benar dan terjustifikasi, bahwa seseorang agar tahu bahwa proposisi itu benar maka seseorang tidak hanya harus percaya bahwa proposisi-proposisinya benar, akan tetapi dia juga harus memiliki alasan-alasan yang kuat untuk keyakinannya itu. Ketika seseorang mengalami sakit dan yang sangat membahayakan, yang mana banyak orang meninggal karena penyakit ini. Meskipun bukti bahwa orang-orang tidak bisa sembuh dari penyakit semacam ini, akan tetapi sebuah keyakinan bahwa orang ini bisa sembuh adalah suatu hal positif yang bisa meningkatkan kesempatan orang itu. Dalam hal semacam ini orang ini memiliki justifikasi kehati-hatian atau moral yang menyebabkannya memiliki keyakinan bahwa dia akan sembuh meskipun tidak ada justifikasi epistemik mengenai hal itu. Tidak seperti justifikasi moral dan kehati-hatian, justifikasi epistemik memiliki ikatan yang erat dengan jalan menuju kebenaran. Meskipun susah untuk digambarkan
  • 4. bagaimana jalan yang seperti apakah yang bisa menghubungkan kepada kebenaran. Mungkin secara mendasar bisa dikatakan bahwa justifikasi epistemik mencapai suatu kebenaran dengan cara yang sama sekali berbeda dengan cara-cara justifikasi moral dan kehati-hatian. Dengan kata lain ketika seseorang menjustifikasi sebuah kepercayaan atas suatu proposisi maka kepercayaan seseorang itu bisa dikatakan benar. Kedua, sebuah proposisi bisa saja benar akan tetapi tidak di justifikasi. Sebuah contoh bahwa (i) jumlah bintang-bintang dilangit itu selalu sama, dan (ii) jumlah bintang dilangit itu tidak sama. Kedua hal ini (i) dan (ii) adalah sama-sama benar, akan tetapi kita tidak bisa menjustifikasi nya. Karena kita tidak memiliki bukti akan hal itu. Ketiga, sebuah kebenaran bisa saja dijustifikasi akan tetapi tidak benar. Misalnya anda menjustifikasi bahwa sekarang adalah tengah hari (noon), anda menjustifikasi seperti ini karena anda melihat jam tangan dan jam itu menunjukkan bahwa sekarang adalah tengah hari. Akan tetapi tanpa anda ketahui bahwa jam anda berhenti saat tengah hari, dan kenyataannya sekarang adalah jam 12:30. Sebuah contoh lain A yakin bahwa dia melihat seeorang yang didepan kelas adalah Lisa. A menjustifikasi begitu karena dia melihat seseorang yang dia lihat itu persis, berbaju dan bertingkah laku seperti Lisa. Tanpa dia ketahui bahwa Lisa memiliki saudari kembar identik dan yang dilihat si A bukanlah Lisa. Jadi keyakinannya salah, akan tetapi terjustifikasi. Keempat, justifikasi itu relatif. Karena suatu proposisi bisa di justifikasikan pada seseorang akan tetapi tidak bisa kepada orang lain. Contoh, A adalah seorang pencuri, dan proposisi bahwa A adalah pencuri mungkin dijustifikasikan hanya kepada A, dan tidak kepada yang lain. Lebih jauh lagi bahwa suatu proposisi bisa dijustifikasikan pada seseorang, pada suatu waktu akan tetapi tidak pada waktu yang lain. Contoh : teman-teman A menjustifikasi kepercayaan mereka bahwa A bukan pencuri, akan tetapi setelah dipelajari dan dilihat bukti-bukti lebih lanjut kini mereka memiliki justifikasi keyakinan bahwa A adalah pencuri.
  • 5. Kelima, justifikasi epistemik memiliki tingkatan. Sebuah justifikasi muncul pada tingkatan yang pasti atau maksimal, atas sebuah proposisi yang di justifikasi, dan masuk akal. Sebuah proposisi bahwa 2=2, bahwa saya berpikir, bahwa saya ada, adalah hal yang pasti. Sebaliknya sebuah proposisi bahwa saya masih hidup tiga bulan lagi adalah sesuatu yang tidak pasti atau tidak maksimal terjustifikasi bagi saya. Hal itu bukan suatu keyakinan yang pasti karena proposisi bahwa saya hidup sekarang lebih terjustifikasi bagi saya dari pada hal tadi (Pollock, 2003).
  • 6. DAFTAR PUTAKA Artemov, Sergei. 2008. The Logic of Justification, the Review of Symbolic Logic. Vol: 1 (4) Gettier, E., 1963. Is Justified True Belief Knowledge? Analysis. Vol: 23 Lehler, K., & Thomas, P. 1969. The Journal of Philosophy. Vol: 66 (8) Lemos, Noah. 2012. An Introduction to the Theory of Knowledge. Inggris: Cambridge university press Pollock, John L., & Joseph, Cruz. 2003. Contemporary Theories of Knowledge. Arizona: Rowman & Littlefield Sudarminta, J. 2002. Epistemologi Dasar. Yogyakarta: Kanisius