Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Perbedaan evaluasi formatif dan sumatif berdasarkan referensi berikut:
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., Worthen, B. R. Program evaluation: Alternative approaches and practical guidelines (4th ed.). Boston: Pearson
Presentasi Proposal Penelitian untuk metode kuantitatif dengan tema pajak dan judul PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN.
Presentasi Proposal Penelitian untuk metode kuantitatif dengan tema pajak dan judul PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEGIATAN SOSIALISASI PERPAJAKAN DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURABAYA SAWAHAN.
MRPF-paradigma-riset kualtitatif kuantitatif dan pengembangan.pdfsayabilang71
Â
Belajar selalu diasosiasikan dengan lingkungan dan pengaturan belajar secara formal, di ruang kelas, di laboratorium, di bawah bimbingan guru, dosen, instruktur atau tutor, namun seringkali belajar yang bermanfaat, juga terjadi secara nonformal dan informal dalam kehidupan sehari-hari.
UNESCO sudah lama mendorong beberapa negara untk mengembangkan kesetaraan antara capaian pembelajaran formal, nonformal dan informal dalam lingkup nasional. Rekognisi Pembelajaran Lampau yang selanjutnya disingkat RPL adalah pengakuan atas Capaian Pembelajaran (CP) seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal dan untuk melakukan penyetaraan dengan kualifikasi tertentu.
Sebagaimana dinyatakan pada pasal 2, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 41 Tahun 2021, penyelenggaraan RPL meliputi: a. RPL untuk melanjutkan pendidikan formal; dan b. RPL untuk melakukan Penyetaraan dengan Kualifikasi tertentu.
Selanjutnya, khusus RPL untuk melanjutkan pendidikan formal pada perguruan tinggi, dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Nomor 162/E/KPT/2022 disebut sebagai RPL Tipe A. Pengakuan Capaian Pembelajaran untuk RPL Tipe A ini dilakukan secara parsial, yaitu pengakuan hasil belajar yang diperoleh dari:
a. program studi pada Perguruan Tinggi sebelumnya;
b. pendidikan nonformal atau informal; dan/atau
c. pengalaman kerja setelah lulus jenjang pendidikan menengah atau bentuk lain yang sederajat. Apabila seseorang, selepas lulus dari Sekolah Menengah Atas kemudian bekerja, dan memperoleh pengalaman dari pekerjaannya itu, maka hasil belajar dari pengalamannya tersebut dapat diajukan untuk disetarakan (direkognisi) dengan hasil belajar formal beberapa Mata Kuliah yang ada di Program Studi di lingkungan Universitas/Sekolah Tinggi melalui asesmen. Pengakuan hasil asesmen dari pengalaman, belajar nonformal, dan atau nonformal tersebut adalah perolehan sks. Demikian pula apabila seseorang sedang/telah menempuh kuliah di Perguruan Tinggi kemudian pindah, maka hasil belajar formal pada Perguruan Tinggi sebelumnya tersebut dapat diajukan untuk disetarakan dengan Mata Kuliah pada Perguruan Tinggi yang dituju melalui asesmen untuk transfer kredit. Dengan demikian, individu tersebut, apabila akan melanjutkan kuliah di Universitas Bengkulu tidak perlu harus mengikuti seluruh Mata Kuliah pada Program Studi yang dituju. Hasil belajar dari pengalamannya, belajar non formal, informal, dan formal dapat disetarakan dengan hasil belajar dari beberapa Mata Kuliah yang relevan pada Perguruan Tinggi yang dituju. Mata Kuliah yang harus ditempuh adalah Mata Kuliah-Mata Kuliah sisanya. Tahapan untuk melaksanakan RPL tipe A sebagaimana diuraikan diatas secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah.
Penyelenggaraan RPL di Universitas Bengkulu ini merupakan bagian dari usaha pemerintah dalam memperluas akses kepada masyarakat
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. VARIABEL PENELITIAN
Pengertian
Variabel penelitian: segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2006:60).
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Kerlinger
(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk
(construct) atau sifat yang akan dipelajari.
Contoh : Tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan,
status sosial, jenis kelamin, golongan gaji,
produktifitas kerja, dll.
Variabel penelitian : suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
3. LOGOMacam-Macam Variabel
Variabel Independen (variabel stimulus, prediktor,
antecedent) atau variabel bebas : variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
Variabel dependen ( variabel output, kriteria,
konsekuen ) atau variabel terikat : variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
Variabel moderator : variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
5. Macam-Macam Variabel
Contoh :
Hubungan perilaku suami atau istri akan
semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak
dan akan semakin renggang kalau ada pihak
ketiga ikut mencampuri. Anak sebagai
variabel moderator yang memperkuat
hubungan dan pihak ketiga adalah variabel
moderator yang memperlemah hubungan.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
6. Macam-Macam Variabel
Variabel Intervening : variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur,
(Sugiyono, 2006:63).
Merupakan variabel penyela/antara yang terletak antara
variabel independen dan dependen sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi
secara tidak langsung terhadap harapan hidup.
Variabel interveningnya, yaitu berupa gaya hidup
seseorang. Di antara variabel penghasilan dan gaya
hidup terdapat variabel moderator yaitu budaya
lingkungan tempat tinggal.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
8. Macam-Macam Variabel
Variabel kontrol : variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti.
Contoh :
pengaruh jenis pendidikan (SMA dan SMK) terhadap
keterampilan mengetik. Variabel independennya
pendidikan, variabel kontrol yang ditetapkan sama
misalnya naskah yang diketik sama, mesin tik
(komputer) yang digunakan sama, ruang tempat
mengetik sama.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
9. Macam-Macam Variabel
Contoh :
Pendidikan SMA dan SMK
(Independen)
Naskah, tempat, mesin tik sama
(Kontrol)
Keterampilan Mengetik
(Dependen)
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
10. Macam-Macam Variabel
Untuk menentukan kedudukan variabel independen dan
dependen, moderator atau variabel yang lain, harus
dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis
yang mendasari maupun hasil dari pengamatan empiris
di tempat penelitian (studi teoritis, grandtour)
Pada penelitian kualitatif, hubungan antar semua
variabel tersebut akan diamati, karena penelitian
berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan
tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan (holistik).
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
11. Paradigma Penelitian
Merupakan pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis
dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis,
jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis statistik yang akan digunakan.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
12. Paradigma Sederhana
Terdiri atas satu variabel Independen dan Dependen
X = Motivasi (variabel independen), Y = Hasil Belajar
(variabel dependen)
A. RUMUSAN MASALAH :
1. Rumusan Masalah deskriptif (dua):
a. Bagaimana X (motivasi) ?
b. Bagaimana Y (hasil belajar)?
2. Rumusan Masalah asosiatif/hubungan (satu):
Apakah terdapat hubungan atau pengaruh antara
motivasi dengan hasil belajar ?
x Y
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
13. Paradigma Sederhana
B. TEORI YANG DIGUNAKAN :
1. Teori tentang motivasi
2. Teori tentang hasil belajar.
C. HIPOTESIS :
1. Hipotesis deskriptif (jarang dirumuskan dalam penelitian)
a). Motivasi siswa telah mencapai 70% baik.
b). Hasil belajar siswa telah mencapai 99% dari yang
diharapkan.
2. Hipotesis asosiatif (satu)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
dengan hasil belajar siswa. Hal ini berarti bila motivasi
ditingkatkan maka hasil belajar siswa akan meningkat pada
gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila
hasil uji hipotesis akan digeneralisasi pada populasi di mana
sampel diambil dan diuji dengan uji signifikansi)
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
14. Paradigma Sederhana
D. TEKNIK ANALISIS DATA :
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis maka
dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang
digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
1. Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk
interval dan ratio pengujian hipotesis menggunakan
one sample t-test..
2. Untuk hipotesis assosiatif, bila data kedua variabel
interval atau ratio dan memenuhi persyaratan analisis
maka digunakan statistik paramatrik yaitu Korelasi
Product-Moment.
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
15. Paradigma Sederhana Berurutan
Terdapat lebih dari dua variabel, tetapi
hubungannya masih sederhana.
X1 = motivasi X3 = minat
X2 = sikap Y = hasil belajar
X1 X2 X3 Y
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
16. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Terdapat dua variabel independen dan satu variabel
dependen.
X1 = EQ Y = hasil belajar
X2 = IQ
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan
X2, dan satu variabel dependen Y. Untuk mencari
hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan
teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1
dengan X2 secra bersama-sama terhadap Y
menggunakan korelasi ganda.
X1
X2
Y
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
17. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel
dependen (Y)
X1 = Kualitas Mesin X3 = Sistem Karir
X2 = Gaya Kepemimpinan Manajer Y = Produktivitas Kerja
X1
X2
X3
Y
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
18. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
X = Tingkat Pendidikan Bisnis
Y1 = Wawasan
Y2 = Keberhasilan Usaha
X
Y1
Y2
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
19. Paradigma Ganda
Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen
X1 = Kebersihan KA Y1 = Jumlah Tiket yang Terjual
X2 = Pelayanan KA Y2 = Kepuasan Penumpang KA.
X1
X2
Y1
Y2
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd
20. Paradigma Jalur
Terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3)
untuk mengetahui apakah dalam mencapai sasaran akhir
harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke
sasaran akhir.
X1 = Status Sosial Ekonomi X2 = Intelligent Quotion (IQ)
X3 = Motivasi Berprestasi Y = Prestasi Belajar
X1
X2
X3 Y
CopyRight(c)M. Jainuri, M.Pd