Teks tersebut membahas tentang pengertian kebenaran ilmiah dan teori-teori kebenaran. Secara ringkas, kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diketahui, didukung oleh bukti empiris, dan memenuhi syarat-syarat ilmiah seperti adanya teori yang mendukung dan sesuai dengan bukti. Teks tersebut juga membahas beberapa teori kebenaran seperti korespondensi, koherensi, pragmatisme,
Makalah ini membahas tentang kebenaran ilmiah dari sudut pandang subjektivitas dan objektivitas. Ringkasannya adalah:
1. Kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek yang didukung oleh metode ilmiah dan bukti empiris
2. Pandangan subjektivitas menekankan peran individu dalam menilai kebenaran, sedangkan objektivitas menekankan bukti dan rasio
3. Metode ilmiah merupakan cara sistematis untuk memecah
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
Teori kebenaran terdiri dari tiga teori utama: (1) teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan dengan fakta aktual; (2) teori koherensi menyatakan kebenaran adalah konsistensi suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lain yang dianggap benar; (3) teori pragmatis menyatakan kebenaran didasarkan pada manfaat dan hasil praktis suatu pernyataan
Dokumen tersebut membahas tentang manusia dan kebenaran. Terdapat beberapa poin penting yaitu bahwa kebenaran bersifat dinamis, paradoksal, dan multidimensional dimana kebenaran relatif namun juga mutlak. Dokumen juga membahas berbagai metode untuk mendapatkan pengetahuan kebenaran seperti metode bayani, irfani, dan burhani.
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai teori kebenaran dalam epistemologi, termasuk kebenaran absolut, relatif, spekulatif, korespondensi, dan pragmatis.
2. Beberapa teori kebenaran yang dijelaskan adalah kebenaran absolut yang mengacu pada standar objektif yang menentukan benar dan salah, kebenaran relatif yang bergantung pada sudut pandang subjektif, dan kebenaran pragmatis di mana sesuatu dianggap benar jika berman
Makalah ini membahas tentang kebenaran ilmiah dari sudut pandang subjektivitas dan objektivitas. Ringkasannya adalah:
1. Kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek yang didukung oleh metode ilmiah dan bukti empiris
2. Pandangan subjektivitas menekankan peran individu dalam menilai kebenaran, sedangkan objektivitas menekankan bukti dan rasio
3. Metode ilmiah merupakan cara sistematis untuk memecah
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN 3 (TEORI KEBENARAN) - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
Teori kebenaran terdiri dari tiga teori utama: (1) teori korespondensi menyatakan bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan dengan fakta aktual; (2) teori koherensi menyatakan kebenaran adalah konsistensi suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lain yang dianggap benar; (3) teori pragmatis menyatakan kebenaran didasarkan pada manfaat dan hasil praktis suatu pernyataan
Dokumen tersebut membahas tentang manusia dan kebenaran. Terdapat beberapa poin penting yaitu bahwa kebenaran bersifat dinamis, paradoksal, dan multidimensional dimana kebenaran relatif namun juga mutlak. Dokumen juga membahas berbagai metode untuk mendapatkan pengetahuan kebenaran seperti metode bayani, irfani, dan burhani.
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai teori kebenaran dalam epistemologi, termasuk kebenaran absolut, relatif, spekulatif, korespondensi, dan pragmatis.
2. Beberapa teori kebenaran yang dijelaskan adalah kebenaran absolut yang mengacu pada standar objektif yang menentukan benar dan salah, kebenaran relatif yang bergantung pada sudut pandang subjektif, dan kebenaran pragmatis di mana sesuatu dianggap benar jika berman
Teks tersebut membahas tentang ilmu pengetahuan dan teori-teori kebenaran. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui tahapan sejarah dan memenuhi kriteria tertentu seperti bersifat objektif, metodis, sistematis, dan universal. Teks tersebut juga membahas berbagai teori kebenaran seperti teori korespondensi, konsistensi, pragmatisme, sintaksis, dan non-desk
Filsafat ilmu membahas tentang sifat dasar ilmu, metode ilmu, dan hubungan antar ilmu. Filsafat ilmu bertujuan untuk menganalisis kritis metode ilmu dan menetapkan batasan setiap ilmu. Filsafat ilmu juga membantu meningkatkan martabat manusia melalui peningkatan ilmu pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu dalam pendidikan teknologi dan kejuruan. Terdapat empat poin utama yaitu tentang objek telaah filsafat ilmu, teori kebenaran, uji konfirmasi, dan logika inferensi.
Dokumen tersebut merangkum beberapa konsep dasar filsafat ilmu seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi serta membahas asumsi-asumsi yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan batasan-batasan penelitian ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai pengertian dan teori mengenai kebenaran. Secara garis besar dibahas mengenai kebenaran sebagai nilai utama bagi manusia, berbagai tingkatan kebenaran sesuai dengan potensi subjek, dan berbagai teori kebenaran yang diterapkan manusia dalam kehidupan nyata.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu, pengertian, sejarah, karakteristik, guna, dan hubungan filsafat dengan ilmu dan agama. Secara ringkas, filsafat ilmu adalah studi tentang asal usul dan metode ilmu pengetahuan, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kebenaran melalui berpikir secara sistematis dan kritis.
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar filsafat ilmu dengan menjelaskan pengertian pengetahuan dan ilmu serta perbedaannya. Topik utama yang dibahas adalah definisi pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, hakikat dan sumber pengetahuan, serta perbedaan antara pengetahuan dan ilmu."
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu pengetahuan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Aspek ontologi membahas tentang esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu. Aspek epistemologi membahas tentang metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan. Sedangkan aspek aksiologi membahas tentang manfaat dari ilmu pengetahuan tertentu
Makalah ini membahas tentang ontologi sebagai salah satu kajian filsafat ilmu yang mempelajari hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada. Ontologi membahas tentang yang ada secara universal dan menampilkan pemikiran semesta universal. Terdapat beberapa aliran ontologi yang dibedakan berdasarkan jumlah, sifat, dan proses keberadaan. Ontologi bermanfaat untuk mengkritik sistem pemikiran, memecahkan masalah
Dokumen tersebut membahas tentang Epistemologi, yang didefinisikan sebagai teori pengetahuan. Dibahas mengenai pengertian epistemologi, sumber pengetahuan menurut Islam dan berbagai teori, model penalaran, objek pengetahuan, struktur pengetahuan, teori kebenaran, makna kebenaran, batas dan jenis pengetahuan, serta alasan belajar epistemologi.
Ujian akhir semester mata kuliah Filsafat Ilmu & Metlit membahas empat pendekatan dalam mempelajari filsafat ilmu yaitu pengalaman empiris, logika, ilmu, dan teologi. Soal-soalnya meliputi hubungan empirisme dan logika dengan ilmu manajemen serta peran ilmu manajemen bagi individu dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Teori-teori kebenaran yang dibahas meliputi korespondensi, koherensi, dan
Teks tersebut membahas tentang ilmu pengetahuan dan teori-teori kebenaran. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan berkembang melalui tahapan sejarah dan memenuhi kriteria tertentu seperti bersifat objektif, metodis, sistematis, dan universal. Teks tersebut juga membahas berbagai teori kebenaran seperti teori korespondensi, konsistensi, pragmatisme, sintaksis, dan non-desk
Filsafat ilmu membahas tentang sifat dasar ilmu, metode ilmu, dan hubungan antar ilmu. Filsafat ilmu bertujuan untuk menganalisis kritis metode ilmu dan menetapkan batasan setiap ilmu. Filsafat ilmu juga membantu meningkatkan martabat manusia melalui peningkatan ilmu pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu dalam pendidikan teknologi dan kejuruan. Terdapat empat poin utama yaitu tentang objek telaah filsafat ilmu, teori kebenaran, uji konfirmasi, dan logika inferensi.
Dokumen tersebut merangkum beberapa konsep dasar filsafat ilmu seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi serta membahas asumsi-asumsi yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan batasan-batasan penelitian ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai pengertian dan teori mengenai kebenaran. Secara garis besar dibahas mengenai kebenaran sebagai nilai utama bagi manusia, berbagai tingkatan kebenaran sesuai dengan potensi subjek, dan berbagai teori kebenaran yang diterapkan manusia dalam kehidupan nyata.
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu, pengertian, sejarah, karakteristik, guna, dan hubungan filsafat dengan ilmu dan agama. Secara ringkas, filsafat ilmu adalah studi tentang asal usul dan metode ilmu pengetahuan, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kebenaran melalui berpikir secara sistematis dan kritis.
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_sAtikatulLatifah
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar filsafat ilmu dengan menjelaskan pengertian pengetahuan dan ilmu serta perbedaannya. Topik utama yang dibahas adalah definisi pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, hakikat dan sumber pengetahuan, serta perbedaan antara pengetahuan dan ilmu."
Dokumen tersebut membahas tentang filsafat ilmu pengetahuan yang mencakup tiga aspek yaitu aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Aspek ontologi membahas tentang esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu. Aspek epistemologi membahas tentang metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan. Sedangkan aspek aksiologi membahas tentang manfaat dari ilmu pengetahuan tertentu
Makalah ini membahas tentang ontologi sebagai salah satu kajian filsafat ilmu yang mempelajari hakikat keberadaan segala sesuatu yang ada. Ontologi membahas tentang yang ada secara universal dan menampilkan pemikiran semesta universal. Terdapat beberapa aliran ontologi yang dibedakan berdasarkan jumlah, sifat, dan proses keberadaan. Ontologi bermanfaat untuk mengkritik sistem pemikiran, memecahkan masalah
Dokumen tersebut membahas tentang Epistemologi, yang didefinisikan sebagai teori pengetahuan. Dibahas mengenai pengertian epistemologi, sumber pengetahuan menurut Islam dan berbagai teori, model penalaran, objek pengetahuan, struktur pengetahuan, teori kebenaran, makna kebenaran, batas dan jenis pengetahuan, serta alasan belajar epistemologi.
Ujian akhir semester mata kuliah Filsafat Ilmu & Metlit membahas empat pendekatan dalam mempelajari filsafat ilmu yaitu pengalaman empiris, logika, ilmu, dan teologi. Soal-soalnya meliputi hubungan empirisme dan logika dengan ilmu manajemen serta peran ilmu manajemen bagi individu dan kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Teori-teori kebenaran yang dibahas meliputi korespondensi, koherensi, dan
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama yaitu filsafat dalam penelitian kesehatan, animal models, dan values dalam penelitian medis. Topik-topik ini dibahas dalam presentasi yang diadakan Universitas Prima Indonesia pada 10 Desember 2022.
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah diolah secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren berdasarkan pengalaman indrawi. Ilmu pengetahuan memiliki objek, metode, sistem dan kebenaran ilmiah sebagai ciri utamanya. Bidang kajian ilmu pengetahuan meliputi ontologi, epistemologi dan aksiologi.
(1) Filsafat ilmu membahas berbagai aspek tentang ilmu pengetahuan seperti hakikat ilmu, metode ilmiah, serta hubungan antara teori dan eksperimen;
(2) Terdapat berbagai pendekatan dalam memahami filsafat ilmu seperti positivisme, fenomenologi, rasionalisme, dan realisme metafisika;
(3) Filsafat ilmu berfungsi untuk memberikan landasan filosofis dalam memahami konsep dan teori ilmu s
Epistemologi matematika dan pendidikan matematika membahas teori kebenaran matematika seperti korespondensi, koherensi, dan pragmatis. Langkah epistemologi ilmu meliputi berpikir deduktif dan induktif serta metode positivisme, kontemplatif, dan dialektis. Pentingnya mempelajari epistemologi terkait pertimbangan strategis, kebudayaan, dan pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi ilmu pengetahuan dan teori-teori kebenaran. Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai hasil dari pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu, sedangkan terdapat lima teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi, pragmatis, performatif, dan proposisi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang filsafat dan cabang-cabangnya.
2. Cabang-cabang filsafat yang dibahas antara lain epistemologi, metafisika, logika, etika, dan estetika.
3. Epistemologi membahas tentang asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.
Filsafat ilmu membahas tiga hal utama: (1) obyek yang ditelaah ilmu, (2) proses pengumpulan pengetahuan ilmiah, dan (3) tujuan pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dikaji secara filsafat.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis melalui metode ilmiah yang objektif, metodis, sistematis dan universal. Metode ilmiah merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah dengan melakukan observasi dan eksperimen secara teratur. Manfaat metode ilmiah antara lain memungkinkan pengembangan pengetahuan secara terus menerus seiring perkembangan zaman.
1) Filsafat ilmu membahas pengertian ilmu, metode ilmu, dan implikasi ilmu bagi masyarakat. 2) Ruang lingkup filsafat ilmu meliputi telaah konsep dan metode ilmu, proses penalaran ilmiah, hubungan antar ilmu, dan dampak pengetahuan ilmiah. 3) Filsafat ilmu memiliki dua objek utama yaitu objek material berupa hal-hal yang menjadi sasaran ilmu dan objek formal seperti sudut pandang dalam mempelajari obj
Makalah ini membahas tentang abstraksi, verifikasi, dan falsifikasi. Abstraksi adalah proses memisahkan ciri universal dari objek partikular untuk membentuk konsep umum. Verifikasi adalah proses membuktikan kebenaran teori melalui pengalaman dan pengamatan empiris. Falsifikasi berpendapat bahwa tidak ada teori yang benar seratus persen dan dapat dibuktikan salah melalui hasil observasi.
Tulisan tersebut membahas rencana penelitian thesis mengenai konstruksi vaksin dengue berupa bivalent Viruses Like-Particle yang dikonstruksi dari protein E virus dengue. Penelitian ini akan dilakukan untuk membantu mengurangi wabah demam berdarah dengue melalui pembentukan kekebalan tubuh terhadap virus dengue.
Dokumen tersebut membahas tentang soal-soal makalah mata kuliah Pengantar Filsafat Ilmu yang mencakup makna epistemologi, ontologi, dan aksiologi. Dokumen ini juga membahas tentang teori-teori kebenaran, hubungan antara filsafat dan ilmu, serta manfaat mempelajari filsafat ilmu bagi mahasiswa."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
Makalah filsafat
1. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebenaran Ilmiah
Kebenaran adalah satu nilai utama didalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai
yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusia atau martabat manusia selalu
berusaha memeluk suatu kebenaran. Berbicara tentang kebenaran ilmiah, tidak bisa
dipisahkan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri, sejauh mana dapat digunakan dan
dimanfaatkan oleh manusia. Disamping itu, proses untuk mendapatkan haruslah melalui
tahap-tahap metode ilmiah.
Tentang kebenaran ini, plato pernah berkata : apakah kebenaran itu? lalu pada waktu
yang tak bersamaan, bahkan jauh belakangan Bradley menjawab: “kebenaran itu adalah
kenyataan” tetapi bukanlah kenyataan itu tidak selalu yang seharusnya terjadi. Kenyataan
yang terjadi bisa saja berbentuk ketidak benaran atau keburukan. Jadi ada dua pengertian
kebenaran, yaitu kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi disatu pihak, dan kebenaran
dalam arti lawan dari keburukan atau ketidak benaran.[1]
Dalam bahasan ini, makna kebenaran dibatasi pada kekhususan makna kebenaran
keilmuan (ilmiah). Kebenaran ini mutlak dan tidak sama atau pun kekal, melainkan bersifat
relatif, sementara, dan hanya merupakan pendekatan. Kebenaran intelektual yang ada pada
ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu dengan bidang-bidang kehidupan. kebenaran
merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri.
Selaras dengan Poedjawiyatna yang mengatakan bahwa persesuaian antara
pengetahuan dan obyeknya itulah yang disebut kebenaran. Artinya pengetahuan itu harus
yang dengan aspek obyek yang diketahui. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan
obyektif.[2]
Lalu, apa yang dimaksud dengan ilmiah? Dalam kamus dijelakan ilmiah berasal dari
kata ilmu artinya pengetahuan. Namun, dalam kajian filsafat antara ilmu dan pengetahuan
dibedakan. Pengetahuan bukan ilmu, tetapi ilmu merupakan akumulasi pengetahuan.
Sedangkan yang dimaksud ilmiah adalah pengetahuan yang didasarkan atas terpenuhinya
syarat-syarat ilmiah, terutama menyangkut teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti.
Jadi yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah adalah kesesuaian antara pengetahuan
dengan objek kesesuian ini didukung dengan syarat-syarat tertentu yang oleh jujun
S.Sumantri disebut dengan metode-metode, juga didukung dengan teori yang menunjang dan
sesuai dengan bukti. Kebenaran ilmiah divalidasi dengan bukti-buktiempiris yaitu hasil
pengukuran objektif dilapangan. Sifat objektif berlaku umum dapat diulang melalui
eksperimen, cenderung amoral sesuai apa adanya. bukan apa yang seharusnya yang
merupakan ciri ilmu pengetahuan.
B. Teori-Teori Kebenaran
Ilmu pengetahuan terkait erat dengan pencarian kebenaran, yakni kebenaran ilmiah.
Ada banyak yang termasuk pengetahuan manusia, namun tidak semua hal itu langsung kita
golongkan sebagai ilmu pengetahuan. Hanya pengetahuan tertentu yang diperoleh dari
kegiatan ilmiah, dengan metode sistematis, melalui penelitian analisis dan pengujian data
secara ilmiah yang dapat kita sebut sebagai ilmu pengetahuan. Dalam sejarah filsafat,
terdapat beberapa teori tentang kebenaran antara lain :
2. 1) . Teori Kebenaran Korespondensi(penyesuaian)
Adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespondensi (berhubungan) terhadap fakta yang ada. Kebenaran atau suatu keadaan
dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan
fakta. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Ujian kebenaran yang didasarkan atas teori korespondensi paling diterima secara luas oleh
kelompok realis. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesetiaan kepada realita
obyektif(fidelity to objective reality). Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan
tentang fakta dan fakta itu sendiri, atau antara pertimbangan(judgement) dan situasi yang
dijadikan pertimbangan itu,serta berusaha untuk melukiskannya, karena Kebenaran
mempunyai hubungan erat dengan pernyataan atau pemberitaan yang kita lakukan tentang
sesuatu. (Titus,1987:237)
Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori korespondensi suatu
pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi(berhubungan) dan sesuai dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut(susiasumantri, 1990:57). Misalnya jika seseorang mengatakan “Matahari terbit dari
Timur” maka pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan tersebut bersifat faktual atau
sesuai dengan fakta yang ada bahwa Matahari terbit dari timur dan tenggelam diufuk barat.
2) . Teori Koherensi atau konsistensi
Berdasarkan teori ini suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Artinya pertimbangan
adalah benar jika pertimbangan itu bersifat konsisten dengan pertimbangan lain yang telah
diterima kebenarannya, yaitu menurut logika.
Misalnya, bila kita menganggap bahwa “maksiat perbuatan yang dilarang oleh Allah”
adalah suatu pernyataan yang benar. Maka pernyataan bahwa “mencuri perbuatan maksiat,
maka mencuri dilarang oleh Allah” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua konsisten
dengan pernyataan yang pertama.
3) Teori Pragmatik
Adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu teori tergantung pada peran
fungsi teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya dalam lingkup ruang waktu tertentu.
Teori ini juga dikenal dengan teori problem solving, artinya teori yang dengan itu dapat
memecahkan segala aspek permasalahan.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Apa yang
diartikan dengan benar adalah yang berguna (useful) dan yang diartikan salah adalah yang
tidak berguna(useless). Bagi para pragmatis, ujian kebenaran adalah kegunaan(utility), dapat
dikerjakan (Workability) dan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan.
Misalnya, seiring perkembangan zaman, teknologi pun semakin canggih. Para ilmuan
menemukan teknologi-teknologi baru untuk mempermudah pekerjaan manusia, telepon
genggam berupa smartphone contohnya. Penemuan dan pengaplikasian smartphone tersebut
dikatakan benar karena dapat berguna untuk mempermudahkan pekerjaan manusia.
4) Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegang
otoritas tertentu. Misalnya mengenai penetapan 1 syawal. Sebagian muslim di indonesia
mengikuti fatwa atau keputusan MUI. Sedangkan sebagian yang lain mengikuti fatwa ulama
tertentu atau organisasi tertentu.
3. Dalam fase hidupnya, manusia kadang kala harus mengikuti kebenaran performatif.
Pemegang otoritas yang menjadi rujukan bisa pemerintah, pemimpin agama, pemimpin adat,
dan pemimpin masyarakat. Kebenaran performatif dapat membawa kehidupan sosial yang
rukun, kehidupan beragama yang tertib, adat yang stabil dan sebagainya.
Masyarakat yang mengikuti kebenaran performatif tidak bisa berpikir kritis dan rasional.
Mereka kurang inisiatif dan inovatif, karena terbiasa mengikuti kebenaran dari pemegang
otoritas. Pada beberapa daerah yang masyarakatnya masih sangat patuh pada adat, kebenaran
ini seakan akan kebenaran mutlak. Mereka tidak berani melanggar keputusan pemimpin adat
dan tidak terbiasa menggunakan rasio untuk mencari kebenaran.
C. Sifat Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah menurut konrad kebung paling tidak memilik tiga yaitu: struktur
kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis, isi empiris, dan sifat pragmatis.
1) Struktur yang rasional-logis
Kebenaran dapat dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau rasional dari proposisi atau
premis tertentu. Karena kebenaran ilmiah bersifat rasional maka semua orang yang rasional
(yaitu yang dapat menggunakan akal budinya secara baik). Dapat memahami kebenaran
ilmiah. Oleh sebab itu kebenaran ilmiah kemudian dianggap sebagai kebenaran universal.
Sifat rasional (rationality) harus dibedakan dengan sifat masuk akal (reasonable). Sifat
rasional terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah sedangkan masuk akal biasanya berlaku
bagi kebenaran tertentu diluar lingkup pengetahuan. Contohnya: tindakan marah dan
menangis atau semacamnya, dapat dikatakan masuk akal sekalipun tindakan tersebut
mungkin tidak rasional.
2) Isi empiris
Kebenaran ilmiah perlu diuji kenyataannya yang ada. Bahkan sebagian besar pengetahuan
dan kebenaran ilmiah. Berkaitan dengan kenyataan empiris di alam ini. Spekulasi tetap ada
namun sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa dibayangkan sebagai nyata atau tidak karena
sekalipun sesuatu pernyataan dianggap benar secara logis, perlu dicek apakah pernyataan
tersebut juga benar secara empiris.
3) Isi pragmatisme (dapat diterapkan).
Sifat ini berusaha menggabungkan kedua sifat kebenaran sebelumnya (logis dan empiris).
Maksudnya jika suatu pernyataan “benar” dinyatakan “benar” secara logis dan empiris maka
pernyataan tersebut juga harus berguna bagi kehidupan manusia, berguna berarti dapat untuk
membantu manusia memecahkan berbagai persoalan dalam hidupnya.
D. Agama sebagai Teori Kebenaran
Manusia adalah mahluk pencari kebenaran, salah satu cara untuk menemukan suatu
kebenaran adalah melalui agama. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia
maupun tentang tuhan. Kalau ketiga teori kebenaran sebelumnya lebih mengedepankan
akal,budi,rasio, dan reason manusia maka dalam teori ini lebih mengedepankan wahyu yang
bersumber dari Tuhan.
4. Penalaran dalam mencapai ilmu pengetahuan yang benar dengan berfikir setelah
melakukan penyelidikan dan pengalaman. Sedangkan manusia mencari dan menentukan
kebenaran sesuatu dalam agama dengan jalan mempertanyakan atau mencari jawaban tentang
masalah asasi dari atau kepada kitab suci, dengan demikian suatu hal itu dianggap benar
apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu kebenaran mutlak. Agama
dan kitab suci dan haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala persoalan manusia,
termasuk kebenaran.
E. Kebenaran Ilmiah dari Sudut Pandang Subjektifitas
Telah diketahui kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya
syarat-syarat ilmiah terutama menyangkut adanya teori yang menunjang serta sesuai dengan
bukti. Kebenaran ilmiah divalidasi oleh bukti-bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif
dilapangan.
Sifat setiap ilmu adalah diidentikkan dengan dua teori yaitu “subjektifitas” dan
“objektifitas” subjek berkaitan dengan seseorang atau pribadi. Subjektif berkaitan erat dengan
keakuan. Dalam hal filsafat subjektif berkaitan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi
tolak ukur, eksistensi, makna dan validitasnya.[3]
Dari penjelasan di atas bahwa “subjektif” menghendaki peranan penting dari setiap
pribadi yang menilai sendiri tentang kebenaran, artinya sesuatu dipandang benar jika
didasarkan pada pribadi atau manusia yang menilai tentang sesuatu itu. Kebenaran tolak
ukurnya dalah berdasarkan subjek, namun hal semacam ini apakah berlaku bagi kebenaran
ilmiah? Sedangkan kebenaran ilmiah sangat identik dengan syarat-syarat ilmiah menyangkut
teori yang menunjang dan sesuai dengan bukti, yang ditujang oleh rasio dan divalidasi
dengan data empirik.
Seperti yang dikatakan jujun S. Sumantri kebenaran ilmiah harus didahului oleh cara yang
disebut metode ilmiah. Metode merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran. Metode
Ilmiah adalah cara menetapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran, juga dapat diartikan bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur, dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian
disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan fakta
b. Bebas dari paksaan
c. Menggunakna prinsip-prinsip analisa
d. Menggunakan hipotesa
e. Menggunakna ukuran objektif
f. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dengan cara kerja seperti ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan memiliki
karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah yaitu sifat rasional dan teruji
yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang
dapat diandalkan.
5. Sifat rasional dan teruji bagi kebenaran ilmiah menghendaki adanya kebenaran hanya
sesuatu yang dapat diakalkan (logiskan) dan dapat teruji. Berarti kebenaran ilmiah sangat
menolak dengan kebenaran mutlak. Sebab kebenaran ini kaitannya dengan kebenaran yang
datang dari tuhan bersumber dari wahyu yang mengikat. Kebenaran yang datang dari tuhan
bersumber dari wahyu yang mengikat. Kebenaran yang rasional dan teruji akan hanya
memaparkan hal-hal empiris.
Jika demikian diatas jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut. jika dikaitkan dengan
penjelasan pengertian kebenaran ilmiah dari subjektifitas belum dapat diterima karena
kebenaran ilmiah yang bermuara dari subjektifitas tidak jarang menunjukkan bukti atau tidak
sesuai dengan data empirik dan pembuktian nyata berdasarkan dengan rasa atau pribadi.
Oleh karena itu kebenaran yang sesungguhnya dalam kajian kebenaran ilmiah adalah
kebenaran yang sedikitnya dipengaruhi oleh unsur subjektifitas.
6. Kebenaran Ilmiah Dari Sudut Pandang Objektifitas
Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat ilmiah
terutama menyangkut adanya teori yang menunjang serta sesuai dengan bukti. Kebenaran
ilmiah divalidasi oleh bukti-bukti empiris yaitu hasil pengukuran objektif dilapangan.
Kebenaran merupakan kesesuaian antara pengetahuan dengan objeknya. Objek adalah
sesuatu yang ihwalnya diketahui atau hendak diketahui suatu objek yang ingin diketahui
memiliki berbagai aspek yang amat sulit untuk diungkapkan. Sedangkan yang lainnya tetap
tersembunyi. Sangat jelas bahwa untuk mengetahui objek secara lengkap sangat sulit.Objek
juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat secara fisik, disentuh, diindra, sesuatu yang
dapat disadari secara fisik atau mental, suatu tujuan akhir dari kegiatan atau usaha, suatu hal
yang menjadi masalah pokok suatu penyelidik.
Menurut Langeverld dalam Muhammad In’am Esha objek pengetahuan dibedakan
menjadi tiga:
a. Objek empiris yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada dan dapat ditangkap
oleh indra lahir dan indera batin
b. Objek ideal yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya tiada dan menjadi ada
berkat akal.
c. Objek transendal yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada tetapi berada diluar
jangkauan pemikiran dan perasaan manusia.
Pengetahuan adalah tanggapan subjek terhadap objek yang diketahui dengan demikian
tanggapan merupakan penilaian subjek terhadap objek. Oleh karena itu dalam hal ini
kebenaran ada dua sisi:
a. Benarnya fakta(bukti) adalah kebenaran objek (diluar dunia)
b. Benarnya ide (tanggapan) adalah kebenaran subjek (di dunia luar)
Fakta bersifat objektif, sehingga fakta tidak dapat disalahkan atau dipersalahkan karena
memang demikian adanya sekalipun negatif. Oleh karena itu ada dua kemungkinan yang
terjadi yaitu faktanya benar dan tanggapan subjek benar dan faktanya benar dan tanggapan
subjek salah. Dalam kebenaran ilmiah apakah kebenaran objektif dapat diterima ? langeveld
menjawab kebenaran yang sesungguhnya tidak lepas dari gabungan subjek dan objek.
Kebenaran ini ia sebut dengan kebenaran dasar yaitu ada hubungan antara subjek dan
objek. Namun, hal ini juga dibantah, kebenaran dasar belum mencapai tingkat dijamin ilmiah.
lantas jika kebenaran sifatnya relatif apa gunanya manusia berpengatahuan? Untuk menjawab
pertanyaan ini perlu diingat kembali tentang teori pengetahuan. Teori- teori itu dapat menjadi
acuan bagi kebenran ilmiah.
6. Inti dari kebenaran ilmiah adalah penjelasan tentang objek seperti apa adanya tanpa ada
pengaruh sedikitpun oleh keadaan subjek. Objek dijelaskan dibuktikan dengan nyata dalam
keadaan tanpa ada manipulasi atau perubahan tanggapan dari subjek. Jika terjadi manipulasi
maka hal ini jelas keluar dari koridor arti kebenaran bahwa pengetahuan tidak sesuai dengan
keadaan objek, dan ini jelas terjadi kekeliruan yang jelas pengetahuan ini tidak dapat
diterima.
F. Teori Kebenaran dalam Bidang Ontologi, Epistomologi, dan Aksiologi
a. Ontologi
7. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Artinya pengetahuan itu
harus yang dengan aspek obyek yang diketahui . jika pengetahuan benar adalah pengetahuan
obyektif. Sedangkan yang dimaksud kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesuai dengan
fakta dan mengandung isi pengetahuan.
Untuk menentukan kepercayaan dari sesuatu yang dianggap benar, para filosof bersandar
kepada tiga cara untuk menguji kebenaran yaitu koresponden (yakni persamaan dengan
fakta), teori koherensi atau konsistensi dan teori pragmatis. Ketiga teori kebenran ini
kelihatannya tidakbisa dipakai sebagai pedoman untuk mengukur kebenaran realitas sebagai
objek materi pada filsafat ilmu pengetahuan karena masing-masing mempunyai titik
kelemahan. Namun secara ontologis dan epistemologis tampaknya bisa memberikan jalan
keluar bagi pemecahan persoalan yang muncul dalam realitas itu sendiri.karena ilmu
pengetahuan mempunyai aspek yang etis maka teori koheren, korespondensi, dan pragmatis
perlu dipertimbangkan secara berturut-turut dan bersamaan.
Kebenaran adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek. Pengetahuan yang tidak
sesuai dengan objek pandang “keliru”. Objek adalah segala hal yang dapat diraba, disaksikan
suatu yang menjadi kajian. Objek yang dikaji memiliki aspek yang banyak dan sulit
disebutkan dengan serentak. Kenyataannya manusia(subjek) hanya mengetahui beberapa
aspek dari objek.
Kebenaran ilmiah menghendaki adanya pengetahuan dapat diterima, karena kebenaran
ilmiah muncul melalui syarat-syarat ilmiah, metode ilmiah, didukung teori yang menunjang
serta didasarkan kepada data empiris dan dapat dibuktikan. Sangat rasional jika kebenran
yang semacam ini menghendaki adanya objek dikaji apa adanya tanpa campur tangan subjek.
8. DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Ir Soetriono,MP ; Dr.Ir SRDm Rita Hanafi,MP. (2007). Filsafat Ilmu Dan Metode
Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
http://www.afdhalilahi.com/2014/11/kebenaran-ilmiah.html
https://ilmufilsafat.wordpress.com/category/teori-kebenaran-dalam-perspektif-filsafat-ilmu/
http://petualanganhana.blogspot.co.id/2015/04/teori-kebenaran-koherensi-korespondensi.html
http://rizkie-library.blogspot.co.id/2015/12/teori-teori-kebenaran.html