SlideShare a Scribd company logo
TOPIK I :
MENCARI KEBENARAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 5
MHS SMT 4 KELAS A
1. Moch. Fahad R 1211900119
2. Iqbal Sheva H 1211900166
3. Debby Ammar Alfaruq 121900167
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JULI 2021
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Moch Fahad R 1211900119
Iqbal Sheva H 1211900166
Debby Ammar A 1211900167
FILSAFAT KEBENARAN
Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan
suhunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya,
artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain,
sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak.
Sekarang agar penelitian cenderung (ebih objektif, maka seorang
peneliti yang bertanya kepada seorang responden yang berpendapat
subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa responden lain yang
memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan shahih)
itupun harus diuji kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu
tertentu kebenaran itu berubah sesuai corak berpikir manusia
(paradigma).
Pengetahuan Budi.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar
bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut:
Pengetahuan Akal.
Pengetahuan
Kepercayaan
(otoritatifl).
Pengetahuan Intuitif. .
02 03
04
01 Pengetahuan Budi.
05
PENGETAHUAN akal
—Someone Famous
PENGETAHUAN kepercayaan
● Koherensi
● Pragmatis
● Sintaktis
● Logika
● Paradigmatik
TEORI KEBENARAN
YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang
Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa
mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada
setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai
melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu
tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus
berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan
agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya
disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG
BENAR
3. Makna yang
dikandungnya atau
dimaksudkannya.
1. Suatu perangkat
tanda
2. Suatu susunan tanda-
tanda yang teratur yang
sesuai dengan aturan-
aturan sintaksis
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu
pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah
pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka
yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat
demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat-
syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat
diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa
syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
KEBENARAN BERSIFAT SEMANTIK
pembedaan antara definisi tentang kebenaran
masalah tentang makna dengan ukuran tentang
kebenaran. Apa yang kita butuhkan ialah sesuatu
yang dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa
definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah
untuk menerapkan suatu definisi secara langsung.
UKURAN KEBENARAN
Terdapat 4 teori
(2). Corespodensy
theory
(1). Coherence
Theory
(4). Pragmatis.
(3). Emperical
Theory
Coherence Theory
Emperical Theory
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris
mendasarkan diri pada berbagai segi pengalaman, dan
biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari
orang seorang.
Teory Pragmatisme
kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi
saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih
kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak
belakang.
Correspondence Theory
Memverifikasi Pernyataan Yang Benar
Menurut Dewey, kita baru mengetahui setelah
kita mengadakan verifikasi, dan yang demikian
ini kita kerjakan dengan cara berjalan ke kiri. Jika
dengan berjalan ke arah kiri, kita sungguh-
sungguh ke luar dari hutan, maka barulah
proposisi tersebut sungguh-sungguh benar.
ALLAH LAH YANG MAHA BENAR
TERIMA KASIH 
Kelompok 5
Filsafat Penalaran
oleh :
1211900119 1211900166 1211900167
THREE MEMBERS
Moch Fahad R Iqbal Sheva H Debby Ammar A
ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu
menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam
ilmu pengetahuan. Dan dalam• dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu
tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan
kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal.
Pendahuluan
Dasar Tulisan
Argumentatif
Dasar sebuah tulisan yang bersifat
argumentative adalah berpikir kritis dan logis.
Untuk itu ia harus bertolak dari fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta dan
evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode
sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi.
Tetapi dalam argumentasi terdapat motivasi
yang Iebih kuat.
Proposisi
Penalaran (reasoning, jalan pikiran)
adalah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang diketahui menuju
kepada suatu kesimpulan. sedangkan proses
penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan
bagan atau arsitektur untuk membangun
gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah
proses berpikir untuk mencapai suatu
kesimpulan yang logis.
Contoh Proposisi
 Semua manusia akan mati pada suatu
waktu.
 Beberapa orang Indonesia memiliki
kekayaan yang berlimpah-limpah.
Kota Bandung hancur dalam Perang
Dunia Kedua karena born atom.
Sernua gajah telah punah tahun 1980.
Inferensi dan Implikasi
● Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti
menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari
bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti
melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam
bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan
yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta
yang ada.
● Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu
dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau
evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil
dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang
tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan kesimpulan
yang masuk akal berdasarkan implikasi (= inferensi).
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua
kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam
kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa
yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Pernyataan tidak
mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekadar
menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak.
Wujud Evidensi
Observasi
Kesaksian
Autoritas
Cara Menguji Data
Supaya data dan informasi dapat
dipergunakan dalam penalaran data dan
informasi itu harus merupakan fakta. Dalam
kedudukannya yang pasti sebagai fakta, bahan-
bahan itu siap digunakan sebagai evidensi.
Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian
melalui cara-cara tertentu. Di bawah ini akan
dikemukakan beberapa cara yang dapat
dipergunakan untuk mengadakan pengujian
tersebut.
untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian,
apakah data-data atau informasi merupakan kenyataan atau hal
yang sungguh-sungguh terjadi.
02
Dasar pertama yang dipakai untuk
menetapkan fakta mana yang akan dipakai
sebagai evidensi adalah kekonsistenan.
01
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk
mengadakan penilaian fakta mana yang
dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah
masalah koherensi.
Cara Menguji Fakta
Konsistensi
Koherensi
Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan
pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas
penelitian atau data-data eksperimental. Yang dapat dilakukan adalah
membanding- bandingkan autoritas-autoritas itu, mengadakan evaluasi
atas pendapat-pendapat itu untuk menemukan tulisan-tulisan hasil
penelitiannya akan memberi keyakinan pada penulis tentang autoritasnya.
Cara Menilai Autoritas
1. Kemashuran dan Prestise 2. Koherensi dengan
Kemajuan
TERIMA KASIH

BERPIKIR SECARA
FILSAFAT MENUJU
KEPASTIAN DAN
KEBENARAN
ILMIAH
Pengantar Filsafat
Ilmu
Kelompok 5
Iqbal Sheva Haidar
Debby Ammar
Alfaruq
Moch. Fahad
Rachmansyah
1211900119 1211900167
1211900166
Mengapa Harus Berpikir Secara Filsafat?
Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam,
maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau
kebenaran yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua
aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap. Apabila seseorang merasa bahwa
ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu
mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan
adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi, manusia
mulai berfilsafat.
Mengukur Berpikir Filsafat
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat
mendasar dan sifat spekulatif. Semua pengetahuan dimulai
dari spekulatif. Dari serangkaian spekulatif tersebut dapat
dipilih buah pikiran yang paling dapat diandalkan, yang
merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa
menerapkan apa yang disebut benar, maka tidak mungkin
pengetahuan lain berkembang atas dasar pengetahuan.
Tanpa menetapkan apa yang dimaksud baik atau buruk tidak
mungkin bicara tentang moral.
1. Konsepsional 2. Koheren
3. Memburu Kebenaran
4. Radikal
Ciri-Ciri Berpikir
5. Rasional
Teori Mengenai Kebenaran
1. Kebenaran Sebagai Persesuaian
Aristoteles mengatakan sesuatu yang ada sebagai ada, dan
yang tidak ada sebagai tidak ada adalah benar dan
sebaliknya. Dengan ini muncul kebenaran sebagai
persesuaian antara apa yang dikatakan atau dipikirkan
dengan kenyataan.
2. Kebenaran Sebagai Keteguhan
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides,
Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis.
Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan
kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru
dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu
pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalua sejalan
dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya.
3. Teori Pragmatis tentang Kebenaran
Teori ini dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan
William James. Kebenaran memiliki arti yang sama dengan
kegunaan. Suatu ide benar adalah ide yang bisa
memungkinkan seseorang melakukan sesuatu secara paling
berhasil dan tepat guna. Ide yang benar pasti juga memiliki
konsekuensi praktis pada tindakan tertentu (J. Dewey).
Kebenaran yang ditemukan di sini adalah menyangkut
"know-how", kalau manusia berhasil menciptakan sesuatu.
4. Teori Kebenaran Performatif
Anggapan tentang terlaksananya
kebenaran dalam bahasa (ungkapan) manusia berasal dari
Inggris (Frank Ramsey, John Austin, dan Peter Strawson).
Mereka melawan teori klasik bahwa benar dan salah adalah
ungkapan deskriptif. Suatu pernyataan dianggap benar kalua
menciptakan realitas. Misalnya, "Dengan ini saya
mengangkat anda menjadi ketua kelas." Ungkapan atau
pernyataan ini menciptakan suatu realitas.
5. Teori Kebenaran Historis
Ini pada umumnya diakui oleh kelompok post-modernis atau
strukturalis dan post-strukturalis. Menurut mereka
kebenaran selalu bersifat historis dan selalu berpusat pada
kebebasan batin setiap manusia dan bukannya ditentukan
lebih dahulu atau ditentukan oleh orang lain. Dalam diri
setiap manusia dan kebudayaan terdapat unsur kebenaran.
Kepastian Dalam Ilmu-Ilmu Empiris
Kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang
diselidiki, terutama menyangkut kebenaran pernyataan
dari gejala-gejala itu
Kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik
dari suatu hukum yang berlaku. Namun yang
dicapai adalah satu ketakpercayaan.
Kepastian Dalam Ilmu-Ilmu Eksakta
Dalam konteks penemuan (context of discovery), apa yang
dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu
pasti. Namun dalam konteks pembenaran (context of
justification), dalam satu sistem matematika atau logika yang
sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan
hanya ungkapan-ungkapan yang bersifat aksiomatis. Semua
berlaku di mana-mana tanpa diragukan dalam sistem itu sendiri.
Inilah yang dimaksudkan dengan ilmu pasti.
Metode Ilmiah
Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan
hanya sebagian dari langkah-langkah sistematis dalam memperoleh
ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis
dari bekerjanya pikiran atau logic yang hanya menghasilkan
kesimpulan atau ketetapan rasional saja.
Garis Besar Langkah-Langkah Sistematis Keilmuan
Adalah
Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
Menyusun kerangka pikiran (logical contract)
Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah)
Menguji hipotesis secara empirik
Melakukan pembahasan
Menyimpulkan
Metode penelitian
Teknis penelitian
Terima Kasih
HAKEKAT MANUSIA
DILIHAT DARI SISI
FILSAFAT ILMU
Oleh kelompok 5
Moch Fahad R
1211900119
Iqbal Sheva H
1211900166
Debby Ammar A
1211900167
Kelompok 5:
PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang
secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia.
Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang
sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini.
Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas
apa arti manusia sendiri secara mendetail. Filsafat
manusia terus berkembang karena manusia adalah objek
yang penuh dengan misteri.
HAKEKAT MANUSIA!
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur
pokok yang membentuknya, seperti dalam
pandangan monoteisme, yang mencari unsur
pokok yang menentukan yang bersifat tunggal,
yakni materi dalam pandangan materialisme,
atau unsur rohani dalam pandangan
spritualisme, atau dualisme yang memiliki
pandangan yang menetapkan adanya dua unsur
pokok sekaligus yang keduanya tidak saling
menafikan yaitu materi dan rohani.
01
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan
arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh
filfafat.
KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu,
maka filsafat memberikan pedoman hidup
kepada manusia.
02
HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN
DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA
1. Psikologi membahas objek materi yakni
manusia.
2. Sosiologi juga membahas objek materi
yakni manusia.
3. Antropologi juga membahas objek
materi yakni manusia.
ESENSI DAN EKSISTENSI FILSAFAT MANUSIA
SERTA PERANAN MANUSIA
Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada
suatu objek dengan cars yang abstrak. Model ini memandang
manusia terlepas dan situasi dan perkembangannya. Model
esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan
manusia sebagai manusia.
PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN
ILMU TENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI &
ANTROPOLOGI)
1. Ilmu Tentang Manusia
2. Filsafat Manusia
MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI
FILSAFAT MANUSIA
A. Manfaat
1. Secara praktis
2. Secara teoritis
3. Manfaat lain:
a) Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya
manusia itu, masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks
sehingga persoalan tentang manusia tidak habis untuk
dibicarakan.
b) Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
B. Tujuan
1. Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya?
2. Bagaimanakah kodrat manusia itu?
3. Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dan
makhlukmahluk yang lain?
4. Bagaimanakah hubungan antara badan atau raga dengan jiwa
manusia?
5. Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk
melakukan segala yang dia inginkan?
6. Apakah arti kepribadian seorang manusia?
01
Ekstensif
02
Intensif (mendasar)
03
Kritis
Ciri — Ciri Filsafat Manusia
Esensi Manusia
Di dalam filsafat manusia
terdapat beberapa aliran. Tiap-tiap
aliran memiliki pandangan tentang
hakikat atau esensi manusia yang
berbeda-beda. Dan sekian banyak
aliran, terdapat dua aliran tertua
dan terbesar, yaitu materialisme
dan idealisme.
01
02
Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat
yang meyakini bahwa esensi
kenyataan, termasuk esensi manusia
bersifat material atau fisik
Idealisme
Menurut aliran ini, kenyataan sejati
adalah bersifat spiritual (oleh sebab itu,
aliran ini sering disebut juga
spiritualisme).
Manfaat mempelajari filsafat manusia
berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia
secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui
siapakah sesungguhnya did manusia didalam
pemahaman manusia yang menyeluruh itu.
Filsafat manusia juga dapat membantu
memberikan makna pada apa yang tengah kita
alami, menentukan tujuan hidup, dan sebagainya.
Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
THANKS 
Filsafat Etika
dan Moral
Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 5
Moch. Fahad
Rachmansyah
Debby Ammar
Alfaruq
Iqbal Sheva
Haidar
1211900119 1211900166 1211900167
01 02 03
Etika
Etika (ethos), yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan moral. Etika
dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan
etika yaitu untuk pengkajian nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain
yang identik dengan etika, yaitu usila (Sanskerta), lebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su). Dan yang kedua yaitu akhlak (Arab), berarti
moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Etika
Menurut Aristoteles (384-322 SM), etika sudah digunakan
dalam pengertian filsafat moral. Etika sebagai ilmu biasa
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Etika deskriptif
2. Etika normatif
3. Meta-etika
Moral dan Ilmu
Moral
Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Ada lagi istilah
“moralitas” yang mempunyai arti sama dengan moral, yaitu
suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral
atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk.
Moral dan Ilmu
Ilmu
Ilmu adalah adalah pengkajian sejumlah pernyataan yang
terbukti dengan fakta dan ditinjau yang disusun secara
sistematis. Ilmu bukan sekadar pengetahuan, tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya.
Aspek dan Sifat Moral dalam Ilmu Pengetahuan
Moralitas dengan Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
Moralitas Objektivistik dengan Relativistik dalam Ilmu
Pengetahuan
Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik dengan
Relativistik
Moralitas dengan Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
Pemahaman tentang moralitas yang didistingsikan dengan legalitas
ditemukan dalam filsafat moral Kant. Menurut pendapatnya, moralitas
adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum
ba¬tiniah, yakni apa yang oleh Kant dipandang sebagai "kewajiban."
Ada-pun legalitas adalah kesesuaian sikap dan tindakan dengan hukum
atau norma lahiriah belaka. Kesesuaian ini belum bernilai moral, sebab
tidak didasari dorongan batin. Moralitas akan tercapai jika dalam
menaati hu¬kum lahiriah bukan karena takut pada akibat hukum lahiriah
itu, melain¬kan karena menyadari bahwa taat pada hukum itu
merupakan kewajiban.
Moralitas Objektivistik dengan Relativistik dalam Ilmu
Pengetahuan
Socrates, Plato, dan Aristoteles berpandangan bahwa prinsip moral itu
bersifat objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun
bersifat objektif, akan tetapi moral itu merupakan bagian dari kehidupan
duniawi (natural) dan dapat dipahami melalui proses penalaran atau
penggunaan akal budi (rasional).
Moral bersifat relativistik melalui pendakatan empiris. Baik dan buruk
menjadi sangat tergantung pada berbagai faktor, seperti tergantung
pada konteksnya, situasinya, bahkan tidak mengherankan jika tegantung
pada masing-masing individu.
Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik dengan
Relativistik
Prinsip moral yang bersifat objektivistik yaitu prinsip moral secara
objektif dapat diterima oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun juga.
Adapun prinsip moral yang bersifat relativistic sifatnya "tergantung atau
sesuai dengan konteks“, misalnya tergantung pada konteks kebudayaan
atau kultur, sehingga bersifat kultural. Demikian seterusnya, sifat
relativistik itu pengertiannya bisa berarti nasional, komunal, tradisional,
situasional, kondisional, multikultural, atau bahkan individual.
Ilmu pengetahuan merupakan warisan bersama umat
manusia, bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu.
Sejatinya ilmu pengetahuan mengarahkan kecerdasan
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, melakukan
pengkajian tak kenal lelah, terperinci tentang alam semesta
untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya,
dan mengikuti metode yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu.
Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaan
Etika dan Moral dalam Ilmu Pengetahuan
Kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah
melahirkan temuan-temuan baru yang belum ada sebelumnya, atas
penemuan itu manusia mendapatkan manfaat secara langsung. Namun
selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ditemukannya hal-
hal baru itu telah melahirkan kesadaran akan adanya beragam karya
sebagai olah pikir dan rasa manusia. Dalam sejarah dikenal nama Corpus
Juris sebagai orang yang pertama kali menyadari dan memprakarsai etika
moral dalam karya ilmu pengetahuan, baik berupa hak milik dalam bentuk
tulisan. Namun demikian, pendapatnya belum sampai kepada pembeda
antara benda nyata (materielles eigentum) dan benda tidak nyata
(immaterielles eigentum) yang merupakan produk kreativitas manusia.
Istilah immaterielles eigetum inilah yang sekarang disebut dengan
intellectual property right (IPR) yang merupakan terjemahan dari kata
geistiges eigentum,atau hak kekayaan intelektual ilmu pengetahuan.
Sikap Manusia
Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar akan tanggungjawabnya sebagai
manusia dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, menurut semua dimensinya.
Demikian juga etika profesi yang merupakan etika khusus dalam etika sosial mempunyai
tugas dan tanggungjawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Manusia dengan
selurulh alam lingkungan hidupnya secara bersama-sama merupakan ciptaan Tuhan. Manusia
tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan hidupnya, bahkan manusia merupakan bagian dari
lingkungan hidup itu.
Terima Kasih
PANCASILA SEBAGAI
FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
KELOMPOK 5
02
01
03
1211900119 1211900166
1211900167
MOCH FAHAD
R
IQBAL SHEVA
H
DEBBY AMMAR
A
Setiap negara atau bangsa di dunia ini
mempunyai sistem nilai (filsafat)
tertentu yang menjadi pegangan bagi
anggota masyarakat dalam
menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Sistem nilai (
filsafat) yang dianut suatu bangsa
merupakan filsafat masyarakat budaya
bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat
merupakan sumber dari segala sumber
hukum yang berlaku dalam suatu
masyarakat, bangsa, dan negara.
LATAR
BELAKANG
BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA ADALAH
SUATU FILSAFAT
Pendapat Muh. Yamin
Dalam bukunya Naskah Persiapan
Undang-undang Dasar 1945, menyebutkan
bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun
secara harmonis dalam suatu sistem
filsafat. Hakikat filsafatnya ialah satu
sinthese fikiran yang lahir dari antithese
fikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah
perpaduan pendapat yang harmonis, begitu
pula halnya dengan ajaran Pancasila, satu
sinthese negara yang lahir dari pada satu
antithese.
Pengertian Filsafat Dan
Dasar Filsafat Pancasila
Secara etimologi, filsafat berasal
dari bahasa Yunani, yaitu
philosophia. Kata itu terdiri dari
kata philo, philos, philein yang
mempunyai arti cinta / pecinta /
mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah,
hakikat kebenaran. Jadi secara
harfiah istilah filsafat adalah cinta
pada kebijaksanaan atau kebenaran
yang hakiki.
Dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia
yaitu :
a. Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c. Ethos (kesusilaan).
● Landasan Epistemologis Pancasila
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan
keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
● Landasan Aksiologis Pancasila
a. Manusia, yakni yang berketuhanan,
b. Yang berkemanusiaan
c. Yang berpersatuan
d. Yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada
hakikatnya adalah manusia.
● Landasan Ontologis Pancasila
Arti Pancasila sebagai Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat persatuan dan kesatuan
itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya
ini. Berkat perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada zaman
penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI. Badan ini
diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.
Fungsi Filsafat Pancasila
Memberi jawaban atas
pernyataan yang
bersifat fundamental
atau mendasar dalam
kehidupan bernegara.
Filsafat Pancasila mampu
memberikan dan mencari
kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide
negara, dan tujuan negara
Pancasila sebagi filsafat
bangsa harus mampu
menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai
ilmu yang dikembangkan di
Indonesia.
35% 50% 15%
PANCASILA
SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Pancasila merupakan suatu sistem
filsafat. Dalam sistem itu masing-
masing silanya saling kait mengkait
merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh
PANDANGAN
INTEGRALISTIK
DALAM FILSAFAT
PANCASILA
● Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula
bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang
merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-
silanya. Akan tetapi bukan manusia yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari
sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar
persatuan dan kesatuan itu terletak pada
hakikat manusia.
Kedudukan Dan Pandangan Integralistik
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem
itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan
satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila
tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia
tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila
memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai
manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai
sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-
bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama antara sila yang satu dengan sila
yang lain untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai
dan landasan yang mendasar.
KESIMPULA
N
THANK YOU

Hubungan filsafat
ilmu dengan
metodologi
penelitian
Kelompok 5
STUDY OBJECTIVES
Moch. Fahad R
1211900119
Iqbal Sheva H
1211900166
Debby Ammar A
1211900167
LATAR BELAKANG
Sejak lama manusia telah memikirkan hal-hal yang mendasar dalam
fenomena kehidupannya secara kritis. Hal tersebut secara alamiah menjadi
fitrah seorang manusia. Manusia selalu ragu terhadap segala sesuatu, selalu
memiliki rasa ingin tahu, selalu mencari kebenaran yang hakiki, dan
mencari solusi dalam kehidupannya. akhir dari proses tersebut disebut
proses berfilsafat. Pada perkembangan filsaat sebagai ilmu atau ilmu
filsafat, terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara
manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut merupakan Ontology,
Epistemologi dan Aksiologi.
Pengertian filsafat
ilmu dari beberapa
ahli
Menurut Berry dalam buku A. Susanto6 , Filsafat Ilmu adalah
penelaahan tentang logika intern dan teori – teori ilmiah dan
hubungan – hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang
metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu yang di pakai
untuk menelaah tentang logika, teori – teori ilmiah serta upaya
pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu metode atau teori ilmiah.
Hubungan filsafat ilmu dengan
metodologi penelitian
Keterkaitan antara filsafat ilmu dengan metode penelitian
jelas ada, serta sulit dibantah. Filsafat ilmu jelas merupakan
dasar keilmuan, yang banyak dijadikan fondasi metode
penelitian. Metode penelitian merupakan jalur andal bagi
filsafat ilmu untuk menemukan kebenaran. Jadi metodologi
penelitian ilmu yang mempelajari, menelusuri, mencari dan
mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan
menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya
diperoleh suatu kebenaran yang objektif.
TUJUAN FILSAFAT
THEORY 1
THEORY 2
Memahami sejarah pertumbuhan ,
perkembangan dan kemajuan ilmu
diberbagai bidang, sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu,
sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber hakikat dan tujuan
ilmu
THIS IS A TIMELINE
Mencari
Masalah
Proses Menentukan
Hipotesis
Menghimpun
Data
1 2 3 4 5
Menguji
Hipotesis
PENGER
TIAN
Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang
berbeda. Soetriono dan SRDm Rita Hanafie
mengemukakan bahwa ilmu adalah pengetahuan tetapi
tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan
adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungan atau menjalin sebuah pikiran dengan
kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman
mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Ilmu
adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu
yang merupakan suatu kesatuan sistematis
Kedudukan Filsafat Ilmu Dan
Penelitian
● Sesungguhnya berubungan atau tidaknya filsafat ilmu pengetahuan dan
penelitian merupakan masalah rumit, yang tidak mungkin dijawab dengan
sekedar ada hubungan atau tidak ada hubungan dari keduanya. Filsafat
ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan salah satu cara untuk
mebuktikan kebenaran, sedangkan penelitian juga merupakan wahana
untuk menguji kebenaran. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat
pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan
suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian
untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat
ilmu pengetahuan, maka diperlukan pembatasan yang dapat
menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut.
Didalam ontology membahas dua
bidang
Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat
susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan
kosmos
Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti
dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin
mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik
dari alam ini atau suatu yang tidak nampak
01
02
KESIMPULAN
 Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang
termasuk dataran epistemologi
 Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan
aksiologi
 Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam
tataran epistemologi
 Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki posisi
yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada tataran
epistemologi
 Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi
harus di landasi filsafat Ilmu.
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik
THANK
S!


More Related Content

What's hot

Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
DwiKhusnulRahmat
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
NovaniAzis
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
AtikatulLatifah
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
adysintang
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
phomie otari
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
bambangpurnama
 
Kelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_sKelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_s
SaifudinIndraPurwant
 
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
Rinda Fn
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
Risqi Rahadian Bima Arif
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatyudiyunika
 
Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1
Fergieta Prahasdhika
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
utarigitam
 
Filsafat 5
Filsafat 5Filsafat 5
Filsafat 5
Zaedun Lombok
 
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGIMETODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
Heri Cahyono
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
windarti aja
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
Firman Anz
 

What's hot (20)

Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat IlmuKelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
Kelompok 9 Pengantar Filsafat Ilmu
 
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_sKelompok 11  rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
Kelompok 11 rangkuman materi pengantar filsafat kls_s
 
02 epistimologi
02 epistimologi02 epistimologi
02 epistimologi
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Sumber Pengetahuan
Sumber PengetahuanSumber Pengetahuan
Sumber Pengetahuan
 
Kelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_sKelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_s
 
Epistimologi
EpistimologiEpistimologi
Epistimologi
 
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
FILSAFAT ILMU Bab Kebenaran Kel 9
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafat
 
Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1Metodologi penelitian tugas 1
Metodologi penelitian tugas 1
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Filsafat 5
Filsafat 5Filsafat 5
Filsafat 5
 
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGIMETODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BIOLOGI
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
 

Similar to Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )

Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
AnandaBudii
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
Toni Isbandi
 
Tugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitianTugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitian
Chandra Agustian
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
Lika Saras
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
Anggita Sorayya
 
PPT Teori Filsafat.pptx
PPT Teori Filsafat.pptxPPT Teori Filsafat.pptx
PPT Teori Filsafat.pptx
MuhamadAssyuja
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
Oktania Anggraini
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
AhmadTirtayasa3
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
Efendi bin Abd. Wahid
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
febrisukma
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
Dina Amalina
 
METLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdfMETLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdf
at Poltekkes Kemenkes Surakarta
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
R . Adhi Indra Kurnia
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
ndlestr
 
Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)
Mu'amar ad darory
 
Logika Hukum - Teori
Logika Hukum - TeoriLogika Hukum - Teori
Logika Hukum - Teori
Ranihana Kun
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasar
Panca Titis
 
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
RonnyDugarSihite
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
Cindar Tyas
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
Mesir La Samani
 

Similar to Kelompok 5 filsafat ilmu ( a ) (20)

Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
 
Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2Kebenaran ilmiah 2
Kebenaran ilmiah 2
 
Tugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitianTugas kuliah metode penelitian
Tugas kuliah metode penelitian
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
PPT Teori Filsafat.pptx
PPT Teori Filsafat.pptxPPT Teori Filsafat.pptx
PPT Teori Filsafat.pptx
 
Buku kualitatif
Buku kualitatifBuku kualitatif
Buku kualitatif
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Filsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkapFilsafat ilmu lengkap
Filsafat ilmu lengkap
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
METLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdfMETLIT P II 2023.pdf
METLIT P II 2023.pdf
 
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra KurniaSoal filsafat ilmu 26 02-2021  UAS R . Adhi Indra Kurnia
Soal filsafat ilmu 26 02-2021 UAS R . Adhi Indra Kurnia
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)Bab 6 husni (1)
Bab 6 husni (1)
 
Logika Hukum - Teori
Logika Hukum - TeoriLogika Hukum - Teori
Logika Hukum - Teori
 
chapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasarchapter 1. metode penelitian dasar
chapter 1. metode penelitian dasar
 
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
2 FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN.pdf
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 

Recently uploaded

Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 

Recently uploaded (20)

Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 

Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )

  • 1. TOPIK I : MENCARI KEBENARAN Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 5 MHS SMT 4 KELAS A 1. Moch. Fahad R 1211900119 2. Iqbal Sheva H 1211900166 3. Debby Ammar Alfaruq 121900167 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA JULI 2021 TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU
  • 2. Moch Fahad R 1211900119 Iqbal Sheva H 1211900166 Debby Ammar A 1211900167
  • 3. FILSAFAT KEBENARAN Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan suhunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak. Sekarang agar penelitian cenderung (ebih objektif, maka seorang peneliti yang bertanya kepada seorang responden yang berpendapat subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa responden lain yang memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan shahih) itupun harus diuji kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu tertentu kebenaran itu berubah sesuai corak berpikir manusia (paradigma).
  • 4. Pengetahuan Budi. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut: Pengetahuan Akal. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatifl). Pengetahuan Intuitif. . 02 03 04 01 Pengetahuan Budi. 05
  • 7. ● Koherensi ● Pragmatis ● Sintaktis ● Logika ● Paradigmatik TEORI KEBENARAN
  • 8. YANG MAHA BENAR Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
  • 9. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG BENAR 3. Makna yang dikandungnya atau dimaksudkannya. 1. Suatu perangkat tanda 2. Suatu susunan tanda- tanda yang teratur yang sesuai dengan aturan- aturan sintaksis Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
  • 11.
  • 12. pembedaan antara definisi tentang kebenaran masalah tentang makna dengan ukuran tentang kebenaran. Apa yang kita butuhkan ialah sesuatu yang dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah untuk menerapkan suatu definisi secara langsung. UKURAN KEBENARAN
  • 13. Terdapat 4 teori (2). Corespodensy theory (1). Coherence Theory (4). Pragmatis. (3). Emperical Theory
  • 15. Emperical Theory Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada berbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Teory Pragmatisme kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang.
  • 17. Memverifikasi Pernyataan Yang Benar Menurut Dewey, kita baru mengetahui setelah kita mengadakan verifikasi, dan yang demikian ini kita kerjakan dengan cara berjalan ke kiri. Jika dengan berjalan ke arah kiri, kita sungguh- sungguh ke luar dari hutan, maka barulah proposisi tersebut sungguh-sungguh benar.
  • 18. ALLAH LAH YANG MAHA BENAR
  • 21. 1211900119 1211900166 1211900167 THREE MEMBERS Moch Fahad R Iqbal Sheva H Debby Ammar A
  • 22. ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam• dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Pendahuluan
  • 23. Dasar Tulisan Argumentatif Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentative adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi dalam argumentasi terdapat motivasi yang Iebih kuat.
  • 24. Proposisi Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. sedangkan proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk membangun gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
  • 25. Contoh Proposisi  Semua manusia akan mati pada suatu waktu.  Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah. Kota Bandung hancur dalam Perang Dunia Kedua karena born atom. Sernua gajah telah punah tahun 1980.
  • 26. Inferensi dan Implikasi ● Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. ● Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (= inferensi).
  • 27. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekadar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Wujud Evidensi
  • 28. Observasi Kesaksian Autoritas Cara Menguji Data Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Dalam kedudukannya yang pasti sebagai fakta, bahan- bahan itu siap digunakan sebagai evidensi. Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengujian tersebut.
  • 29. untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian, apakah data-data atau informasi merupakan kenyataan atau hal yang sungguh-sungguh terjadi. 02 Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. 01 Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Cara Menguji Fakta Konsistensi Koherensi
  • 30. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Yang dapat dilakukan adalah membanding- bandingkan autoritas-autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat-pendapat itu untuk menemukan tulisan-tulisan hasil penelitiannya akan memberi keyakinan pada penulis tentang autoritasnya. Cara Menilai Autoritas 1. Kemashuran dan Prestise 2. Koherensi dengan Kemajuan
  • 32. BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH Pengantar Filsafat Ilmu
  • 33. Kelompok 5 Iqbal Sheva Haidar Debby Ammar Alfaruq Moch. Fahad Rachmansyah 1211900119 1211900167 1211900166
  • 34. Mengapa Harus Berpikir Secara Filsafat? Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam, maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi, manusia mulai berfilsafat.
  • 35. Mengukur Berpikir Filsafat Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan sifat spekulatif. Semua pengetahuan dimulai dari spekulatif. Dari serangkaian spekulatif tersebut dapat dipilih buah pikiran yang paling dapat diandalkan, yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Tanpa menerapkan apa yang disebut benar, maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang atas dasar pengetahuan. Tanpa menetapkan apa yang dimaksud baik atau buruk tidak mungkin bicara tentang moral.
  • 36. 1. Konsepsional 2. Koheren 3. Memburu Kebenaran 4. Radikal Ciri-Ciri Berpikir 5. Rasional
  • 37. Teori Mengenai Kebenaran 1. Kebenaran Sebagai Persesuaian Aristoteles mengatakan sesuatu yang ada sebagai ada, dan yang tidak ada sebagai tidak ada adalah benar dan sebaliknya. Dengan ini muncul kebenaran sebagai persesuaian antara apa yang dikatakan atau dipikirkan dengan kenyataan.
  • 38. 2. Kebenaran Sebagai Keteguhan Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalua sejalan dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya.
  • 39. 3. Teori Pragmatis tentang Kebenaran Teori ini dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan William James. Kebenaran memiliki arti yang sama dengan kegunaan. Suatu ide benar adalah ide yang bisa memungkinkan seseorang melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Ide yang benar pasti juga memiliki konsekuensi praktis pada tindakan tertentu (J. Dewey). Kebenaran yang ditemukan di sini adalah menyangkut "know-how", kalau manusia berhasil menciptakan sesuatu.
  • 40. 4. Teori Kebenaran Performatif Anggapan tentang terlaksananya kebenaran dalam bahasa (ungkapan) manusia berasal dari Inggris (Frank Ramsey, John Austin, dan Peter Strawson). Mereka melawan teori klasik bahwa benar dan salah adalah ungkapan deskriptif. Suatu pernyataan dianggap benar kalua menciptakan realitas. Misalnya, "Dengan ini saya mengangkat anda menjadi ketua kelas." Ungkapan atau pernyataan ini menciptakan suatu realitas.
  • 41. 5. Teori Kebenaran Historis Ini pada umumnya diakui oleh kelompok post-modernis atau strukturalis dan post-strukturalis. Menurut mereka kebenaran selalu bersifat historis dan selalu berpusat pada kebebasan batin setiap manusia dan bukannya ditentukan lebih dahulu atau ditentukan oleh orang lain. Dalam diri setiap manusia dan kebudayaan terdapat unsur kebenaran.
  • 42. Kepastian Dalam Ilmu-Ilmu Empiris Kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki, terutama menyangkut kebenaran pernyataan dari gejala-gejala itu Kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang berlaku. Namun yang dicapai adalah satu ketakpercayaan.
  • 43. Kepastian Dalam Ilmu-Ilmu Eksakta Dalam konteks penemuan (context of discovery), apa yang dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti. Namun dalam konteks pembenaran (context of justification), dalam satu sistem matematika atau logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan hanya ungkapan-ungkapan yang bersifat aksiomatis. Semua berlaku di mana-mana tanpa diragukan dalam sistem itu sendiri. Inilah yang dimaksudkan dengan ilmu pasti.
  • 44. Metode Ilmiah Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan hanya sebagian dari langkah-langkah sistematis dalam memperoleh ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis dari bekerjanya pikiran atau logic yang hanya menghasilkan kesimpulan atau ketetapan rasional saja.
  • 45. Garis Besar Langkah-Langkah Sistematis Keilmuan Adalah Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah Menyusun kerangka pikiran (logical contract) Merumuskan hipotesis (jawaban rasional terhadap masalah) Menguji hipotesis secara empirik Melakukan pembahasan Menyimpulkan Metode penelitian Teknis penelitian
  • 47. HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU Oleh kelompok 5
  • 48. Moch Fahad R 1211900119 Iqbal Sheva H 1211900166 Debby Ammar A 1211900167 Kelompok 5:
  • 49. PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara mendetail. Filsafat manusia terus berkembang karena manusia adalah objek yang penuh dengan misteri.
  • 50. HAKEKAT MANUSIA! Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak saling menafikan yaitu materi dan rohani.
  • 51. 01 Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat. KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. 02
  • 52. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA 1. Psikologi membahas objek materi yakni manusia. 2. Sosiologi juga membahas objek materi yakni manusia. 3. Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia.
  • 53. ESENSI DAN EKSISTENSI FILSAFAT MANUSIA SERTA PERANAN MANUSIA Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cars yang abstrak. Model ini memandang manusia terlepas dan situasi dan perkembangannya. Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.
  • 54. PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMU TENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI) 1. Ilmu Tentang Manusia 2. Filsafat Manusia
  • 55. MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA A. Manfaat 1. Secara praktis 2. Secara teoritis 3. Manfaat lain: a) Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu, masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan. b) Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
  • 56. B. Tujuan 1. Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya? 2. Bagaimanakah kodrat manusia itu? 3. Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dan makhlukmahluk yang lain? 4. Bagaimanakah hubungan antara badan atau raga dengan jiwa manusia? 5. Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan? 6. Apakah arti kepribadian seorang manusia?
  • 58. Esensi Manusia Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran. Tiap-tiap aliran memiliki pandangan tentang hakikat atau esensi manusia yang berbeda-beda. Dan sekian banyak aliran, terdapat dua aliran tertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme.
  • 59. 01 02 Materialisme Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk esensi manusia bersifat material atau fisik Idealisme Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme).
  • 60. Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya did manusia didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Filsafat manusia juga dapat membantu memberikan makna pada apa yang tengah kita alami, menentukan tujuan hidup, dan sebagainya. Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
  • 61. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS 
  • 63. Kelompok 5 Moch. Fahad Rachmansyah Debby Ammar Alfaruq Iqbal Sheva Haidar 1211900119 1211900166 1211900167 01 02 03
  • 64. Etika Etika (ethos), yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan moral. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika yaitu untuk pengkajian nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua yaitu akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
  • 65. Etika Menurut Aristoteles (384-322 SM), etika sudah digunakan dalam pengertian filsafat moral. Etika sebagai ilmu biasa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Etika deskriptif 2. Etika normatif 3. Meta-etika
  • 66. Moral dan Ilmu Moral Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Ada lagi istilah “moralitas” yang mempunyai arti sama dengan moral, yaitu suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
  • 67. Moral dan Ilmu Ilmu Ilmu adalah adalah pengkajian sejumlah pernyataan yang terbukti dengan fakta dan ditinjau yang disusun secara sistematis. Ilmu bukan sekadar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
  • 68. Aspek dan Sifat Moral dalam Ilmu Pengetahuan Moralitas dengan Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan Moralitas Objektivistik dengan Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik dengan Relativistik
  • 69. Moralitas dengan Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan Pemahaman tentang moralitas yang didistingsikan dengan legalitas ditemukan dalam filsafat moral Kant. Menurut pendapatnya, moralitas adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum ba¬tiniah, yakni apa yang oleh Kant dipandang sebagai "kewajiban." Ada-pun legalitas adalah kesesuaian sikap dan tindakan dengan hukum atau norma lahiriah belaka. Kesesuaian ini belum bernilai moral, sebab tidak didasari dorongan batin. Moralitas akan tercapai jika dalam menaati hu¬kum lahiriah bukan karena takut pada akibat hukum lahiriah itu, melain¬kan karena menyadari bahwa taat pada hukum itu merupakan kewajiban.
  • 70. Moralitas Objektivistik dengan Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan Socrates, Plato, dan Aristoteles berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun bersifat objektif, akan tetapi moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan dapat dipahami melalui proses penalaran atau penggunaan akal budi (rasional). Moral bersifat relativistik melalui pendakatan empiris. Baik dan buruk menjadi sangat tergantung pada berbagai faktor, seperti tergantung pada konteksnya, situasinya, bahkan tidak mengherankan jika tegantung pada masing-masing individu.
  • 71. Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik dengan Relativistik Prinsip moral yang bersifat objektivistik yaitu prinsip moral secara objektif dapat diterima oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun juga. Adapun prinsip moral yang bersifat relativistic sifatnya "tergantung atau sesuai dengan konteks“, misalnya tergantung pada konteks kebudayaan atau kultur, sehingga bersifat kultural. Demikian seterusnya, sifat relativistik itu pengertiannya bisa berarti nasional, komunal, tradisional, situasional, kondisional, multikultural, atau bahkan individual.
  • 72. Ilmu pengetahuan merupakan warisan bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu. Sejatinya ilmu pengetahuan mengarahkan kecerdasan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, melakukan pengkajian tak kenal lelah, terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Kemanusiaan
  • 73. Etika dan Moral dalam Ilmu Pengetahuan Kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah melahirkan temuan-temuan baru yang belum ada sebelumnya, atas penemuan itu manusia mendapatkan manfaat secara langsung. Namun selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ditemukannya hal- hal baru itu telah melahirkan kesadaran akan adanya beragam karya sebagai olah pikir dan rasa manusia. Dalam sejarah dikenal nama Corpus Juris sebagai orang yang pertama kali menyadari dan memprakarsai etika moral dalam karya ilmu pengetahuan, baik berupa hak milik dalam bentuk tulisan. Namun demikian, pendapatnya belum sampai kepada pembeda antara benda nyata (materielles eigentum) dan benda tidak nyata (immaterielles eigentum) yang merupakan produk kreativitas manusia. Istilah immaterielles eigetum inilah yang sekarang disebut dengan intellectual property right (IPR) yang merupakan terjemahan dari kata geistiges eigentum,atau hak kekayaan intelektual ilmu pengetahuan.
  • 74. Sikap Manusia Etika sosial berfungsi membuat manusia menjadi sadar akan tanggungjawabnya sebagai manusia dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, menurut semua dimensinya. Demikian juga etika profesi yang merupakan etika khusus dalam etika sosial mempunyai tugas dan tanggungjawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya. Manusia dengan selurulh alam lingkungan hidupnya secara bersama-sama merupakan ciptaan Tuhan. Manusia tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan hidupnya, bahkan manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup itu.
  • 77. KELOMPOK 5 02 01 03 1211900119 1211900166 1211900167 MOCH FAHAD R IQBAL SHEVA H DEBBY AMMAR A
  • 78. Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahannya. Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. LATAR BELAKANG
  • 79. BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA ADALAH SUATU FILSAFAT Pendapat Muh. Yamin Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945, menyebutkan bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat filsafatnya ialah satu sinthese fikiran yang lahir dari antithese fikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis, begitu pula halnya dengan ajaran Pancasila, satu sinthese negara yang lahir dari pada satu antithese.
  • 80. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
  • 81. Dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu : a. Logos (rasionalitas atau penalaran) b. Pathos (penghayatan) c. Ethos (kesusilaan). ● Landasan Epistemologis Pancasila a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika, b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan, c. Sosio politik yang berwujud ideologi. ● Landasan Aksiologis Pancasila a. Manusia, yakni yang berketuhanan, b. Yang berkemanusiaan c. Yang berpersatuan d. Yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. ● Landasan Ontologis Pancasila
  • 82. Arti Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Berkat perjuangan yang gigihdariseluruh rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Jepang dibentuk suatu badan yang diberi nama BPUPKI. Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh pemerintah Jepang.
  • 83. Fungsi Filsafat Pancasila Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. 35% 50% 15%
  • 84. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing- masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh
  • 85. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA ● Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila- silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
  • 86. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu.
  • 87. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar. KESIMPULA N
  • 90. STUDY OBJECTIVES Moch. Fahad R 1211900119 Iqbal Sheva H 1211900166 Debby Ammar A 1211900167
  • 91. LATAR BELAKANG Sejak lama manusia telah memikirkan hal-hal yang mendasar dalam fenomena kehidupannya secara kritis. Hal tersebut secara alamiah menjadi fitrah seorang manusia. Manusia selalu ragu terhadap segala sesuatu, selalu memiliki rasa ingin tahu, selalu mencari kebenaran yang hakiki, dan mencari solusi dalam kehidupannya. akhir dari proses tersebut disebut proses berfilsafat. Pada perkembangan filsaat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut merupakan Ontology, Epistemologi dan Aksiologi.
  • 92. Pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli Menurut Berry dalam buku A. Susanto6 , Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang logika intern dan teori – teori ilmiah dan hubungan – hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu adalah ilmu yang di pakai untuk menelaah tentang logika, teori – teori ilmiah serta upaya pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu metode atau teori ilmiah.
  • 93. Hubungan filsafat ilmu dengan metodologi penelitian Keterkaitan antara filsafat ilmu dengan metode penelitian jelas ada, serta sulit dibantah. Filsafat ilmu jelas merupakan dasar keilmuan, yang banyak dijadikan fondasi metode penelitian. Metode penelitian merupakan jalur andal bagi filsafat ilmu untuk menemukan kebenaran. Jadi metodologi penelitian ilmu yang mempelajari, menelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang objektif.
  • 94. TUJUAN FILSAFAT THEORY 1 THEORY 2 Memahami sejarah pertumbuhan , perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakikat dan tujuan ilmu
  • 95. THIS IS A TIMELINE Mencari Masalah Proses Menentukan Hipotesis Menghimpun Data 1 2 3 4 5 Menguji Hipotesis
  • 96. PENGER TIAN Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang berbeda. Soetriono dan SRDm Rita Hanafie mengemukakan bahwa ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis
  • 97. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan Penelitian ● Sesungguhnya berubungan atau tidaknya filsafat ilmu pengetahuan dan penelitian merupakan masalah rumit, yang tidak mungkin dijawab dengan sekedar ada hubungan atau tidak ada hubungan dari keduanya. Filsafat ilmu pengetahuan pada dasarnya merupakan salah satu cara untuk mebuktikan kebenaran, sedangkan penelitian juga merupakan wahana untuk menguji kebenaran. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut.
  • 98. Didalam ontology membahas dua bidang Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak 01 02
  • 99. KESIMPULAN  Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran epistemologi  Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi  Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam tataran epistemologi  Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada tataran epistemologi  Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat Ilmu.
  • 100. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik THANK S! 