SlideShare a Scribd company logo
ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL APLIKASI BIOTEKNOLOGI MODERN
Nama : RISYANTI
Nim : 4001414040
Rombel: 02 (BIOTEKNOLOGI)
Judul jurnal : Evaluation on a Streptococcus suis Vaccine Using Recombinant Sao-L
Protein Manufactured by Bioreactors as the Antigen in Pigs. Oleh K.-J. Hsueh et al,
Received for publication August 13, 2012. doi:10.1111/tbed.12067.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan protein Sao-L (rsao L) dari strain
bakteri Streptococcus suis serotipe 2 dengan sistem ekspresi prokariotik pada bioreaktor
dan menggunakan rsao L sebagai antigen untuk vaksin bakteri Streptococcus suis pada
tikus dan babi.
Seperti yang kita tahu bahwa Streptococcus suis merupakan bakteri penyebab
arthritis, meningitis, septicaemia dan penyebab matinya babi secara tiba-tiba.
Streptococcus suis juga dikenal sebagai agen zoonis penting bagi manusia dan
diklasifikasikan menjadi 33 serotip berdasarkan struktur kapsul polisakaridanya.
Diantaranya adalah serotip 1, ½, 2, 7, 9, 14, dan 22 yang merupakan serotip paling
mematikan dibandingkan dengan serotip yang lain dan dapat di isolasi di berbagai negara
dan wilayah termasuk diantaranya adalah Amerika, Kanada, Eropa, Selandia Baru, dan
Taiwan. Di eropa, Streptococcus suis yang paling banyak diisolasi adalah tipe 2 dan 9. Di
Taiwan Lebih dari 80% babi positif mengandung bakteri Streptococcus suis dan sebagian
besar terinfeksi serotip 1 dan 2. Institut penelitian nasional dokter hewan di Pulawy
Polandia melaporkan bahwa Streptococcus suis serotipe 2 dapat diisolasi sedikitnya 45%
dari sampel paru-paru babi dan 80 % berasal dari kasus peternakan yang terinfeksi PRRS
(reproduksi babi dan syndrom pernapasan).
Banyak protein permukaan terlibat dalam patogenesis bakteri gram positif dan
telah terbukti menghasilkan respon imun yang kuat. Protein permukaan baru dari
Streptococcus suis, Sao (surface antigen one), yang merupakan strain yang sangat
dilindungi diantara strain Streptococcus suis yang telah diidentifikasi dan menjadi antigen
potensial untuk pengembangan vaksin yang efektif melawan Streptococcus suis. Sao
merupakan protein permukaan biasa yang mengandung MPR (muramidase-released
protein), sebuah membaran terminal-C dengan motif Leu-Pro-X-Thr-Gly (LPXTG), yang
memediasi banyak faktor virulensi selama masa infeksi. Sao protein dikode oleh 3 variasi
alel dari panjang gen yang berbeda, Sao-S (1,5 kb), Sao-M (1,7 kb), dan Sao-L (2,0 kb) dan
Sao-M adalah jenis yang paling umum. Pengebalan menggunakan protein Sao rekombinan
dapat memperoleh respon antibodi manusia yang kuat, menurunkan tanda-tanda klinis,
dan diseminasi bakteri, menaikkan tingkat kelangsungan hidup,memberi perlindungan
serotip silang pada tikus dan protokol vaksinasi babi, yang mengindikasikan bahwa rSao
merupakan antigen yang cocok untuk pengembangan vaksin sub unit Streptococcus suis.
Metode
Strain bakteri yang digunakan adalah bakteri Streptococcus suis BCRC yang
diperoleh dari Bioresource Collection and Research Center (BCRC) di Hsinchu, Taiwan,
yang diisolasi dari babi. Strain lainnya diperoleh dari Pingtung County Animal Disease
Control Center, di Pintung, Taiwan. Semua strain tumbuh pada suhu 37o di medium kaldu
daging dengan 0,5% ekstrak ragi. DNA bakteri yang diisolasi menggunakan darah dan
ekstrak jaringan genom DNA menggunakan kit sistem miniprep.
Amplifikasi PCR dan analisis sekuen gen Sao.
DNA dari Sao-L dan Sao-M telah diperkuat dengan 35 siklus yang terdiri dari denaturasi 1
menit pada suhu 94o C, 30 detik pendinginan pada suhu 56o C dan 2 menit pemanjangan
pada suhu 72o C. Pertama mengandung enzim restriksi yang dapat memotong DNA.
Produk PCR telah di dimurnikan dengan AxyPrep TM PCR kit pembersihan dan diklon ke
vektor ekspresi Pet32a berdasarkan pada intruksi pabrik. Nukleotida dan proteinnya telah
di bandingkan homologinya di GenBank menggunakan program BLAST.
Ekspresi Sao (rSao) rekombinan
Secara singkat, strain E. Coli BL21 menyimpan plasmid rekombinan yang telah di dikultur
di LB atau medium modifikasi pada suhu 37o C hingga absorbansinya mencapai 0,6 pada
panjang cahaya 600 nm. Kultur yang dihasilkan dan ultrafiltrasi dilakukan oleh Vivaspi
20 100 Kda MWCO. Konsentrasi kultur telah dianalisis dengan SPSS-PAGE dan diberikan
serum dari imun kelinci dengan rSao yang telah dimurnikan. Hasilnya negatif (tidak
menggumpal yang mengindikasikan konsentrasi endotoksinnya adakah < 0,125 IU/ml).
Konsentrasi dari protein Sao telah diperkirakan dengan membandingkan unit pengubah
komputerisasi dari BSA yang standarnya sama dengan SDS-PAGE. Setelah itu, rSao mentah
telah di nonaktifkan pada suhu 56o C selama 30menit, dan dikonfirmasi tidak adanya
bakteri dengan uji steril.
Persiapan vaksin.
Konsentrasi antigen rekombinan sebesar 55 μg/ml pada fasa cair dengan 25% air dalam
minyak di ajuvan air (w/o/w).
Hewan yang di pakai pada penelitian ini telah disetujui oleh NPUST manajemen kantor
laboratorium hewan. Penelitian ini menggunakan 2 hewan yakni Tikus dan Babi.
Keseluruhan tikus yang digunakan pada peneltian ini adalah 40 ekor dengan usia 3
minggu. Eksperimen ini diulangi sebanyak dua kali, dimana setiap eksperimen , 20 tikus
dibagi secara acak kedalam empat kelompok dan diimunisasi secara subkutan dengan
rSaO-L (n=5), rSao-M (n=5) atau vektor (n=5) dan dibesarkan dengan vaksin yang sama 2
minggu setelah imunisasi pertama. Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0)
dan minggu ke 2, dan minggu ke 4 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk
menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait).
Keseluruhan babi yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 ekor dengan usia antara 3
sampai 4 minggu yang di bagi kedalam 2 kelompok (n=5). Satu diantaranya di imunisasi
secara intramuskular dengan vaksin rSao-L sebanyak 2 ml dan dibesarkan selama 2
minggu dan kelompok yang lain disuntik dengan garam steril sebagai kontrok yang tidak
divaksinasi. . Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, 4
dan minggu ke 5 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi
menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Pemantauan anak babi dilakukan
setiap hari untuk mengetahui tanda-tanda klinis, suhu tubuh, dan berat badan serta
dimatikan selama 14 hari nekropsi. Pemeriksaan patologi ditunjukan dengan skor luka
yang dihitung berdasarkan luas area luka pada organ, dimana tanpa luka= 0, area luka
,33%=1, area luka,66%=5.
Analisis statistik
Semua data telah dianalisis dengan program statistik SAS.
Pembahasan
Setelah melewati identifikasi, kloning dan sekuensing gen bakteri Sao Streptococcus suis
diperoleh data yaitu ukuran DNA Sao-L (2013 bp), dan Sao-M (1743 bp). Selanjutnya Sao-
L dan Sao-M diklon kedalam plasmid Pet-32a(+) dan diekspresikan: ukuran DNA produk
telah terkonfirmasi setelah pemotongan oleh enzim restriksi bam HI/Hind III. Gen yang
telah di sekuensi dan dibandingkan terhadap sekuens dari AY864331 di GenBank
menggunakan BLAST. Pada Analisis dan ekspresi dari rSao, plasmid Pet-32a(+)
ditransformasikan kedalam E. Coli BL21 (DE3) untuk mengekspresikan rSao.
Imunogenitas dan ukuran dari rSao-L dan rSao-M dikonfirmasi lebih lanjut oleh anti
serum yang dikumpulkan dari imun kelinci yang telah dimurnikan. Pada Produksi rSao-L
menggunakan fermentor, Hasil dari tes LAL memastikan bahwa rSao mentah tidak ada
kontaminan endotoksin yang terdeteksi. Kemudian dilakukan Tes imunogenitas rSao pada
tikus dimana titer antibodi pada tikus yang diimunisasi dengan rSao L atau M secara
signifikan lebih tinggi daripada kelompok vektor dan kontrol pada minggu ke 4 setelah
imunisasi primer. Setelah di berikan bakteri Streptococcus suis, semua tikus pada
kelompok kontrol (p1) mati. Sebaliknya, 3 dari tikus terimunisasi rSao-L dan 4 dari tikus
yang terimunisasi rSao-M sehat. Selanjutnya imunisasi rSao-L pada babi menimbulkan
respon antibodi yang kuat. Titer antibody spesifik rSao-L dalam serum meningkat secara
significal pada babi berumur 2 minggu (minggu ke 4) dan 3 minggu (pada minggu ke 5)
setelah imunisasi pertama. Kemudian dilakukan penimbangan pada babi yang telah
diimunisasi dimana menunjukan peningkatan dari sebelumnya bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dilakukan Pengujian resistensi dengan cara pemberian bakteri strain
Streptococcus suis serotip 1 pada seluruh anak babi berumur 3 minggu setelah dilakukan
imunisasi pada minggu ke 5 dan suhu tubuhnya telah dicatat sebelumnya, hasilnya babi
kelompok kontrol bersuhu lebih tinggi dibandingkan kelompok babi yang telah divaksin.
Pengujian resisten pada kelompok kontrol menunjukan tanda-tanda klinis, termasuk
demam, aleksia,pembengkakan sendi dan sebaliknya pada babi kelompok vaksin.
Kesimpulan
Pemberian vaksin pada babi mengakibatkan babi resisten terhadap bakteri Streptococcus
suis.
Tinjauandari segi bioetikaterhadapproduksi vaksindari bakteri Streptococcus suis
untuk babi dan tikus.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang evaluasi penggunaan vaksin yang
diproduksi dari rekombinan protein Sao-L pada babi. Babi merupakan hewan mamalia
yang juga diternakan dan dikonsumsi oleh sebagian orang, namun keadaan babi ditempat
peternakan yang tidak steril dapat mengakibatkan babi terkontaminasi berbagai macam
bakteri seperti bakteri Streptococcus suis yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
babi, dimana bakteri tersebut dapat menimbulkan kematian mendadak dan berbahaya
apabila dikonsumsi oleh manusia. Keberadaan bakteri Streptococcus suis pada babi yang
dikonsumsi manusia akan menimbulkan berbagai penyakit seperti arthritis, meningitis,
septicaemia yang mengakibatkan tulang mengalami kelumpuhan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji vaksin dari protein rekombinan Sao-L terhadap infeksi bakteri
Streptococcus suis pada tubuh babi, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa
vaksin Sao-L resisten terhadap bakteri Streptococcus suis. Penemuan ini sangat
bermanfaat karena dengan adanya vaksin ini dapat mengurangi timbulnya penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis pada babi yang ditularkan ke manusia.
Perkembangan bioteknologi modern semakin hari semakin maju, namun
keberadaannya tidak selamanya berdampak positif. Perkembangan bioteknologi yang
semakin pesat juga perlu memerhatikan dampak yang ditimbulkan atau sering disebut
dengan bioetika dalam bioteknologi. Penelitian ini menghasilkan dampak yang positif
dimana ditemukan vaksin yang akan melindungi babi dari bakteri Streptococcus suis yang
merugikan. Bioetika pada penelitian ini menguntungkan karena adanya keseimbangan
tata kehidupan manusia dengan kelangsungan fungsi lingkungan hidup, vaksin yang
dihasilkan dapat mengurangi berbagai macam penyakit yang ditularkan babi ke manusia.
Selain itu, hewan yang digunakan sebagai bahan percobaan pun tidak merugikan karena
menggunakan tikus dan babi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, dan keberadaan tikus
yang umumnya tidak diinginkan oleh banyak orang sehingga penelitian ini memenuhi
landasan bioetika karena kebermanfaatannya bagi manusia.
Tidak adanya penyiksaan pada hewan yang dijadikan percobaan dan tidak adanya
kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan bakteri menunjukan bahwa penelitian ini
memenuhi prinsip bioetika yang membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan
kelangsungan hidup manusia dan hewan.

More Related Content

What's hot

Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA Nita Sulistyawati
 
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayatiLks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Maya Iqlima
 
TENTANG SPOROZOA
TENTANG SPOROZOA TENTANG SPOROZOA
TENTANG SPOROZOA
Amalia Rizka
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
silvia kuswanti
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataf' yagami
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
almansyahnis .
 
Asesmen kinerja proses dan produk
Asesmen kinerja proses dan produkAsesmen kinerja proses dan produk
Asesmen kinerja proses dan produk
universitas pendidikan indonesia
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
Emi Suhaemi
 
Teknologi Enzim
Teknologi EnzimTeknologi Enzim
Teknologi Enzim
Wahyuni Baharuddin
 
PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptx
Lediselpiani
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
UPT Perpustakaan UniB
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
PatriciaGitaNaully
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Jessy Damayanti
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
dewisetiyana52
 

What's hot (20)

Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA
KUMPULAN SOAL PREDIKSI OLIMPIADE BIOLOGI UDAYANA
 
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayatiLks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
Lks problem solving dan berpikir kritis pada materi keanekaragaman hayati
 
TENTANG SPOROZOA
TENTANG SPOROZOA TENTANG SPOROZOA
TENTANG SPOROZOA
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
 
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8   ( ANIMALIA )
RPP BIOLOGI KELAS X / KD 3.8 DAN 4.8 ( ANIMALIA )
 
Asesmen kinerja proses dan produk
Asesmen kinerja proses dan produkAsesmen kinerja proses dan produk
Asesmen kinerja proses dan produk
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
6. satuan percobaan, dan percobaan satu faktor
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
Teknologi Enzim
Teknologi EnzimTeknologi Enzim
Teknologi Enzim
 
PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptx
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewiMikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
Mikroteknik BAB 1 Pengertian, Syarat, dan Macam preparat_dewi
 

Similar to ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN

138 183-1-pb
138 183-1-pb138 183-1-pb
138 183-1-pb
K. fb Seftya sevtya
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
Bunga G-Vinsa
 
Vaksin n sera
Vaksin n seraVaksin n sera
Vaksin n sera
Rhiza Amalia
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
Fidara Aprionika
 
Pengantar 1
Pengantar 1Pengantar 1
Pengantar 1
Seprialis
 
Jin3
Jin3Jin3
Jin3andreei
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
brawijaya university
 
Tpibaru7
Tpibaru7Tpibaru7
Tpibaru7andreei
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Tata Naipospos
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Maulida Ratri
 
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikPemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
MuhamadFandi
 
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptxrekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
nandananda776342
 
5 fe5821cd01
5 fe5821cd015 fe5821cd01
5 fe5821cd01
Andi Nurhakim
 
Serologi fk 15
Serologi fk 15Serologi fk 15
Serologi fk 15
Jusak Nugraha
 
14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf
MARSURINDO32C
 
11622916.ppt
11622916.ppt11622916.ppt
11622916.ppt
aguseriawan1
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
Repository Ipb
 
Tugas elisa gandi
Tugas elisa gandiTugas elisa gandi
Tugas elisa gandiGand'z Alchemy
 

Similar to ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN (20)

138 183-1-pb
138 183-1-pb138 183-1-pb
138 183-1-pb
 
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
makalah kedokteran hewan tentang jurnal-jurnal.
 
Vaksin n sera
Vaksin n seraVaksin n sera
Vaksin n sera
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
Vaksin rekombinan
 
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
16588 40402-1-sm (1)-dikonversi
 
Pengantar 1
Pengantar 1Pengantar 1
Pengantar 1
 
Jin3
Jin3Jin3
Jin3
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
Ekspresi protein adhf36_pada_perubahan_osmolaritas_serta_p_h_lingkungan_hidup...
 
Tpibaru7
Tpibaru7Tpibaru7
Tpibaru7
 
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
Bahan Penyusunan Masterplan Pengendalian & Pemberantasan Classical Swine Feve...
 
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan ole...
 
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septikPemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
Pemeriksaan Lab sebagia indikator sepsis dan syok septik
 
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptxrekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
rekayasa_genetika_Green_Fluorescent_Prot.pptx
 
5 fe5821cd01
5 fe5821cd015 fe5821cd01
5 fe5821cd01
 
Serologi fk 15
Serologi fk 15Serologi fk 15
Serologi fk 15
 
14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf14904-45242-2-PB.pdf
14904-45242-2-PB.pdf
 
11622916.ppt
11622916.ppt11622916.ppt
11622916.ppt
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Tugas elisa gandi
Tugas elisa gandiTugas elisa gandi
Tugas elisa gandi
 

More from risyanti ALENTA

Student worksheet2
Student worksheet2Student worksheet2
Student worksheet2
risyanti ALENTA
 
Student worksheet1
Student worksheet1Student worksheet1
Student worksheet1
risyanti ALENTA
 
Lesson plan fixed
Lesson plan fixedLesson plan fixed
Lesson plan fixed
risyanti ALENTA
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
risyanti ALENTA
 
Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aids
risyanti ALENTA
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatan
risyanti ALENTA
 
Kompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipaKompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipa
risyanti ALENTA
 
kalender bulan
kalender bulankalender bulan
kalender bulan
risyanti ALENTA
 
revolusi bumi
revolusi bumirevolusi bumi
revolusi bumi
risyanti ALENTA
 
rotasi bumi
rotasi bumirotasi bumi
rotasi bumi
risyanti ALENTA
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
risyanti ALENTA
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentris
risyanti ALENTA
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehi
risyanti ALENTA
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehi
risyanti ALENTA
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
risyanti ALENTA
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
risyanti ALENTA
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
risyanti ALENTA
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
risyanti ALENTA
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
risyanti ALENTA
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
risyanti ALENTA
 

More from risyanti ALENTA (20)

Student worksheet2
Student worksheet2Student worksheet2
Student worksheet2
 
Student worksheet1
Student worksheet1Student worksheet1
Student worksheet1
 
Lesson plan fixed
Lesson plan fixedLesson plan fixed
Lesson plan fixed
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Kelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aidsKelompok dua teaching aids
Kelompok dua teaching aids
 
Jurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatanJurnal mikrobiologi kesehatan
Jurnal mikrobiologi kesehatan
 
Kompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipaKompetensi guru ipa
Kompetensi guru ipa
 
kalender bulan
kalender bulankalender bulan
kalender bulan
 
revolusi bumi
revolusi bumirevolusi bumi
revolusi bumi
 
rotasi bumi
rotasi bumirotasi bumi
rotasi bumi
 
hukum keppler
hukum kepplerhukum keppler
hukum keppler
 
teori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentristeori geosentris dan heliosentris
teori geosentris dan heliosentris
 
sejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehisejarah astronomi setelah masehi
sejarah astronomi setelah masehi
 
Sejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehiSejarah astronomi sebelum masehi
Sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehiKelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
Kelompok 1 sejarah astronomi sebelum masehi
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipokloritKelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
Kelompok 6 penetapan-kadar-hipoklorit
 

Recently uploaded

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL PENERAPAN BIOTEKNOLOGI MODERN

  • 1. ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL APLIKASI BIOTEKNOLOGI MODERN Nama : RISYANTI Nim : 4001414040 Rombel: 02 (BIOTEKNOLOGI) Judul jurnal : Evaluation on a Streptococcus suis Vaccine Using Recombinant Sao-L Protein Manufactured by Bioreactors as the Antigen in Pigs. Oleh K.-J. Hsueh et al, Received for publication August 13, 2012. doi:10.1111/tbed.12067. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan protein Sao-L (rsao L) dari strain bakteri Streptococcus suis serotipe 2 dengan sistem ekspresi prokariotik pada bioreaktor dan menggunakan rsao L sebagai antigen untuk vaksin bakteri Streptococcus suis pada tikus dan babi. Seperti yang kita tahu bahwa Streptococcus suis merupakan bakteri penyebab arthritis, meningitis, septicaemia dan penyebab matinya babi secara tiba-tiba. Streptococcus suis juga dikenal sebagai agen zoonis penting bagi manusia dan diklasifikasikan menjadi 33 serotip berdasarkan struktur kapsul polisakaridanya. Diantaranya adalah serotip 1, ½, 2, 7, 9, 14, dan 22 yang merupakan serotip paling mematikan dibandingkan dengan serotip yang lain dan dapat di isolasi di berbagai negara dan wilayah termasuk diantaranya adalah Amerika, Kanada, Eropa, Selandia Baru, dan Taiwan. Di eropa, Streptococcus suis yang paling banyak diisolasi adalah tipe 2 dan 9. Di Taiwan Lebih dari 80% babi positif mengandung bakteri Streptococcus suis dan sebagian besar terinfeksi serotip 1 dan 2. Institut penelitian nasional dokter hewan di Pulawy Polandia melaporkan bahwa Streptococcus suis serotipe 2 dapat diisolasi sedikitnya 45% dari sampel paru-paru babi dan 80 % berasal dari kasus peternakan yang terinfeksi PRRS (reproduksi babi dan syndrom pernapasan). Banyak protein permukaan terlibat dalam patogenesis bakteri gram positif dan telah terbukti menghasilkan respon imun yang kuat. Protein permukaan baru dari Streptococcus suis, Sao (surface antigen one), yang merupakan strain yang sangat dilindungi diantara strain Streptococcus suis yang telah diidentifikasi dan menjadi antigen potensial untuk pengembangan vaksin yang efektif melawan Streptococcus suis. Sao
  • 2. merupakan protein permukaan biasa yang mengandung MPR (muramidase-released protein), sebuah membaran terminal-C dengan motif Leu-Pro-X-Thr-Gly (LPXTG), yang memediasi banyak faktor virulensi selama masa infeksi. Sao protein dikode oleh 3 variasi alel dari panjang gen yang berbeda, Sao-S (1,5 kb), Sao-M (1,7 kb), dan Sao-L (2,0 kb) dan Sao-M adalah jenis yang paling umum. Pengebalan menggunakan protein Sao rekombinan dapat memperoleh respon antibodi manusia yang kuat, menurunkan tanda-tanda klinis, dan diseminasi bakteri, menaikkan tingkat kelangsungan hidup,memberi perlindungan serotip silang pada tikus dan protokol vaksinasi babi, yang mengindikasikan bahwa rSao merupakan antigen yang cocok untuk pengembangan vaksin sub unit Streptococcus suis. Metode Strain bakteri yang digunakan adalah bakteri Streptococcus suis BCRC yang diperoleh dari Bioresource Collection and Research Center (BCRC) di Hsinchu, Taiwan, yang diisolasi dari babi. Strain lainnya diperoleh dari Pingtung County Animal Disease Control Center, di Pintung, Taiwan. Semua strain tumbuh pada suhu 37o di medium kaldu daging dengan 0,5% ekstrak ragi. DNA bakteri yang diisolasi menggunakan darah dan ekstrak jaringan genom DNA menggunakan kit sistem miniprep. Amplifikasi PCR dan analisis sekuen gen Sao. DNA dari Sao-L dan Sao-M telah diperkuat dengan 35 siklus yang terdiri dari denaturasi 1 menit pada suhu 94o C, 30 detik pendinginan pada suhu 56o C dan 2 menit pemanjangan pada suhu 72o C. Pertama mengandung enzim restriksi yang dapat memotong DNA. Produk PCR telah di dimurnikan dengan AxyPrep TM PCR kit pembersihan dan diklon ke vektor ekspresi Pet32a berdasarkan pada intruksi pabrik. Nukleotida dan proteinnya telah di bandingkan homologinya di GenBank menggunakan program BLAST. Ekspresi Sao (rSao) rekombinan Secara singkat, strain E. Coli BL21 menyimpan plasmid rekombinan yang telah di dikultur di LB atau medium modifikasi pada suhu 37o C hingga absorbansinya mencapai 0,6 pada panjang cahaya 600 nm. Kultur yang dihasilkan dan ultrafiltrasi dilakukan oleh Vivaspi 20 100 Kda MWCO. Konsentrasi kultur telah dianalisis dengan SPSS-PAGE dan diberikan serum dari imun kelinci dengan rSao yang telah dimurnikan. Hasilnya negatif (tidak menggumpal yang mengindikasikan konsentrasi endotoksinnya adakah < 0,125 IU/ml). Konsentrasi dari protein Sao telah diperkirakan dengan membandingkan unit pengubah
  • 3. komputerisasi dari BSA yang standarnya sama dengan SDS-PAGE. Setelah itu, rSao mentah telah di nonaktifkan pada suhu 56o C selama 30menit, dan dikonfirmasi tidak adanya bakteri dengan uji steril. Persiapan vaksin. Konsentrasi antigen rekombinan sebesar 55 μg/ml pada fasa cair dengan 25% air dalam minyak di ajuvan air (w/o/w). Hewan yang di pakai pada penelitian ini telah disetujui oleh NPUST manajemen kantor laboratorium hewan. Penelitian ini menggunakan 2 hewan yakni Tikus dan Babi. Keseluruhan tikus yang digunakan pada peneltian ini adalah 40 ekor dengan usia 3 minggu. Eksperimen ini diulangi sebanyak dua kali, dimana setiap eksperimen , 20 tikus dibagi secara acak kedalam empat kelompok dan diimunisasi secara subkutan dengan rSaO-L (n=5), rSao-M (n=5) atau vektor (n=5) dan dibesarkan dengan vaksin yang sama 2 minggu setelah imunisasi pertama. Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, dan minggu ke 4 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Keseluruhan babi yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 ekor dengan usia antara 3 sampai 4 minggu yang di bagi kedalam 2 kelompok (n=5). Satu diantaranya di imunisasi secara intramuskular dengan vaksin rSao-L sebanyak 2 ml dan dibesarkan selama 2 minggu dan kelompok yang lain disuntik dengan garam steril sebagai kontrok yang tidak divaksinasi. . Sebelumnya telah diambil sampel darah (minggu ke 0) dan minggu ke 2, 4 dan minggu ke 5 setelah pemberian vaksin pertama kali untuk menentukan titer antibodi menggunakan ELISA (enzim- esai imunosorben terkait). Pemantauan anak babi dilakukan setiap hari untuk mengetahui tanda-tanda klinis, suhu tubuh, dan berat badan serta dimatikan selama 14 hari nekropsi. Pemeriksaan patologi ditunjukan dengan skor luka yang dihitung berdasarkan luas area luka pada organ, dimana tanpa luka= 0, area luka ,33%=1, area luka,66%=5. Analisis statistik Semua data telah dianalisis dengan program statistik SAS. Pembahasan Setelah melewati identifikasi, kloning dan sekuensing gen bakteri Sao Streptococcus suis diperoleh data yaitu ukuran DNA Sao-L (2013 bp), dan Sao-M (1743 bp). Selanjutnya Sao-
  • 4. L dan Sao-M diklon kedalam plasmid Pet-32a(+) dan diekspresikan: ukuran DNA produk telah terkonfirmasi setelah pemotongan oleh enzim restriksi bam HI/Hind III. Gen yang telah di sekuensi dan dibandingkan terhadap sekuens dari AY864331 di GenBank menggunakan BLAST. Pada Analisis dan ekspresi dari rSao, plasmid Pet-32a(+) ditransformasikan kedalam E. Coli BL21 (DE3) untuk mengekspresikan rSao. Imunogenitas dan ukuran dari rSao-L dan rSao-M dikonfirmasi lebih lanjut oleh anti serum yang dikumpulkan dari imun kelinci yang telah dimurnikan. Pada Produksi rSao-L menggunakan fermentor, Hasil dari tes LAL memastikan bahwa rSao mentah tidak ada kontaminan endotoksin yang terdeteksi. Kemudian dilakukan Tes imunogenitas rSao pada tikus dimana titer antibodi pada tikus yang diimunisasi dengan rSao L atau M secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok vektor dan kontrol pada minggu ke 4 setelah imunisasi primer. Setelah di berikan bakteri Streptococcus suis, semua tikus pada kelompok kontrol (p1) mati. Sebaliknya, 3 dari tikus terimunisasi rSao-L dan 4 dari tikus yang terimunisasi rSao-M sehat. Selanjutnya imunisasi rSao-L pada babi menimbulkan respon antibodi yang kuat. Titer antibody spesifik rSao-L dalam serum meningkat secara significal pada babi berumur 2 minggu (minggu ke 4) dan 3 minggu (pada minggu ke 5) setelah imunisasi pertama. Kemudian dilakukan penimbangan pada babi yang telah diimunisasi dimana menunjukan peningkatan dari sebelumnya bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dilakukan Pengujian resistensi dengan cara pemberian bakteri strain Streptococcus suis serotip 1 pada seluruh anak babi berumur 3 minggu setelah dilakukan imunisasi pada minggu ke 5 dan suhu tubuhnya telah dicatat sebelumnya, hasilnya babi kelompok kontrol bersuhu lebih tinggi dibandingkan kelompok babi yang telah divaksin. Pengujian resisten pada kelompok kontrol menunjukan tanda-tanda klinis, termasuk demam, aleksia,pembengkakan sendi dan sebaliknya pada babi kelompok vaksin. Kesimpulan Pemberian vaksin pada babi mengakibatkan babi resisten terhadap bakteri Streptococcus suis.
  • 5. Tinjauandari segi bioetikaterhadapproduksi vaksindari bakteri Streptococcus suis untuk babi dan tikus. Penelitian ini merupakan penelitian tentang evaluasi penggunaan vaksin yang diproduksi dari rekombinan protein Sao-L pada babi. Babi merupakan hewan mamalia yang juga diternakan dan dikonsumsi oleh sebagian orang, namun keadaan babi ditempat peternakan yang tidak steril dapat mengakibatkan babi terkontaminasi berbagai macam bakteri seperti bakteri Streptococcus suis yang dapat membahayakan kelangsungan hidup babi, dimana bakteri tersebut dapat menimbulkan kematian mendadak dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. Keberadaan bakteri Streptococcus suis pada babi yang dikonsumsi manusia akan menimbulkan berbagai penyakit seperti arthritis, meningitis, septicaemia yang mengakibatkan tulang mengalami kelumpuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji vaksin dari protein rekombinan Sao-L terhadap infeksi bakteri Streptococcus suis pada tubuh babi, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa vaksin Sao-L resisten terhadap bakteri Streptococcus suis. Penemuan ini sangat bermanfaat karena dengan adanya vaksin ini dapat mengurangi timbulnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus suis pada babi yang ditularkan ke manusia. Perkembangan bioteknologi modern semakin hari semakin maju, namun keberadaannya tidak selamanya berdampak positif. Perkembangan bioteknologi yang semakin pesat juga perlu memerhatikan dampak yang ditimbulkan atau sering disebut dengan bioetika dalam bioteknologi. Penelitian ini menghasilkan dampak yang positif dimana ditemukan vaksin yang akan melindungi babi dari bakteri Streptococcus suis yang merugikan. Bioetika pada penelitian ini menguntungkan karena adanya keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelangsungan fungsi lingkungan hidup, vaksin yang dihasilkan dapat mengurangi berbagai macam penyakit yang ditularkan babi ke manusia. Selain itu, hewan yang digunakan sebagai bahan percobaan pun tidak merugikan karena menggunakan tikus dan babi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, dan keberadaan tikus yang umumnya tidak diinginkan oleh banyak orang sehingga penelitian ini memenuhi landasan bioetika karena kebermanfaatannya bagi manusia. Tidak adanya penyiksaan pada hewan yang dijadikan percobaan dan tidak adanya kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan bakteri menunjukan bahwa penelitian ini memenuhi prinsip bioetika yang membawa kebermanfaatan bagi lingkungan dan kelangsungan hidup manusia dan hewan.