Kompetensi yang harus dimiliki pelatih meliputi 4 aspek, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pelatih juga perlu memiliki kemampuan manajerial dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian program pelatihan. Ada 3 pola kepemimpinan pelatih yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif.
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Kepemimpinan dalam olahraga
1.
2. Dalam konteks pembinaan olahraga
berprestasi, pelatih merupakan figur sentral.
Peran penting pelatih tidak hanya menyusun
dan melaksanakan program latihannya, akan
tetapi juga berperan sebagai teman, kakak
bahkan pengganti orang tua.
Menurut Sudrajat (1996) hasil penelitian
menunjukkan bahwa para atlet menunjukkan
ketergantungan yang besar kepada
pelatihnya.
3. Melatih pada hakikatnya merupakan upaya
mempengaruhi orang atau sejumlah orang,
dalam hal ini adalah para atlet untuk
mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai
tujuan yang efektif diperlukan sejumlah
pengetahuan dan keterampilan seorang
pelatih.
Banyak pelatih yang secara teratur dan
berkesinambungan menghasilkan atlet/tim
yang berprestasi, namun juga banyak pelatih
yang gagal dalam hal tersebut.
4. • Pelatih atau kepelatihan merupakan terjemahan
dari istilah “coach” dan “coaching” sekarang ini
bukan lagi monopoli yang dipakai dalam dunia
olahraga, tetapi telah merambah jauh kebidang-
bidang lain seperti militer, perusahaan,
pendidikan, dan seni.
• Jadi pelatih yaitu sebagai teknisi yang bertugas
melatih seseorang atau sekelompok orang untuk
menguasai keterampilan tertentu.
5. • Dalam penelitian Hendry (1960) menyatakan
bahwa pelatih juga harus memiliki
intelegensi yang tinggi, realistik, praktis,
percaya diri, inventif, dan mampu mengambil
keputusan.
• Menurut Ogilvie dan Tutko (1966)
menyatakan bahwa para pelatih profesional
umumnya memiliki kekuatan mental dan
dapat menjaga ketegangan yang terkait
dengan tekanan, penonton, dan reaksi-reaksi
yang muncul.
6. 1. Pola Kepemimpinan Otoriter
2. Pola Kepemimpinan Permisif
3. Pola Kepemimpinan Otoritatif
7. Pola kepemimpinan otoriter apabila
seorang pelatih ingin menguasai seluruh
kegiatan pelatihan, termasuk kehidupan para
atletnya. Pelatih yang menerapkan pola
kepemimpinan otoriter sering dipakai sebagai
referensi oleh pelatih yang ingin atletnya
berprestasi, tanpa mau memperhatikan
kepentingan atlet.
8. Dalam pola kepemimpinan ini pelatih
cenderung kurang tegas. Atlet menentukan
sendiri apa yang dikehendaki, pelatih tidak
mempunyai kewibawaan dihadapan atletnya.
Pelatih juga memberi kebebasan terhadap
atletnya tanpa ada norma-norma yang harus
ditaati, semua diserahkan sepenuhnya pada
atlet dan pelatih tidak mau tahu.
9. Dalam pola ini, pelatih bertindak penuh
pertimbangan dan memperhatikan keadaan,
perasaan dan pendapat atlet. Pelatih sering
berdiskusi dengan atlet mengenai tindakan-
tindakan yang harus diambil, menerangkan alasan
dari peraturan yang ada dan mendiskusikan setiap
ada perselisihan.
Pelatih dalam situasi seperti ini akan
menjadikan suasana hangat, terbuka dan bila atlet
mengalami kesulitan maka pelatih pun bersedia
membantu.
10. istilah manager secara fungsional
diartikan sebagai orang yang berwenang dan
bertanggung jawab membuat rencana,
mengatur, mengarahkan dan mengendalikan
pelaksanaannya untuk mencapai sasaran
organisasi.
Jadi pada intinya, pelatih harus memiliki
kemampuan dan keterampilan managemen
agar bisa menjalankan fungsi pelatih yaitu
perencanaan, pengorganisasian dan
mengontrol.
11. Disini pelatih harus dapat mendesain
sasaran-sasaran managemen ke dalam program
jangka pendek, menengah, dan panjang untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam menentukan perencanaan disyaratkan
adanya kemampuan konsepsional dan berpikir
imajinatif.
12. Untuk mencapai tujuan ini maka pelatih
perlu mengorganisasikan sumber-sumber yang
dimiliki untuk kemudian mendayagunakan
secara optimal.
13. Pengendalian mencakup pengawasan dan
evaluasi. Keseluruhan kegiatan, mulai dari
fungsi perencanaan, pengorganisasian hingga
pengendalian hakikatnya merupakan satu
kesatuan sistem kontrol.
14. Kompetensi yang harus dimiliki pelatih, mengutip dari
UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Dalam pasal
10 bahwa kompetensi guru mencakup:
1. Kompetensi Pedagogik: kemampuan mengelola peserta
didik.
2. Kemampuan Kepribadian: kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik.
3. Kompetensi Sosial: kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua, dan
masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi: kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam.
15. Berkaitan dengan kepemimpinan
transformasional, ada 4 karakteristik yang
menonjol, yaitu: karisma, inspirasional,
stimulasi intelektual, dan perhatian individual.
Kepemimpinan jenis transaksional, memotivasi
para pengikut dan mengarahkannya pada
kepentingan diri pemimpin sendiri, termasuk
pertukaran kepentingan diantara berbagai
pihak, manakala hal itu dianggap
menguntungkan sang pemimpin.