Epistemologi manajemen pendidikan membahas sumber pengetahuan dalam manajemen pendidikan, meliputi struktur organisasi, tugas pegawai, lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia. Epistemologi ini penting untuk mencapai manajemen pendidikan yang efektif.
3. • Dagobert D. Runes, epistemologi adalah salah satu
cabang filsafat yang mengkaji tentang sumber
pengetahuan. Stuktur social, pengetahuan, dan metode-
metode, serta validasi pengetahuan.
• Jujun S. Sumantri, epistemologi adalah cara berpikir
manusia dalam menentukan dan mendapatkan ilmu
dengan menggunakan berbagai kemampuan yang
tertanam dalam diri seorang seperti kemampuan rasio,
indera, dan intuisi.
• Mujamil Qomar, epistemologi adalah sebagai salah satu
bagian filsafat yang mempelajari secara mendalam
tentang pengetahuan manusia.
4. Epistemologi dari bahasa yunani
episteme (pengetahuan) dan Logos
(ilmu) adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan.
5. Secara umum, manajemen adalah
suatu proses di mana seseorang dapat
mengatur segala sesuatu yang
dikerjakan oleh individu atau kelompok.
Manajemen perlu dilakukan guna
mencapai tujuan atau target dari
individu ataupun kelompok tersebut
secara kooperatif menggunakan
sumber daya yang tersedia.
9. manajemen dilandasi oleh keahlian
khusus untuk mencapai suatu
prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode
etik
-profesi-
10. Fungsi Manajemen Pendidikan
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengarahan (Actuanting)
4. Mengkoordinasi (Coordination)
5. Pengendalian (Controling)
11. Perencanaan
(Planning)
Dalam aktivitas manajemen
pendidikan perencanaan
adalah proses menentukan
tujuan dari organisasi
pendidikan (visi organisasi
pendidikan) dan membuat
strategi mencapainya.
Perencanaan adalah proses
terpenting dari semua fungsi
manajemen pendidikan karena
tanpa perencanaan. semua
fungsi manajemen pendidikan
berikutnya tidak akan berjalan.
12. Pengorganisasian
(Organizing)
Fungsi kedua adalah
pengorganisasian, menyangkut
bagaimana strategi yang
dirumuskan dalam perencanaan
dituangkan dalam organisasi.
Membuat struktur organisasi yang
tangguh dan tepat untuk
mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Dengan
fungsi pengorganisasian,
diharapkan semua anggota
mendapatkan tugas sesuai dengan
kemampuannya. Sehingga tujuan
organisasi akan dicapai dengan
mudah, efektif dan efisien.
13. Pengarahan
(Actuanting)
Proses implernentasi program bisa dijalankan oleh
seluruh anggota di dalam sebuah organisasi
sebagai tanggung jawab menjalankan tujuan
organisasi. Juga proses memotivasi semua pihak
dolam organisasi untuk menjalankan tugasnya
dengan penuh kesadaran dan produktivitas tinggi.
Kegiatan dalam fungsi pengarahan meliputi,
proses kepemimpinan, pembimbingan dan
pemherian motivasi. Memberikan tugas dan
wewenang yang jelas pada semua anggota
organisasi, serta menjelaskan kebijakan yang telah
ditetapkan. semua kegiatan tersebut bertujuan
agar semua tenaga kerja bisa bekerja secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
14. Mengkoordinasi
(Coordination)
Fungsi koordinasi bertujuan untuk membuat
organisasi terarah serta tepat pada sasaran.
Koordinasi diperlukan untuk
mendelegasikan tugas dari pimpinan ke
selumh anggota organisasi. Dengan adanya
koordinasi yang berjalan dari atasan sampai
bawahan membuktikan bahwa organisasi
tersebut masih hidup. Semakin besar
sebuah organisasi maka fuagsi koordinasi
yang dilakukan semakin rumit, maka
dibutuhkan ketrampilan manajemen yang
lebih besar.
15. Pengendalian
(Controling)
Adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk memastikan
bahwa semua rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan bisa
berjalan sesuai dengan target.
Diharapkan target yang telah
dibuat sesuai dengan rencana akan
tercapai dengan pengendalian pada
system pendidikan.
17. 1. Pembagian kerja
Pembagian karyawan dalam suatu
instansi harus menggunakan prinsip the
right man in the right place. Pembagian
kerja harus rasional objektif bukan
emosional subjektif yang didasarkan
atas suka dan tidak suka
18. 2. wewenang dan tanggung jawab
Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang. Setiap pekerjaan
harus dapat memberikan
pertanggungjawaban yang sesuai
dengan wewenang.
19. 3. disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan
patuh terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab. Disiplin
berkaitan dengan wewenang, apabila
wewenang tidak berjalan dengan
semestinya maka disiplin akan hilang.
20. 4. kesatuan perintah
Dalam melaksanakan pekerjaan
karyawan harus memperhatikan
prinsip persatuan perintah sehingga
pelaksanaan kerja dapat dijalankan
dengan baik.
21. 5. kesatuan arah
Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab, karyawan perlu
diarahkan menuju sasaranya.
Kesatuan arah berkaitan erat dengan
pembagian kerja.
22. 6. asas kepentingan umum
Mengutamakan kepentingan
organisasi di atas kepentingan
sendiri
23. 7. Pemberian Janji yang Wajar
Sebagai seorang pimpinan dalam organisasi
tentu harus memberikan semangat kepada
bawahanya atau karyawanya, salah satu bentuk
semangat yang diberikan berupa janji dalam
karirnya seperti jenjang karir bagi karyawan
yang berprestasi atau memberikan hadiah
berupa materi atau barang, namun janji yang
diberikan kepada karyawan haruslah wajar dan
tidak berlebihan. Wajar berarti janji yang
sangat mungkin sekali untuk ditepati.
24. 8. Pemusatan Wewenang
Pemusatan wewenang akan berdampak pada
pemusatan tanggung jawabdalam suatu kegiatan.
Tanggung jawab terakhir akan terletak pada orang
yang memegang kewenangan tertinggi. Puncak
kewenangan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang tetapi untuk menghindari
kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab.
Pemusatan wewenang ini juga untuk menghilangkan
asas pelimpahan wewenang
25. 9. Hirarki Tingkatan
Pembagian kerja mengakibatkan adanya atasan
dan bawahan. Bila pembagian kerja ini
mencangkup area yang cukup luas maka akan
menimbulkan hierarki. Hierarki diukur dari
wewenang terbesar yang berada pada
pimpinan puncak dan seterusnya sampai
tingkatan yang paling bawah. Dengan demikian
maka setiap tingkatan akan tahu dengan siapa
dia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia
mendapat perintah.
26. 10. ketertiban
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan
merupakan syarat utama. Karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja
dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat
terwujud apabila seluruh karyawan baik
atasan maupun bawahan mempunyai
disiplin yang tinggi.
27. 11. keadilan dan kejujuran
Merupakan salah satu syarat untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Keadilan dan kejujuran harus di tegakkan
mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Atasan yang
adil dan jujur akan menggunakan
wewenangnya dengan sebaik-baiknya
untuk menciptakan keadilan dan kejujuran
dari paling bawah ke paling atas.
28. 12. Stabilitas
Kestabilan karyawan terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan
adanya ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makluk social yang
berbudaya memiliki keinginannya tidak
terpenuhi perasaan tertekan dan
pikiran yang kacau akan menimbulkan
goncangan dalam bekerja.
29. 13. Prakarsa/Inisiatif/gagasan
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang
menggunakan daya piker. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan
sesuatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-baiknya jadi dalam
prakarsa terhimpun kehendak perasaan pikiran
keahlian dan pengalaman seseorang. Sehingga
setiap iode atau gagasan dari setiap karyawan
harus dihargai.
30. 14. Semangat Kesatuan
Setiap karyawan harus memiliki rasa
kesaqtuan yaitu rasa senasib
sepenanggungan, sehingga
menimbulkan semangat kerjasama
yang baik. Semangat kesatuan akan
lahir apabila setiap karyawan
mempunyai kesadaran bahwa setiap
karyawan berarti bagi karyawan lain.
31. Secara epistemologi agar tercapai
managemen pendidikian agar efektif
maka diperlukan integritas yang
sistematik yang berhubungan dengan
organisasi, manajer, kinerja, asas dan
fungsi managemen pendidikan dan
pengendalian hingga fungsi
pengawasanya.
33. 1. Epistimologi manajemen pendidikan
yang menguraikan struktur organisasi
pendidikan, analisis unit kerja
pendidikan, deskripsi tugas dan
spesifikasi pegawai pendidikan,
dinamika lingkungan structural
organisasi pendidikan dan diferensiasi
profesionalitas pegawai organisasi
pendidikan
34. 2. Epistimologi manajemen pendidikan
pada aspek teknik yang berkaitan
dengan proisen perencanaan
pendidikan, aktivitas lembaga
pendidikan, manifenstasi tugas-tugas
guru dan pegawai organisasi pendidikan
dan pelaksanaan strategi
pengembangan pendidikan
35. 3. Epistemologi manajemen pada aspek
personalia yang kajianya dititikberatkan
pada manfaat manajemen kepegawaian
atau sumber daya pendidikan,
hubungan integral antara personalia
dalam lembaga pendidikan, penilaian
dan promosi serta kesejahteraan guru
dalam lembaga pendidikan.
36. 4. Epistemologi manajemen pada aspek
informasi pendidikan, yang objek
kajianya ditujukan pada system
informasi organisasi pendidikan, system
pengawasan internal dan eksternal
serta control dan kepekaan manajemen
pendidikan terhadap masalah yang
sedang di hadapi
37. 5. Epistimologi manajemen pendidikan
pada aspek lingkungan masyarakat yang
berkaitan dengan peran serta
masyarakat terhadap perkembangan
organisasi pendidikan, interaksi antara
lembaga pendidikan dengan
masyarakat, peran guru siswa dalam
berinteraksi dengan masyarakat.
39. 7. Epistemologi manajemen
pendidikan yang berkaitan dengan
pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan
pelatihan, pengembangan guru,
karyawan dan juga kepala sekolah
dalam memimpin.