SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
ANALISA MODEL KEPEMIMPINAN
Diajukan untuk memenuhi Tugas Kepemimpinan
DISUSUN OLEH
JENI OKTAVIA KARUNDENG
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menulis makalah tentang analisa gaya
kepemimpinan Kepala ruangan ruang Anak Pipit di RSUD KABUPATEN
MIMIKA menurut model kepemimpinan THINK dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan
tugas kelompokini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati kelompok mengharapkan pembaca/pengguna tugas makalah ini selalu
menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca
reverensi yang lain.
Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan, Semoga tugas makalah
kepemimpinan ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Jakarta , Desember 2017
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Tujuan …………………………………………………..… 2
BAB II. PEMBAHASAN …………….. ............................................... 4
BAB III. ANALISA TEORI KONSEP DI RUMAH SAKIT ................. 39
BAB IV PENUTUP…………………………………………….......…… 29
A. KESIMPULAN …………………………………………..… 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi
pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah
luas. Jika posisi kita sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana
dalam satu bagian, kita memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana
menglola dan memimpin orang lain dalam mencapai asuhan keperawatan yang
berkualitas. Sebagai perawat profesional, kita tidak hanya mengelola orang,
tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberika asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju ke arah kesembuhan
(Nursalam, 2014).
Lingkungan pelayanan kesehatan saat ini telah memberikan peluang
pada tenaga keperawatan untuk memperoleh status profesional dengan cara
proaktif berespon terhadap kebutuhan perubahan dan harpan masyarakat.
Sebagai kelompok pemberi pelayanan kesehatan terbesar, profesi tersebut telah
diposisikan untuk memengaruhi, bukan hanya perkembangan sistem, tetapi
bagian mana praktik harus dibentuk dengan mengubah tatanan pelayanan
kesehatan. Proses yang timbal balik tersebut tentu akan memengaruhi setiap
aspek praktek profesionaldan sangat bergantung pada proses kepemimpinan
keperawatan yang terjadi (Simamora, 2012).
Seperti halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar
teori dari berbagai ilmu, seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Karena bersifat kompleks dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen
adalah bagaimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus
diperbaiki/diubah dalam mencapai suatu tujuan organisasi (Nursalam, 2014).
Manajemen merupakan proses untuk menyelesaikan pekerjaan melaui
orang lain. Untuk melakukan hal ini, manager harus menggerakkan orang lain
tersebut untuk melalui segala rintangan, mengarungi pertahanan, dan melewati
segala permasalahan terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin. Para
manager perawat pada setiap tingkatan hirarki diharapkan untuk memimpin
para bawahannya terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin (Gillies,
2000).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional
yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para perawat untuk
memberikan layanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui
manajemen asuhan keperawatan. Untuk memberikan pelayanan keperawatan
dengan sebaik – baiknya kepada pasien, diperlukan suatu standar yang akan
digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut(Simamora, 2012).
Pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana
untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan
kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin yang baik. Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan
seluruhnya, sehingga dalam praktek hanya beberapa pemimpin saja yang dapat
melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dan dapat membawa para
pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan.
Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai
berbagai fungsi antara lain; menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan
permasalahan dalam kepemimpinan dan memberikan pengaruh dalam
menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya dengan pemecahan
aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi kepemimpinan.
Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
mempunyai peran yang penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini
didasarkan kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan
implementasi atau penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi
kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran administrator dalam
rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar mau dengan senang
hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui :
1. Mampu mengetahui konsep dasar manajemen dan kepemimpinan
2. Mampu mengetahui fungsi manajemen dan kepemimpinan
3. Mampu mengetahui teori manajemen dan kepemimpinan
4. Mampu mengetahui konsep manajemen dalam keperawatan
5. Mampu mengetahui proses manajemen dalam keperawatan
6. Mampu mengetahui wewenang kepemimpinan kabid di RS Duren sawit
7. Mampu mengetahui karakteristik kepemimpinan kabid di Rs Duren sawit
8. Mampu mengetahui dan menganalisa gaya kepemimpinan Kabid di RS
Duren sawit
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MANAJEMEN
Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang di
sestematis, dikumpulkan, dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan
dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap
penyelesaian masalah manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi
urutan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengetahui adanya persoalan
2. Mendefinisikan persoalan
3. Mengumpulkan fakta,data dan informasi
4. Menyusun alternatif penyelesaian
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu al;ternatif penyelesaian
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
Berikut ini adalah beberapa pengertian yang dikemukakan oleh pakar
ekonomi barat tentang manajemen, yaitu:
1. Menurut folley(1997) manajemen adalah seni dalam menyelesaikan
sesuatu melalui orang lain, sesuatu dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, bergantung pada jenis organisasi.
2. Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Hersey
and Blanchard).
3. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang lain ( G.R. Terry).
4. Manajemen yaitu suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama di dalam suatu
kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien
mungkin (H. Weihrich dan H. Koontz)
5. Manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersama orang lain (Harold
Konte dan Cyril O’Donnel)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses
merancang, memelihara, dan melakukan kegiatan/usaha untuk mencapai
tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain seefisien mungkin.
1. TEORI MANAJEMEN
a. Konsep
Secara garis besar, konsep ini dibagi menjadi beberapa pengertian,
yaitu:
1) Konsep Kualitas
Dalam konsep ini, organisasi mementingkan kualitas yang mampu
memasuki pasar, yang dengan demikian harus mementingkan
kepuasan pelanggan.
2) Konsep Manajemen
Dalam konsep manajemen bukan hanya tugas manajer, tetapi semua
personel dengan melaksanakan manajemen lewat fakta, dan
manajemen dengan siklus PDCA (Plan do check act)
3) Konsep Proses
Dalam konsep proses, siapapun yang akan melakukan tindak lanjut
rangkaian kegiatan, harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan.
Juga, lebih mengutamakan pengendalian proses agar kesalahan
kualitas dapat dihindari.
4) Konsep Standarisasi
Dalam konsep standarisasi, semua pelaksanaan pekerjaan berpangkal
pada standar, seperti standar prosedur, standar kualitas, dan standar
kompetensi.
5) Konsep Human Respect
Dalam konsep human respect, manusia seutuhnya perlu dihormati
untuk menumbuhkan motivasi.
6) Konsep Quality Assurance
Dalam konsep quality assurance, keikutsertaan pegawai tercermin
dari kegiatan dalam gugus kendali mutu (quality circle).
7) Konsep Manajemen Jepang
Secara garis besar konsep manajemen Jepang, dapat digunakan untuk
memilih karakteristik karyawan, melatih, mengenal organisasi,
bekerja di berbagai unit, pengambilan keputusan secara kolektif
(kelompok kerja), dan motivasi karyawan untuk mencapai hasil
maksimal.
b. Administrasi
Mengenal manajemen tidak akan lepas hubungannya dengan
administrasi. Administrasi dalam arti sempit adalah clerical works atau
ketatausahaan, surat menyurat, pembukuan, arsip, dan lain – lain.
Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan sekelompok orang yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
c. Hubungan Administrasi dan Manajemen
Ada beberapa bagian (break through) dalam hubungan
administrasi dan manajemen yang menjadi dasar. Tiap bagian dasar
tersebut mempunyai posisi masing – masing, tetapi pada intinya dalam
ruang lingkup yang satu.
2. FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN
Dalam suatu manajemen, diperlukan juga peran tiap orang yang
ada untuk menyikapi posisi masing – masing. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya fungsi – fungsi yang jelas mengenai manajemen.
Jenis atau Bidang Manajemen
Pembagian dari jenis atau bidang manajemen secara umum, yaitu:
a. Bidang tugas
Pembagian bidang tugas dalam pelaksanaannya, dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu : bagian personalia, bagian keuangan, bagian
peralatan, bagian produksi, dan bagian pemasaran.
b. Lapangan kerja
Lapangan kerja secara garis besar terbagi menjadi beberapa pilihan,
diantaranya: pendidikan tinggi, rumah sakit, bank, lembaga
pemerintahan, dan lain – lain.
c. Tingkat manajemen
Tingkatan manajemn organisasi terdiri atas tiga macam (Robbins,
2010), yaitu:
 Manajer lini garis pertama (firs line) adalah tingkatan manajemen
paling bawah dalam organisasi yang memimpin dan mengawasi
para tenaga operasional. Mereka tidak membawahi manajer lain.
 Manajer menengah (middel manager) adalah manajemn menengah
yang meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para
manajer menengah membawah dan mengarahkan kegiatan para
manajer lain, dan kadang-kadang membwahi jug karyawan
operasional.
 Manajer puncak (top manager). Manajer puncak brtanggung jawab
atas manajemen secara keseluruhan dari organisasi.
Berikut ini akan ditampilkan melalui bagan, hubungan keterampilan
manajemen dan teknis.
keterampilan manajemen (managerial skill)
keterampilan teknis (technical skill)
Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar
sedangkan efisien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar.
Fungsi manajemen adalah berbagai tugas atau kegiatan
manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling
menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat didaslam proses manajemen dan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mecapai tujuan.
Fungsi manajemen sebagaimana diungkapkan Terry terdiri atas 4 fungsi
antara lain:
Top manager
Middle manager
Supervisory manager
a. Perencanaan atau planning.
Kegiatan seorang manager adalah menyusun rencana.
Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber daya yang dimiliki. Untuk membuat rencana secara
teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu
sebagai petunjuk langkah – langkah selanjutnya. Proses yang
menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecendurungan dimasa yang akan datang dan menentukan strategi
dan taktik yang cepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi
Secara umum, perencanaan dapat ditinjau sebagai suatu :
1) Proses : pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling
menguntungkan untuk mencapai tujuan
2) Fungsi : pemimpin dengan kewenangannya dapat mengubah
kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi
3) Keputusan : apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan
datang
b. Pengorganisasianatau organizing
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan, didesain dalam suatu struktur
organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi
yang kondisif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi bekerja secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan
organisasi.
1) Ciri – ciri organisasi
Lima hal yang menjadi ciri – ciri organisasi, yaitu
a) Terdiri dari sekelompok orang
b) Ada kegiatan – kegiatan yang berbeda tapi saling berkaitan
c) Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha
d) Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan
e) Adanya suatu tujuan
2) Prinsip – prinsip organisasi
Tiap organisasi kemungkinan besar mempunyai prinsip di bawah
ini:
a) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas (clearly
objective)
b) Adanya skala hierarkhi (the scalar principle)
c) Adanya kesatuan komando/perintah (unity of command)
d) Pelimpahan wewenang (delegation of authority)
e) Adanya pertanggungjawaban (responsibility)
f) Pembagian kerja (division of work)
g) Rentang kendali (span of control)
h) Fungsionalisasi (functionalization)
i) Adanya pemisahan tugas (task sparation)
j) Fleksibilitas/kelenturan (flexibility)
k) Keseimbangan (balance)
l) Kepemimpinan (leadership)
3) Proses pengorganisasian
Proses pengorganisasian pada intinya dapat dibagi menjadi dua
pokok analisa, yaitu tujuan organisasi dan jabatan.
a) Analisa tujuan organisasi
Analisa tujuan organisasi dijelaskan seperti piramida terbalik,
yaitu dimulai dari tujuan yang dijabarkan menjadi tugas –
tugas pokok dan tugas pokok yang dijabarkan menjadi fungsi –
fungsi. Setelah itu, fungsi dijabarkan menjadi uraian pekerjaan
dan terakhir uraian pekerjaan yang dianalisa beban kerjanya.
b) Analisa jabatan
Analisa jabatan terdiri atas pengelompokkan jabatan,
pengelompokkan fungsi, pengelompokkan tugas, penentuan
bentuk organisasi, penetapan organisasi, dan penyempurnaan
organisasi.
c) Bentuk dan tipe organisasi
Bentuk dan tipe organisasi terdiri dari tiga bahasan yaitu dasar
pengorganisasian, bentuk organisasi, dan tipe organisasi.
c. Penggerakan atau directing
Funsi penggerakan adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha – usaha
organisasi. Dengan demikian, penggerakan berarti menggerakkan
orang – orang agar mau bekerja denga sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama – sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif.
Ada tiga tipe penggerakan yang dapat dijadikan bahan acuan,
yaitu kepemimpinan, motivasi kerja, serta KISS dan komunikasi.
1) Kepemimpinan
Merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang –
orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan terbagi menjadi empat bagian yaitu:
a) Pola dasar kepemimpinan
Ada dua pola yang menjadi dasar dalam hal kepemimpinan
yaitu kepemimpinan formal yang dapat diartikan bersifat resmi
dalam organisasi, diatur sesuai dengan pangkat, jabatan,
hierarki, dan struktur dalam organisasi. Dan kepemimpinan
informal yang dapat diartikan tidak didasarkan hirarki, akan
tetapi lebih bersifat adanya pengakuan nyata dari orang – orang
di sekitarnya, oleh karena kemampuan memikat, kemampuan
ilmu, kemampuan membina hubungan kerja, dll.
b) Komponen peristiwa kepemimpinanKomponen peristiwa
kepemimpinan (Kison, 1989)
c) Tipe kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yaitu otokratis, paternalistis,
militeristis, karismatis, demokratis, dan liberalistis.
d) Figur kepemimpinan
Figur kepemimpinan dalam hal ini diistilahkan harus
mempunyai karakter “rajapandita” yang dapat diartikan
sebagai raja: memiliki ilmu dan wawasan substitusi dan
pandita: memiliki ilmu dan wawasan keagamaan/moralitas.
2) Motivasi kerja
Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mau melaksanakan
suatu pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Motivasi kerja terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Jenis motivasi
Ada tiga jenis yang menjadi dasar motivasi, yaitu:
 Motivasi eksternal (ekstern) --- dari luar, ada yang
menyuruh
 Motivasi sosial --- norma masyarakat
 Motivasi diri ---- prakarsa / kehendak sendiri
b) Faktor – faktor motivasi
Faktor – faktor motivasi yang menyebabkan orang bekerja,
yaitu:
 Pengakuan sebagai seorang manusia
 Perlakuan yang adil dan pantas
 Ada jaminan kerja
 Kondisi/lingkungan kerja yang cocok
 Kemungkinan untuk didengar/diperhatikan
 Kebanggaan
 Pengetahuannya memadai
 Bantuan kepemimpinan
 Suatu tantangan
 Rasa keanggotaan/memiliki
c) Faktor demotivator
Faktor – faktor yang menjadi berkurangnya motivasi adalah:
 Mendinginkan sikap mereka
 Menggerogoti mereka
 Membiarkan mereka sendiri
 Memerintah seenaknya
 Menetapkan sasaran yang terlalu tinggi
 Kikir dalam peralatan/bahan kerja
 Penghargaan yang tidak memadai
3) KISS dan komunikasi
KISS merupakan akronim dari koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
dan simplikasi, sedangkan komunikasi merupakan penambahan.
 Koordinasi : pola kerjasama yang merupakan satu kesatuan
teratur dan tujuan utamanya efisien, efektif, serta mencapai
tujuan. Koordinasi terdiri atas koordinasi vertikal, koordinasi
horizontal, dan koordinasi diagonal/fungsional.
 Integrasi : keastuan yang bersifat terpadu dalam suatu sistem
kerja yang bertujuan untuk efisiensi.
 Sinkronisasi : penyesuaian dan penyelarasan dalam gerak
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing – masing.
 Simplifikasi : penyederhanaan proses dan prosedur kerja untuk
penghematan dalam arti luas (termasuk di dalamnya deregulasi
dan debirokrasi).
 Komunikasi : untuk menciptakan KISS, maka faktor
komunikasi sangat berperan.
d. Pengendalian dan pengawasan atau controlling
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaiankegiatan yang telah direncanakan, diorganisasi dan
diimplementasikan untuk dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan, sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan.
Manajer menilai dan mengendalikan jalanya suatu kegiatan yang
mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan disebut
juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau
membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dan
pelaksanaan.
1) Maksud dan tujuan pengawasan
Maksud dan tujuan pengawasan ialah untuk mencegah atau
memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan ketidaksesuaian yang
dapat mengakibatkan tujuan/sasaran organisasi tidak tercapai
dengan baik, karena pelaksanaan pekerjaan/kegiatan tidak efisien
dan efektif.
2) Guna pengawasan
 Mencegah terjadinya penyelewengan, penyalahgunaan
wewenang, pemborosan, dan kerugian dalam organisasi.
 Meningkatkan rasa tanggung jawab pejabat.
 Memperbaiki kesalahan, penyelewengan, dan
penyalahgunaan wewenang yang telah terjadi.
 Mendidik aparatur agar bekerja sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku
3) Macam dan tipe pengawasan
a) Dilihat dari kedudukan unit pengawasan yang terdiri atas
pengawasan dari dalam (internal control) dan pengawasan
dari luar (external control)
b) Dilihat dari sasarannya yang terdiri atas pengawasan
preventif yang dilakukan sebelum pelaksanaan dan
pengawasan represif yang dilakukan pada saat atau sesudah
pelaksanaan
c) Dilihat dari sifat tugas pengawasan yang terdiri atas
pengawasan politis/masyarakat yang dilakukan oleh misalnya
DPR dan pengawasan fungsional yang dilakukan oleh
aparatur/lembaga yang tugas pokoknya melaksanakan
pengawasan
3. SARANA MANAJEMEN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, diperlukan alat atau
sarana. Alat merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Sarana tersebut dikenal dengan 6 M menurut Simamora, 2012
dalam bukunya yaitu man,money,material, machine, methode, dan market.
a. Man (Manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah hal yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia, tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena
itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
b. Money (Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupkan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Hal ini akan berhubungan dengan besarnya uang yang harus disediakan
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus
dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
c. Material (Bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan karena tanpa materi, hasil yang
dikehendaki tidak akan tercapai dalam organisasi.
d. Machine (Mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan
mesin dapat membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
e. Method (Metode)
Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik, bila
orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman, hasilnya tidak akan memuaskan.
f. Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, proses produksi barang bisa berhenti. Hal ini
berarti proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang
menentukan dalam perusahaan.
4. PROSES MANAJEMEN
Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan adanya:
a. Keterampilan teknik
Keterampilan teknik merupakan kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang diperlukan dalam
menjalankan suatu tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman,
pendidikan, dan pelatihan.
b. Keterampilan hubungan antarmanusia
Merupakan kemampuan bekerja sama dengan orang lain, termasuk
dalam hal ini memahami masalah motivasi dan menerapkan
kepemimpinan.
c. Keterampilan konseptual
Merupakan kemampuan untuk memahami secara kompleks tentang
organisasi yang ada. Kemampuan untuk berfikir secara konseptual
mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak, bukan
hanya memahami tujuan dari satu unit saja.
Dari ketiga keterampilan di atas, yang sangat penting adalah keterampilan
hubungan antarmanusia. Keterampilan ini merupakan sesuatu yang paling
sering digunakan dalam proses manajemen dimana antara atasan dan
bawahan saling komunikasi dan saling berhubungan.
B. MANAJEMEN DALAM KEPERAWATAN
1. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
Organisasi kesehatan ditetapkan di setiap tatanan pelayanan dan
bertujuan membantu mengorganisasikan berbagai kegiatan yang mengarah
pada pencapaian tujuan institusi dengan penerapan struktur organisasinya.
Fungsi organisasi pelayanan kesehatan ini adalah mengakomodasi berbagai
kegiatan dan mengorganisaikan para pelaku organisasi di dalamnya. Hal ini
berlaku pula pada tenaga keperawatan yang dituntut untuk bekerja secara
sinergis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Rocchiccioli & Tilbury, 1998 dalam Simamora 2012).
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang menjadi
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan. berdasarkan pengertian ini, keperawatan termasuk kedalam
organisasi pelayanan kesehatan, yang tentunya senantiasa terlibat dalam
penerapan manajeman dalam pencapaian tujuan keperawatan. manajemen
diartikansecara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain.
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen
operasional yang merencanakan, mengatur dan menggerakkan para perawat
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada
pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Manajemen diperlukan
untuk mencapai tujuan keperawatan yang efektif dan efisien. Agar
manajemen yang dilakukan mengarah pada kegiatan keperawatan yang
efektif dan efisien, manajemen dalam keperawatan perlu dijelaskan
berdasarkan fungsinya atau dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen yaitu,
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan kepemimpinan.
2. Prinsip Manajemen dalam Keperawatan
Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip
bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen, prinsip bersifat
fleksibel. Menurut Simamora, 2012 menjabarkan prinsip manajemen dalam
keperawatan meliputi sebagai berikut.
a. Pembagian kerja
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian
sehingga pelaksaan kerja berjalan efektif. Pembagian kerja yang baik
merupakankunci penyelenggaraan kerja, kecerobohan dalam pembagian
kerja dapat berdampak kurang baik dan mungkin menimbulkan
kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan. Oleh karena itu, seorang
manajer keperawatan yang berpengalaman akan menempatkan
pembagian kerja sebagai prinsip utama yang menjadi titik tolak bagi
prinsio-prinsip lainnya.
b. Wewenang dan tanggung jawab
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan
suatu usaha bukan terletak pada karyawan, namun terletak pada puncak
pimpinannya karena pemegang wewenang terbesar adalah manajer
puncak (top manajer). Oleh karena itu, apabila manjer puncak tidak
mempunyai keahlian dan kepemimpinan, wewenang yang ada padanya
merupakan bumerang.
c. Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan
wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya,
disiplin akan hilang. Oleh karena itu, pemegang wewenang harus dapat
menanamkan disiplin terhadap dirinyasendiri sehingga mempunyai
tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang
dimilikinya.
d. Kesatuan Perintah
Dalam melaksanakn pekerjaan, keperawatan harus memperhatikan
prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksaan kerjadapat dijalankan
dengan baik. Perawat harus tau kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya.
e. Kesatuan Pengarahan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, perawat
perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat
dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan bergantung pula pada
kesatuan perintah. Dalam melaksanakan kerja, dua perintah dapat
rerjadi sehingga menimbulakan arah yang berlawanan.
f. Penggajian
Prinsip penggajian harus mencakup pertimbangan mengenai cara
membuat perawat dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian
harus diperhitungkan untuk menumbuhkan kedisiplinan dan kegairahan
kerja sehingga perawat berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih
tinggi.
g. Pemusatan
Pemusatan wewenang dapat menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak pada orang
yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak.
h. Hierarki
Hierarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer
puncak dan seterusnya berurutan kebawah. Dengan adanya hierarki ini,
setiap perawat dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung
jawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
i. Ketertiban
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan adalah merupakan syarat
utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang dapat bekerja dalam
keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat
terwujud apabila seluruh perawat, baik atasan maupun bawahan
mempunyai disiplin yang tinggi.
j. Keadilan dan Kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan
moral perawat dan tidak dapat dipisahkan.
k. Stabilitas
Dalam setiap kegiatan, kestabilan perawat harus dijaga sebik-baiknya
demi kelancaran segala pekerjaan. Kestabilan perawat terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.
l. Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif mengandung arti menghargai orang lain, karena
pada hakikatnya menusia memerlukan penghargaan. Setiap penolakan
pada prakarsa perawat merupakan suatu langkah untuk menolak gairah
kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima
dengan senang hati prakarsa-prakarsa yang dilahirkan para perawat.
m. Semangat Kesatuan
Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan
semangat kesatuan, sedangkan manajer yang suka memaksa dengan
cara-cara yang kasar akan melahirkan pepecahan dalam korp dan
membawa bencana
3. Kegiatan Dalam Fungsi Manajemen Keperawatan
Beberapa kegiatan yang terkait dengan setiap fungsi manajemen adalah
sebagai berikut (Simamora, 2012):
a. Fungsi Perencanaan
1) Menetapkan tujuan dan target keperawatan
2) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target keperawatan
3) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dalam pemberian
layanan keperawatan
4) Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target keperawatan
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas,
dan menetapkan prosedur yang diperlukan dalam asuhan
keperawatan
2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, palatihan, dan pengembangan
sumber daya manusia keperawatan
4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia keperawatan pada posisi
yang paling tepat
c. Fungsi Pengimplementasian
1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan
pemberian motivasi kepada perawat untuk dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan keperawatan
2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pelayanan asuhan
keperawatan
3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. Fungsi pengawasan
1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
asuhan keperawatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang
terkait dengan pencapaian tujuan dan target asuhan keperawatan.
C. KONSEP KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk
mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi
secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya
kepemimpinan.
1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam praktik sehari-hari, sering diartikan sama antara pemimpin
dan kepemimpinan, padahal kedua kata tersebut memiliki pengertian
berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi
seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan
sesuatu. Masalah yang selalu terdapat ketika membahas fungsi
kepemimpinan adalah hubunga yang melembaga antara pemimpin dan
yang dipimpin menurut rules of game yang telah disepakati bersama
(Umam,2011).
Ada beberapa pengertian menurut beberapa ahli tentang
kepemimpinan , antara lain :
a. Stogdill
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Swansburg, 2000, Hal : 267 ).
b. Ordway Ted
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk
mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas
tertentu yang dipercayakan kepadanya.
c. Georgy R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh
yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain
tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Paul Hersay, Ken Blanchord
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Ali, 2000).
Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa
kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat -
sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang
lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan
apa yang diinginkannya. Kepemimpinan dalam konteks organisasi
utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi
memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan
ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat
- perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian
tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat
mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun
ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan.
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada
orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok agar dapat
mencapai suatu tujuan umum.
Pimpinan yang efektif harus mampu
a. Memahami langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan
b. Mengerti model keputusan yang akan diamabil
c. Menentukan keputusan yang harus diambil secara individu atau
kelompok
d. Menentukan strategi dalam pengambilan keputusan
e. Memilih perencanaan yang tepat dan atau teknik bantuan yang akan
diberikan untuk pengambilan keputusan
f. Menentukan metode untuk menjamin agar keputusann dapat
diimplementasikan
2. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk
mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang
teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan
antara lain :
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan
”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat –
sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1) Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil
mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan
pendirian yang diyakini kebenarannya
3) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat
ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan
efisien.
4) Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga
para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu : Pertama (teori Y)
yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan. Kedua ( teori X) disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh
yang dapat dilihat bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan
tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Ada 10 sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin :
1) Memiliki kekuatan fisik dan mental,
2) Paham arah dan tujuan,
3) Antuasiasme,
4) Ramah tamah dan efektif,
5) Memiliki integritas ( terpercaya ),
6) Memiliki keahlian tehnis,
7) Cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan,
8) Cerdas,
9) Cakap mengajar
10) Setia.
c. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin
d. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik
dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
e. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
3. Unsur-Unsur Kepemimpinan
Menurut Ralph Stogdill (1984) mengindentifikasikan hal-hal yang
membuat seseorang menjadi pemimpin berhasil yaitu:
a. Intelegensia dan pendidikan
b. Kondisi fisik
c. Kepribadian
d. Status sosial dan pengalaman
e. Orientasi pada tugas atau pekerjaan
Unsur-unsur kepemimpinan itu adalah
a. Unsur yang penting
 Kemampuan memutuskan
 Kapasitas intelektual
 Orientasi pada prestasi kerja
 Kepercayaan diri dan kemampuan menajemen untuk membangun
tim
b. Unsur yang cukup penting
 Kemampuan menciptakan kerjasama
 Semangat kerja dan inisiatif
 Membutuhkan banyak uang
 Membutuhkan keamanan kerja
 Kematangan pribadi
c. Unsur yang kurang penting
Gender perbedaan pria dan wanita
4. Sifat Kepemimpinan Yang Efektif
Menurut Edwin Ghiselli, dalam penelitiannya telah menunjukan sifat-sifat
tertentu yang dapat mempengaruhi kepemimpinan, yaitu
a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisitor
ability)
b. Kebutuhan akan prestasu dalam bekerja
c. Kecerdasan
d. Ketegasan (decisiveness)
e. Kepercayaan diri
f. Inisiatif
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan 4 ciri atau sifat utama yang
mempunyai pengaruh terhadap kesuskesan kepemimpinan suatu
organisasi:
a. Kecerdasan
b. Kedewasaan diri dan dorongan berprestasi
c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
d. Sikap-sikap hubungan manusiawi
5. Wewenang Kepemimpinan
Apabila seorang pemimpin ingin mencapai tujuannya dengan
efektif maka ia haruslah mempunyai wewenang untuk memimpin para
staf/bawahannya dalam usaha mencapai tujuan tertentu. Wewenang ini
disebut wewenang kepemimpinan yang merupakan hak untuk bertindak
atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya.Ada dua konsep
yang mendasar pada wewenang kepemimpinan ini yaitu top down
authority dan bottom up authority.
6. Gaya Atau Tipe Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan didefinisikan “ sebagai kombinasi yang
berbeda dari prilaku tugas dan hubungan yang digunakan untuk
memengaruhi orang lain untuk menyelesaikan tujuan” (Huber, 2000 dalam
Blaiz dkk, 2006). Beberapa gaya kepemimpinan telah diuraikan:
a. Kepemimpinan karismatik. Dicirikan dengan suatu hubungan emosional
antara pemimpin dan anggota kelompok yang pemimpinnya “
menginspirasi orang lain dengan mendapatkan komitmen emosional
dari pengikut dan dengan membangkitkan rasa setia dan antusiasme
yang kuat” (Marriner-Tomey, 2000).
b. Kepemimpinan otoriter. Pemimpin membuat keputusan untuk
kelompok. Gaya kepemimpinan seperti ini juga disebut sebagai
kepemimpinan direktif atau otoraktif. Kepemimpinan otoriter
disamakan dengan kediktatoran dan mengisyaratkan bahwa kelompok
tidak mampu membuat keputusannya sendiri. Pemimpin menentukan
kebijakan, memberikan perintah dan arahan kepada anggota kelompok.
c. Kepemimpinan demokratis atau partisipatif. Pemimpin bertindak
sebagai katalisator atau fasilitator, secara aktif memandu kelompok
kearah pencapaian tujuan kelompok.
d. Kepemimpinan laissez-faire atau tanpa pengarahan digambarkan
sebagai pemimpin yang tidak aktif, pasif dan permisif. Yang
memberikan sedikit perintah, pertanyaan, anjuran, atau keritikan
(Tappen, 2001 dalam Blaiz dkk, 2006).
e. Kepemimpinan situasional. Tingkat pengarahan dan dukungan
bervariasi bergantung pada tingkat kematangan pegawai atau kelompok.
Pemimpin menerapkan satu dari empat gaya: directive, coaching,
supporting, delegating.
f. Kepemimpinan transaksional menunjukkan manajer tradisional yang
berfokus pada tugas dari hari kehari dalam mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin transaksional memahami kebutuhan kelompok. Hubungan
dengan pengikut dilandaskan pada pertukaran beberapa sumber yang
dihargai pengikut.
g. Kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan ini dicirikan dengan
empat faktor primer yaitu: karisma, motivasi inspirasional, stimulasi
intelektual, dan contingent reward.
Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk
mencapai suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2007: 34).Berikut
ini 5 tipe kepemimpinan yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian,
antara lain :
a. Demokratis
 Mendasarkan bahwa manusia adalah makhluk termulia
 Berusaha mensinkronkan kepentingan & tujuan organisasi dengan
kepentingan & tujuan bawahan.
 Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawaha
 Mengutamakan teamwork dalam mencapai tujuan
 Memberi kebebasan pada bawahan apabila melakukan kesalahan
untuk kemudian diperbaiki agar tidak membuat kesalahan yang
sama
 Berusaha menjadikan bawahan lebih sukses daripada dirinya
b. Militeristis
 Sistem perintah dalam menggerakkan bawahan
 Tergantung pada pangkat dan jabatan
 Senang formalitas yang berlebihan
 Disiplin yang tinggi, kaku
 Sulit menerima kritik, saran atau pendapat dari bawahan
 Senang ceremonial untuk berbagai keadaan
c. Otokratis
 Menganggap organisasi sebagai millik pribadi
 Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
 Menganggap bawahan sebagai alat saja
 Tidak mau menerima kritik, saran, atau pendapat dari bawahan
 Pendekte dalam menggerakkan bawahannya dengan unsure
paksaan
 Tergantung pada kekuatan formalnya
d. Paternalistis
 Bawahan dianggap belum dewasa
 Bersikap over protective
 Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan
 Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif
 Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kreasi
dan fantasinya
 Sering bersifat maha tahu.
e. Kharismatik.
 Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai
pengikut yang besar .
 Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya
kekuatan gaib (supernature)
Sedangkan menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang
dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:
1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan
dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi
oleh faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin
memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika
dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter,
akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan
mengunginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya
partisipasinya.
2. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem
yaitu:
1) Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui
ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke
bawah (top-down).
2) Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang,
meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.
3) Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup
besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk
memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman
atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan
spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4) Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan, memnggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai
kelompok kerja.
3. Gaya kepemimpinan menurut Robert House
Berdasarkan teori motivasi penghargaan, Robert House
mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:
a. Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana
melaksanakan suatu tugas. Hal ini mengandung asti bahwa
pemimpin selalu berorientasi pada hal yang dicapai oleh
bawahannya.
b. Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan
bersikap ramah terhadap bawahan.
c. Partisipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan
masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
d. Berorientasi tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan
bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan
seoptimal mungkin.
4. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard:
Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan menurut Hersey dan
Blanchard (1997) dan ciri-ciri pada setiap gaya kepemimpinan
tersebut.
a. Instruksi
 Tinggi tugas dan rendah hubungan
 Kemunikasi sejarah
 Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran
bawahan sangat minimal
 Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi
yang spesifik serta mengawasi dengan ketat.
b. Konsultasi
 Tinggi tugas dan tinggi hubungan
 Komunikasi dua arah
 Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk
memberikan masukan, dan menampung keluhan
c. Partisipasi
 Tinggi hubungan tapi rendah tugas
 Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan
dalam pengambilan keputusan
d. Delegasi
 Rendah hubungan dan rendah tugas
 Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian
antara pemimpin dan bawahan dalam pengambilan keputusan
pemecahan masalah.
7. Figur Kepemimpinan
Figur kepemimpinan dalam hal ini diistilahkan harus mempunyai
karakter “raja pandita” yang dapat diartikan, raja: memiliki ilmu dan
wawasan substitusi dan pandita : memiliki ilmu dan wawasan
keagamaan/moralitas.
Untuk menjadi raja pandita kiranya harus memiliki karakter sebagai
berikut:
a. Berpendidikan dan berpengalaman dalam substansi tugas dan
tanggung jawabnya. Dalam sebuah hadits “jika suatu urusan
diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”
b. Berbudi luhur
 Tidak sombong
 Mampu membaca keadaan dan mendengarkan aspirasi serta keluh
kesah anggotanya
 Menjunjung tinggi hukum dan konstitusi negara
 Demokratis
 Tegas dalam bertindak dan menegakkan kebenaran
 Arif dan bijaksana
 Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani
8. Lima Model Berfikir Kritis
Model Berfikir Kritis di sebut sebagaiT.H.I.N.K. yaitu: Total Recall,
Habits, Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing How You Think.
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang Model T.H.I.N.K., kita perlu untuk
mempelajari asumsi yang menggaris bawahi pendekatan lima model tersebut.
Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan dan
berkerja bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir
kritis, yaitu sebagai berikut.
1. Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan seluruh
komponen esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan saling
berhubungan. Berfikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang
ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional
yang berkerja bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa
perasaan adalah hal yang sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan
antara pikiran, perasaan, dan berkerja merupakan tahap penting dalam memulai
praktik profesional.
Berpikir tanpa mengerjakan adalah suatu kesia-siaan. Mengerjakan sesuatu tanpa
berpikir adalah membahayakan. Dan berpikir atau mengerjakan sesuatu tanpa
perasaan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Perasaan, diketahui sebagai status
afektive yang mempengaruhi berpikir dan mengerjakan dan harus
dipertimbangkan saat belajar berpikir dan menyimpulkan sesuatu. Pengakuan atas
3 hal (Thinking, Feeling, and Doing) mengawali langkah praktek professional ke
depan.
2. Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan mengerjakan
tidak bisa dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan. Hal ini dapat dipelajari
dengan mendiskusikan secara terpisah mengenai ketiga hal tersebut. Meliputi
belajar mengidentifikasi, menilai dan mempercepat kekuatan perkembangan
dalam berpikir, merasa dan mengerjakan sesuai praktek keperawatan.
Berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan bekerja
adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek
keperawatan, tetapi dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses
pembelajaran.
3. Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan papan kosong,
mereka dalam dunia keperawatan dengan berbagai macam keahlian berpikir.
Model yang membuat berpikir kritis dalam keperawatan meningkat. Oleh karena
itu bukan merupakan suatu kesungguhan yang asing jika mereka menggunakan
model sama yang digunakan setiap hari. Berpikir kritis dalam keperawatan bukan
sesuatu yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja berbuat
sesuai dengan pikiran dan yang sudah dipelajari. Berpikir kritis dapat dipelajari
melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar bagaimana cara meningkatkan
kemampuan berpikirnya.
5. Asumsi yang kelima bahwa pelajar dan perawat menemukan kesulitan untuk
mengambarkan keahlian mereka berpikir. Sebagian orang jarang bertanya
“bagaimana pelajar dan perawat berpikir”, selalu yang ditanyakan adalah “apa
yang kamu pikirkan”. Berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan
efektif.
6. Asumsi yang keenam bahwa berpikir kritis dalam keperawatan merupakan
gabungan dari beberapa aktivitas berpikir yang bersatu dalam konteks situasi
dimana berpikir dituangkan. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran
dari beberapa aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi
dimana proses berpikir itu terjadi.
Total Recall (T)
Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk
mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dikumpulkan
dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku,
segala sesuatu yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien
dikumpulkan dari perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll), dsb.
Habit/Kebiasaan (H)
Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang
berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang
mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu
menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti “saya
mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam keperawatan
karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi
jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau
kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.
Inquiry/Penyelidikan/menanyakan keterangan (I)
Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan
mengajukan pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat
pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut “Mendesak”. Hal ini
meliputi penggalian data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi
tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang
menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak
ada masalah bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian.
New Ideas and Creativity (N)
Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang
khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu
selama hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model
ini membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan
dan akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu seperti
biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif tidak untuk
menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak
sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang
mereka lakukan untuk mempelajari nilai.
Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan
dasar dalam merawat pelanggan atau klien. Banyak hal yang harus dipelajari
perawat untuk menjadi cocok, terpadu, dan bekerja menyesuaikan keunikan klien.
Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat waktu perawatan dan
secara keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja perawat berbeda satu
sama lain. Contoh : Yudi yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa
harinya di atas kursi roda, keluar-masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia
tidak pernah berkata kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-kata
yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi.
Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang berpikiran bahwa
berbicara kepada orang lain merupakan cara standar untuk membesarkan hati
melalui komunikasi
Knowing How You Think/Mengetahui apa yang kamu fikirkan? (K)
Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling
tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita
pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti “diantara
atau pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”.
Metode Berfikir Kritis:
Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking
1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan
merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok
dimana dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
dan masing-masing mengemukakan pendapatnya.
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi
perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas
an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi
5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak
7. Kombinasi beberapa metode
D. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Perawat dapat mengemban peran kepemimpinan dalam lingkungan
kerja mereka, profesi mereka, dan komunitas mereka, meskipun mereka
memiliki atau tidak memili posisi kepemimpinan yang ditetapkan. Sebagai
pemimpin ditempat kerja, mereka dapat membantu dalam perbaikan kualitas
perawatan pasien. Sebagai pemimpin di profesi, perawatan tidak hanya dapat
membantu perbaikan perawatan klien, tetapi perbaikan lingkungan kerja
perawat dan profeisonal kesehatan lain. Karena pengetahuan dan keterampilan
khusus mereka, perawat juga dapat mengemban peran kepemimpinan
dikomunitas, membantu perubahan yang meningatkan kesejahteraan fisik,
psikologis, dan sosial dalam masyarakat sebagai suatu kesatuan.
Dalam cakupan yang lebih luas, para perawat harus mengaplikasikan
keterampilan kepemimpinan sebagaimana mereka mengaplikasikan
pengetahuan perawat pada masalah personal. Para perawat dapat
mendemonstrasikan keterampilan kepemimpinan ini dengan terlibat dalam
organisasi. Kepemimpinan terjadi saat seseorang memengaruhi orang lain
untuk bertindak sesuai tujuan dalam manajemen keperawatan baik dirumah
sakit dan pelayanan kesehatan yang lain. Sebagai seorang menjalankan
kepemimpinan, manajer mengkoordinasikan berbagai profesional perawatan
dan layanan mereka untuk membantu klien mencapai hasil akhir yang
diinginkan (Blais, 2006).
Fungsi perawat sebagai manajer berbeda-beda dalam tipe organisasi
yang berbeda. Namun dalam kaitannya dalam manajemen keperawatan,
kepemimpinan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian anggota organisasi serta proses penggunaan semua sumber daya
organisasi baik perawat dan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut, unsur-unsur
kepemimpinan dalam pendekatan manajemen baik dikeperawatan terdiri dari
empat unsur utama yang sudah dijelaskan, yaitu: perencanaan,
pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian, dengan menerapkan otoritas
dan memikul taggung gugat. (Stoner, 1984 dalam Umam, 2012). Hal ini
sekaligus mengisyaratkan adanya hubungan yang erat antara kepemimpinan
dan manajemen.
Dalam institusi layanan keperawatan, kepala bidang keperawatan
adalah manajer keperawatan yang berperan sebagai top manajer dalam
pelayanan asuhan keperawatan, yang menggunakan proses manajemen untuk
mencapai tujuan keperawatan yang telah ditentukan melalui orang lain. Dalam
menjalankan fungsi manajerial pimpinan keperawatan harus dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga. Dilain pihak pimpinan keperawatan harus
mampu membawakan dirinya (mengelola) untuk menjalin hubungan yang
efektif dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan
mampu memengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan
sesuai dengan rencana. Dari kenyataan ini terlihat pentingnya manajemen
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien agar tercapai hasil pelayanan
keperawatan yang bermutu.
Kemampuan manajemen para pimpinan pelayanan keperawatan di
rumah sakit yang mencakup aspek operasional maupun manajerialnya akan
menjamin terlaksananya harapan tersebut. Pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah salah satu jenis pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh
rumah sakit untuk melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang
keperawatan yang diorganisasi melalui pelayanan rawat inap. Seluruh kegiatan
pelayanan keperawatan di rumah sakit diselenggarakan selama 24 jam sehari
secara berkesinambungan. Kegiatan tersebut diatur dan diorganisasi oleh
seorang perawat yang bertindak sebagai kepala bidang keperawatan di rumah
sakit. Dalam kasus seperti itu fungsi perencanaan, pengaturan, dan
penyusunan pegawai bisa secara wajar mengikuti fungsi kepemimpinan.
Ketika arus kerja yang menyeluruh dibutuhkan untuk keberhasilan penerapan
kegiatan, pengawasan secara langsung diberikan kepada seseorang dengan
wewenang untuk melakukan supervisi seluruh kegiatan pelayanan
keparawatan, seseorang diberikan tanggung jawab dalam merencanakan,
pengaturan, pelaksaaan hingga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
Gillies (1989), menjelaskan ketika lebih dari satu manajer
mempelopori suatu program dan pemberi keperawatan langsung dilibatkan
didalam perencanaan tujuan dan pengembangan metode untuk suatu program,
fungsi perencanaan, pengaturan, dan memimpin bisa terjadi secsara serentak.
Misalnya, dalam pergantian dari sistem keperawatan tidak terpusat ke sistem
perawatan terpusat, satu atau dua direktur divisional keperawatan bisa
menyusun prosedur/tatacara untuk memperoleh dan membagikan sejumlah
personil yang memadai bersamaan dengan supervisor medis bedah yang
mengerjakan pola jadwal waktu mingguan dan penugasan harian untuk
mamastikan campuran optimum kategori pegawai yang berbeda Unit Rawat
Bedah. Intensif. Kepemimpinan yang serentak oleh beberapa manajer dapat
mengurangi waktu “memulai” bagi sebuah kegiatan baru namun akan
menambah kebutuhan koordinasi oleh manajemen yang lebih tinggi.
Berdasarkan penjelasan mengenai hubungan kepemimpinan dengan
manajemen keperawatan tersebut diatas. Hal ini juga dapat diidentifikasi
berdasarkan pada gaya kepemimpian yang diterapkan. Pada gaya
kepemimpinan transaksional, manajer berfokus pada tugas dari hari ke hari
dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transaksional memahami dan
memenuhi kebutuhan kelompok. Hubungan dengan pengikut dilandaskan pada
pertukaran beberapa sumber yang dihargai pengikut. Intensif ini digunakan
untuk meningkatkan kesetiaan dan performa. Sebagai contoh, untuk
memastikan jumlah staf yang adekuat pada sif malam, para manajer
bernegosiasi dengan staf perawat, yaitu bagi mereka yang bekerja sif malam
akan mendapatkan libur pada akhir pekan. Manajer dalam hal ini memberikan
motivasi, stimulasi intelektual, pemberian penghargaan pada pencapaian
pegawai. Hal ini mendorong perawat meningkatkan kontribusi pada kualitas
perawatan melebihi keahlian klinik mereka (Blais, 2006). Berbeda dengan
kepemimpinan transformasional yang sudah dikembangkan tahun 1980-an.
Suatu survey pada 2500 pemimpin diperawatan kesehatan mengidentifikasi
enam faktor dalam kepemimpinan yang akan mempengaruhi perubahan-
perubahan ini pada abad ke-21: menguasai perubahan, berfikir sistem, visi
bersama, perbaikan kualitas secara terus-menerus, kemampuan untuk
mengidentifikasi kembali perawatan kesehatan, dan komitmen untuk melayani
publik dan komunitas (Trofino, 1995 dalam Blais, 2006).
Tentunya manajer dalam hal ini untuk mencapai tujuan-tujuan
organisai dalam peningkatan pelayan keperawatan tidak akan lepas dari
fungsi-fungsi kepemimpinan dalam layanan asuahan keperawatan. dimana
seorang manajer mengatur serta mengendalikan kegiatan, mengkordinasikan
tenaga keperawatan, menetapkan dan menerapkan filosofi, menyusun rencana
kegiatan, mengembangkan metode pelayanan keperawatan, mengendalian,
melakukan pengawasan pada perawat dan tentunya mengevaluasi segala
bentuk kegiatan. Seberapa jauh keberhasilan perawat dalam melaksanakan
kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi.
Peran Kepala Ruang Sebagai Pemimpin
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga
perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
a) Peran Kepala Ruang
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah
peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan
kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari
pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya
kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling
melempar kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan
perannya meliputi:
1) Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi,
orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi
dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
2) Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan dalam pelayanan keperawatan.
3) Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan
persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4) Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan
keperawatan.
Fungsi Kepala Ruang
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston
(2000) sebagai berikut:
a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan,
organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, dan menetapkan metode
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam
keperawatan meliputi:
1) Perencanaan dan pengorganisasian
2) Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3) Pemberian bimbingan
4) Mendorong kerjasama dan partisipatif
5) Kegiatan koordinasi
6) Evaluasi hasil kerja.
↓
BAB III
ANALISA TEORI KONSEP DI RS
STRUKTUR ORGANISASI RSKD DUREN SAWIT
BAGIAN UMUM
DAN
PEMASARAN
WADIR
PELAYANAN
WADIR KEUANGAN
DAN UMUM
BAGIAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
1. SATPEL UMUM
2. SATPEL
PEMASARAN &
HUMAS
3. SATPEL URUSAN
DALAM
4. SATPEL
SEKRETARIAT
BARANG DAN
JASA
1. SATPEL
ANGGARAN DAN
PERENCANAAN
2. SATPEL AKUNTANSI
3. SATPEL
PERBENDAHARAAN
dan VERIFIKASI
4. SATPEL MOBILISASI
DANA
5. SATPEL EDP
1. SATPEL
KEPEGAWAIAN
2. SATPEL DIKLAT
3. SATPEL
PEMBINAAN DAN
KESEJAHTERAAN
PEGAWAI
1. INST RANAP
2. INST RAJAL
3. INST KESWAMAS
4. INST
REHABILITASI
PSIKOSOSIAL
5. INST GAWAT
DARURAT
1. INST
LABORATORIUM
2. INST RADIOLOGI
3. INST FARMASI
4. INST GIZI
5. INST REHABILITASI
MEDIK
6. INST REKAM MEDIK
7. INST PENUNJANG
MEDIK LAINNYA
1. SATUAN
PELAYANAN
KEPERAWATA
N RAWAT INAP
2. SATUAN
PELAYANAN
KEPERAWATA
N RAWAT
JALAN DAN IGD
BAGIAN
KEUANGAN DAN
PERENCANAAN
BIDANG
PELAYANAN
MEDIS
BIDANG PELAYANAN
PENUNJANG MEDIS
MEDIS
DIREKTUR
RSKD DUREN SAWIT
BIDANG
PELAYANAN
KEPERAWATAN
KOMITE
MEDIK
KOMITE
MEDIK
KOMITE
MUTU
SPI
KOMITE
KEPERAWATAN
berdasarkan SK Gubernur No. 2091 tahun 2006 ditetapkan RSKD Duren sawit
sebagai Unit kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menerapkan pola
pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah secara penuh (BLUD).
Selanjutnya sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Nomor
330/MenKes/SK/V/2009 ditetapkan kelas RSKD Duren Sawit menjadi RS Kelas
A Khusus. Tahun 2014 terbit Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 215
Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah
Duren Sawit.
3.1. Visi
“ PUSAT PELAYANAN KESEHATAN JIWA DAN NARKOBA SECARA
PARIPURNA,TERPADUDAN TERPERCAYA MENUJU JAKARTA SEHAT 2017”
3.2. Misi
1. Memberikan Pelayanan Kese
hatan Jiwa, Narkoba dan Penyakit Penyerta dengan pendekatan Mediko
Psikososial secara Holistik.
2. Menetapkan Tata Kelola Rumah Sakit secara Professional dan Berkualitas yang
bisa disejajarkan dengan Rumah Sakit Jiwa terbaik di Asia Pasifik.
3. Melakukan pelatihan dan pengembangan Assessment Sumber Daya Manusia
serta melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan jiwa dan lainnya.
4. Memperdayakan masyarakat dalam meningkatkan Kesehatan Jiwa dan Narkoba
serta memberikan Layanan Prioritas kepada Masyarakat kurang mampu.
5. Memberikan Nilai Tambah bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada aspek
Kesehatan Jiwa dalam mendukung tujuankesehatan sosial.
6. Memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan Kualitas Sarana dan
Prasarana Kota dengan menerapkan prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan secara
menyeluruh.
3.3. Budaya
 Rasa memiliki (ownership) di segala lini;
 Komit pada pelanggan;
 Komunikatif dan speed respon;
 Privasi dan kortesi;
 Safety awareness.
3.4. Motto
PRATICE
P : Professional
R : Responsible
A : Active
C : Commitment
T : Team Work
I : Innovative
C : Comprehensive
E : Emphaty
3.5. Tata Nilai
 Disiplin
 Profesional
 Kerjasama
 Jujur
 Komitmen
STRUKTUR ORGANISASI BIDANG KEPERAWATAN
RSKD DUREN SAWIT

Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas :
a. menyusun bahan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran dan
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan;
b. melaksanakan rencana strategis, dokumen pelaksanaan anggaran dalam
rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan;
c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan;
d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan
inventaris keperawatan;
e. mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan;
f. menyusun standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan
keperawatan;
g. menyusun rencana pengembangan tenaga keperawatan dan
mengoordinasikan pelaksanaannya;
h. memonitor dan menilai kinerja Pegawai di bawah Bidang Keperawatan;
i. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang
dilimpahkan/didelegasikan oleh Direktur; dan
j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan
fungsi Bidang Pelayanan Keperawatan.
Koord. Satuan Pelaksana
Mutu dan Asuhan Keperawatan
Ka. Bidang Keperawatan
Komite
Keperawatan
Koord. Satuan Pelaksana
SDM dan Logistik
KEPALA RUANGAN
Analisa manajement kepemimpinan di RS.Duren sawit menurut
kelompok kami sepakat untuk mengevaluasi kabid atau bisa di sebut sebagai
kepala bidang secara keseluruhan, sesuai dengan tugas untuk melakukan
analisa kepemimpinan kelompok, kami menilai gaya kepemimpinan Kabid RS
Duren Sawit adalah Kepemimpinan Demokratis atau partisipatif. Pemimpin
bertindak sebagai katalisator atau fasilitator, secara aktif memandu kelompok
kearah pencapaian tujuan kelompok. Untuk analisa menurut T.H.I.N.K
yaitu: Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing
How You Think.
T : Kabid RS Duren sawit dalam proses pengumpulan data fakta terkait
keperawatan mengambil data dari semua aspek yang terkait dengan
keperawatan yang utama dari dokumentasi keperawatan sebagai data utama
dari dokumentasi tersebut barulah kemudian kabid menelaah siapa dan apa
yang bisa di ambil sebagai sumber data berikutnya
Contoh : jika terdapat permasalahan di ruangan perawatan setelah masuk ke
kordinator ruangan masalah tersebut di berikan ke kabid keperawatan untuk
di telaah dan kabid keperawatan mencari fakta dan bukti untuk memutuskan
suatu kasus atau masalah dalam keperawatan.
H: Kabid RS Duren sawit memberikan contoh role model ke bawahannya
dalam Disipliner membuat askep dan monitoring absensi, kemudian kabid
dapat langsung menyelesaikan suatu permasalahan dengan memutuskan
suatu aturan sesuai dengan yang berlaku di RS dan jika terdapat kekurangan
tenaga di ruangan tidak segan-segan membantu mencarikan tenaga dan
terjun langung ke ruangan yang kekuarangan tenaga perawat.
I : Bagaiamana cara kabid keperawatan mencari tahu masalah dan mencari
bukti dari masalah yang terjadi yaitu dengan melakukan penyelidikan atau
mencari keterangan. jika di ruangan terdapat masalah dengan mendetail
memanggil dan mewawancarai perawat yang bertugas saat itu , serta
membaca status pasien dari awal masuk sampai dengan terjadi suatu
masalah keperawatan, menganalisa dan merembukan masalah dengan kabid
lain sebelum nantinya kasus sampai ke dewan rapat atau direktur RS dan
memutuskan kebijakan jalan keluar apa yang di ambil.
N:
a) Kabid membuat suatu yang baru dalam keperawatan baik perawatan
luka dan terapy perawatan yang lain selalu uptodate sesuai dengan
jurnal terbaru penelitian yang baru kemudian di rembukan dengan kabid
yang lain dan kepala ruangan sehingga teori tersebut dapat langsung di
terapkan di ruangan keperawatan.
b) Kabit keperawatan juga membuat pemikiran baru yang dasarnya dari
masalah-masalah yang muncul di ruangan keperawatan. Contohnya
membuat kotak saran sehingga jika terdapat laporan dari pasien bahwa
perawat X tidak ramah maka kabid keperawatan akan menerapkan
komunikasi terapeutik dengan cara 5S Senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Sabar.
K: Kabid memikirkan apakah hasil pemikirannya dapat menyelesaikan
masalah atau tidak. Jika contohnya seperti yang diatas komunikasi perawat
ke pasien yang tidak baik maka di terapkan 5S, setelah itu nantinya akan
di evaluasi dan dianalisa apakah 5S tersebut telah di lakukan, hasilnya
seperti apa dan apakah itu sangat berguna dalam komunikasi perawat dan
pasien.
Untuk Organisasi kabid RS Duren sawit telah sesuai dengan teori Keith
Devis yang merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi
a. Kecerdasan : kabit memiliki kecerdasan dalam berorganisasi dan terlihat dari
saat memecahkan sebuah masalah keperawatan dan di latar belakangi oleh
pendidikan S2 MKep dan lama berkerja 4th di Rs. Duren Sawit
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial : Kabid Rs. Duren sawit memiliki
komunikasi yang baik sehingga bawahan tidak canggung jika berkomunikasi
dengannya dan jika terdapat masalah kabid memiliki pandangan dan
kebijakan tersendiri tercermin kedewasaan di dalamnya.
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi : Kabid selalu meberikan motivasi
terhadap bawahannya seperti contohnya memberikan rewards dan dorongan
untuk bawahanya selalu membahas teori-teori baru dari jurnal keperawatan
dan di analisa sehingga dapat di terapkan di ruangan, serta memotivasi
bawahannya untuk kembali belajar serta melanjutkan untuk sekolah ke jenjang
perawat yang lebih tinggi.
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan : Jika terdapat masalah dengan anak buahnya
kabid keperawatan memprioritaskan sisi kemanusiaan contohnya jika ada
perawat yang keluarga atau anaknya sakit sementara dia harus dinas malam
dari koordinator mengatakan saat itu ruangan sedang penuh dan perawat di
ruangan sedikit. Kabid keperawatan segera memberikan solusi dengan
mencarikan tenaga bantuan dilihat dari sisi kemanusiaan karna perawat
pelaksana juga adalah manusia mahluk sosial.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen merupakan proses untuk menyelesaikan pekerjaan melaui
orang lain. Untuk melakukan hal ini, manager harus menggerakkan orang lain
tersebut untuk melalui segala rintangan, mengarungi pertahanan, dan melewati
segala permasalahan terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin. Para
manager perawat pada setiap tingkatan hirarki diharapkan untuk memimpin
para bawahannya terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin (Gillies,
2000)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Teori KepemimpinanSeorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang
berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
d. Sikap Hubungan Kemanusiaan
2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
3) Teori Kewibawaan Pemimpin
4) Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga
orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
5) Teori Kepemimpinan Situasi
6) Teori KelompokGaya atau Tipe Kepemimpinan,Berikut ini 5 tipe
kepemimpinan yang dikemukakan antara lain :1.)Demokratis
2.)Militeristis 3.)Otokratis, 4.)Paternalistis, dan 5.)Kharismatik.
Dalam analisa yang telah di lakukan di RS Duren Sawit dinyatakan bahwa
Kepemimpinan yang dilakukan oleh kabid keperawatan merupakan
Kepemimpinan Demokratis atau partisipatif dan Untuk Organisasi kabid RS
Duren sawit sangat sesuai dengan teori organisasi dari Keith Devis.
DAFTAR PUSTAKA
Simamora H.Roumond. 2012. Buku ajarManajemen Keperawatan. Jakarta
: EGC
Russel c.swansburg. 2000. Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta : EGC
Suarli dan Bachtiar, 2007. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan
Praktis. Balatin Pratama
Sumijatun, 2009. Manajemen Keperawatan Konsep Dasar Dan Aplikasi
Pengambil Keputusan Klinik. Jakarta Timur : Trans info media
Sambas Ali Muhidin. 2011. http:// sambasalim. com/manajemen/ konsep-
kepemimpinan .html ( Di akses tanggal 20 September 2015 pukul 21.00 WIB )

More Related Content

What's hot

Pengantar manajemen keperawatan
Pengantar manajemen keperawatanPengantar manajemen keperawatan
Pengantar manajemen keperawatanRahayoe Ningtyas
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanZulfikar Muhammad
 
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanujangjm
 
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatan
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatanIsi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatan
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatanAsyiaah Valdesyiah
 
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017Danis Wara
 
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikan
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikanAdm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikan
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikanujangjm
 
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan ujangjm
 
Pengantar manajamen 1
Pengantar manajamen 1Pengantar manajamen 1
Pengantar manajamen 1Supriyadi MS
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanVictor Madritsta
 
Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi pjj_kemenkes
 
Proses Manejemen Sekolah
Proses Manejemen SekolahProses Manejemen Sekolah
Proses Manejemen Sekolahabtadi
 
Manajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byManajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byAndWar Syoehada'
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanAnita Widiastuti
 
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
Konsep  Manajemen dan  Kepemimpinan KeperawatanKonsep  Manajemen dan  Kepemimpinan Keperawatan
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatanpjj_kemenkes
 
Mmc1 Fungsi Manajemen
Mmc1   Fungsi ManajemenMmc1   Fungsi Manajemen
Mmc1 Fungsi ManajemenUsman Yatim
 
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanTm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanFitra Pringgayuda
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertianWEST NUSA TENGGARA
 
Makalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikanMakalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikanisalsand
 
Makalah manajemen keperawatan akper
Makalah manajemen keperawatan akperMakalah manajemen keperawatan akper
Makalah manajemen keperawatan akperMJM Networks
 

What's hot (20)

Pengantar manajemen keperawatan
Pengantar manajemen keperawatanPengantar manajemen keperawatan
Pengantar manajemen keperawatan
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
 
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
 
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatan
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatanIsi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatan
Isi konsep dasar manajemen dlm paradigma keperawatan
 
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017
Tugas Eko 12, Anindya Daniswara, Ranti Pusriana, Manajemen, SMAN 12, 2017
 
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikan
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikanAdm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikan
Adm pendidikan ke 4 prinsip dan unsur2 adm pendidikan
 
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 3 fungsi administrasi pendidikan
 
Pengantar manajamen 1
Pengantar manajamen 1Pengantar manajamen 1
Pengantar manajamen 1
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinan
 
Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi Iklim dan Budaya Organisasi
Iklim dan Budaya Organisasi
 
Proses Manejemen Sekolah
Proses Manejemen SekolahProses Manejemen Sekolah
Proses Manejemen Sekolah
 
Manajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted byManajemen dalam keperawatan posted by
Manajemen dalam keperawatan posted by
 
Konsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatanKonsep dasar manajemen keperawatan
Konsep dasar manajemen keperawatan
 
pengantar manajemen
pengantar manajemenpengantar manajemen
pengantar manajemen
 
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
Konsep  Manajemen dan  Kepemimpinan KeperawatanKonsep  Manajemen dan  Kepemimpinan Keperawatan
Konsep Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
 
Mmc1 Fungsi Manajemen
Mmc1   Fungsi ManajemenMmc1   Fungsi Manajemen
Mmc1 Fungsi Manajemen
 
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanTm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian
 
Makalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikanMakalah manajemen pendidikan
Makalah manajemen pendidikan
 
Makalah manajemen keperawatan akper
Makalah manajemen keperawatan akperMakalah manajemen keperawatan akper
Makalah manajemen keperawatan akper
 

Similar to Analisa Model Kepemimpinan

Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahManajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahFerry Lovita
 
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 TangerangMakalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 TangerangRisalma Agnia
 
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...Abiyyu faruq ikbar
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personelmonyok
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENAisha Safira
 
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikHertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikhertian_febrianto
 
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikHertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikhertian_febrianto
 
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.pptyudaalif1
 
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYuliaFatmawati2
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmmuhamad_subchan
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmmuhamad_subchan
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmmuhamad_subchan
 

Similar to Analisa Model Kepemimpinan (20)

Managemen umum @SharaRachman
Managemen umum @SharaRachmanManagemen umum @SharaRachman
Managemen umum @SharaRachman
 
Makalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemenMakalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemen
 
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahManajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
 
tugas ekonomi
tugas ekonomitugas ekonomi
tugas ekonomi
 
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 TangerangMakalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
Makalah Ekonomi Manajemen X MIPA 1 SMAN 12 Tangerang
 
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...
Tugas eko12,Abiyyu faruq ikbar,bu ranti pusriana,materi Ekonomi Manajemen Sma...
 
Makalah ekonomi (2)
Makalah ekonomi (2)Makalah ekonomi (2)
Makalah ekonomi (2)
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personel
 
Tugas makalah asri
Tugas makalah asriTugas makalah asri
Tugas makalah asri
 
Tugas makalah asri AKBID PARAMATA RAHA
Tugas makalah asri AKBID PARAMATA RAHA Tugas makalah asri AKBID PARAMATA RAHA
Tugas makalah asri AKBID PARAMATA RAHA
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
 
konsep mankep.pdf
konsep mankep.pdfkonsep mankep.pdf
konsep mankep.pdf
 
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikHertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
 
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategikHertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
Hertian febrianto 11131296 rangkuman makalah msdm strategik
 
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt
3. PENGANTAR MANAJEMEN-ke 3.ppt
 
yussandi rohmatullah makalah UTS
yussandi rohmatullah makalah UTSyussandi rohmatullah makalah UTS
yussandi rohmatullah makalah UTS
 
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
 
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdmRangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
Rangkuman makalah (muhamad subchan) 11131240. 6.ma msdm
 

Analisa Model Kepemimpinan

  • 1. ANALISA MODEL KEPEMIMPINAN Diajukan untuk memenuhi Tugas Kepemimpinan DISUSUN OLEH JENI OKTAVIA KARUNDENG PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menulis makalah tentang analisa gaya kepemimpinan Kepala ruangan ruang Anak Pipit di RSUD KABUPATEN MIMIKA menurut model kepemimpinan THINK dapat selesai tepat waktu. Penulis menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan tugas kelompokini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kelompok mengharapkan pembaca/pengguna tugas makalah ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca reverensi yang lain. Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan, Semoga tugas makalah kepemimpinan ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran. Jakarta , Desember 2017 Kelompok 3
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................ ii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Tujuan …………………………………………………..… 2 BAB II. PEMBAHASAN …………….. ............................................... 4 BAB III. ANALISA TEORI KONSEP DI RUMAH SAKIT ................. 39 BAB IV PENUTUP…………………………………………….......…… 29 A. KESIMPULAN …………………………………………..… 45 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 47
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi kita sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana dalam satu bagian, kita memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana menglola dan memimpin orang lain dalam mencapai asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat profesional, kita tidak hanya mengelola orang, tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberika asuhan keperawatan serta meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju ke arah kesembuhan (Nursalam, 2014). Lingkungan pelayanan kesehatan saat ini telah memberikan peluang pada tenaga keperawatan untuk memperoleh status profesional dengan cara proaktif berespon terhadap kebutuhan perubahan dan harpan masyarakat. Sebagai kelompok pemberi pelayanan kesehatan terbesar, profesi tersebut telah diposisikan untuk memengaruhi, bukan hanya perkembangan sistem, tetapi bagian mana praktik harus dibentuk dengan mengubah tatanan pelayanan kesehatan. Proses yang timbal balik tersebut tentu akan memengaruhi setiap aspek praktek profesionaldan sangat bergantung pada proses kepemimpinan keperawatan yang terjadi (Simamora, 2012). Seperti halnya keperawatan, ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu, seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan antropologi. Karena bersifat kompleks dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen
  • 5. adalah bagaimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus diperbaiki/diubah dalam mencapai suatu tujuan organisasi (Nursalam, 2014). Manajemen merupakan proses untuk menyelesaikan pekerjaan melaui orang lain. Untuk melakukan hal ini, manager harus menggerakkan orang lain tersebut untuk melalui segala rintangan, mengarungi pertahanan, dan melewati segala permasalahan terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin. Para manager perawat pada setiap tingkatan hirarki diharapkan untuk memimpin para bawahannya terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin (Gillies, 2000). Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para perawat untuk memberikan layanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Untuk memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik – baiknya kepada pasien, diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut(Simamora, 2012). Pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya, sehingga dalam praktek hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan. Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain; menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan dan memberikan pengaruh dalam
  • 6. menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya dengan pemecahan aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, mempunyai peran yang penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar mau dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa mengetahui : 1. Mampu mengetahui konsep dasar manajemen dan kepemimpinan 2. Mampu mengetahui fungsi manajemen dan kepemimpinan 3. Mampu mengetahui teori manajemen dan kepemimpinan 4. Mampu mengetahui konsep manajemen dalam keperawatan 5. Mampu mengetahui proses manajemen dalam keperawatan 6. Mampu mengetahui wewenang kepemimpinan kabid di RS Duren sawit 7. Mampu mengetahui karakteristik kepemimpinan kabid di Rs Duren sawit 8. Mampu mengetahui dan menganalisa gaya kepemimpinan Kabid di RS Duren sawit
  • 7. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP MANAJEMEN Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang di sestematis, dikumpulkan, dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut: 1. Mengetahui adanya persoalan 2. Mendefinisikan persoalan 3. Mengumpulkan fakta,data dan informasi 4. Menyusun alternatif penyelesaian 5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu al;ternatif penyelesaian 6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
  • 8. Berikut ini adalah beberapa pengertian yang dikemukakan oleh pakar ekonomi barat tentang manajemen, yaitu: 1. Menurut folley(1997) manajemen adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain, sesuatu dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut sangat beragam, bergantung pada jenis organisasi. 2. Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Hersey and Blanchard). 3. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain ( G.R. Terry). 4. Manajemen yaitu suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich dan H. Koontz) 5. Manajemen adalah pelaksanaan pekerjaan bersama orang lain (Harold Konte dan Cyril O’Donnel) Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses merancang, memelihara, dan melakukan kegiatan/usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain seefisien mungkin. 1. TEORI MANAJEMEN a. Konsep Secara garis besar, konsep ini dibagi menjadi beberapa pengertian, yaitu: 1) Konsep Kualitas Dalam konsep ini, organisasi mementingkan kualitas yang mampu memasuki pasar, yang dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelanggan. 2) Konsep Manajemen
  • 9. Dalam konsep manajemen bukan hanya tugas manajer, tetapi semua personel dengan melaksanakan manajemen lewat fakta, dan manajemen dengan siklus PDCA (Plan do check act) 3) Konsep Proses Dalam konsep proses, siapapun yang akan melakukan tindak lanjut rangkaian kegiatan, harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan. Juga, lebih mengutamakan pengendalian proses agar kesalahan kualitas dapat dihindari. 4) Konsep Standarisasi Dalam konsep standarisasi, semua pelaksanaan pekerjaan berpangkal pada standar, seperti standar prosedur, standar kualitas, dan standar kompetensi. 5) Konsep Human Respect Dalam konsep human respect, manusia seutuhnya perlu dihormati untuk menumbuhkan motivasi. 6) Konsep Quality Assurance Dalam konsep quality assurance, keikutsertaan pegawai tercermin dari kegiatan dalam gugus kendali mutu (quality circle). 7) Konsep Manajemen Jepang Secara garis besar konsep manajemen Jepang, dapat digunakan untuk memilih karakteristik karyawan, melatih, mengenal organisasi, bekerja di berbagai unit, pengambilan keputusan secara kolektif (kelompok kerja), dan motivasi karyawan untuk mencapai hasil maksimal. b. Administrasi Mengenal manajemen tidak akan lepas hubungannya dengan administrasi. Administrasi dalam arti sempit adalah clerical works atau ketatausahaan, surat menyurat, pembukuan, arsip, dan lain – lain.
  • 10. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. c. Hubungan Administrasi dan Manajemen Ada beberapa bagian (break through) dalam hubungan administrasi dan manajemen yang menjadi dasar. Tiap bagian dasar tersebut mempunyai posisi masing – masing, tetapi pada intinya dalam ruang lingkup yang satu. 2. FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN Dalam suatu manajemen, diperlukan juga peran tiap orang yang ada untuk menyikapi posisi masing – masing. Oleh sebab itu, diperlukan adanya fungsi – fungsi yang jelas mengenai manajemen. Jenis atau Bidang Manajemen Pembagian dari jenis atau bidang manajemen secara umum, yaitu: a. Bidang tugas Pembagian bidang tugas dalam pelaksanaannya, dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : bagian personalia, bagian keuangan, bagian peralatan, bagian produksi, dan bagian pemasaran. b. Lapangan kerja Lapangan kerja secara garis besar terbagi menjadi beberapa pilihan, diantaranya: pendidikan tinggi, rumah sakit, bank, lembaga pemerintahan, dan lain – lain. c. Tingkat manajemen Tingkatan manajemn organisasi terdiri atas tiga macam (Robbins, 2010), yaitu:
  • 11.  Manajer lini garis pertama (firs line) adalah tingkatan manajemen paling bawah dalam organisasi yang memimpin dan mengawasi para tenaga operasional. Mereka tidak membawahi manajer lain.  Manajer menengah (middel manager) adalah manajemn menengah yang meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawah dan mengarahkan kegiatan para manajer lain, dan kadang-kadang membwahi jug karyawan operasional.  Manajer puncak (top manager). Manajer puncak brtanggung jawab atas manajemen secara keseluruhan dari organisasi. Berikut ini akan ditampilkan melalui bagan, hubungan keterampilan manajemen dan teknis. keterampilan manajemen (managerial skill) keterampilan teknis (technical skill) Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar sedangkan efisien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar. Fungsi manajemen adalah berbagai tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat didaslam proses manajemen dan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mecapai tujuan. Fungsi manajemen sebagaimana diungkapkan Terry terdiri atas 4 fungsi antara lain: Top manager Middle manager Supervisory manager
  • 12. a. Perencanaan atau planning. Kegiatan seorang manager adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki. Untuk membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah – langkah selanjutnya. Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecendurungan dimasa yang akan datang dan menentukan strategi dan taktik yang cepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi Secara umum, perencanaan dapat ditinjau sebagai suatu : 1) Proses : pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untuk mencapai tujuan 2) Fungsi : pemimpin dengan kewenangannya dapat mengubah kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi 3) Keputusan : apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang b. Pengorganisasianatau organizing Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan, didesain dalam suatu struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondisif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bekerja secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. 1) Ciri – ciri organisasi Lima hal yang menjadi ciri – ciri organisasi, yaitu a) Terdiri dari sekelompok orang b) Ada kegiatan – kegiatan yang berbeda tapi saling berkaitan c) Tiap anggota mempunyai sumbangan usaha d) Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan e) Adanya suatu tujuan
  • 13. 2) Prinsip – prinsip organisasi Tiap organisasi kemungkinan besar mempunyai prinsip di bawah ini: a) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas (clearly objective) b) Adanya skala hierarkhi (the scalar principle) c) Adanya kesatuan komando/perintah (unity of command) d) Pelimpahan wewenang (delegation of authority) e) Adanya pertanggungjawaban (responsibility) f) Pembagian kerja (division of work) g) Rentang kendali (span of control) h) Fungsionalisasi (functionalization) i) Adanya pemisahan tugas (task sparation) j) Fleksibilitas/kelenturan (flexibility) k) Keseimbangan (balance) l) Kepemimpinan (leadership) 3) Proses pengorganisasian Proses pengorganisasian pada intinya dapat dibagi menjadi dua pokok analisa, yaitu tujuan organisasi dan jabatan. a) Analisa tujuan organisasi Analisa tujuan organisasi dijelaskan seperti piramida terbalik, yaitu dimulai dari tujuan yang dijabarkan menjadi tugas – tugas pokok dan tugas pokok yang dijabarkan menjadi fungsi – fungsi. Setelah itu, fungsi dijabarkan menjadi uraian pekerjaan dan terakhir uraian pekerjaan yang dianalisa beban kerjanya. b) Analisa jabatan Analisa jabatan terdiri atas pengelompokkan jabatan, pengelompokkan fungsi, pengelompokkan tugas, penentuan bentuk organisasi, penetapan organisasi, dan penyempurnaan organisasi. c) Bentuk dan tipe organisasi
  • 14. Bentuk dan tipe organisasi terdiri dari tiga bahasan yaitu dasar pengorganisasian, bentuk organisasi, dan tipe organisasi. c. Penggerakan atau directing Funsi penggerakan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha – usaha organisasi. Dengan demikian, penggerakan berarti menggerakkan orang – orang agar mau bekerja denga sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama – sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Ada tiga tipe penggerakan yang dapat dijadikan bahan acuan, yaitu kepemimpinan, motivasi kerja, serta KISS dan komunikasi. 1) Kepemimpinan Merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang – orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan terbagi menjadi empat bagian yaitu: a) Pola dasar kepemimpinan Ada dua pola yang menjadi dasar dalam hal kepemimpinan yaitu kepemimpinan formal yang dapat diartikan bersifat resmi dalam organisasi, diatur sesuai dengan pangkat, jabatan, hierarki, dan struktur dalam organisasi. Dan kepemimpinan informal yang dapat diartikan tidak didasarkan hirarki, akan tetapi lebih bersifat adanya pengakuan nyata dari orang – orang di sekitarnya, oleh karena kemampuan memikat, kemampuan ilmu, kemampuan membina hubungan kerja, dll. b) Komponen peristiwa kepemimpinanKomponen peristiwa kepemimpinan (Kison, 1989) c) Tipe kepemimpinan
  • 15. Ada enam tipe kepemimpinan yaitu otokratis, paternalistis, militeristis, karismatis, demokratis, dan liberalistis. d) Figur kepemimpinan Figur kepemimpinan dalam hal ini diistilahkan harus mempunyai karakter “rajapandita” yang dapat diartikan sebagai raja: memiliki ilmu dan wawasan substitusi dan pandita: memiliki ilmu dan wawasan keagamaan/moralitas. 2) Motivasi kerja Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mau melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Motivasi kerja terbagi menjadi tiga, yaitu: a) Jenis motivasi Ada tiga jenis yang menjadi dasar motivasi, yaitu:  Motivasi eksternal (ekstern) --- dari luar, ada yang menyuruh  Motivasi sosial --- norma masyarakat  Motivasi diri ---- prakarsa / kehendak sendiri b) Faktor – faktor motivasi Faktor – faktor motivasi yang menyebabkan orang bekerja, yaitu:  Pengakuan sebagai seorang manusia  Perlakuan yang adil dan pantas  Ada jaminan kerja  Kondisi/lingkungan kerja yang cocok  Kemungkinan untuk didengar/diperhatikan  Kebanggaan  Pengetahuannya memadai  Bantuan kepemimpinan  Suatu tantangan  Rasa keanggotaan/memiliki
  • 16. c) Faktor demotivator Faktor – faktor yang menjadi berkurangnya motivasi adalah:  Mendinginkan sikap mereka  Menggerogoti mereka  Membiarkan mereka sendiri  Memerintah seenaknya  Menetapkan sasaran yang terlalu tinggi  Kikir dalam peralatan/bahan kerja  Penghargaan yang tidak memadai 3) KISS dan komunikasi KISS merupakan akronim dari koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplikasi, sedangkan komunikasi merupakan penambahan.  Koordinasi : pola kerjasama yang merupakan satu kesatuan teratur dan tujuan utamanya efisien, efektif, serta mencapai tujuan. Koordinasi terdiri atas koordinasi vertikal, koordinasi horizontal, dan koordinasi diagonal/fungsional.  Integrasi : keastuan yang bersifat terpadu dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk efisiensi.  Sinkronisasi : penyesuaian dan penyelarasan dalam gerak pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing – masing.  Simplifikasi : penyederhanaan proses dan prosedur kerja untuk penghematan dalam arti luas (termasuk di dalamnya deregulasi dan debirokrasi).  Komunikasi : untuk menciptakan KISS, maka faktor komunikasi sangat berperan. d. Pengendalian dan pengawasan atau controlling Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaiankegiatan yang telah direncanakan, diorganisasi dan diimplementasikan untuk dapat berjalan sesuai dengan target yang
  • 17. diharapkan, sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan. Manajer menilai dan mengendalikan jalanya suatu kegiatan yang mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dan pelaksanaan. 1) Maksud dan tujuan pengawasan Maksud dan tujuan pengawasan ialah untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan ketidaksesuaian yang dapat mengakibatkan tujuan/sasaran organisasi tidak tercapai dengan baik, karena pelaksanaan pekerjaan/kegiatan tidak efisien dan efektif. 2) Guna pengawasan  Mencegah terjadinya penyelewengan, penyalahgunaan wewenang, pemborosan, dan kerugian dalam organisasi.  Meningkatkan rasa tanggung jawab pejabat.  Memperbaiki kesalahan, penyelewengan, dan penyalahgunaan wewenang yang telah terjadi.  Mendidik aparatur agar bekerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku 3) Macam dan tipe pengawasan a) Dilihat dari kedudukan unit pengawasan yang terdiri atas pengawasan dari dalam (internal control) dan pengawasan dari luar (external control) b) Dilihat dari sasarannya yang terdiri atas pengawasan preventif yang dilakukan sebelum pelaksanaan dan pengawasan represif yang dilakukan pada saat atau sesudah pelaksanaan c) Dilihat dari sifat tugas pengawasan yang terdiri atas pengawasan politis/masyarakat yang dilakukan oleh misalnya DPR dan pengawasan fungsional yang dilakukan oleh
  • 18. aparatur/lembaga yang tugas pokoknya melaksanakan pengawasan 3. SARANA MANAJEMEN Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, diperlukan alat atau sarana. Alat merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Sarana tersebut dikenal dengan 6 M menurut Simamora, 2012 dalam bukunya yaitu man,money,material, machine, methode, dan market. a. Man (Manusia) Dalam manajemen, faktor manusia adalah hal yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia, tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. b. Money (Uang) Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupkan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Hal ini akan berhubungan dengan besarnya uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. c. Material (Bahan) Materi terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Materi dan manusia tidak dapat dipisahkan karena tanpa materi, hasil yang dikehendaki tidak akan tercapai dalam organisasi. d. Machine (Mesin) Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin dapat membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
  • 19. e. Method (Metode) Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik, bila orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, hasilnya tidak akan memuaskan. f. Market (Pasar) Memasarkan produk sudah tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, proses produksi barang bisa berhenti. Hal ini berarti proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor yang menentukan dalam perusahaan. 4. PROSES MANAJEMEN Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan adanya: a. Keterampilan teknik Keterampilan teknik merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang diperlukan dalam menjalankan suatu tugas tertentu yang diperoleh dari pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. b. Keterampilan hubungan antarmanusia Merupakan kemampuan bekerja sama dengan orang lain, termasuk dalam hal ini memahami masalah motivasi dan menerapkan kepemimpinan. c. Keterampilan konseptual Merupakan kemampuan untuk memahami secara kompleks tentang organisasi yang ada. Kemampuan untuk berfikir secara konseptual
  • 20. mengenai tujuan organisasi sebagai landasan untuk bertindak, bukan hanya memahami tujuan dari satu unit saja. Dari ketiga keterampilan di atas, yang sangat penting adalah keterampilan hubungan antarmanusia. Keterampilan ini merupakan sesuatu yang paling sering digunakan dalam proses manajemen dimana antara atasan dan bawahan saling komunikasi dan saling berhubungan. B. MANAJEMEN DALAM KEPERAWATAN 1. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan Organisasi kesehatan ditetapkan di setiap tatanan pelayanan dan bertujuan membantu mengorganisasikan berbagai kegiatan yang mengarah pada pencapaian tujuan institusi dengan penerapan struktur organisasinya. Fungsi organisasi pelayanan kesehatan ini adalah mengakomodasi berbagai kegiatan dan mengorganisaikan para pelaku organisasi di dalamnya. Hal ini berlaku pula pada tenaga keperawatan yang dituntut untuk bekerja secara sinergis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Rocchiccioli & Tilbury, 1998 dalam Simamora 2012). Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. berdasarkan pengertian ini, keperawatan termasuk kedalam organisasi pelayanan kesehatan, yang tentunya senantiasa terlibat dalam penerapan manajeman dalam pencapaian tujuan keperawatan. manajemen diartikansecara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur dan menggerakkan para perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan keperawatan yang efektif dan efisien. Agar
  • 21. manajemen yang dilakukan mengarah pada kegiatan keperawatan yang efektif dan efisien, manajemen dalam keperawatan perlu dijelaskan berdasarkan fungsinya atau dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan kepemimpinan. 2. Prinsip Manajemen dalam Keperawatan Prinsip merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya dengan manajemen, prinsip bersifat fleksibel. Menurut Simamora, 2012 menjabarkan prinsip manajemen dalam keperawatan meliputi sebagai berikut. a. Pembagian kerja Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksaan kerja berjalan efektif. Pembagian kerja yang baik merupakankunci penyelenggaraan kerja, kecerobohan dalam pembagian kerja dapat berdampak kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan. Oleh karena itu, seorang manajer keperawatan yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang menjadi titik tolak bagi prinsio-prinsip lainnya. b. Wewenang dan tanggung jawab Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, namun terletak pada puncak pimpinannya karena pemegang wewenang terbesar adalah manajer puncak (top manajer). Oleh karena itu, apabila manjer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, wewenang yang ada padanya merupakan bumerang. c. Disiplin Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, disiplin akan hilang. Oleh karena itu, pemegang wewenang harus dapat
  • 22. menanamkan disiplin terhadap dirinyasendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang dimilikinya. d. Kesatuan Perintah Dalam melaksanakn pekerjaan, keperawatan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksaan kerjadapat dijalankan dengan baik. Perawat harus tau kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. e. Kesatuan Pengarahan Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, perawat perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan bergantung pula pada kesatuan perintah. Dalam melaksanakan kerja, dua perintah dapat rerjadi sehingga menimbulakan arah yang berlawanan. f. Penggajian Prinsip penggajian harus mencakup pertimbangan mengenai cara membuat perawat dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan untuk menumbuhkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga perawat berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih tinggi. g. Pemusatan Pemusatan wewenang dapat menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak pada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. h. Hierarki Hierarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan kebawah. Dengan adanya hierarki ini, setiap perawat dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
  • 23. i. Ketertiban Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan adalah merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang dapat bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh perawat, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. j. Keadilan dan Kejujuran Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral perawat dan tidak dapat dipisahkan. k. Stabilitas Dalam setiap kegiatan, kestabilan perawat harus dijaga sebik-baiknya demi kelancaran segala pekerjaan. Kestabilan perawat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. l. Prakarsa Prakarsa atau inisiatif mengandung arti menghargai orang lain, karena pada hakikatnya menusia memerlukan penghargaan. Setiap penolakan pada prakarsa perawat merupakan suatu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hati prakarsa-prakarsa yang dilahirkan para perawat. m. Semangat Kesatuan Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan, sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan pepecahan dalam korp dan membawa bencana 3. Kegiatan Dalam Fungsi Manajemen Keperawatan Beberapa kegiatan yang terkait dengan setiap fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Simamora, 2012): a. Fungsi Perencanaan 1) Menetapkan tujuan dan target keperawatan
  • 24. 2) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target keperawatan 3) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dalam pemberian layanan keperawatan 4) Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target keperawatan b. Fungsi Pengorganisasian 1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan dalam asuhan keperawatan 2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab 3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, palatihan, dan pengembangan sumber daya manusia keperawatan 4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia keperawatan pada posisi yang paling tepat c. Fungsi Pengimplementasian 1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi kepada perawat untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan keperawatan 2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pelayanan asuhan keperawatan 3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan d. Fungsi pengawasan 1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target asuhan keperawatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan 2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan 3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target asuhan keperawatan. C. KONSEP KEPEMIMPINAN
  • 25. Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. 1. Pengertian Kepemimpinan Dalam praktik sehari-hari, sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal kedua kata tersebut memiliki pengertian berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Masalah yang selalu terdapat ketika membahas fungsi kepemimpinan adalah hubunga yang melembaga antara pemimpin dan yang dipimpin menurut rules of game yang telah disepakati bersama (Umam,2011). Ada beberapa pengertian menurut beberapa ahli tentang kepemimpinan , antara lain : a. Stogdill Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Swansburg, 2000, Hal : 267 ). b. Ordway Ted Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya. c. Georgy R. Terry Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain
  • 26. tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Paul Hersay, Ken Blanchord Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu (Ali, 2000). Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan. Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok agar dapat mencapai suatu tujuan umum. Pimpinan yang efektif harus mampu a. Memahami langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan b. Mengerti model keputusan yang akan diamabil
  • 27. c. Menentukan keputusan yang harus diambil secara individu atau kelompok d. Menentukan strategi dalam pengambilan keputusan e. Memilih perencanaan yang tepat dan atau teknik bantuan yang akan diberikan untuk pengambilan keputusan f. Menentukan metode untuk menjamin agar keputusann dapat diimplementasikan 2. Teori Kepemimpinan Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain : a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain : 1) Kecerdasan Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
  • 28. pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. 2) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya 3) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien. 4) Sikap Hubungan Kemanusiaan Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya. b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah 2 hal, yaitu : Pertama (teori Y) yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan. Kedua ( teori X) disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
  • 29. Ada 10 sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin : 1) Memiliki kekuatan fisik dan mental, 2) Paham arah dan tujuan, 3) Antuasiasme, 4) Ramah tamah dan efektif, 5) Memiliki integritas ( terpercaya ), 6) Memiliki keahlian tehnis, 7) Cepat dan tepat dalam pengambilan keputusan, 8) Cerdas, 9) Cakap mengajar 10) Setia. c. Teori Kewibawaan Pemimpin Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin d. Teori Kepemimpinan Situasi Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan. e. Teori Kelompok Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya. 3. Unsur-Unsur Kepemimpinan Menurut Ralph Stogdill (1984) mengindentifikasikan hal-hal yang membuat seseorang menjadi pemimpin berhasil yaitu: a. Intelegensia dan pendidikan b. Kondisi fisik c. Kepribadian d. Status sosial dan pengalaman
  • 30. e. Orientasi pada tugas atau pekerjaan Unsur-unsur kepemimpinan itu adalah a. Unsur yang penting  Kemampuan memutuskan  Kapasitas intelektual  Orientasi pada prestasi kerja  Kepercayaan diri dan kemampuan menajemen untuk membangun tim b. Unsur yang cukup penting  Kemampuan menciptakan kerjasama  Semangat kerja dan inisiatif  Membutuhkan banyak uang  Membutuhkan keamanan kerja  Kematangan pribadi c. Unsur yang kurang penting Gender perbedaan pria dan wanita 4. Sifat Kepemimpinan Yang Efektif Menurut Edwin Ghiselli, dalam penelitiannya telah menunjukan sifat-sifat tertentu yang dapat mempengaruhi kepemimpinan, yaitu a. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisitor ability) b. Kebutuhan akan prestasu dalam bekerja c. Kecerdasan d. Ketegasan (decisiveness) e. Kepercayaan diri f. Inisiatif Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan 4 ciri atau sifat utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuskesan kepemimpinan suatu organisasi: a. Kecerdasan
  • 31. b. Kedewasaan diri dan dorongan berprestasi c. Motivasi diri dan dorongan berprestasi d. Sikap-sikap hubungan manusiawi 5. Wewenang Kepemimpinan Apabila seorang pemimpin ingin mencapai tujuannya dengan efektif maka ia haruslah mempunyai wewenang untuk memimpin para staf/bawahannya dalam usaha mencapai tujuan tertentu. Wewenang ini disebut wewenang kepemimpinan yang merupakan hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah laku orang yang dipimpinnya.Ada dua konsep yang mendasar pada wewenang kepemimpinan ini yaitu top down authority dan bottom up authority. 6. Gaya Atau Tipe Kepemimpinan Gaya kepemimpinan didefinisikan “ sebagai kombinasi yang berbeda dari prilaku tugas dan hubungan yang digunakan untuk memengaruhi orang lain untuk menyelesaikan tujuan” (Huber, 2000 dalam Blaiz dkk, 2006). Beberapa gaya kepemimpinan telah diuraikan: a. Kepemimpinan karismatik. Dicirikan dengan suatu hubungan emosional antara pemimpin dan anggota kelompok yang pemimpinnya “ menginspirasi orang lain dengan mendapatkan komitmen emosional dari pengikut dan dengan membangkitkan rasa setia dan antusiasme yang kuat” (Marriner-Tomey, 2000). b. Kepemimpinan otoriter. Pemimpin membuat keputusan untuk kelompok. Gaya kepemimpinan seperti ini juga disebut sebagai kepemimpinan direktif atau otoraktif. Kepemimpinan otoriter disamakan dengan kediktatoran dan mengisyaratkan bahwa kelompok tidak mampu membuat keputusannya sendiri. Pemimpin menentukan kebijakan, memberikan perintah dan arahan kepada anggota kelompok. c. Kepemimpinan demokratis atau partisipatif. Pemimpin bertindak sebagai katalisator atau fasilitator, secara aktif memandu kelompok kearah pencapaian tujuan kelompok.
  • 32. d. Kepemimpinan laissez-faire atau tanpa pengarahan digambarkan sebagai pemimpin yang tidak aktif, pasif dan permisif. Yang memberikan sedikit perintah, pertanyaan, anjuran, atau keritikan (Tappen, 2001 dalam Blaiz dkk, 2006). e. Kepemimpinan situasional. Tingkat pengarahan dan dukungan bervariasi bergantung pada tingkat kematangan pegawai atau kelompok. Pemimpin menerapkan satu dari empat gaya: directive, coaching, supporting, delegating. f. Kepemimpinan transaksional menunjukkan manajer tradisional yang berfokus pada tugas dari hari kehari dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transaksional memahami kebutuhan kelompok. Hubungan dengan pengikut dilandaskan pada pertukaran beberapa sumber yang dihargai pengikut. g. Kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan ini dicirikan dengan empat faktor primer yaitu: karisma, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan contingent reward. Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan (S. Suarli dan Yanyan Bahtiar, 2007: 34).Berikut ini 5 tipe kepemimpinan yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, antara lain : a. Demokratis  Mendasarkan bahwa manusia adalah makhluk termulia  Berusaha mensinkronkan kepentingan & tujuan organisasi dengan kepentingan & tujuan bawahan.  Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawaha  Mengutamakan teamwork dalam mencapai tujuan  Memberi kebebasan pada bawahan apabila melakukan kesalahan untuk kemudian diperbaiki agar tidak membuat kesalahan yang sama
  • 33.  Berusaha menjadikan bawahan lebih sukses daripada dirinya b. Militeristis  Sistem perintah dalam menggerakkan bawahan  Tergantung pada pangkat dan jabatan  Senang formalitas yang berlebihan  Disiplin yang tinggi, kaku  Sulit menerima kritik, saran atau pendapat dari bawahan  Senang ceremonial untuk berbagai keadaan c. Otokratis  Menganggap organisasi sebagai millik pribadi  Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi  Menganggap bawahan sebagai alat saja  Tidak mau menerima kritik, saran, atau pendapat dari bawahan  Pendekte dalam menggerakkan bawahannya dengan unsure paksaan  Tergantung pada kekuatan formalnya d. Paternalistis  Bawahan dianggap belum dewasa  Bersikap over protective  Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan  Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif  Bawahan tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kreasi dan fantasinya  Sering bersifat maha tahu. e. Kharismatik.  Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .  Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature)
  • 34. Sedangkan menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain: 1. Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, factor karyawan dan factor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan mengunginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya. 2. Gaya Kepemimpinan Menurut Likert Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu: 1) Sistem Otoriter-Eksploitatif Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down). 2) Sistem Benevolent-Authoritative Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat. 3) Sistem Konsultatif
  • 35. Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan. 4) Sistem Partisipatif Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, memnggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja. 3. Gaya kepemimpinan menurut Robert House Berdasarkan teori motivasi penghargaan, Robert House mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu: a. Direktif Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Hal ini mengandung asti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hal yang dicapai oleh bawahannya. b. Suportif Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan. c. Partisipatif Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan. d. Berorientasi tujuan Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin. 4. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard:
  • 36. Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) dan ciri-ciri pada setiap gaya kepemimpinan tersebut. a. Instruksi  Tinggi tugas dan rendah hubungan  Kemunikasi sejarah  Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat minimal  Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan ketat. b. Konsultasi  Tinggi tugas dan tinggi hubungan  Komunikasi dua arah  Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberikan masukan, dan menampung keluhan c. Partisipasi  Tinggi hubungan tapi rendah tugas  Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan keputusan d. Delegasi  Rendah hubungan dan rendah tugas  Komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah. 7. Figur Kepemimpinan Figur kepemimpinan dalam hal ini diistilahkan harus mempunyai karakter “raja pandita” yang dapat diartikan, raja: memiliki ilmu dan
  • 37. wawasan substitusi dan pandita : memiliki ilmu dan wawasan keagamaan/moralitas. Untuk menjadi raja pandita kiranya harus memiliki karakter sebagai berikut: a. Berpendidikan dan berpengalaman dalam substansi tugas dan tanggung jawabnya. Dalam sebuah hadits “jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” b. Berbudi luhur  Tidak sombong  Mampu membaca keadaan dan mendengarkan aspirasi serta keluh kesah anggotanya  Menjunjung tinggi hukum dan konstitusi negara  Demokratis  Tegas dalam bertindak dan menegakkan kebenaran  Arif dan bijaksana  Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani 8. Lima Model Berfikir Kritis Model Berfikir Kritis di sebut sebagaiT.H.I.N.K. yaitu: Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing How You Think. Sebelum mempelajari lebih jauh tentang Model T.H.I.N.K., kita perlu untuk mempelajari asumsi yang menggaris bawahi pendekatan lima model tersebut. Asumsi berpikir kritis adalah komponen dasar yang meliputi pikiran, perasaan dan berkerja bersama dengan keperawatan. Ada beberapa asumsi tentang berpikir kritis, yaitu sebagai berikut. 1. Asumsi pertama adalah berpikir, merasa, dan keahlian mengerjakan seluruh komponen esensial dalam keperawatan dengan bekerja sama dan saling berhubungan. Berfikir kritis melibatkan pikiran, perasaan, dan bekerja yang ketiganya merupakan keseluruhan komponen penting bagi perawat profesional
  • 38. yang berkerja bersama-sama berpikir tanpa bekerja adalah sia-sia, bekerja tanpa perasaan adalah hal yang sangat tidak mungkin, pengenalan nilai-nilai keterkaitan antara pikiran, perasaan, dan berkerja merupakan tahap penting dalam memulai praktik profesional. Berpikir tanpa mengerjakan adalah suatu kesia-siaan. Mengerjakan sesuatu tanpa berpikir adalah membahayakan. Dan berpikir atau mengerjakan sesuatu tanpa perasaan adalah sesuatu yang tidak mungkin. Perasaan, diketahui sebagai status afektive yang mempengaruhi berpikir dan mengerjakan dan harus dipertimbangkan saat belajar berpikir dan menyimpulkan sesuatu. Pengakuan atas 3 hal (Thinking, Feeling, and Doing) mengawali langkah praktek professional ke depan. 2. Asumsi yang kedua mengakui bahwa berpikir, merasakan, dan mengerjakan tidak bisa dipisahkan dari kenyataan praktek keperawatan. Hal ini dapat dipelajari dengan mendiskusikan secara terpisah mengenai ketiga hal tersebut. Meliputi belajar mengidentifikasi, menilai dan mempercepat kekuatan perkembangan dalam berpikir, merasa dan mengerjakan sesuai praktek keperawatan. Berpikir kritis memerlukan pengetahuan, walaupun pikiran, perasaan, dan bekerja adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam keadaan nyata pada praktek keperawatan, tetapi dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian untuk proses pembelajaran. 3. Asumsi yang ketiga bahwa perawat dan perawat pelajar bukan papan kosong, mereka dalam dunia keperawatan dengan berbagai macam keahlian berpikir. Model yang membuat berpikir kritis dalam keperawatan meningkat. Oleh karena itu bukan merupakan suatu kesungguhan yang asing jika mereka menggunakan model sama yang digunakan setiap hari. Berpikir kritis dalam keperawatan bukan sesuatu yang asing, karena sebenarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 4. Asumsi yang keempat yang mempertinggi berpikir adalah sengaja berbuat sesuai dengan pikiran dan yang sudah dipelajari. Berpikir kritis dapat dipelajari melalui bacaan. Para pembaca dapat belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan berpikirnya.
  • 39. 5. Asumsi yang kelima bahwa pelajar dan perawat menemukan kesulitan untuk mengambarkan keahlian mereka berpikir. Sebagian orang jarang bertanya “bagaimana pelajar dan perawat berpikir”, selalu yang ditanyakan adalah “apa yang kamu pikirkan”. Berpikir kritis adalah cara berpikir secara sistematis dan efektif. 6. Asumsi yang keenam bahwa berpikir kritis dalam keperawatan merupakan gabungan dari beberapa aktivitas berpikir yang bersatu dalam konteks situasi dimana berpikir dituangkan. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa aktifitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu terjadi. Total Recall (T) Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat dimana dan bagaimana untuk mendapatkan fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa dikumpulkan dari banyak sumber, yaitu pembelajaran di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data klien dikumpulkan dari perasaan klien, instrument (darah, urine, feses, dll), dsb. Habit/Kebiasaan (H) Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari tindakan yang diulang berkali-kali sehingga menjadi kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan. Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang mereka kerjakan sebagai kebiasaan seperti “saya mengerjakan sesuatu di luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam keperawatan karena tindakan yang dilakukan tidak menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar. Inquiry/Penyelidikan/menanyakan keterangan (I) Inquiry merupakan latihan mempelajari suatu masalah secara mendalam dan mengajukan pertanyaan yang mendekati kenyataan. Jika kita berada di tingkat
  • 40. pertanyaan ini dalam situasi social, kita akan disebut “Mendesak”. Hal ini meliputi penggalian data dan pertanyaan, khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian. New Ideas and Creativity (N) Ide baru dan kreativitas terdiri dari model berpikir unik dan bervariasi yang khusus bagi individu. Kekhususan dalam berpikir ini akan selalu dibawa individu selama hidupnya dan biasanya membentuk kembali norma. Seperti Inquiry, model ini membawa kita sesuai ide dari literature. Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan akhir dari Habits Model (kebiasaan). Dari kalimat “melakukan sesuatu seperti biasanya” menjadi “Mari mencoba cara baru”. Berpikir kreatif tidak untuk menjadi pengecut, tetapi salah satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang mereka lakukan untuk mempelajari nilai. Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien. Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk menjadi cocok, terpadu, dan bekerja menyesuaikan keunikan klien. Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat waktu perawatan dan secara keseluruhan bekerja dengan baik, tetapi cara kerja perawat berbeda satu sama lain. Contoh : Yudi yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa harinya di atas kursi roda, keluar-masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia tidak pernah berkata kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-kata yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi. Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang berpikiran bahwa berbicara kepada orang lain merupakan cara standar untuk membesarkan hati melalui komunikasi Knowing How You Think/Mengetahui apa yang kamu fikirkan? (K)
  • 41. Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi bukannya yang paling tidak dihiraukan dari model T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut “metacognition”. Meta berarti “diantara atau pertengahan” dan cognition berarti “Proses mengetahui”. Metode Berfikir Kritis: Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking 1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi 2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses mengambil keputusan 3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan masing-masing mengemukakan pendapatnya. 4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi 5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar 6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk memaksakan suatu kehendak 7. Kombinasi beberapa metode D. HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN Perawat dapat mengemban peran kepemimpinan dalam lingkungan kerja mereka, profesi mereka, dan komunitas mereka, meskipun mereka memiliki atau tidak memili posisi kepemimpinan yang ditetapkan. Sebagai pemimpin ditempat kerja, mereka dapat membantu dalam perbaikan kualitas perawatan pasien. Sebagai pemimpin di profesi, perawatan tidak hanya dapat
  • 42. membantu perbaikan perawatan klien, tetapi perbaikan lingkungan kerja perawat dan profeisonal kesehatan lain. Karena pengetahuan dan keterampilan khusus mereka, perawat juga dapat mengemban peran kepemimpinan dikomunitas, membantu perubahan yang meningatkan kesejahteraan fisik, psikologis, dan sosial dalam masyarakat sebagai suatu kesatuan. Dalam cakupan yang lebih luas, para perawat harus mengaplikasikan keterampilan kepemimpinan sebagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan perawat pada masalah personal. Para perawat dapat mendemonstrasikan keterampilan kepemimpinan ini dengan terlibat dalam organisasi. Kepemimpinan terjadi saat seseorang memengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai tujuan dalam manajemen keperawatan baik dirumah sakit dan pelayanan kesehatan yang lain. Sebagai seorang menjalankan kepemimpinan, manajer mengkoordinasikan berbagai profesional perawatan dan layanan mereka untuk membantu klien mencapai hasil akhir yang diinginkan (Blais, 2006). Fungsi perawat sebagai manajer berbeda-beda dalam tipe organisasi yang berbeda. Namun dalam kaitannya dalam manajemen keperawatan, kepemimpinan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian anggota organisasi serta proses penggunaan semua sumber daya organisasi baik perawat dan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut, unsur-unsur kepemimpinan dalam pendekatan manajemen baik dikeperawatan terdiri dari empat unsur utama yang sudah dijelaskan, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian, dengan menerapkan otoritas dan memikul taggung gugat. (Stoner, 1984 dalam Umam, 2012). Hal ini sekaligus mengisyaratkan adanya hubungan yang erat antara kepemimpinan dan manajemen. Dalam institusi layanan keperawatan, kepala bidang keperawatan adalah manajer keperawatan yang berperan sebagai top manajer dalam
  • 43. pelayanan asuhan keperawatan, yang menggunakan proses manajemen untuk mencapai tujuan keperawatan yang telah ditentukan melalui orang lain. Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga. Dilain pihak pimpinan keperawatan harus mampu membawakan dirinya (mengelola) untuk menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu memengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai dengan rencana. Dari kenyataan ini terlihat pentingnya manajemen pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien agar tercapai hasil pelayanan keperawatan yang bermutu. Kemampuan manajemen para pimpinan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang mencakup aspek operasional maupun manajerialnya akan menjamin terlaksananya harapan tersebut. Pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah salah satu jenis pelayanan profesional yang diselenggarakan oleh rumah sakit untuk melayani kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang keperawatan yang diorganisasi melalui pelayanan rawat inap. Seluruh kegiatan pelayanan keperawatan di rumah sakit diselenggarakan selama 24 jam sehari secara berkesinambungan. Kegiatan tersebut diatur dan diorganisasi oleh seorang perawat yang bertindak sebagai kepala bidang keperawatan di rumah sakit. Dalam kasus seperti itu fungsi perencanaan, pengaturan, dan penyusunan pegawai bisa secara wajar mengikuti fungsi kepemimpinan. Ketika arus kerja yang menyeluruh dibutuhkan untuk keberhasilan penerapan kegiatan, pengawasan secara langsung diberikan kepada seseorang dengan wewenang untuk melakukan supervisi seluruh kegiatan pelayanan keparawatan, seseorang diberikan tanggung jawab dalam merencanakan, pengaturan, pelaksaaan hingga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan. Gillies (1989), menjelaskan ketika lebih dari satu manajer mempelopori suatu program dan pemberi keperawatan langsung dilibatkan didalam perencanaan tujuan dan pengembangan metode untuk suatu program, fungsi perencanaan, pengaturan, dan memimpin bisa terjadi secsara serentak.
  • 44. Misalnya, dalam pergantian dari sistem keperawatan tidak terpusat ke sistem perawatan terpusat, satu atau dua direktur divisional keperawatan bisa menyusun prosedur/tatacara untuk memperoleh dan membagikan sejumlah personil yang memadai bersamaan dengan supervisor medis bedah yang mengerjakan pola jadwal waktu mingguan dan penugasan harian untuk mamastikan campuran optimum kategori pegawai yang berbeda Unit Rawat Bedah. Intensif. Kepemimpinan yang serentak oleh beberapa manajer dapat mengurangi waktu “memulai” bagi sebuah kegiatan baru namun akan menambah kebutuhan koordinasi oleh manajemen yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan mengenai hubungan kepemimpinan dengan manajemen keperawatan tersebut diatas. Hal ini juga dapat diidentifikasi berdasarkan pada gaya kepemimpian yang diterapkan. Pada gaya kepemimpinan transaksional, manajer berfokus pada tugas dari hari ke hari dalam mencapai tujuan organisasi. Pemimpin transaksional memahami dan memenuhi kebutuhan kelompok. Hubungan dengan pengikut dilandaskan pada pertukaran beberapa sumber yang dihargai pengikut. Intensif ini digunakan untuk meningkatkan kesetiaan dan performa. Sebagai contoh, untuk memastikan jumlah staf yang adekuat pada sif malam, para manajer bernegosiasi dengan staf perawat, yaitu bagi mereka yang bekerja sif malam akan mendapatkan libur pada akhir pekan. Manajer dalam hal ini memberikan motivasi, stimulasi intelektual, pemberian penghargaan pada pencapaian pegawai. Hal ini mendorong perawat meningkatkan kontribusi pada kualitas perawatan melebihi keahlian klinik mereka (Blais, 2006). Berbeda dengan kepemimpinan transformasional yang sudah dikembangkan tahun 1980-an. Suatu survey pada 2500 pemimpin diperawatan kesehatan mengidentifikasi enam faktor dalam kepemimpinan yang akan mempengaruhi perubahan- perubahan ini pada abad ke-21: menguasai perubahan, berfikir sistem, visi bersama, perbaikan kualitas secara terus-menerus, kemampuan untuk mengidentifikasi kembali perawatan kesehatan, dan komitmen untuk melayani publik dan komunitas (Trofino, 1995 dalam Blais, 2006).
  • 45. Tentunya manajer dalam hal ini untuk mencapai tujuan-tujuan organisai dalam peningkatan pelayan keperawatan tidak akan lepas dari fungsi-fungsi kepemimpinan dalam layanan asuahan keperawatan. dimana seorang manajer mengatur serta mengendalikan kegiatan, mengkordinasikan tenaga keperawatan, menetapkan dan menerapkan filosofi, menyusun rencana kegiatan, mengembangkan metode pelayanan keperawatan, mengendalian, melakukan pengawasan pada perawat dan tentunya mengevaluasi segala bentuk kegiatan. Seberapa jauh keberhasilan perawat dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi. Peran Kepala Ruang Sebagai Pemimpin Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.” a) Peran Kepala Ruang Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan. Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi: 1) Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan. 2) Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam pelayanan keperawatan.
  • 46. 3) Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan. 4) Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan. Fungsi Kepala Ruang Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut: a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan. b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, dan menetapkan metode Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan meliputi: 1) Perencanaan dan pengorganisasian 2) Membuat penugasan dan memberi pengarahan 3) Pemberian bimbingan 4) Mendorong kerjasama dan partisipatif 5) Kegiatan koordinasi 6) Evaluasi hasil kerja. ↓
  • 47. BAB III ANALISA TEORI KONSEP DI RS STRUKTUR ORGANISASI RSKD DUREN SAWIT BAGIAN UMUM DAN PEMASARAN WADIR PELAYANAN WADIR KEUANGAN DAN UMUM BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. SATPEL UMUM 2. SATPEL PEMASARAN & HUMAS 3. SATPEL URUSAN DALAM 4. SATPEL SEKRETARIAT BARANG DAN JASA 1. SATPEL ANGGARAN DAN PERENCANAAN 2. SATPEL AKUNTANSI 3. SATPEL PERBENDAHARAAN dan VERIFIKASI 4. SATPEL MOBILISASI DANA 5. SATPEL EDP 1. SATPEL KEPEGAWAIAN 2. SATPEL DIKLAT 3. SATPEL PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI 1. INST RANAP 2. INST RAJAL 3. INST KESWAMAS 4. INST REHABILITASI PSIKOSOSIAL 5. INST GAWAT DARURAT 1. INST LABORATORIUM 2. INST RADIOLOGI 3. INST FARMASI 4. INST GIZI 5. INST REHABILITASI MEDIK 6. INST REKAM MEDIK 7. INST PENUNJANG MEDIK LAINNYA 1. SATUAN PELAYANAN KEPERAWATA N RAWAT INAP 2. SATUAN PELAYANAN KEPERAWATA N RAWAT JALAN DAN IGD BAGIAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG PELAYANAN PENUNJANG MEDIS MEDIS DIREKTUR RSKD DUREN SAWIT BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN KOMITE MEDIK KOMITE MEDIK KOMITE MUTU SPI KOMITE KEPERAWATAN
  • 48. berdasarkan SK Gubernur No. 2091 tahun 2006 ditetapkan RSKD Duren sawit sebagai Unit kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah secara penuh (BLUD). Selanjutnya sesuai dengan SK Menteri Kesehatan Nomor 330/MenKes/SK/V/2009 ditetapkan kelas RSKD Duren Sawit menjadi RS Kelas A Khusus. Tahun 2014 terbit Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 215 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit. 3.1. Visi “ PUSAT PELAYANAN KESEHATAN JIWA DAN NARKOBA SECARA PARIPURNA,TERPADUDAN TERPERCAYA MENUJU JAKARTA SEHAT 2017” 3.2. Misi 1. Memberikan Pelayanan Kese hatan Jiwa, Narkoba dan Penyakit Penyerta dengan pendekatan Mediko Psikososial secara Holistik. 2. Menetapkan Tata Kelola Rumah Sakit secara Professional dan Berkualitas yang bisa disejajarkan dengan Rumah Sakit Jiwa terbaik di Asia Pasifik. 3. Melakukan pelatihan dan pengembangan Assessment Sumber Daya Manusia serta melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan jiwa dan lainnya. 4. Memperdayakan masyarakat dalam meningkatkan Kesehatan Jiwa dan Narkoba serta memberikan Layanan Prioritas kepada Masyarakat kurang mampu. 5. Memberikan Nilai Tambah bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada aspek Kesehatan Jiwa dalam mendukung tujuankesehatan sosial. 6. Memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Kota dengan menerapkan prinsip-prinsip Kesehatan Lingkungan secara menyeluruh. 3.3. Budaya  Rasa memiliki (ownership) di segala lini;  Komit pada pelanggan;
  • 49.  Komunikatif dan speed respon;  Privasi dan kortesi;  Safety awareness. 3.4. Motto PRATICE P : Professional R : Responsible A : Active C : Commitment T : Team Work I : Innovative C : Comprehensive E : Emphaty 3.5. Tata Nilai  Disiplin  Profesional  Kerjasama  Jujur  Komitmen STRUKTUR ORGANISASI BIDANG KEPERAWATAN RSKD DUREN SAWIT
  • 50.  Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran dan rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan; b. melaksanakan rencana strategis, dokumen pelaksanaan anggaran dalam rencana bisnis anggaran Bidang Pelayanan Keperawatan; c. mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan; d. menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan inventaris keperawatan; e. mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan; f. menyusun standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan keperawatan; g. menyusun rencana pengembangan tenaga keperawatan dan mengoordinasikan pelaksanaannya; h. memonitor dan menilai kinerja Pegawai di bawah Bidang Keperawatan; i. mengambil keputusan pada lingkup bidang tugasnya yang dilimpahkan/didelegasikan oleh Direktur; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang Pelayanan Keperawatan. Koord. Satuan Pelaksana Mutu dan Asuhan Keperawatan Ka. Bidang Keperawatan Komite Keperawatan Koord. Satuan Pelaksana SDM dan Logistik KEPALA RUANGAN
  • 51. Analisa manajement kepemimpinan di RS.Duren sawit menurut kelompok kami sepakat untuk mengevaluasi kabid atau bisa di sebut sebagai kepala bidang secara keseluruhan, sesuai dengan tugas untuk melakukan analisa kepemimpinan kelompok, kami menilai gaya kepemimpinan Kabid RS Duren Sawit adalah Kepemimpinan Demokratis atau partisipatif. Pemimpin bertindak sebagai katalisator atau fasilitator, secara aktif memandu kelompok kearah pencapaian tujuan kelompok. Untuk analisa menurut T.H.I.N.K yaitu: Total Recall, Habits, Inquiry, New Ideas and Creativity, Knowing How You Think. T : Kabid RS Duren sawit dalam proses pengumpulan data fakta terkait keperawatan mengambil data dari semua aspek yang terkait dengan keperawatan yang utama dari dokumentasi keperawatan sebagai data utama dari dokumentasi tersebut barulah kemudian kabid menelaah siapa dan apa yang bisa di ambil sebagai sumber data berikutnya Contoh : jika terdapat permasalahan di ruangan perawatan setelah masuk ke kordinator ruangan masalah tersebut di berikan ke kabid keperawatan untuk di telaah dan kabid keperawatan mencari fakta dan bukti untuk memutuskan suatu kasus atau masalah dalam keperawatan. H: Kabid RS Duren sawit memberikan contoh role model ke bawahannya dalam Disipliner membuat askep dan monitoring absensi, kemudian kabid dapat langsung menyelesaikan suatu permasalahan dengan memutuskan suatu aturan sesuai dengan yang berlaku di RS dan jika terdapat kekurangan tenaga di ruangan tidak segan-segan membantu mencarikan tenaga dan terjun langung ke ruangan yang kekuarangan tenaga perawat. I : Bagaiamana cara kabid keperawatan mencari tahu masalah dan mencari bukti dari masalah yang terjadi yaitu dengan melakukan penyelidikan atau mencari keterangan. jika di ruangan terdapat masalah dengan mendetail memanggil dan mewawancarai perawat yang bertugas saat itu , serta
  • 52. membaca status pasien dari awal masuk sampai dengan terjadi suatu masalah keperawatan, menganalisa dan merembukan masalah dengan kabid lain sebelum nantinya kasus sampai ke dewan rapat atau direktur RS dan memutuskan kebijakan jalan keluar apa yang di ambil. N: a) Kabid membuat suatu yang baru dalam keperawatan baik perawatan luka dan terapy perawatan yang lain selalu uptodate sesuai dengan jurnal terbaru penelitian yang baru kemudian di rembukan dengan kabid yang lain dan kepala ruangan sehingga teori tersebut dapat langsung di terapkan di ruangan keperawatan. b) Kabit keperawatan juga membuat pemikiran baru yang dasarnya dari masalah-masalah yang muncul di ruangan keperawatan. Contohnya membuat kotak saran sehingga jika terdapat laporan dari pasien bahwa perawat X tidak ramah maka kabid keperawatan akan menerapkan komunikasi terapeutik dengan cara 5S Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Sabar. K: Kabid memikirkan apakah hasil pemikirannya dapat menyelesaikan masalah atau tidak. Jika contohnya seperti yang diatas komunikasi perawat ke pasien yang tidak baik maka di terapkan 5S, setelah itu nantinya akan di evaluasi dan dianalisa apakah 5S tersebut telah di lakukan, hasilnya seperti apa dan apakah itu sangat berguna dalam komunikasi perawat dan pasien. Untuk Organisasi kabid RS Duren sawit telah sesuai dengan teori Keith Devis yang merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi a. Kecerdasan : kabit memiliki kecerdasan dalam berorganisasi dan terlihat dari saat memecahkan sebuah masalah keperawatan dan di latar belakangi oleh pendidikan S2 MKep dan lama berkerja 4th di Rs. Duren Sawit
  • 53. b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial : Kabid Rs. Duren sawit memiliki komunikasi yang baik sehingga bawahan tidak canggung jika berkomunikasi dengannya dan jika terdapat masalah kabid memiliki pandangan dan kebijakan tersendiri tercermin kedewasaan di dalamnya. c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi : Kabid selalu meberikan motivasi terhadap bawahannya seperti contohnya memberikan rewards dan dorongan untuk bawahanya selalu membahas teori-teori baru dari jurnal keperawatan dan di analisa sehingga dapat di terapkan di ruangan, serta memotivasi bawahannya untuk kembali belajar serta melanjutkan untuk sekolah ke jenjang perawat yang lebih tinggi. d. Sikap Hubungan Kemanusiaan : Jika terdapat masalah dengan anak buahnya kabid keperawatan memprioritaskan sisi kemanusiaan contohnya jika ada perawat yang keluarga atau anaknya sakit sementara dia harus dinas malam dari koordinator mengatakan saat itu ruangan sedang penuh dan perawat di ruangan sedikit. Kabid keperawatan segera memberikan solusi dengan mencarikan tenaga bantuan dilihat dari sisi kemanusiaan karna perawat pelaksana juga adalah manusia mahluk sosial. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
  • 54. Manajemen merupakan proses untuk menyelesaikan pekerjaan melaui orang lain. Untuk melakukan hal ini, manager harus menggerakkan orang lain tersebut untuk melalui segala rintangan, mengarungi pertahanan, dan melewati segala permasalahan terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin. Para manager perawat pada setiap tingkatan hirarki diharapkan untuk memimpin para bawahannya terhadap tujuan-tujuan instansi seefektif mungkin (Gillies, 2000) Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Teori KepemimpinanSeorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain : 1) Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory ) Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain : a. Kecerdasan b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi d. Sikap Hubungan Kemanusiaan 2) Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi 3) Teori Kewibawaan Pemimpin 4) Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga
  • 55. orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin. 5) Teori Kepemimpinan Situasi 6) Teori KelompokGaya atau Tipe Kepemimpinan,Berikut ini 5 tipe kepemimpinan yang dikemukakan antara lain :1.)Demokratis 2.)Militeristis 3.)Otokratis, 4.)Paternalistis, dan 5.)Kharismatik. Dalam analisa yang telah di lakukan di RS Duren Sawit dinyatakan bahwa Kepemimpinan yang dilakukan oleh kabid keperawatan merupakan Kepemimpinan Demokratis atau partisipatif dan Untuk Organisasi kabid RS Duren sawit sangat sesuai dengan teori organisasi dari Keith Devis.
  • 56. DAFTAR PUSTAKA Simamora H.Roumond. 2012. Buku ajarManajemen Keperawatan. Jakarta : EGC Russel c.swansburg. 2000. Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC Suarli dan Bachtiar, 2007. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Balatin Pratama Sumijatun, 2009. Manajemen Keperawatan Konsep Dasar Dan Aplikasi Pengambil Keputusan Klinik. Jakarta Timur : Trans info media Sambas Ali Muhidin. 2011. http:// sambasalim. com/manajemen/ konsep- kepemimpinan .html ( Di akses tanggal 20 September 2015 pukul 21.00 WIB )