1. Transformasi olahraga tradisional bertujuan untuk menguatkan jati diri bangsa dengan melestarikan budaya.
2. Manfaatnya mendukung kesehatan, ikatan sosial, dan identitas budaya.
3. Teori postmodern menawarkan pendekatan yang mempertimbangkan perbedaan daripada persatuan.
1. OLEH : TARWONO, Dkk
PRODI : PJKR/IV
MATA KULIAH : SOSIOLOGI OLAHRAGA
PENGAMPU : AGUS, M.Pd
HUBUNGAN BUDAYA DENGAN
OLAHRAGA
2. PENDAHULUAN
• Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan kepada
keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa,
dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia
yang sehat lahir dan batin, diberikan kepada segala jenis sekolah.
(UU no 4 th 1950, ttg dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di
sekolah bab IV pasal 9)
• Pendidikan jasmani mempunyai tujuan Pendidikan
1. Sebagai citra bangsa Indonesia.
2. Sebagai menjaga identitas budaya bangsa.
• Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam
peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan
sebagai wahana untuk memiliki.
5. LANGKAH-LANGKAH YANG DAPAT DITEMPUH DALAM TRANSFORMASI
OLAHRAGA TRADISIONAL SELURUH INDONESIA,
1. Inventarisasi olahraga tradisional seluruh Indonesia
2. Klasifikasi olahraga tradisional seluruh Indonesia
3. Standarisasi dan nasionalisasi olahraga tradisional hasil klasifikasi
4. Kampanye dan keteladanan olahraga tradisional
5. Memasukan olahraga tradisional dalam kurikulum Pendidikan Dasar
6. Menciptakan iklim kompetisi olahraga tradisional yang kondusif
7. Transformasi olahraga tradisional ke tempat ke-4
8. Apabila olahraga tradisional Indonesia sudah betul-betul berinternalisasi
pada diri bangsa Indonesia, maka tidak mustahil olahraga tradisional
Indonesia dapat go international
9. Beberapa olahraga tradisional pada saat ini tidak dimanfaatkan lagi
sebagai suatu sarana untuk meningkatkan kesehatan jasmani
6. PENDEKATAN POST-MODERNISME
Menurut Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan
Postmodern secara gamblang dalam istilah yang
berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme
merupakan kritik atas masyarakat modern dan
kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga
postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang
diasosiasikan dengan modernitas: … akumulasi
pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi,
urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa,
kehidupan dalam jalur cepat.
7. Postmodernitas adalah modernitas yang telah mengakui
ketidakmungkinan terjadinya proyek yang direncanakan
semula. Postmodernitas adalah modernitas yang
berdamai dengan kemustahilannya dan
memutuskan, tentang baik dan buruknya, untuk hidup
dengannya. Praktik modern berlanjut
sekarang, meskipun sama sekali tanpa objektif
(ambivalensi) yang pernah memicunya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa postmodernitas
mengkhawatirkan namun demikian masih
menggembirakan. Atau dengan kata
lain, postmodernitas penuh dengan sebuah inomic-
tercerabut antara kesempatan yang ia buka dan
8. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran Jameson (1989) bahwa
masyarakat postmodern tersusun atas lima elemen utama,
antara lain:
(1) masyarakat postmodern dibedakan oleh superfisialitas dan
kedangkalannya;
(2) ada sebuah pengurangan atas emosi atau pengaruh dalam
dunia postmodern;
(3) ada sebuah kehilangan historisitas, akibatnya dunia
postmodern disifatkan dengan pastiche;
(4) bukannya teknologi-teknologi produktif, malahan dunia
postmodern dilambangkan oleh teknologi-teknologi
reproduktif dan;
(5) ada sistem kapitalis multinasional.
9. KESIMPULAN
• Transformasi Olahraga tradisional bertujuan untuk mengawali restorasi budaya
Indonesia sehingga perlahan memperkokoh jati diri bangsa yang seakan pudar.
• Manfaat transformasi olahraga tradisional antara lain: Mendukung program masyarakat
sehat, mempererat ikatan sosial masyarakat, menjaga identitas budaya bangsa,
kebanggaan kolektif bangsa, daya tarik pariwisata dan mendukung terciptanya
masyarakat sejahtera.
• Teori postmodern menawarkan intermediasi dari determinasi, perbedaan (diversity)
daripada persatuan (unity), perbedaan daripada sintesis dan kompleksitas daripada
simplikasi.
• Postmodern menanyakan bagaimana setiap orang dapat percaya bahwa modernitas
telah membawa kemajuan dan harapan bagi masa depan yang lebih cemerlang. Juga
cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view),
metanarasi, totalitas. Pemikir postmodern cenderung menggembor-gemborkan
fenomena besar pramodern seperti emosi, perasaan, intuisi, refleksi, spekulasi,
pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradisi, kosmologi, magis,
mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik. Teoritisi postmodern menolak
kecenderungan modern yang meletakkan batas-batas antara hal-hal tertentu seperti
disiplin akademis, budaya dan kehidupan, fiksi, teori, image dan realitas. Serta
postmodern menolak gaya diskursus akademis modern yang teliti dan bernalar.