Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan PengembangannyaAizulIstiqomah
Hakikat manusia agar dapat membedakan antara manusia dengan hewan yaitu manusia memiliki akal. berbeda degan hewan. dan manusia merupakan mahluk sosial yang mana tidak dapat bertahan hidup sendiri melainkan bergantung dengan orang lain juga. Kita sebagai manusia seharusnya memperlakukan manusia lainnya sesuai dengan hakikatnya, tidak dapat diperlakukan sama seperti hewan. manusia ya manusia, hewan ya hewan, jangan memperlakukan sama antara hewan dan manusia. kita tidak dapat memungkiri jika di zaman sekarang ini sudah banyak kasus mengenai kemanusiaan yang mana manusia tersebut tidak diperlakukan sewajarnya. maka dari itu diperlukan sikap toleransi antar manusia agar dapat menjalani kehidupan dengan rukun.
Makalah Pengantar Ilmu Pendidikan Hakikat Manusia dan PengembangannyaAizulIstiqomah
Hakikat manusia agar dapat membedakan antara manusia dengan hewan yaitu manusia memiliki akal. berbeda degan hewan. dan manusia merupakan mahluk sosial yang mana tidak dapat bertahan hidup sendiri melainkan bergantung dengan orang lain juga. Kita sebagai manusia seharusnya memperlakukan manusia lainnya sesuai dengan hakikatnya, tidak dapat diperlakukan sama seperti hewan. manusia ya manusia, hewan ya hewan, jangan memperlakukan sama antara hewan dan manusia. kita tidak dapat memungkiri jika di zaman sekarang ini sudah banyak kasus mengenai kemanusiaan yang mana manusia tersebut tidak diperlakukan sewajarnya. maka dari itu diperlukan sikap toleransi antar manusia agar dapat menjalani kehidupan dengan rukun.
Final presentation on Pendidikan Islam for Islamic Studies on 280614.
-definisi
-konsep pendidikan
-prinsip pendidikan
perbezaan pendidikan Islam dan barat
Final presentation on Pendidikan Islam for Islamic Studies on 280614.
-definisi
-konsep pendidikan
-prinsip pendidikan
perbezaan pendidikan Islam dan barat
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.pptpremanilmu1
________________________________________
1. Ontologi, Epistimologi, Aksiologi Filsafat Pendidikan Islam Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung Dr. AndiThahir, S.Pt,S.Psi,M.A
2. Kompetensi Pembelajaran • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat ontologi • Mendeskripsikan bidang kajian Ontologi • Implikasi Ontologi dalam dunia pendidikan • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat pengetahuan • Mendeskripsikan teori-teori ilmu pengetahuan • Mengidentifikasi pendekatan dan metode memperoleh ilmu pengetahuan • Mahasiswa mendeskripsikan hakikat makna nilai • Mengidentifikasi macam-macam nilai dalam kehidupan manusia
3. Sistematika Filsafat • Al-Jarnuzi Ontologi Epistemologi A k s i o l o g i Adapun Bidang-bidang kajian/sistimatika filsafat antara lain adalah : Bidang filsafat yang meneliti hakikat wujud/ada (on = being/ada; logos = pemikiran/ ilmu/teori). Filsafat yang menyelidiki tentang sumber, syarat serta proses terjadinya pengetahuan (episteme = pengetahuan/knowledge; logos = ilmu/teori/pemikiran) Bidang filsafat yang menelaah tentang hakikat nilai-nilai (axios = value; logos = teori/ilmu/pemikiran)
4. Tiga pernyataan yang dikemukakan oleh Immanuel Kant: • Apa yang dapat saya ketahui ? • Apa yang dapat saya harapkan ? • Apa yang dapat saya lakukan ? • ketiga pertanyaan tersebut menghasilkan tiga wilayah besar filsafat yaitu wilayah pengetahuan, wilayah ada, dan wilayah nilai. Ketiga wilayah besar tersebut kemudian dibagi lagi kedlm wilayah-wilayah bagian yang lebih spesifik. • Wilayah nilai mencakup nilai etika (kebaikan) dan nilai estetika (keindahan), • wilayah Ada dikelompokan ke dalam Ontologi dan Metafisika, dan • wilayah pengetahuan dibagi ke dalam empat wilayah yaitu filsafat Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Logika.
5. ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Bidang filsafat yang meneliti hakikat wujud/ada: on = being/ada; logos = pemikiran/ ilmu/teori
6. ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Kalau kita membicarakan ilmu hakikat ini sangat luas, apakah hakikat dibalik alam nyata ini, menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang terbatas oleh panca indera kita. Hakikat ialah realitas, realitas ialah ke-real-an, real yakni kenyataan yang sebenarnya, kenyataan yang sesungguhnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukanlah keadaan yang sementara atau keadaan yang menipu, bukan pula keadaan yang berubah dan bukan sesuatu yang fatamorgana. Jadi, ontologi pendidikan adalah menyelami hakikat dari pendidikan Islam, kenyataan dalam pendidikan Islam dengan segala pola organisasi yang melingkupinya:
7. ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM • Hakikat Pendidikan Islam dan Ilmu Pendidikan Islam • Hakikat Tujuan Pendidikan Islam • Hakikat Manusia Sebagai Subjek Pendidikan (Pendidik dan Peserta Didik) • Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
8. EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM Pengertian dan Ruang Lingkup Epitemologi • Apa sebenarnya epistemologi itu? Dari beberapa literatur dapat disebutkan bahwa Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetah
Idealisme dalam Pendidikan
Suly Maratusholichah
“kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook, supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual. Beberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Semua yang ideal baik, yang berisi manifestasi dari intelek, emosi dan kemauan, ini semua perlu menjadi sumber kurikulum.”
Pendidikan
Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala sumber penderitaan rakyat dari kebodohandan ketertinggalan. Diasumsikan bahwa orang yang berpendidikan akan terhindar dari kebodohan dan juga kemiskinan, karena dengan modal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya melalui proses pendidikan ia mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.
Idealisme
Di dalam filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan roh (spirit). Istilah ini diambil dari kata “idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Kata idealisme
dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari.
Tokoh aliran idealisme salah satunya adalah Plato (427-374 SM). Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak
dikategorikan idea. Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni.
Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material Plato yang memiliki filsafat beraliran idealism yang realistis mengemuka
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Pijakan Keluarga Mahasiswa Garut
KELUARGA MAHASISWA GARUT
Pijakan Keluarga Mahasiswa Garut
Oleh: Abdul Rohman1
Sebelum membahas pada pijakan yang menjadi dasar pergerakan KMG, maka kita
perlu tahu apa yang menjadi visi dan misi KMG, yaitu :
Visi
Menjadi motor penggerak dalam upaya berkontribusi dalam pembangunan dengan
mengedepankan persatuan dan rasa kekeluargaan diantara mahasisawa UPI asal Garut, untuk
mencapai insan yang berilmu dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Misi
1. Memupuk rasa persaudaraan diantara mahasiswa UPI asal Garut
2. Memberi dorongan kepada anggota untuk menjadi motor penggerak dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
3. Mendorong mahasiswa UPI asal garut untuk berprestasi secara akademik
4. Membina dan menciptakan kondisi lingkungan pergaulan yang religius
5. Mendorong mahasiswa untuk peduli terhadap keadaan daerah Garut.
Sumber : (Rohman, 2012)
Jargon atau Slogan KMG adalah “Sarendeuk saigel, sabobot sapihane’an, sabata
sarimbangan” yang artinya sebuah kesolidan yang terpimpin, berada dalam satu barisan atau
shaf yang terorganisir dalam rangka beribadah kepada Alloh SWT, yang bentuk real rangka
beribadah berupa program kerja yang bermanfaat khusus bagi mahasiswa itu sendiri maupun
masyarakat pada umumnya baik masyarakat Garut maupun masyarakat Global.
Mahasiswa Garut yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Garut (KMG), dalam
berkerja berpijak pada prinsif; humanisme, liberalisme, emansifasi, dan transedentif.
1. Humanisme
Humanisasi artinya memanusiakan manusia, menghilangkan “kebendaan”,
ketergantungan, kekerasan dan kebencian dari manusia. Humanisme disini berdasar pada
konsep transedens(ilahiah), atau disebut humanisme teosentris bukan humanisme
antroposentris. Dengan konsep ini, manusia harus memusatkan diri pada Tuhan, tapi
tujuannya adalah untuk kepentingan manusia (kemanusiaan) sendiri. Perkembangan
peradaban manusia tidak lagi diukur dengan rasionalitas tapi transendensi. Humanisasi
diperlukan karena masyarakat sedang berada dalam tiga keadaan akut yaitu dehumanisasi
(obyektivasi teknologis, ekonomis, budaya dan negara), agresivitas (agresivitas kolektif dan
kriminalitas) dan loneliness (privatisasi, individuasi).
Yang perlu diketahui dalam prinsif ini adalah : pengenalan diri atau al-insan atau
marifatul insan. Tujuan akhir nya adalah paham akan; darimana kita?, sedang apa? dan mau
kemana?. Selain itu memahami tugas dan fungsi sebagai manusia yang akhirnya melahirkan
1
Abdul Rohman, Ketua KMG-UPI periode 2011-2012
1
2. Pijakan Keluarga Mahasiswa Garut
seorang manusia yang mampu menempatkan diri sebagai manusia dihadapan Allah
(habluminalloh), dan menmpatkan diri diantara lingkungan manusia(Habluminanas).
2. Liberasi
Liberasi dalam Kontek ini sesuai dengan prinsip sosialisme (marxisme, komunisme,
teori ketergantungan, teologi pembebasan). Hanya saja maksudnya tidak hendak menjadikan
liberasinya sebagai ideologi sebagaimana komunisme. Liberasi yang dimaksud adalah dalam
konteks ilmu, ilmu yang didasari nilai-nilai luhur transendental. Jika nilai-nilai liberatif dalam
teologi pembebasan dipahami dalam konteks ajaran teologis, maka nilai-nilai liberatif dalam
hal ini dipahami dan didudukkan dalam konteks ilmu sosial yang memiliki tanggung jawab
profetik (nubuwah/risalah) untuk membebaskan manusia dari kekejaman kemiskinan,
pemerasan kelimpahan, dominasi struktur yang menindas dan hegemoni kesadaran palsu.
Lebih jauh, jika marxisme dengan semangat liberatifnya jutru menolak agama yang
dipandangnya konservatif, sedangkan liberasi disini justru mencari sandaran semangat
liberatifnya pada nilai-nilai profetik transendental dari agama yang telah ditransformasikan
menjadi ilmu yang obyektif-faktual.
Bidikan liberasi ada pada realitas empiris, sehingga liberasi sangat peka dengan
persoalan penindasan atau dominasi struktural. Fenomena kemiskinan yang lahir dari
ketimpangan ekonomi adalah bagian penting dari proyek liberasi. Liberasi menempatkan diri
bukan pada lapangan moralitas kemanusiaan abstrak, tapi pada realitas kemanusiaan empiris,
bersifat kongkrit. Karena sikap menghindar dari yang kongkrit menuju abstrak adalah salah
satu ciri berpikir berdasarkan mitos.
Ada empat sasaran liberasi, yaitu sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem ekonomi dan
sistem politik yang membelenggu manusia sehingga tidak dapat mengaktualisasikan dirinya
sebagai makhluk yang merdeka dan mulia. (Ilmu Sosial Profetik, 2012)
3. Emansipasi
Emansipasi artinya pelepasan, persamaan, pembebasan dan penyejajaran atau
pembebasan dari perbudakan. Selaras dengan humanisme dan liberasi yang berdasar pada
pola transedensi.
4. Transendensi
Transedensi merupakan dasar dari dua unsurnya yang lain. Transendensi hendak
menjadikan nilai-nilai transendental (keimanan) sebagai bagian penting dari proses
membangun peradaban. Transendensi menempatkan agama (nilai-nilai Islam) pada
kedudukan yang sangat sentral.
Ekses-ekses negatif yang ditimbulkan oleh modernisasi mendorong terjadinya gairah
untuk menangkap kembali alternatif-alternatif yang ditawarkan oleh agama untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan. Manusia produk renaissance adalah
manusia antroposentris yang merasa menjadi pusat dunia, cukup dengan dirinya sendiri.
Melalui proyek rasionalisasi, manusia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa diri dan
alam raya. Rasio mengajari cara berpikir bukan cara hidup. Rasio menciptakan alat-alat
bukan kesadaran. Rasio mengajari manusia untuk menguasai hidup, bukan memaknainya.
Akhirnya manusia menjalani kehidupannya tanpa makna.
2
3. Pijakan Keluarga Mahasiswa Garut
Di sinilah transendensi dapat berperan penting dalam memberikan makna yang akan
mengarahkan tujuan hidup manusia. Islam dapat membawakan kepada dunia yang sekarat,
bukan karena kurang alat atau teknik, akan tetapi karena kekurangan maksud, arti dari
masyarakat yang ingin merealisir rencana Tuhan. Nilai-nilai transendental ketuhanan inilah
yang akan membimbing manusia menuju nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Transendensi adalah dasar dari humanisasi dan liberasi. Transendensi memberi arah
kemana dan untuk tujuan apa humanisasi dan liberasi itu dilakukan. Transendensi di samping
berfungsi sebagai dasar nilai bagi praksis humanisasi dan liberasi, juga berfungsi sebagai
kritik. Dengan kritik transendensi, kemajuan teknik dapat diarahkan untuk mengabdi pada
perkembangan manusia dan kemanusiaan, bukan pada kehancurannya. Melalui kritik
transendensi, masyarakat akan dibebaskan dari kesadaran materialistik-di mana posisi
ekonomi seseorang menentukan kesadarannya-menuju kesadaran transendental. Transendensi
akan menjadi tolok ukur kemajuan dan kemunduran manusia.
“Sosiologi profetik berpendirian bahwa sumber pengetahuan itu ada tiga, yaitu realitas empiris, rasio
dan wahyu”.
Ouput yang diharapkan melahirkan calon pemimpin yang mampu menggerakkan,
mempengaruhi, mengelola, dan membawa berita gembira kepada semua orang. Seorang
pemimpin yang bisa memberi tauladan (contoh), inspirator, motivator dan pembangkit
semangat bagi para pengikutnya untuk tergerak hatinya, pikirannya dan perbuatannya untuk
meraih harapan, cita-cita, tujuan hidup yang terbaik dan mulia yang diridhoi Alloh SWT.
Maka diharapkan melahirkan kader yang memiliki karakter kepemimpinan sebagai berikut:
1. Memiliki karakter shidiq (jujur). Kepemimpinan yang mengedepankan integritas
moral (akhlak), satunya kata dan perbuatan, kejujuran, sikap dan perilaku etis. Sifat
jujur merupakan nilai-nilai transedental yang mencintai dan mengacu kepada
kebenaran yang datangnya dari Allah SWT (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan
bertindak. Perilaku pemimpin yang "shiddiq" (shadiqun) selalu mendasarkan pada
kebenaran dari keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang
diyakini pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri
atau pihaknya paling benar.
2. Memiliki karakter amanah. Kepemimpinan yang mengahadirkan nilai-nilai
bertanggungjawab, dapat dipercaya, dapat diandalkan, jaminan kepastian dan rasa
aman, cakap, profesional dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karakter
tanggungjawab, terpercaya atau trustworthy (amanah) adalah sifat pemimpin yang
senantiasa menjaga kepercayaan (trust) yang diberikan orang lain. Karakter amanah
dapat menajamkan kepekaan bathin seorang pemimpin untuk bisa memisahkan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan publik/organisasi.
3. Memiliki karakter tabligh. Kepemimpinan yang menggunakan kemampuan
komunikasi secara efektif, memiliki visi, inspirasi dan motivasi yang jauh ke depan.
Seorang pemimpin itu memerlukan kemampuan komunikasi dan diplomasi dengan
bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh). Sosok
pemimpin (seperti karakter nabi dan rasul) bahasanya sangat berbobot, penuh visi dan
menginspirasi orang lain.
4. Memiliki karakter fathanah (cerdas). Kepemimpinan yang mempunyai kecerdasan,
baik intelektual, emosional maupun spiritual, kreativitas, peka terhadap kondisi yang
3
4. Pijakan Keluarga Mahasiswa Garut
ada dan menciptakan peluang untuk kemajuan. Sosok pemimpin itu harus cerdas,
kompeten, dan profesional (fathanah). Pemimpin yang mengacu sifat fathonah nabi
adalah pemimpin pembelajar, mampu mengambil pelajaran/hikmah dari pengalaman,
percaya diri, cermat, inovatif tetapi tepat azas, tepat sasaran, berkomitmen pada
keunggulan, bertindak dengan motivasi tinggi, serta sadar bahwa yang dijalankan
adalah untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang akan dicapai dengan cara-cara
yang etis.
5. Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh pendirian). Kepemimpinan yang
mengutamakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement (Istiqamah).
Pemimpin yang istiqamah adalah pemimpin yang taat azas (peraturan), tekun,
disiplin, pantang menyerah, bersungguh-sungguh, dan terbuka terhadap perubahan
dan pengembangan.
6. Memiliki karakter mahabbah (cinta, kasih-sayang). Kepemimpinan yang
mengutamakan ajaran cinta (mahabbah) bukan kebencian dan pemaksaan. Karakter
pemimpin profetik selalu peduli (care) terhadap moral dan kemanusiaan, mudah
memahami orang lain/berempati, suka memberi tanpa pamrih (altruistik), mencintai
semua makhluk karena Allah, dan dicintai para pengikutnya dengan loyalitas sangat
tinggi.
7. Memiliki karakter shaleh/ma'ruf (baik, arif, bijak). Kepemimpinannya adalah wujud
sebuah ketaatan kepada Allah dan mendarmabaktikan dirinya untuk kesalehan,
kearifan dan kebajikan bagi masyarakatnya. Ketaatan dan keshalehan para nabi atau
rasul berpedoman pada wahyu dan mu'jizat dari Allah. Karakter shaleh/arif dapat
melahirkan pesona kharismatik yang merupakan ilham dari ilahi, yang terpancar pada
permukaan kulit, tutur kata, pancaran mata, sikap, tindakan, dan penampilan. Seorang
pemimpin yang shaleh mempunyai kualitas kepribadian individu yang utuh sehingga
menyebabkan orang lain menaruh simpati, percaya dan menganut apa yang
diinginkannya. Pemimpin shaleh berarti pemimpin yang dirinya diakui pengikut,
karena ketaatannya kepada Allah.
Sumber : (Mujtahid, 2011)
Bibliography
Ilmu Sosial Profetik. (2012, Juni 11). Retrieved Juli 13, 2012, from Wikipedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Sosial_Profetik
Mujtahid. (2011, November 14). Tujuh Karakteristik Kepemimpinan Profetik. Retrieved Juli
14, 2012, from Universitas Negri Maulana Malik Ibrahim malang: http://www.uin-
malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2682:tujuh-
karakteristik-kepemimpinan-profetik&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210
Rohman, A. (2012). Visi Misi. Retrieved Juli 13, 2012, from Keluarga Mahasiswa Garut :
http://kmgupi.blogspot.com/2012/03/visi-misi.html
4