Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pentingnya menanamkan syahadah dan akhlak mulia kepada anak sejak dini, contohnya dari Imam Syafi'i yang giat mendidik puteranya. Juga menekankan pentingnya persatuan umat Islam melalui syahadah dan menghindari saling menuduh kafir antar kelompok.
1. Syahadatain Untuk Menggalang Kebersamaan
Oleh: Dr.Achmad Nawawi Bin Mujtaba, MA1
Dalam kitab Sulam Al-Taupiq, karya syaikh Muhammad Nawawi, halaman 4-3:
Wajib atas semua mukallaf (bagi yang sudah baligh, bukan mu’alaf, pent) masuk dinul
islam dan menetapkan (bercita-cita)untuk berpegang padanya dan senantiasa mewajibkan
pemerapan hukum-hukumnya (dalam kehidupan nyata).
Kiranya tidak berlebihan, bila dari lisan dan tulisan seorang hamba yang penuh dosa dan minim dalam
keteladanan menyampaikan pesan kepada semua orang tua untuk mengkondisikan kepada semua
anak-anaknya sebelum baligh menjadi manusia terbaik, manusia yang berakhlaq mulia, menjadi uswah
hasanah (contoh teladan terbaik). Jangankan perintah yang wajib seperti shalat lima waktu telah
dilaksanakan dengan baik, yang nafilah(sunat)pun seperti shalat malam(tahajud) sudah menjadi
kesenangan semua anggota keluarga termasuk anak-anak. Begitu juga mereka merasakan lezatnya
menjadi manusia yang membawa manfaat untuk semua makhluk. Nanti setelah menginjak mukallaf,
mereka telah siap bersyahadah dan melaksanakan dengan merasakan kelezatan didalamnya.
Mereka menjadi pejuang islam menjadi Junudullah (tentara Alloh). Inilah yang menjadi tujuan utama
hidup didunia, mengemban misi risalah, hidup mulia dan bercita-cita sebagai syuhada.
Ada satu kisah yang patut kita renungkan bersama dari seorang ulama besar, imam syafi’i.
Beliau begitu perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya. Ini beliau lakukan semakin intens terutama
pada hari-hari menjelang puteranya itu sudah bermimpi basah atau belum. Bila kedapatan, dipagi
harinya beliau berpesan kepada anak-anaknya itu benar-benar menjadi manusia pejuang islam,
berakhlak mulia, mencintai ilmu, dan tetap teguh dengan pendirian yang kokoh kepada al-islam.
Lalu...beliau mengundang tetangga dan handai taulan sebagai hari persaksian bahwa anaknya beliau
bimbing untuk mengikrarkan syahadah. Prose ini dilaksanakan sebagai tanda ikrar sumpah setia
dengan penuh keikhlasan menjadi pengemban misi risalah agama Alloh.
Syahadatain itu merupakan sesuatu yang amat menentukan sah/sempurna atau tidaknya
islam kita. Melalui syahadatain juga kita akan mengetahui garis pemisah (furqon) antara haq dan
bathil. Mari kita galang kebersamaan umat dengan ucapan syahadatain. Bukan sebaliknya
saling mengkafirkan antara satu kelompok/aliran dengan yang lainnya. Kita mempunyai tujuan sama,
yakni izzah islam wa al-muslimun (kemulian islam dan kaum muslimin). Dengan syhadatain kita akan
merancang barisan (shaf) kaum muslim yang solid.
Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama denga dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka......(48:29).
Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (61:4)
Sebagai berita gembira Syaikh Yusuf Qardhawi dalam bukunya “Al-ummatu al-islamiyah
haqiqah laa wahm” menyatakan bahwa kebangkitan islam adalah sesuatu yang pasti terjadi, bukan
hayalan. Dan pusatnya berawal dari Indonesia.
Jadi begitu kawan-kawan , jadi jangan mudah sekali kita mengkafirkan orang karena sebenarnya juga kita belum
tahu ilmunya. Sekarang dimanapun Anda aktif dan merasa sebagai aktifis islam mendingan anda pikirkan berkali-
kali kalau kelompok Anda mencurigai atau mengkafirkan kelompok yang mengajak mengucapkan syahadatain.
Lebih baik zerokan diri Anda, mulai hidup dengan di dasari syahadah. Mungkin berat karena Anda sudah
terhipnotis dengan sistem yang dibuat jamaah anda dengan memperlihatkan kesuksesan dunia yang fana. Atau jika
anda masih bingung dan dengan semuanya berdoalah pada Alloh supaya Dia membimbing kita ke jalan-Nya.
1
Sekretaris Umum MUI Kota Depok