Dokumen tersebut membahas tentang implementasi pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran sains. Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan mengajukan masalah kepada siswa untuk diselesaikan, yang melibatkan penyelidikan mandiri dan kelompok untuk menemukan solusi. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang relevan dengan materi pelajaran. PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan mandiri untuk menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata serta membangun pemahaman mereka. Tujuan PBM adalah membantu siswa berpikir kritis dan menemukan solusi masalah secara mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Tujuan PBL antara lain meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, belajar mandiri, dan kerja sama tim. Ciri khas PBL meliputi penggunaan masalah sebagai fokus pembelajaran, pendekatan interdisipliner, dan penyelidikan otentik. Tah
Teks tersebut membahas Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai awal pembelajaran. Teks tersebut menjelaskan pengertian, karakteristik, teori yang mendasari, tahapan pelaksanaan, serta kelebihan dan kelemahan dari PBL.
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran sains kanak-kanak menurut teori konstruktivisme, termasuk pengalaman sedia ada murid dan penyampaian guru.
2. Jenis pengalaman sains yang diidentifikasi meliputi perbincangan kelas, eksperimen, simulasi, dan aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari.
3. Perbincangan kelas
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah pendekatan pembelajaran yang diawali dengan penyajian masalah yang relevan dengan materi pelajaran. PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan mandiri untuk menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata serta membangun pemahaman mereka. Tujuan PBM adalah membantu siswa berpikir kritis dan menemukan solusi masalah secara mandiri.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Tujuan PBL antara lain meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, belajar mandiri, dan kerja sama tim. Ciri khas PBL meliputi penggunaan masalah sebagai fokus pembelajaran, pendekatan interdisipliner, dan penyelidikan otentik. Tah
Teks tersebut membahas Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai awal pembelajaran. Teks tersebut menjelaskan pengertian, karakteristik, teori yang mendasari, tahapan pelaksanaan, serta kelebihan dan kelemahan dari PBL.
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah dunia nyata dalam kelompok kecil. PBL terdiri dari lima fase: orientasi masalah, pendefinisian masalah, penyelidikan mandiri, pengembangan hasil, dan penilaian. Penilaian PBL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta dilakukan secara autentik seperti portofolio dan penilaian peer.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran sains kanak-kanak menurut teori konstruktivisme, termasuk pengalaman sedia ada murid dan penyampaian guru.
2. Jenis pengalaman sains yang diidentifikasi meliputi perbincangan kelas, eksperimen, simulasi, dan aplikasi sains dalam kehidupan sehari-hari.
3. Perbincangan kelas
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran fisika dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran fisika adalah proses belajar mengajar yang mempelajari peristiwa alam untuk meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Model PBL mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi dan berkolaborasi dalam kelompok kecil. Model ini bertujuan mengembang
Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah pendekatan konstruktivis yang melatih siswa untuk merangkum, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi materi bacaan secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan pemahaman membaca.
Dokumen tersebut memberikan definisi, sejarah, objektif, ciri-ciri, dan langkah-langkah pelaksanaan pendekatan pembelajaran berasaskan masalah (PBL) dalam pengajaran pendidikan seni visual. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses penyelesaian masalah, kelebihan pendekatan PBL, dan kesimpulan bahawa pendekatan ini efektif untuk memahami dan menggunakan pengetahuan secara kreatif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan model pembelajaran investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2) Masalah yang diidentifikasi adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang masih rendah.
3) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masal
Makalah ini membahas pendekatan, model, dan teknik pembelajaran matematika. Beberapa pendekatan yang dijelaskan meliputi pendekatan konstruktivisme, kontekstual, berbasis masalah, open-ended, dan model pembelajaran deduktif-induktif."
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...Musdalifah yusuf
Makalah ini membahas tentang Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). PBM adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran, dimana siswa diberikan masalah untuk diselesaikan secara kolaboratif. Makalah ini menjelaskan pengertian, karakteristik, tujuan, komponen, dan tahapan PBM serta peranan guru dan evaluasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Model pembelajaran ini berfokus pada penyajian masalah nyata yang memecahkan masalah tersebut membutuhkan kerja sama antar siswa. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah secara mandiri.
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan pembelajaran berbasis inkuiri sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru melalui pembelajaran inovatif. PBL dan pembelajaran berbasis inkuiri memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dan berpikir kritis dengan menggunakan masalah ilmiah sebagai konteks pembelajaran."
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas strategi pembelajaran berbasis masalah yang menekankan pada proses pemecahan masalah secara ilmiah.
2. Pembelajaran berbasis masalah dimaksudkan untuk menantang siswa berpikir kritis, mengembangkan pengetahuan baru, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran fisika dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran fisika adalah proses belajar mengajar yang mempelajari peristiwa alam untuk meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Model PBL mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan informasi dan berkolaborasi dalam kelompok kecil. Model ini bertujuan mengembang
Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah pendekatan konstruktivis yang melatih siswa untuk merangkum, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, dan memprediksi materi bacaan secara berkelompok dengan tujuan meningkatkan pemahaman membaca.
Dokumen tersebut memberikan definisi, sejarah, objektif, ciri-ciri, dan langkah-langkah pelaksanaan pendekatan pembelajaran berasaskan masalah (PBL) dalam pengajaran pendidikan seni visual. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses penyelesaian masalah, kelebihan pendekatan PBL, dan kesimpulan bahawa pendekatan ini efektif untuk memahami dan menggunakan pengetahuan secara kreatif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan model pembelajaran investigasi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
2) Masalah yang diidentifikasi adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang masih rendah.
3) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masal
Makalah ini membahas pendekatan, model, dan teknik pembelajaran matematika. Beberapa pendekatan yang dijelaskan meliputi pendekatan konstruktivisme, kontekstual, berbasis masalah, open-ended, dan model pembelajaran deduktif-induktif."
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...Musdalifah yusuf
Makalah ini membahas tentang Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). PBM adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran, dimana siswa diberikan masalah untuk diselesaikan secara kolaboratif. Makalah ini menjelaskan pengertian, karakteristik, tujuan, komponen, dan tahapan PBM serta peranan guru dan evaluasi yang dilakukan.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Model pembelajaran ini berfokus pada penyajian masalah nyata yang memecahkan masalah tersebut membutuhkan kerja sama antar siswa. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah secara mandiri.
Model pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran di mana siswa tidak diberikan materi pelajaran secara langsung melainkan diharapkan dapat menemukan sendiri konsep atau prinsip melalui berbagai aktivitas seperti pengumpulan data, pengolahan informasi, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan pengetahuan secara mandiri. Metode ini bertujuan membantu siswa bel
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan pembelajaran berbasis inkuiri sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru melalui pembelajaran inovatif. PBL dan pembelajaran berbasis inkuiri memfasilitasi siswa untuk belajar secara mandiri dan berpikir kritis dengan menggunakan masalah ilmiah sebagai konteks pembelajaran."
Rangkuman dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas strategi pembelajaran berbasis masalah yang menekankan pada proses pemecahan masalah secara ilmiah.
2. Pembelajaran berbasis masalah dimaksudkan untuk menantang siswa berpikir kritis, mengembangkan pengetahuan baru, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran
The spiritual descendant of Hazrat Sakhi Sultan Bahoo and the current Spiritual Leader of Sarwari Qadri Order Sultan-ul-Ashiqeen Khadim Sultan-ul-Faqr Hazrat Sakhi Sultan Mohammad Najib-ur-Rehman has contributed great work on the life histories and teachings of our eminent Saint ancestors specially Hazrat Sultan Bahoo. His book “Sultan Bahoo” is not just another book on the life history of Sultan Bahoo but a complete research on the concealed aspects of his life. The lovers and devotees of Sultan Bahoo can benefit a lot from this great book.
Lindsey Alexander has over 11 years of experience working in medical billing and office administration. She has strong organizational, communication, and computer skills. Her experience includes scheduling, insurance processing, billing, and ensuring compliance with HIPAA regulations. Currently she works as a Billing Account Representative, where her responsibilities include investigating past due invoices, coding diagnoses accurately, and resolving billing issues.
El documento trata sobre la educación en la sociedad de la información. Explica que la sociedad de la información se caracteriza por la capacidad de sus miembros para obtener y compartir información instantáneamente desde cualquier lugar. Sin embargo, existe una brecha digital entre quienes tienen acceso a la tecnología y saben usarla y quienes no. Para combatir esta brecha, es necesaria la alfabetización informacional. También es importante integrar las tecnologías de la información y la comunicación en la educación para contextualizarla con la sociedad actual y favorecer
Este documento presenta información sobre blogs y blogueros destacados. Define qué es un blog, su estructura y propósito. Luego describe a varios blogueros notables como Nir Ofer de Israel, quien propuso el Día Internacional del Blog; la periodista estadounidense Michele Malkin, reconocida por publicar detalles de casos en su blog que ayudaron a resolverlos; la diseñadora Jessica Claire, quien usó su blog para dar a conocer sus creaciones de bodas; y el abogado español David Bravo y el colombiano Nicolás Mart
This document contains profiles for several students of the Integrated Islamic School KD (IISKD). It includes each student's name, nickname, email, hobbies, hopes for the future, memories of school, what they will miss about IISKD, and a farewell message. The profiles provide brief personal information about the students as they prepare to leave IISKD.
The document provides information about the Integrated Islamic School Kota Damansara (IISKD). Its motto is "Knowledge and Taqwa, the secret of success". The mission is to develop excellent and holistic individuals based on total submission to Allah. The objectives are to provide an integrated educational program from pre-school to tertiary level that produces wholly practicing Muslims, provide opportunities for growth and potential, and develop human potential to build an excellent Muslim community.
IISKD Ihtifal Day 2013 ihtifal booklet contentTeacherSue
The document provides an itinerary for the IISKD Ikhtifal Day event. It begins with welcoming messages from the Executive Chairman, Board of Governors, Head of Quranic Generation Development Program, and Head of Academic. It then lists award recipients for the pre-school, primary, secondary, and other special awards. The document also includes photos of students and staff, and lists the committees that helped organize the event.
The document contains lists of students classified into 4 classes - Alfa, Beta, Gamma and Delta. Each list provides the students' names and their class in 2013 and 2014. There are a total of 98 students across the 4 classes.
The document provides contact information for Integrated Islamic School Kota Damansara, located at C-G-09 Block C, Palm Spring@Damansara in Kota Damansara, Petaling Jaya with a phone number of 03-78033791.
This annual report from Rochambeau French International School summarizes the 2014-2015 school year. It discusses outstanding academic results including high university acceptance rates and exam scores. It also provides information on the diverse international student body, financial aid awarded, and fundraising results. The school saw increased enrollment, surplus finances, and continued investment in infrastructure and technology. Overall, 2014-2015 was described as a great year of growth and success for Rochambeau.
A continuación se te presenta un check list en el cual podrás encontrar todas las cosas básicas que debes llevar a un campamento.
Descarga el checklist desde aquí http://bit.ly/1RGCO4H
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...Dunia Komputer
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction/PBI) pada pelajaran Hukum Archimedes di SMA. PBI merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sebagai konteks belajar siswa untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan. Dokumen ini menjelaskan karakteristik PBI dan langkah-langkahnya serta kesesuaian model ini untuk
Model pembelajaran berbasis masalah adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran. Siswa diajak untuk memecahkan masalah secara kolaboratif dalam kelompok kecil serta belajar mandiri untuk menemukan solusi masalah tersebut. Metode ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kolaboratif siswa.
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka adalah suatu pendekatan pendidikan yang diperkenalkan dalam kerangka Kurikulum Merdeka Belajar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada siswa dalam proses pembelajaran. Dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, siswa diarahkan untuk aktif berpartisipasi dalam mengatur dan mengelola pembelajarannya sendiri.
Deskripsi dari Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka mencakup beberapa poin penting:
Kemandirian Siswa: Model ini menekankan pada pengembangan kemandirian siswa dalam mengelola pembelajarannya sendiri. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan jalannya pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Siswa diundang untuk terlibat dalam proyek-proyek pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata. Melalui proyek-proyek ini, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran serta keterampilan praktis yang diperlukan di dunia nyata.
Kolaborasi dan Komunikasi: Pembelajaran dalam model ini juga mendorong kolaborasi antar siswa dan komunikasi yang efektif. Siswa didorong untuk bekerja sama dalam tim, berbagi pengetahuan, dan memecahkan masalah bersama.
Penilaian Formatif: Penilaian dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian formatif daripada penilaian sumatif. Siswa diberikan umpan balik secara terus-menerus sehingga mereka dapat terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka.
Fleksibilitas: Model ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu, tempat, dan cara pembelajaran. Siswa dapat belajar secara mandiri, dalam kelompok kecil, atau dalam kelas secara keseluruhan, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran yang interaktif, akses sumber daya pembelajaran yang beragam, serta memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antar siswa.
Dengan mengadopsi Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat menjadi pembelajar yang lebih aktif, kreatif, dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan di era yang terus berkembang dengan cepat.
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN KELAS XI PEMASARAN 1
DI SMK NEGERI 2 KEDIRI
Achmat Efendi
Prodi Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
UNESA
ABSTRACT
One of the problems facing the education sector in Indonesia is the lack of
learning problems. One way that can be taken to support the implementation of
entrepreneurship subjects learning goals is to implement a learning model PBL
(Problem Based Learning) in the teaching of these subjects, so the pattern of
teaching that is applied can vary.
The purpose of this study is (1) Knowing how teachers 'skills in managing
learning with PBL models on the subjects of entrepreneurship (2) Knowing how
students' learning activities using problem based learning (PBL). This research is a
classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles.
The results of teacher activity during the application of problem-based learning
models in entrepreneurial subjects in class XI Marketing 1 SMKN 2 Kediri has
increased in each cycle with value - average per cycle (1) 3 (2) 3.27 (3) 3, 65 while
the value - average student activity per cycle (1) 2.64 (2) 3.1 (3) 3.67. Learning
outcomes of students in the learning process using problem based learning in
entrepreneurship training eye in class XI marketing 1 SMK Negeri 2 Kediri has
increased in each cycle with the percentage of each cycle (1) 79.07% (2) 88.37% (3)
93 , 03%.
Keywords: problem based learning, activity, mastery learning.
ABSTRAK
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di indonesia adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
menunjang tercapainnya tujuan pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan adalah
dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dalam
mengajarkan pelajaran ini, sehingga pola mengajar yang diterapkan dapat bervariasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui bagaimana keterampilan guru
dalam mengelola pembelajaran dengan model PBL pada mata pelajaran
kewirausahaan (2) Mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa menggunakan
problem based learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK), yang terdiri dari 3 siklus.
Hasil penelitian aktivitas guru selama penerapan model problem based learning
pada mata pelajaran kewirausahaan di kelas XI Pemasaran 1 SMK Negeri 2 Kediri
mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan nilai rata - rata setiap siklus (1)3
(2)3,27 (3)3,65 sedangkan nilai rata – rata aktivitas siswa setiap siklus (1)2,64 (2)3,1
(3)3,67. Hasil belajar siswa dalam proses belajar menggunakan problem based
learning pada mata diklat kewirausahaan di kelas XI pemasaran 1 SMK Negeri 2
Kediri mengalami peningkatan pada setiap siklus dengan persentase setiap siklus
(1)79,07% (2)88,37% (3)93,03%.
Kata kunci : problem based learning, aktivitas, ketuntasan belajar.
2
PENDAHULUA
Mengajar dengan metode penemuan, creative problem solving, problem posing, da...yunita M
Dokumen tersebut membahas empat metode pengajaran yaitu:
1. Metode penemuan yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan informasi secara mandiri.
2. Metode pemecahan masalah kreatif yang melatih siswa memecahkan masalah secara realistis.
3. Metode pengajuan masalah yang membantu siswa berpikir kritis dengan mengajukan masalah.
4. Metode pembelajaran berbasis sumber yang memanfaatkan
Makalah ini membahas pendekatan, model, dan teknik pembelajaran matematika. Beberapa pendekatan yang dijelaskan meliputi pendekatan konstruktivisme, kontekstual, berbasis masalah, open-ended, dan model pembelajaran deduktif-induktif."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang digunakan dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang aktual menjadi suatu keadaan yang diinginkan dengan memperhatikan prosedur pemecahan yang sistematis.
2. Pemecahan masalah diajarkan kepada peserta didik dengan memberikan masalah yang tidak rutin dan melatih berbagai strategi pemec
Model pembelajaran berdasarkan masalah melibatkan penyajian masalah nyata kepada siswa, memandu siswa menyelidiki masalah secara mandiri atau kelompok, dan menganalisis hasil pemecahan masalah. Pembelajaran ini didukung oleh teori konstruktivisme dan memberikan manfaat seperti mengembangkan keterampilan berpikir siswa dan membuat siswa menjadi pelajar yang mandiri.
Laporan ini membahas perbaikan pembelajaran IPA di SD Negeri 06 Putussibau. Tujuannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri. Perbaikan dilakukan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang terdiri atas 24 orang.
Best Practice Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik.pdfDwiAstuti765533
Laporan ini mendeskripsikan upaya meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa SMK Negeri 1 Kintap pada materi jaringan tumbuhan dan hewan melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Laporan ini menjelaskan latar belakang masalah rendahnya minat belajar siswa, tujuan peningkatan minat belajar, kompetensi dasar, pelaksanaan pembelajaran PBL, dan peningkatan hasil belajar siswa.
Dokumen ini membahas latar belakang penggunaan pendekatan problem posing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan mana yang lebih efektif antara pendekatan problem posing berbasis aktivitas dan pendekatan konvensional. Hipotesis penelitian adalah bahwa pendekatan problem posing berbasis aktivitas akan meningkatkan prestasi belajar fisika siswa.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik awal pembelajaran untuk mendorong siswa mencari solusi secara mandiri maupun kelompok. PBL memiliki keunggulan seperti meningkatkan motivasi dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, namun juga memiliki tantangan seperti membutuhkan waktu dan sumber daya lebih.
Dokumen tersebut membahas tentang merancang FET/MOSFET sebagai penguat sinyal kecil, piranti saklar, dan penguat sinyal besar. Terdapat penjelasan mengenai susunan fisis, simbol, dan karakteristik FET/MOSFET beserta contoh-contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang merencanakan rangkaian penguat depan universal audio (universal pre-amplifier) yang dapat menguatkan sinyal dari berbagai sumber seperti mikrofon dan pemungut suara magnetik. Rangkaian tersebut dirancang menggunakan dua tingkat transistor dengan pengaturan titik kerja dan umpan balik untuk menstabilkan penguatan dari perubahan suhu."
Konsep mutu dan paradigma penjaminan mutuagus saefudin
Sistem pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan harus dibangun dan dikembangkan secara nasional dalam upaya meningkatkan daya saing, citra, dan akuntabilitas publik. Kegiatan penjaminan mutu tertuju pda proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proses dan hasil atau outcome sesuai dengan yang diharapkan oleh stake holders.
Makalah ini membahas pentingnya dimensi penggerakan (actuating) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan diantaranya kebijakan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan, dan kepemimpinan sekolah. Otonomi sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan pendidikan di daerah."
Perkembangan teknologi dewasa ini semakin pesat dan menakjubkan. Banyak negara di dunia ini yang melakukan riset dalam hal perkembangan robot. Seolah tak mau kalah negara-negara maju, seperti: Amerika Serikat, Jepang, Korea selatan dan China terus melakukan inovasi dalam hal perancangan dan penggunaan teknologi tinggi (high tech) dalam menciptakan robot-robot cerdas dengan menerapkan kecerdasan buatan (artificial intellegent).
Dokumen tersebut membahas pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran serta teori-teori pembelajaran. Ia menjelaskan perbedaan antara konsep-konsep tersebut dan hubungannya satu sama lain dalam proses pembelajaran. Teori-teori pembelajaran yang disebutkan meliputi teori behaviorisme, kognitif, pemrosesan informasi, dan gestalt.
Ujian nasional Teknik Audio Video untuk SMK Negeri 2 Bawang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2014 dengan bentuk soal pilihan ganda sebanyak 100 soal. Soal meliputi konsep-konsep dasar elektronika seperti komponen pasif, rangkaian listrik, transistor, operational amplifier, dan audio amplifier. Peserta diinstruksikan untuk memeriksa soal secara teliti sebelum menjawab.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Kelompok ii pbl
1. KELOMPOK II
AGUS SAEFUDIN / 0102514057
AHMAD KUSFANDI / 0102514064
SUYATNO / 0102514068
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
PADA MATA PELAJARAN RUMPUN MIPA (SAINS)
2. PENDAHULUAN
Pembelajaran mata pelajaran rumpun MIPA (sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya
yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya.
Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya kemampuan
siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah..
Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti
beban dari sekolah. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka
dengan kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi.
Di lapangan banyak ditemukan kenyataan yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
MIPA (sains) siswa cenderung kurang aktif dan kreatif dalam belajar.
Anderson (1993) menyatakan bahwa kebanyakan pembelajaran manusia melibatkan proses
pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran
MIPA (sains) karena dapat meningkatan kemampuan berpikir siswa secara logis, kritis, kreatif
dan inovatif.
3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Konsep pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Keunggulan dan kelemahan pembelajaran berbasis masalah (problem
based learning).
Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning)
Contoh implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning).
Desain pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran
berbasis masalah pada mata pelajaran rumpun MIPA (problem based
learning).
5. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau
Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada
hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980,
Barret, 2005) dan pertama kali
diimplementasikan pada sekolah kedokteran di
McMaster University Kanada pada tahun 60-an.
6. Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan PBM sebagai “The learning
that results from the process of working towards the understanding of a
resolution of a problem. The problem is encountered first in the learning
process.”
Sementara Cunningham et.al.(2000, Chasman er.al., 2003) mendefiniskan
PBM sebagai “…Problem-based learning (PBL) has been defined as a
teaching strategy that “simultaneously develops problem-solving
strategies, disciplinary knowledge, and skills by placing students in the
active role as problem-solvers confronted with a structured problem which
mirrors real-world problems".
7. 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John
Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan
masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.
8. Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris Problem
Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai
dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan
masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat
menyelesaikannya.
Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning/PBL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru
menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang
penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan
memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
realistik (nyata).
9. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya
disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik.
PBL adalah suatu model pembelajaran vang, melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah
sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan
dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah.
10. 2.Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Masalah
Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu
(2005) menjelaskan karakteristik dari PBM, yaitu :
a. Learning is student-centered
b. Authentic problems form the organizing focus
for learning
c. New information is acquired through self-directed learning
d. Learning occurs in small groups
e. Teachers act as facilitators.
11. 3. Teori Belajar yang Melandasi
Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Teori Belajar Konstruktivisme
b. Teori Belajar dari Piaget
c. Teori Belajar Bermakna dari David
Ausubel
d. Teori Belajar Vigotsky
e. Teori Belajar dari Albert Bandura
f. Teori Belajar Jerome S. Bruner
13. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah
dalam situasi nyata
b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri
melalui aktivitas belajar
c. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
d. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
e. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
g. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
h. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
14. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian
guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM lebih cocok untuk
pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya
dengan pemecahan masalah.
b. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
c. PBM kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok. PBM sangat cocok untuk siswa
perguruan tinggi atau paling tidak sekolah menengah.
d. PBM biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan
walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi.
e. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan
memotivasi siswa dengan baik.
f. Adakalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia dengan lengkap.
16. Fibrayir (2012), berbagai pengembang pembelajaran berbasis
masalah telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah
sebagai berikut.
1. Pengajuan masalah atau pertanyaan
Menurut Arends (dalam Abbas, 2000:13), pertanyaan dan
masalah yang diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai
berikut.
a. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada
kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada
prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
b. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti
tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada
akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
17. c. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya
mudah dipahami siswa. Selain itu masalah disusun dan
dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
d. Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Yaitu
masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat
luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi
pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang
dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah
disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
e. Bermanfaat. Yaitu masalah yang telah disusun dan
dirumuskan haruslah bermanfaat, baik siswa sebagai
pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat
masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang
dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan
masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar
siswa.
18. 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat
pada mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu
Sosial), masalah yang akan diselidiki telah yang dipilih benar-
benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik
Pengajaran berbasis masalah siswa melakukan penyelidikan
autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan
merumuskan kesimpulan. Metode penyelidikan yang
digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari.
19. 4. Menghasilkan produk/karya dan
memamerkannya
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa
untuk menghasilkan produk tertentu dalam
bentuk karya nyata atau artefak dan
peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka
temukan. Produk itu dapat berupa transkip
debat, laporan, model fisik, video atau
program komputer.
20. Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Tahapan Kegiatan Guru
Tahap 1:
Orientasi siswa
kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, memotivasi siswa
agar terlibat pada pemecahan masalah
yang dipilihnya.
Tahap 2:
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Tahap 3:
Membimbing
penyelidikan
individual dan
kelompok
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
Tahap 4:
Mengembagkan dan
menyajikan hasil
karya
Guru membantu siswa merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video dan model serta
membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
Tahap 5:
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
21. a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
1) Siswa diberi permasalahan oleh guru (atau
permasalahan diungkap dari pengalaman siswa)
2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan
melakukan hal-hal berikut.
Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
Mendefinisikan masalah Melakukan tukar pikiran
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah Menetapkan hal-hal yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
22. a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
3) Siswa melakukan kajian secara independen
berkaitan dengan masalah yang harus
diselesaikan. Mereka dapat melakukannya
dengan cara mencari sumber di perpustakaan,
database, internet, sumber personal atau
melakukan observasi
4) Siswa kembali kepada kelompok PBM semula
untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran
teman sejawat, dan bekerjasaman dalam
menyelesaikan masalah.
23. a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menjelaskan langkah-langkah
pelaksanaan PBM sebagai berikut :
5) Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi
berkaitan dengan seluruh kegiatan
pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana
pengetahuan yang sudah diperoleh oleh siswa
serta bagaiman peran masing-masing siswa
dalam kelompok.
24. a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang harus
dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBM
dalap berjalan dengan baik, yaitu :
1) Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias
2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja
3) Diam saat siswa bekerja
4) Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain
bukan dengan dirinya
5) Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu
tentang pemahaman terhadap permasalahan secara
kelompok sebelum siswa bekerja individual
25. a. Langkah-Langkah PBM
Barret (2005) menyebutkan beberapa hal yang
harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar
kegiatan PBM berjalan dengan baik, yaitu :
6) Memberikan saran pada siswa tentang sumber
informasi yang dapat diakses berkaitan dengan
permasalahan
7) Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
8) Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang
baik untuk kegiatan kelompok Menjadi diri sendiri
atau tampil sesuai dengan gaya sendiri sehingga tidak
menampilkan sikap di luar kebiasaan dirinya.
26. b. Penilaian Pada PBM
National Research Council (NRC) (dalam Waters and
McCracken, -) memberikan tiga prinsip berkaitan penilaian
dalam PBM, sebagai berikut.
Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang
sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh
siswa.
Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan
diarahkan pada proses pembelajaran
Kesamaan : penilaian harus menggambarkan
kesamaan kesempatan siswa untuk belajar.
27. b. Penilaian Pada PBM
Waters and McCracken penilaian yang dilakukan harus dapat :
1) Menyajikan situasi secara otentik
2) Menyajikan data secara berulang-ulang
3) Memberikan peluang pada siswa untuk dapat
mengevaluasi dan merefleksi pemahaman dan
kemampuannya sendiri
4) Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.
29. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
• Ada beberapa cara menerapkan
PBL dalam pembelajaran. Secara
umum penerapan model ini
mulai dengan adanya masalah
yang diharus dipecahkan atau
dicari pemecahannya oleh
siswa.
• Pemecahan masalah dalam PBL
harus sesuai dengan langkah-
langkah metode ilmiah. Dengan
demikian siswa belajar
memecahkan masalah secara
sistematis dan terencana.
Langkah pemecahan masalah dalam PBL paling
sedikit ada 8 tahapan (Pannen, 2001), yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah,
2. Mengumpulkan data,
3. Menganalisis data,
4. Memecahkan masalah berdasarkan pada data
yang ada dan analisisnya,
5. Memilih cara untuk memecahkan masalah,
6. Merencanakan penerapan pemecahan
masalah,
7. Melakukan uji coba terhadap rencana yang
ditetapkan, dan
8. Melakukan tindakan (action) untuk
memecahkan masalah.
Berbagai
tingkat
berpikir
Berpikir
tingkat
tinggi
30. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1. Problem/Masalah
2. Perkuliahan
3. Melacak Literatur
4. Seminar
5. Tutorial
6. Demonstrasi
7. Eksperimen
Prosedur
pengembangan
PBL yang
dilakukan Liu Yu
31. CONTOH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Langkah-langkah Aktivitas Guru dan Siswa
Fase 1:
Mengamati,
mengorientasikan siswa
terhadap masalah
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan
terhadap fenomena tertentu, terkait dengan KD yang akan
dikembangkannya.
Fase 2:
Menanya, memunculkan
permasalahan
Guru mendorong siswa untuk merumuskan suatu masalah
terkait dengan fenomena yang diamatinya. Masalah itu
dirumuskan berupa pertanyaan yang bersifat problematis.
Fase 3:
Menalar, mengumpulkan
data
Guru mendorong siswa untuk mengumpukan informasi (data)
dalam rangka menyelesaikan masalah, baik secara individu
ataupun berkelompok, dengan membaca berbagai referensi,
pengamatan lapangan, wawancara, dan sebagainya.
Fase 4:
Mengasosiasi,
merumuskan jawaban
Guru meminta siswa untuk melakukan analisis data dan
merumuskan jawaban terkait dengan masalah yang mereka
ajukan sebelumnya.
Fase 5:
Mengomunikasikan
Guru memfasilitasi siswa untuk mempresen-tasikan jawaban
atas permasalahan yang mereka rumuskan sebelumnya. Guru
juga membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dilakukan.
33. DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBM
Kompetensi Inti Menerapkan rangkaian elektronika dasar
Kompetensi Dasar Mengkasifikasi penguat daya
Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep dasar klasifikasi penguat daya (penguat akhir).
2. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas
A untuk penguat daya.
3. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas B
untuk penguat daya push pull.
4. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas
AB untuk penguat daya push pull.
5. Menjelaskan cara penemapatan titik kerja rangkaian transistor kelas C
untuk penguat daya push pull.
6. Menjelaskan prinsip dasar metoda pencarian kesalahan akibat
bergesernya titik kerja transistor untuk penguat daya push pull.
Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Alokasi waktu 8 JP x 45 menit (360 menit)