AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Sistem Audio
1. INTENSIVE LEARNING
MATA PELAJARAN PRODUKTIF
TEKNIK AUDIOVIDEO
Bidang Studi KeahlianTeknologi dan Rekayasa
Program Studi KeahlianTeknik Elektronika
Kompetensi KeahlianTeknik AudioVideo
SMK Negeri 2 Bawang
TAHUN 2018
2. KISI-KISITEORI KEJURUANTAV
SISTEM AUDIO
LEVEL KOGNITIF SISTEM AUDIO
Pengetahuan dan Pemahaman:
• Mengidentifikasi
• Menunjukkan
• Mengenali
Siswa mampu:
• Mengidentifikasi ciri khas kelas penguat
amplifier
Aplikasi:
• Menerapkan
• Mengklasifikasi
• Menentukan
Siswa mampu menentukan:
• Besarnya frekuensi oscillator pada radio
penerimaAM/FM
• Frekuensi dan Panjang Gelombang (λ)
• Penguatan dalam bentuk decibell (dB)
suatu sistem penguat
• Bagian yang rusak pada radio penerima
AM/FM dari gejala yang dialami
5. MENGIDENTIFIKASI CIRI KHAS KELAS PENGUAT AMPLIFIER
PENGUAT KELAS A
• Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan
paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas
terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan
memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.
• Umumnya, Penguat Kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar,
FET, IGBT) yang terhubung secara konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama).
Letak titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva karakteristik atau berada pada
setengahVcc (Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat
penguatan sinyal. Penguat Kelas A ini menguat sinyal Input satu gelombang
penuh atau 360°.
• Untuk mencapai Linearitas dan Gain yang tinggi, Amplifier Kelas A ini
mengharuskanTransistor dalam keadaan aktif selama siklus AC. Hal ini
menyebabkan pemborosan dan pemanasan yang berlebihan sehingga
menyebabkan ketidakefisienan. Efisiensi Penguat/Amplifier kelas A ini hanya
berkisar sekitar 25% hingga 50%.
6. MENGIDENTIFIKASI CIRI KHAS KELAS PENGUAT AMPLIFIER
PENGUAT KELAS B
Penguat Kelas B ini diciptakan untuk mengatasi masalah efisiensi dan pemanasan yang
berlebihan pada Penguat Kelas A. Letak titik kerja (Q-point) berada di ujung kurva
karakteristik sehingga hanya menguatkan setengah input gelombang atau 180° gelombang.
Karena hanya melakukan penguatan setengah gelombang dan menonaktifkan setengah
gelombang lainnya, Penguat Kelas B ini memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan penguat kelas A. Secara teoritis, Penguatan atauAmplifier kelas B ini memiliki
efisiensi sebesar 78,5%. Kelemahan pada Penguat Kelas B ini adalah terjadinya distorsi
cross-over.
PENGUAT KELASAB
Seperti namanya, Penguat kelas AB adalah gabungan dari penguat kelas A dan penguat
kelas B. Penguat kelas AB ini merupakan kelas penguat yang paling umum digunakan pada
desain Audio PowerAmplifier.Titik kerja penguat kelas AB berada diantara titik kerja
penguat kelas A dan titik kerja penguat kelas B, sehingga Penguat kelas AB dapat
menghasilkan penguat sinyal yang tidak distorsi seperti pada penguat kelasA dan
mendapatkan efisiensi daya yang lebih tinggi seperti pada penguat kelas B. Penguat Kelas
AB menguatkan sinyal dari 180° hingga 360° dengan efisiensi daya dari 25% hingga 78,5%.
7. MENGIDENTIFIKASI CIRI KHAS KELAS PENGUAT AMPLIFIER
PENGUAT KELAS C
Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah
gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi padaOutputnya menjadi sangat tinggi.
Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi
daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat
pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.
PENGUAT KELAS D
• Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau biasanya disebut
dengan teknik PulseWidth Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini proposional terhadap
amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan menggerakan transistor
switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara teoritis, Penguat kelas D dapat
mencapai efisiensi daya hingga 90% hingga 100% karena transistor yang menangani
penguatan daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang sempurna sehingga tidak terjadi
pemborosan waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada daya yang diboroskan saat tidak ada
sinyal input.Transistor yang digunakan untuk Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor
jenis MOSFET. Suatu Penguat Kelas D umumnya terdiri dari sebuah generator gelombang gigi
gergaji, Komparator, Rangkaian Switch dan sebuah Low Pass Filter.
• Meskipun dapat menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini memerlukan
sumber catu daya yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat tergantung pada
impedansi Speaker (Pengeras Suara).
9. PENGUATAN DALAM BENTUK DECIBELL (DB) SUATU SISTEM
PENGUAT
Pengertian Desibel dan Cara Menghitungnya – Desibel merupakan satuan yang sering digunakan
sebagai skala penguatan dalam rangkaian Elektronika seperti rangkaian pada peralatan Audio dan
Komunikasi. Besaran-besaran yang mengunakan skala penguatan Desibel tersebut diantara seperti
penguatan pada Daya,Tegangan, Arus dan juga Intensitas suara. Jadi pada dasarnya Desibel adalah
satuan yang menggambarkan suatu perbandingan atau Rasio. Secara definisi, Desibel yang sering
disingkat dengan “dB” ini dapat diartikan sebagai “Perbandingan antara dua besaran dalam skala
Logaritma”.
Dalam Rangkaian Audio, penguatan sinyal suara bersifat
tidak linear (non linear) sehingga tidak dapat
menggunakan perkalian kelipatan langsung seperti
Output sinyal memiliki 10 kali lipat atau 20 kali lipat
penguatan dari Input sinyal sehingga harus
menggunakan satuan desibel yang berskala Logaritma.
Grafik di samping merupakan contoh yang
menggambarkan ketidaklinearan penguatan sinyal
audio:
10. PENGUATAN DALAM BENTUK DECIBELL (dB) SUATU SISTEM
PENGUAT
Desibel pada dasarnya merupakan turunan dari besaran
Bel, dimana 1 desibel sama dengan 1/10 Bel atau 0,1 Bel.
Dalam prakteknya, para Engineer maupun fisikawan
cenderung lebih nyaman menggunakan satuan desi Bel
(desibel) daripada satuan Bel. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kebanyakan angka dibelakang koma
dalam menghitungnya.
Dalam perhitungan Desibel, penguatan atau Gain suatu
sinyal akan ditandai dengan tanda “+” (positif)
sedangkan pelemahan atau Loss akan ditandai dengan
tanda “-“ (negatif). Dengan demikian, jika sinyal Output
+6dB dari sinyal Input maka hal ini menandakan
terjadinya penguatan Output sebanyak 6dB dari sinyal
Input. Sebaliknya jika sinyal Output -2dB dari sinyal
Input yang artinya adalah telah terjadi pelemahan sinyal
Output sebanyak 2dB terhadap sinyal Input.
13. Frekuensi dan Panjang Gelombang (λ)
Frekuensi bunyi menyatakan,
berapa banyak penebalan dan
penipisan partikel
udara dalam satu detik
berurutan satu sama lain.
Banyak ayunan tekanan tiap
satuan waktu disebut frekuensi
dan akan diamati sebagai nada.
Frekuensi akan menentukan
tinggi nada yang didengar
telinga.Telinga manusia dapat
mengenal getaran bunyi 20 Hz
– 20 kHz sebagai nada.
14. Frekuensi dan Panjang Gelombang (λ)
Jika sebuah getaran menyebar dalam
sebuah media sebagai gelombang pada
posisi tertentu, dalam jarak yang sama
pada keadaan getaran bersangukuta,
misalnya: jarak antara keetebaan terbesar
dari molekul udara. Jarak ini disebut
sebagai panjang gelombang.
Antara kecepatan penyebaran bunyi c,
panjang gelombang dan frekuensi
sebuah bunyi terdapat hubungan seperti
berikut: