4. Utami
(2011)
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi
dengan pembelajaran kontekstual.
Rusman
(2010)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah membantu untuk me
ningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang
hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan
belajar aktif, serta memfasilitasi keberhasilan memecahkan
masalah, komunikasi, kerja kelompok, dan keterampilan
interpersonal dengan lebih baik dibanding model lain.
Simpulan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan
pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah
tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari
peserta didik.
5. Mengembangkan keterampilan
berpikir dan keterampilan
memecahkan masalah.
Membantu siswa berkinerja dalam
situasi-situasi kehidupan nyata
Keterampilan untuk belajar
mandiri
1
2
3
7. Model pembelajaran berbasis
masalah adalah pembelajaran
yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah. Dalam
implementasi model
pembelajaran berbasis
masalah, guru perlu memilih
bahan pelajaran yang memiliki
permasalahan yang dapat
dipecahkan.
1. Proses pembelajaran harus dimulai dengan masalah
2. Bahan dan kegiatan belajar harus memperhatikan
keadaan
3. Guru adalah seorang supervisor selama proses
pembelajaran
4. Siswa perlu diberi waktu untuk berpikir atau
mengumpulkan informasi dan mengembangkan
strategi untuk pemecahan masalah
5. Tingkat kesulitan dari materi yang dipelajari tidak
pada tingkat tinggi yang dapat membuat siswa putus
asa
6. Lingkungan belajar nyaman
(Wardono et al, 2016)
8. Dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
Dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa.
Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
lebih kritis
Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi, yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif
akan tumbuh dan berkembang.
9. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
Keberhasilan model pembelajaran PBL ini
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
dan pelaksanaannya.
Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
10. Teori Belajar
Konstruktivisme
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) didasarkan pada teori konstruk-
tivisme dengan ciri :
Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan
skenario permasalahan dan lingkungan belajar.
Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry
masalah menciptakan disonansi kognitif yang
menstimulasi belajar.
Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi
negoisasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan
sebuah sudut pandang.
Teori Belajar Bermakna
David Ausubel
Belajar bermakna merupakan proses
belajar dimana informasi baru
dihubungkan dengan struktur penger-
tian yang sudah dimiliki seseorang y
ang sedang belajar (Rusman, 2011: 2
44). Kaitannya dengan PBL dalam
hal mengaitkan informasi baru
dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki oleh siswa.
11. Teori Belajar
Vigotsky
Vigotsky menekankan pentingnya aspek
sosial belajar, meyakini bahwa interaksi
sosial dengan orang lain memacu pengin
struksian ide-ide baru dan meningkatkan
perkembangan intelektual belajar.
Kaitannya dengan PBL adalah mengait-
kan informasi baru dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa
melalui kegiatan belajar saat berinteraksi
sosial dengan teman lain.
Teori Belajar
Bruner
Kaitan intelektual antara pembelajaran
penemuan dan belajar berbasis masalah
sangat jelas. Pada kedua model ini, guru
menekankan keterlibatan siswa secara
aktif, orientasi induktif lebih ditekankan
dari pada deduktif, dan siswa menentukan
atau mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri. Pada belajar berbasis masalah atau
penemuan, guru mengajukan pertanyaan
atau masalah kepada siswa dan memper-
bolehkan siswa untuk menemukan ide dan
teori mereka sendiri.
12. Permasalahan sebagai satu kajian
Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
Permasalahan sebagai contoh
Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari proses
Permasalahan sebagai stimulus aktifitas otentik
13. 1. Orientasi siswa
kepada masalah
2. Mengorganisasi
siswa untuk belajar
3. Membimbing
penyelidikan indivi-
dual dan kelompok
5. Menganalisis
dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
4. Mengembang-
kan dan menyaji-
kan hasil karya
14. Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics
Method Course. Spring. IV(2).
Anitah, Sri, Janet Trineke Manoy & Susanah . 2008. Strategi Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Darmadi, H. 2018. Optimalisasi Strategi Pembelajaran: Inovasi Tiada Henti Untuk Meningkat
Kan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Peserta Didik. Bogor : Guepedia.
Dr.Rusman,M.PD. 2010. Model-Model Pembelajaran Problem-Based Learning. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Edy S,dkk. 2014. The Development of Problem Based Learning Model to Construct High
Order Thinking Skill Students’ on Mathematcal Learning in SMA/MA. Journal of
Education and Practice.Vol V (39): 52.
Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan
Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan. 39( 2.):171-182.
Nurul R, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa. Research Gate :
1 - 10.
Reny R, dkk. 2019.Penerapan Model Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa. Journal for
Research in Mathematics Learning. 2(1) : 049-057.
Suherman, Erman,dkk .2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.