Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Model Model dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Mayawi Karim
Makalah ini berisi pengertian dari model pembelajaran., tujuan dari model pembelajaran. serta macam-macam model pembelajaran beserta langkah-langkahnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
1. Daly_SMK. 1
55 Model Pembelajaran dan 15 Metode Pembelajaran
Oleh : Ir. DALY INDRA MULYA, MM
Pengawas SMK Wilayah Kab. Paser
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode
pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, (5) taktik pembelajaran, dan (6) model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan pengertian istilah – istilah tersebut, dengan
harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
B. Strategi pembelajaran.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula,
yaitu:
1. exposition-discovery learning
2. group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan
2. Daly_SMK. 2
“a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008).
C. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3)
diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
D. Teknik Pembelajaran
Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
E. Taktik Pembelajaran.
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman
dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
F. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu:
1. Model interaksi sosial;
2. Model pengolahan informasi;
3. Model personal-humanistik; dan
4. Model modifikasi tingkah laku.
3. Daly_SMK. 3
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan
dengan strategi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing
istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para
guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada
proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka
pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang
telah ada
1. Penemuan (Discovery Learning)
Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery
terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan
beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi (pengambilan keputusan/kesimpulan).
Sintak model Discovery Learning
1. Pemberian rangsangan (Stimulation);
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem statement);
3. Pengumpulan data (Data collection);
4. Pembuktian (Verification), dan
5. Menarik simpulan/generalisasi(Generalization)
4. Daly_SMK. 4
2. Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian
melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice & Wells,
2003).
Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri temuannya dari sesuatu yang dipertanyakan. Sedangkan Inkuiri
Sains esensinya adalah melibatkan peserta didik pada kasus nyata di dalam
penyelidikan, melalui cara mengkonfrontasi dengan area yang diselidiki, dimana
mereka mengidentifikasi konsep atau metodologi investigasi serta mendorong cara-
cara mengatasi masalah.
Sintaks/tahap model inkuiri terbimbing meliputi:
1. Orientasi masalah;
2. Pengumpulan data dan verifikasi;
3. Pengumpulan data melalui eksperimen;
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5. Analisis proses inkuiri.
Sintaks/tahap model inkuiri Sains (Biology)
1. Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang akan digunakan;
2. Menstrukturkan problem/masalah;
3. Mengidentifikasi problem-problem yang kemungkinan terjadi dalam proses
Investigasi;
4. Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan desainulang, mengumpulkan
dan mengorganisir data dengan cara lain dan sebagainya.
3. Project-Based Learning(PjBL)
Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata
dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-
tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan
secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah
Sintaks/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question);
2. Mendesain perencanaan proyek;
3. Menyusun jadwal (Create a schedule);
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the students and the
progress of the project);
5. Menguji hasil (Assess the outcome), dan
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
5. Daly_SMK. 5
4. Production-Based Training/Production-Based Education and Training
(PBT/PBET)
Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses
produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang
kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan
pesanan, pelaksanaan, dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah
pelayanan pasca produksi.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:
1. Merencanakan produk;
2. Melaksanakan proses produksi;
3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
4. Mengembangkan rencana pemasaran.
5. Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok
untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan,
atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-
partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen
(kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab
hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah
a. informasi,
b. pengarahan-strategi,
c. membentuk kelompok heterogen,
d. kerja kelompok,
e. presentasi hasil kelompok, dan
f. pelaporan.
6. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya
jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa
(daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan,
motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi
kondusif – nyaman dan menyenangkan.
Sintaks pembelajaran kontekstual adalah :
a. Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,
pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh)
b. questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi)
c. Learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau
individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan)
6. Daly_SMK. 6
d. Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan)
e. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-
aturan, analisis-sintesis)
f. Reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut)
g. Authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,
penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian
seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).
7. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan
dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.
Sintaknya adalah :
a. menyiapkan siswa
b. Sajian informasi dan prosedur
c. Latihan terbimbing
d. Refleksi
e. Latihan mandiri
f. Evaluasi.
Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah
bervariasi).
8. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara
adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
Sintaks model ini adalah :
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk memfokuskan
peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian pembelajaran 2
merupakan salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai
pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah yang dikaji
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini peserta
didik mengumpulkan informasi/melakukan percobaan untuk memperoleh
data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik mengasosiasi 4
data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai
sumber.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah peserta didik
mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan
dievaluasi.
9. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum
dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma).
Sintaks model ini adalah :
7. Daly_SMK. 7
a. Sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas
b. Siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang
disajikan
c. Siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan
akhirnya menemukan solusi.
10. Problem Posing
Problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan
kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami.
Sintaknya adalah:
a. Pemahaman
b. Jalan keluar
c. Identifikasi kekeliruan
d. Menimalisasi tulisan-hitungan
e. Cari alternative
f. Menyusun soal-pertanyaan.
11. Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan
permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa
beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas
ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan
sosialisasi. Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau
pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam.
Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.
Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk
yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir
Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar,
diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa,
kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit
dilepas mandiri).
Sintaknya adalah :
a. Menyajikan masalah
b. Pengorganisasian pembelajaran
c. Perhatikan dan catat respon siswa
d. Bimbingan dan pengarahan
e. Membuat kesimpulan.
12. Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan
serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses
berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan
pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-
prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak
diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa
secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak
8. Daly_SMK. 8
bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses
tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa
dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan
disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan
tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa,
bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang
belajar, ia telah berpartisipasi
13. TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja
sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif
dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan
menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru
bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja
kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
Sintaknya adalah sebagai berikut:
a. Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok
materi dan mekanisme kegiatan
b. Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja
ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan
level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh
siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja
tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok.
c. Selanjutnya adalah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal
yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu
terttentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan
hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap
individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen
sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very
good, good, medium.
d. Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat
dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan
sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama,
begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang
sama.
e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual,
berikan penghargaan kelompok dan individual.
14. TAI (Team Assisted Individualy)
Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok
(BidaK)
Sintaksi BidaK adalah:
a. Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul
b. Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok
secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi
c. Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
15. STAD (Student Teams Achievement Division)
STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif
9. Daly_SMK. 9
Sintaks :
a. Pengarahan
b. Buat kelompok heterogen (4-5 orang)
c. Diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif
d. Sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas
e. Kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok
f. Umumkan rekor tim dan individual
g. Berikan reward.
16. NHT (Numbered Head Together)
NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif
Sintaks :
a. Pengarahan
b. Buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu
c. Berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap
siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama
mendapat tugas yang sama)
d. Bekerja kelompok
e. Presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-
masing sehingga terjadi diskusi kelas
f. Kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa,
g. Umumkan hasil kuis dan beri reward.
17. Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran koperatif
Sintaks :
a. Pengarahan
b. Informasi bahan ajar
c. Buat kelompok heterogen
d. Berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan
banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas
bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama
e. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja
sama dan diskusi
f. Kembali ke kelompok asal
g. Pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli
h. Penyimpulan dan evaluasi
i. Refleksi.
18. TPS (Think Pairs Share)
Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif.
Sintaks :
a. Guru menyajikan materi klasikal
10. Daly_SMK. 10
b. Berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara
berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs)
c. Presentasi kelompok (share)
d. Kuis individual
e. Buat skor perkembangan tiap siswa
f. Umumkan hasil kuis dan berikan reward.
19. GI (Group Investigation)
Sintaks :
a. Pengarahan
b. Buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas
c. Rencanakan pelaksanaan investigasi
d. Tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal
mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah,
jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah)
e. Pengolahan data penyajian data hasil investigasi
f. Presentasi
g. Kuis individual, buat skor perkembangan siswa
h. Umumkan hasil kuis dan berikan reward.
20. MEA (Means-Ends Analysis)
Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah.
Sintaks :
a. sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic
(penemuan)
b. Elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana
c. Identifikasi perbedaan
d. Susun sub-sub masalah sehingga terjadi koneksivitas
e. Pilih strategi solusi.
21. CPS (Creative Problem Solving)
Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik
sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
Sintaksnya adalah:
a. Mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan
b. Identifikasi permasalahan dan fokus-pilih
c. Mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi
d. Presentasi dan diskusi.
11. Daly_SMK. 11
22. TTW (Think Talk Write)
Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,
mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi,
diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi.
Sintaknya adalah:
a. Informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai)
b. diskusi,
c. Presentasi
d. Mambuat laporan
23. TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan kelompok lain.
Sintaknya adalah :
a. kerja kelompok
b. Dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di
kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain
c. Kerja kelompok
d. Kembali ke kelompok asal
e. Kerja kelompok
f. Laporan kelompok.
24. CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Sintaknya adalah
a. (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep,
b. (O) organisasi ide untuk memahami materi,
c. (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali,
d. (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
25. SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif
siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-
cermat.
Sintaks :
a. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci
b. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang
bahan bacaan (materi bahan ajar)
c. Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,
d. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama)
12. Daly_SMK. 12
e. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
26. MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model ini adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan
efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-
konstruktivis.
Sintaknya :
a. lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisis
pengalaman, dan konsep-ide
b. reconstruction melakukan fasilitasi pengalaman belajar
c. production melalui ekspresi-apresiasi konsep
27. DLPS (Double Loop Problem Solving)
DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan
pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan
jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut
dengan cara menghilangkan gap yang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintaknya adalah:
a. Identifkasi
b. deteksi kausal
c. solusi tentative
d. pertimbangan solusi
e. analisis kausal
f. deteksi kausal lain
g. rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesaian masalah sebagai berikut: menuliskan pernyataan masalah awal,
mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
mengidentifikasi kausal, implementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan
pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
28. DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan
pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok.
Sintaksnya adalah:
a. persiapan,
b. pendahuluan,
c. pengembangan,
d. penerapan,
e. penutup.
29. CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara
koperatif –kelompok.
13. Daly_SMK. 13
Sintaksnya adalah:
a. membentuk kelompok heterogen 4 orang,
b. guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar,
c. siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan
tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya,
d. presentasi hasil kelompok,
e. refleksi.
30. IOC (Inside Outside Circle)
IOC adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar
(Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Sintaksnya adalah:
a. Separuh dari jumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar,
b. separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,
c. siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan,
d. siswa yang berada di lingkaran luar berputar kemudian berbagi informasi
kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.
31. Tari Bambu
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi
pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini
cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar
siswa.
Sintaksnya adalah:
a. Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan
sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa pertama,
b. siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan,
c. siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada
jajarannya,
d. kembali berbagi informasi.
32. Artikulasi
sintaks:
a. penyampaian kompetensi,
b. sajian materi,
c. bentuk kelompok berpasangan sebangku,
d. salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya
kemudian bergantian,
e. presentasi di depan hasil diskusinya,
f. guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
14. Daly_SMK. 14
33. Debate
sisntaks:
a. siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan,
b. siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing
kelompok,
c. sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian
ditanggapi oleh kelompok lainnya
d. begitu seterusnya secara bergantian,
e. guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
34. Role Playing
Sintak dari model pembelajaran ini adalah:
a. guru menyiapkan skenario pembelajaran,
b. menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
c. pembentukan kelompok siswa,
d. penyampaian kompetensi,
e. menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
f. kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
g. presentasi hasil kelompok,
h. bimbingan kesimpulan dan refleksi.
35. Talking Stick
Sintak pembelajaran ini adalah:
a. guru menyiapkan tongkat,
b. sajian materi pokok,
c. siswa membaca materi lengkap pada wacana,
d. guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang
kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru,
e. tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan
seterusnya,
f. guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
36. Snowball Throwing
Sintaknya adalah:
a. Informasi materi secara umum,
b. membentuk kelompok,
c. pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok,
d. bekerja kelompok,
15. Daly_SMK. 15
e. tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain,
f. kelompok lain menjawab secara bergantian,
g. penyimpulan, refleksi dan evaluasi.
37. Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkahnya adalah:
a. informasi kompetensi,
b. sajian materi,
c. siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya,
d. kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
38. Course Review Horay
Langkah-langkahnya:
a. informasi kompetensi,
b. sajian materi,
c. tanya jawab untuk pemantapan,
d. siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam
kotak,
e. guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak,
f. siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak
menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel
hore atau yang lainnya,
g. pemberian reward,
h. penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
39. Demostration
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau
eksperimen.
Langkahnya adalah:
a. informasi kompetensi,
b. sajian gambaran umum materi bahan ajar,
c. membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
d. menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya,
e. dikusi kelas,
f. penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
40. Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-
prosedural, langkah demi langkah bertahap.
Sintaknya adalah:
16. Daly_SMK. 16
a. sajian informasi kompetensi,
b. mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan prosedural,
c. membimbing pelatihan-penerapan,
d. mengecek pemahaman dan balikan,
e. penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
41. Scramble
Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban
dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan
kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok.
42. Pair Checks
Sintaksnya adalah :
a. Siswa berkelompok berpasangan sebangku,
b. salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
c. pengecekan kebenaran jawaban,
d. bertukar peran,
e. penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
43. Make-A Match
Sintaksnya :
a. Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang
berisi jawabannya,
b. setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha
menjawabnya,
c. setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa
yang benar mendapat nilai-reward,
d. kartu dikumpul lagi dan dikocok,
e. untuk babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,
f. penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44. Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa.
Sintaknya adalah:
a. informasi kompetensi,
b. sajian permasalahan terbuka,
c. siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban,
d. presentasi hasil diskusi kelompok,
e. siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok,
f. evaluasi dan refleksi.
17. Daly_SMK. 17
45. Examples Non Examples
Sintaksnya :
a. Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi,
b. sajikan gambar ditempel atau pakai OHP,
c. dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian,
d. diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi,
e. presentasi hasil kelompok,
f. bimbingan penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
46. Picture and Picture
Sintaksnya :
a. Sajian informasi kompetensi,
b. sajian materi,
c. perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi,
d. siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,
e. guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut,
f. guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar,
g. penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
47. Cooperative Script
Sintaksnya :
a. Buat kelompok berpasangan sebangku,
b. bagikan wacana materi bahan ajar,
c. siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman,
d. sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi,
e. bertukar peran,
f. penyimpulan, evaluasi dan refleksi
48. LAPS-Heuristik
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangka solusi
masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya,
adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya
mengerjakannya.
Sintaks:
a. pemahaman masalah,
b. rencana, solusi, dan pengecekan.
18. Daly_SMK. 18
49. Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning,
Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication,
Enrichment.
Sintaknya adalah
a. sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
b. siswa latihan dan bertanya,
c. balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.
50. Generatif
Basis generatif adalah konstruksivisme dengan
sintaks :
a. orintasi-motivasi,
b. pengungkapan ide-konsep awal,
c. tantangan dan restrukturisasi sajian konsep,
d. aplikasi,
e. rangkuman,
f. evaluasi, dan refleksi
51. Circuit Learning
Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan
dengan pola bertambah dan mengulang.
Sintaknya adalah :
a. kondisikan situasi belajar kondusif dan fokus,
b. siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa
khusus,
c. Tanya jawab dan refleksi
52. Complette Sentence
Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan
sintaks:
a. siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap,
b. sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana,
c. guru membentuk kelompok,
d. LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap,
e. siswa berkelompok melengkapi,
f. presentasi.
53. Concept Sentence
Prosedurnya adalah :
a. penyampaian kompetensi,
19. Daly_SMK. 19
b. sajian materi,
c. membentuk kelompok heterogen,
d. guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar,
e. tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci,
f. presentasi.
54. Time Token
Model ini digunakan (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan keterampilan
sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
Langkahnya adalah :
a. kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi,
b. tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit),
c. siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon,
d. setelah selesai kupon dikembalikan.
55. Take and Give
Model pembelajaran menerima dan memberi
Sintaknya :
a. siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa – bahan belajar – dan nama yang
diberi,
b. informasikan kompetensi,
c. sajian materi,
d. pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling
informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain
kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara
bergantian,
e. evaluasi dan refleksi
56. Superitem
Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-
bertahap dari simpel ke kompleks, berupa pemecahan masalah.
Sintaksnya adalah :
a. ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi,
b. berikan latihan soal bertingkat,
c. berikan soal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-
koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.
57. Hibrid
Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara
siswa mengadopsi konsep.
Sintaknya adalah : pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop,
virtual workshop menggunakan computer-internet.
58. Treffinger
20. Daly_SMK. 20
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap.
Sintaks: keterbukaan-urutan ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-
skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui
pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
59. Kumon
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan
menjaga suasana nyaman-menyenangkan.
Sintaksnya adalah:
a. sajian konsep,
b. latihan,
c. tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai,
d. jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi,
e. lima kali salah maka guru membimbing.
MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas
yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk
saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan
baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka
perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat
mengajar.
Beberapa metode mengajar
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan
paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang
lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
21. Daly_SMK. 21
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar
yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode
ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah
bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri
Djamarah, ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
22. Daly_SMK. 22
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu
benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis
akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab
dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu
pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan
akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi
pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat
resume dengan kalimat sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html).
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
23. Daly_SMK. 23
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat
lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil
pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
6. Metode percobaan ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan
atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri
Djamarah, (2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan
dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c. Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu
memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
24. Daly_SMK. 24
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan
peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di
lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke
tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh
latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf,
membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal
yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.
9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
25. Daly_SMK. 25
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari
satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri
11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu
diminta pemecahannya.
12. Metode perancangan ( projeck method )
yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan
diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk
ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
13. Metode Bagian ( Teileren method )
yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat
per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan
masalahnya.
14. Metode Global (Ganze method )
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi
tersebut.
26. Daly_SMK. 26
15. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah
yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery
ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b)
Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang
ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah
digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi
penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat
dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir
analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam
berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur
mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain,
sebelum sampai kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode
mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan
sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research,
penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam
berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan
masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam
proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri
informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.