Dokumen tersebut membahas tentang penentuan posisi pasar dan diferensiasi produk jasa pendidikan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain definisi penentuan posisi pasar menurut para ahli, proses penentuan posisi pasar jasa pendidikan, tingkatan penentuan posisi pasar, unsur-unsur diferensiasi produk jasa pendidikan, dan ukuran keberhasilan sekolah melalui daya saingnya.
PENENTUAN POSISI PASAR DAN DIFERENSIASI PRODUK JASA PENDIDIKAN
1. PENENTUAN POSISI PASAR
DAN DIFERENSIASI PRODUK
JASA PENDIDIKAN
Disusun oleh :
KELOMPOK 4-KELAS PAI.H
Miftakhul Huda (210315282)
Yuni Lailatus Sa’diyah (210315274)
Yuliana Afifah (210315278)
Dosen pengampu
Mella Mardayanti, S.Pd., M.Pd.
2. Penetuan Posisi Pasar Sekolah Adalah Cara Kelompok Internal
Dan Eksternal Sekolah Merasakan Posisi Pasar (Lockhart).
Menurut Kotler, Penentuan Posisi Pasar Ialah Tindakan
Merancang Bauran Produk Dan Bauran Pemasaran Agar
Tercipta Kesan Tertentu Di Ingatan Pelanggan Sehingga
Pelanggan Dapat Memahami Dan Menghargai Hal Yang
Dilakukan Organisasi Dalam Kaitannya Dengan Kompetitor.
Penentuan Posisi Pasar Adalah Proses Untuk Merasakan Citra
Dan Nilai Organisasi Agar Pelanggan Pada Segmen Pasar Itu
Dapat Memahami Posisi Organisasi Atau Merek Dalam
Kaitannya Dengan Kompetitor (Wilson Dan Gilligan).
A. Pentingnya Penentuan Posisi Pasar dan Diferensiasi
Produk Jasa Pendidikan
3. Menurut Lupiyoadi, tujuan penentuan
posisi adalah untuk membedakan
presepsi organisasi berikut produk
dan jasanya dari pesaing.
4. Penentuan posisi adalah strategi
komunikasi.
Bersifat dinamis.
Penentuan posisi berhubungan dengan
atribut-atribut produk.
Atribut produk yang dipilih harus unik.
Penentuan posisi harus memberi arti dan
arti ini harus penting bagi konsumen.
Penentuan posisi harus diungkapkan dalam
bentuk suatu pernyataan
1.
2.
6.
5.
4.
3.
B. Proses Penentuan
Posisi Pasar Jasa
Pendidikan
5. Kotler mengemukakan bahwa keunggulan yang patut
ditampilkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Penting.
2. Berbeda.
3. Unggul.
4. Bisa dikomunikasikan.
5. Pelopor.
6. Harga terjangkau.
7. Menguntungkan.
Menurut Kotler, setidaknya terdapat tiga langkah dalam
melakukan penentuan posisi pasar, yaitu sebagai berikut:
1. Mengenal berbagai keunggulan yang mungkin dapat
ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing.
2. Memilih berbagai keunggulan yang paling kuat atau
menonjol.
3. Menyampaikan berbagai keunggulan itu secara efektif
kepada pasar sasaran.
6. Shostack mengemukakan bahwa penentuan
posisi pasar yang dilakukan terhadap
organisasi dapat terjadi pada berbagai
tingkatan, yaitu;
1. Tingkatan insdustri.
2. Tingkatan organisasi.
3. Tingkatan sektor produk.
4. Tingkatan produk atau jasa individu.
C. Tingkatan Penentuan Posisi Pasar Jasa
Pendidikan
7. D. Deferensiasi Produk Jasa Pendidikan
Kotler dan Armstrong mengklasifikasi unsur-unsur produk
jasa pendidikan menjadi tiga, yaitu:
1. Produk jasa inti (core product), yaitu manfaat inti jasa pendidikan.
Seperti kurikulum pendidikan yang mencakup tujuan program
pendidikan, jumlah mata pelajaran, dan isi kurikulum.
2. Produk jasa aktual (actual product), yaitu manfaat lain disekitar
manfaat inti jasa pendidikan. Seperti pendidikan dirancang untuk
kompetisi dalam pendidikan, misalnya perguruan tinggi
meningkatkan intensitas penelitiannya untuk mencapai target
penemuan baru yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang.
3. Produk jasa tambahan/sekunder (secondary service), yaitu manfaat
jasa pendidikan yang dapat menbantu manfaat produk inti jasa
pendidikan dan membantu menciptakan keunggulan kompetitif.
Seperti fasilitas teknologi yang mendukung dalam hal
pembelajaran, penelitian, dan eksperimen.
8. Kazmi mengemukakan bahwa terdapat beberapa variabel
penting yang mempengaruhi organisasi untuk
membedakan penawaran produknya dengan kompetitor,
yaitu sebagai berikut:
1. Diferensi produk (product differentiation), yaitu
deferensiasi yang terjadi dalam perubahan bentuk
produk dan berbagai atribut produk lainnya atau dengan
menetapkan kinerja produk dan rancangan produk yang
berkualitas unggul dan unik, serta menciptakan produk
yang memilki daya tahan atau tingkat keandalan yang
tinggi, atau bahkan menciptakan produk dengan gaya
yang unik.
2. Deferensiasi jasa (service differentiation), yaitu
deferensiasi yang terjadi jika produk fisik tidak mudah
dibedakan dengan kompetitor, biasanya dalam aneka
jasa yang menawarkan jaminan produk atau kontrak
pemeliharaan, hadiah, pelatihan kepada pelanggan, dan
sebagainya.
3. Deferensiasi karyawan (personal differentiation), yaitu
deferensiasi yang terjadi melalui pelatihan karyawan
agar memiliki pengetahuan dan kompetisi, sikap santun
ke pelanggan.
9. E. Daya Saing Sekolah
Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja
dalam kemampuan bersaing jangka pendek dan
jangka panjang untuk memberikan nilai bagi pihak-
pihak yang berkaitan secara berkelanjutan. Daya
saing organisasi diukur dengan menyemimbangkan
antara posisi dan kinerja yang telah dicapainya
dengan kemampuan bersaing dimasa mendatang.
Kemampuan bersaing sekolah dapat diukur dengan
menggukan “tujuh plus satu” alat ukur daya saing
atau disebut juga “7n1” competition indicator untuk
menilai kemampuan bersaing organisasi melayani
pelanggan dan para pemangku kepentingan.
10. Ukuran keberhasilan
sekolah dengan
menggunakan “7n1”
competition indicator
yaitu sebagai berikut:
Kesadaran pelanggan
(Customer Awareness)
Citra pelanggan
(Customer Image)
Kepuasaan pelanggan
(Customer Satisfaction)
Layanan pelanggan
(Customer Loyalty)
Nilai bagi para
pemangku kepentingan
(Stakeholders Value)
Pertumbuhan (Growth)
Penjualan (Sales)
Pangsa pasar (Market
Share)
1.
3.
5.
7.
2.
4.
6.
8.