6. Penentuan Harga Jasa
Pendidikan Berdasarkan
Biaya
BACK
Harga jasa pendidikan ditentukan berdasarkan
biaya pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas
untuk menghasilkan, menyampaikan, dan
memasarkan produk jasa pendidikan. Pemasar jasa
pendidikan harus menentukan harga jasa
pendidikan yang tepat untuk menutup seluruh biaya
pendidikan agar menghasilkan dan memasarkan
jasa pendidikan. Akan tetapi, kita jangan melihat
biaya pendidikan itu dari sudut pandang akuntansi
biaya yang hanya menekankan pada kategori biaya
pendidikan, tetapi melihat biaya pendidikan itu
sebagai bagian usaha sekolah secara terpadu untuk
7. Penentuan Harga Jasa
Pendidikan Berdasarkan
Persaingan
Ada dua strategi persaingan harga jasa pendidikan yang
dapat diterapkan sekolah, antara lain:
1. Kepemimpinan Harga Jasa Pendidikan (Price Leadership).
Dalam sektor jasa pendidikan nasional, kita dapat
menemukan sekolah yang bertindak sebagai pemimpin
harga jasa pendidikan, sedangkan sekolah kompetitor
akan mengikuti jejak pemimpin harga jasa pendidikan.
2. Tawar-menawar dan Negosiasi Harga Jasa Pendidikan
(Price Bids and Negotiations). Sekolah yang melakukan
subkontrak dapat menggunakan metode tawar-menawar
harga jasa pendidikan dengan meminta penawaran jasa
pendidikan dari pemasok jasa pendidikan. Alternatif dari
metode tawar-menawar harga jasa pendidikan adalah
negosiasi harga jasa pendidikan yang melibatkan
pemasok jasa pendidikan, untuk memberikan informasiBACK
8. Penentuan Harga Jasa
Pendidikan Berdasarkan
Nilai
Berry dan Yadav mengemukakan tiga strategi untuk
menangkap dan mengkomunikasikan nilai jasa, antara lain:
1. Pengurangan ketidakpastian. Jika pelanggan jasa
pendidikan tidak percaya tentang seberapa banyak nilai
jasa pendidikan yang akan diterimanya dari sekolah,
mereka mungkin akan mencari pemasok jasa pendidikan
yang terkenal atau tidak membeli jasa pendidikan secara
keseluruhan.
2. Peningkatan hubungan. Sebenarnya, strategi potongan
harga untuk memenangkan persaingan pendidikan bukan
cara terbaik menarik pelanggan jasa pendidikan yang akan
tetap loyal selamanya. Namun, menawarkan potongan
harga ketika pelanggan jasa pendidikan membeli dua atau
lebih jasa pendidikan secara bersamaan adalah strategi
membangun hubungan yang baik. HOM
9. Sasaran Strategi Harga Jasa
Pendidikan
Menurut Kotler dan Fox, untuk
menentukan harga jasa pendidikan, pemasar
jasa pendidikan harus memperhatikan faktor-
faktor yang memengaruhi jasa pendidikan.
Faktor-faktor tersebut adalah antara lain:
1. Harga jasa pendidikan berorientasi pada
biaya jasa pendidikan.
2. Harga jasa pendidikan harus berorientasi
pada permintaan pelanggan jasa
pendidikan.
3. Harga jasa pendidikan yang berorientasi
10. Sasaran Strategi Harga Jasa
Pendidikan
Dari sudut pandang yamg berbeda, Zeithaml dan
Bitner menjelaskan prinsip-prinsip penentuan harga
jasa yang dapat diterapkan yaitu:
1. Pemasar jasa pendidikan harus memperhatikan hal
hal penting penentuan harga jasa pendidikan, yaitu
memilih penentuan harga jasa pendidikan, tingkat
permintaan jasa pendidikan, memperkirakan biaya
yang akan dikeluarkan, menganalisis harga jasa
pendidikan yang ditentukan sekolah dan produk jasa
pendidikan yang ditawarkan sekolah kompetitor,
memilih metode penentuan harga jasa pendidikan,
dan penentuan harga akhir.
2. Pemasar jasa pendidikan tidak harus selalu mencari
pendapatan maksimal yang menentukan harga jasa
pendidikan yang tinggi, tetapi dapat memaksimalkan
11. Sasaran Strategi Harga Jasa
Pendidikan
4. Pemasar jasa pendidikan harus memperhatikan
biaya penentuan harga jasa pendidikan,
mencangkup biaya langsung dan tidak
langsung, biaya tetap dan biaya variabel, serta
biaya lainnya.
5. Harga jasa pendidikan dari sekolah kompetitor
memengaruhi tingkat permintaan jasa
pendidikan yang ditawarkan.
6. Cara atau variasi penentuan harga jasa
pendidikan yang ada mencakup mark-up,
sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima,
faktor psikologis.
7. Menyesuaikan harga jasa pendidikan dengan
menggunakan harga psikologis, potongan,
HOM
E
12. Teknik Penentuan Harga Jasa
Pendidikan
Menurut Ihlandfeldt, ada 10 teknik yang dapat digunakan
untuk menentukan harga jasa pendidikan pada pelanggan jasa
pendidikan antara lain:
1. Penentuan harga berdasarkan unit (unit pricing). Harga jasa
pendidikan yang harus dibayar siswa ditentukan per unit.
2. Penentuan harga dua bagian (two-part pricing), siswa
membayar harga jasa pendidikan yang sama untuk SPP,
kemudian membayar harga jasa pendidikan sesuai jumlah
mata pelajaran yang diambil.
3. Penentuan harga berdasarkan waktu (term pricing),
pembayaran harga jasa pendidikan ditentukan selama satu
semester, yakni siswa boleh mengambil mata pelajaran
semaksimal mungkin sesuai peraturan yang ditentukan
sekolah.
4. Penentuan harga berdasarkan skala (scaled pricing), siswa
membayar harga jasa pendidikan lebih tinggi untuk
13. Teknik Penentuan Harga Jasa
Pendidikan
6. Harga jasa pendidikan dapat dinegosiasi (negotiated tuition),
penentuan harga jasa pendidikan dapat dirundingkan.
7. Diskon kuantitas (quantity discounts), siswa yang berasal
dari daerah atau karakteristik tertentu bisa diberikan
potongan harga khusus.
8. Diskon berbasis waktu (time-based discounts), harga jasa
pendidikan ditentukan berdasarkan waktu pendaftaran.
9. Penentuan harga saat ramai (peak-load pricing), jika banyak
siswa yang ingin mendaftar di sekolah, sekolah dapat
menentukan harga jasa pendidikan lebih tinggi bagi orang
tua siswa yang mampu.
10.Penentuan harga konstribusi waktu (work contribution), jika
sekolah memiliki program kerja magang bagi siswanya,
siswa dapat menerima bantuan paket siswa yang meliputi
program kerja magang dalam bentuk beasiswa sehingga
dapat mengurangi harga jasa pendidikan untuk mengikuti
HOM
E
14. Model Harga Jasa
Pendidikan
Pendidikan merupakan investasi dalam
bentuk pengeluaran pendidikan untuk
menghasilkan SDM yang bermutu. Chambers
menemukan rumus pengeluaran pendidikan.
Untuk merumuskan konsep tersebut, kita
memberikan simbol E (expenditure) untuk
tingkat pengeluaran pendidikan per siswa, Q
(quantity) untuk tingkat kualitas jasa
pendidikan per siswa yang mewakili jumlah
jasa pendidikan yang dibeli, dan P (price)
untuk harga per unit kualitas jasa pendidikan.
15. Lanjutan...
Berdasarkan rumus tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ada dua faktor penting
yang memengaruhi pengeluaran pendidikan,
yaitu sebagai berikut:
1. Variasi jumlah jasa pendidikan yang dibeli.
2. Variasi harga jasa pendidikan.
16. Lanjutan...
Dari sudut pandang yang berbeda, Kotler
dan Fox mendefinisikan harga jasa
pendidikan sebagai pendapat sekolah yang
juga merupakan hasil perkalian antara harga
jasa pendidikan (P) dan kuantitas jasa
pendidikan (Q). Dalam hal ini, pendapatan
sekolah diperoleh dari empat sumber, yaitu:
1. Pembayaran siswa untuk biaya
pendidikan.
2. Pembayaran siswa untuk jasa-jasa lainnya.
3. Riset yang disponsori.
17. Lanjutan...
S = s (q x W x Zs) (Rumus 2)
Setelah mengetahui “Rumus Pendapatan Sekolah”
(Rumus 2) pemasar jasa pendidikan bisa mengetahui cara
meningkatkan pendapatan sekolah. Pada dasarnya,
sekolah bisa meningkatkan pendapatan dengan
meningkatkan satu atau lebih dari salah satu sumber yang
diperhitungkan dalam rumus itu, mempertimbangkan
kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya dengan
menarik dan mempertahankan lebih banyak siswa,
meningkatkan biaya kamar (biasanya seiring kenaikan
biaya hunian) dengan meningkatkan ketertarikan siswa
agar tinggal di asrama atau menetapkan kebijakan yang
mensyaratkan siswa agar tinggal di asrama untuk
beberapa waktu, meningkatkan pendapatan dari subsidi
silang antar program pendidikan yang ada dengan sekolah
lain sehingga dapat memberikan fleksibilitas untuk
18. Lanjutan...
Menurut Chambers, terdapat dua faktor penting yang
memengaruhi variasi biaya jasa pendidikan untuk
menghasilkan kualitas jasa pendidikan. Berikut ini adalah
kedua faktor tersebut:
1. Penawaran input sekolah. Gaji karyawan sekolah ialah
faktor terpenting dalam biaya jasa pendidikan yang
terkait dengan penawaran input sekolah. Untuk
merumuskan gaji karyawan sekolah, kita dapat
memberikan simbol S (salary) yang mewakili gaji
karyawan sekolah, yang meliputi dua faktor berikut:
Faktor-faktor endogen dan faktor-faktor eksogen.
Secara formal, persamaan gaji karyawan sekolah
tersebut dapat dinyatakan dalam “Rumus Diferensial
Gaji Karyawan Sekolah” berikut:
S = s (q x W x Zs) (Rumus 3)
2. Teknologi produksi pendidikan. Faktor utama yang
19. Lanjutan...
Untuk membandingkan dua sekolah pada suatu
titik waktu, pemasar jasa pendidikan menetapkan
fungsi biaya daerah. Seperti rumus 3 untuk gaji
karyawan sekolah, kita memberikan simbol Zs
sebagai faktor-faktor penawaran eksogen dan simbol
ZT sebagai faktor-faktor teknologi eksogen (yaitu
kebutuhan siswa dan skala daerah). Secara formal,
fungsi biaya daerah dapat dituliskan sebagai “Indeks
Biaya Kualitas Jasa Pendidikan”, yaitu sebagai
berikut: E = E (Q, Zs, ZT) (Rumus 4).
20. Lanjutan...
Kita asumsikan terdapat dua input sekolah, yaitu x (guru) dan y
(bantuan guru). Pada gambar 1, kurva itu adalah kurva isoqul (Q*),
yang mewakili perpaduan x dan y yang diperlukan untuk
menghasilkan kualitas jasa pendidikan. Kata “isoqual” berasal dari
kata “iso” yang berarti identik dan kata “qual” yang berarti kualitas.
Jadi, kurva isoqual mengacu pada tingkat kualitas yang sama di
sepanjang kurva. Kurva isocost (E*) menyatakan perpaduan x dan y
yang dibeli untuk tingkat pengeluaran pendidikan tetap pada pasar
jasa pendidikan. Untuk menyederhanakan kurva isocost, kita harus
mengasumsikan kurva isocost berbentuk linier (garis lurus). Dari
hasil analisis tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kurva isoqual
menyatakan teknologi pendidikan sehingga unsur-unsur ZT
menentukan posisi tersebut serta lengkungan pada bidang x dan y.
Kurva isocost mencerminkan kondisi penawaran pasar jasa
pendidikan sehingga ZT menentukan posisi tersebut serta
lengkungan pada bidang x dan y. Titik ekuilibrium (keseimbangan)
terjadi pada bidang (x*, y*) dimana kurva isoqual dan isocost
merupakan tangen untuk salah satu yang lainnya. Titik ekuilibrium
21. Lanjutan...
Pada gambar 2 terlihat bahwa Zsi lebih tinggi
dibandingkan Zsj yang mencerminkan harga input y
di daerah i relatif lebih tinggi daripada di daerah j.
Indeks biaya kualitas jasa pendidikan (Cij) pada
kedua daerah itu merupakan rasio Ej terhadap Ei (Cij =
Ej /Ei), yakni Ei dan Ej mewakili pengeluaran
pendidikan minimal yang diperoleh kedua daerah
(daerah i dan j) agar menghasilkan kualitas jasa
pendidikan setara dengan Q*. Daerah j menggunakan
rasio input y terhadap x relatif lebih besar (yaitu yi* /
xi*) dibandingkan dengan daerah i ketika daerah j
menghadapi harga input y terhadap x yang relatif
lebih rendah.
22. Lanjutan...
Sebaliknya, misalnya kedua daerah itu
menghadapi situasi penawaran yang sama yaitu Zsi
=Zsj, tetapi memiliki situasi teknologi yang berbeda
(ZTi ≠ ZTj). Contohnya, daerah j memiliki proporsi
siswa yang menderita kemiskinan relatif lebih besar
dibandingkan dengan daerah i dan memiliki
perpaduan input sekolah agar dapat mencapai
kualitas jasa pendidikan yang sama seperti siswa
yang tidak menderita kemiskinan pada daerah i. Hal
ini berarti bahwa lengkungan dan posisi kurva
isoqual akan berbeda untuk daerah j. Contoh
tersebut dijelaskan pada gambar 3. Kurva isoqual
untuk Qj* (dimana Qj* =Qi*) lebih jauh dari asalnya
kurva isoqual untuk Qi*. Q* terkait dengan teknologi
Z , sedangkan Q * terkait dengan teknologi Z (≠A ).
23. Lanjutan...
Gambar 4 menguraikan perbedaan antara
indeks input dan indeks sebenarnya. Indeks input
tetap adalah rasio antara Ej’ terhadap Ei. Sementara
itu, indeks sebenarnya adalah rasio antara Ej dengan
Ei. Indeks sebenarnya membuktikan daerah j mampu
mengganti input y yang relatif lebih mahal untuk
menghasilkan kualitas jasa pendidikan Q*.
Apabila daerah telah meningkatkan gaji
gurunya, daerah itu cenderung mencari guru
pengganti dengan input sekolah lainnya.
Permasalahannya adalah indeks input tetap tidak
dihitung untuk jenis subtitusi tersebut. Ketika
pemasar jasa pendidikan menggunakan indeks input
tetap, biaya jasa pendidikan (Q*) untuk daerah lebih
besar dari biaya jasa pendidikan (Q*) daerah i, atau
24. Lanjutan...
Ketika indeks input tetap sama dengan indeks
sebenarnya, kurva isoqual berbentuk L dan
merupakan rasio tetap dari berbagai input sekolah
yang digunakan untuk menghasilkan kualitas jasa
pendidikan. Unit tambahan apa pun dari satu input
sekolah dalam keadaan ceteris paribus (faktor-faktor
lain selain harga jasa pendidikan dianggap tetap)
sehingga tidak akan menghasilkan output tambahan
pendidikan atau kualitas jasa pendidikan. Situasi
tersebut diilustrasikan pada gambar 5, yakni indeks
input tetap dan indeks sebenarnya dinyatakan
sebagai rasio antara Ej dengan Ei.
HOM
E
25. Bauran Harga Jasa
Pendidikan
Pusdiklat Depdiknas mengelompokkan biaya satuan
pendidikan berdasarkan faktor-faktor berikut:
A. Jenis Input
1. Biaya satuan pendidikan operasi lancar yaitu biaya input
yang habis dipakai selama satu tahun atau kurang dan
biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang siswa per
tahun. Terdiri atas pengeluaran untuk gaji dan tunjangan,
buku wajib, barang dagang, beasiswa dan bantuan dari
dalam dan luar negeri, pelayanan kesejahteraan dan lain-
lain.
2. Biaya satuan pendidikan investasi modal pembangunan
yaitu biaya input pendidikan yang penggunaan lebih dari
satu tahun dan dihitung per siswa per tahun. Terdiri atas
pengeluaran untuk pembelian tanah dan pengembangan
gedung sekolah, kelas, dan laboratorium, peralatan tetap,
perlengkapan pelajaran, dan tempat tinggal.
B. Sifat Penggunaan
26. Bauran Harga Jasa
Pendidikan
C. Jenis Penggunaan
1. Biaya satuan pendidikan operasi personel yaitu biaya untuk
kesejahteraan dan pengembangan personel sekolah.
2. Biaya satuan pendidikan operasi bukan personel yaitu biaya
untuk menyediakan peralatan, bahan, perlengkapan, serta sarana
dan prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran.
D. Pihak yang Menanggung
1. Biaya satuan pribadi yaitu biaya yang ditanggung orang tua siswa
per siswa per tahun. Terdiri atas pengeluaran untuk SPP, iuran,
buku dan alat tulis, seragam sekolah, akomodasi, transportasi
dan lain-lain.
2. Biaya satuan publik yaitu biaya yang ditanggung pemerintah dan
msyarakat.
3. Biaya satuan sosial yaitu total biaya yang ditanggung pemerintah,
orang tua siswa, dan masyarakat lainnya per siswa per tahun.
E. Sifat Keberadaan
1. Biaya satuan pendidikan faktual yaitu biaya satuan pendidikan
yang secara nyata dikeluarkan dalam penyelenggaraan
pendidikan.
27. Bauran Harga Jasa
Pendidikan
F. Tingkat
1. Biaya satuan pendidikan tingkat orang tua siswa
yaitu biaya untuk buku, alat tulis, seragam,
perlengkapan, uang saku, dan lain-lain.
2. Biaya satuan pendidikan tingkat sekolah yaitu biaya
untuk kesejahteraan dan pengembangan personel
atau SDM sekolah.
3. Biaya satuan pendidikan tingkat kecamatan yaitu
biaya operasi personel dan bukan personel dan
biaya investasi sarana dan prasarana (tanah,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, buku,
jaringan listrik, telepon, air dan gas, taman, fasilitas
olah raga di tingkat kecamatan).
4. Biaya satuan pendidikan tingkat kabupaten,
provinsi, dan pusat yaitu memiliki unsur-unsur sama
28. SEKIAN DARI KELOMPOK KAMI
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH