2. Anggota
Rizka Luthvia Anisah (2230102061)
Fadilla Alya Ramadhani (2230102065)
Devi Novita Sari (2240102083)
Baihaqi Yahya (224010204)
Muh. Gibran Abdiel A. (2260102004)
1.
2.
3.
4.
5.
3. Audit Laporan Keuangan
Merupakan jenis audit yang paling sering
dilakukan auditor independen. Hal ini disebabkan
audit laporan keuangan dapat meningkatkan
kepercayaan para pemakai laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan.
Auditor independen melakukan audit bukan
untuk memberikan jaminan kebenaran absolut
laporan keuangan yang diaudit, melainkan untuk
menilai kewajaran laporan keuangan.
5. Meningkatkan kredibilitas perusahaan
Para pemakai (investor, kreditor) akan memandang bahwa
risiko investasi atas perusahaan relatif rendah daripada
perusahaan uang laporan keuangannya tidak diaudit.
Meningkatkan efisiensi dan kejujuran
Karyawan akan berusaha menekan sekecil mungkin
kesalahan dalam proses akuntansi dan mengurangi
kesalahan penilaian aktiva.
1.
2.
Manfaat Ekonomis Audit
6. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
Auditor independen akan memberikan rekomendasi-
rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan
untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien.
Mendorong efisiensi pasar modal
Laporan keuangan yang diaudit akan menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas, relevan, handal. Dengan
demikian, pasar modal akan berjalan secara efisien dan
menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien pula.
3.
4.
Manfaat Ekonomis Audit
7. Manfaat Audit
(Sisi Pengawasan)
Preventice Control : tenaga akuntansi akan bekerja
lebih berhati-hati dan akurat
Detective Control : suatu kesalahan/penyimpangan
dapat diketahui dan dikoreksi
Reporting Control : menghindari informasi yang keliru
atas kesalahan perhitungan yang tidak dikoreksi dalam
keuangan
1.
2.
3.
8. Keterbatasan Audit Laporan
Keuangan
Biaya yang memadai
Jumlah waktu yang
memadai
Batasan ekonomi
penting:
1.
2.
Prinsip akuntansi
alternatif
Estimasi akuntansi
Batasan lainnya yang
berkaitan dengan
kerangka kerja akuntansi:
1.
2.
12. Laporan Audit Bentuk Baku
Laporan bentuk baku adalah laporan yang paling sering
dikeluarkan auditor, karena memuat suatu pernyataan auditor
independen bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu usaha, hasil
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Laporan Audit
Alat formal auditor untuk mengkomunikasikan suatu
kesimpulan yang diperoleh mengenai laporan keuangan
auditan kepada pihak yang berkepentingan.
13. Unsur Pokok Laporan Audit
Bentuk Baku
1.Judul Laporan yang berbunyi “Laporan Auditor
Independen”
2.Pihak kepada siapa laporan audit tersebut ditujukan
3.Paragraf pengantar
4.Paragraf lingkup audit
5.Paragraf pendapat
6.Nama KAP, nama dan tanda tangan Akuntan Publik,
nomor registrasi Akuntan Publik, tanggal pelaporan
7.Tanggal (diselesaikannya pekerjaan)
14. Alasan Laporan Audit
Bentuk Baku Diberikan
Semua laporan sudah dimasukkan dalam lap.
keuangan
Semua standar umum dan pekerjaan lapangan telah
dilaksanakan dan bukti yang cukup telah dihimpun
Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
prinsip akuntansi umum
Tidak ada kondisi lain yang mengharuskan auditor
untuk menambahkan paragraf penjelas
1.
2.
3.
4.
15. 1. Bebas dari keraguan dan ketidakjujuran
2. Lengkap informasinya
Dengan demikian suatu laporan keuangan yang wajar dapat
ditafsirkan bahwa keuangan tersebut bebas dari
keraguraguan dan ketidakjujuran serta lengkap
informasinya
Arti Wajar dalam
Auditing
16. Jenis Pendapat Auditor
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan
bahasa penjelasan
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
4. Pendapat tidak wajar
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat
17. Expectation gap adalah suatu fenomena yang
terjadi karena perbedaan persepsi antara apa yang
dipercaya auditor menjadi tanggung jawabnya dan
apa yang dipercaya para pengguna laporan
keuangan mengenai tanggung jawab auditor yang
seharusnya.
Expectation Gap
18. 1. Requirements gap : gap antara standar aktual
kinerja yang dilakukan auditor dengan standar
kebutuhan kinerja.
2. Feasibility gap : gap antara standar kebutuhan
kinerja yang disyaratkan masyarakat dengan
standar yang diharapkan sebagian masyarakat.
Komponen Expextation Gap
19. • Kekeliruan : salah saji atau hilangnya kumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan yang tidak
disengaja.
• Ketidakberesan : hilangnya pengungkapan dalam
laporan keuangan yang disengaja.
• Pelanggaran Hukum : pelanggaran terhadap hukum
atau peraturan perundang-undangan RepublikIndonesia
Kekeliruan, Ketidakberesan dan
Pelanggaran Hukum
20. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai Apakah terdapat
kesaksian besar terhadap kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas,
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Penilaian auditor didasarkan atas pengetahuannya tentang kondisi dan
peristiwa yang telah terjadi atau ada pada saat pekerjaan lapangan
selesai. Auditor mempertimbangkan apakah berdasarkan Prosedur audit
yang dilakukan menunjukkan adanya kesangsian atas kemampuan
perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kemampuan satuan usaha
mempertahankan kelangsungan
hidupnya
21. Meningkatkan Efektivitas
Audit
IAI telah mengeluarkan 3 standar Auditing yang spesifik untuk meningkatkan
efektivitas audit :
1. SA seksi 319 "Pertimbangan Atas Pengendalian Intern dalam Audit atas
lLaporan Keuangan"
SA seksi 319 Memberikan pedoman tentang pertimbangan auditor atas
struktur pengendalian intern satuan usaha dalam rangka pelaksanaan audit
atas laporan keuangan yang dilakukan sesuai dengan standar Auditing yang
ditetapkan.
22. 2. SA seksi 329 "Prosedur Analitik"
Memberikan pedoman bagi auditor dalam menggunakan prosedur
analitis dan mengharuskan penggunaan prosedur analitis dalam tahap
perencanaan dan tahap review menyeluruh semua audit.
3. SA seksi 342 "Audit atas Estimasi Akuntansi"
Memberikan pedoman bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi
bukti audit kompeten yang cukup untuk mendukung estimasi akuntansi
signifikan dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan prinsip
akuntansi yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
23. IAI mengeluarkan dua standar yang lain untuk memperbaiki
arus kas dan pemahaman informasi
1. SA seksi 508 "Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
Auditor" (menunjukkan adanya perubahan mendasar dalam
laporan audit).
2. SA seksi 341 "Pertimbangan Auditor atas Kemampuan
Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya"
(mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan tentang kemampuan satuan usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya).
Memperbaiki Komunikasi Auditor
Dengan Pihak Eksternal
24. Perkembangan penting pada bidang audit laporan keuangan pada akhir
abad ke-20 dan awal abad ke-21 ini adalah:
a. Pergeseran tujuan auditing dari penemuan kecurangan ke penentuan
kewajaran laporan keuangan.
b. Peningkatan tanggung jawab para auditor kepada pihak ketiga, seperti
pemerintah, pengelola pasar modal, dan masyarakat investor.
c. Perubahan metode pemeriksaan dari pengujian yang terinci ke
penggunaan teknik sampling, termasuk sampling statistik.
d. Munculnya faktor pengendalian intern sebagai dasar penentuan jumlah
sampel pengujian.
e. Perkembangan prosedur audit yang menggunakan sistem pengolahan
data elektronik serta alat bantu komputer.
MEMPERBAIKI KOMUNIKASI INTERNAL
25. Auditor independen harus
menempuh empat tahap
pada saat melaksanakan
audit laporan keuangan,
yaitu:
1. Penerimaan penugasan
audit
2. Perencanaan audit
3. Pelaksanaan audit
4. Pelaporan hasil temuan
TAHAPAN AUDIT
LAPORAN
KEUANGAN
Pelaksanaan setiap tahap tidak dapat lepas dari
standar auditing karena standar auditing
merupakan kriteria dasar pelaksanaan tanggung
jawab auditor. Berikut hubungan antara tahapan
audit dengan standar audit
26. Pendapat auditor atas laporan keuangan bukan merupakan satu-satunya hasil
audit, standar profesional mengharuskan auditor membahas masalah-masalah
tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari tingkat wewenang
dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit. Masalah-masalah
tersebut meliputi pembahasan tentang:
-Pengendalian intern
-Kebijakan akuntansi yang signifikan
-Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
-Penyesuaian audit yang signifikan
-Informasi lain yang dimuat dalam laporan keuangan auditan
-Perbedaan pendapat dengan manajemen
-Konsultasi dengan akuntan lain
-Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
KOMUNIKASI LAIN YANG DIPERLUKAN
27. KOMUNIKASI LAIN YANG DIPERLUKAN
Selain pendapat auditor, standar profesional mengharuskan auditor
membahas masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau
dengan orang-orang dari yang setara dengan komite audit. Masalah-
masalah tersebut meliputi:
-Pengendalian intern
-Kebijakan akuntansi yang signifikan
-Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
-Penyesuaian audit yang signifikan
-Informasi lain yang dimuat dalam laporan keuangan auditan
-Perbedaan pendapat dengan manajemen
-Konsultasi dengan akuntan lain
-Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
28. Laporan standar (standard report) adalah laporan yang paling umum
diterbitkan. Laporan ini berisi pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion) yang menetapkan bahwa asersi
manajemen atas pengendalian internainya adalah wajar dalam semua hal
yang material.
Harus dicatat bahwa laporan standar memiliki lima paragraf, yang terdiri
dari:
-Paragraf pengantar (introductory paragraph)
-Definisi (definition)
-Lingkup audit (scope)
-Keterbatasan melekat (inherent limitations)
-Paragraf pendapat (opinion-paragraph).
Laporan Auditor Atas Pengendalian
Internal
29. Audit berbasis risiko ( Risk Based Audit ) merupakan sebuah metode atau
cara yang digunakan oleh auditor internal dalam melaksanakan tugas
auditnya, sehingga memberikan jaminan bahwa risiko yang ada sudah
dikelola oleh pihak manajemen dengan baik dan memiliki batasan risiko
yang tidak berdampak terhadap tujuan perusahaan. Risk Based Audit
sangat penting dijalankan karena dapat membantu terpenuhinya
tanggung jawab manajemen secara efektif.
Audit Berbasis Risiko