Laporan auditor independen berisi pendapat auditor atas laporan keuangan perusahaan. Laporan terdiri dari lembar opini yang berisi pendapat auditor dan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan, serta laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Jenis pendapat auditor antara lain pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan penjelasan, dengan pengec
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
Bab 3 2012110006 andre pratama ondang
1. Pada akhir pemeriksaan, dalam suatu
pemeriksaan umum ( general
audit),KAP akan memberikan suatu
laporan akuntan yang terdiri dari :
2. A. Lembaran opini, yang merupakan
tanggung jawab akuntan publik, dimana
akuntan publik memberikan pendapatnya
terhadap kewajaran laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen dan merupakan
tanggung jawab manajemen.
3. B. Laporan keuangan yang terdiri dari :
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan laba ( rugi) ditahan, Yng bisa juga
digabung dengan laporan rugi laba.
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan yang antara lain berisi :
bagian umum ( menjelaskan latar belakang perusahaan
), kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos
neraca dan rugi laba.
Informasi tambahan berupa lampiran mengenai
perincian pos-pos yang penting seperti perincian
piutang,aktiva tetap,hutang,biaya umum,dan
administrasi serta biaya penjualan.
4. Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal
selesainya pekerjaan lapangan dan tanggal surat pernyataan
langganan, karena menunjukkan sampai tanggal berapa
akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal-hal penting
yang terjadi. Jika sesudah tanggal selesainya pekerjaan
lapangan ( audit field work), terjadi peristiwa penting yang
jumlahnya meterial dan mempunyai pengaruh terhadap
laporan keuangan yang diperiksa, dan saat itu laporan audit
belum dikeluarkan, auditor harus menjelaskan kejadiaan
penting tersebut dalam catatan atas laporan keuangan dan
lembaran opini.
5. Dalam hal ini tanggal laporan akuntan mempunyai dua
tanggal (disebut dual dating), yang pertama tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan, yang kedua tanggal terjadinya peristiwa
penting tersebut.
3.1 Jenis-Jenis Pendapat Akuntan
Menurut standar profesional akuntan publik
(PSA 29), ada lima jenis pendapat akuntan,yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan ( Unqualified opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit standar
( Unqualified opinion with explanatory language)
3. Ppendapat wajar dengan pengecualiaan ( Qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar ( Adverse opinion )
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer of
opinion )
6. 3.1.1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualiaan
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu
standar profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan
bahan-bahan pembuktian ( audit evidence ) yang cukup untuk
mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan
material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualiaan.
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualiaan, auditor
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas seuah usaha tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
7. 3.1.2. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang
mengharuskan auditor menambah kan paragraf penjelasan ( atau
bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
dinyatakan oleh auditor.
Keadaan tersebut meliputi :
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
Independen lain
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan
karena keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan
disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang
dikeluarkan oleh ikatan akuntan indonesia.
8. c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastiaan peristiwa melalui masa
akan datang, yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan
audit.
d. Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Diantaradua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntan atau dalam metode penerapannya.
f. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komparatif.
g. Data keuangan kuertalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas
Pasar Modal ( Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak ditelaah.
h. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Iktan Akuntan Indonesia – Komite
Prinsip Akuntan Indonesia yang dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang
jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Komite, dan auditor tidak dapat
mnghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai
dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Komite.
i. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
9. 3.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
Kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar tentang
pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak
hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan
bagaimana:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin atas dasra auditnya bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
berdampak material dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan
pendapat tidak wajar.
10. 3.1.4. Pendapat Tidak Wajar
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Pendapat ini dinyatakan bila , menurut
perkembangan auditor, laporan keuiangan secara keseluruhan
tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus
menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pedapat
dalam laporan nya (a) semua alasan yang mendukung pendapat
tidak wajar, dan (b) dampak utama dalam hal yang
menyebabkan pemberian pendapat mungkinkan. Jika dampak
tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit
harus menyatakan hal itu.
11. 3.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat
Dalam pernyataan tidak memberikan pendapat,
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat ini
cocok diberikan jika auditor, karena adanya yang
pembatasan terhadap lingkup auditnya, tidak dapat
melaksanakan audit yang cukuo untuk
memungkinkannya memberikan pendapat atas
laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan
pendapat tidak boleh dinyatakan oleh auditor jika ia
yakin, berdasarkan auditnya, terdapat penyimpangan
material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.
12. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan
pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam
paragraf terpisah alasan mengapa auditnya tidak berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia. Ia
harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor tidak perlu
harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus
menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragraf ( yaitu,
paragraf lingkup audit dalam laopran audit bentuk baku). Jika
auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanankan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia,
tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak
memberikan pendapat. Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan
keberatan lain yanberkaitan dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
13. 3.2 JENIS-JENIS LAPORAN AKUNTAN
Dibagian ini akan dijelaskan dan diberikan contoh
mengenai laporan audit bentuk baku dan laporan audit
atas laporn keuangan komparatif.
Selain itu diberikan beberapa contoh laporan
untuk beberapa jenis opini auditor seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
14. 3.2.1. Laporan Audit Bentuk Baku
Unsur pokok laporan audit bentuk baku adalah sebagai berikut :
a. Suatu judul yang berbunyi “ Laporan Auditor Independen”
b. Pihak yang dituju oleh auditor bagi laporan auditnya.
c. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebut
dalam laporan audit telah diaudit oleh auditor.
d. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung
jawab manajemen perusahaan sedangkan tanggung jawab
auditor adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan atas auditnya.
e. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
15. f. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut
mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan
auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai
(reosenable assurance) bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji yang material (material misstatement).
g. Suatu pernyataan bahwa audit meliputii :
(1) Pemeriksaan (examination) atas dasar pengujian, bukti-bukti
yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan.
(2) Penentuan kelayakan standar akuntansi yang digunakan dan
estimasi-estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen.
(3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
h. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang
dilaksanakan memberikan dasar yang memadai untuk
memberikan pendapat.
16. i. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan
menyajikan wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan hasil usaha dan
arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
j. Tanda tangan audior yang ditulis tangan, nama dan nomor
register negara auditor.
k. Tanggal laporan audit
17. 3.2.3. Laporan Auditor Independen Tentang Dampak
Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia Terhadap
Kelangsungan Hidup Entitas
Komite Standar Profesional Akuntan Publik, dibulan maret 1998 telah
mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) No.
30.01 yang berjudul “Laporan Auditor Independen Tentang Dampak
Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia Terhadap Kelangsungan
Hidup Entitas” yang berlaku efektif untuk laporan audit yang
diterbitkan setelah tanggal 2 maret 1998.
Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia
Pacifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997
sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang di negara-negara
tersebut, berdampak signifikan terhadap pelaporan keuangan
perusahaan di Indonesia pada umumnya untuk tahun buku 1997.
Dampak tersebut perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam
penyusunan laporan auditnya,sehingga pengguna laporan audit dapat
mengetahui dampak tersebut terhadap laporan keuangan dan
kelangsungan hidup perusahaan.
18. Dalam hali ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal :
1. Kewajiban berikan saran untuk memberikan saran bagi kliennya
dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut ((jika
ada) terhadap kemampuan entitas didalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul
sebagai akibat dari kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan audit bentuk baku jika memburuknya kondisi
ekonomi tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
19. Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri dari empat
komponen berikut ini :
1. Gambaran umum memburuknya kondisi berikan ekonomi Indonesia
dan wilayah regional Asia Pacifik pada umumnya.
2. Uarian tentang tindakan manajemen memberikan respon atas
memburuknya kondisi ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana manajemen yang belum diimpelementasikan.
4. Penyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi
ekonomi tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi dan moneter yang
akan diambil oleh pemerintahan Indonesia yang berada di luar kendali
perusahaan.
Berikut ini diberikan mengenai penjelasan atas dampak
memburuknya kondisi ekonomi Indonesia terhadap kelangsungan hidup
perusahaan, baik dicatatan atas laporan keuangan maupun di lembar
opini.