Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Pandangan Para Filosuf Mengenai Konsep Ketuhanan dan Perbedaan Antara Aliran Ketuhanan
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
1
Pandangan Para Filosuf Mengenai Konsep
Ketuhanan dan Perbedaan Antara Aliran Ketuhanan
Kegiatan Belajar I
1. Menjelaskan pandangan Santo Agustinus,
Thomas Aquinos, Descartes, Immanuel Kant,
Hegel dan Schleiermacher mengenai konsep
Ketuhanan
2. Menjelaskan perbedaan antara aliran ketu-
hanan yang satu dengan aliran yang lain.
TUJUAN
Pembelajaran Khusus
1. Pandangan para filosuf mengenai konsep
Ketuhanan
2. Perbedaan antara aliran Ketuhanan
POKOK
Materi
Setelah mempelajari KB 2 anda diharapkan dapat
memahami pandangan para filosuf mengenai
konsep ketuhanan dan perbedaan antara aliran
ketuhanan yang satu dengan aliran ketuhanan
yang lain.
TUJUAN
Pembelajaran Umum
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
Saudara mahasiswa, anda tentu pernah
mendengan istilah filsafat. Sekarang
tuliskan yang anda ketahui tentang
ilmu filsafat pada kolom berikut ini:
1. Pandangan parafilosufmengenai
konsep ketuhanan yaitu:
Kami yakin anda telah memiliki
keyakinan (agama) tersendiri tentang
Tuhan. Pandangan anda belum tentu
sama dengan pandangan para filosuf-
filosuf berikut ini, jika benar, maka
anggaplah uraian berikut sebagai
pengetahuann yang akan memperkaya
khasanah pengetahuan anda. Hal
ini tentu akan sangat bermanfaat
bagi anda dalam memberikan
layanan terhadap pasien anda yang
keyakinannya bermacam-macam.
Secara ringkas pandangan para filosuf
tentang konsep ketuhanan pelajari
uraian berikut ini:
Santo Agustinus
Menurut Santo Agustinus, Tuhan
ada dengan melihat sejarah dari
drama penciptaan, yang melibatkan
Tuhan dan manusia. Selain itu, beliau
mengungkapkan bahwa Tuhan
didefinisikan dari sifat-sifatnya; maha
tahu, maha hadir, kekal, pencipta
segala sesuatu.
Selanjutnya seorang filosuf Thomas
Aquinos, mengatakan bahwa manusia
bisa menemukan Tuhan lewat lima cara
yaitu:
1) Gerak, bahwa segala sesuatu
bergerak, setiap gerakan pasti
ada yang menggerakkan,
namun pasti ada sesuatu yang
menggerakkan sesuatu yang
lain, namun tidak digerakkan
oleh sesuatu yang lain, Dialah
Tuhan
2) Sebab Akibat, bahwa setiap
akibat mempunyai sebabnya,
namun ada penyebab yang
tidak diakibatkan, Dialah sebab
pertama, Tuhan.
3) Keniscayaan, bahwa di dunia
ini ada hal-hal yang bisa ada
Uraian Materi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
3Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
dan ada yang bisa tidak ada
(contohnya adalah benda-
benda yang dahulu ada ternyata
ada yang musnah, namun
ada juga yang dulu tidak ada
ternyata sekarang ada), namun
ada yang selalu ada (niscaya)
Dialah Tuhan
4) Pembuktian berdasarkan
derajat atau gradus melalui
perbandingan, bahwa dari sifat-
sifat yang ada di dunia (yang
baik-baik) ternyata ada yang
paling baik yang tidak ada
tandingannya (sifat Tuhan yang
serba maha) Dialah Tuhan.
5) Penyelenggaraan, bahwa
segala ciptaan berakal budi
mempunyai tujuan yang terarah
menuju yang terbaik, semua itu
pastilah ada yang mengaturnya,
Dialah Tuhan.
Descartes
Langkah awal yang digunakan
oleh Descartes untuk mencapai
keyakinan adalah kita harus melihat
apakah kita dapat ragu pada segala
hal atau tidak. Ragu terhadap
memori ingatan, pada penentuan
indera dan persepsi, terhadap
eksistensi dunia dan terhadap
wujud ragawi orang tersebut.
Descartes mengatakan bahwa “Aku
berfikir, karena itu Aku ada” adalah
sedemikian kukuh dan niscaya,
sehingga kaum Skeptis tidak lagi
dapat menggoyahkannya. Postulat
“Aku berpikir atau Aku ragu”, yakni
apabila seorang meragukan segala
sesuatu, ia tetap tidak akan pernah
meragukan keberadaan dirinya
sendiri. Mengingat keraguan tidak
bermakna tanpa peragu, maka
keberadaan manusia peragu dan
pemikir adalah sesuatu yang tidak
bisa diragukan. Kebenaran tentang
aku yang meragukan ini bagi
Descartes merupakan kepastian.
Karena aku mengerti hal itu dengan
‘jelas dan khas’ (clear and distinc).
Aku ada, aku eksis; pernyataan
ini merupakan sebuah keyakinan.
Oleh karena itu, aku ada sejatinya
menunjuk kepada satu maujud
yang berpikir.
Argumen Descartes dalam
membuktikan wujud Tuhan ada
dua. Pertama, dengan menerima
pandangan di atas yang bersandar
pada metode skeptiknya. Dia
menganggap dirinya sebagai
maujud yang tidak sempurna.
Dengan demikian ia menerima
bahwa wujud Tuhan merupakan
wujud yang sempurna. Descartes
berpandangan bahwa memikirkan
satu wujud yang sempurna, hanya
dapat bersumber dari satu wujud
yang sempurna; thus Tuhan sebagai
sumber wujud tersebut haruslah
wujud. Argumen yang merupakan
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
argumen kosmologikal ini secara
asasi bersandar pada prinsip filsafat
Skolastik yang berdiri di atas ukuran
realitas tersebut yang terdapat
pada sebab juga terdapat pada
akibatnya. Artinya apabila satu
pikiran sempurna, dalam keadaan
ini sebabnya juga akan sempurna.
Argumen kedua, popular sebagai
argumen ontologis yang juga
berkaitan dengan prinsip filsafat
Skolastik.
Dalam pandangan dunia
Descartes, Tuhan adalah dzat
nir-batas dan abadi serta tidak
berubah dan mandiri, mahatahu
dan omnipotency, dimana aku
dan segala sesuatu yang lain
yang maujud adalah akibat dan
makhluk-Nya. Argumen ontologi
Descartes dituangkan dengan
uraian yang lebih jelas, sebagai
berikut:“Dengan melalui analisa
yang sederhana kita ketahui bahwa
segitiga secara niscaya mempunyai
tiga sudut dan tiga siku. Maka
gambarkanlah Tuhan dalam diri
kalian dengan cara yang demikian
pula. Dzat Tuhan kita definisikan
sebagai kesempurnaan mutlak.
Pada hakikatnya kesempurnaan
mutlak adalah sebuah majemuk
dari seluruh kesempurnaan yang
bisa digambarkan. Tetapi wujud
merupakan sebuah kesempurnaan.
Oleh karena itu kesempurnaan
mutlak apabila tidak mempunyai
wujud, berarti bukan mutlak. Dan
konklusinya: wujud mempunyai
keterkaitan dengan kesempurnaan
sebagaimana mestinya segitiga
yang mempunyai keterkaitan
dengan tiga sudut dan tiga sikunya
Immanuel Kant
Ajaran Kant tentang Allah ditemui
dalam hukum moralnya melalui
beberapa tahap: 1) Allah adalah
suara hati, 2) Allah adalah tujuan
moralitas, 3) Allah adalah pribadi
yang menjamin bahwa orang yang
bertindak baik demi kewajiban
moral akan mengalami kebahagiaan
sempurna.
Menurut Kant ada tiga jalan untuk
membuktikan adanya Allah di luar
spekulasi belaka:
1) dimulai dari menganalisa
pengalaman kemudian menemui
kualitas dari sense dunia kita,
lalu meningkat menjadi bukum
kausalitas mencapai penyebab
di luar dunia.
2) berdasar hal pertama, kita masih
pada tataran pengalaman yang
tidak bisa dijelaskan.
3) di luar konsep-konsep itu,
manusia memiliki a priori
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
5Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
dalam rasionya, dan itu menjadi
penyebab yang memang ada.
Lalu dari usaha dari pengalaman
dianalisa dengan a priori (pemikiran
awal sebelum membutktikan
sesuatu) dalam otak kita, kita
membagi tiga bentuk definisi atas
pengalaman; Psikologi-teologi,
kosmologi dan ontologi. Dari hal
yang dialami (empiris) menuju
transendensi; bahwa manusia
hanya akan berspekulasi saja. Kritik
Kant terhadap Thomas Aquinas
juga mengenai hal-hal spekulatif,
padahal Allah nyata adanya. Di sini
Kant kemudian mengakui bahwa
Allah sebagai pemberi a priori
dan pengalaman itu sendiri tidak
terdapat dalam baik pengalaman
maupun a priori, namun melampaui
hal itu.
Hegel
Ajaran yang terkenal dari
Hegel adalah dialektika, di mana
ada dua hal berbeda (bahkan
kontras) yang bertemu dan
membentuk hal baru. Pertama,
Hegel membedakan antara rasio
murni sebagai kesadaran manusia,
namun ada yang lebih dari itu yaitu
intelek. Menuruy Hegel, intelek
senantiasa mengerjakan kinerja
rasio dan intelektualitas sehingga
dialektika terus terjadi. Kedua, Roh
Absolut adalah intelek itu bekerja
dan menyatakan dirinya dalam
proses sejarah manusia. Pekerjaan
Roh itu dapat mencapai tujuannya
dalam alam semesta ketika terjadi
dialektika antara subjek dan objek,
antara yang terbatas dan tidak
terbatas, dan yang paling bisa
dimengerti adalah antara yang
imanen dan transenden.
Dari peristiwa-peristiwa itu
maka Allah menurut Hegel dapat
diartikandalamtigatahap:1)Segala
sesuatu yang terjadi dalam sejarah
adalah proses perjalanan Roh
(Allah) yang menemukan dirinya
sendiri 2) Melalui manusia dengan
kesadarannya, Roh itu menemukan
dirinya 3) Terjadi keselarasan arah
gerak manusia dan arah gerak Roh
dalam emansipasi dan kebebasan
manusia. Oleh karena itu, Roh
akan memakai nama “Akal budi”.
Schleiermacher
Schleiermacher adalah
penganut Kant, namun baginya
Allah lebih baik tidak ditelusuri
dengan metafisika belaka, namun
perlu dihayati kehadirannya, yaitu
dengan kontemplasi. Baginya, Allah
yang tidak bisa ditangkap inderawi
tidak bisa juga dilacak dengan
rasio murni. Istilah yang dipakai
oleh Schleiermacher untuk Allah
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
adalah “Sang Universum”. Jika Kant
mengenal Allah sebagai pemberi
hukum moral yang melampaui
rasionya, Schleiermacher
menganggap Allah yang dimaksud
Kant tidak memadai dalam
kehidupan manusia, sebab Allah
hanya pemberi ganjaran kepada
orang yang baik dan penghukum
orang yang kurang baik. Sebab
Allah, bagi Schleiermacher tidak
mungkin memberi hukuman kekal
kepada manusia lantaran ia tidak
sempurna, hal ini dikarenakan
bahwa manusia diciptakan Allah
bukan agar ia sempurna, melainkan
agar ia berikhtiar mencapai
kesempurnaan itu.
Scleiermacher mendekati
Allah bukan dari teori spekulatif,
bukan dengan pendekatan moral-
praktis, melainkan pendekatan
intuitif-batin, dalam bahasanya
melalui kontemplasi dan perasaan.
“Di sinilah agama merenungkan
Sang Universum, di dalam
caranya mengekspresikan diri
dan tindakannya, agama ingin
mendengarkan bisikan suara
Sang Universum itu dengan
khidmat.” Agama adalah Sang
Universum sendiri. Sang Universum
ditangkap dari alam dunia yang
mamanifestasikannya. Namun alam
dunia bukanlah Sang Universum
yang berdiri sendiri, namun tetap
memanifestasikan alam.
Pembedaan ini melaui dua
tahap; 1) Alam adalah wahyu
Allah, dan ditangkap oleh sanubari
manusia, 2) wahyu yang lebih tinggi
dan lebih baik adalah manusia,
dimana menurut Schleiermacher
manusia tidak terbagi-bagi dan
tidak terbatas, namun bereksistensi.
Dalam aktivitas umat manusia
itulah Allah menyatakan diri, alam
diresapi oleh Yang Ilahi. Namun
manusia bukanlah Allah sendiri.
Maka tugas agama adalah mencari
menemukan Allah yang ada di
luar dirinya. Agama harus tinggal
dengan pengalaman-pengalaman
langsung untuk mencari Allah dan
mencari keterhubungannya secara
menyeluruh, bukan berfilosofi.
2. Perbedaan Antara Aliran
Ketuhanan
Saudara mahasiswa, dari KB 1
telah dijelaskan bahwa ada beberapa
aliran ketuhanan yang dianut oleh
umat manusia di dunia, yaitu teisme,
ateisme, deisme dan panteisme. Dari
beberapa aliran ketuhanan tersebut,
terdapat perbedaannya, yaitu:
Secara prinsip antara teisme dan
deisme sangat berbeda. Teisme
beranggapan bahwa Tuhan adalah
transenden dan immanen, sedangkan
deisme berpandangan bahwa Tuhan
setelah menciptakan alam ini kemudian
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
7Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
membiarkannya secara mekanis
berjalan sendiri tanpa ada campur
tangan Tuhan lagi. Transenden adalah
sesuatu yang di luar batas pengetahuan
dan kesanggupan manusia normal
yang menunjukkan kepada kebesaran,
keagungan Tuhan. Tuhan yang
imanen berarti Tuhan berada di dalam
struktur alam semesta serta turut serta
mengambil bagian dalam proses-
proses kehidupan manusia.
Letak perbedaan antara Teisme dan
Panteisme. Dalam Teisme Tuhan adalah
zat yang personal yang menciptakan
alam, maka Tuhan dengan alam tidak
sama, sebab Tuhan adalah pencipta
dan alam adalah hasil ciptaan-Nya,
tetapi Panteisme menganggap Tuhan
adalah kesatuan umum (impersonal),
yang mengungkapkan dirinya dalam
alam. Dalam Panteisme segala sesuatu
adalah Tuhan, tidak satu pun yang tidak
tercakup didalam-Nya dan tidak satu
pun yang bisa berada tanpa Tuhan.
Wahdat al- wujud (kesatuan wujud)
yang dikemukakan oleh al-‘Arabi.
Antara paham Wahdat al- wujud
dan Panteisme, disamping memiliki
persamaan juga ada perbedaan. Dalam
Panteisme alam adalah Tuhan dan
Tuhan adalah alam, sedangkan dalam
Wahdat al- wujud; alam bukan Tuhan,
tetapi bagian dari Tuhan. Konsep
Panteisme yang paling kuno terdapat
dalam agama Hindu. Agama Hindu
hanya mengakui satu realitas yang
tertinggi, yaitu Brahman. Brahman
adalah Tuhan yang tidak dapat
dilihat dengan mata, diraba dengan
tangan, didengar dengan telinga, dan
diucapkan dengan lidah.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
Pandangan para filsafat ketuhanan
seperti Santo Agustinus, Thomas
Aquinos, Descartes, Immanuel
Kant, Hegel dan Schleiermacher
memang terdapat perbedaan. Namun
pada dasarnya filsafat ketuhanan
mengajarkan manusia mengenal
tuhan melalui akal pikiran semata-
mata yanag kemudian kebenarannya
didapati sesuai dengan wahyu (kitab
suci).
Rangkuman
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
9Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
Test Formatif
Untuk mengukur seberapa jauh tingkat pemahaman anda terhadap materi
yang baru saja anda pelajari, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dalam
kertas tersendiri:
1. Manusia bisa menemukan Tuhan melalui gerak. Dia berpendapat bahwa
segala sesuatu bergerak, setiap gerakan pasti ada yang menggerakkan,
namun pasti ada sesuatu yang menggerakkan sesuatu yang lain, namun
tidak digerakkan oleh sesuatu yang lain, Dialah Tuhan. Konsep ini
disampaikan oleh:
a. Santo Agustinus
b. Thomas Aquinos
c. Descartes
d. Immanuel Kant
2. Langkah awal yang digunakan untuk mencapai keyakinan adalah kita
harus melihat apakah kita dapat ragu pada segala hal atau tidak. Hal ini
dikemukakan oleh:
a. Santo Agustinus
b. Thomas Aquinos
c. Descartes
d. Immanuel Kant
3. Sebab Allah, bagi Schleiermacher tidak mungkin memberi hukuman kekal
kepada manusia lantaran ia tidak sempurna, hal ini dikarenakan bahwa
manusia diciptakan Allah bukan agar ia sempurna, melainkan agar ia
berikhtiar mencapai kesempurnaan itu.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
a. Descartes
b. Immanuel Kant
c. Hegel
d. Schleiermacher
4. Salah satu jalan untuk membuktikan adanya Allah yaitu dengan dimulai
dari menganalisa pengalaman kemudian menemui kualitas dari sense dunia
kita, lalu meningkat menjadi bukum kausalitas mencapai penyebab di luar
dunia. Hal ini merupakan pendapat dari:
a. Thomas Aquinos
b. Descartes
c. Immanuel Kant
d. Hegel
5. Segala sesuatu yang terjadi dalam sejarah adalah proses perjalanan Roh
(Allah) yang menemukan dirinya sendiri. Filosuf yang mengatakan ini
adalah:
a. Thomas Aquinos
b. Descartes
c. Immanuel Kant
d. Hegel
6. Di dunia ini ada hal-hal yang bisa ada dan ada yang bisa tidak ada,
namun ada yang selalu ada (niscaya) Dialah Tuhan. Pandangan ini
merupakan pandangan seorang filosuf:
a. Santo Agustinus
b. Thomas Aquinos
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
11Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
c. Descartes
d. Immanuel Kant
7. Anda telah mempelajari beberapa aliran ketuhanan. Apa letak perbedaan
antara aliran teisme dan deisme?
a. Teisme beranggapan bahwa Tuhan adalah transenden
b. Deisme beranggapan bahwa Tuhan adalah immanen
c. Teisme beranggapan bahwa Tuhan adalah transenden dan immanen
d. Deisme beranggapan bahwa Tuhan adalah transenden dan immanen
8. Dalam Teisme Tuhan adalah zat yang personal yang menciptakan alam.
Apa perbedaannya dengan panteisme?
a. Tidak satu pun yang bisa berada tanpa Tuhan.
b. Tuhan adalah immanen
c. Tuhan adalah trasenden
d. Tuhan adalah satu
9. Dalam Islam terdapat pemahaman yang sama dengan panteisme. Ini
dikenal dengan nama:
a. Wahdat Al-Wujud
b. Al- Qidam
c. Al- Baqo
d. Al-Qiyam
10. Perbedaan pandangan pada soal no. 9 adalah:
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test FormatifKembali ke :
a. Dalam Panteisme alam adalah Tuhan, sedangkan dalam Wahdat al-
wujud; alam bukan Tuhan
b. Dalam Panteisme Tuhan adalah alam, sedangkan dalam Wahdat al-
wujud; alam bagian dari Tuhan
c. Dalam Panteisme alam bukan Tuhan, tetapi bagian dari Tuhan,
sedangkan dalam Wahdat al- wujud; alam adalah Tuhan dan Tuhan
adalah alam
d. Dalam Panteisme alam adalah Tuhan dan Tuhan adalah alam, sedangkan
dalam Wahdat al- wujud; alam bukan Tuhan, tetapi bagian dari Tuhan
Coba saudara cari di literature lain pandangan para filsafat tentang ketuhanan
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang saudara anut!
Tugas Mandiri