SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Filsafat ketuhanan 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai 
apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis.[1]Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama 
agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha 
memikirkannya.[1] Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal 
budi tentang Tuhan.[1] Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan 
secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia 
untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.[2] 
Daftar isi 
[sembunyikan] 
 1 Penelitian tentang Allah dalam Ilmu Filsafat 
 2 Agama : Studi tentang tabiat Allah dan kepercayaan 
 3 Teisme 
o 3.1 Santo Agustinus(354-430) 
o 3.2 Thomas Aquinas (1225-1274) 
o 3.3 Descartes (1596-1650) 
o 3.4 Imanuel Kant (1724-1804) 
o 3.5 Hegel (1770-1831) 
o 3.6 Schleiermacher (1768-1834) 
o 3.7 Alfred North Whitehead (1861-1947) 
 4 Deisme 
 5 Agnostisisme
 6 Ateisme 
o 6.1 Scientisme merupakan bagian dari Ateisme 
o 6.2 Ludwig Feuerbach 
o 6.3 Karl Marx 
o 6.4 Sigmund Freud 
o 6.5 Friedrich Nietzsche (1844-1899) 
o 6.6 J. Paul Sartre (1905-1980) 
 7 Lihat pula 
 8 referensi 
Penelitian tentang Allah dalam Ilmu Filsafat[sunting | sunting sumber] 
Tuhan dalam gambaran "kubus" dalam judul Tuhan tidak bermain dadu : Tuhan menciptkan dunia penuh 
Penelaahan tentang Allah dalam filsafat lazimnya disebut teologi filosofi.[3] Hal ini bukan menyelidiki 
tentang Allah sebagai obyek, namun eksistensi alam semesta, yakni makhluk yang diciptakan, sebab 
Allah dipandang semata-mata sebagai kausa pertama, tetapi bukan pada diri-Nya sendiri, Allah 
sebenarnya bukan materi ilmu, bukan pula pada teodise.[3] Jadi pemahaman Allah di dalam agama 
harus dipisahkan Allah dalam filsafat.[3] Namun pendapat ini ditolak oleh para agamawan, sebab 
dapat menimbulkan kekacauan berpikir pada orang beriman. [3] Maka ditempuhlah cara ilmiah untuk 
membedakan dari teologi dengan menyejajarkan filsafat ketuhanan dengan filsafat lainnya (Filsafat 
manusia, filsafat alam dll).[3] Maka para filsuf mendefinisikannya sebagai usaha yang dilakukan untuk 
menilai dengan lebih baik, dan secara refleksif, realitas tertinggi yang dinamakan Allah itu, idedan 
gambaran Allah melalui sekitar diri kita. [3] 
Agama : Studi tentang tabiat Allah dan kepercayaan[sunting | sunting 
sumber] 
Ide tentang Allah pada orang beragama secara umum biasanya dijelaskan dalam tabiat Allah; "Yang 
Maha Tinggi" (Anselmus mengatakan: "Allah adalah sesuatu yang lebih besar dari padanya tidak 
dapat dipikirkan manusia)Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Baik dan 
sebagainya.[3][4][1]Menurut Anselmus, ajaran-ajaran kristiani bisa dikembangkan dengan rasional, jadi 
tanpa bantuan otoritas lain (Kitab Suci, wahyu, ajaran Bapa Gereja). [1]Bahkan ia bisa menjelaskan 
eksistensi Allah dengan suatu argumen yang bisa diterima bahkan juga oleh mereka yang tidak 
beriman.[1] Eksistensi Allah dimulai dari pikiran manusia yang menerima begitu saja ajaran agama,
namun juga menanyakannya dari siapa dan mengapa dirinya ada, alam alam, dan Allah sendiri bisa 
diterima adanya.[2] 
Beberapa sikap orang beriman dalam mencari pencerahan akan adanya Allah: 
 Manusia yang menerima begitu saja dikarenakan ajaran turun-temurun dari para pendahulunya, 
manusia ditekankan harus percaya, bahkan tanpa bertanya. [2] 
 Manusia mulai bertanya mengapa dirinya ada?[2] Mengapa alam ada?[2] 
 Kemudian menanyakan Allah terkait; siapa, isinya, dan mengapa Dia ada?[2] 
Semua jawaban itu akan dijawab oleh para ahli dalam bidang yang disebut teologi; theos dan logos, 
ilmu tentang hubungan manusia dan ciptaan dengan Allah. [2] Jawaban-jawabannya bisa sangat 
beragam, tergantung agama dan kepercayaan yang mana yang memberikan jawaban. [2] Namun 
setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mereka berikan sebagai jawaban: 
- Allah ada, dan adanya Allah itu dapat dibuktikan secara rasional juga; - Allah ada, tetapi tidak dapat 
dibuktikan adanya; - tidak dapat diketahui apakah Allah benar-benar ada; - Allah tidak ada, dan 
ketentuan ini dapat dibuktikan juga.[2] 
Oleh karena itu filsafat berusaha membuktikan keyakinan-keyakinan manusia itu melalui berbagai 
jalan; metafisika, empirisme, rasionalisme, positivisme, spiritualisme dll.[2] 
Teisme[ 
Teisme adalah faham yang mempercayai adanya Tuhan. [2] Berasal dari bahasa Yunani Θεός=Teos 
dan νόμος=hukum=aturan=paham, jadi sebuah aturan atau paham tentang Tuhan atau pengakuan 
adanya Tuhan.[2] 
Di bawah ini beberapa pemikir yang mempercayai adanya Allah, maka dengan begitu mereka pasti 
orang beragama: 
Santo Agustinus(354-430)[ 
Santo Agustinus percaya bahwa Allah ada dengan melihat sejarah dari drama penciptaan, yang 
melibatkan Allah dan manusia.[4] Allah menciptakan daratan untuk manusia, menciptakan manusia 
(Adam) yang berdosa melawan Allah.[4] Lalu Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden.[4] Kemudian 
setelah manusia berkembang, mereka berdosa lebih lagi dan dihukum dengan air bah dalam 
sejarah Nuh.[4] Orang-orang Yahudi yang diberikan perjanjian Allah ternyata tidak dapat 
memeliharanya sehingga dihukum melalui bangsa-bangsa lain.[4] Lalu Allah yang maha kasih 
menebus manusia melalui Yesus Kristus. [4] Dari sejarah ini Allah dapat selalu ada di tengah-tengah 
manusia.[4] Memang Agustinus adalah Bapa gereja, Uskup dari Hippo yang membelaeksistensi Allah 
dari pandangan-pandangan lain yang ingin meruntuhkan paham teisme.[4] Tuhan didefinisikan dari 
sifat-sifatnya; maha tahu, maha hadir, kekal, pencipta segala sesuatu. [4]Namun lebih lagi, Tuhan 
bukan ada begitu saja, namun selalu terhubung dalam peristiwa-peristiwa besar manusia.[4] 
Thomas Aquinas (1225-1274)[
Santo Thomas Aquinas 
Thomas Aquinas menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan Wahyu Kristen.[4] Kebenaran iman 
dan rasa pengalaman bukan hanya cocok, namun juga saling melengkapi; beberapa kebenaran, 
seperti misteri dan inkarnasi dapat diketahui melalui wahyu, sebagaimana pengetahuan dari 
susunan benda-benda di dunia, dapan diketahui melalui rasa pengalaman; seperti kesadaran 
manusia akan eksistensi Allah, baik wahyu maupun rasa pengalaman dipakai untuk membentuk 
persepsi tentang adanya Allah.[4] 
Thomas Aquinas terkenal dengan lima jalan (dalam Bahasa Latin; quinque viae ad deum) untuk 
mengetahui bahwa Allah benar-benar ada.[4] 
 Jalan 1 adalah gerak, bahwa segala sesuatu bergerak, setiap gerakan pasti ada yang 
menggerakkan, namun pasti ada sesuatu yang menggerakkan sesuatu yang lain, namun tidak 
digerakkan oleh sesuatu yang lain, Dialah Allah. [4] 
 Jalan 2 adalah sebab akibat, bahwa setiap akibat mempunyai sebabnya, namun ada penyebab 
yang tidak diakibatkan, Dialah sebab pertaman, Allah.[4] 
 Jalan 3 adalah keniscayaan, bahwa di dunia ini ada hal-hal yang bisa ada dan ada yang bisa 
tidak ada (contohnya adalah benda-benda yang dahulu ada ternyata ada yang musnah, namun 
ada juga yang dulu tidak ada ternyata sekarang ada), namun ada yang selalu ada (niscaya) 
Dialah Allah.[4] 
 Jalan 4 adalah pembuktian berdasarkan derajat atau gradus melalui perbandingan, bahwa dari 
sifat-sifat yang ada di dunia ( yang baik-baik) ternyata ada yang paling baik yang tidak ada 
tandingannya (sifat Allah yang serba maha) Dialah Allah.[4] 
Jalan 5 adalah penyelenggaraan, bahwa segala ciptaan berakal budi mempunyai tujuan yang terarah 
menuju yang terbaik, semua itu pastilah ada yang mengaturnya, Dialah Allah. [4] 
Descartes (1596-1650)[sunting | sunting sumber] 
Rene Descartes memikirkan Tuhan bermula dari prinsip utamanya yang merupakan “gabungan 
antara pietisme Katolik dan sains.[5]Descartes adalah seorang filsuf rasionalis yang terkenal dengan 
pemikiran ide Allah.[6] Tantangan yang mendorong Descartes adalah keragu-raguan radikalnya, The 
Methode of Doubt , bahkan menurutnya,"indera bisa saja menipu, Yang Maha Kuasa dalam 
bayangan kita juga bisa saja menipu, sebab kita yang membayangkan" . [7][6] Dalam 
menjawab skeptisisme orang-orang pada masanya, maka dalam tinggalnya di Neubau, dekat 
kotaUlm - Jerman, disebut sebagai “perjalanan menara”, kata lain dari meditasi yang dilakukan, dia 
menemukan Cogito, ergo sum tahun 1618.[1][6] Karena orang pada zamannya meragukan apa yang
mereka lihat, maka hal ini dipatahkan oleh Descartes bahwa apa yang dipikirkan saja sebenarnya 
sudah ada, minimal di pikiran.[6] Orang bisa menyangkal segala sesuatu, namun ia tidak bisa 
menyangkal dirinya sendiri.[1] Jadi Allah di sini juga demikian, Allah sudah ada dengan sendirinya, 
bahkan lebih jauh Descartes mencari bukti-bukti empiris yang dia warisi dari para 
pendahulunya.[6]Keterbukaan untuk mengemukakan ide dalam pikiran, maka segala sesuatu yang 
dapat dipikirkan pasti bisa ada.[1] Alkitab salah satu bukti eksistensi Allah, kemudian juga relasi bahwa 
manusia, binatang, malaikat, dan obyek-obyek lain ada karena natural light yang adalah Allah 
sendiri.[6] 
Filsafat Ketuhanan menurut Descartes adalah berawal dari fungsi iman, yang pada akhirnya 
berguna untuk menemukan Allah. Tanpa iman manusia cenderung menolak Allah. Ada dua hal yang 
bisa ditempuh agar Aku sampai pada Allah: 
 Jalan yang pertama adalah sebab akibat, bahwa dirinya sendiri (manusia) pasti diakibatkan oleh 
penyebab pertama, yaitu Allah.[1] 
 Jalan yang kedua adalah secara ontologis, yang diwarisinya dari Anselmus.[1] Allah yang ada itu 
tidak mungkin berdiri sendiri, tanpa ada kaitan dengan suatu entitas lain, maka Allah pasti ada 
dan bereksistensi.[1] Maka Allah yang ada dalam ide Descartes sempurna sudah, bahwa Dia ada 
dan dapat diandalkan dalam relasi dengan entitas lainnya itu.[1] 
Imanuel Kant (1724-1804)[sunting | sunting sumber] 
Immanuel Kant dengan kata-kata "Langit berbintang di atasku dan hukum moral di batinku" 
Ajaran Kant tentang Allah ditemui dalam hukum moralnya melalui beberapa tahap: 1. Allah adalah 
suara hati, 2. Allah adalah tujuan moralitas, 3. Allah adalah pribadi yang menjamin bahwa orang yang 
bertindak baik demi kewajiban moral akan mengalami kebahagiaan sempurna. [1] Menurut Kant ada 
tiga jalan untuk membuktikan adanya Allah di luar spekulasi belaka, dan hal ini dimungkinkan: 
 dimulai dari menganalisa pengalaman kemudian menemui kualitas dari sense dunia kita, lalu 
meningkat menjadi bukum kausalitas mencapai penyebab di luar dunia.[8] 
 berdasar hal pertama, kita masih pada tataran pengalaman yang tidak bisa dijelaskan.[8] 
 di luar konsep-konsep itu, manusia memiliki a priori dalam rasionya, dan itu menjadi penyebab 
yang memang ada.[8]
Lalu dari usaha dari pengalaman dianalisa dengan a priori (pemikiran awal sebelum membutktikan 
sesuatu) dalam otak kita, kita membagi tiga bentuk definisi atas pengalaman; Psikologi-teologi, 
kosmologi dan ontologi.[8] Dari hal yang dialami (empiris) menuju transendensi; bahwa 
manusia hanya akan berspekulasi saja.[8] Kritik Kant terhadap Thomas Aquinas juga mengenai hal-hal 
spekulatif, padahal Allah nyata adanya. [8] Di sini Kant kemudian mengakui bahwa Allah sebagai 
pemberi a priori dan pengalaman itu sendiri tidak terdapat dalam baik pengalaman maupun a priori, 
namun melampaui hal itu.[8] Maka Kant sangat terkenal dengan kata-katanya '"Langit berbintang di 
atasku dan hukum moral di dalam batinku".[8] Di sinilah iman diperlukan, sebab Allah pada 
kenyataannya tidak bisa dibuktikan hanya dengan pengalaman inderawi semata.[8] Allah melampaui 
hal-hal rasio murni.[8] 
Hegel (1770-1831) 
Hegel juga disebut filsuf idealisme Jerman.[9] Ajaran yang terkenal dari Hegel adalah dialektika, di 
mana ada dua hal berbeda (bahkan kontras) yang bertemu dan membentuk hal baru. [1] Pertama-tama 
Hegel membedakan antara rasio murni (dalam Kant) sebagai kesadaran manusia, namun ada yang 
lebih dari itu yaitu intelek. Intelek itu senantiasa mengerjakan kinerja rasio dan intelektualitas 
sehingga dialektika terus terjadi.[1] Roh Absolut yang adalah intelek itu bekerja dan menyatakan 
dirinya dalam proses sejarah manusia.[1] Pekerjaan Roh itu dapat mencapai tujuannya dalam alam 
semesta ketika terjadi dialektika antara subjek dan objek, antara yang terbatas dan tidak terbatas, 
dan yang paling bisa dimengerti adalah antara yang imanen dan transenden. [1] Hegel berpendapat 
Allah di dalam agama Kristen juga bekerja seperti peristiwa reformasi yang sebenarnya merupakan 
peristiwa pemulih atau pengembali keadaan manusia menjadi baik kembali.[1] Dari peristiwa-peristiwa 
itu maka Allah menurut Hegel dapat diartikan dalam tiga tahap: 1. Segala sesuatu yang terjadi dalam 
sejarah adalah proses perjalanan Roh (Allah) yang menemukan dirinya sendiri 2. Melalui manusia 
dengan kesadarannya, Roh itu menemukan dirinya (peristiwa revolusi oleh Napoleon misalny) 3. 
Sehingga terjadi keselarasan arah gerak manusia dan arah gerak Roh 
dalam emansipasi dan kebebasanmanusia, untuk itu Roh akan memakai nama "Akal budi". [1] Namun 
Allah yang dinyatakan Hegel sebenarnya terikat pada manusia yang berproses dalam sejarah. [1] 
Schleiermacher (1768-1834) 
Schleiermacher adalah penganut Kant, namun baginya Allah lebih baik tidak ditelusuri 
dengan metafisika belaka, namun perlu dihayati kehadirannya, yaitu dengan kontemplasi.[1] Baginya, 
Allah yang tidak bisa ditangkap inderawi tidak bisa juga dilacak dengan rasio murni.[1] Istilah yang 
dipakai oleh Schleiermacher untuk Allah adalah "Sang Universum". [1] Jika Kant mengenal Allah 
sebagai pemberi hukum moral yang melampaui rasionya, Schleiermacher menganggap Allah yang 
dimaksud Kant tidak memadai dalam kehidupan manusia, sebab Allah hanya 
pemberiganjaran kepada orang yang baik dan penghukum orang yang kurang baik.[1] Sebab Allah, 
bagi Schleiermacher tidak mungkin memberi hukuman kekal kepada manusia lantaran ia tidak 
sempurna, hal ini dikarenakan bahwa manusia diciptakan Allah bukan agar ia sempurna, melainkan 
agar ia berikhtiar mencapai kesempurnaan itu. [1] 
Scleiermacher mendekati Allah bukan dari teori spekulatif, bukan dengan pendekatan moral-praktis, 
melainkan pendekatan intuitif-batin, dalam bahasanya melalui kontemplasi dan perasaan.[1]"Di sinilah 
agama merenungkan Sang Universum, di dalam caranya mengekspresikan diri dan tindakannya, 
agama ingin mendegarkan bisikan suara Sang Universum itu dengan khidmat,... Dalam kepasifan 
anak-anak, agama ingin ditangkap dan dipenuhi oleh daya pengaruhnya" [1] Agama adalah Sang 
Universum sendiri.[1] Sang Universum ditangkap dari alam dunia yang 
mamanifestasikannya.[1] Namun alam dunia bukanlah Sang Universum yang berdiri sendiri, namun 
tetap memanifestasikan alam.[1] Pembedaan ini melaui dua tahap; 1. Alam adalah wahyuAllah, dan
ditangkap oleh sanubari manusia, 2. wahyu yang lebih tinggi dan lebih baik adalah manusia yang 
menurut Schleiermacher tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas, namun bereksistensi. [1] Dalam aktivitas 
umat manusia itulah Allah menyatakan diri, alam diresapi oleh Yang Ilahi. [1] Namun manusia bukanlah 
Allah sendiri.[1] Maka tugas agama adalah mencari menemukan Allah yang ada di luar 
dirinya.[1] Agama harus tinggal dengan pengalaman-pengalaman langsung untuk mencari Allah dan 
mencari keterhubungannya secara menyeluruh, bukan berfilosofi. [1] 
Alfred North Whitehead (1861-1947) 
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teologi Proses 
Alfred North Whitehead dijuluki sebagai bapak filsafat maupun teologi proses.[1] Pemikirannya 
tergolong abstrak karena pengaruh bidang yang digelutinya, matematika dan pengetahuan empirisme 
mengenai alam yang didapatkannya dari fisika terapan. [1] Dalam bukunya tentang Bagaimana Agama 
Terjadi (1926) dia menyatakan; 
“ "Dogma-dogma agama adalah upaya untuk memformulasikan secara presis 
kebenaran-kebenaran yang tersibak di dalam pengalaman religius umat manusia. 
Dengan cara yang sama dogma-dogma fisika (teori-teori, hukum, dan postulat) 
merupakan upaya untuk memformulasikan secara presis kebenaran-kebenaran yang 
tersingkap di dalam pencerapan inderawi umat manusia. [1] ” 
 Filsafat Proses Whitehead. 
Filsafat prosesnya memakai dua pendekatan; 1. Prinsip proses, dan 2. Prinsip kreatifitas. [1] 
Dari prinsip ini maka proses dibedakan dalam dua: 1. Prinsip bagi proses yang 
bersifat mikrokopis (konkresi) adalah asas yang memungkinkan lahirnya wujud aktual baru dari 
aktual-aktual lama yang sudah penuh.[1] 2. Prinsip bagi proses yang bersifat makrokopis (objektifikasi) 
yang memungkinkan sesuatu yang sudah penuh berubah dan menjadi datum lagi.[1] 
Prinsip kreatifitas itu disimpulkan secara logis berdasarkan analisisnya atas satua aktual sebagai 
wujud ciptaannya.[1] 
 Allah dalam Filsafat proses Whitehead 
Proses kreatifitas dan pembaruan dari satuan aktual-aktual terus terjadi, salah satu partisipannya 
adalah Allah, namun Dia yang paling menonjol karena dia adalah yang awali dan yang akhiri. [1]1. 
Yang awali : Allah memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai dasar awali yangyk adanya tatanan 
dalam seluruh jagat raya dan sebagai dasar munculnya kebaruan dalam perwujudan suatu peristiwa 
aktual.[1] 2. Yang akhiri: Allah sebagai penyerta yang tanggap dan menyelamatkan. [1] 
Jadi Tuhan (Allah) bagi Whitehead memiliki 3 peran yang disebut di atas, dengan begitu dia bisa 
mengendalikan setiap perubahan yang terjadi atas aktual-aktual lain dan mengakhirinya dengan 
baik.[1] 
Deisme 
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Deisme
Deisme dianalogikan seperti Tukang Jam, yang menciptakan jam secara teratur dan membiarkannya berjalan sendiri 
Deisme adalah pandangan khas tentang Allah di masa Pencerahan, berasal dari deus yang artinya 
Allah.[9] Namun pandangan ini berbeda dengan teisme, sebab Allah dipercaya hanya pada waktu 
penciptaan, selanjutnya tidak berhubungan dengan dunia lagi karena dunia yang sudah teratur dari 
semula.[9] Allah dianalogikan seperti pencipta arloji yang bisa berjalan sangat teratur tanpa campur 
tangan penciptanya.[9] Jadi Deisme hanya percaya Tuhan pertama kali, setelah itu dianggap tidak 
ada.[9] Paham ini dianggap sebagai benih dari munculnya pandangan ateisme yang secara terbuka 
menyangkal adanya Tuhan.[9] Pandangan yang muncul pada abad 18 di Perancis. [9] 
Agnostisisme[sunting | sunting sumber] 
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agnostisisme 
Agnostisisme adalah paham manusia yang tidak mau tahu atau tidak tahu tentang adanya 
Tuhan.[9] Namun hal ini lebih disebabkan karena kebuntuan pemikiran untuk mendefinisikan 
Tuhan.[9] Bagi para filsuf ini, Tuhan di berada di luar Jangkauan pemikiran manusia. [9] 
Ateisme[sunting | sunting sumber] 
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ateisme 
Ateisme berari penyangkalan adanya Allah.[2] Namun arti tentang Allah yang disangkal adanya, tidak 
sama dengan pandagan semua orang, oleh karenanya arti ateisme berbeda-beda juga.[2]Lima model 
ateisme yang diuraikan Magnis Suseno adalah ateisme dalam diri Ludwig Feuerbach, Karl 
Marx, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud dan Jean Paul Sartre.[9] 
Scientisme merupakan bagian dari Ateisme[sunting | sunting sumber] 
Scientisme, sesuai dengan dogma rasionalis, memandang inteligensi manusia sebgai ukuran seluruh 
inteligibilitas, scientisme membatasi rasionalisme sendiri dalam batas-batas pengetahuan saja, 
sehingga roh manusia sendiri direduksi sampai dimensi ilmiah saja. [3] Segala sesuatu dipandang 
sebagai obyek yang dapat diukur, bahkan subyek pada akhirnya nanti dibendakan juga. [3]Maka pada 
akhirnya scientisme menolak metafisika, sehingga apa yang dipikirkan secara metafisik dibendakan 
begitu saja, dan ini adalah bentuk ateisme.[3] Problem lebih lanjut adalah scientisme melawan 
pemikiran agama dan iman.[3] Hal ini terjadi pada masa Galilei yang mengemukakan tentang bumi 
yang diistilahkan geo-sentris.[3] Hal lain yang kemudian muncul juga padaCharles Darwin dengan 
teori evolusi yang menyangkal kisah penciptaan manusia dalam naskah Alkitab.[3] 
Ludwig Feuerbach[sunting | sunting sumber]
Ludw ig Feuerbach 
Ateisme menurut Feuerbach (1804-1872) adalah memandang Tuhan dalam agama hanya 
sebagai proyeksi dari kehendak manusia saja.[9] Dia menolak pandangan Hegel yang menyatakan 
Tuhan mengungkapkan diri dalam kesadaran manusia. [9] Baginya, yang nyata bukan lah Tuhan, yang 
nyata adalah manusia.[9] Tuhan hanyalah proyeksi manusia yang mendamba sifat -sifat yang tidak 
dapat dicapainya.[9] Kehendak manusia untuk berkuasa, serba tahu, ada di mana-mana, dan tidak 
terikat waktu itu kemudian dilemparkannya pada "hal lain" yang adalah Tuhan. [9] Sebab kepastian 
yang nyata adalah yang dapat di tangkap inderawi, yaitu realitas manusia.[9] Pandangan seperti ini 
nanti akan masuk dalam filsafat meterialisme. [9] Kebaikan pandangan Feuerbach ini adalah 
menyatakan hakekat manusia untuk kreatif, berbelas kasih, baik, saling menyelamatkan dsb. [9] Aneh 
bila manusia menyembah Tuhan yang adalah dirinya sendiri, maka manusia seharusnya menarik 
agama ke dalam dirinya sendiri supaya ia menjadi kuat, baik, adil dana maha tahu. [9] 
Karl Marx[sunting | sunting sumber] 
Karl Marx terkenal dengan Agama adalah candu masyarakat 
Menurut Karl Marx, agama adalah candu masyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju 
dan bersikap rasional.[9]Agama yang dimaksud Marx adalah agama Kristen Ateisme yang diajarkan 
Marx adalah ateisme modern.[2]Agama yang mengajarkan Tuhan yang serba bisa hanya menipu dan 
menyesatkan masyarakat.[9] Marx mengkritik Feuerbach yang hanya menyatakan bahwa Tuhan 
adalah khayalan, namun tidak mencari sebabnya. [9] Bagi Marx sebab yang diberikan adalah manusia 
lari kepada Tuhan karena penindasan yang mereka terima dari masyarakat kelas yang 
dikritiknya.[9] Menurutnya agama hanya menjadi penghalang manusia untuk menyangkal dan 
memperbaiki hidupnya yang sedang ditindas, seandainya Tuhan dan agama tidak ada, maka 
manusia bisa hidup bebas dan bermartabat. [9] Di sinilah Tuhan sekiranya dicoret karena tidak 
diperlukan.[9] Manusia seharusnya menolak kapitalisme yang sedang menindas mereka.[9]
Sigmund Freud[sunting | sunting sumber] 
Sigmund Freud, mencari Tuhan dari psikoanalis 
Filsafat Ketuhanan dalam pandangan Sigmund Freud dengan terori psikoanalisnya dimulai dengan 
pertanyaan, "Apakah kepercayaan akan Allah dapat dipertanggungjawabkan?" [2] Hal ini berawal dari 
analisanya tentang perkembangan manusia yang mempercayai agama yang terkadang tidak mencari 
kebenaran-kebenaran di dalamnya.[2] Manusia yang hanya menerima begitu saja agama-agama yang 
diajarkan kepadanya.[2] Ide Allah hanyalah ilusi, namun begitu dibutuhkan manusia seperti seorang 
manusia yang membutuhkan seorang bapak yang melindunginya. [2] Namun Freud mengajukan 
pertanyaan selanjutnya, "Apakah agama benar-benar baik bagi manusia?"[2]Jawabannya adalah 
ambigu.[2] Yang ditekankan olehnya adalah seharusnya manusia bertanya akan imannya sehingga 
dia tidak terjebak dalam bentuk-bentuk infantil dan neurotis.[2] Pendk kata, Freud tidak 
memperdebatkan realitas Allah, namun lebih mengupas ilusi palsu kesadaran manusia. [2] Karena 
bertanya, maka sesungguhnya penjelasan yang dikemukakan agama tidaklah memadai, Allah tidak 
bisa dijelaskan dalam intelektual, sehingga perlu ditolak juga. [2]Terlebih lagi jika dicari manfaatnya, 
agama hanya sebagai penghambat perkembangan pribadi, maka harus pula ditolak. [2] 
Friedrich Nietzsche (1844-1899)[sunting | sunting sumber] 
Friedrich Nietzsche sangat terkenal dengan Sabda Zarathustra (1883) bahwa "Tuhan telah 
mati".[4] Inilah awal mula penolakannya terhadap Tuhan. [4] Penolakannya terhadap Tuhan sebenarnya 
berasal dari kebenciannya melihat orang Kristen yang tidak menunjukkan kekristenan yang 
seharusnya menampilkan kasih.[4] Kebenaran bagi dia sangat subyektif, dipikirkan manusia yang 
sangat super kekuasaannya terhadap dirinya sendiri.[4]Subyektivitas itu juga dalam hal kebenaran 
agama, apa yang disebut baik bisa saja sebenarnya sangat buruk, apa yang disebut buruk bisa saja 
sebenarnya sangat baik.[4]Agama Kristen dianggap oleh Nietzsche sebagai bentuk Platonisme baru 
yang memisahkan antara dunia, kosmologi, materi dan apa yang dapat ditangkap oleh 
pancaindera.[3] Dari sini keburukan Kristen kata Nietzsche dipandang meremehkan hal -hal duniawi, 
tampak seperti gnosis yang meremehkan hidup (tubuh, dunia, hawa nafsu) sehingga merupakan
hasrat akan kehampaan, kehendak akan dekadensi, sebagai penyakit, kelesuah dan kepay ahan 
hidup.[3] Hal ini ditujukan kepada agama [Kristen]] yang memiliki label baik, sebenarnya sangatlah 
buruk, yaitu dengan ajaran-ajarannya yang sebenarnya membelenggu manusia untuk 
berkembang.[4]Bagi dia, manusia adalah ukuran segala sesuatu, bukan Tuhan yang disebut agama 
Kristen.[4] Manusialah tuhan atas ciptaan ini dan yang mampu mengerjakan apa yang 
diinginkannya.[4] Maka penolakan akan Tuhan adalah hal yang paling baik, sebab manusia menjadi 
tidak bergantung pada Allah (Kristen) yang hanya membelenggu manusia itu, katanya. [4] 
J. Paul Sartre (1905-1980)[sunting | sunting sumber] 
Tuhan di mata Sartre kecil adalah sosok penghukum yang mengawasinya di manapun dia berada, 
oleh karenanya dia tidak suka kehadiran Tuhan. [10] Tuhan juga tidak hadir ketika dia ingin 
menemuinya.[10] Oleh karena itu Sartre sudah menolak Tuhan yang tidak nyata semenjak umur 12 
tahun.[10] Sartre yang tadi dididik secara Katolik berpindah kepada kesusastraan, yang disebut 
sebagai agama baru baginya.[10] Namun secara sistematis, dan khas eksistesialis, penolakan atas 
Tuhan ini dilakukannya karena pemisahan radikal dalam tulisannya Ada dan Ketiadaan terjemahan 
dari Being and Nothingness.[10] Baginya, di dunia ini tidak ada grand design yang mutlak, manusialah 
yang bisa mengatur dirinya sendiri dengan eksistensinya. [4]Eksistensi manusia mendahului 
esensinya; manusia ada dan kemudian menentukan "siapa dirinya". [4] Dia menyangkal Descartes 
tentang Aku berpikir, maka aku ada, yang benar adalah Aku ada lalu aku berpikir.[4] Dari sinilah dia 
meneruskannya dalam teori eksistensial fenomenologisnya, bahwa segala sesuatu harus dipisahkan 
dalam dua bagian; etre en soi / ada dalam dirinya sendiri atau etre-pour soi / ada untuk dirinya 
sendiri.[10] Segala sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri berarti tidak pasif, tidak aktif, tidak afirmatif 
juga tidak negatif, ada begitu saja, tanpa fundamen, tanpa dapat dirutunkan dari sesuatu lain, tidak 
berkembang.[10] Sedangkan ada untuk dirinya sendiri adalah sebuah kesadaran], dan ini khas 
manusia.[10] Dari pemisahan inilah, dia melabel Tuhan orang Kristen yang tidak berubah itu masuk 
dalam golongan ada dalam dirinya sendiri, maka dari itu dia tidak lebih besar dari manusia yang 
memiliki kesadaran untuk memilih esensinya sendiri. [10] Di sinilah penyangkalan Tuhan itu terjadi, dia 
tidak mengakui Tuhan lebih tinggi dari manusia, maka Tuhan tidak diperlukan lagi. [10] Karena Tuhan 
tidak lagi ada, maka manusia menjadi bebas dan bisa menentukan kondisi bangsanya.[10] Di sinilah 
nilai positif Sartre yang kemudian menghabiskan seluruh kegiatan hidupnya untuk kebaikan manusia 
(gerakan sosial).[10] Bahkan dia pernah memenangi nobel perdamaian karena pengabdiannya 
terhadap kemanusiaan, namun ditolaknya.[10][4]

More Related Content

What's hot

Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...DitiTriAriputry
 
1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islamLela Warni
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.bSyafrizal
 
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusia
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusiaPerspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusia
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusiaAbdullah Kadir
 
Konsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamKonsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamaulia m luthfi
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)AldyASChanel
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 doneMabriantama Wisastrio
 
Hakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan baratHakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan baratprofhariko
 
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan FatkurRohman19
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UINabdul gonde
 

What's hot (17)

Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
 
1. metafisika islam
1. metafisika islam1. metafisika islam
1. metafisika islam
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.b
 
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusia
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusiaPerspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusia
Perspektif hindu terhadap fitrah kejadian manusia
 
Konsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islamKonsep ketuhanan-dalam-islam
Konsep ketuhanan-dalam-islam
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)
Kelompok 1 (paradigma tauhid dalam pengembangan keilmuan)
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
 
Rajib
RajibRajib
Rajib
 
Hakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan baratHakikat manusia nemurut islam dan barat
Hakikat manusia nemurut islam dan barat
 
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
 
Hakikat Manusia
Hakikat ManusiaHakikat Manusia
Hakikat Manusia
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
 
Pai 3 kebutuhan agama 2003
Pai 3  kebutuhan agama 2003Pai 3  kebutuhan agama 2003
Pai 3 kebutuhan agama 2003
 

Similar to Filsafat ketuhanan

Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanansamsaharsam
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxPutriAnjelani
 
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptx
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptxAkbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptx
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptxSyamsAkbar1
 
MANUSIA DAN DOSA.pptx
MANUSIA DAN DOSA.pptxMANUSIA DAN DOSA.pptx
MANUSIA DAN DOSA.pptxRoyDamanik2
 
Manusia sebagai mahluk tuhan
Manusia sebagai mahluk tuhanManusia sebagai mahluk tuhan
Manusia sebagai mahluk tuhanAsep Nazarudin
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanReynes E. Tekay
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIHanifa Zulfitri
 
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIASEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIAFRANCISCUSEXZARYUANR
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuAbdul Khaliq
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxrara wibowo
 
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxKel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxNurulQomaria9
 
Tugas makalah pai
Tugas makalah paiTugas makalah pai
Tugas makalah paiNana Dibra
 
Presentation3 (1).pptx
Presentation3 (1).pptxPresentation3 (1).pptx
Presentation3 (1).pptxJangFan
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamarara wibowo
 
Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printLiza Fadilah
 

Similar to Filsafat ketuhanan (20)

Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptx
 
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptx
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptxAkbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptx
Akbar-Konstruksi Pemahaman Ketuhanan.pptx
 
MANUSIA DAN DOSA.pptx
MANUSIA DAN DOSA.pptxMANUSIA DAN DOSA.pptx
MANUSIA DAN DOSA.pptx
 
Etika Ketuhanan YME
Etika Ketuhanan YMEEtika Ketuhanan YME
Etika Ketuhanan YME
 
Agama tauhid
Agama tauhidAgama tauhid
Agama tauhid
 
Bab 01 manusia & ilmu
Bab 01 manusia & ilmuBab 01 manusia & ilmu
Bab 01 manusia & ilmu
 
Manusia sebagai mahluk tuhan
Manusia sebagai mahluk tuhanManusia sebagai mahluk tuhan
Manusia sebagai mahluk tuhan
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Memahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldviewMemahami islam sbg worldview
Memahami islam sbg worldview
 
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRIBUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
BUKU BAHAN AJAR PAI UNSRI
 
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIASEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA MAHASISWA INDONESIA
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
 
makalah teologi islam
makalah teologi islammakalah teologi islam
makalah teologi islam
 
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxKel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Kel 1 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Tugas makalah pai
Tugas makalah paiTugas makalah pai
Tugas makalah pai
 
Presentation3 (1).pptx
Presentation3 (1).pptxPresentation3 (1).pptx
Presentation3 (1).pptx
 
Filsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agamaFilsafat ilmu pengetahuan agama
Filsafat ilmu pengetahuan agama
 
Makalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di printMakalah filsum siap di print
Makalah filsum siap di print
 

More from Muhammad Idris

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقلMuhammad Idris
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتMuhammad Idris
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرةMuhammad Idris
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimMuhammad Idris
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamMuhammad Idris
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamMuhammad Idris
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMuhammad Idris
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMuhammad Idris
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMuhammad Idris
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامMuhammad Idris
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Muhammad Idris
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Muhammad Idris
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahMuhammad Idris
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahMuhammad Idris
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inMuhammad Idris
 

More from Muhammad Idris (20)

العلم والعقل
العلم والعقلالعلم والعقل
العلم والعقل
 
الثمار 101 نبت
الثمار 101 نبتالثمار 101 نبت
الثمار 101 نبت
 
الجرب القذرة
الجرب القذرةالجرب القذرة
الجرب القذرة
 
Tolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslimTolong menolong-sesama-muslim
Tolong menolong-sesama-muslim
 
Tajassus
TajassusTajassus
Tajassus
 
Tahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islamTahlilan dalam-perspektif-islam
Tahlilan dalam-perspektif-islam
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
 
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunanMakalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
Makalah hs-akar-permasalahan-solusi-tegaknya-bendera-syaithan-perdukunan
 
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunanMakalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
Makalah akar permasalahan solusi tegaknyan bendera syaithan dan perdukunan
 
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-editedMakalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
Makalah pelatihan-brc-ruqyah-syariyyah-edited
 
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظامأطعمة مفيدة لصحة_العظام
أطعمة مفيدة لصحة_العظام
 
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
Pengaruh kemampuan berbahasa asing terhadap prestasi siswa (arab-inggris)
 
Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2Pembelajaran bahasa asing_2
Pembelajaran bahasa asing_2
 
Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1Pembelajaran bahasa asing1
Pembelajaran bahasa asing1
 
Pedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiahPedoman penulisan karya ilmiah
Pedoman penulisan karya ilmiah
 
Gawda
GawdaGawda
Gawda
 
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiahBahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
Bahan pelatihan karya_tulis_ilmiah
 
Biografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`iBiografi imam syafi`i
Biografi imam syafi`i
 
Biografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`inBiografi imam athba` tabi`in
Biografi imam athba` tabi`in
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

Filsafat ketuhanan

  • 1. Filsafat ketuhanan Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis.[1]Bagi orang yang menganut agama tertentu (terutama agama Islam, Kristen, Yahudi), akan menambahkan pendekatan wahyu di dalam usaha memikirkannya.[1] Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan.[1] Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.[2] Daftar isi [sembunyikan]  1 Penelitian tentang Allah dalam Ilmu Filsafat  2 Agama : Studi tentang tabiat Allah dan kepercayaan  3 Teisme o 3.1 Santo Agustinus(354-430) o 3.2 Thomas Aquinas (1225-1274) o 3.3 Descartes (1596-1650) o 3.4 Imanuel Kant (1724-1804) o 3.5 Hegel (1770-1831) o 3.6 Schleiermacher (1768-1834) o 3.7 Alfred North Whitehead (1861-1947)  4 Deisme  5 Agnostisisme
  • 2.  6 Ateisme o 6.1 Scientisme merupakan bagian dari Ateisme o 6.2 Ludwig Feuerbach o 6.3 Karl Marx o 6.4 Sigmund Freud o 6.5 Friedrich Nietzsche (1844-1899) o 6.6 J. Paul Sartre (1905-1980)  7 Lihat pula  8 referensi Penelitian tentang Allah dalam Ilmu Filsafat[sunting | sunting sumber] Tuhan dalam gambaran "kubus" dalam judul Tuhan tidak bermain dadu : Tuhan menciptkan dunia penuh Penelaahan tentang Allah dalam filsafat lazimnya disebut teologi filosofi.[3] Hal ini bukan menyelidiki tentang Allah sebagai obyek, namun eksistensi alam semesta, yakni makhluk yang diciptakan, sebab Allah dipandang semata-mata sebagai kausa pertama, tetapi bukan pada diri-Nya sendiri, Allah sebenarnya bukan materi ilmu, bukan pula pada teodise.[3] Jadi pemahaman Allah di dalam agama harus dipisahkan Allah dalam filsafat.[3] Namun pendapat ini ditolak oleh para agamawan, sebab dapat menimbulkan kekacauan berpikir pada orang beriman. [3] Maka ditempuhlah cara ilmiah untuk membedakan dari teologi dengan menyejajarkan filsafat ketuhanan dengan filsafat lainnya (Filsafat manusia, filsafat alam dll).[3] Maka para filsuf mendefinisikannya sebagai usaha yang dilakukan untuk menilai dengan lebih baik, dan secara refleksif, realitas tertinggi yang dinamakan Allah itu, idedan gambaran Allah melalui sekitar diri kita. [3] Agama : Studi tentang tabiat Allah dan kepercayaan[sunting | sunting sumber] Ide tentang Allah pada orang beragama secara umum biasanya dijelaskan dalam tabiat Allah; "Yang Maha Tinggi" (Anselmus mengatakan: "Allah adalah sesuatu yang lebih besar dari padanya tidak dapat dipikirkan manusia)Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Baik dan sebagainya.[3][4][1]Menurut Anselmus, ajaran-ajaran kristiani bisa dikembangkan dengan rasional, jadi tanpa bantuan otoritas lain (Kitab Suci, wahyu, ajaran Bapa Gereja). [1]Bahkan ia bisa menjelaskan eksistensi Allah dengan suatu argumen yang bisa diterima bahkan juga oleh mereka yang tidak beriman.[1] Eksistensi Allah dimulai dari pikiran manusia yang menerima begitu saja ajaran agama,
  • 3. namun juga menanyakannya dari siapa dan mengapa dirinya ada, alam alam, dan Allah sendiri bisa diterima adanya.[2] Beberapa sikap orang beriman dalam mencari pencerahan akan adanya Allah:  Manusia yang menerima begitu saja dikarenakan ajaran turun-temurun dari para pendahulunya, manusia ditekankan harus percaya, bahkan tanpa bertanya. [2]  Manusia mulai bertanya mengapa dirinya ada?[2] Mengapa alam ada?[2]  Kemudian menanyakan Allah terkait; siapa, isinya, dan mengapa Dia ada?[2] Semua jawaban itu akan dijawab oleh para ahli dalam bidang yang disebut teologi; theos dan logos, ilmu tentang hubungan manusia dan ciptaan dengan Allah. [2] Jawaban-jawabannya bisa sangat beragam, tergantung agama dan kepercayaan yang mana yang memberikan jawaban. [2] Namun setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mereka berikan sebagai jawaban: - Allah ada, dan adanya Allah itu dapat dibuktikan secara rasional juga; - Allah ada, tetapi tidak dapat dibuktikan adanya; - tidak dapat diketahui apakah Allah benar-benar ada; - Allah tidak ada, dan ketentuan ini dapat dibuktikan juga.[2] Oleh karena itu filsafat berusaha membuktikan keyakinan-keyakinan manusia itu melalui berbagai jalan; metafisika, empirisme, rasionalisme, positivisme, spiritualisme dll.[2] Teisme[ Teisme adalah faham yang mempercayai adanya Tuhan. [2] Berasal dari bahasa Yunani Θεός=Teos dan νόμος=hukum=aturan=paham, jadi sebuah aturan atau paham tentang Tuhan atau pengakuan adanya Tuhan.[2] Di bawah ini beberapa pemikir yang mempercayai adanya Allah, maka dengan begitu mereka pasti orang beragama: Santo Agustinus(354-430)[ Santo Agustinus percaya bahwa Allah ada dengan melihat sejarah dari drama penciptaan, yang melibatkan Allah dan manusia.[4] Allah menciptakan daratan untuk manusia, menciptakan manusia (Adam) yang berdosa melawan Allah.[4] Lalu Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden.[4] Kemudian setelah manusia berkembang, mereka berdosa lebih lagi dan dihukum dengan air bah dalam sejarah Nuh.[4] Orang-orang Yahudi yang diberikan perjanjian Allah ternyata tidak dapat memeliharanya sehingga dihukum melalui bangsa-bangsa lain.[4] Lalu Allah yang maha kasih menebus manusia melalui Yesus Kristus. [4] Dari sejarah ini Allah dapat selalu ada di tengah-tengah manusia.[4] Memang Agustinus adalah Bapa gereja, Uskup dari Hippo yang membelaeksistensi Allah dari pandangan-pandangan lain yang ingin meruntuhkan paham teisme.[4] Tuhan didefinisikan dari sifat-sifatnya; maha tahu, maha hadir, kekal, pencipta segala sesuatu. [4]Namun lebih lagi, Tuhan bukan ada begitu saja, namun selalu terhubung dalam peristiwa-peristiwa besar manusia.[4] Thomas Aquinas (1225-1274)[
  • 4. Santo Thomas Aquinas Thomas Aquinas menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan Wahyu Kristen.[4] Kebenaran iman dan rasa pengalaman bukan hanya cocok, namun juga saling melengkapi; beberapa kebenaran, seperti misteri dan inkarnasi dapat diketahui melalui wahyu, sebagaimana pengetahuan dari susunan benda-benda di dunia, dapan diketahui melalui rasa pengalaman; seperti kesadaran manusia akan eksistensi Allah, baik wahyu maupun rasa pengalaman dipakai untuk membentuk persepsi tentang adanya Allah.[4] Thomas Aquinas terkenal dengan lima jalan (dalam Bahasa Latin; quinque viae ad deum) untuk mengetahui bahwa Allah benar-benar ada.[4]  Jalan 1 adalah gerak, bahwa segala sesuatu bergerak, setiap gerakan pasti ada yang menggerakkan, namun pasti ada sesuatu yang menggerakkan sesuatu yang lain, namun tidak digerakkan oleh sesuatu yang lain, Dialah Allah. [4]  Jalan 2 adalah sebab akibat, bahwa setiap akibat mempunyai sebabnya, namun ada penyebab yang tidak diakibatkan, Dialah sebab pertaman, Allah.[4]  Jalan 3 adalah keniscayaan, bahwa di dunia ini ada hal-hal yang bisa ada dan ada yang bisa tidak ada (contohnya adalah benda-benda yang dahulu ada ternyata ada yang musnah, namun ada juga yang dulu tidak ada ternyata sekarang ada), namun ada yang selalu ada (niscaya) Dialah Allah.[4]  Jalan 4 adalah pembuktian berdasarkan derajat atau gradus melalui perbandingan, bahwa dari sifat-sifat yang ada di dunia ( yang baik-baik) ternyata ada yang paling baik yang tidak ada tandingannya (sifat Allah yang serba maha) Dialah Allah.[4] Jalan 5 adalah penyelenggaraan, bahwa segala ciptaan berakal budi mempunyai tujuan yang terarah menuju yang terbaik, semua itu pastilah ada yang mengaturnya, Dialah Allah. [4] Descartes (1596-1650)[sunting | sunting sumber] Rene Descartes memikirkan Tuhan bermula dari prinsip utamanya yang merupakan “gabungan antara pietisme Katolik dan sains.[5]Descartes adalah seorang filsuf rasionalis yang terkenal dengan pemikiran ide Allah.[6] Tantangan yang mendorong Descartes adalah keragu-raguan radikalnya, The Methode of Doubt , bahkan menurutnya,"indera bisa saja menipu, Yang Maha Kuasa dalam bayangan kita juga bisa saja menipu, sebab kita yang membayangkan" . [7][6] Dalam menjawab skeptisisme orang-orang pada masanya, maka dalam tinggalnya di Neubau, dekat kotaUlm - Jerman, disebut sebagai “perjalanan menara”, kata lain dari meditasi yang dilakukan, dia menemukan Cogito, ergo sum tahun 1618.[1][6] Karena orang pada zamannya meragukan apa yang
  • 5. mereka lihat, maka hal ini dipatahkan oleh Descartes bahwa apa yang dipikirkan saja sebenarnya sudah ada, minimal di pikiran.[6] Orang bisa menyangkal segala sesuatu, namun ia tidak bisa menyangkal dirinya sendiri.[1] Jadi Allah di sini juga demikian, Allah sudah ada dengan sendirinya, bahkan lebih jauh Descartes mencari bukti-bukti empiris yang dia warisi dari para pendahulunya.[6]Keterbukaan untuk mengemukakan ide dalam pikiran, maka segala sesuatu yang dapat dipikirkan pasti bisa ada.[1] Alkitab salah satu bukti eksistensi Allah, kemudian juga relasi bahwa manusia, binatang, malaikat, dan obyek-obyek lain ada karena natural light yang adalah Allah sendiri.[6] Filsafat Ketuhanan menurut Descartes adalah berawal dari fungsi iman, yang pada akhirnya berguna untuk menemukan Allah. Tanpa iman manusia cenderung menolak Allah. Ada dua hal yang bisa ditempuh agar Aku sampai pada Allah:  Jalan yang pertama adalah sebab akibat, bahwa dirinya sendiri (manusia) pasti diakibatkan oleh penyebab pertama, yaitu Allah.[1]  Jalan yang kedua adalah secara ontologis, yang diwarisinya dari Anselmus.[1] Allah yang ada itu tidak mungkin berdiri sendiri, tanpa ada kaitan dengan suatu entitas lain, maka Allah pasti ada dan bereksistensi.[1] Maka Allah yang ada dalam ide Descartes sempurna sudah, bahwa Dia ada dan dapat diandalkan dalam relasi dengan entitas lainnya itu.[1] Imanuel Kant (1724-1804)[sunting | sunting sumber] Immanuel Kant dengan kata-kata "Langit berbintang di atasku dan hukum moral di batinku" Ajaran Kant tentang Allah ditemui dalam hukum moralnya melalui beberapa tahap: 1. Allah adalah suara hati, 2. Allah adalah tujuan moralitas, 3. Allah adalah pribadi yang menjamin bahwa orang yang bertindak baik demi kewajiban moral akan mengalami kebahagiaan sempurna. [1] Menurut Kant ada tiga jalan untuk membuktikan adanya Allah di luar spekulasi belaka, dan hal ini dimungkinkan:  dimulai dari menganalisa pengalaman kemudian menemui kualitas dari sense dunia kita, lalu meningkat menjadi bukum kausalitas mencapai penyebab di luar dunia.[8]  berdasar hal pertama, kita masih pada tataran pengalaman yang tidak bisa dijelaskan.[8]  di luar konsep-konsep itu, manusia memiliki a priori dalam rasionya, dan itu menjadi penyebab yang memang ada.[8]
  • 6. Lalu dari usaha dari pengalaman dianalisa dengan a priori (pemikiran awal sebelum membutktikan sesuatu) dalam otak kita, kita membagi tiga bentuk definisi atas pengalaman; Psikologi-teologi, kosmologi dan ontologi.[8] Dari hal yang dialami (empiris) menuju transendensi; bahwa manusia hanya akan berspekulasi saja.[8] Kritik Kant terhadap Thomas Aquinas juga mengenai hal-hal spekulatif, padahal Allah nyata adanya. [8] Di sini Kant kemudian mengakui bahwa Allah sebagai pemberi a priori dan pengalaman itu sendiri tidak terdapat dalam baik pengalaman maupun a priori, namun melampaui hal itu.[8] Maka Kant sangat terkenal dengan kata-katanya '"Langit berbintang di atasku dan hukum moral di dalam batinku".[8] Di sinilah iman diperlukan, sebab Allah pada kenyataannya tidak bisa dibuktikan hanya dengan pengalaman inderawi semata.[8] Allah melampaui hal-hal rasio murni.[8] Hegel (1770-1831) Hegel juga disebut filsuf idealisme Jerman.[9] Ajaran yang terkenal dari Hegel adalah dialektika, di mana ada dua hal berbeda (bahkan kontras) yang bertemu dan membentuk hal baru. [1] Pertama-tama Hegel membedakan antara rasio murni (dalam Kant) sebagai kesadaran manusia, namun ada yang lebih dari itu yaitu intelek. Intelek itu senantiasa mengerjakan kinerja rasio dan intelektualitas sehingga dialektika terus terjadi.[1] Roh Absolut yang adalah intelek itu bekerja dan menyatakan dirinya dalam proses sejarah manusia.[1] Pekerjaan Roh itu dapat mencapai tujuannya dalam alam semesta ketika terjadi dialektika antara subjek dan objek, antara yang terbatas dan tidak terbatas, dan yang paling bisa dimengerti adalah antara yang imanen dan transenden. [1] Hegel berpendapat Allah di dalam agama Kristen juga bekerja seperti peristiwa reformasi yang sebenarnya merupakan peristiwa pemulih atau pengembali keadaan manusia menjadi baik kembali.[1] Dari peristiwa-peristiwa itu maka Allah menurut Hegel dapat diartikan dalam tiga tahap: 1. Segala sesuatu yang terjadi dalam sejarah adalah proses perjalanan Roh (Allah) yang menemukan dirinya sendiri 2. Melalui manusia dengan kesadarannya, Roh itu menemukan dirinya (peristiwa revolusi oleh Napoleon misalny) 3. Sehingga terjadi keselarasan arah gerak manusia dan arah gerak Roh dalam emansipasi dan kebebasanmanusia, untuk itu Roh akan memakai nama "Akal budi". [1] Namun Allah yang dinyatakan Hegel sebenarnya terikat pada manusia yang berproses dalam sejarah. [1] Schleiermacher (1768-1834) Schleiermacher adalah penganut Kant, namun baginya Allah lebih baik tidak ditelusuri dengan metafisika belaka, namun perlu dihayati kehadirannya, yaitu dengan kontemplasi.[1] Baginya, Allah yang tidak bisa ditangkap inderawi tidak bisa juga dilacak dengan rasio murni.[1] Istilah yang dipakai oleh Schleiermacher untuk Allah adalah "Sang Universum". [1] Jika Kant mengenal Allah sebagai pemberi hukum moral yang melampaui rasionya, Schleiermacher menganggap Allah yang dimaksud Kant tidak memadai dalam kehidupan manusia, sebab Allah hanya pemberiganjaran kepada orang yang baik dan penghukum orang yang kurang baik.[1] Sebab Allah, bagi Schleiermacher tidak mungkin memberi hukuman kekal kepada manusia lantaran ia tidak sempurna, hal ini dikarenakan bahwa manusia diciptakan Allah bukan agar ia sempurna, melainkan agar ia berikhtiar mencapai kesempurnaan itu. [1] Scleiermacher mendekati Allah bukan dari teori spekulatif, bukan dengan pendekatan moral-praktis, melainkan pendekatan intuitif-batin, dalam bahasanya melalui kontemplasi dan perasaan.[1]"Di sinilah agama merenungkan Sang Universum, di dalam caranya mengekspresikan diri dan tindakannya, agama ingin mendegarkan bisikan suara Sang Universum itu dengan khidmat,... Dalam kepasifan anak-anak, agama ingin ditangkap dan dipenuhi oleh daya pengaruhnya" [1] Agama adalah Sang Universum sendiri.[1] Sang Universum ditangkap dari alam dunia yang mamanifestasikannya.[1] Namun alam dunia bukanlah Sang Universum yang berdiri sendiri, namun tetap memanifestasikan alam.[1] Pembedaan ini melaui dua tahap; 1. Alam adalah wahyuAllah, dan
  • 7. ditangkap oleh sanubari manusia, 2. wahyu yang lebih tinggi dan lebih baik adalah manusia yang menurut Schleiermacher tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas, namun bereksistensi. [1] Dalam aktivitas umat manusia itulah Allah menyatakan diri, alam diresapi oleh Yang Ilahi. [1] Namun manusia bukanlah Allah sendiri.[1] Maka tugas agama adalah mencari menemukan Allah yang ada di luar dirinya.[1] Agama harus tinggal dengan pengalaman-pengalaman langsung untuk mencari Allah dan mencari keterhubungannya secara menyeluruh, bukan berfilosofi. [1] Alfred North Whitehead (1861-1947) Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teologi Proses Alfred North Whitehead dijuluki sebagai bapak filsafat maupun teologi proses.[1] Pemikirannya tergolong abstrak karena pengaruh bidang yang digelutinya, matematika dan pengetahuan empirisme mengenai alam yang didapatkannya dari fisika terapan. [1] Dalam bukunya tentang Bagaimana Agama Terjadi (1926) dia menyatakan; “ "Dogma-dogma agama adalah upaya untuk memformulasikan secara presis kebenaran-kebenaran yang tersibak di dalam pengalaman religius umat manusia. Dengan cara yang sama dogma-dogma fisika (teori-teori, hukum, dan postulat) merupakan upaya untuk memformulasikan secara presis kebenaran-kebenaran yang tersingkap di dalam pencerapan inderawi umat manusia. [1] ”  Filsafat Proses Whitehead. Filsafat prosesnya memakai dua pendekatan; 1. Prinsip proses, dan 2. Prinsip kreatifitas. [1] Dari prinsip ini maka proses dibedakan dalam dua: 1. Prinsip bagi proses yang bersifat mikrokopis (konkresi) adalah asas yang memungkinkan lahirnya wujud aktual baru dari aktual-aktual lama yang sudah penuh.[1] 2. Prinsip bagi proses yang bersifat makrokopis (objektifikasi) yang memungkinkan sesuatu yang sudah penuh berubah dan menjadi datum lagi.[1] Prinsip kreatifitas itu disimpulkan secara logis berdasarkan analisisnya atas satua aktual sebagai wujud ciptaannya.[1]  Allah dalam Filsafat proses Whitehead Proses kreatifitas dan pembaruan dari satuan aktual-aktual terus terjadi, salah satu partisipannya adalah Allah, namun Dia yang paling menonjol karena dia adalah yang awali dan yang akhiri. [1]1. Yang awali : Allah memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai dasar awali yangyk adanya tatanan dalam seluruh jagat raya dan sebagai dasar munculnya kebaruan dalam perwujudan suatu peristiwa aktual.[1] 2. Yang akhiri: Allah sebagai penyerta yang tanggap dan menyelamatkan. [1] Jadi Tuhan (Allah) bagi Whitehead memiliki 3 peran yang disebut di atas, dengan begitu dia bisa mengendalikan setiap perubahan yang terjadi atas aktual-aktual lain dan mengakhirinya dengan baik.[1] Deisme Artikel utama untuk bagian ini adalah: Deisme
  • 8. Deisme dianalogikan seperti Tukang Jam, yang menciptakan jam secara teratur dan membiarkannya berjalan sendiri Deisme adalah pandangan khas tentang Allah di masa Pencerahan, berasal dari deus yang artinya Allah.[9] Namun pandangan ini berbeda dengan teisme, sebab Allah dipercaya hanya pada waktu penciptaan, selanjutnya tidak berhubungan dengan dunia lagi karena dunia yang sudah teratur dari semula.[9] Allah dianalogikan seperti pencipta arloji yang bisa berjalan sangat teratur tanpa campur tangan penciptanya.[9] Jadi Deisme hanya percaya Tuhan pertama kali, setelah itu dianggap tidak ada.[9] Paham ini dianggap sebagai benih dari munculnya pandangan ateisme yang secara terbuka menyangkal adanya Tuhan.[9] Pandangan yang muncul pada abad 18 di Perancis. [9] Agnostisisme[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Agnostisisme Agnostisisme adalah paham manusia yang tidak mau tahu atau tidak tahu tentang adanya Tuhan.[9] Namun hal ini lebih disebabkan karena kebuntuan pemikiran untuk mendefinisikan Tuhan.[9] Bagi para filsuf ini, Tuhan di berada di luar Jangkauan pemikiran manusia. [9] Ateisme[sunting | sunting sumber] Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ateisme Ateisme berari penyangkalan adanya Allah.[2] Namun arti tentang Allah yang disangkal adanya, tidak sama dengan pandagan semua orang, oleh karenanya arti ateisme berbeda-beda juga.[2]Lima model ateisme yang diuraikan Magnis Suseno adalah ateisme dalam diri Ludwig Feuerbach, Karl Marx, Friedrich Nietzsche, Sigmund Freud dan Jean Paul Sartre.[9] Scientisme merupakan bagian dari Ateisme[sunting | sunting sumber] Scientisme, sesuai dengan dogma rasionalis, memandang inteligensi manusia sebgai ukuran seluruh inteligibilitas, scientisme membatasi rasionalisme sendiri dalam batas-batas pengetahuan saja, sehingga roh manusia sendiri direduksi sampai dimensi ilmiah saja. [3] Segala sesuatu dipandang sebagai obyek yang dapat diukur, bahkan subyek pada akhirnya nanti dibendakan juga. [3]Maka pada akhirnya scientisme menolak metafisika, sehingga apa yang dipikirkan secara metafisik dibendakan begitu saja, dan ini adalah bentuk ateisme.[3] Problem lebih lanjut adalah scientisme melawan pemikiran agama dan iman.[3] Hal ini terjadi pada masa Galilei yang mengemukakan tentang bumi yang diistilahkan geo-sentris.[3] Hal lain yang kemudian muncul juga padaCharles Darwin dengan teori evolusi yang menyangkal kisah penciptaan manusia dalam naskah Alkitab.[3] Ludwig Feuerbach[sunting | sunting sumber]
  • 9. Ludw ig Feuerbach Ateisme menurut Feuerbach (1804-1872) adalah memandang Tuhan dalam agama hanya sebagai proyeksi dari kehendak manusia saja.[9] Dia menolak pandangan Hegel yang menyatakan Tuhan mengungkapkan diri dalam kesadaran manusia. [9] Baginya, yang nyata bukan lah Tuhan, yang nyata adalah manusia.[9] Tuhan hanyalah proyeksi manusia yang mendamba sifat -sifat yang tidak dapat dicapainya.[9] Kehendak manusia untuk berkuasa, serba tahu, ada di mana-mana, dan tidak terikat waktu itu kemudian dilemparkannya pada "hal lain" yang adalah Tuhan. [9] Sebab kepastian yang nyata adalah yang dapat di tangkap inderawi, yaitu realitas manusia.[9] Pandangan seperti ini nanti akan masuk dalam filsafat meterialisme. [9] Kebaikan pandangan Feuerbach ini adalah menyatakan hakekat manusia untuk kreatif, berbelas kasih, baik, saling menyelamatkan dsb. [9] Aneh bila manusia menyembah Tuhan yang adalah dirinya sendiri, maka manusia seharusnya menarik agama ke dalam dirinya sendiri supaya ia menjadi kuat, baik, adil dana maha tahu. [9] Karl Marx[sunting | sunting sumber] Karl Marx terkenal dengan Agama adalah candu masyarakat Menurut Karl Marx, agama adalah candu masyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju dan bersikap rasional.[9]Agama yang dimaksud Marx adalah agama Kristen Ateisme yang diajarkan Marx adalah ateisme modern.[2]Agama yang mengajarkan Tuhan yang serba bisa hanya menipu dan menyesatkan masyarakat.[9] Marx mengkritik Feuerbach yang hanya menyatakan bahwa Tuhan adalah khayalan, namun tidak mencari sebabnya. [9] Bagi Marx sebab yang diberikan adalah manusia lari kepada Tuhan karena penindasan yang mereka terima dari masyarakat kelas yang dikritiknya.[9] Menurutnya agama hanya menjadi penghalang manusia untuk menyangkal dan memperbaiki hidupnya yang sedang ditindas, seandainya Tuhan dan agama tidak ada, maka manusia bisa hidup bebas dan bermartabat. [9] Di sinilah Tuhan sekiranya dicoret karena tidak diperlukan.[9] Manusia seharusnya menolak kapitalisme yang sedang menindas mereka.[9]
  • 10. Sigmund Freud[sunting | sunting sumber] Sigmund Freud, mencari Tuhan dari psikoanalis Filsafat Ketuhanan dalam pandangan Sigmund Freud dengan terori psikoanalisnya dimulai dengan pertanyaan, "Apakah kepercayaan akan Allah dapat dipertanggungjawabkan?" [2] Hal ini berawal dari analisanya tentang perkembangan manusia yang mempercayai agama yang terkadang tidak mencari kebenaran-kebenaran di dalamnya.[2] Manusia yang hanya menerima begitu saja agama-agama yang diajarkan kepadanya.[2] Ide Allah hanyalah ilusi, namun begitu dibutuhkan manusia seperti seorang manusia yang membutuhkan seorang bapak yang melindunginya. [2] Namun Freud mengajukan pertanyaan selanjutnya, "Apakah agama benar-benar baik bagi manusia?"[2]Jawabannya adalah ambigu.[2] Yang ditekankan olehnya adalah seharusnya manusia bertanya akan imannya sehingga dia tidak terjebak dalam bentuk-bentuk infantil dan neurotis.[2] Pendk kata, Freud tidak memperdebatkan realitas Allah, namun lebih mengupas ilusi palsu kesadaran manusia. [2] Karena bertanya, maka sesungguhnya penjelasan yang dikemukakan agama tidaklah memadai, Allah tidak bisa dijelaskan dalam intelektual, sehingga perlu ditolak juga. [2]Terlebih lagi jika dicari manfaatnya, agama hanya sebagai penghambat perkembangan pribadi, maka harus pula ditolak. [2] Friedrich Nietzsche (1844-1899)[sunting | sunting sumber] Friedrich Nietzsche sangat terkenal dengan Sabda Zarathustra (1883) bahwa "Tuhan telah mati".[4] Inilah awal mula penolakannya terhadap Tuhan. [4] Penolakannya terhadap Tuhan sebenarnya berasal dari kebenciannya melihat orang Kristen yang tidak menunjukkan kekristenan yang seharusnya menampilkan kasih.[4] Kebenaran bagi dia sangat subyektif, dipikirkan manusia yang sangat super kekuasaannya terhadap dirinya sendiri.[4]Subyektivitas itu juga dalam hal kebenaran agama, apa yang disebut baik bisa saja sebenarnya sangat buruk, apa yang disebut buruk bisa saja sebenarnya sangat baik.[4]Agama Kristen dianggap oleh Nietzsche sebagai bentuk Platonisme baru yang memisahkan antara dunia, kosmologi, materi dan apa yang dapat ditangkap oleh pancaindera.[3] Dari sini keburukan Kristen kata Nietzsche dipandang meremehkan hal -hal duniawi, tampak seperti gnosis yang meremehkan hidup (tubuh, dunia, hawa nafsu) sehingga merupakan
  • 11. hasrat akan kehampaan, kehendak akan dekadensi, sebagai penyakit, kelesuah dan kepay ahan hidup.[3] Hal ini ditujukan kepada agama [Kristen]] yang memiliki label baik, sebenarnya sangatlah buruk, yaitu dengan ajaran-ajarannya yang sebenarnya membelenggu manusia untuk berkembang.[4]Bagi dia, manusia adalah ukuran segala sesuatu, bukan Tuhan yang disebut agama Kristen.[4] Manusialah tuhan atas ciptaan ini dan yang mampu mengerjakan apa yang diinginkannya.[4] Maka penolakan akan Tuhan adalah hal yang paling baik, sebab manusia menjadi tidak bergantung pada Allah (Kristen) yang hanya membelenggu manusia itu, katanya. [4] J. Paul Sartre (1905-1980)[sunting | sunting sumber] Tuhan di mata Sartre kecil adalah sosok penghukum yang mengawasinya di manapun dia berada, oleh karenanya dia tidak suka kehadiran Tuhan. [10] Tuhan juga tidak hadir ketika dia ingin menemuinya.[10] Oleh karena itu Sartre sudah menolak Tuhan yang tidak nyata semenjak umur 12 tahun.[10] Sartre yang tadi dididik secara Katolik berpindah kepada kesusastraan, yang disebut sebagai agama baru baginya.[10] Namun secara sistematis, dan khas eksistesialis, penolakan atas Tuhan ini dilakukannya karena pemisahan radikal dalam tulisannya Ada dan Ketiadaan terjemahan dari Being and Nothingness.[10] Baginya, di dunia ini tidak ada grand design yang mutlak, manusialah yang bisa mengatur dirinya sendiri dengan eksistensinya. [4]Eksistensi manusia mendahului esensinya; manusia ada dan kemudian menentukan "siapa dirinya". [4] Dia menyangkal Descartes tentang Aku berpikir, maka aku ada, yang benar adalah Aku ada lalu aku berpikir.[4] Dari sinilah dia meneruskannya dalam teori eksistensial fenomenologisnya, bahwa segala sesuatu harus dipisahkan dalam dua bagian; etre en soi / ada dalam dirinya sendiri atau etre-pour soi / ada untuk dirinya sendiri.[10] Segala sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri berarti tidak pasif, tidak aktif, tidak afirmatif juga tidak negatif, ada begitu saja, tanpa fundamen, tanpa dapat dirutunkan dari sesuatu lain, tidak berkembang.[10] Sedangkan ada untuk dirinya sendiri adalah sebuah kesadaran], dan ini khas manusia.[10] Dari pemisahan inilah, dia melabel Tuhan orang Kristen yang tidak berubah itu masuk dalam golongan ada dalam dirinya sendiri, maka dari itu dia tidak lebih besar dari manusia yang memiliki kesadaran untuk memilih esensinya sendiri. [10] Di sinilah penyangkalan Tuhan itu terjadi, dia tidak mengakui Tuhan lebih tinggi dari manusia, maka Tuhan tidak diperlukan lagi. [10] Karena Tuhan tidak lagi ada, maka manusia menjadi bebas dan bisa menentukan kondisi bangsanya.[10] Di sinilah nilai positif Sartre yang kemudian menghabiskan seluruh kegiatan hidupnya untuk kebaikan manusia (gerakan sosial).[10] Bahkan dia pernah memenangi nobel perdamaian karena pengabdiannya terhadap kemanusiaan, namun ditolaknya.[10][4]