SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup

1. LATAR BELAKANG

    Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup selama ini, dijumpai
 berbagai situasi permasalahan antara lain: rendahnya partisipasi masyarakat
 untuk berperan dalam pendidikan lingkungan hidup yang disebabkan oleh
 kurangnya pemahaman terhadap permasalahan pendidikan lingkungan yang
 ada, rendahnya tingkat kemampuan atau keterampilan dan rendahnya
 komitmen masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

     Di samping itu, pemahaman pelaku pendidikan terhadap pendidikan
 lingkungan yang masih terbatas juga menjadi kendala. Hal ini dapat dilihat
 dari persepsi para pelaku pendidikan lingkungan hidup yang sangat
 bervariasi. Kurangnya komitmen pelaku pendidikan juga mempengaruhi
 keberhasilan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dalam jalur
 pendidikan formal, masih ada kebijakan sekolah yang menganggap bahwa
 pendidikan lingkungan hidup tidak begitu penting sehingga membatasi ruang
 dan kreativitas pendidik untuk mengajarkan pendidikan lingkungan hidup
 secara komprehensif.

      Materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang
 selama ini digunakan dirasakan belum memadai sehingga pemahaman
 kelompok sasaran mengenai pelestarian lingkungan hidup menjadi tidak utuh.
 Di samping itu, materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup
 yang tidak aplikatif kurang mendukung penyelesaian permasalahan
 lingkungan hidup yang dihadapi di daerah masing-masing.

      Sarana dan prasarana dalam pendidikan lingkungan hidup juga
 memegang peranan penting. Namun demikian, umumnya hal ini belum
 mendapatkan perhatian yang cukup dari para pelaku. Pengertian terhadap
 sarana dan prasarana untuk pendidikan lingkungan hidup seringkali
 disalahartikan sebagai sarana fisik yang berteknologi tinggi sehingga menjadi
 faktor penghambat motivasi dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup.

      Hal lain yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya
 ketersediaan anggaran pendidikan lingkungan hidup. Kurangnya perhatian
 Pemerintah untuk mengalokasikan dan meningkatkan anggaran pendidikan
 lingkungan juga mempengaruhi perkembangan pendidikan lingkungan hidup
 tersebut. Selain itu, pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di berbagai
 instansi baik pemerintah maupun swasta tidak dapat maksimal karena
 terbatasnya dana/anggaran dan penggunaannya yang kurang efisien dan
 efektif.

       Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan para pelaku pendidikan
 menyebabkan kurang berkembangnya pendidikan lingkungan hidup. Hal ini
 terlihat dengan adanya gerakan pendidikan lingkungan hidup (formal dan
 nonformal/informal) yang masih bersifat sporadis, tidak sinergis dan saling
 tumpang tindih.

      Di samping itu, faktor penting yang sangat mempengaruhi kurang
 berkembangnya pendidikan lingkungan hidup di Indonesia disebabkan belum
 adanya kebijakan Pemerintah yang secara terintegrasi mendukung
 perkembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia, seperti misalnya
 Kebijakan yang dilakukan selama ini hanya bersifat bilateral dan lebih
menekankan kerja sama antar instansi (contoh: MoU antara Kementerian
   Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional, MoU antara
   Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Agama, dll), sementara
   di beberapa Kabupaten sampai saat ini belum ada peraturan daerah yang
   secara spesifik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan
   lingkungan hidup.

        Dari gambaran situasi permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa
   kurang berkembangnya pendidikan lingkungan hidup selama ini disebabkan
   oleh:

   1. Lemahnya kebijakan pendidikan nasional;
   2. Lemahnya kebijakan pendidikan daerah;
   3. Lemahnya unit pendidikan (sekolah-sekolah) untuk mengadopsi dan
      menjalankan perubahan sistem pendidikan yang dijalankan menuju
      pendidikan lingkungan hidup;
   4. Lemahnya masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan dewan
      perwakilan rakyat untuk mengerti dan ikut mendorong terwujudnya
      pendidikan lingkungan hidup;
   5. Lemahnya proses-proses komunikasi dan diskusi intensif yang
      memungkinkan terjadinya transfer nilai dan pengetahuan guna pembaruan
      kebijakan pendidikan yang ada.

        Untuk kepentingan perkembangan pendidikan lingkungan hidup di
   Indonesia pada masa yang akan datang, maka perlu disusun suatu kebijakan
   nasional tentang pendidikan lingkungan hidup di Indonesia untuk dijadikan
   acuan bagi semua pihak terkait bagi pelaksanaan dan pengembangan
   pendidikan lingkungan hidup.

2. PENGERTIAN DAN DEFINISI

a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
   belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
   memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
   kecerdasan, akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
   masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
   keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
   mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
   mahluk hidup lain.
c. Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang
   dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk
   meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang
   nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya
   dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
   pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang
   dan yang akan datang.
d. Pendidikan lingkungan hidup formal adalah kegiatan pendidikan di bidang
   lingkungan hidup yang diselenggarakan melalui sekolah, terdiri atas
   pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan dilakukan
   secara terstruktur dan berjenjang dengan metode pendekatan kurikulum yang
   terintegrasi maupun kurikulum yang monolitik (tersendiri).
e. Pendidikan lingkungan hidup nonformal adalah kegiatan pendidikan di bidang
   lingkungan hidup yang dilakukan di luar sekolah yang dapat dilaksanakan
   secara terstruktur dan berjenjang (misalnya pelatihan AMDAL, ISO 14000,
   PPNS).
f. Pendidikan lingkungan hidup informal adalah kegiatan pendidikan di bidang
   lingkungan hidup yang dilakukan di luar sekolah dan dilaksanakan tidak
   terstruktur maupun tidak berjenjang.
g. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup adalah seluruh lapisan masyarakat
   yang meliputi pelaku, penyelenggara dan pelaksana pendidikan lingkungan
   hidup, baik di jalur formal, nonformal dan informal.

3. VISI DAN MISI

     A. Visi

               Visi pendidikan lingkungan hidup yaitu: Terwujudnya manusia
          Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan
          untuk berperan aktif dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas
          lingkungan hidup.

              Pada hakikatnya visi ini bertitik tolak dari latar belakang
          permasalahan pendidikan lingkungan hidup yang ada selama ini dan
          sejalan dengan filosofi pembangunan berkelanjutan yang menekankan
          bahwa pembangunan harus dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan
          masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan
          aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang serta melestarikan dan
          mempertahankan fungsi lingkungan dan daya dukung ekosistem.

     B.   Misi

             Untuk dapat mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi
          yang harus dilaksanakan, yaitu:

          1. Mengembangkan kebijakan pendidikan nasional yang berparadigma
             lingkungan hidup;
          2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan
             hidup di pusat dan daerah;
          3. Meningkatkan akses informasi pendidikan lingkungan hidup secara
             merata;
          4. Meningkatkan sinergi antar pelaku pendidikan lingkungan hidup.




4. TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN

     A. Tujuan

     Tujuan pendidikan lingkungan hidup:

         Mendorong dan memberikan kesempatan kepada masyarakat memperoleh
     pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat
     menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta
     memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola
     perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan
     etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
Sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, maka disusunlah
  kebijakan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia yang bertujuan untuk
  menciptakan iklim yang mendorong semua pihak berperan dalam
  pengembangan pendidikan lingkungan hidup untuk pelestarian lingkungan
  hidup.

  C. Sasaran

  Sasaran kebijakan pendidikan lingkungan hidup adalah:

  1. Terlaksananya pendidikan lingkungan hidup di lapangan sehingga dapat
     tercipta kepedulian dan komitmen masyarakat dalam turut melindungi,
     melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan lingkungan hidup;

  2. Diarahkan untuk seluruh kelompok masyarakat, baik di perdesaan dan
     perkotaan, tua dan muda, laki-laki dan perempuan di seluruh wilayah
     Indonesia sehingga tujuan pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh
     rakyat Indonesia dapat terwujud dengan baik.

  D. Ruang Lingkup

        Ruang lingkup kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup meliputi hal-hal
     sebagai berikut:

     1. Pendidikan lingkungan hidup yang melalui jalur formal, nonformal dan
        jalur informal dilaksanakan oleh seluruh stakeholder.

     2. Diarahkan kepada beberapa hal yang meliputi aspek: a) kelembagaan,
        b) SDM yang terkait dalam pelaku/pelaksana maupun objek
        pendidikan lingkungan hidup, c) sarana dan prasarana, d) pendanaan,
        e) materi, f) komunikasi dan informasi, g) peran serta masyarakat,
        dan h) metode pelaksanaan.




5. LANDASAN KEBIJAKAN

  Kebijakan pendidikan lingkungan hidup disusun berdasarkan:

  1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
  2. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
  3. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
     Pusat dan Daerah;
  4. UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional;
  5. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
  6. Keputusan Bersama Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
     dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1991 dan Nomor
     38 Tahun 1991; tentang Peningkatan Pemasyarakatan Kependudukan dan
     Lingkungan Hidup Melalui Jalur Agama.
  7. Piagam Kerja Sama Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan
     Pengendalian Dampak Lingkungan dengan Menteri Dalam Negeri Nomor
     05/MENLH/8/1998 dan Nomor 119/1922/SJ tentang Kegiatan Akademik
     dan Non Akademik di Bidang Lingkungan Hidup;
8. Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
      dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996
      dan    Nomor      KEP:89/MENLH/5/1996   tentang Pembinaan     dan
      Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup;
  9. Naskah Kerja Sama antara Pusat Pengembangan Penataran Guru
      Teknologi Malang sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Lingkungan
      Hidup Nasional untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Direktorat
      Pengembangan Kelembagaan/Pengembangan Sumber Daya Manusia
      Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 218/C19/TT/1996 dan
      Nomor B-1648/I/06/96 tentang Pengembangan Pendidikan Lingkungan
      Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan.
  10. Komitmen-komitmen Internasional yang berkaitan dengan pendidikan
      lingkungan hidup.




6. KEBIJAKAN UMUM

  Kebijakan umum pendidikan lingkungan hidup terdiri dari:

  1. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup menjadi wadah/sarana
     menciptakan perubahan perilaku manusia yang berbudaya
     lingkungan

     Selama ini pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di lapangan masih
     banyak mengahadapi berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang
     dirasakan sangat krusial adalah belum optimalnya kelembagaan
     pendidikan lingkungan hidup di Indonesia sebagai wadah yang ideal dan
     efektif dalam mendorong keberhasilan pelaksanaan pendidikan lingkungan
     hidup di lapangan. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup yang ideal
     dan efektif tersebut perlu memperhatikan berbagai aspek yang meliputi
     antara lain:

     a. Adanya kebijakan pemerintah pusat, daerah dan komitmen seluruh
        stakeholder yang mendukung pengembangan pendidikan lingkungan
        hidup.

     b. Adanya jejaring dan kerja sama antar lembaga pelaksana pendidikan
        lingkungan hidup

     c. Adanya mekanisme kelembagaan yang jelas yang meliputi tugas, fungsi
        dan tanggung jawab masing-masing pelaku pendidikan lingkungan
        hidup.

     d. Adanya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan
       lingkungan hidup




  2. Sumber daya manusia pendidikan              lingkungan   hidup   yang
     berkualitas dan berbudaya lingkungan

     Berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di lapangan
     ditentukan antara lain oleh kualitas dan kuantitas pelaku dan kelompok
     sasaran pendidikan lingkungan hidup. Dengan meningkatnya kualitas dan
kuantitas pelaku pendidikan lingkungan hidup (misalnya: guru, pengajar,
  fasilitator) diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang
  berpengetahuan, berketerampilan, bersikap dan berperilaku serta
  mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pelestarian fungsi lingkungan
  hidup di sekitarnya.

3. Sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan
   kebutuhan

  Agar proses belajar-mengajar dalam pendidikan lingkungan hidup dapat
  berjalan dengan baik, perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang
  memadai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi antara lain:
  laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, peralatan belajar-mengajar. Di
  samping itu, dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup, alam
  dapat digunakan sebagai sarana pengetahuan.

4. Pengalokasian dan pemanfaatan anggaran pendidikan lingkungan
   hidup yang efisien dan efektif

  Penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup perlu didukung pendanaan
  yang memadai. Pendanaan dan pengalokasian anggaran bagi pelaksanaan
  pendidikan lingkungan hidup tersebut sangat bergantung kepada
  komitmen pelaku pendidikan lingkungan hidup di semua tingkatan, baik
  pusat dan daerah. Agar pendidikan lingkungan hidup dapat dilaksanakan
  dengan baik perlu adanya keterlibatan semua pihak dalam pengalokasian
  anggaran yang proporsional dan penggunaan anggaran pendidikan
  lingkungan hidup yang efisien dan efektif.

5. Materi pendidikan   lingkungan   hidup    yang    berwawasan
   pembangunan berkelanjutan, komprehensif dan aplikatif

  Penyusunan materi pendidikan lingkungan hidup harus mengacu pada
  tujuan pendidikan lingkungan hidup dengan memperhatikan tahap
  perkembangan dan kebutuhan yang ada saat ini. Untuk itu, materi
  pendidikan lingkungan hidup perlu dipersiapkan secara matang dengan
  mengintegrasikan     pengetahuan     lingkungan   yang   berwawasan
  pembangunan berkelanjutan, dan disusun secara komprehensif, serta
  mudah diaplikasikan kepada seluruh kelompok sasaran.

6. Informasi yang berkualitas dan mudah diakses sebagai dasar
   komunikasi yang efektif

  Kualitas informasi tentang pendidikan lingkungan hidup perlu terus
  dibangun dan dijamin ketersediaannya agar setiap orang mudah
  mendapatkan informasi tersebut. Informasi yang berkualitas dapat
  digunakan untuk pelaksanaan komunikasi efektif antar pelaku dan
  kelompok sasaran serta bagi pengembangan pendidikan lingkungan
  hidup.

7. Keterlibatan dan ketersediaan ruang bagi peran serta masyarakat
   untuk berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan hidup

  Keterlibatan masyarakat diperlukan      dalam proses perencanaan,
  pelaksanaan dan evaluasi pendidikan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
pelaku pendidikan lingkungan hidup perlu memberikan peran yang jelas
     bagi keterlibatan masyarakat tersebut.

  8. Metode pendidikan lingkungan hidup berbasis kompetensi

     Metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup merupakan hal yang
     penting dan sangat berperan dalam menghasilkan proses pembelajaran
     yang berkualitas. Pengembangan metode pelaksanaan pendidikan
     lingkungan hidup yang baik (berbasis kompetensi dan aplikatif), dapat
     meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan hidup sehingga dapat
     mencapai sasaran yang diharapkan.




C. Strategi Pelaksanaan

     Strategi pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan
  penjabaran kebijakan umum yang tertuang dalam butir B di atas. Strategi ini
  memberikan kerangka umum untuk mewujudkan cita-cita pengembangan
  pendidikan lingkungan hidup di Indonesia, sehingga dapat diciptakan
  manusia Indonesia yang berpengetahuan, berketerampilam, bersikap dan
  mempunyai komitmen yang tinggi terhadap nasib lingkungan hidup kita serta
  dapat turut bertanggung jawab aktif dalam upaya pelestarian lingkungan
  hidup di sekitar kita.

      Strategi-strategi ini saling berkait satu dengan lainnya, namun demikian
  hal ini tidak berarti strategi-strategi harus menjadi satu kesatuan yang
  berturutan, sehingga dalam pelaksanaan strategi tersebut tidak perlu
  dilaksanakan secara seri berdasarkan urutan strategi yang ada.

  Strategi Pelaksanaan ini meliputi:

  1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan
     hidup sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan
     dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang ditujukan
     untuk:
     a. mendorong pembentukan, penguatan dan pengembangan (revitalisasi)
        kapasitas kelembagaan PLH;
     b. mendorong tersusunnya kebijakan pendidikan lingkungan hidup di
        tingkat Pusat dan Daerah;
     c. memperkuat koordinasi dan jaringan kerja sama pelaku pendidikan
        lingkungan hidup;
     d. membangun komitmen bersama untuk PLH (termasuk komitmen
        pendanaan);
     e. Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan
        pendidikan lingkungan hidup.



  2. Meningkatkan kualitas dan kemampuan (kompetensi) SDM PLH,
     baik pelaku maupun kelompok sasaran pendidikan lingkungan
     hidup sedini mungkin melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif.

     Mengembangkan kualitas SDM Masyarakat, yang meliputi guru, murid
     sekolah, aparatur pemerintah, para ulama serta seluruh lapisan
     masyarakat sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh harus
dilakukan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif. Upaya ini harus
  dilakukan oleh seluruh komponen bangsa sehingga generasi muda, subjek
  dan objek pendidikan lingkungan dapat berkembang secara optimal.

  Selain itu, peningkatan kemampuan SDM di bidang lingkungan hidup dalam
  profesionalitas (kompetensi) tenaga pendidik, dan peningkatan kualitas
  masyarakat dan peningkatan kualitas SDM pada tingkat pengambil keputusan
  (birokrat) menjadi hal yang penting dilakukan juga dalam rangka
  pengembangan kebijakan pendidikan lingkungan hidup.

3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan
   hidup yang dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran
   yang efisien dan efektif.

  Dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup
  dapat mendukung terciptanya tempat yang menyenangkan untuk belajar,
  berprestasi, berkreasi dan berkomunikasi. Optimalisasi sarana dan prasarana
  ini dapat dilakukan dengan menggunakan perpustakaan, laboratorium, alat
  peraga, alam sekitar dan sarana lainnya sebagai sumber pengetahuan.

4. Meningkatkan   dan   memanfaatkan     anggaran     pendidikan
   lingkungan hidup dan mendorong partisipasi publik serta
   meningkatkan   kerja  sama  regional,   internasional   untuk
   penggalangan pendanaan PLH.

      Meningkatkan pendanaan pendidikan lingkungan hidup khususnya
  anggaran pada instansi yang melaksanakan pendidikan lingkungan hidup
  yang memadai diharapkan dapat memacu perluasan dan pemerataan
  perolehan pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh
  rakyat Indonesia dan menuju terciptanya manusia Indonesia yang
  berkualitas. Saat ini anggaran pendidikan khususnya pendidikan
  lingkungan masih sangat minim, walaupun di dalam Amendemen UUD
  1945, pagu anggaran pendidikan telah ditetapkan minimum sebesar 20%
  dari seluruh APBN.

     Di samping itu, sumber pendanaan pendidikan lingkungan hidup dapat
  digalang dari masyarakat, baik lokal, regional maupun internasional.

5. Menyiapkan dan menyediakan materi pendidikan lingkungan hidup
  yang berbasis kearifan tradisional dan isu lokal, modern serta
  global   sesuai  dengan     kelompok     sasaran   PLH   serta
  mengintegrasikan materi pendidikan lingkungan hidup ke dalam
  kurikulum lembaga pendidikan formal.

      Penyusunan materi PLH harus mengacu pada tujuan pendidikan
  lingkungan hidup dengan memperhatikan tahap perkembangan dan
  kebutuhan yang ada saat ini. Untuk itu materi pendidikan lingkungan
  hidup yang berbasis kearifan tradisional dan isu lokal, modern serta global
  harus disesuaikan dengan kelompok sasaran PLH.




6. Meningkatkan informasi yang berkualitas dan mudah diakses
   dengan mendorong pemanfaatan teknologi.
Dalam meningkatkan informasi yang berkualitas, pemanfaatan
      teknologi perlu terus diupayakan sehingga pengembangan pendidikan
      lingkungan dapat berhasil guna dan berdaya guna serta sekaligus dapat
      memberikan akses kepada masyarakat terhadap informasi tentang
      pendidikan lingkungan hidup.

   7. Mendorong ketersediaan ruang partisipasi bagi masyarakat dalam
      penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan
      lingkungan hidup.

          Dalam meningkatkan peran serta masyarakat dibidang pendidikan
      lingkungan hidup meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga,
      organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam
      penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (Pasal 54,
      UU Sidiknas 2003) perlu terus digalakkan. Selain itu, penyediaan ruang
      bagi masyarakat untuk pastisipasi akan menjadi faktor pendukung dalam
      pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup.

   8. Mengembangkan metode pelaksanaan pendidikan                lingkungan
      hidup yang berbasis kompetensi dan partisipatif.

           Metode pelaksanaan pendidikan lingkungan adalah hal yang sangat
      penting dan sangat berperan dalam menghasilkan proses pembelajaran
      yang berkualitas. Pengembangan metode pelaksanaan dalam pendidikan
      lingkungan hidup ditujukan pada pengembangan berbagai metode
      penyampaian pendidikan lingkungan hidup (antara lain melalui Joyful
      Learning Process) pada setiap jenjang pendidikan dan pengembangan
      berbagai metode partisipatif tentang pendidikan lingkungan hidup.




7. PENUTUP

Dengan dirumuskan dan ditetapkannya Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
ini, maka diharapkan akan dicapai hal-hal sebagai berikut:

1. Terciptanya optimalisasi kapasitas kelembagaan, jaringan kerja sama,
   mekanisme dan koordinasi antar lembaga di bidang pendidikan lingkungan
   hidup;
2. Terciptanya peningkatan kemampuan pelaku pendidikan dan peserta didik di
   bidang lingkungan hidup;
3. Terciptanya iklim dan kondisi serta sarana/prasarana yang mendukung
   terlaksananya strategi pendidikan lingkungan hidup;
4. Terciptanya komitmen dalam hal pengalokasian anggaran yang berkaitan
   dengan pendidikan lingkungan hidup;
5. Tersedianya suatu acuan materi PLH dengan konsep berbasis kompetensi dan
   ekosistem;
6. Tersedianya data dan informasi mengenai pendidikan lingkungan hidup;
7. Terciptanya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan
   pendidikan lingkungan hidup di Indonesia.
LAMPIRAN A

PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Agar Strategi Pelaksanaan tersebut dapat secara nyata dilaksanakan di lapangan
maka perlu disusun Rencana Program pendidikan lingkungan hidup yang nantinya
akan dilaksanakan dan ditempuh oleh seluruh pihak yang terkait dalam
pendidikan lingkungan hidup, dan di laksanakan dalam 3 tahapan yaitu: 1)
program jangka pendek (1-3 tahun), 2) program jangka menengah (3-5 tahun),
dan 3) program jangka panjang (5-10 tahun).

      A.    Program Jangka Pendek


                    Formal                       Nonformal/Informal


 1. Kelembagaan                                  1. Kelembagaan

 a)    Mengoptimalkan kapasitas kelembagaan,     a)    Mensosialisasikan kebijakan pendidikan
      jaringan kerja sama, mekanisme dan              lingkungan hidup;
      sistem kejasama dan koordinasi antar
      lembaga;
                                                 b)    Membangun dan mengembangkan forum
                                                      komunikasi kelembagaan pendidikan
 b)   Membentuk pedoman penyusunan                    lingkungan hidup di Pusat dan Daerah serta
      kebijakan pendidikan lingkungan hidup di        di institusi-institusi pendidikan lainnya;
      Pusat dan daerah;
                                                 c)   Meningkatkan koordinasi dan komunikasi
 c)   Menyusun peta lembaga/inventarisasi             melalui jejaring pendidikan lingkungan
      pendidikan lingkungan hidup di lembaga          hidup;
      pendidikan formal;
                                                 d)   Menyusun peta pendidikan lingkungan
 d)    Menfasilitasi dan menguatkan jaringan          hidup di Indonesia.
      komunikasi pendidikan lingkungan hidup
      di dalam lembaga pendidikan formal;

 e)    Membangun dan mengembangkan forum
      komunikasi   kelembagaan     pendidikan
      lingkungan hidup di Pusat dan Daerah
      serta di institusi-institusi pendidikan
      lainnya;

 f)   Revitalisasi mekanisme kerja sama antar
     kelembagaan        pelaku     pendidikan
     lingkungan hidup.
 2. SDM                                          2. SDM
 a)    Melaksanakan ToT bagi pendidik;           a)   Melaksanakan ToT bagi fasilitator
                                                      pendidikan;
 b)   Melaksanakan pendidikan lingkungan
      hidup bagi peserta didik.                  b)  Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup
                                                     bagi kelompok sasaran.
 3. Sarana dan Prasarana                         3. Sarana dan Prasarana
 a)      Melakukan inventarisasi sarana dan a)   Melakukan    inventarisasi  sarana   dan
       prasarana pendidikan lingkungan hidup;  prasarana pendidikan lingkungan hidup;

 b)   Mengembangkan sarana dan prasarana b)   Mengembangkan sarana dan                    prasarana
     yang tersedia.                          yang tersedia.
 4. Anggaran dan Pembiayaan              4. Anggaran dan Pembiayaan

 Menyusun kajian strategi bagi alokasi Menyusun kajian strategi bagi alokasi anggaran
 anggaran yang berkaitan dengan pendidikan yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan
 lingkungan hidup                          hidup
5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup         5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup
Menyusun panduan ToT yang berwawasan          Menyusun panduan ToT yang berwawasan
pembangunan berkelanjut-an, komprehensif      pembangunan berkelanjut-an, komprehensif
dan aplikatif.                                dan aplikatif.
6. Komunikasi dan Informasi                   6. Komunikasi dan Informasi

a)   Menyebarluaskan berbagai informasi       a)   Menyebarluaskan berbagai informasi i yang
     yang berkaitan dengan pendidikan              berkaitan dengan lingkungan hidup
     lingkungan hidup;
                                              b)   Mensosialisasikan pendidikan lingkungan
b)  Mensosialisasikan pendidikan lingkungan        hidup
    hidup
7. Peran Serta Masyarakat                     7. Peran Serta Masyarakat

Memberdayakan       masayarakat       dalam Memberdayakan         masayarakat       dalam
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup     pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup

8. Metode Pelaksanaan                         8. Metode Pelaksanaan

a)    Melakukan penilaian terhadap metode a)         Melakukan penilaian terhadap metode
     pendidikan lingkungan hidup yang ada          pendidikan lingkungan hidup yang ada saat
     saat ini;                                     ini;

b)     Menyusun panduan mengenai berbagai b)         Menyusun panduan mengenai berbagai
     metode        pembelajaran   pendidikan       metode       pembelajaran        pendidikan
     lingkungan hidup;                             lingkungan hidup;
c)      Melaksanakan metode pembelajaran c)         Melaksanakan metode pembelajaran yang
     yang      berbasis    kompetensi    dan       berbasis kompetensi dan partisipatif.
     partisipatif.
B.   Program Jangka Menengah




                    Formal                      Nonformal/Informal

1. Kelembagaan                                  1. Kelembagaan

a)        Menyusun     kebijakan  pendidikan a)      Mensosialisasi atas kebijakan dan
      lingkungan hidup yang didasarkan atas          pendidikan lingkungan hidup berjenjang;
      kebijakan PLH di Indonesia;
                                                b)   MONEV kebijakan, pendidikan lingkungan
b)      Terbentuknya Clearing House (Balai           hidup
      Kliring) yang dapat diakses oleh semua
      pelaku pendidikan formal.
                                                c)   Mengembangkan metode pelaksanaan
                                                     pendidikan lingkungan hidup yang sesuai
                                                     kelompok sasaran

                                                d)   Pengayaan materi pendidikan lingkungan
                                                     hidup berbasis kearifan lokal

                                                e)  Mengembangkan sistem dan mekanisme
                                                    pendanaan pendidikan lingkungan hidup
                                                    yang partisipatif, transparan
2. SDM                                          2. SDM
c)    Menyusun standar kompetensi               c)   Melaksanakan ToT bagi fasilitator
      pengembangan kualitas SDM PLH;                 pendidikan;

d)    Melaksanakan ToT bagi pendidik;           a)   Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup
                                                     bagi kelompok sasaran.
a)    Melaksanakan pendidikan      lingkungan
    hidup bagi peserta didik.
3. Sarana dan Prasarana                         3. Sarana dan Prasarana

Membangun kerja sama dalam pemanfaatan          Membangun kerja sama dalam pemanfaatan
sarana dan prasarana pendidikan lingkungan      sarana dan prasarana pendidikan lingkungan
hidup.                                          hidup.

4. Anggaran dan Pembiayaan                      4. Anggaran dan Pembiayaan

Menyusun kajian strategi bagi optimalisasi      Menyusun kajian strategi bagi optimalisasi
anggaran yang sudah ada di masing-masing        anggaran yang sudah ada di masing-masing
sektor.                                         institusi.
4. Anggaran dan Pembiayaan                      4. Anggaran dan Pembiayaan

a)     Mengoptimalkan dana pengembangan a)              Mengoptimalkan dana pengembangan
      pendidikan lingkungan hidup yang ada           pendidikan lingkungan hidup yang ada pada
      pada stakeholder lainnya                       stakeholder lainnya

b)  Meningkatkan pengunaan dana yang ada b)    Meningkatkan pengunaan dana yang ada
    pada institusi bidang lingkungan dan     pada institusi bidang lingkungan dan bidang
    bidang pendidikan bagi pengembangan      pendidikan bagi pengembangan pendidikan
    pendidikan lingkungan hidup              lingkungan hidup
5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup    5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup
a)       Menyusun      buku/modul tentang a)          Menyusun buku/modul tentang pendidikan
      pendidikan lingkungan hidup sesuai             lingkungan hidup untuk pendidikan LH non
      dengan jenjang pendidikan;                     formal/informal

b)         Menyusun      acuan       kurikulum b)         Menyusun       arahan      pelatihan/-
      pelatihan/penataran/kursus   lingkungan        penataran/kursus lingkungan hidup berbasis
      hidup berbasis kompetensi dan ekosistem        kompetensi dan ekosistem secara nasional
      secara nasional
6. Komunikasi dan Informasi                    6. Komunikasi dan Informasi

Membangun akses informasi yang berkaitan Membangun akses informasi yang              berkaitan
dengan pendidikan lingkungan hidup       dengan pendidikan lingkungan hidup



7. Peran Serta Masyarakat                      7. Peran Serta Masyarakat

a)          Memberdayakan masayarakat dalam    Memberdayakan        masayarakat        dalam
          pelaksanaan  pendidikan lingkungan   pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup
          hidup;

b)    Menyusun peraturan yang menjamin
     tersedianya mekanisme    partisipasi
     publik.
8. Metode Pelaksanaan                     8. Metode Pelaksanaan

a)      Menyusun panduan mengenai berbagai a)         Menyusun panduan mengenai berbagai
      metode      pembelajaran  pendidikan          metode       pembelajaran  pendidikan
      lingkungan hidup;                             lingkungan hidup;

b)      Melaksanakan metode pembelajaran b)          Melaksanakan metode pembelajaran yang
      yang      berbasis kompetensi  dan            berbasis kompetensi dan partisipatif.
      partisipatif.




     C.    Program Jangka Panjang




                     Formal                    Nonformal/Informal
1. Kelembagaan                                 1. Kelembagaan

a)      Mensosialisasikan kebijakan pendidikan b)       Mensosialisasikan   kebijakan     dan
      lingkungan hidup;                             melaksanakan pendidikan lingkungan hidup;

b)    Menyusun pedoman dan melaksanakan        c)   Melaksanakan monitoring dan evaluasi
      monitoring dan evaluasi pendidikan            pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup;
      lingkungan hidup;
                                               d)   Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup
c)    Melaksanakan pendidikan lingkungan            di jalur non formal sejak usia dini.
      hidup di jalur formal sejak usia dini;

a)    Melaksanakan monitoring dan evaluasi
      pelaksanaan pendidikan lingkungan
      hidup;

d)   Menciptakan sistem penghargaan dan
    sanksi.
2. SDM                                  2. SDM

Meningkatkan kreativitas pelaku pendidikan Meningkatkan kreativitas pelaku pendidikan dan
dan peserta didik pada setiap jenjang peserta didik.
pendidikan.
3. Sarana dan Prasarana                    3. Sarana dan Prasarana

Membangun sarana dan prasarana pendidikan Membangun sarana dan prasarana pendidikan
lingkungan hidup sesuai dengan kondisi dan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi dan
kemampuan institusi yang bersangkutan      kemampuan institusi yang bersangkutan

4. Anggaran dan Pembiayaan                     4. Anggaran dan Pembiayaan
Menyusun  mekanisme      pendanaan    bagi Menyusun mekanisme       pendanaan     bagi
pengembangan pendidikan lingkungan hidup pengembangan pendidikan lingkungan hidup

5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup         5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup

Mengembangkan materi LH yang terintegrasi Mengembangkan materi LH yang terintegrasi
pada materi ajar                          pada materi ajar

6. Komunikasi dan Informasi                   6. Komunikasi dan Informasi

Mengembangkan        jejaring    pendidikan Mengembangkan jejaring pendidikan lingkungan
lingkungan melalui pemanfaatan teknologi    melalui pemanfaatan teknologi


7. Peran Serta Masyarakat                     7. Peran Serta Masyarakat

Memberdayakan       masayarakat       dalam     Memberdayakan        masayarakat      dalam
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup         pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup


8. Metode Pelaksanaan                         8. Metode Pelaksanaan

a)     Menyusun panduan mengenai berbagai a)        Menyusun panduan mengenai berbagai
     metode      pembelajaran  pendidikan         metode       pembelajaran  pendidikan
     lingkungan hidup;                            lingkungan hidup;

b)     Melaksanakan metode pembelajaran b)         Melaksanakan metode pembelajaran yang
     yang      berbasis kompetensi  dan           berbasis kompetensi dan partisipatif.
     partisipatif.

More Related Content

What's hot

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Agnas Setiawan
 
Contoh prosedur penelitian tindakan kelas
Contoh prosedur penelitian tindakan kelasContoh prosedur penelitian tindakan kelas
Contoh prosedur penelitian tindakan kelasWanakisu Wanahugu
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
 
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang PembelajaranPermendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaransukani
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanAdy Setiawan
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4ANastiti Rahajeng
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
Modul Panca Indera
Modul Panca InderaModul Panca Indera
Modul Panca Inderaaderomanda
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranrizka_pratiwi
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajarazmah fikriyah
 

What's hot (20)

Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
Kegiatan Pendahuluan dan Penutup
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Contoh prosedur penelitian tindakan kelas
Contoh prosedur penelitian tindakan kelasContoh prosedur penelitian tindakan kelas
Contoh prosedur penelitian tindakan kelas
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
 
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang PembelajaranPermendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
Modul Panca Indera
Modul Panca InderaModul Panca Indera
Modul Panca Indera
 
ppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaranppt Model pembelajaran
ppt Model pembelajaran
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Makalah proses belajar
Makalah proses belajarMakalah proses belajar
Makalah proses belajar
 

Similar to Kebijakan pendidikan lingkungan hidup

Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxAnwarMukhtarom
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxSeLaluWinaran
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataAtikah Hermansyah
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataHisbulloh Huda
 
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptaaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptLHKALPATARU
 
90994471 makalah-pengemb-mulok
90994471 makalah-pengemb-mulok90994471 makalah-pengemb-mulok
90994471 makalah-pengemb-mulokPuji Rokhayanti
 
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )Fauziah rosmaini ( 1201145040 )
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )FauziahR
 
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)Jata Salih
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Draft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisataDraft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisatadiahernawati2
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniyani12345
 
Pendidikan lingk hidup
Pendidikan lingk hidupPendidikan lingk hidup
Pendidikan lingk hidupHayatie Hobir
 
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015   paparan pembukaan mendikbudRnpk 2015   paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbudbtkipkalteng
 
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptx
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptxPaparan Mendikbud - Rembuknas.pptx
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptxcepi triatna
 
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Evan Aris
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Yang Dibuang
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for alliwan Alit
 

Similar to Kebijakan pendidikan lingkungan hidup (20)

Perkembangan dan konsep dasar
Perkembangan dan konsep dasarPerkembangan dan konsep dasar
Perkembangan dan konsep dasar
 
Perkembangan dan konsep dasar
Perkembangan dan konsep dasarPerkembangan dan konsep dasar
Perkembangan dan konsep dasar
 
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
 
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyataPresentasi 4 materi dasar adiwiyata
Presentasi 4 materi dasar adiwiyata
 
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.pptaaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
aaaaaaaaaaaaaaaMATERI ADIWIYATA KOTA JAMBI.ppt
 
90994471 makalah-pengemb-mulok
90994471 makalah-pengemb-mulok90994471 makalah-pengemb-mulok
90994471 makalah-pengemb-mulok
 
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )Fauziah rosmaini ( 1201145040 )
Fauziah rosmaini ( 1201145040 )
 
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)
Pendidikan Pembangunan Lestari (Education sustainable development)
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Draft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisataDraft juknis adiwisata
Draft juknis adiwisata
 
Draf Buku Juknis#3-3.pdf
Draf Buku Juknis#3-3.pdfDraf Buku Juknis#3-3.pdf
Draf Buku Juknis#3-3.pdf
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
 
Pendidikan lingk hidup
Pendidikan lingk hidupPendidikan lingk hidup
Pendidikan lingk hidup
 
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015   paparan pembukaan mendikbudRnpk 2015   paparan pembukaan mendikbud
Rnpk 2015 paparan pembukaan mendikbud
 
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptx
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptxPaparan Mendikbud - Rembuknas.pptx
Paparan Mendikbud - Rembuknas.pptx
 
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
Rencana kegiatan adiwiyata 19 20
 
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
Rasional pengembangan kurikulum 2013 pengembangan kurikulum perlu dilakukan k...
 
Education for all
Education for allEducation for all
Education for all
 

More from sriyandi djoeweri

Berlatih menyusun-proposal-ptk
Berlatih menyusun-proposal-ptkBerlatih menyusun-proposal-ptk
Berlatih menyusun-proposal-ptksriyandi djoeweri
 
Administrasi manajemen sekolah
Administrasi manajemen sekolahAdministrasi manajemen sekolah
Administrasi manajemen sekolahsriyandi djoeweri
 
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--20061 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006sriyandi djoeweri
 
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ata
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ataKolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ata
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atasriyandi djoeweri
 
Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iisriyandi djoeweri
 
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965sriyandi djoeweri
 
Kebijakan pendidikan gratis 2009
Kebijakan pendidikan gratis 2009Kebijakan pendidikan gratis 2009
Kebijakan pendidikan gratis 2009sriyandi djoeweri
 
Hasil olimpiade geografi tingkat sma se
Hasil olimpiade geografi tingkat sma seHasil olimpiade geografi tingkat sma se
Hasil olimpiade geografi tingkat sma sesriyandi djoeweri
 
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...sriyandi djoeweri
 

More from sriyandi djoeweri (20)

Demokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpinDemokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpin
 
Daerah Penerima DAK
Daerah Penerima DAKDaerah Penerima DAK
Daerah Penerima DAK
 
Berlatih menyusun-proposal-ptk
Berlatih menyusun-proposal-ptkBerlatih menyusun-proposal-ptk
Berlatih menyusun-proposal-ptk
 
Administrasi manajemen sekolah
Administrasi manajemen sekolahAdministrasi manajemen sekolah
Administrasi manajemen sekolah
 
membongkar-gurita-cikeas
membongkar-gurita-cikeasmembongkar-gurita-cikeas
membongkar-gurita-cikeas
 
bnsp
bnspbnsp
bnsp
 
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--20061 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
1 pengembangan model pembelajaran ctl smp--2006
 
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ata
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ataKolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ata
Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara ata
 
Djiaw kie siong
Djiaw kie siongDjiaw kie siong
Djiaw kie siong
 
Diktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester iiDiktat sejarah kelas ix semester ii
Diktat sejarah kelas ix semester ii
 
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
 
Catatan g.30.s.pki.1965
Catatan g.30.s.pki.1965Catatan g.30.s.pki.1965
Catatan g.30.s.pki.1965
 
Antara proklamasi
Antara proklamasiAntara proklamasi
Antara proklamasi
 
Demokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpinDemokrasi terpimpin
Demokrasi terpimpin
 
Kebijakan pendidikan gratis 2009
Kebijakan pendidikan gratis 2009Kebijakan pendidikan gratis 2009
Kebijakan pendidikan gratis 2009
 
Antara proklamasi
Antara proklamasiAntara proklamasi
Antara proklamasi
 
Timbulnya kata imperialisme
Timbulnya kata imperialismeTimbulnya kata imperialisme
Timbulnya kata imperialisme
 
Perang kemerdekaan
Perang kemerdekaanPerang kemerdekaan
Perang kemerdekaan
 
Hasil olimpiade geografi tingkat sma se
Hasil olimpiade geografi tingkat sma seHasil olimpiade geografi tingkat sma se
Hasil olimpiade geografi tingkat sma se
 
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...
Seminar Nasional Guru Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi U...
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Kebijakan pendidikan lingkungan hidup

  • 1. Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup 1. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup selama ini, dijumpai berbagai situasi permasalahan antara lain: rendahnya partisipasi masyarakat untuk berperan dalam pendidikan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap permasalahan pendidikan lingkungan yang ada, rendahnya tingkat kemampuan atau keterampilan dan rendahnya komitmen masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Di samping itu, pemahaman pelaku pendidikan terhadap pendidikan lingkungan yang masih terbatas juga menjadi kendala. Hal ini dapat dilihat dari persepsi para pelaku pendidikan lingkungan hidup yang sangat bervariasi. Kurangnya komitmen pelaku pendidikan juga mempengaruhi keberhasilan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dalam jalur pendidikan formal, masih ada kebijakan sekolah yang menganggap bahwa pendidikan lingkungan hidup tidak begitu penting sehingga membatasi ruang dan kreativitas pendidik untuk mengajarkan pendidikan lingkungan hidup secara komprehensif. Materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang selama ini digunakan dirasakan belum memadai sehingga pemahaman kelompok sasaran mengenai pelestarian lingkungan hidup menjadi tidak utuh. Di samping itu, materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang tidak aplikatif kurang mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di daerah masing-masing. Sarana dan prasarana dalam pendidikan lingkungan hidup juga memegang peranan penting. Namun demikian, umumnya hal ini belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para pelaku. Pengertian terhadap sarana dan prasarana untuk pendidikan lingkungan hidup seringkali disalahartikan sebagai sarana fisik yang berteknologi tinggi sehingga menjadi faktor penghambat motivasi dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. Hal lain yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya ketersediaan anggaran pendidikan lingkungan hidup. Kurangnya perhatian Pemerintah untuk mengalokasikan dan meningkatkan anggaran pendidikan lingkungan juga mempengaruhi perkembangan pendidikan lingkungan hidup tersebut. Selain itu, pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta tidak dapat maksimal karena terbatasnya dana/anggaran dan penggunaannya yang kurang efisien dan efektif. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan para pelaku pendidikan menyebabkan kurang berkembangnya pendidikan lingkungan hidup. Hal ini terlihat dengan adanya gerakan pendidikan lingkungan hidup (formal dan nonformal/informal) yang masih bersifat sporadis, tidak sinergis dan saling tumpang tindih. Di samping itu, faktor penting yang sangat mempengaruhi kurang berkembangnya pendidikan lingkungan hidup di Indonesia disebabkan belum adanya kebijakan Pemerintah yang secara terintegrasi mendukung perkembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia, seperti misalnya Kebijakan yang dilakukan selama ini hanya bersifat bilateral dan lebih
  • 2. menekankan kerja sama antar instansi (contoh: MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional, MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Departemen Agama, dll), sementara di beberapa Kabupaten sampai saat ini belum ada peraturan daerah yang secara spesifik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan lingkungan hidup. Dari gambaran situasi permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurang berkembangnya pendidikan lingkungan hidup selama ini disebabkan oleh: 1. Lemahnya kebijakan pendidikan nasional; 2. Lemahnya kebijakan pendidikan daerah; 3. Lemahnya unit pendidikan (sekolah-sekolah) untuk mengadopsi dan menjalankan perubahan sistem pendidikan yang dijalankan menuju pendidikan lingkungan hidup; 4. Lemahnya masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan dewan perwakilan rakyat untuk mengerti dan ikut mendorong terwujudnya pendidikan lingkungan hidup; 5. Lemahnya proses-proses komunikasi dan diskusi intensif yang memungkinkan terjadinya transfer nilai dan pengetahuan guna pembaruan kebijakan pendidikan yang ada. Untuk kepentingan perkembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia pada masa yang akan datang, maka perlu disusun suatu kebijakan nasional tentang pendidikan lingkungan hidup di Indonesia untuk dijadikan acuan bagi semua pihak terkait bagi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. 2. PENGERTIAN DAN DEFINISI a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. b. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. c. Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. d. Pendidikan lingkungan hidup formal adalah kegiatan pendidikan di bidang lingkungan hidup yang diselenggarakan melalui sekolah, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang dengan metode pendekatan kurikulum yang terintegrasi maupun kurikulum yang monolitik (tersendiri). e. Pendidikan lingkungan hidup nonformal adalah kegiatan pendidikan di bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar sekolah yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (misalnya pelatihan AMDAL, ISO 14000, PPNS).
  • 3. f. Pendidikan lingkungan hidup informal adalah kegiatan pendidikan di bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar sekolah dan dilaksanakan tidak terstruktur maupun tidak berjenjang. g. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup adalah seluruh lapisan masyarakat yang meliputi pelaku, penyelenggara dan pelaksana pendidikan lingkungan hidup, baik di jalur formal, nonformal dan informal. 3. VISI DAN MISI A. Visi Visi pendidikan lingkungan hidup yaitu: Terwujudnya manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk berperan aktif dalam melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Pada hakikatnya visi ini bertitik tolak dari latar belakang permasalahan pendidikan lingkungan hidup yang ada selama ini dan sejalan dengan filosofi pembangunan berkelanjutan yang menekankan bahwa pembangunan harus dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang serta melestarikan dan mempertahankan fungsi lingkungan dan daya dukung ekosistem. B. Misi Untuk dapat mewujudkan visi tersebut di atas, maka ditetapkan misi yang harus dilaksanakan, yaitu: 1. Mengembangkan kebijakan pendidikan nasional yang berparadigma lingkungan hidup; 2. Mengembangkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan hidup di pusat dan daerah; 3. Meningkatkan akses informasi pendidikan lingkungan hidup secara merata; 4. Meningkatkan sinergi antar pelaku pendidikan lingkungan hidup. 4. TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP KEBIJAKAN A. Tujuan Tujuan pendidikan lingkungan hidup: Mendorong dan memberikan kesempatan kepada masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, turut menciptakan pola perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
  • 4. Sesuai dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, maka disusunlah kebijakan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan iklim yang mendorong semua pihak berperan dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup untuk pelestarian lingkungan hidup. C. Sasaran Sasaran kebijakan pendidikan lingkungan hidup adalah: 1. Terlaksananya pendidikan lingkungan hidup di lapangan sehingga dapat tercipta kepedulian dan komitmen masyarakat dalam turut melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan lingkungan hidup; 2. Diarahkan untuk seluruh kelompok masyarakat, baik di perdesaan dan perkotaan, tua dan muda, laki-laki dan perempuan di seluruh wilayah Indonesia sehingga tujuan pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud dengan baik. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Pendidikan lingkungan hidup yang melalui jalur formal, nonformal dan jalur informal dilaksanakan oleh seluruh stakeholder. 2. Diarahkan kepada beberapa hal yang meliputi aspek: a) kelembagaan, b) SDM yang terkait dalam pelaku/pelaksana maupun objek pendidikan lingkungan hidup, c) sarana dan prasarana, d) pendanaan, e) materi, f) komunikasi dan informasi, g) peran serta masyarakat, dan h) metode pelaksanaan. 5. LANDASAN KEBIJAKAN Kebijakan pendidikan lingkungan hidup disusun berdasarkan: 1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 3. UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional; 5. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 6. Keputusan Bersama Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1991 dan Nomor 38 Tahun 1991; tentang Peningkatan Pemasyarakatan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Melalui Jalur Agama. 7. Piagam Kerja Sama Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dengan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/MENLH/8/1998 dan Nomor 119/1922/SJ tentang Kegiatan Akademik dan Non Akademik di Bidang Lingkungan Hidup;
  • 5. 8. Memorandum Bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 0142/U/1996 dan Nomor KEP:89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup; 9. Naskah Kerja Sama antara Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Malang sebagai Pusat Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup Nasional untuk Sekolah Menengah Kejuruan dan Direktorat Pengembangan Kelembagaan/Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 218/C19/TT/1996 dan Nomor B-1648/I/06/96 tentang Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan. 10. Komitmen-komitmen Internasional yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup. 6. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum pendidikan lingkungan hidup terdiri dari: 1. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup menjadi wadah/sarana menciptakan perubahan perilaku manusia yang berbudaya lingkungan Selama ini pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di lapangan masih banyak mengahadapi berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang dirasakan sangat krusial adalah belum optimalnya kelembagaan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia sebagai wadah yang ideal dan efektif dalam mendorong keberhasilan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di lapangan. Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup yang ideal dan efektif tersebut perlu memperhatikan berbagai aspek yang meliputi antara lain: a. Adanya kebijakan pemerintah pusat, daerah dan komitmen seluruh stakeholder yang mendukung pengembangan pendidikan lingkungan hidup. b. Adanya jejaring dan kerja sama antar lembaga pelaksana pendidikan lingkungan hidup c. Adanya mekanisme kelembagaan yang jelas yang meliputi tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup. d. Adanya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup 2. Sumber daya manusia pendidikan lingkungan hidup yang berkualitas dan berbudaya lingkungan Berhasil tidaknya pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di lapangan ditentukan antara lain oleh kualitas dan kuantitas pelaku dan kelompok sasaran pendidikan lingkungan hidup. Dengan meningkatnya kualitas dan
  • 6. kuantitas pelaku pendidikan lingkungan hidup (misalnya: guru, pengajar, fasilitator) diharapkan akan menghasilkan sumber daya manusia yang berpengetahuan, berketerampilan, bersikap dan berperilaku serta mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup di sekitarnya. 3. Sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan kebutuhan Agar proses belajar-mengajar dalam pendidikan lingkungan hidup dapat berjalan dengan baik, perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana tersebut meliputi antara lain: laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, peralatan belajar-mengajar. Di samping itu, dalam melaksanakan pendidikan lingkungan hidup, alam dapat digunakan sebagai sarana pengetahuan. 4. Pengalokasian dan pemanfaatan anggaran pendidikan lingkungan hidup yang efisien dan efektif Penyelenggaraan pendidikan lingkungan hidup perlu didukung pendanaan yang memadai. Pendanaan dan pengalokasian anggaran bagi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup tersebut sangat bergantung kepada komitmen pelaku pendidikan lingkungan hidup di semua tingkatan, baik pusat dan daerah. Agar pendidikan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik perlu adanya keterlibatan semua pihak dalam pengalokasian anggaran yang proporsional dan penggunaan anggaran pendidikan lingkungan hidup yang efisien dan efektif. 5. Materi pendidikan lingkungan hidup yang berwawasan pembangunan berkelanjutan, komprehensif dan aplikatif Penyusunan materi pendidikan lingkungan hidup harus mengacu pada tujuan pendidikan lingkungan hidup dengan memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan yang ada saat ini. Untuk itu, materi pendidikan lingkungan hidup perlu dipersiapkan secara matang dengan mengintegrasikan pengetahuan lingkungan yang berwawasan pembangunan berkelanjutan, dan disusun secara komprehensif, serta mudah diaplikasikan kepada seluruh kelompok sasaran. 6. Informasi yang berkualitas dan mudah diakses sebagai dasar komunikasi yang efektif Kualitas informasi tentang pendidikan lingkungan hidup perlu terus dibangun dan dijamin ketersediaannya agar setiap orang mudah mendapatkan informasi tersebut. Informasi yang berkualitas dapat digunakan untuk pelaksanaan komunikasi efektif antar pelaku dan kelompok sasaran serta bagi pengembangan pendidikan lingkungan hidup. 7. Keterlibatan dan ketersediaan ruang bagi peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan lingkungan hidup Keterlibatan masyarakat diperlukan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
  • 7. pelaku pendidikan lingkungan hidup perlu memberikan peran yang jelas bagi keterlibatan masyarakat tersebut. 8. Metode pendidikan lingkungan hidup berbasis kompetensi Metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup merupakan hal yang penting dan sangat berperan dalam menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Pengembangan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang baik (berbasis kompetensi dan aplikatif), dapat meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan hidup sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkan. C. Strategi Pelaksanaan Strategi pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan penjabaran kebijakan umum yang tertuang dalam butir B di atas. Strategi ini memberikan kerangka umum untuk mewujudkan cita-cita pengembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia, sehingga dapat diciptakan manusia Indonesia yang berpengetahuan, berketerampilam, bersikap dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap nasib lingkungan hidup kita serta dapat turut bertanggung jawab aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekitar kita. Strategi-strategi ini saling berkait satu dengan lainnya, namun demikian hal ini tidak berarti strategi-strategi harus menjadi satu kesatuan yang berturutan, sehingga dalam pelaksanaan strategi tersebut tidak perlu dilaksanakan secara seri berdasarkan urutan strategi yang ada. Strategi Pelaksanaan ini meliputi: 1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan hidup sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang ditujukan untuk: a. mendorong pembentukan, penguatan dan pengembangan (revitalisasi) kapasitas kelembagaan PLH; b. mendorong tersusunnya kebijakan pendidikan lingkungan hidup di tingkat Pusat dan Daerah; c. memperkuat koordinasi dan jaringan kerja sama pelaku pendidikan lingkungan hidup; d. membangun komitmen bersama untuk PLH (termasuk komitmen pendanaan); e. Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. 2. Meningkatkan kualitas dan kemampuan (kompetensi) SDM PLH, baik pelaku maupun kelompok sasaran pendidikan lingkungan hidup sedini mungkin melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif. Mengembangkan kualitas SDM Masyarakat, yang meliputi guru, murid sekolah, aparatur pemerintah, para ulama serta seluruh lapisan masyarakat sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh harus
  • 8. dilakukan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif. Upaya ini harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa sehingga generasi muda, subjek dan objek pendidikan lingkungan dapat berkembang secara optimal. Selain itu, peningkatan kemampuan SDM di bidang lingkungan hidup dalam profesionalitas (kompetensi) tenaga pendidik, dan peningkatan kualitas masyarakat dan peningkatan kualitas SDM pada tingkat pengambil keputusan (birokrat) menjadi hal yang penting dilakukan juga dalam rangka pengembangan kebijakan pendidikan lingkungan hidup. 3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup yang dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran yang efisien dan efektif. Dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup dapat mendukung terciptanya tempat yang menyenangkan untuk belajar, berprestasi, berkreasi dan berkomunikasi. Optimalisasi sarana dan prasarana ini dapat dilakukan dengan menggunakan perpustakaan, laboratorium, alat peraga, alam sekitar dan sarana lainnya sebagai sumber pengetahuan. 4. Meningkatkan dan memanfaatkan anggaran pendidikan lingkungan hidup dan mendorong partisipasi publik serta meningkatkan kerja sama regional, internasional untuk penggalangan pendanaan PLH. Meningkatkan pendanaan pendidikan lingkungan hidup khususnya anggaran pada instansi yang melaksanakan pendidikan lingkungan hidup yang memadai diharapkan dapat memacu perluasan dan pemerataan perolehan pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dan menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas. Saat ini anggaran pendidikan khususnya pendidikan lingkungan masih sangat minim, walaupun di dalam Amendemen UUD 1945, pagu anggaran pendidikan telah ditetapkan minimum sebesar 20% dari seluruh APBN. Di samping itu, sumber pendanaan pendidikan lingkungan hidup dapat digalang dari masyarakat, baik lokal, regional maupun internasional. 5. Menyiapkan dan menyediakan materi pendidikan lingkungan hidup yang berbasis kearifan tradisional dan isu lokal, modern serta global sesuai dengan kelompok sasaran PLH serta mengintegrasikan materi pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum lembaga pendidikan formal. Penyusunan materi PLH harus mengacu pada tujuan pendidikan lingkungan hidup dengan memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan yang ada saat ini. Untuk itu materi pendidikan lingkungan hidup yang berbasis kearifan tradisional dan isu lokal, modern serta global harus disesuaikan dengan kelompok sasaran PLH. 6. Meningkatkan informasi yang berkualitas dan mudah diakses dengan mendorong pemanfaatan teknologi.
  • 9. Dalam meningkatkan informasi yang berkualitas, pemanfaatan teknologi perlu terus diupayakan sehingga pengembangan pendidikan lingkungan dapat berhasil guna dan berdaya guna serta sekaligus dapat memberikan akses kepada masyarakat terhadap informasi tentang pendidikan lingkungan hidup. 7. Mendorong ketersediaan ruang partisipasi bagi masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan lingkungan hidup. Dalam meningkatkan peran serta masyarakat dibidang pendidikan lingkungan hidup meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan (Pasal 54, UU Sidiknas 2003) perlu terus digalakkan. Selain itu, penyediaan ruang bagi masyarakat untuk pastisipasi akan menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. 8. Mengembangkan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang berbasis kompetensi dan partisipatif. Metode pelaksanaan pendidikan lingkungan adalah hal yang sangat penting dan sangat berperan dalam menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Pengembangan metode pelaksanaan dalam pendidikan lingkungan hidup ditujukan pada pengembangan berbagai metode penyampaian pendidikan lingkungan hidup (antara lain melalui Joyful Learning Process) pada setiap jenjang pendidikan dan pengembangan berbagai metode partisipatif tentang pendidikan lingkungan hidup. 7. PENUTUP Dengan dirumuskan dan ditetapkannya Kebijakan pendidikan lingkungan hidup ini, maka diharapkan akan dicapai hal-hal sebagai berikut: 1. Terciptanya optimalisasi kapasitas kelembagaan, jaringan kerja sama, mekanisme dan koordinasi antar lembaga di bidang pendidikan lingkungan hidup; 2. Terciptanya peningkatan kemampuan pelaku pendidikan dan peserta didik di bidang lingkungan hidup; 3. Terciptanya iklim dan kondisi serta sarana/prasarana yang mendukung terlaksananya strategi pendidikan lingkungan hidup; 4. Terciptanya komitmen dalam hal pengalokasian anggaran yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup; 5. Tersedianya suatu acuan materi PLH dengan konsep berbasis kompetensi dan ekosistem; 6. Tersedianya data dan informasi mengenai pendidikan lingkungan hidup; 7. Terciptanya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia.
  • 10. LAMPIRAN A PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP Agar Strategi Pelaksanaan tersebut dapat secara nyata dilaksanakan di lapangan maka perlu disusun Rencana Program pendidikan lingkungan hidup yang nantinya akan dilaksanakan dan ditempuh oleh seluruh pihak yang terkait dalam pendidikan lingkungan hidup, dan di laksanakan dalam 3 tahapan yaitu: 1) program jangka pendek (1-3 tahun), 2) program jangka menengah (3-5 tahun), dan 3) program jangka panjang (5-10 tahun). A. Program Jangka Pendek Formal Nonformal/Informal 1. Kelembagaan 1. Kelembagaan a) Mengoptimalkan kapasitas kelembagaan, a) Mensosialisasikan kebijakan pendidikan jaringan kerja sama, mekanisme dan lingkungan hidup; sistem kejasama dan koordinasi antar lembaga; b) Membangun dan mengembangkan forum komunikasi kelembagaan pendidikan b) Membentuk pedoman penyusunan lingkungan hidup di Pusat dan Daerah serta kebijakan pendidikan lingkungan hidup di di institusi-institusi pendidikan lainnya; Pusat dan daerah; c) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi c) Menyusun peta lembaga/inventarisasi melalui jejaring pendidikan lingkungan pendidikan lingkungan hidup di lembaga hidup; pendidikan formal; d) Menyusun peta pendidikan lingkungan d) Menfasilitasi dan menguatkan jaringan hidup di Indonesia. komunikasi pendidikan lingkungan hidup di dalam lembaga pendidikan formal; e) Membangun dan mengembangkan forum komunikasi kelembagaan pendidikan lingkungan hidup di Pusat dan Daerah serta di institusi-institusi pendidikan lainnya; f) Revitalisasi mekanisme kerja sama antar kelembagaan pelaku pendidikan lingkungan hidup. 2. SDM 2. SDM a) Melaksanakan ToT bagi pendidik; a) Melaksanakan ToT bagi fasilitator pendidikan; b) Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup bagi peserta didik. b) Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup bagi kelompok sasaran. 3. Sarana dan Prasarana 3. Sarana dan Prasarana a) Melakukan inventarisasi sarana dan a) Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup; prasarana pendidikan lingkungan hidup; b) Mengembangkan sarana dan prasarana b) Mengembangkan sarana dan prasarana yang tersedia. yang tersedia. 4. Anggaran dan Pembiayaan 4. Anggaran dan Pembiayaan Menyusun kajian strategi bagi alokasi Menyusun kajian strategi bagi alokasi anggaran anggaran yang berkaitan dengan pendidikan yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan lingkungan hidup hidup
  • 11. 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup Menyusun panduan ToT yang berwawasan Menyusun panduan ToT yang berwawasan pembangunan berkelanjut-an, komprehensif pembangunan berkelanjut-an, komprehensif dan aplikatif. dan aplikatif. 6. Komunikasi dan Informasi 6. Komunikasi dan Informasi a) Menyebarluaskan berbagai informasi a) Menyebarluaskan berbagai informasi i yang yang berkaitan dengan pendidikan berkaitan dengan lingkungan hidup lingkungan hidup; b) Mensosialisasikan pendidikan lingkungan b) Mensosialisasikan pendidikan lingkungan hidup hidup 7. Peran Serta Masyarakat 7. Peran Serta Masyarakat Memberdayakan masayarakat dalam Memberdayakan masayarakat dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup 8. Metode Pelaksanaan 8. Metode Pelaksanaan a) Melakukan penilaian terhadap metode a) Melakukan penilaian terhadap metode pendidikan lingkungan hidup yang ada pendidikan lingkungan hidup yang ada saat saat ini; ini; b) Menyusun panduan mengenai berbagai b) Menyusun panduan mengenai berbagai metode pembelajaran pendidikan metode pembelajaran pendidikan lingkungan hidup; lingkungan hidup; c) Melaksanakan metode pembelajaran c) Melaksanakan metode pembelajaran yang yang berbasis kompetensi dan berbasis kompetensi dan partisipatif. partisipatif.
  • 12. B. Program Jangka Menengah Formal Nonformal/Informal 1. Kelembagaan 1. Kelembagaan a) Menyusun kebijakan pendidikan a) Mensosialisasi atas kebijakan dan lingkungan hidup yang didasarkan atas pendidikan lingkungan hidup berjenjang; kebijakan PLH di Indonesia; b) MONEV kebijakan, pendidikan lingkungan b) Terbentuknya Clearing House (Balai hidup Kliring) yang dapat diakses oleh semua pelaku pendidikan formal. c) Mengembangkan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang sesuai kelompok sasaran d) Pengayaan materi pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal e) Mengembangkan sistem dan mekanisme pendanaan pendidikan lingkungan hidup yang partisipatif, transparan 2. SDM 2. SDM c) Menyusun standar kompetensi c) Melaksanakan ToT bagi fasilitator pengembangan kualitas SDM PLH; pendidikan; d) Melaksanakan ToT bagi pendidik; a) Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup bagi kelompok sasaran. a) Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup bagi peserta didik. 3. Sarana dan Prasarana 3. Sarana dan Prasarana Membangun kerja sama dalam pemanfaatan Membangun kerja sama dalam pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup. hidup. 4. Anggaran dan Pembiayaan 4. Anggaran dan Pembiayaan Menyusun kajian strategi bagi optimalisasi Menyusun kajian strategi bagi optimalisasi anggaran yang sudah ada di masing-masing anggaran yang sudah ada di masing-masing sektor. institusi. 4. Anggaran dan Pembiayaan 4. Anggaran dan Pembiayaan a) Mengoptimalkan dana pengembangan a) Mengoptimalkan dana pengembangan pendidikan lingkungan hidup yang ada pendidikan lingkungan hidup yang ada pada pada stakeholder lainnya stakeholder lainnya b) Meningkatkan pengunaan dana yang ada b) Meningkatkan pengunaan dana yang ada pada institusi bidang lingkungan dan pada institusi bidang lingkungan dan bidang bidang pendidikan bagi pengembangan pendidikan bagi pengembangan pendidikan pendidikan lingkungan hidup lingkungan hidup 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup a) Menyusun buku/modul tentang a) Menyusun buku/modul tentang pendidikan pendidikan lingkungan hidup sesuai lingkungan hidup untuk pendidikan LH non dengan jenjang pendidikan; formal/informal b) Menyusun acuan kurikulum b) Menyusun arahan pelatihan/- pelatihan/penataran/kursus lingkungan penataran/kursus lingkungan hidup berbasis hidup berbasis kompetensi dan ekosistem kompetensi dan ekosistem secara nasional secara nasional
  • 13. 6. Komunikasi dan Informasi 6. Komunikasi dan Informasi Membangun akses informasi yang berkaitan Membangun akses informasi yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan hidup dengan pendidikan lingkungan hidup 7. Peran Serta Masyarakat 7. Peran Serta Masyarakat a) Memberdayakan masayarakat dalam Memberdayakan masayarakat dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup hidup; b) Menyusun peraturan yang menjamin tersedianya mekanisme partisipasi publik. 8. Metode Pelaksanaan 8. Metode Pelaksanaan a) Menyusun panduan mengenai berbagai a) Menyusun panduan mengenai berbagai metode pembelajaran pendidikan metode pembelajaran pendidikan lingkungan hidup; lingkungan hidup; b) Melaksanakan metode pembelajaran b) Melaksanakan metode pembelajaran yang yang berbasis kompetensi dan berbasis kompetensi dan partisipatif. partisipatif. C. Program Jangka Panjang Formal Nonformal/Informal 1. Kelembagaan 1. Kelembagaan a) Mensosialisasikan kebijakan pendidikan b) Mensosialisasikan kebijakan dan lingkungan hidup; melaksanakan pendidikan lingkungan hidup; b) Menyusun pedoman dan melaksanakan c) Melaksanakan monitoring dan evaluasi monitoring dan evaluasi pendidikan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup; lingkungan hidup; d) Melaksanakan pendidikan lingkungan hidup c) Melaksanakan pendidikan lingkungan di jalur non formal sejak usia dini. hidup di jalur formal sejak usia dini; a) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup; d) Menciptakan sistem penghargaan dan sanksi. 2. SDM 2. SDM Meningkatkan kreativitas pelaku pendidikan Meningkatkan kreativitas pelaku pendidikan dan dan peserta didik pada setiap jenjang peserta didik. pendidikan. 3. Sarana dan Prasarana 3. Sarana dan Prasarana Membangun sarana dan prasarana pendidikan Membangun sarana dan prasarana pendidikan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi dan lingkungan hidup sesuai dengan kondisi dan kemampuan institusi yang bersangkutan kemampuan institusi yang bersangkutan 4. Anggaran dan Pembiayaan 4. Anggaran dan Pembiayaan
  • 14. Menyusun mekanisme pendanaan bagi Menyusun mekanisme pendanaan bagi pengembangan pendidikan lingkungan hidup pengembangan pendidikan lingkungan hidup 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup 5. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup Mengembangkan materi LH yang terintegrasi Mengembangkan materi LH yang terintegrasi pada materi ajar pada materi ajar 6. Komunikasi dan Informasi 6. Komunikasi dan Informasi Mengembangkan jejaring pendidikan Mengembangkan jejaring pendidikan lingkungan lingkungan melalui pemanfaatan teknologi melalui pemanfaatan teknologi 7. Peran Serta Masyarakat 7. Peran Serta Masyarakat Memberdayakan masayarakat dalam Memberdayakan masayarakat dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup 8. Metode Pelaksanaan 8. Metode Pelaksanaan a) Menyusun panduan mengenai berbagai a) Menyusun panduan mengenai berbagai metode pembelajaran pendidikan metode pembelajaran pendidikan lingkungan hidup; lingkungan hidup; b) Melaksanakan metode pembelajaran b) Melaksanakan metode pembelajaran yang yang berbasis kompetensi dan berbasis kompetensi dan partisipatif. partisipatif.