SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
MAKALAH


         PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL



Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan
                                Lokal


                Dosen Pengampu: Bapak Mujiono, M.Pd




                            Disusun Oleh:
               1. Setia Asri Novelasari       1401410026
               2. Nisrina Dzati Iwani         1401410060
               3. Mufidatul Inayah            1401410273


                              Rombel 04


                   Pendidikan Guru Sekolah Dasar, S1
                   FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
                 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                                 2012
BAB I
                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
       Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat
disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat
maupun corak kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi
kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri,
sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang
akan terjun ke masyarakat sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat
tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok
jauh dari masyarakat di sekitarnya.
       Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program
pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan
alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan
daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap
daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat di tiap derah
berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa, tentunya bahasa Jawa tidak
cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang berbeda budaya lainnya di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu muatan lokal?.
2. Bagaimana mengembangkan muatan lokal?.
BAB II
                               PEMBAHASAN


A. Pengertian Muatan Lokal
               Yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal adalah suatu
     program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan
     lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya dan pola
     kehidupan, serta kebutuhan pembangunan yang wajib dipelajari murid di
     daerah tersebut.
B.   Tujuan Muatan Lokal
     Kurikulum muatan lokal bertujuan untuk mendukung dan memperkuat
     pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan dasar. Untuk
     mencapai tujuan-tujuan yang lebihtinggi, pelaksanaan kurikulum muatan
     lokal harus mempertimbangkan keanekaragaman adat istiadat, tata cara
     dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa maupun keterampilan
     fungsional yang menunjukkan adanya ciri khas tradisional di tiap-tiap
     daerah.
     Banyak hal yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan pengembangannya
     melalui program muatan lokal di SD. Murid harus memiliki wawasan yang
     luas dan mantap mengenai lingkungannya. Mereka harus mampu
     mengembangkan       dan   melestarikan   SDA,   kualitas   manusia,   dan
     kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional dan daerah.
     Secara lebih rinci, program muatan lokal bertujuan untuk meningkatkan
     terjadinya hal-hal berikut:
     a. Mudahnya materi diserap murid
               Tugas guru antara lain memperkenalkan dan menunjukkan
     keuntungan dan manfaat bahan muatan likal kepada murid sehingga
     menjadi pusat perhatiannya. Apabila suatu bahan pelajatan sudah menjadi
     pusat perhatian murid, hal itu akan mudah diserapnya.
     b. Pemanfaatan sumber belajar di daerah
Di daerah banyak sekali sumber belajar yang dapat dimanfaatkan,
   tetapi belum difungsikan karena berbagai alasan. Sumber belajar ini
   tidak hanya dirancang tetapi juga sumber belajar yang langsung dapat
   dimanfaatkan, seperti tanam-tanaman, perkebunan, dsb.
c. Pengenalan murid terhadap kondisi daerah
   Murid yang tinggal di daerah tertentu pasti lebih mengenal daerahnya
   sendiri dibandingkan dengan daerah lain yang belum pernah dilihat
   dan ditempuhnya. Pengenalan murid itu akan lebih mantap bila
   sekolah   dengan   sengaja,      berencana,   teratur,   dan   sistematis
   memperkenalkan murid pada kondisi aktual di daerahnya.
d. Peningkatan pengetahuan murid mengenai daerahnya
   Setiap daerah memiliki berbagai potensi yang perlu dipelajari dan
   dikembangkan, baik yang tersimpan dalam lingkungan alam,
   lingkungan sosial, lingkungan budaya maupun yang ada dalam pola
   kehidupan masyarakatnya.
   Program   muatan lokal     ini    dapat   meningkatkan pengetahuan,
   keterampilan, dan kemahiran murid yang bersifat lokal.
e. Bantuan murid pada dirinya dan orang tuanya.
   Program muatan lokal dapat memberikan pengetahuan, keterampilan
   dan kemahiran lokal pada murid, misalnay berternak ikan di air tawar,
   beternak ayam, bertenun dan anyam-menganyam. Pengetahuan dan
   kemahiran tersebut dapat digunakan murid untuk meringankan beban
   tanggungan orang tuanya dan menolong dirinya sendiri.
f. Pemecahan masalah disekitarnya
   Program muatan lokal tidak dimaksudkan untuk menolong orang tua
   murid atau murid sendiri, melainkan dapat pula digunakan untuk
   memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
g. Keakraban murid dengan lingkungannya
   Murid yang benar-benar mengenal lingkungannya akan mengetahui
   tempat-tempat orang bertanam padi, beternak ayam, berkebun jeruk,
   berjualan, berdagang, menenun kain, membuat tempe dan lain-lain.
Pengetahuan murid dapar dijadikan objek program muatan lokal.
            Makin sering murid belajar dan bekerja dengan objek lingkungannya,
            makin akrab murid itu dengan kondisi lingkungannya sehingga mereka
            tidak asing dalam lingkungannya sendiri.


C.      Mengapa Muatan Lokal?
                Negara indonesia di huni oleh berbagai suku bangsa yang tersebat
        diberbagai pulau yang terentang dari sabang sampai merauke. Ia memiliki
        aneka kebudayaan, sosial ekonomi, dan alam fisik yang perlu dipelihara
        keselamatan dan dijaga kelestariannya. Keanekaan itu merupakan
        kekayaan dan nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia.
                Untuk menghadapi keanekaan itu, sekolah harus memperbaiki
        orientasi, sikap dan nilai yang tepat terhadap lingkungan alam, sosial dan
        budaya tersebut. Sekolah bertanggung jawab untuk memadukan kebutuhan
        murid dan tuntutan pembangunan ke dalam bahan pelajaran yang
        berwawasan lingkungan. Dalam hal ini, sekolah harus menjabarkan bahan
        pelajaran bermuatan lokal itu dengan cara mekanisme yang dapat
        memenuhi kedua kebutuhan ( murid dan masyarakat ).
                Bila materi pelajaran berwawasan lingkungan, maka murid merasa
        akrab   dengan    lingkungannya.    Kebutuhan     yang    sudah   terpenuhi
        menimbulkan kebutuhan baru yang menuntut pikiran kritis dan analisis
        baru. Murid harus didorong berfikir kritis dan analisis, sehingga potensi
        murid dapat berkembang maksimal.
                Pelajaran muatan likal di perlukan di SD untuk:
     1. Pelestarian kebudayaan
     2. Pengembangan kebudayaan
     3. Pengubahan nilai dan sikap terhadap lingkungan.
     Dilihat dari sudut kewajiban sekolah, muatan lokal harus diberikan karena:
     1. Merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah
     2. Memberikan pendidikan yang berwawasan lingkungan
3. Dapat memenuhi kebutuhan murid dan pembangunan masyarakat di
        lingkungan tertentu.
  Dilihat dari sudut kepentingan murid, muatan lokal harus diberikan karena:
  1. Dapat mengakrabkan murid dengan lingkungannya
  2. Melatih murid berpikir kritis dan analisis
  3. Dapat mengembangkan potensi yang tersimpan pada setiap murid
D.      Pengembangan muatan lokal
            Landasan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal adalah sebagai
     berikut:
     a. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
     b. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
     c. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
     d. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
     e. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
     f. Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan
     g. Permendiknas No. 22 dan 23/2006
     h. Permendiknas No. 41 Thn 2007 tentang Standar Proses
     i. Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
     j. Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar Pengelolaan
     k. Permendiknas No. 20 Thn 2007 Standar Penilaian Pendidikan
            Selain itu juga tingkat kemampuan berpikir anak dari konkrit ke
     abstrak dan tingkat rasa penasaran insting anak menjadi dasar pengembangan
     muatan lokal. Keanekaragaman budaya juga merupakan dasar pengembangan
     muatan lokal, karena Indonesia mempunyai beragam budaya bangsa yang
     semuanya mempunyai corak khusus dan khas.


E. Pola Pengembangan Muatan Lokal
     a. Pendekatan politik
     Pendekatan politik bertolak pada asumsi bahwa pelajaran mempunyai
     otonomi masing masing. Sehingga mata pelajaran dipandang sebagai suatu
sistem yang mempunyai komponen ciri, tujuan, metode tertentu. Cara yang
   ditempuh adalah:
   1) Membentuk suatu disiplin tersendiri
   Intinya muatan lokal menjadi semakin sama dengan mata pelajaran lainnya
   karena kebutuhan dari daerah itu sendiri.
   2) Mengisikan dan mengaitkan secara okasional
   Muatan lokal hanya sebagai tampilan saja, tidak teratur dan sistematis,
   caranya adalah dengan memasukkan pada mata pelajaran yang sudah tersedia.
   b. Pendekatan terpadu
   Pendekatan ini beranggapan bahwa semua mata pelajaran merupakan satu
   kesatuan, saling terpadu dan berhubungan satu sama lain. Hal tersebut sejalan
   dengan memasukkan muatan lokal dalam kurikulum yang berlaku, caranya:
   1) Membentuk gagasan pokok
   Guru dapat menyusun gagasan pokok yang bersumber dari kehidupan
   masyarakat sebagai inti program muatan lokal.
   2) Mengaitkan pokok bahasan dengan pola kehidupan
   Guru mempelajari GBPP kemudian mengambil pokok atau sub bahasan yang
   mungkin dapat dikaitkan dengan gagasan pokok dalam kehidupan
   masyarakat.
   c. Pendekatan disiplin ganda
   Pendekatan ini akan memodifikasi kurikulum yang berlaku dan membangun
   baru.


F. Dasar pengembangan muatan lokal
           Satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas kepada
   peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui
   pembelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan
   lokal yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
   keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun secara terpusat tidak mungkin
   dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan lokal yang dilaksanakan
   pada masing-masing satuan pendidikan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena itu, satuan
pendidikan harus menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), perangkat
pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat penilaian, dan menetapkan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang dilaksanakan.
        Ada dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu :
a. Pengembangan untuk jangka jauh
  Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan yang sesuai
  dengan harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga,
  masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya.
  Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus
  direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat
  setempat dengan perantara pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri
  maupun swasta. Untuk muatan lokal disekolah dasar masih bersifat
  concentris, kemudian dilaksanakan secara kontinyu disekolah menengah
  pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah menengah atas.
b. Pengembangan untuk jangka pendek
  Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh
  sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal
  kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat.
Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Perluasan muatan lokal
    Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah itu yang terdiri
    dari berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian, kalau sudah
    dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan sebagainya.
    Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal
    sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya.
2. Pendalaman muatan lokal
    Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian
    diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan
    dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara,
mengembangkan, pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu
       pelajaran ini diberikan pada siswa yang telah dewasa.
   c. Berhasil atau tidaknya pengembangan disekolah tergantung pada:
      1) Kekreatifan guru.
      2) Kesesuaian program
      3) Ketersediaan sarana dan prasarana
      4) cara pengeloaan
      5) Kesiapan siswa
      6) Partisipasi masyarakat setempat
      7) Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait
            Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk satu
   bidang studi dapat dilaksanakan dengan empat cara:
   a) Bagi bidang studi yang sudah punya GBPP, disusun pokok bahasan/ sub
   pokok bahasan, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal.
   b) GBPP yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat.
   c) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai GBPP
   yang mungkin sesuai dengan GBPP atau tidak sesuai dengan GBPP yang
   telah ada.
   d) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya yang perlu
   dimasukan dalam program pendidikan kemudian dibuat GBPP.


G. Pengembangan muatan lokal mengacu pada GBPP
            Mendasarkan       kepada    pola      penetapan    kehidupan,    dan
   mempelajarinya kemudian menguraikannya. Penyusunan jaringan gagasan
   pokok didasarkan pada tingkat kemampuan berpikir dan perkembangan fisik,
   mental sosial serta kesediaan alokasi waktu.
H. Pengembangan muatan lokal berbasis pola kehidupan
            Membutuhkan kerja sama yang rapi antara dewan guru, kepala
   sekolah, penilik sekolah dan yang lainnya yang seharusnya bekerja di bawah
   koordinasi kemendiknas. Kerja sama tersebut akan berdampak positif, yaitu
penyerapan informasi potensi daerah dan pengembangannya akan berjalan
   maksimal.
I. Pengembangan muatan lokal berdasar pada aspek kehidupan
           Pengembangan muatan lokal tidak dapat diselesaikan hanya dengan
   pengembangan yang mengacu pada GBPP dan pola kehidupan, hal ini karena
   masih banyaknya aspek kebudayaan daerah itu sendiri yang berbeda dan tidak
   dapat dikaitkan dengan kedua pengembangan tersebut. Aspek tersebut
   memerlukan waktu alokasi tersendiri untuk ekstrakurikuler.
J. Pengembangan muatan lokal berbasis kurikulum
           Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam
   melaksanakan KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata
   pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
   masing-masing pelajaran. Sedangkan untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal
   yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak
   mempunyai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini membuat
   kendala bagi sekolah untuk menerapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal.
           Pengembangan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
   mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus
   dipersiapkan berbagai hal untuk dapat mengembangkan Mata Pelajaran
   Muatan Lokal. Ada dua pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
   dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP yaitu:
   a. Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi Sekolah Saat Ini
   Langkah dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal bagi sekolah
   yang memang tidak mampu mengembangkannya, langkah tersebut adalah:
   1) Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah masih
   layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan di Sekolah
   2) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut
   masih layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubah Mata
   Pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD
   3) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk
   diterapkan, maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal
dari sekolah lain atau tetap menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang
ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai.
b. Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP
Proses Pengembangan Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya
sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan
penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan
melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan
daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun
pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal
merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu
sekolah dan komite sekolah. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4) Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
5) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus,
dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
           Lebih lanjut langkah-langkah di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah.
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari
berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti
Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia
usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau
dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain
dari:
1)   Rencana      pembangunan   daerah    bersangkutan   termasuk   prioritas
pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan
jangka    panjang,    maupun    pembangunan      berkelanjutan   (sustainable
development);
2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuankemampuan
dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan;
3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan
daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya.
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan local
         Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat
diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat
mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;
3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;
4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari;
c. Menentukan bahan kajian muatan lokal
         Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai
dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian
muatan lokal didasarkan pada criteria berikut:
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan;
3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah.
d. Menentukan Mata Pelajaran
Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat
ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada
dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka
memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas,            potensi   daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian
kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite
sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk
dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus,
dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP:
1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah
awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di
sekolah.
Adapun langkahlangkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
a)   Pengembangan      Standar   Kompetensi      Standar   kompetensi       adalah
menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis
pengetahuan.
b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan
melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.
c) Pengembangan silabus secara umum
Pihak yang teribat dalam Pengembangan Sekolah dan komite sekolah
mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal.
Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan sekolah dan
komite sekolah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas
seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar
Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain
terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat. Peran, tugas dan tanggung
jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing;
d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi
yang ditetapkan oleh BSNP
         Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan
bimbingan dan bantuan teknis dalam:
a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;
c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran.
         Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada
di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di berbagai
sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan;
b.   Memberikan      gambaran     mengenai        kemampuan-kemampuan   dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam
  menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma
  setempat.




                                  BAB III
                                PENUTUP


A. Simpulan
           Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber
  antara lain dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para
  ahli yang relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran
  selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen . Menyusun perencanaan
  muatan lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain: sumber
  bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi.
           Sebagai salah satu kurikulum dalam dunia pendidikan, Muatan Lokal
  dalam pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang
  ditemukan antara lain dari segi: peserta didik, guru, administrasi, sarana dan
  prasarana, bahkan kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun
  dapat di minimalisir dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan
  pelatihan bagi para pengajar, lebih memantapkan kurikulum, dengan evaluasi
  yang berkesinambungan dan sebagainya.
           Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta
  didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi
  pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat
  menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air.


B. Saran
  Muatan lokal itu perlu diberikan kepada peserta didik agar lebih mengetahui
  dan mencintai budaya daerahnya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, Mohd.1996/1997.Pengembangan Muatan Lokal.Semarang.Depdikbud
http://puguhgitajanuar.blog.uns.ac.id/?p=23
http://bandono.web.id/2010/10/06/511.php

More Related Content

What's hot

Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaikayunie
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxUlfahWulandari2
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinyasayedchairudin
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahhermanwae
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektifJULIO_MARKOTO
 
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Tuti Rina Lestari
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiWira Sudewa
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomSukayono Fawwaz
 
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagContoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagKaimudin Saleh
 
Makalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanMakalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanDewintha Susanti
 
IPA SMP Kelas 8 Semester 2
IPA SMP Kelas 8 Semester 2IPA SMP Kelas 8 Semester 2
IPA SMP Kelas 8 Semester 2siruz manto
 
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Guss No
 
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1siruz manto
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranNini Ibrahim01
 
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialsatya arum
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasremintha
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase DModul Guruku
 

What's hot (20)

Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesiaPpt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
Ppt kurikulum dan permasalahnya dalam pendidikan di indonesia
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docxDiskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
Diskusi Refleksi Akhir PPL I.docx
 
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
119891062 pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia-beserta-fungsinya
 
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalahContoh kesimpulan-dan-saran-makalah
Contoh kesimpulan-dan-saran-makalah
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektif
 
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
Pembahasan (Contoh Karya Ilmiah)
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
 
Contoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsiContoh proposal-skripsi
Contoh proposal-skripsi
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
 
Fungsi tombol kombinasi CTRL A-z
Fungsi tombol kombinasi CTRL A-zFungsi tombol kombinasi CTRL A-z
Fungsi tombol kombinasi CTRL A-z
 
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos KemenagContoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
Contoh Deskripsi diri Serdos Kemenag
 
Makalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruanMakalah-Etika profesional keguruan
Makalah-Etika profesional keguruan
 
IPA SMP Kelas 8 Semester 2
IPA SMP Kelas 8 Semester 2IPA SMP Kelas 8 Semester 2
IPA SMP Kelas 8 Semester 2
 
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
 
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
IPA SMP KELAS 7 SEMESTER 1
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosial
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Bahasa Indonesia Fase D
 

Viewers also liked

Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAH
Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAHKhutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAH
Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAHMuchammad Dimyati
 
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garuda
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garudaLampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garuda
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garudaAepsaenawa
 
khutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyakhutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyawahyu islami
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSSMPN 4 Kerinci
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalFAJAR MENTARI
 
makalah sistem operasi - android vd ios
makalah sistem operasi - android vd iosmakalah sistem operasi - android vd ios
makalah sistem operasi - android vd iosMelina Krisnawati
 
Pengenalan Mysql
Pengenalan MysqlPengenalan Mysql
Pengenalan MysqlSuryani -
 
Bmp ekma4213mankeu
Bmp ekma4213mankeuBmp ekma4213mankeu
Bmp ekma4213mankeuWestri Wee
 
Makalah Sistem Operasi
Makalah Sistem OperasiMakalah Sistem Operasi
Makalah Sistem Operasidedisutrisno
 
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di ut
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di utTips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di ut
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di uttrimsss
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Dayat MoCiil
 
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...Deddy Supriady Bratakusumah
 
Tugas makalah manajemen Sem I
Tugas makalah manajemen Sem I Tugas makalah manajemen Sem I
Tugas makalah manajemen Sem I Dayat MoCiil
 

Viewers also liked (20)

Makalah mulok
Makalah mulokMakalah mulok
Makalah mulok
 
Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAH
Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAHKhutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAH
Khutbah Ust Khoirul Anshori MA SYAHAMAH
 
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garuda
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garudaLampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garuda
Lampiran ii pedoman pengembangan muatal lokal garuda
 
khutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannyakhutbah Ada amal, ada balasannya
khutbah Ada amal, ada balasannya
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
 
PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL
PENGEMBANGAN MUATAN LOKALPENGEMBANGAN MUATAN LOKAL
PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL
 
(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok(1)pengembangan bahan ajar mulok
(1)pengembangan bahan ajar mulok
 
Artikel Muatan Lokal
Artikel Muatan LokalArtikel Muatan Lokal
Artikel Muatan Lokal
 
Mysql
MysqlMysql
Mysql
 
makalah sistem operasi - android vd ios
makalah sistem operasi - android vd iosmakalah sistem operasi - android vd ios
makalah sistem operasi - android vd ios
 
Pengenalan Mysql
Pengenalan MysqlPengenalan Mysql
Pengenalan Mysql
 
Bmp ekma4213mankeu
Bmp ekma4213mankeuBmp ekma4213mankeu
Bmp ekma4213mankeu
 
Hubungan Pusat dan Daerah
Hubungan Pusat dan DaerahHubungan Pusat dan Daerah
Hubungan Pusat dan Daerah
 
Makalah Sistem Operasi
Makalah Sistem OperasiMakalah Sistem Operasi
Makalah Sistem Operasi
 
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di ut
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di utTips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di ut
Tips belajar & implementasi pdca dalam pembelajaran di ut
 
Makalah sistem operasi jaringan
Makalah sistem operasi jaringanMakalah sistem operasi jaringan
Makalah sistem operasi jaringan
 
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
Tugas komunikasi bisnis Kelompok 4
 
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
PERAN PEMERINTAH PUSAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH SAAT INI DAN...
 
Tugas makalah manajemen Sem I
Tugas makalah manajemen Sem I Tugas makalah manajemen Sem I
Tugas makalah manajemen Sem I
 

Similar to MULOK

Kurikulum tingkat satuan pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikanKurikulum tingkat satuan pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikanJurnal Eukariotik
 
Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Muatan LokalKurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Muatan LokalJenny Givany
 
Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranBelajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranTitin Rohayati
 
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...Fita Nofarya
 
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokal
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokalMulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokal
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokalAkhmadi Akhmadi
 
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docx
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docxanalisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docx
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docxBunga Bunga
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupsriyandi djoeweri
 
Permendikbud 2013 ttg Muatal Lokal
Permendikbud 2013 ttg Muatal LokalPermendikbud 2013 ttg Muatal Lokal
Permendikbud 2013 ttg Muatal LokalAbdul Hafifudin
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garuda
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garudaLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garuda
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garudaNayantaka Husna Hartono
 
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan LokalPengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokalsmpbudiagung
 
12 pengemb prog_muatan_lokal
12 pengemb prog_muatan_lokal12 pengemb prog_muatan_lokal
12 pengemb prog_muatan_lokalTeguh Sasmito
 
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalOtto Ono Gallery
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalKKGPAI KAB. BANGKALAN
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalAmrizal Ahmad
 
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2Irma Muthiara Sari
 

Similar to MULOK (20)

Mulookk
MulookkMulookk
Mulookk
 
Kurikulum tingkat satuan pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikanKurikulum tingkat satuan pendidikan
Kurikulum tingkat satuan pendidikan
 
12.ppt
12.ppt12.ppt
12.ppt
 
Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Muatan LokalKurikulum Muatan Lokal
Kurikulum Muatan Lokal
 
Mulok januari-1
Mulok januari-1Mulok januari-1
Mulok januari-1
 
Belajar dan Pembelajaran
Belajar dan PembelajaranBelajar dan Pembelajaran
Belajar dan Pembelajaran
 
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...
Kearifan Lokal sebagai Komponen dalam Kurikulum (Local Wisdom as a Curriculum...
 
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokal
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokalMulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokal
Mulok umum materi 11. pengembangan prog muatan lokal
 
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docx
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docxanalisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docx
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docx
 
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidupKebijakan pendidikan lingkungan hidup
Kebijakan pendidikan lingkungan hidup
 
Permendikbud 2013 ttg Muatal Lokal
Permendikbud 2013 ttg Muatal LokalPermendikbud 2013 ttg Muatal Lokal
Permendikbud 2013 ttg Muatal Lokal
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garuda
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garudaLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garuda
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal garuda
 
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan LokalPengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal
 
12 pengemb prog_muatan_lokal
12 pengemb prog_muatan_lokal12 pengemb prog_muatan_lokal
12 pengemb prog_muatan_lokal
 
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
03. lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
 
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokalLampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
Lampiran ii-pedoman-pengembangan-muatal-lokal
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2
Permen tahun2013 nomor81a_lampiran2
 
AKSI NYATA VISI MISI.pdf
AKSI NYATA VISI MISI.pdfAKSI NYATA VISI MISI.pdf
AKSI NYATA VISI MISI.pdf
 

MULOK

  • 1. MAKALAH PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Dosen Pengampu: Bapak Mujiono, M.Pd Disusun Oleh: 1. Setia Asri Novelasari 1401410026 2. Nisrina Dzati Iwani 1401410060 3. Mufidatul Inayah 1401410273 Rombel 04 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di sekitarnya. Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat di tiap derah berbeda, misalnya pada mata pelajaran Bahasa Jawa, tentunya bahasa Jawa tidak cocok diterapkan di Sumatra maupun daerah yang berbeda budaya lainnya di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu muatan lokal?. 2. Bagaimana mengembangkan muatan lokal?.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Muatan Lokal Yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal adalah suatu program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya dan pola kehidupan, serta kebutuhan pembangunan yang wajib dipelajari murid di daerah tersebut. B. Tujuan Muatan Lokal Kurikulum muatan lokal bertujuan untuk mendukung dan memperkuat pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan dasar. Untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebihtinggi, pelaksanaan kurikulum muatan lokal harus mempertimbangkan keanekaragaman adat istiadat, tata cara dan tata krama pergaulan, kesenian, bahasa maupun keterampilan fungsional yang menunjukkan adanya ciri khas tradisional di tiap-tiap daerah. Banyak hal yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan pengembangannya melalui program muatan lokal di SD. Murid harus memiliki wawasan yang luas dan mantap mengenai lingkungannya. Mereka harus mampu mengembangkan dan melestarikan SDA, kualitas manusia, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional dan daerah. Secara lebih rinci, program muatan lokal bertujuan untuk meningkatkan terjadinya hal-hal berikut: a. Mudahnya materi diserap murid Tugas guru antara lain memperkenalkan dan menunjukkan keuntungan dan manfaat bahan muatan likal kepada murid sehingga menjadi pusat perhatiannya. Apabila suatu bahan pelajatan sudah menjadi pusat perhatian murid, hal itu akan mudah diserapnya. b. Pemanfaatan sumber belajar di daerah
  • 4. Di daerah banyak sekali sumber belajar yang dapat dimanfaatkan, tetapi belum difungsikan karena berbagai alasan. Sumber belajar ini tidak hanya dirancang tetapi juga sumber belajar yang langsung dapat dimanfaatkan, seperti tanam-tanaman, perkebunan, dsb. c. Pengenalan murid terhadap kondisi daerah Murid yang tinggal di daerah tertentu pasti lebih mengenal daerahnya sendiri dibandingkan dengan daerah lain yang belum pernah dilihat dan ditempuhnya. Pengenalan murid itu akan lebih mantap bila sekolah dengan sengaja, berencana, teratur, dan sistematis memperkenalkan murid pada kondisi aktual di daerahnya. d. Peningkatan pengetahuan murid mengenai daerahnya Setiap daerah memiliki berbagai potensi yang perlu dipelajari dan dikembangkan, baik yang tersimpan dalam lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya maupun yang ada dalam pola kehidupan masyarakatnya. Program muatan lokal ini dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemahiran murid yang bersifat lokal. e. Bantuan murid pada dirinya dan orang tuanya. Program muatan lokal dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemahiran lokal pada murid, misalnay berternak ikan di air tawar, beternak ayam, bertenun dan anyam-menganyam. Pengetahuan dan kemahiran tersebut dapat digunakan murid untuk meringankan beban tanggungan orang tuanya dan menolong dirinya sendiri. f. Pemecahan masalah disekitarnya Program muatan lokal tidak dimaksudkan untuk menolong orang tua murid atau murid sendiri, melainkan dapat pula digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat. g. Keakraban murid dengan lingkungannya Murid yang benar-benar mengenal lingkungannya akan mengetahui tempat-tempat orang bertanam padi, beternak ayam, berkebun jeruk, berjualan, berdagang, menenun kain, membuat tempe dan lain-lain.
  • 5. Pengetahuan murid dapar dijadikan objek program muatan lokal. Makin sering murid belajar dan bekerja dengan objek lingkungannya, makin akrab murid itu dengan kondisi lingkungannya sehingga mereka tidak asing dalam lingkungannya sendiri. C. Mengapa Muatan Lokal? Negara indonesia di huni oleh berbagai suku bangsa yang tersebat diberbagai pulau yang terentang dari sabang sampai merauke. Ia memiliki aneka kebudayaan, sosial ekonomi, dan alam fisik yang perlu dipelihara keselamatan dan dijaga kelestariannya. Keanekaan itu merupakan kekayaan dan nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia. Untuk menghadapi keanekaan itu, sekolah harus memperbaiki orientasi, sikap dan nilai yang tepat terhadap lingkungan alam, sosial dan budaya tersebut. Sekolah bertanggung jawab untuk memadukan kebutuhan murid dan tuntutan pembangunan ke dalam bahan pelajaran yang berwawasan lingkungan. Dalam hal ini, sekolah harus menjabarkan bahan pelajaran bermuatan lokal itu dengan cara mekanisme yang dapat memenuhi kedua kebutuhan ( murid dan masyarakat ). Bila materi pelajaran berwawasan lingkungan, maka murid merasa akrab dengan lingkungannya. Kebutuhan yang sudah terpenuhi menimbulkan kebutuhan baru yang menuntut pikiran kritis dan analisis baru. Murid harus didorong berfikir kritis dan analisis, sehingga potensi murid dapat berkembang maksimal. Pelajaran muatan likal di perlukan di SD untuk: 1. Pelestarian kebudayaan 2. Pengembangan kebudayaan 3. Pengubahan nilai dan sikap terhadap lingkungan. Dilihat dari sudut kewajiban sekolah, muatan lokal harus diberikan karena: 1. Merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah 2. Memberikan pendidikan yang berwawasan lingkungan
  • 6. 3. Dapat memenuhi kebutuhan murid dan pembangunan masyarakat di lingkungan tertentu. Dilihat dari sudut kepentingan murid, muatan lokal harus diberikan karena: 1. Dapat mengakrabkan murid dengan lingkungannya 2. Melatih murid berpikir kritis dan analisis 3. Dapat mengembangkan potensi yang tersimpan pada setiap murid D. Pengembangan muatan lokal Landasan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal adalah sebagai berikut: a. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah b. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional c. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan d. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi e. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan f. Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan g. Permendiknas No. 22 dan 23/2006 h. Permendiknas No. 41 Thn 2007 tentang Standar Proses i. Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana j. Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar Pengelolaan k. Permendiknas No. 20 Thn 2007 Standar Penilaian Pendidikan Selain itu juga tingkat kemampuan berpikir anak dari konkrit ke abstrak dan tingkat rasa penasaran insting anak menjadi dasar pengembangan muatan lokal. Keanekaragaman budaya juga merupakan dasar pengembangan muatan lokal, karena Indonesia mempunyai beragam budaya bangsa yang semuanya mempunyai corak khusus dan khas. E. Pola Pengembangan Muatan Lokal a. Pendekatan politik Pendekatan politik bertolak pada asumsi bahwa pelajaran mempunyai otonomi masing masing. Sehingga mata pelajaran dipandang sebagai suatu
  • 7. sistem yang mempunyai komponen ciri, tujuan, metode tertentu. Cara yang ditempuh adalah: 1) Membentuk suatu disiplin tersendiri Intinya muatan lokal menjadi semakin sama dengan mata pelajaran lainnya karena kebutuhan dari daerah itu sendiri. 2) Mengisikan dan mengaitkan secara okasional Muatan lokal hanya sebagai tampilan saja, tidak teratur dan sistematis, caranya adalah dengan memasukkan pada mata pelajaran yang sudah tersedia. b. Pendekatan terpadu Pendekatan ini beranggapan bahwa semua mata pelajaran merupakan satu kesatuan, saling terpadu dan berhubungan satu sama lain. Hal tersebut sejalan dengan memasukkan muatan lokal dalam kurikulum yang berlaku, caranya: 1) Membentuk gagasan pokok Guru dapat menyusun gagasan pokok yang bersumber dari kehidupan masyarakat sebagai inti program muatan lokal. 2) Mengaitkan pokok bahasan dengan pola kehidupan Guru mempelajari GBPP kemudian mengambil pokok atau sub bahasan yang mungkin dapat dikaitkan dengan gagasan pokok dalam kehidupan masyarakat. c. Pendekatan disiplin ganda Pendekatan ini akan memodifikasi kurikulum yang berlaku dan membangun baru. F. Dasar pengembangan muatan lokal Satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui pembelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan lokal yang dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan.
  • 8. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat penilaian, dan menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang dilaksanakan. Ada dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu : a. Pengembangan untuk jangka jauh Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal disekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara kontinyu disekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah menengah atas. b. Pengembangan untuk jangka pendek Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat. Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Perluasan muatan lokal Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya. 2. Pendalaman muatan lokal Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara,
  • 9. mengembangkan, pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa yang telah dewasa. c. Berhasil atau tidaknya pengembangan disekolah tergantung pada: 1) Kekreatifan guru. 2) Kesesuaian program 3) Ketersediaan sarana dan prasarana 4) cara pengeloaan 5) Kesiapan siswa 6) Partisipasi masyarakat setempat 7) Pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait Adapun cara menentukan bahan pelajaran muatan lokal untuk satu bidang studi dapat dilaksanakan dengan empat cara: a) Bagi bidang studi yang sudah punya GBPP, disusun pokok bahasan/ sub pokok bahasan, kemudian dipilih bahan mana yang berkriteria muatan lokal. b) GBPP yang telah dipilih, sesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat. c) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dijadikan sumber sebagai GBPP yang mungkin sesuai dengan GBPP atau tidak sesuai dengan GBPP yang telah ada. d) Pola kehidupan dalam lingkungan alam, dipilih unsur-unsurnya yang perlu dimasukan dalam program pendidikan kemudian dibuat GBPP. G. Pengembangan muatan lokal mengacu pada GBPP Mendasarkan kepada pola penetapan kehidupan, dan mempelajarinya kemudian menguraikannya. Penyusunan jaringan gagasan pokok didasarkan pada tingkat kemampuan berpikir dan perkembangan fisik, mental sosial serta kesediaan alokasi waktu. H. Pengembangan muatan lokal berbasis pola kehidupan Membutuhkan kerja sama yang rapi antara dewan guru, kepala sekolah, penilik sekolah dan yang lainnya yang seharusnya bekerja di bawah koordinasi kemendiknas. Kerja sama tersebut akan berdampak positif, yaitu
  • 10. penyerapan informasi potensi daerah dan pengembangannya akan berjalan maksimal. I. Pengembangan muatan lokal berdasar pada aspek kehidupan Pengembangan muatan lokal tidak dapat diselesaikan hanya dengan pengembangan yang mengacu pada GBPP dan pola kehidupan, hal ini karena masih banyaknya aspek kebudayaan daerah itu sendiri yang berbeda dan tidak dapat dikaitkan dengan kedua pengembangan tersebut. Aspek tersebut memerlukan waktu alokasi tersendiri untuk ekstrakurikuler. J. Pengembangan muatan lokal berbasis kurikulum Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing pelajaran. Sedangkan untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak mempunyai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini membuat kendala bagi sekolah untuk menerapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Pengembangan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus dipersiapkan berbagai hal untuk dapat mengembangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Ada dua pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP yaitu: a. Pengembangan Muatan Lokal Sesuai dengan Kondisi Sekolah Saat Ini Langkah dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal bagi sekolah yang memang tidak mampu mengembangkannya, langkah tersebut adalah: 1) Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah masih layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan di Sekolah 2) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut masih layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubah Mata Pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD 3) Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk diterapkan, maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal
  • 11. dari sekolah lain atau tetap menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai. b. Pengembangan Muatan Lokal dalam KTSP Proses Pengembangan Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah 2) Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal 3) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal 4) Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal 5) Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP. Lebih lanjut langkah-langkah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah. Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari:
  • 12. 1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable development); 2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuankemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan; 3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya. b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan local Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk: 1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah; 2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu; 3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta; 4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari; c. Menentukan bahan kajian muatan lokal Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada criteria berikut: 1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik; 2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan; 3) Tersedianya sarana dan prasarana 4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa 5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan 6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah; 7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah. d. Menentukan Mata Pelajaran
  • 13. Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP: 1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun langkahlangkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut: a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan. b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai. c) Pengembangan silabus secara umum Pihak yang teribat dalam Pengembangan Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal.
  • 14. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat. Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing; b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal; c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing; d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan; e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan bantuan teknis dalam: a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal; b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran; c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran. Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah: a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan; b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
  • 15. c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma setempat. BAB III PENUTUP A. Simpulan Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen . Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain: sumber bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi. Sebagai salah satu kurikulum dalam dunia pendidikan, Muatan Lokal dalam pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang ditemukan antara lain dari segi: peserta didik, guru, administrasi, sarana dan prasarana, bahkan kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun dapat di minimalisir dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para pengajar, lebih memantapkan kurikulum, dengan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagainya. Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air. B. Saran Muatan lokal itu perlu diberikan kepada peserta didik agar lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Ansyar, Mohd.1996/1997.Pengembangan Muatan Lokal.Semarang.Depdikbud http://puguhgitajanuar.blog.uns.ac.id/?p=23 http://bandono.web.id/2010/10/06/511.php