3. Pembelajaran dibagi
menjadi dua kegiatan
utama, yaitu
a. Pembelajaran regular atau rutin yang
merupakan kegiatan intrakurikuler : kegiatan
pembelajaran regular untuk setiap mapel mengarah pada
capaian pembelajaran dan profil pelajar Pancasila
b. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila :
pembelajaran berbasis proyek dalam proyek penguatan
profil pelajar Pancasila diselenggarakan untuk menguatkan
upaya pencapaian Profil Pelajar Pancasila
4. perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap
fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah
kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk
setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
5. Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
11. Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap
perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara
komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap
perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.
13. Perbedaan CP dan KD
Komponen Kompetensi Dasar Capaian
Pembelajaran
Bentuk
Penulisan
Poin – Poin Narasi
Muatan Sikap, Pengetahuan dan
Keterampilan dilihat
secara terpisah-pisah
Sikap, Pengetahuan
dan Keterampilan
dilebur menjadi satu
kesatuan
Target
Pencapaia
n
Dirumuskan tiap semester Dirumuskan
dalam bentuk
fase
14. Capaian Pembelajaran
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK
Fase Fondasi
(Usia 5-
6 tahun)
• Fase A (Kelas 1-2
SD)
• Fase B (Kelas 3-4
SD)
• Fase C (Kelas 5-6
SD)
Fase D (Kelas 7-9
SMP)
• Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12
SMA)
15. TUJUAN CP DIRUMUSKAN PER FASE
materi pelajaran tidak terlalu padat
peserta didik mempunyai cukup
banyak waktu untuk memperdalam
materi dan mengembangkan
kompetensi
16. KOMPONEN CP
Alasan mempelajari mapel
tersebut
keterkaitan antara Mapel dengan
salah satu (atau lebih) Profil
Pelajar Pancasila
kebermanfataan mata pelajaran
dalam kehidupan anak
Tujuan Mata Pelajaran
Kemampuan yang perlu dicapai
pelajar setelah mempelajari
mata pelajaran tersebut
Karakteristik Mata Pelajaran
Deskripsi umum tentang apa
yang dipelajari dalam mata
pelajaran
Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan
Integrasi KI dan KD yang dibuat dalam bentuk
pernyataan yang disajikan dalam dalam bentuk
paragraf
Capaian setiap fase menurut elemen
Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
dipetakan menurut perkembangan siswa
17. SetiapCPsuatu mata
pelajaran memilikibeberapa
elemenatau kelompok
kompetensi esensial yang
berlaku samauntuk semua
fase pada matapelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen
tersebut memiliki capaian per
fasenya sendiri yang saling
menunjang untuk mencapai
pemahaman yang dituju.
Elemensebuah mata
pelajaran mungkinsaja
sama atauberbeda
dengan mata pelajaran
lainnya, hal tersebut
disesuaikandengan
karakteristikpada masing-
masing mata pelajaran. Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika
terdapat elemen Bilangan,
Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data
dan Peluang
● Dalam CP IPA terdapat
elemen Pemahaman IPA
dan Keterampilan Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia
terdapat elemen
Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan,
Menulis
18. CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan
learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah
performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
19. CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan
akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Identifikasi hasil
yang diinginkan
Menentukan
bukti-bukti yang
dapat diterima
Merencanakan
pengalaman
belajar dan
instruksi
20. Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP
Apa pembelajaran yang dapat terus
melekat, bernilai, dan bisa diterapkan
dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata
pelajaran tersebut?
21. Simpulan Karakteristik CP berdasar Bidang Studi
Setiap bidang studi punya karakteristik masing-masing.
• Ada yang mencantumkan konten/topik bahasan secara eksplisit (misalnya: IPAS).
• Ada yang menyajikannya lewat kata/frasa kata kunci, dan satuan pendidikan dapat
menentukan konten secara mandiri (misalnya: Bahasa Indonesia).
• Ada bidang studi yang memadukan keterampilan berpikir dan penguasaan alat atau
teknik tertentu sebagai kompetensi CP (misalnya: Informatika).
• Ada bidang studi yang kompetensinya berciri pemahaman teori - pemaknaan
reflektif - penerapan (misalnya: PPKn).
• Ada pula bidang studi yang pencapaian kompetensinya harus berurutan (misalnya:
Matematika).
27. Peserta didik mampu mengidentifikasi
dan mengurutkan proses terjadinya hujan
Kompetensi ?
Konten ?
28. Ada 3 cara perumusan TP
Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran
secara langsung berdasarkan CP
Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran
dengan menganalisis ‘kompetensi’dan ‘lingkup
Materi’ pada CP.
Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran
Lintas Elemen CP
29. Yang perlu dilakukan sebelum breakdown CP ke
dalam TP dan ATP ?
• “Analisis capaian pembelajaran untuk
mendapatkan peta kompetensi,
konten atau kata kunci“
• yangakanmenjadi rujukanuntukpelaksanaan
pembelajarandanmemudahkanmenyusuntujuan
pembelajaran sertaalurtujuanpembelajaran(ATP)
33. Teori yang dapat digunakan untuk merumuskan TP:
1. Taksonomi Bloom
2. 6Aspek Pemahaman
3. Taksonomi Marzano
34.
35.
36. 2. Teori 6 Aspek Pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
37. Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
yang memodifikasi pemahaman
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
38. Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
39. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
40. Perlu diingat …
• Pemahaman dan kompetensi sebagai acuan CP bukan materi
asesmen yang secara langsung diuji di kelas.
• Sederet perkembangan yang akan dicapai secara utuh dari
pendidikan dasar sampai menengah bukan target yang dilihat
secara terpisah-pisah.
• Tingkat kedalaman pemahaman konsep dan kompleksitas
kompetensi dalam setiap mata pelajaran bukan rancangan aktivitas
pembelajaran
• Penjelasan singkat mengenai konsep dan kemampuan kunci, yang
dapat ditunjukkan dengan performa yang nyata, bukan objektif
pembelajaran yang hanya berisi topik dan konten yang konkret.
41.
42. Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual
sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.
43. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Matematika Fase B elemen Bilangan
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000
dengan kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai
tempat, mengurutkan dan membandingkan
bilangan 10.000 dengan bilangan lain
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan
gambar
Aplikasi
Application
Menggunakan pemahaman 10.000 untuk
memecahkan masalah dalam dunia nyata
(misalnya berbelanja di kantin dengan uang
Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)
Perspektif
Perspective
Menemukan berbagai cara berbeda untuk
mendapatkan nilai 10.000
Peserta didik menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) untuk bilangan cacah
sampai dengan 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan,
mengurutkan, menggunakan
tempat, melakukan komposisi
dekomposisi bilangan. Mereka
nilai
dan
juga
dapat menyelesaikan masalah
berkaitan dengan uang menggunakan
ribuan sebagai satuan.
44. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta
emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau
membuat karya untuk merespons puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
sudut pandang yang berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
mencoba merasakan emosi yang dirasakan
penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
Peserta didik memahami informasi
berupa
pandangan,
gagasan,
arahan atau
pikiran,
pesan
dari teks deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi dari teks
visual dan audiovisual untuk
menemukan makna yang tersurat
dan tersirat.
45. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak
Penjelasan
Explanation
Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
bentuk lisan atau isyarat
Aplikasi
Application
Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sebuah peristiwa berdasarkan arahan
sederhana
Perspektif
Perspective
Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Interpretasi
Interpretation
Bermain peran berdasarkan sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Peserta didik mampu menyimak
dengan saksama, memahami dan
memaknai instruksi, mengidentifikasi
informasi berupa fakta atau proses
kejadian dari teks petunjuk/arahan
sederhana, teks cerita pendek, surat
pribadi, teks puisi, teks drama, dan
surat resmi seperti surat undangan
dan surat pemberitahuan
disajikan dalam bentuk lisan
isyarat, teks aural (teks
yang
atau
yang
dibacakan) dan teks audiovisual.
46. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
Aplikasi
Application
Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pribadi.
Perspektif
Perspective
Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.
Empati
Empathy
Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam
sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
Peserta didik mampu menciptakan
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi
berdasarkan makna, simbol, dan
nilai estetis dari perspektif berbagai
aspek seni.
47. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
PAUD (Fase Pondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali identitas dirinya dan makhluk hidup
lainnya sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota
keluarga intinya
Aplikasi
Application
Mengetahui prosedur perawatan kebersihan diri
(cara mandi, menyikat gigi, menggunakan toilet dll),
adab makan dan minum, menggunakan kata “Terima
Kasih”, “Tolong” dan “Permisi”, terbiasa berdoa.
Perspektif
Perspective
Menceritakan harapannya atau apa yang disukai dari
sikap orang lain terhadap dirinya, berdoa
menggunakan bahasanya sendiri
Empati
Empathy
Role Play, Mengenal aturan dasar dalam sebuah
permainan, mengantri, bergantian menggunakan
sesuatu, membantu orang lain, menyiram tanaman
atau memberi makan atau bermain dengan hewan
Peserta didik mengenali dan
mempraktikkan nilai dan
kewajiban ajaran
Anak mengamalkan
agamanya.
nilai-nilai
ajaran agamanya dalam interaksi
dengan sesama dan lingkungan
(tumbuhan, hewan, lingkungan
hidup). Anak mengenal
keberagaman dan menunjukkan
sikap menghargai agama dan
kepercayaan orang lain.
48. Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana
untuk berkarya dengan aneka pilihan media
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan
memahami keutamaan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di
sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai
konsisten mengutamakan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam
dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur
dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan
warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
49. Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta
pengalaman dan perasaannya mengenai
karya tersebut.
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau
minatnya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
50.
51.
52.
53. Elemen Kompetensi Lingkup Materi/Konten
Pengukuran
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan
berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat
menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa
bilangan cacah
1. Mengukur
2. Menentukan
hubungan
3. Mengukur dan
mengestimasi
1. Menggunakan satuan baku.
2. Hubungan antar-satuan baku
panjang (cm, m)
3. Luas dan volume menggunakan
satuan tidak baku dan satuan
baku berupa bilangan cacah.
Tujuan Pembelajaran:
P1.1 Mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku.
P1.2 Menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m).
P1.3 Mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
54. Pada akhir Fase A, peserta didik dapat
mengenal berbagai bangun datar
(segitiga, segiempat, segibanyak,
lingkaran)dan bangun ruang (balok,
kubus, kerucut, dan bola). Mereka
dapat menyusun (komposisi)dan
mengurai (dekomposisi) suatu bangun
datar (segitiga, segiempat, dan
segibanyak). Peserta didik juga dapat
menentukan posisi benda terhadap
benda lain (kanan, kiri, depan
belakang).
1
. peserta didik dapat mengenal berbagai
bangun datar (segitiga, segiempat,
segibanyak, lingkaran)dan bangun
ruang (balok, kubus, kerucut, dan bola).
2. Peserta didik dapat menyusun
(komposisi)dan mengurai
(dekomposisi) suatu bangun datar
(segitiga, segiempat, dan segibanyak).
3. Peserta didik juga dapat menentukan
posisi benda terhadap benda lain
(kanan, kiri, depan belakang).
55. Setelah mendapatkan peta kompetensi dan
konten, berikutnya peta kompetensi
tersebut bisa dijabarkan menjadi tujuan
pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
56. Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :
1. peserta didik mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan di
daerahnya pada siang hari dan malam hari.
2. peserta didik mengorganisasi data dari hasil pengamatan.
3. peserta didik menyusun pertanyaan dan melakukan penyelidikan,
bisakah rangkaian kegiatan itu dilakukan di waktu yang berbeda?
4. peserta didik mendiskusikan hasil amatan dan menyajikan hasil
diskusi lewat media gambar.
5. peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya secara lisan
59. Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan
pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.
●* Profil Pelajar Pancasila terintegrasi dalam TP
Untuk menyusun rencana pembelajaran,
jabaran kompetensi pada Capaian
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam
tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan perangkat ajar.
19
60. Pada kurikulum sebelumnya, kriteria tujuan
pembelajaran minimal ada 4:
1. A = Audience
2. B = Behaviour
3. C = Condition
4. D = Degree
Pada Kurikulum Merdeka, kriteria tujuan
pembelajaran minimal ada 2:
1. Kompetensi
2. Konten
61.
62.
63. Memahami karakteristik CP dapat membantu Guru dalam:
• memilih dan menemukan sumber belajar
• mengembangkan topik bahasan
• menentukan jenis asesmen
Tujuannya: membawa konten/topik bahasan sedekat mungkin dengan
konteks keseharian peserta didik.
64. Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
• A
TPharustuntas 1fase(tidakterpotongdi tengahjalan)
• A
TPperludikembangkansecarakolaboratif
• A
TPdikembangkansesuaikarakteristikdankompentensiyangdikembangkan
setiapmatapelajaran
• MetodepenyusunanA
TPharuslogis,(sederhana rumit,mudah sulit,
sempit luas, dsbnya)
• PenomoranataukodeuntuktiapTPbolehadabolehtidak
• A
TPfokuspadapencapaianCPbukanProfil Pelajar Pancasila
• BeberapaTPbisa dimasukkandalam1lingkup materi(dalammodulajar),
tiapTPdiberikan asesmenformatif,dandalam1lingkup materiada1
asesmensumatif
68. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan
pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah
jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila
guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan
dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan
kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu
sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang
mahir dalam mata pelajaran tersebut;
69. 5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali
pendidikan khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari
kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh
karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan
(misal: matematik realistik);
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan
pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya,
menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran
agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
70. 8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek
merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat
bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya
dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran,
tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya
urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran
lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan
penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar
Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi
pembelajaran (pedagogi).
72. Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya,serta bumi dan antariksa.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian Pembelajaran
Pemahaman
IPA
Elemen CP
Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat optik
sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
CP ditulis dalam paragrafyang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
73. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Keterampilan
Proses
Capaian Pembelajaran
Elemen CP
1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola
berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
74. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen
Menyimak
Perlu
diketahui
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan
atau pesan dari teks
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan
audiovisual untuk
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap
dari puisi tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk
merespons puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang
berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan
emosi yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
76. Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul
ajaryang dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan
aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip
pembelajaran dan asesmen.
Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut ini:
Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik melaksanakan pembelajaran
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan
dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan
konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.
65
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
● memilih atau memodifikasi modul ajar
yang sudah disediakan pemerintah untuk
menyesuaikan modul ajar dengan
karakteristik peserta didik, atau
● menyusun sendiri modul ajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik
77. MODUL AJAR
• Perangkat, alat, sarana media, metode, petunjuk dan pedoman
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mengarahkan
pembelajaran menuju tercapainya CP
• Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka tidak perlu
membuat RPP
• Komponen MA lebih lengkap dari RPP
78. KOMPONEN MINIMAL RPP KOMPONEN MINIMAL MODUL AJAR
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari
tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu
atau lebih pertemuan.
• Asesmen pembelajaran. Rencana
asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran.
• Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran).
• Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu
tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih
pertemuan.
• Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen
dan cara penilaiannya.
• Rencana asesmen di akhir pembelajaran (formatif dan sumatif)
untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta
instrumen dan cara penilaiannya.
Perbandingan Komponen Minimal RPP dan Modul Ajar
• Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan
bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs
web yang perlu dipelajari peserta didik.
bila diperlukan, boleh menambah komponen dengan struktur sebagai berikut
80. FAQ: Jika umumnya RPP dibuat untuk 1x
pertemuan, maka modul ajar dibuat untuk setiap
berapa kali pertemuan?
• Bukan pertemuan yang jadi acuan pembuatan modul ajar.
• MA dibuat fleksibel sesuai kebutuhan guru.
• Rekomendasinya MA dibuat per lingkup materi.
• Jika lingkup materi terlalu luas, maka satu lingkup materi bisa
dibuat beberapa MA.
81. Contoh: 1 MA untuk 1 lingkup materi
-
1 modul ajar
1 asesmen diagnostik kognitif
2 asesmen formatif
1 asesmen sumatif llingkup materi
82. Contoh: 3 MA untuk 1 lingkup materi
-
-
-
MA 1
- Asesmen
diagnostik
kognitif
- 4 asesmen
formatif
MA 2
- 2 asesmen
formatif
MA 3
- 3 asesmen
formatif
- 1 asesmen
sumatif
lingkup
materi
85. Komponen Modul Ajar
Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut
Informasi umum Komponen inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran yang digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik dan pendidik
● Lembar kerja peserta didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan
pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan
belajar peserta didik.
85
Seperti apa keleluasaan pendidik dalam
pengembangan modul ajar?
86. Strategi Mengembangkan Modul Ajar (MA)
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan
dalam satu lingkup materi. Satu MA bisa mencakup beberapa
tujuan pembelajaran.
2. Lakukan asesmen diagnosis mengidentifikasi penguasaan
kompetensi awal peserta didik.
3. Tentukan teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta
indikator keberhasilan asesmen sumatif yang akan dilakukan
pada akhir lingkup materi.
4. Tentukan periode waktu atau jumlah JP yang dibutuhkan.
5. Tentukan teknik dan instrumen asesmen formatif berdasarkan
aktivitas pembelajaran.
6. Buat rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
7. Pastikan aktivitas pembelajaran selaras dengan tujuan
pembelajaran.
8. Setiap kegiatan dilengkapi dengan pemahaman bermakna dan
pertanyaan esensial yang menjadi acuan.
9. Persiapkan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar
sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.
10. Lampirkan instrumen asesmen seperti ceklis, rubrik atau
lembar observasi yang dibutuhkan.
11. Periksa kembali kelengkapan komponen modul ajar.
Glosarium
Pemahaman bermakna
Kalimat pernyataan yang mendeskripsikan proses belajar
yang tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-
fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan
konsep-konsep untuk membangun pemahaman yang utuh,
sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik
dan membentuk perilaku. Dalam bahasa Inggris sering
disebut sebagai Enduring Understanding, Conceptual
Understanding, Big Idea, Central Idea atau Statement of
Inquiry. → pembelajaran
Pertanyaan pemantik
Adalah kalimat pertanyaan yang digunakan untuk
memantik rasa ingin tahu, memulai diskusi, dan
memulai penelitian. Bentuk pertanyaan pemantik
sebaiknya dalam bentuk terbuka dengan
menggunakan kata tanya seperti mengapa,
bagaimana, atau apa sajakah.
Lembar belajar: adalah lembar yang bisa
dipergunakan sebagai lembar refleksi, lembar grafik
organisasi, lembar kerja, maupun soal.
CONTOH 1
86
Bagaimana guru mengembangkan modul
ajar?
87. CONTOH 2
Menganalisis kondisi
dan kebutuhan
peserta didik,
pendidik, serta satuan
pendidikan.
Melakukan asesmen
diagnostik terhadap
kondisi dan kebutuhan
peserta didik.
Mengidentifikasi dan
menentukan dimensi
Profil Pelajar
Pancasila yang akan
dicapai.
Memilih tujuan
pembelajaran dari
Atujuan pembelajaran
berdasarkan CP yang
akan dikembangkan
menjadi modul ajar.
Menyusun modul
ajar berdasarkan
komponen -
komponen yang
ditentukan.
pendidik dapat menentukan
komponen-komponen yang
esensial sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran.
Mengelaborasi kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan komponen
esensial.
Merencanakan jenis,
teknik dan
instrumen asesmen.
Modul siap
digunakan
Evaluasi dan
Pengembangan
Modul
Strategi Mengembangkan Modul Ajar (MA)
87
88. Contoh Cuplikan Modul Ajar
Tujuan pembelajaran
● Mengidentifikasi berbagai benda
dan mengenal ciri-ciri bangun ruang
prisma.
● Menggambar bangun ruang prisma
dengan kertas isometrik.
● Menyelesaikan permasalahan
dengan konsep bangun ruang
prisma.
● Mengidentifikasi, menduplikasi, dan
mengembangkan pola gambar dan
pola bilangan yang melibatkan
operasi perkalian dan pembagian.
Apa sajakah karakteristik bangun ruang?
Aktivitas 1: Asesmen diagnostik.
Aktivitas 2: Diskusi kelompok: apa sajakah karakteristik bangun ruang?
(Kelompok berdasarkan hasil asesmen diagnostik: belum paham, sudah
paham dan melampaui)
Aktivitas 3: Kegiatan kelompok observasi sekitar: latihan menggunakan
nalar kritis dengan menggambar dan mengelompokkan bangun ruang
di sekitarmu.
Mengapa penting belajar tentang bangun ruang?
Aktivitas 4: Permainan tebak bangun ruang (formatif)
Aktivitas 5: Latihan bernalar kritis: investigasi kubus dan prisma.
Aktivitas 6: Kegiatan berpasangan: mengukur keliling dan luas bidang
datar yang ada di bangun ruang.(formatif)
Aktivitas 7: Investigasi volume kubus dengan mengisi kubus.
Aktivitas 8: Bongkar pasang kardus bekas untuk membuat jaring.
Aktivitas 9: Menggambar jaring kubus dan bangun ruang lain. (formatif)
Apa keterampilan yang perlu dimiliki untuk belajar bangun ruang?
Aktivitas 10: Mendesain bungkus paket.
Aktivitas 9: Presentasi desain.
Asesmen Diagnostik:
Menjawab delapan pertanyaan
operasi bilangan.
MA untuk Kelas 4
Matematika
25 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri
Asesmen Sumatif
Mendesain bungkus estetik dan
ramah lingkungan.
Indikator tugas:
- Menjelaskan karakteristik
bentuk paket dengan
tulisan dan gambar.
- Menjelaskan spesifikasi
barang dan bungkus
dengan perkalian dan
pembagian.
88
Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda, sehingga
pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang membangun
elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk
untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh penerapan penyesuaian
pembelajaran dan
pengembangan PPP
89. Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk
hidup di muka bumi?
Bagaimana proses terjadinya daur
air?
Bagaimana cara memperoleh air
bersih?
Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang
pengaruh siklus air?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi air
untuk manusia.
Formatif asesmen
Aktivitas 2: Curah pendapat
tentang fungsi air.
Formatif asesmen
Aktivitas 3: Eksperimen daur
air.
Aktivitas 4: Praktek penyaringan
air bersih.
Aktivitas 5: Riset kelompok
tentang air bersih.
Formatif asesmen
Aktivitas 6: Pameran dan
Presentasi pemahaman.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam
kehidupan sehari-hari.
Asesmen sumatif:
Menunjukkan pemahaman
mengenai pengaruh siklus air
dalam presentasi dan pameran
karya.
Indikator asesmen sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan
topik.
Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami
audiens.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 4
IPAS
35 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri
Asesmen Diagnostik:
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air.
Urutan Kegiatan
Tautan MA IPAS Kelas 4
Siklus Air
89
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan
ilmiah, membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta
didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
Contoh penerapan penyesuaian
pembelajaran dan
pengembangan PPP
90. •Menunjukkan pencapaian pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman peserta didik
setelah menyelesaikan satu unit pelajaran.
• Guru merancang produk yang akan
dikerjakan oleh peserta didik
• Guru menentukan kriteria penilaian dalam
bentuk rubrik
•Penataan ruang kelas secara personal,
sosial, dan fisik disesuaikan dengan
kesiapan peserta didik dalam belajar,
minat, dan gaya belajar agar memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar
•Kegiatan-kegiatan bermakna yang dilakukan
peserta didik di kelas dibedakan berdasarkan
kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik.
•Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut.
• Baik, yaitu kegiatan yang menggunakan
keterampilan informasi yang dimiliki peserta
didik.
• Berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara
pencapaiannya.
•Menyesuaikan materi berdasarkan tingkat
kesiapan, minat, dan gaya belajar.
• Memberikan materi yang bervariasi.
Menerapkan kontrak belajar.
• Menggunakan model pembelajaran
kelompok.
• Menyajikan materi dengan berbagai model
pembelajaran.
• Menyediakan berbagai sistem yang
mendukung.
KONTEN PROSES
PRODUK
LINGKUNGAN
BELAJAR
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
91. • Kognitif
• Non Kognitif
Asesmen Diagnostik
•Salah satu contoh
pemetaan adalah
pemetaan berdasarkan
gaya belajar visual,
kinestetik dan audio.
Pemetaan Peserta didik
•secara kolaborasi
dipimpin oleh kepala
sekolah dan tim
kurikulum
Pemetaan Kurikulum
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
92. Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Konten Kelas Mental Math untuk
kelas 5 dibagi sesuai dengan
kemampuan awal peserta
didik. Untuk yang masih awal
ditekankan pada kelancaran
penjumlahan dan
pengurangan. Untuk yang
sudah mulai lancar
penjumlahan, akan
meningkatkan kelancaran
perkalian. Untuk yang
kemampuannya sudah tinggi
menekankan pada perkalian
dan pembagian 3 digit.
Di kelas 1, peserta didik
mewawancarai orang dengan
profesi berbeda di lingkungan
sekolah (suster, tukang
kebun, satpam, kepala
sekolah, guru) untuk mencari
tahu konsep kewajiban dan
peran dalam suatu organisasi.
Di kelas 5, salah satu aktivitas
pembelajarann ya
menggunakan menu
permainan seperti Tic Tac
Toe, dimana selama 40 menit
sesi kelas peserta didik
masing- masing bisa memilih
beberapa atau semua dari 9
aktivitas. Di masing-masing
pilihan terdapat aktivitas
menceritakan masalah
matematika dengan komik
(visual), menggunakan benda
sekitar (kinestetik), dan
membuat lagu tentang
konsep matematika (audio).
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
93. Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Proses Berdasarkan kesiapan anak
yang didapatkan dari pre-
asesmen, guru mengenalkan
perkalian dalam beberapa
cara: penjumlahan berulang
menggunakan tabel angka
untuk peserta didik yang
masih awal, menggunakan
pola dari hitung lompat untuk
yang sudah mulai lancar
penjumlahan, dan
menggunakan beberapa
strategi mental math untuk
mulai lancar perkalian.
Di kegiatan Matematika kelas
2 mengenai satuan ukur,
peserta didik mengukur
panjang meja menggunakan
objek yang mereka miliki di
dalam kotak pensilnya atau
yang berkaitan dengan
kegemarannya. Peserta didik
menjelaskan bagaimana
mereka mengukur meja
dengan objek tersebut dan
menjelaskan tantangan dalam
mengukur menggunakan
objek tersebut.
Di kegiatan IPA kelas 5
mengenai alat reproduksi,
peserta didik dapat menggali
informasi mengenai alat
reproduksi dari beberapa
media seperti: alat peraga,
buku bacaan atau artikel, dan
video.
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
94. Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Produk Dalam Bahasa Indonesia kelas
4, peserta didik diminta
menemukan pokok pikiran
dan kalimat utama dari
sebuah artikel. Peserta didik
yang kemampuan bahasanya
sudah lebih tinggi diberikan
bacaan yang memiliki
paragraf yang lebih tinggi
bahasanya.
Siswa diberikan kemerdekaan
untuk memilih produk dan
media yang akan digunakan
dalam menunjukkan
pemahamannya atas materi
yang sudah dipelajari.
Peserta didik menunjukkan
pemahaman dan sikap empati
berkaitan dengan tema
pubertas lewat kampanye.
Peserta didik harus
menjelaskan proses
terjadinya pubertas dan
bagaimana menyikapinya.
Mereka dapat membuat
infografik, membuat cerita,
atau membuat video yang
menceritakan proses
pubertas dan bagaimana
menyikapinya.
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
95. Diferensiasi Kesiapan belajar Minat Gaya Belajar
Lingkungan
Belajar
Ruang kelas yang fleksibel
memungkinkan peserta didik
dapat mengatur posisi duduk
sesuai dengan kesiapannya.
Peserta didik yang
memerlukan bantuan guru/
teman dapat duduk
berkelompok bersama guru/
teman saat peserta didik yang
sudah siap mempresentasikan
pemahamannya.
Kelas dilengkapi sentra yang
bisa digunakan peserta didik
saat belajar atau setelah
menyelesaikan tugasnya. Di
pojok baca peserta didik
dapat memilih sendiri buku
dari perpustakaan untuk
diletakkan di kelas. Pojok
video/ komputer tempat
dimana peserta didik dapat
menonton video/ memilih
musik. Pojok hands-on berisi
kertas, perlengkapan
menggambar dan beberapa
papan permainan.
Kelas menyediakan pilihan
tempat duduk yang
menghadap jendela untuk
peserta didik yang mudah
teralihkan oleh gerakan
temannya. Karpet dan sofa
dapat dipilih peserta didik
yang membutuhkan ruang
untuk bergerak. Peserta didik
yang mudah teralihkan oleh
suara di sekitarnya diizinkan
menggunakan headphone.
Implementasi Pembelajaran Terdiferensiasi
97. a. Asesmen di awal pembelajaran (atau bisa juga disebut
asesmen diagnostic) yang dipakai untuk mengetahui
kesiapan peserta didik dalam mempelajari materi ajar
dan mencapai tujuan pembelajaran yang
direncanakan dikategorikan sebagai asesmen formatif
karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan
penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan
dalam rapor.
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran, yang
dilakukan selama proses pembelajaran untuk
mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya
asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah
kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga
dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini
juga termasuk dalam kategori asesmen formatif
1. Asesmen formatif,
yaitu asesmen
yang bertujuan
untuk memberikan
informasi atau
umpan balik bagi
pendidik dan
peserta didik untuk
memperbaiki
proses belajar.
98. bagian dari perhitungan penilaian
- dilakukan di akhir proses pembelajaran
- dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua
atau lebih TP sesuai pertimbangan
pendidik atau satuan pendidikan
- menjadi
di akhir semester, akhir tahun ajaran,
dan/atau akhir jenjang.
1. Sumatif lingkup materi (keharusan)
2. Sumatif akhir semester (opsional)
3. Sumatif akhir fase (opsional)
2. Asesmen sumatif,
yaitu asesmen yang
dilakukan untuk
memastikan
ketercapaian
keseluruhan tujuan
pembelajaran