SlideShare a Scribd company logo
1 of 73
KONSEP PEMBELAJARAN DAN
ASESMEN
PADA KURIKULUM MERDEKA
Disampaikan oleh:
Mochamad Zaenuri
Tim Penyusun KMA No. 347 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka
Pada Madrasah
BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
18 JULI 2022
PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU
Apa itu pembelajaran
paradigma baru?
Pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak, berawal dari pemetaan
kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta pelaksanaan assesmen
yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran agar dapat membantu
peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan.
Upaya untuk memastikan terciptanya praktik pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik.
 Pendidik memiliki keleluasaan untuk merumuskan tujuan pembelajaran serta
rancangan pembelajaran dan assesmen yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan menjadi proses
pembelajaran yang terbuka dan dinamis.
 Peserta didik memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan
kepemilikan terhadap proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk
memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik lainnya serta kepada
pendidik.
Pada Madrasah yang memiliki PDBK, perlu melakukan identifikasi dan asesmen PDBK di awal tahun pelajaran untuk
menemukenali kondisi dan kebutuhan khusus PDBK sebagai dasar pengembangan kurikulum, pembelajaran dan asesmen
akomodatif, serta program kebutuhan khusus dan pengembangan keterampilan pilihan.
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
(ASESMEN)
Prinsip Pembelajaran
1. Dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
peserta didik saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun peserta didik menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistic.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai
mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik merancang pembelajaran yang akomodatif/penyesuaian baik dari
sisi materi, metode, media/alat, dan pengelolaan lingkungan belajar
Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang
tua/wali dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya dengan keleluasaan untuk
menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk
menyusun program pembelajaran selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik melaporkan perkembangan pembelajaran secara berkala dalam
bentuk dokumen penyerta rapor yang menggambarkan karakteristik dan kebutuhan PDBK serta capaian
yang telah diperoleh
PERENCANAAN DAN PELAKSANAA PEMBELAJARAN
SERTA PENILAIAN (ASESMEN)
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan
Penilaian (Asesmen)
Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
1
Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun
Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran
2
Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
3
Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen)
4
Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA MI Kelas 1-2 MI Kelas 3-4 MI Kelas 5-6 MTs Kelas 7-9 MA/MAK
Kelas 10
MA/MAK
Kelas 11-12
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
Pembagian
Fase
Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
Kompetensi pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik pada
setiap fase. Dibuat dalam bentuk
pernyataan yang disajikan dalam
paragraf yang utuh.
Kemampuan yang perlu dicapai
peserta didik setelah mempelajari
mata pelajaran tersebut
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● Keterkaitan antara Mapel
dengan salah satu (atau lebih)
Profil Pelajar Pancasila dan
Profil Pelajar Rohmatal Lil
Álamin
Komponen Capaian Pembelajaran
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian dalam Setiap Fase
Secara Keseluruhan
Capaian dalam Setiap
Fase menurut Elemen
● Deskripsi umum tentang apa
yang dipelajari dalam mata
pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan
pengalaman nyata dan kontekstual.
Menurut teori belajar
konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan
bukanlah kumpulan atau
seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam CP
dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan
melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak bersifat statis,
tetapi berevolusi dan berubah
secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-
pengalaman baru yang
memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Perlu diketahui
Bentuk “Pemahaman” dalam CP
Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap yang
rendah (C2). Namun demikian,
konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk
perancangan pembelajaran dan
asesmen kelas yang lebih
operasional, bukan untuk CP yang
lebih abstrak dan umum. Taksonomi
Bloom lebih sesuai digunakan untuk
menurunkan/menerjemahkan CP ke
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
Setiap CP suatu mata pelajaran
memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut
memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang
untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau berbeda
dengan mata pelajaran lainnya,
hal tersebut disesuaikan dengan
karakteristik pada masing-masing
mata pelajaran.
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Al-Qur’an Hadis
terdapat Elemen: Ilmu Tajwid, Ilmu
Al-Qur’an, Ilmu Hadis, Al-Qur’an,
dan Hadis.
● Dalam CP Akidah Akhlak terdapat
Elemen: Akidah, Akhlak, Adab, dan
Kisah Keteladanan.
● Dalam CP Fikih, terdapat Elemen:
Fikih Ibadah, Fikih Muamalah, Usul
Fikih
Perlu diketahui
Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak
cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh
peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase
Dalam
merancang
pembelajaran
pendidik dapat
menggunakan contoh yang disediakan.
mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran
dan/atau perencanaan pembelajaran,
mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan
Pemerintah
Pendidik
menentukan
pilihan tersebut
berdasarkan
kemampuan
masing-masing
Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran,
hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu
fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Tujuan
Pembelajaran
(TP): Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di
akhir satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan pengembangan
kompetensi yang harus dikuasai secara utuh
dalam satu fase.
Menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga
akhir fase.
Menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk merumuskan
tujuan pembelajaran, diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk tidak
fokus pada satu teori saja,
melainkan dapat menggunakan
teori atau pendekatan lain dalam
merancang tujuan pembelajaran,
selama teori tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata pelajaran
serta konsep/topik yang dipelajari,
karakteristik peserta didik, serta
konteks lingkungan pembelajaran.
Perlu diketahui
mengingat kembali
informasi yang telah
dipelajari, termasuk
definisi, fakta-fakta,
daftar urutan, atau
menyebutkan
kembali suatu materi
yang pernah
diajarkan kepadanya.
menjelaskan ide atau
konsep seperti
menjelaskan suatu
konsep
menggunakan
kalimat sendiri,
menginterpretasikan
suatu informasi,
menyimpulkan, atau
membuat parafrasa
dari suatu bacaan.
menggunakan
konsep,
pengetahuan, atau
informasi yang telah
dipelajarinya pada
situasi berbeda dan
relevan
kemampuan untuk
membuat keputusan,
penilaian,
mengajukan kritik
dan rekomendasi
yang sistematis
merangkaikan berbagai
elemen menjadi satu
hal baru yang utuh,
melalui proses
pencarian ide, evaluasi
terhadap hal/ide/benda
yang ada sehingga
kreasi yang diciptakan
menjadi salah satu
solusi terhadap
masalah yang ada.
termasuk memberikan
nilai tambah terhadap
suatu produk yang
sudah ada.
Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-
tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang
paling tinggi sebagai berikut:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
(C1)
Mengingat
(C2)
Memahami
(C3)
Mengaplikasikan
(C4)
Menganalisis
(C5)
Mengevaluasi
(C6)
Menciptakan
memecah-mecah
informasi menjadi
beberapa bagian,
kemampuan untuk
mengeksplorasi
hubungan/korelasi
atau membandingkan
antara dua hal atau
lebih, menentukan
keterkaitan antar
konsep, atau
mengorganisasikan
beberapa ide
dan/atau konsep.
Perlu diketahui
6 Aspek/Facet Pemahaman ini
merupakan modal untuk
menentukan Tujuan Pembelajaran
(TP), menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang
tepat.
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan
cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman peserta didik atas apa yang
telah mereka pelajari dan tidak
hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika peserta didik melakukan salah
satu dari keenam Aspek/Facet
Pemahaman (mampu menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat
pemahaman.
6 Aspek Pemahaman
Tighe dan Wiggins
(2005)
Perlu diketahui
6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005)
Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis.
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan
atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat
makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi,
melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami
pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan
emosi yang terjadi secara internal.
Perlu diketahui
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D
elemen Menyimak
Peserta didik memahami
informasi berupa
gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau
pesan dari teks
deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan
audiovisual untuk
menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi
tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons
puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang
dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda.
Perlu diketahui
Tingkat 5:
metakognisi
Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem
kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level
taksonomi yaitu:
mengingat kembali
(retrieval) informasi
dalam batas
mengidentifikasi
sebuah informasi
secara
umum.
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Tingkat 1:
mengenali dan
mengingat kembali
(retrieval)
Pemahaman yang
dimaksud melibatkan
dua proses
yang saling berkaitan
yaitu integrasikan
dan
simbolisasi.
Tingkat 2:
pemahaman
Cakupan analisis disini
berupa kemampuan
menggenerasi
informasi baru yang
belum diproses oleh
seseorang.
Ada lima proses
analisis:
(1) mencocokan,
(2) mengklasifikasikan,
(3) menganalisis
kesalahan,
(4) menyamaratakan
(5) menspesifikasikan.
Tingkat 3:
analisis
Pemanfaatan
pengetahuan
digunakan saat
seseorang ingin
menyelesaikan tugas
tertentu.
Ada empat kategori
umum pemanfaatan
pengetahuan:
(1) pengambilan
keputusan,
(2) penyelesaian
masalah,
(3) percobaan,
(4) penyelidikan.
Tingkat 4:
pemanfaatan
pengetahuan
Sistem metakognisi
berfungsi untuk
memantau,
mengevaluasi
dan mengatur fungsi dari
semua jenis
pemikiran lainnya.
Ada empat fungsi dari
metakognisi:
(1) menetapkan tujuan,
(2) memantau proses,
(3) memantau kejelasan,
(4) memantau ketepatan.
Tingkat 6:
sistem diri
Menentukan apakah
seseorang akan
melakukan atau tidak
melakukan sesuatu
tugas.
Ada empat jenis dari
sistem diri:
(1) memeriksa
kepentingan,
(2) memeriksa
kemanjuran,
(3) memeriksa respon
emosional,
(4) memeriksa motivasi
secara keseluruhan.
Perlu diketahui
Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun
menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP).
Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif:
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Alternatif 1
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup
Materi’ pada CP.
Alternatif 2
Elemen Kompetensi Lingkup Materi
Bilangan
Pada akhir Fase B, peserta didik
menunjukkan pemahaman dan intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan
cacah sampai 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan
komposisi, dan dekomposisi bilangan
tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta
didik dapat melakukan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah sampai
1.000, dan seterusnya.
1. Memahami
2. Menentukan
3. Membandingkan
4. Mengurutkan
5. Mengidentifikasi
6. Melakukan
7. Menyelesaikan masalah
1. Bilangan cacah sampai 10.000
2. Nilai tempat
3. Komposisi dan dekomposisi bilangan
4. Menggunakan ribuan sebagai satuan
5. Operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah sampai
1.000
Tujuan Pembelajaran:
B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000.
B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000.
B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan
Dan seterusnya
Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Elemen Pengukuran
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda
menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-
satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi
luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa
bilangan cacah.
Elemen Geometri
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar
(segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara
jika memungkinkan
1. Menentukan hubungan antarsatuan baku panjang
(cm, m).
2. Menjelaskan cara mengukur panjang benda
menggunakan satuan baku.
3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar
(segiempat, segitiga, segi banyak).
4. Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun datar
(segiempat, segitiga, segi banyak).
5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi
banyak) menggunakan satuan baku
Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Alternatif 3
Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian
Pembelajaran di akhir fase tercapai
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP
tersebut.
1
Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan
kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama yang
termuat dalam CP tercapai.
2
Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada mata
pelajaran.
3
Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir
fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan
pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta didik.
4
Perhatikan hal berikut:
● CP berlaku untuk 1
FASE.
● Lihat karakteristik
masing-masing mata
pelajaran, karena
terdapat CP berbasis
konten (PP,
Matematika), sintaks
(Seni), bahkan terdapat
pula yang berbasis
kompetensi (Bahasa).
● Kalimat dalam tujuan
pembelajaran dapat
mengambil dari berbagai
referensi, poin utamanya
adalah “operasional”
(kompetensinya terukur).
Alur strategi yang dapat dilakukan, guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:
Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif?
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang
Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran
dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut
(abstrak).
Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum
mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke
yang lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes
dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
(Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran
(ATP)
Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan
analisis yang terdapat dalam capaian
pembelajaran masing-masing elemen,
kemudian merumuskan tujuan
pembelajaran berdasarkan analisis dari
capaian pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar
mudah dalam pemetaan alur tujuan
pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1,
dimana “B” merupakan elemen Bilangan,
“7” merupakan perencanaan di Kelas 7,
dan “1” merupakan tujuan pembelajaran.
“A” elemen Aljabar, “P” elemen
Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan
“D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan
masing-masing tujuan pembelajaran.
Jelas
dokumen mudah dipahami
Merupakan merupakan aktivitas untuk merumuskan:
a. capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran;
b. cara untuk mencapai tujuan belajar ,dan
c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar.
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan
Pembelajaran
dituangkan dalam
bentuk yang:
Sederhana
dokumen yang berisi hal pokok dan penting sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran
Fleksibel
dokumen tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat
disesuaikan dengan konteks pembelajaran
Perlu diketahui
Dokumen Perencanaan pembelajaran ini dapat
berupa:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1
Modul Ajar
2
Apabila pendidik menggunakan modul
ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP
karena komponen-komponen dalam
modul ajar meliputi komponen-
komponen dalam RPP.
Komponen minimum dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran
Komponen minimum dalam
modul ajar
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran)
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran.
Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan.
● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen
untuk di awal pembelajaran dan rencana
asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam alur tujuan pembelajaran)
● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
untuk mengecek ketercapaian tujuan
pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya
● Media pembelajaran yang digunakan,
termasuk misalnya bahan bacaan yang
digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik
Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran
“Komponen dalam
Perencanaan
Pembelajaran ditentukan
oleh pendidik
berdasarkan
kebutuhannya”
Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PALING SEDIKIT memuat:
Tujuan
Pembelajaran
Langkah/
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian/
Asesmen
Pembelajaran
Memuat kompetensi dan
lingkup materi pembelajaran
yang sesuai dengan kurikulum
satuan pendidikan
● Kegiatan belajar sesuai
dengan kemampuan dan
tahapan perkembangan
peserta didik
● Menunjukkan bagaimana
media pembelajaran
digunakan
Proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk
mengetahui kesiapan dan
hasil belajar peserta didik
(untuk pendidikan khusus
memperhatikan kebutuhan peserta
didik)
Pendidik dapat mengembangkan lebih dari 3 komponen tersebut, asalkan relevan dengan
kebutuhannya. Penyederhanaan ini berfokus agar pendidik dapat lebih menyelaraskan dan
mengembangkan aktivitas pembelajaran dan penilaian (asesmen)
Perlu diketahui
“Komponen dalam
Perencanaan
Pembelajaran ditentukan
oleh pendidik
berdasarkan
kebutuhannya”
Komponen Lengkap Modul Ajar
Perlu diketahui
Pembelajaran terdiferensiasi
didasarkan pada hasil asesmen
awal pembelajaran pada lingkup
materi tertentu.
Hasil asesmen awal pembelajaran
ini memberikan informasi kesiapan
belajar peserta didik (readiness),
yaitu informasi kesesuaian
pengetahuan atau keterampilan
yang dimiliki peserta didik saat ini,
dengan pengetahuan atau
keterampilan baru yang akan
dipelajari.
Asesmen di awal pembelajaran dilakukan
hanya terkait kesiapan peserta didik
pada kompetensi yang akan
dituju/dipelajari.
Hasilnya digunakan untuk
menyesuaikan rencana pembelajaran
yang dibuat agar sesuai dengan tahap
pembelajaran peserta didik.
Asesmen pada awal pembelajaran
diharapkan dapat dilakukan secara
natural, seperti diskusi ringan
pemantik di awal kegiatan, permainan,
kuis, atau tes sederhana.
Melakukan Asemen Awal Guna
Mengidentifikasi Kebutuhan
Belajar Peserta Didik
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Melakukan Diferesiasi
Pembelajaran
Perlu diketahui
Diferensiasi Konten (Materi) Diferensiasi Proses (Metode/Strategi) Diferensiasi Produk
Materi pembelajaran disesuaikan dengan
kesiapan peserta didik berdasarkan
kompleksitasnya.
Misal:
Kompetensi yang akan dicapai yaitu
mengurutkan dan membandingkan bilangan
bulat terkait dalam keseharian
Pendidik dapat melakukan diferensiasi
terhadap pemahaman konsep bilangan bulat
peserta didik di kelas
Proses Pembelajaran disesuaikan dengan
kemampuan penerimaan/keterampilan
peserta didik.
Misal:
Kompetensi memahami gaya dan tekanan.
Pendidik dapat melakukan diferensiasi berupa:
● pendampingan pada praktik yang
dilakukan peserta didik secara langsung
● Modeling-praktik-kerja mandiri-review
● Memberi pertanyaan pemantik untuk
belajar mandiri
Penyesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran
berdasarkan peminatan peserta didik
Misal:
Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang
didapatkan dalam teks narasi (dongeng
nusantara)
Pendidik dapat melakukan diferensiasi produk
hasil belajar peserta didik berupa:
● Bahan tayang visual (poster, slide
paparan, dan sejenisnya)
● Podcast
● Review berbasis media Audio-visual
● Pagelaran drama
Perlu diketahui
Diferensiasi Pembelajaran
1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling
bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun datar.
3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling.
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal
cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga,
dan lingkaran.
Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu:
Inspirasi Pelaksanaan Pembelajaran Terdiferensiasi
Kesiapan Belajar
(readiness)
Mayoritas peserta didik telah
memahami konsep keliling dan
dapat menghitung keliling
bangun datar.
Beberapa peserta didik dapat
memahami konsep keliling,
namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun
datar
Beberapa peserta didik belum
memahami konsep keliling.
Pembelajaran
Terdiferensiasi
● Peserta didik mengerjakan
soal yang lebih menantang
yang mengaplikasikan
konsep keliling dalam
kehidupan sehari-hari.
● Peserta didik bekerja
secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling
bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan
pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada
pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk
memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi.
Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:
● Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran
● Berfungsi sebagai
asesmen formatif
● Asesmen untuk evaluasi
pada akhir proses
pembelajaran
● Berfungsi sebagai
asesmen sumatif
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus
pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk
mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum
dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran.
Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih
berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif
dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk
perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
Perubahan Paradigma Penilaian
(Asesmen)
Asesmen UNTUK Proses
Pembelajaran
(Assessment FOR Learning)
Asesmen PADA AKHIR
Proses Pembelajaran
(Assessment OF Learning)
Asesmen SEBAGAI
Proses Pembelajaran
(Assessment AS Learning)
● Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
● Berfungsi sebagai
asesmen formatif
Perlu diketahui
● Merupakan alat ukur untuk
mengetahui pencapaian hasil
belajar peserta didik dalam satu
lingkup materi atau periode tertentu,
misalnya satu lingkup materi, akhir
semester, atau akhir tahun ajaran;
● Capaian hasil belajar untuk
dibandingkan dengan kriteria
capaian yang telah ditetapkan
● Digunakan pendidik atau satuan
pendidikan untuk mengevaluasi
efektivitas program pembelajaran.
Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada
peserta didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya;
Karakteristik
Asesmen Formatif dan Sumatif
Formatif Sumatif
● Terpadu dengan proses pembelajaran,
sehingga asesmen formatif dan
pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
Perencanaan asesmen formatif dibuat
menyatu dengan perencanaan
pembelajaran;
● Melibatkan peserta didik dalam
pelaksanaannya (misalnya melalui
penilaian diri, penilaian antarteman, dan
refleksi metakognitif terhadap proses
belajarnya);
● Memperhatikan kemajuan
penguasaan dalam berbagai ranah,
meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sehingga dibutuhkan
metode/strategi pembelajaran dan
teknik/instrumen.
“Pendidik dan satuan
pendidikan diberikan
keleluasaan untuk
mengatur pelaksanaan
asesmen formatif
maupun sumatif melalui
berbagai teknik guna
mengukur dan
mengintervensi capaian
yang dilakukan dalam
pembelajaran”
● Dilakukan secara terus menerus
bersamaan dengan proses
pembelajaran
● menggunakan berbagai teknik
asesmen sesuai dengan target
pada tujuan pembelajaran
● memberikan umpan balik baik
untuk peserta didik maupun
pendidik
● berorientasi pada perubahan,
bukan sekadar memenuhi
kuantitas nilai yang termuat dalam
rapor
● bersifat informatif
● Dilakukan untuk mengonfirmasi
capaian pembelajaran peserta
didik pada periode tertentu (akhir
lingkup materi, semester atau
akhir jenjang)
● Hasilnya akan digunakan sebagai
bahan pengolah laporan hasil
belajar
● Pemberian umpan balik tetap
dilakukan walaupun data hasil
pengukuran capaian telah didapat
● Menggunakan berbagai teknik
asesmen
Hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan Formatif
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan Sumatif
Perlu diketahui
Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik
menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal
ketika pembelajaran
Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, dan membuat portofolio.
Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara
keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Teknik dan Instrumen Asesmen
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan
instrumen agar asesmen
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak
lanjuti”
Observasi
Penilaian Kinerja (Performance Test)
Tes Lisan
Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.
Tes Tertulis
Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan
perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio
Teknik dan Instrumen Asesmen
“Terdapat berbagai teknik
dalam melakukan
asesmen, pendidik
diberikan keleluasaan
memilih teknik dan
instrumen agar asesmen
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga
hasil belajar peserta didik
valid dan dapat ditindak
lanjuti”
Rubrik
Ceklist
Grafik Perkembangan
Instrumen Asesmen
Catatan Anekdotal
Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara
bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang
dituju.
Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi
catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting,
disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi
yang telah dilakukan.
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap
perkembangan belajar peserta didik.
Penerapan Pola Pikir Bertumbuh
Penerapan pola pikir
bertumbuh dalam asesmen
diharapkan membangun
kesadaran bahwa proses
pencapaian tujuan
pembelajaran, lebih
penting daripada sebatas
hasil akhir.
Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan
pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di berikut ini:
Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan
jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.
Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran,
penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat
mempengaruhi performa peserta didik.
Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-temannya.
Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan
mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self
assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian
umpan balik antarteman (peer feedback).
Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta
didik.
Berikut acuan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik
melalui tangga umpan balik (Ladder of Feedback)
Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi Pola Pikir Bertumbuh
(Growth Mindset)
Contoh Mengidentifikasi Unsur-unsur Bangun Ruang (Jaring-jaring Kubus) - Fase C
“Bagaimana Ananda mengetahui gambar ini akan membentuk kubus?”
Klarifikasi
“Bentuk kotak-kotak yang Ananda gambar, hampir sama sehingga mudah
jika disusun menjadi bentuk kubus.”
Nilai
“Ibu melihat Ananda menarik garis secara langsung. Bagaimana jika
menggunakan penggaris agar garisnya lebih lurus?”
Perhatian
“Jika tugas membuat jaring-jaring bangun ruang akan kita laksanakan
kembali, pada bagian yang mana Ananda akan melakukan perbaikan?”
Saran
“Selamat Nak, telah menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas ini. Ibu juga senang karena kamu mengumpulkan
tugas tepat waktu.”
Apresiasi
Pendidik menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran termasuk di dalamnya rencana
asesmen formatif yang akan dilakukan di awal
pembelajaran dan asesmen di akhir
pembelajaran
1
Pendidik melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
individu peserta didik untuk mempelajari materi
yang telah dirancang
2
Berdasarkan hasil asesmen, pendidik
memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau
membuat penyesuaian untuk sebagian peserta
didik
3
Melaksanakan pembelajaran dan
menggunakan berbagai metode asesmen
formatif untuk memonitor kemajuan belajar
4
Melaksanakan asesmen Sumatif untuk
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen
awal pada pembelajaran berikutnya.
5 Siklus
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran
dan asesmen
Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan
penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah peserta
didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran, pendidik perlu
menetapkan kriteria atau indikator
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ini dikembangkan saat pendidik
merencanakan asesmen, yang dilakukan
saat pendidik menyusun perencanaan
pembelajaran, baik dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran ataupun
modul ajar.
Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan
sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan
deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
Kriteria yang digunakan
untuk menentukan
apakah peserta didik
telah mencapai tujuan
pembelajaran dapat
dikembangkan
menggunakan beberapa
pendekatan,
1. Menggunakan deskripsi kriteria
2. Menggunakan rubrik
3. Menggunakan interval nilai
Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan
kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat
meyakinkan pembaca.
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1. Menggunakan deskripsi kriteria
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
2. Menggunakan rubrik
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
3. Menggunakan interval
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata
pelajaran IPAS Fase C:
Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar
rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut:
Pengolahan Hasil Asesmen
Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran
1
Asesmen sumatif dilaksanakan secara
periodik setiap selesai satu atau lebih
tujuan pembelajaran.
Hasil asesmen perlu diolah menjadi
capaian dari tujuan pembelajaran
setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif sebagai hasil
asesmen tujuan pembelajaran peserta
didik.
Namun, dapat juga menggunakan data
kuantitatif dan mendeskripsikannya
secara kualitatif. Pendidik diberi
keleluasaan untuk mengolah data
kuantitatif, baik secara rerata maupun
proporsional.
Bukti Tujuan
Pembelajaran
Perlu Bimbingan
(0-60)
Cukup
(61-70)
Baik
(71-80)
Sangat Baik
(81-100)
1. Mampu
menguraikan
manfaat sumber
energi
Belum mampu
menguraikan
manfaat
sumber energi
Menguraikan
1 contoh
manfaat
sumber energi
Menguraikan
2 contoh
manfaat
sumber energi
Menguraikan
lebih dari
2 contoh
manfaat
sumber energi
2. Mampu
melakukan
pengamatan
sesuai prosedur
Memerlukan
bimbingan
dalam
melakukan
prosedur
pengamatan
Melakukan
prosedur
pengamatan
secara mandiri,
namun masih
ditemukan
1 atau 2 kali
kesalahan
Melakukan
prosedur
pengamatan
secara mandiri
dengan tepat
Mampu
mengarahkan
teman yang
lain dalam
melakukan
prosedur
pengamatan
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
Nama
Kualitas Bukti
(Indikator 1)
Kualitas Bukti
(Indikator 2)
Deskripsi
Nilai
(rerata)
Amar Baik
(75)
Cukup
(69)
Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat
melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
72
Badu Perlu
Bimbingan
(55)
Cukup
(63)
Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi dapat
melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih
ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan
59*
Candra Sangat Baik
(95)
Baik
(80)
Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi
serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri
dengan tepat
87,5
Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil
asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini
Pengolahan Hasil Asesmen
Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Penting untuk Diperhatikan
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung
diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai
kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum
dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
Pengolahan Hasil Asesmen
Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir
2
Pendidik tidak mencampur penghitungan
dari hasil asesmen formatif dan sumatif
karena asesmen formatif dan sumatif
memiliki fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk
memberikan umpan balik pada proses
sehingga asesmen formatif bukan menjadi
penentu atau pembagi untuk nilai akhir
Dalam mengolah dan menentukan hasil
akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa
kegiatan asesmen sumatif agar peserta
didik dapat menyelesaikan asesmen
sumatifnya dalam kondisi yang optimal
(tidak terburu-buru atau tidak terlalu
padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
merupakan gabungan dari beberapa
kegiatan asesmen tersebut
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Cara 1
Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan
melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya:
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
Cara 2
Pengolahan Hasil Asesmen
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian)
Cara 1
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan
pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan
pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya
3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk
semua mapel).
Asumsi: satuan pendidikan menggunakan
rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan.
Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan
pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
mana yang belum dituntaskan oleh peserta
didik.
Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Perlu diketahui
Pengolahan Hasil Asesmen
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
Cara 2
Asumsi:
Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
peserta didik masih kesulitan dan
sangat bergantung pada bimbingan
● Cukup (2)
peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan
pembelajaran
● Baik (3)
peserta didik sudah menuntaskan
sebagian besar indikator tujuan
pembelajaran
● Sangat Baik (4)
peserta didik mengikuti pembelajaran
selanjutnya dan dilibatkan diberikan
pengayaan
Tanda centang diberikan
sesuai dengan rubrik
ketercapaian yang ada
pada masing-masing tujuan
pembelajaran
deskriptor tertera pada
rubrik penilaian yang telah
disusun.
Perlu diketahui
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kualitatif
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran
Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut:
Dalam penyusunan deskripsi
capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah
Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP 1
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran
Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan ATP 2
Dalam penyusunan deskripsi
capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah
Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran
Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin
penting dari materi yang sudah diberikan 2
Dalam penyusunan deskripsi
capaian kompetensi,
pendidik harus
mengidentifikasi capaian
kompetensi tertinggi dan
terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau
dan capaian kompetensi
terendah ditandai dengan
warna merah
PELAPORAN KEMAJUAN BELAJAR
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan
hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`
Pengolahan Hasil Asesmen
Rapor
1
Portofolio
2
Diskusi/Konferensi
3
Pameran Karya
4
Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan
hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan
informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan
orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
Rapor
1
1. Identitas peserta didik
2. Nama satuan pendidikan
3. Kelas
4. Semester
5. Mata pelajaran
6. Nilai
7. Deskripsi
8. Catatan guru
9. Presensi
10. Kegiatan ekstrakurikuler.
Komponen pada Rapor DIKDASMEN
Catatan:
Format dapat disesuaikan berdasarkan
struktur kurikulum masing-masing
jenjang.
Deskripsi capaian kompetensi peserta
didik berisi informasi tentang
kompetensi yang sudah dicapai dan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
Deskripsi menggunakan kalimat positif
dan memotivasi.
Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
Portofolio
2
Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan
fungsi dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur,
dan kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi
atau konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
Diskusi/Konferensi
3
Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses
belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif.
Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang
orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun
mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk
saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang
lebih luas selain pendidik kelas
Bentuk Laporan Hasil Belajar
Pameran Karya
4
Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning
yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau
pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama
dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak
dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu
ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar
dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik
yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran,
tetapi perlu segera diberikan.
Mekanisme Kenaikan Kelas
Pada MI, MTs, MA, MAK, atau sederajat,
kenaikan kelas mempertimbangkan
pencapaian peserta didik pada semua mata
pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi
lain selama 1 (satu) tahun ajaran
Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian
Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik
dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya
meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi
yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase
sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk
dicapai pada kelas tersebut.
Apabila terdapat tujuan
pembelajaran pada mata
pelajaran tertentu yang
tidak tercapai sampai
saatnya kenaikan kelas,
maka pada rapor peserta
didik tersebut dituangkan
nilai aktual yang dicapai dan
dideskripsikan bahwa peserta
didik tersebut masih memiliki
tujuan pembelajaran yang
perlu ditindaklanjuti di kelas
berikutnya
Dalam proses penentuan peserta
didik tidak naik kelas, perlu
dilakukan musyawarah dan
pertimbangan yang matang sehingga
opsi tidak naik kelas menjadi
pilihan paling akhir apabila seluruh
pertimbangan dan perlakuan telah
dilaksanakan.
a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian peserta didik pada semua mata
pelajaran
b. Laporan pencapaian projek penguatan profil
pelajar Pancasila
c. Portofolio
d. Paspor keterampilan (skill passport) dan
rekognisi pembelajaran lampau pada peserta
didik jenjang SMK
e. Prestasi akademik dan non-akademik
f. Ekstrakurikuler
g. Penghargaan peserta didik
h. Tingkat kehadiran
Perlu diperhatikan
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas
Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah
Peserta didik mempunyai tujuan
pembelajaran yang belum tuntas
(ada tujuan-tujuan pembelajaran
yang hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum).
Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
Peserta didik mempunyai masalah
presensi/ketidakhadiran
yang banyak (Banyaknya jumlah
ketidakhadiran disepakati oleh satuan
pendidikan)
Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena
kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan
peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena
“malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan
ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini
sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir
semester.
Mekanisme Kelulusan
Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan
laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada
Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan/program
pendidikan setelah:
Menyelesaikan Seluruh Program
Pembelajaran
1
Mengikuti penilaian sumatif yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
2
Terima Kasih

More Related Content

Similar to KONSEP KURIKULUM

01 Asesmen Kur Merdeka - SMK
01 Asesmen Kur Merdeka - SMK01 Asesmen Kur Merdeka - SMK
01 Asesmen Kur Merdeka - SMKAbuBakarSidik21
 
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptx
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptxPRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptx
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptxsyifafauziah500015
 
2a Pembelajaran dan Penilaian atau Asesmen SMP
2a Pembelajaran dan  Penilaian atau Asesmen SMP2a Pembelajaran dan  Penilaian atau Asesmen SMP
2a Pembelajaran dan Penilaian atau Asesmen SMPMgmpIpaBireuen1
 
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptxnugohoheruagus
 
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptxlokdomain03
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxPERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxrafikachan
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran2008021
 
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptxSmpVeteranNgantang1
 
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptxUcuSamsudin1
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANFitri Yusmaniah
 
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdfEvaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdftawakal17
 
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdfEvaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdftawakal17
 
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptx
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptxMateri 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptx
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptxKanwarahAA
 
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum Merdeka
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum MerdekaPembelajaran pada Implemtasi Kurikulum Merdeka
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum MerdekaSIEKAPAKEKO
 
Penyamaan Persepsi Modul Ajar dikdas GTK (1).pdf
Penyamaan Persepsi  Modul Ajar dikdas GTK (1).pdfPenyamaan Persepsi  Modul Ajar dikdas GTK (1).pdf
Penyamaan Persepsi Modul Ajar dikdas GTK (1).pdfANJANGTAUFAN
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranIcha Acha
 
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptxBsIsmail1
 

Similar to KONSEP KURIKULUM (20)

01 Asesmen Kur Merdeka - SMK
01 Asesmen Kur Merdeka - SMK01 Asesmen Kur Merdeka - SMK
01 Asesmen Kur Merdeka - SMK
 
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptx
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptxPRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptx
PRINSIP PEMBELAJARAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN.pptx
 
PARADIGMA BARU.pptx
PARADIGMA BARU.pptxPARADIGMA BARU.pptx
PARADIGMA BARU.pptx
 
2a Pembelajaran dan Penilaian atau Asesmen SMP
2a Pembelajaran dan  Penilaian atau Asesmen SMP2a Pembelajaran dan  Penilaian atau Asesmen SMP
2a Pembelajaran dan Penilaian atau Asesmen SMP
 
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
 
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
03.Materi 3_Pembelajaran Asesmen SMP.pptx
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptxPERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN YANG EFEKTIF.pptx
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx
1. Pembelajaran Asesmen SMP Kumer23.pptx
 
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx
1. TPK_CP TP ATP REVISI 2023.pptx
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdfEvaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
 
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdfEvaluasi Belajar KB 2.pdf
Evaluasi Belajar KB 2.pdf
 
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptx
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptxMateri 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptx
Materi 3-Asesmen Pembelajaran-esib09112022.pptx
 
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum Merdeka
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum MerdekaPembelajaran pada Implemtasi Kurikulum Merdeka
Pembelajaran pada Implemtasi Kurikulum Merdeka
 
Penyamaan Persepsi Modul Ajar dikdas GTK (1).pdf
Penyamaan Persepsi  Modul Ajar dikdas GTK (1).pdfPenyamaan Persepsi  Modul Ajar dikdas GTK (1).pdf
Penyamaan Persepsi Modul Ajar dikdas GTK (1).pdf
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx
4. Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar.pptx
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

KONSEP KURIKULUM

  • 1. KONSEP PEMBELAJARAN DAN ASESMEN PADA KURIKULUM MERDEKA Disampaikan oleh: Mochamad Zaenuri Tim Penyusun KMA No. 347 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Madrasah BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR 18 JULI 2022
  • 3. Apa itu pembelajaran paradigma baru? Pembelajaran merupakan satu siklus yang bergerak, berawal dari pemetaan kompetensi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta pelaksanaan assesmen yang hasilnya dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran agar dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Upaya untuk memastikan terciptanya praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.  Pendidik memiliki keleluasaan untuk merumuskan tujuan pembelajaran serta rancangan pembelajaran dan assesmen yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan menjadi proses pembelajaran yang terbuka dan dinamis.  Peserta didik memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan terhadap proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik, baik kepada diri sendiri, peserta didik lainnya serta kepada pendidik. Pada Madrasah yang memiliki PDBK, perlu melakukan identifikasi dan asesmen PDBK di awal tahun pelajaran untuk menemukenali kondisi dan kebutuhan khusus PDBK sebagai dasar pengembangan kurikulum, pembelajaran dan asesmen akomodatif, serta program kebutuhan khusus dan pengembangan keterampilan pilihan.
  • 4. PRINSIP PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (ASESMEN)
  • 5. Prinsip Pembelajaran 1. Dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. 2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. 3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistic. 4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra. 5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik merancang pembelajaran yang akomodatif/penyesuaian baik dari sisi materi, metode, media/alat, dan pengelolaan lingkungan belajar
  • 6. Prinsip Asesmen 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. 2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. 3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran selanjutnya. 4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. 5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik melaporkan perkembangan pembelajaran secara berkala dalam bentuk dokumen penyerta rapor yang menggambarkan karakteristik dan kebutuhan PDBK serta capaian yang telah diperoleh
  • 7. PERENCANAAN DAN PELAKSANAA PEMBELAJARAN SERTA PENILAIAN (ASESMEN)
  • 8. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen) Memahami Capaian Pembelajaran (CP) 1 Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran 2 Merencanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen) 3 Melaksanakan Pembelajaran dan Penilaian (Asesmen) 4
  • 9. Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F PAUD/RA MI Kelas 1-2 MI Kelas 3-4 MI Kelas 5-6 MTs Kelas 7-9 MA/MAK Kelas 10 MA/MAK Kelas 11-12 “Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.” Konsep Capaian Pembelajaran Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik. Pembagian Fase
  • 10. Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen dipetakan menurut perkembangan peserta didik Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf yang utuh. Kemampuan yang perlu dicapai peserta didik setelah mempelajari mata pelajaran tersebut ● Alasan mempelajari mapel tersebut ● Keterkaitan antara Mapel dengan salah satu (atau lebih) Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rohmatal Lil Álamin Komponen Capaian Pembelajaran Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran Capaian dalam Setiap Fase Secara Keseluruhan Capaian dalam Setiap Fase menurut Elemen ● Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari dalam mata pelajaran ● Elemen-elemen (strands) atau domain mata pelajaran serta deskripsinya
  • 11. Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. Konsep “Memahami” dalam CP dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman- pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya. Perlu diketahui Bentuk “Pemahaman” dalam CP Apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret.
  • 12. Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya, hal tersebut disesuaikan dengan karakteristik pada masing-masing mata pelajaran. Arti “Elemen” dalam CP Contoh: ● Dalam CP Al-Qur’an Hadis terdapat Elemen: Ilmu Tajwid, Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Hadis, Al-Qur’an, dan Hadis. ● Dalam CP Akidah Akhlak terdapat Elemen: Akidah, Akhlak, Adab, dan Kisah Keteladanan. ● Dalam CP Fikih, terdapat Elemen: Fikih Ibadah, Fikih Muamalah, Usul Fikih Perlu diketahui
  • 13. Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut: Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik hingga mereka mencapai akhir fase Dalam merancang pembelajaran pendidik dapat menggunakan contoh yang disediakan. mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau perencanaan pembelajaran, mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah Pendidik menentukan pilihan tersebut berdasarkan kemampuan masing-masing
  • 14. Kompetensi kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran. Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis menurut urutan dari awal hingga akhir fase. Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini: Tujuan Pembelajaran (TP): Lingkup materi ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit pembelajaran Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase. Menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase. Menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi dalam satu fase
  • 15. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan rujukan teori untuk merumuskan tujuan pembelajaran, diantaranya: Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) 6 Aspek Pemahaman yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) 6 Level Taksonomi Marzano (2000) Pendidik diharapkan untuk tidak fokus pada satu teori saja, melainkan dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran, selama teori tersebut dinilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, serta konteks lingkungan pembelajaran. Perlu diketahui
  • 16. mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk definisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya. menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan. menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. termasuk memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan- tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut: Taksonomi Bloom versi Revisi Anderson dan Krathwohl (2001) (C1) Mengingat (C2) Memahami (C3) Mengaplikasikan (C4) Menganalisis (C5) Mengevaluasi (C6) Menciptakan memecah-mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antar konsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep. Perlu diketahui
  • 17. 6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman peserta didik atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus. Jika peserta didik melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. 6 Aspek Pemahaman Tighe dan Wiggins (2005) Perlu diketahui
  • 18. 6 Aspek Pemahaman (6 facet of understanding) (Wiggins and Tighe, 2005) Merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis. Penjelasan Explanation Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya. Interpretasi Interpretation Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya. Aplikasi Application Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan) Perspektif Perspective Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik. Empati Empathy Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu Pengenalan diri Self-Knowledge Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal. Perlu diketahui
  • 19. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Interpretasi Interpretation Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang ditangkap dari puisi tersebut Aplikasi Application Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya untuk merespons puisi Perspektif Perspective Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda. Empati Empathy Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba merasakan emosi yang dirasakan penulis dan dituangkan dalam media yang berbeda. Perlu diketahui
  • 20. Tingkat 5: metakognisi Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan yaitu sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). Terdapat 6 level taksonomi yaitu: mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. 6 Level Taksonomi Marzano (2000) Tingkat 1: mengenali dan mengingat kembali (retrieval) Pemahaman yang dimaksud melibatkan dua proses yang saling berkaitan yaitu integrasikan dan simbolisasi. Tingkat 2: pemahaman Cakupan analisis disini berupa kemampuan menggenerasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis: (1) mencocokan, (2) mengklasifikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan (5) menspesifikasikan. Tingkat 3: analisis Pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, (4) penyelidikan. Tingkat 4: pemanfaatan pengetahuan Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Ada empat fungsi dari metakognisi: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, (4) memantau ketepatan. Tingkat 6: sistem diri Menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas. Ada empat jenis dari sistem diri: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan. Perlu diketahui
  • 21. Merumuskan TP Lintas Elemen CP Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada CP. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari CP dapat dilakukan melalui beberapa alternatif: Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan pembelajaran yang efektif? Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
  • 22. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP Alternatif 1
  • 23. Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada CP. Alternatif 2 Elemen Kompetensi Lingkup Materi Bilangan Pada akhir Fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi, dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000, dan seterusnya. 1. Memahami 2. Menentukan 3. Membandingkan 4. Mengurutkan 5. Mengidentifikasi 6. Melakukan 7. Menyelesaikan masalah 1. Bilangan cacah sampai 10.000 2. Nilai tempat 3. Komposisi dan dekomposisi bilangan 4. Menggunakan ribuan sebagai satuan 5. Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000 Tujuan Pembelajaran: B1.1 Menyajikan nilai tempat dan urutan pada bilangan cacah sampai 1.000. B1.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai dengan 1.000. B1.3 Menghubungkan gambar dengan nilai pecahan Dan seterusnya
  • 24. Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Elemen Pengukuran Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar- satuan baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. Elemen Geometri Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan 1. Menentukan hubungan antarsatuan baku panjang (cm, m). 2. Menjelaskan cara mengukur panjang benda menggunakan satuan baku. 3. Menjelaskan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). 4. Menentukan ciri bagian-bagian dari bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak). 5. Mengukur bangun datar (segiempat, segitiga, segi banyak) menggunakan satuan baku Merumuskan TP Lintas Elemen CP Alternatif 3 Penting untuk diperhatikan: dapat mengembangkan dengan cara lain selama Capaian Pembelajaran di akhir fase tercapai
  • 25. Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan pembelajaran yang efektif? Perhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP tersebut. 1 Rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi dan lingkup materinya. Pastikan kompetensi utama yang termuat dalam CP tercapai. 2 Pertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar selaras dengan beban JP pada mata pelajaran. 3 Susun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir fase. Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta didik. 4 Perhatikan hal berikut: ● CP berlaku untuk 1 FASE. ● Lihat karakteristik masing-masing mata pelajaran, karena terdapat CP berbasis konten (PP, Matematika), sintaks (Seni), bahkan terdapat pula yang berbasis kompetensi (Bahasa). ● Kalimat dalam tujuan pembelajaran dapat mengambil dari berbagai referensi, poin utamanya adalah “operasional” (kompetensinya terukur). Alur strategi yang dapat dilakukan, guna menyusun alur tujuan pembelajaran sebagai berikut:
  • 26. Bagaimana cara menyusun alur tujuan pembelajaran yang efektif? Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini: Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak). Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional. Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang. Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian. Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik. Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri. (Creating Learning Materials for Open and Distance Learning, 2005; Doolittle, 2001; Morrison, Ross, & Kemp, 2007; Reigeluth & Keller, 2009)
  • 27. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran. Lingkup Materi
  • 28. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran. Lingkup Materi
  • 29. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran. Lingkup Materi
  • 30. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran. Lingkup Materi
  • 31. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran.
  • 32. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● Konten (materi) diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran.
  • 33. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) Keterangan: ● Konten (materi) diperoleh berdasarkan analisis yang terdapat dalam capaian pembelajaran masing-masing elemen, kemudian merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis dari capaian pembelajaran. ● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran. Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B” merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P” elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri, dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang. ● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kode tidak menggambarkan urutan alur tujuan pembelajaran. ● Alokasi Waktu merupakan perencanaan jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-masing tujuan pembelajaran.
  • 34. Jelas dokumen mudah dipahami Merupakan merupakan aktivitas untuk merumuskan: a. capaian pembelajaran yang menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran; b. cara untuk mencapai tujuan belajar ,dan c. cara menilai ketercapaian tujuan belajar. Perencanaan Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran dituangkan dalam bentuk yang: Sederhana dokumen yang berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran Fleksibel dokumen tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran Perlu diketahui
  • 35. Dokumen Perencanaan pembelajaran ini dapat berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Modul Ajar 2 Apabila pendidik menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi komponen- komponen dalam RPP. Komponen minimum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran Komponen minimum dalam modul ajar ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran) ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih pertemuan. ● Asesmen pembelajaran: Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran dan rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran) ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan. ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya ● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran
  • 36. “Komponen dalam Perencanaan Pembelajaran ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya” Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PALING SEDIKIT memuat: Tujuan Pembelajaran Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Penilaian/ Asesmen Pembelajaran Memuat kompetensi dan lingkup materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan ● Kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan dan tahapan perkembangan peserta didik ● Menunjukkan bagaimana media pembelajaran digunakan Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kesiapan dan hasil belajar peserta didik (untuk pendidikan khusus memperhatikan kebutuhan peserta didik) Pendidik dapat mengembangkan lebih dari 3 komponen tersebut, asalkan relevan dengan kebutuhannya. Penyederhanaan ini berfokus agar pendidik dapat lebih menyelaraskan dan mengembangkan aktivitas pembelajaran dan penilaian (asesmen) Perlu diketahui
  • 37. “Komponen dalam Perencanaan Pembelajaran ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya” Komponen Lengkap Modul Ajar Perlu diketahui
  • 38. Pembelajaran terdiferensiasi didasarkan pada hasil asesmen awal pembelajaran pada lingkup materi tertentu. Hasil asesmen awal pembelajaran ini memberikan informasi kesiapan belajar peserta didik (readiness), yaitu informasi kesesuaian pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik saat ini, dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan dipelajari. Asesmen di awal pembelajaran dilakukan hanya terkait kesiapan peserta didik pada kompetensi yang akan dituju/dipelajari. Hasilnya digunakan untuk menyesuaikan rencana pembelajaran yang dibuat agar sesuai dengan tahap pembelajaran peserta didik. Asesmen pada awal pembelajaran diharapkan dapat dilakukan secara natural, seperti diskusi ringan pemantik di awal kegiatan, permainan, kuis, atau tes sederhana. Melakukan Asemen Awal Guna Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Peserta Didik Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Melakukan Diferesiasi Pembelajaran Perlu diketahui
  • 39. Diferensiasi Konten (Materi) Diferensiasi Proses (Metode/Strategi) Diferensiasi Produk Materi pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan peserta didik berdasarkan kompleksitasnya. Misal: Kompetensi yang akan dicapai yaitu mengurutkan dan membandingkan bilangan bulat terkait dalam keseharian Pendidik dapat melakukan diferensiasi terhadap pemahaman konsep bilangan bulat peserta didik di kelas Proses Pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan penerimaan/keterampilan peserta didik. Misal: Kompetensi memahami gaya dan tekanan. Pendidik dapat melakukan diferensiasi berupa: ● pendampingan pada praktik yang dilakukan peserta didik secara langsung ● Modeling-praktik-kerja mandiri-review ● Memberi pertanyaan pemantik untuk belajar mandiri Penyesuaian hasil dari kegiatan pembelajaran berdasarkan peminatan peserta didik Misal: Menceritakan ulang nilai-nilai luhur yang didapatkan dalam teks narasi (dongeng nusantara) Pendidik dapat melakukan diferensiasi produk hasil belajar peserta didik berupa: ● Bahan tayang visual (poster, slide paparan, dan sejenisnya) ● Podcast ● Review berbasis media Audio-visual ● Pagelaran drama Perlu diketahui Diferensiasi Pembelajaran
  • 40. 1. Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar. 2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar. 3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu: Inspirasi Pelaksanaan Pembelajaran Terdiferensiasi Kesiapan Belajar (readiness) Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Pembelajaran Terdiferensiasi ● Peserta didik mengerjakan soal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. ● Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing. Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret. Jika mengalami kesulian, peserta didik diminta mengajukan pertanyaan kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk memastikan agar tidak terjadi miskonsepsi. Berdasarkan data tersebut, pendidik melakukan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:
  • 41. ● Asesmen untuk perbaikan proses pembelajaran ● Berfungsi sebagai asesmen formatif ● Asesmen untuk evaluasi pada akhir proses pembelajaran ● Berfungsi sebagai asesmen sumatif Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran. Pada kurikulum merdeka, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut ini: Perubahan Paradigma Penilaian (Asesmen) Asesmen UNTUK Proses Pembelajaran (Assessment FOR Learning) Asesmen PADA AKHIR Proses Pembelajaran (Assessment OF Learning) Asesmen SEBAGAI Proses Pembelajaran (Assessment AS Learning) ● Asesmen untuk refleksi proses pembelajaran ● Berfungsi sebagai asesmen formatif Perlu diketahui
  • 42. ● Merupakan alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu lingkup materi atau periode tertentu, misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran; ● Capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan ● Digunakan pendidik atau satuan pendidikan untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran. Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya; Karakteristik Asesmen Formatif dan Sumatif Formatif Sumatif ● Terpadu dengan proses pembelajaran, sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. Perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran; ● Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya); ● Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga dibutuhkan metode/strategi pembelajaran dan teknik/instrumen. “Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengatur pelaksanaan asesmen formatif maupun sumatif melalui berbagai teknik guna mengukur dan mengintervensi capaian yang dilakukan dalam pembelajaran”
  • 43. ● Dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan proses pembelajaran ● menggunakan berbagai teknik asesmen sesuai dengan target pada tujuan pembelajaran ● memberikan umpan balik baik untuk peserta didik maupun pendidik ● berorientasi pada perubahan, bukan sekadar memenuhi kuantitas nilai yang termuat dalam rapor ● bersifat informatif ● Dilakukan untuk mengonfirmasi capaian pembelajaran peserta didik pada periode tertentu (akhir lingkup materi, semester atau akhir jenjang) ● Hasilnya akan digunakan sebagai bahan pengolah laporan hasil belajar ● Pemberian umpan balik tetap dilakukan walaupun data hasil pengukuran capaian telah didapat ● Menggunakan berbagai teknik asesmen Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Formatif Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Sumatif Perlu diketahui
  • 44. Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio. Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian. Teknik dan Instrumen Asesmen “Terdapat berbagai teknik dalam melakukan asesmen, pendidik diberikan keleluasaan memilih teknik dan instrumen agar asesmen selaras dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik valid dan dapat ditindak lanjuti” Observasi Penilaian Kinerja (Performance Test) Tes Lisan Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis. Tes Tertulis Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu. Portofolio
  • 45. Teknik dan Instrumen Asesmen “Terdapat berbagai teknik dalam melakukan asesmen, pendidik diberikan keleluasaan memilih teknik dan instrumen agar asesmen selaras dengan kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil belajar peserta didik valid dan dapat ditindak lanjuti” Rubrik Ceklist Grafik Perkembangan Instrumen Asesmen Catatan Anekdotal Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik. Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju. Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi catatan performa dan perilaku peserta didik yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi yang telah dilakukan. Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar peserta didik.
  • 46. Penerapan Pola Pikir Bertumbuh Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di berikut ini: Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam. Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat mempengaruhi performa peserta didik. Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu dibandingkan dengan teman-temannya. Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman (peer feedback). Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik.
  • 47. Berikut acuan dalam memberikan umpan balik kepada peserta didik melalui tangga umpan balik (Ladder of Feedback)
  • 48. Penerapan Tangga Umpan Balik Berorientasi Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) Contoh Mengidentifikasi Unsur-unsur Bangun Ruang (Jaring-jaring Kubus) - Fase C “Bagaimana Ananda mengetahui gambar ini akan membentuk kubus?” Klarifikasi “Bentuk kotak-kotak yang Ananda gambar, hampir sama sehingga mudah jika disusun menjadi bentuk kubus.” Nilai “Ibu melihat Ananda menarik garis secara langsung. Bagaimana jika menggunakan penggaris agar garisnya lebih lurus?” Perhatian “Jika tugas membuat jaring-jaring bangun ruang akan kita laksanakan kembali, pada bagian yang mana Ananda akan melakukan perbaikan?” Saran “Selamat Nak, telah menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas ini. Ibu juga senang karena kamu mengumpulkan tugas tepat waktu.” Apresiasi
  • 49. Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran 1 Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang 2 Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik 3 Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar 4 Melaksanakan asesmen Sumatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya. 5 Siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen
  • 50. Pengolahan hasil penilaian dapat dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau deskripsi. Pendidik perlu menentukan kriteria untuk memetakan ketercapaian tujuan pembelajaran. Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan: Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya). Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan menggunakan beberapa pendekatan, 1. Menggunakan deskripsi kriteria 2. Menggunakan rubrik 3. Menggunakan interval nilai
  • 51. Kriteria: Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 1. Menggunakan deskripsi kriteria Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 52. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 2. Menggunakan rubrik Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 53. Contoh Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 3. Menggunakan interval Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”
  • 54. Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut: Pengolahan Hasil Asesmen Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran 1 Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pembelajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data kuantitatif dan mendeskripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional. Bukti Tujuan Pembelajaran Perlu Bimbingan (0-60) Cukup (61-70) Baik (71-80) Sangat Baik (81-100) 1. Mampu menguraikan manfaat sumber energi Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi Menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi Menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi Menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi 2. Mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur Memerlukan bimbingan dalam melakukan prosedur pengamatan Melakukan prosedur pengamatan secara mandiri, namun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan Melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan tepat Mampu mengarahkan teman yang lain dalam melakukan prosedur pengamatan Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.
  • 55. Nama Kualitas Bukti (Indikator 1) Kualitas Bukti (Indikator 2) Deskripsi Nilai (rerata) Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan 72 Badu Perlu Bimbingan (55) Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali kesalahan 59* Candra Sangat Baik (95) Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi serta dapat melakukan prosedur pengamatan secara mandiri dengan tepat 87,5 Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik, untuk pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini Pengolahan Hasil Asesmen Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi. * peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • 56. Penting untuk Diperhatikan Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada. Pengolahan Hasil Asesmen Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir 2 Pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) Cara 1 Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya: Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) Cara 2
  • 57. Pengolahan Hasil Asesmen Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian) Cara 1 Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran untuk mapel Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku untuk semua mapel). Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di satuan pendidikan. Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada orang tua dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh peserta didik. Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan. Perlu diketahui
  • 58. Pengolahan Hasil Asesmen Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) Cara 2 Asumsi: Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan rubrik 4 kategori yaitu: ● Perlu bimbingan (1) peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan ● Cukup (2) peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan pembelajaran ● Baik (3) peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran ● Sangat Baik (4) peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan Tanda centang diberikan sesuai dengan rubrik ketercapaian yang ada pada masing-masing tujuan pembelajaran deskriptor tertera pada rubrik penilaian yang telah disusun. Perlu diketahui
  • 59. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor Contoh Data Kuantitatif
  • 60. Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor Contoh Data Kualitatif
  • 61. Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi tersebut sebagai berikut: Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditandai dengan warna merah Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP 1
  • 62. Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan ATP 2 Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditandai dengan warna merah
  • 63. Penyusunan Deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari materi yang sudah diberikan 2 Dalam penyusunan deskripsi capaian kompetensi, pendidik harus mengidentifikasi capaian kompetensi tertinggi dan terendah. Untuk melihat capaian kompetensi tertinggi ditandai dengan warna hijau dan capaian kompetensi terendah ditandai dengan warna merah
  • 65. Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan hasil belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian. Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:` Pengolahan Hasil Asesmen Rapor 1 Portofolio 2 Diskusi/Konferensi 3 Pameran Karya 4
  • 66. Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran. Bentuk Laporan Hasil Belajar Rapor 1 1. Identitas peserta didik 2. Nama satuan pendidikan 3. Kelas 4. Semester 5. Mata pelajaran 6. Nilai 7. Deskripsi 8. Catatan guru 9. Presensi 10. Kegiatan ekstrakurikuler. Komponen pada Rapor DIKDASMEN Catatan: Format dapat disesuaikan berdasarkan struktur kurikulum masing-masing jenjang. Deskripsi capaian kompetensi peserta didik berisi informasi tentang kompetensi yang sudah dicapai dan kompetensi yang perlu ditingkatkan. Deskripsi menggunakan kalimat positif dan memotivasi.
  • 67. Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis, poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal - jawaban. Bentuk Laporan Hasil Belajar Portofolio 2
  • 68. Tujuan diskusi adalah berbagi informasi antara pendidik, peserta didik dan orang tua. Sekolah perlu menentukan fungsi dari suatu diskusi untuk dapat mengembangkan struktur, dan kegiatannya melibatkan menentukan target belajar. Diskusi atau konferensi bisa dalam struktur formal maupun informal. Bentuk Laporan Hasil Belajar Diskusi/Konferensi 3
  • 69. Tujuan dari pameran karya adalah sebagai perayaan proses belajar peserta didik dan juga sebagai asesmen sumatif. Pameran karya berisi proses dari pembelajaran hingga produk dari sebuah proyek belajar. Pameran karya bisa mengundang orang tua peserta didik, komunitas sekolah maupun mengundang peserta didik dan pendidik dari sekolah lain untuk saling belajar dan mendapatkan umpan balik dari audiens yang lebih luas selain pendidik kelas Bentuk Laporan Hasil Belajar Pameran Karya 4
  • 70. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right level). Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya. Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan. Mekanisme Kenaikan Kelas Pada MI, MTs, MA, MAK, atau sederajat, kenaikan kelas mempertimbangkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut. Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan. a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran b. Laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila c. Portofolio d. Paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi pembelajaran lampau pada peserta didik jenjang SMK e. Prestasi akademik dan non-akademik f. Ekstrakurikuler g. Penghargaan peserta didik h. Tingkat kehadiran Perlu diperhatikan
  • 71. Isu-isu terkait Kenaikan Kelas Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran yang belum tuntas (ada tujuan-tujuan pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi pencapaian minimum). Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang belum tercapai/tuntas. Peserta didik mempunyai masalah presensi/ketidakhadiran yang banyak (Banyaknya jumlah ketidakhadiran disepakati oleh satuan pendidikan) Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
  • 72. Mekanisme Kelulusan Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan/program pendidikan setelah: Menyelesaikan Seluruh Program Pembelajaran 1 Mengikuti penilaian sumatif yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. 2

Editor's Notes

  1. Belum dilayout
  2. Belum dilayout
  3. Belum dilayout
  4. Kegiatan ini berdurasi 1 JP (60 menit)